Disusun oleh:
Charien Rahayu Lestari (4102.0218.A001)
“Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi
yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.”
Promosi kesehatan menurut Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Fundation – Australia
1997) :
“Sebagai berikut Health Promotion is a program are design to bring about ‘change’
within people, organization, communities and their environment. Batasan ini menekankan bahwa
promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh,
dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga
perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti perubahan lingkungan tidak akan
efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama. Contoh orang indonesia yang pernah tinggal
diluar negeri. Sewaktu dinegara itu ia telah berperilaku teratur, mengikuti budaya antri dalam
memperoleh pelayanan apa saja, seperti naik kereta, bus dll. Tetapi setelah kembali ke indonesia,
dimana budaya antri belum ada, maka ia akan ikut berebut naik kereta dan bus. Oleh karena itu
promosi kesehatan bukan hanya sekedar merubah perilaku tetapi juga mengupayakan perubahan
lingkungan, sistem dan sebagainya.”
Menurut Lawrence Green (1990) dalam buku promosi kesehatan segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan
organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang baik
bagi kesehatan.
Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mecapai 3 hal, yaitu :
1. Tujuan Program
Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu yang
berhubungan dengan status yang berhubungan dengan status kesehatan.
3. Tujuan Perialku
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (Perilaku yang
diinginkan). Oleh sebab itu tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.
Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu sebagai berikut :
1. Perorangan/ Keluarga
2. Masyarakat/ Lsm
a. Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan perilaku dan
lingkungan sehat.
b. Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di bidang kesehatan.
1. Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan turut
terlibat dalam program tersebut.
2. Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan dan
implementasi intervensi.
3 Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat didefinisikan serta dimodifikasi
dan merupakan prioritas bagi pekerja.
4. Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja.
5. Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan mengimplementasikan
intervensi.
6. Evaluasi harus dilakukan juga.
7. Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun intervensi promosi
kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dan kelompok.
8. Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsip-prinsippemberdayaan dan atau
model yang berorientasi pada masyarakat dengan menggunakan lebih dari satu metode.
1.1.5 Media Promosi Kesehatan
1) Benda asli
yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati. Merupakan alat peraga
yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk serta ukuran
yang tepat.
Tetapi alat peraga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana
sebagai alat bantu mengajar.Termasuk dalam macam alat peraga ini antara lain :
• Benda sesungguhnya
misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja, dsb
• Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti cacing dalam
botol pengawet, dll
• Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dll
2) Benda tiruan
(Kembar namun berbeda) yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Benda
tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal
ini dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli
yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam
bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik dan lain-lain.
3) Gambar/Media grafis
(Seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll) Poster Adalah sehelai
kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit katakata. Kata-kata
dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca pada
jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang
mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan,
papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan,
ilustrasi, kartun, gambar atau photo. Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi
orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena itu cara pembuatannya harus
menarik, sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang
baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang
melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak. Leaflet Leaflet adalah selembaran
kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah
dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara
berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentan suatu
masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang
diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada
saat pertemuanpertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu,
kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan
sederhana seperti di photo copy.
Promosi kesehatan sama halnya dengan Pendidikan Kesehatan lain yang memiliki
perjalanan panjang sehinga dapat muncul sebagai salah satu bentuk intervensi yang berperan
dalam peningkatan derajat kesehatan. Berikut merupakan sejarah singkat dari promosi kesehatan.
Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya
berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong
rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun
pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch Hygienische
Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah
pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang
sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.
b. Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
1) Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)
2) Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
3) Munculnya Posyandu
4) Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll)
Ruang lingkup promosi kesehatan secara sederhana, ruang lingkup prosmosi kesehatan
diantaranya yaitu:
3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang
tekananya pada penyebaran informasi.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk
mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang
berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan
suasana dan lain lain di berbagai / sektor, sesuai keadaan).
6. Promosi kesehatan merupakan pengorganisasian masyarakat (community organization),
pengembangan masyarakat (social development), pemberdayaan masyarakat (social
mobilization), pembedayaan masyarakat (community empowerment)
Menurut Notoadjo (2008). Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek sasaran
adalah :
2. Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek sasaran tatanan tempat pelaksanaan:
a. Promosi kesehatan adalah tatanan keluarga –rumah tangga.
Untuk mencapai perilaku sehat masyarakat, maka harus dimulai pada tatanan
masing masing keluarga. Dari teori pendidikan dikatakan, bahwa keluarga adalah
tempat persamaian manusia sebagai anggota masyarakat.
Ruang lingkup dalam promosi kesehatan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
Oleh karena masyarakat berada dalam berbagai status atau kondisi, maka
promosi kesehatan harus bersifat komprehensif. Di dalam upaya kesehatan,
dikenal 5 tingkat pencegahan dari Leavell and Clark (1967):
a. Pencegahan primer, yang terdiri dari:
I. Peningkatan derajat kesehatan (health promotion)
II. Perlidungan khusus (specific protection)
b. Pencegahan sekunder
III. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and
prompt treatment)
IV. Pembatasan cacat (disability limitation)
c. Pencegahan tertier:
V. Rehabilitasi (rehabilitation)
Ruang lingkup promosi kesehatan yang bersifat komprehensif harus mencakup kelima
tingkat pencegahan tersebut.
Deklarasi Alma Ata (1978)yang terkenal dengan visi “Sehat untuk semua
tahun 2000” menghasilkan konsep Pelayanan Kesehatan dasar (Primary Health
Care), yang meliputi: Acute primary care; Health education; Health promotion;
Disease surveilance and monitoring; Community Development.
Sigerist (1945) mengkategorikan upaya-upaya seperti di atas menjadi
tingkat pelayanan dan menyebutnya sebagai fungsi kedokteran (Tones and Green,
2004: 14)
a. Peningkatan derajat kesehatan (health promotion)
b. Pencegahan penyakit (prevention of disease)
c. Perawatan/pengobatan penyakit (curation of disease)
d. Pemulihan dari sakit (rehabilitation)
Ruang lingkup aktivitas yang lebih operasional dapat kita rujuk ke definisi
yang dikemukakan Green dan Kreuter serta Kerangka Precede-Proceed, yang
meliputi (1) aktivitas pendidikan kesehatan, (2) pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan, peraturan serta upaya organisasi. Kedua aktivitas ini merupakan
intervensi yang bersifat langsung terhadap perilaku, akar-akar perilaku atau
lingkungan. Aktivitas lain yang sangat mutlak agar aktivitas yang disebut di atas
dapat dihasilkan dan dijalankan adalah (3) advokasi.
a. Pengetahuan Kesehatan.
c. Praktek kesehatan.
Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas
orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit
menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau
mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan
tindakan untuk menghindari kecelakaan.
1.3 MODEL dan NILAI PROMOSI KESEHATAN
A. Pengertian
Model adalah suatu kerangka kerja atau kerangka berfikir di dalam menyelesaikan suatu
keadaan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, sesuatu kebenaran,
keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku.
Nilai budaya adalah sesuatu yang dianggap berharga atau keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntunan nurani. Nilai-nilai tersebut dijadikan
landasan, alas an, dan montivasi dalam perbuatanya.
Kelemahan :
a. Tahap prekontempalsi
Yaitu tahap diamana seseorang belum memikirkan sebuah perilaku sama
sekali, orang tersebut belum bermaksud mengubah suatu perilaku.
b. Tahap kontemplasi
Yaitu tahap diamana seseorang benar benar memikirkan suatu perilaku,
namun masih belum siap untuk melakukanya
c. Tahap tindakan
Yaitu tahap dimana seseorang sudaj melakukan perubahan perilaku
d. Tahap pemeliharaan
Yaitu tahap dimana seseorang keberlangsungan jagka panjang dari
perubahan perilaku yang terjadi.
Contoh:
“ seorang ibu karena kurang mendapatkan pengetahuan dan pelatihan
tidak pernah berpikir untuk menutup makan, memasak air minum, atau
menjaga kebersihan dapur. Setelah mendengar siaran radio tentang bahaya
kuman dan melihat tetangganya membersihkan rumah, ia mulai
berkontemplasi untuk mengambil untuk menjaga kebersihan di rumah.
Kemidiaan ia mencari informasi dari tetangga dan petugas kesehatan
setempat, akhirnya memulai proses perubahan perilaku setelah satu periode
waktu, ibu tersebut mau menutup makanan, memasak air minum dan menjaga
kebersihan lingkungan dapur sebagai tugas sehari hari.”
1. Stress
adalah respon tubuh yang rtidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh
yang terganggu. Stress menimbulkan dampak secara total pada induvidu yaitu
terhadap fisik, spikologis, mental, intelektual, social, dan spiritual.
Macam-macam stress :
a. Stress ringan : merusak aspek fisiologis, biasanya di rasakan oleh setiap orang
dan biasanya berakhir dalam beberapa menit/jam.
b. Stress sedang : terjadi lebih lama
c. Stress berat : stress kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa
tahun.
Gejala stress
Gejala stress bisa diamati seperti : rasa cemas yang berlebihan, marah,
menangis, menyempak, dan sebagainya.
2. Coping
a. Jangka panjang
Merupakan cara yang efektif dan reaslisasi dalam menangani psikologis untuk
kurun waktu yang lama.
b. Jangka pendek
Cara yang digunakan untuk mengurangi stress/ ketegangan psikologis dan cukup
efektif untuk waktu sementara.
Nilai dalam promosi kesehatan
Promosi kesehatan secara implisit berdasarkan beberapa nilai-nilai :
2. Holistik kesehatan
Holistic adalah sebuah cara pandang terhadap sesuatu yang dilakukan dengan
konsep pengakuan bahwa hal keseluruhan adalah sebuah kesatuan yang lebih penting
daripada bagian-bagian kesatuan yang membentuknya.
a) Dimensi fisik
b) Dimesi sosial
c) Dimensi emosional
d) Dimensi intelektual
e) Dimensi spiritual
2) Faktor Perilaku
Situasi dan kondisi yang umum terjadi dimasyarakat yang perlu mendapat dukungan sebagai
berikut:
1. Dukungan sosial (sosial support)
Adalah suatu bentuk tingkah laku yang menumbuhkan perasaan nyaman dan membuat
induvidu percaya bahwa induvidu dihormati, dihargai, dicintai, dan bahwa orang lain
bersedia memberikan perhatian dan keamanan.
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang laintersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalamkonteks promosi
kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuatkeputusan atau penentu
kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat,sehingga para pejabat tersebut mau
mendukung program kesehatan yang kitainginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat
keputusan tersebut dapat berupakebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk
undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.
Tujuan :
Bentuk kegiatan :
Dalam pembangunan kemitraan ada tiga prinsip kunci yang perlu dpahami oleh
masiing masing anggota kemitraan, yakni:
a. Equality (persamaan)
Persamaan adalah situasi dimana induvidu dan anggota organisasi yang
telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa “duduk sama rendah berdiri
sama tinggi”. Oleh sebab itu di dalam forum kemitraan asas demokrasi harus
diutamakan, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain
karena merasa lebih tinggi dan tidak ada dominasi terhadap yang lain.
b. Transparancy (keterbukaan)
Keterbukaan maksudnya adalah apa yang menjadi kekuatan atau kelebihan
atau apa yang menjadi kekurangan atau kelemahan masing masing anggota
yang satu harus diketahui oleh anggota lainya. Demikian pula berbagai
sumber daya yang dimiliki oleh anggota yang satu harus diketahui oleh
anggoyta lainya. Bukan untuk menyombongkan yang satu dengan yang lain,
tetapi lebih untuk saling memahami satu dengan yang lain sehingga tidak ada
rasa saling mencurigai. Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan rasa
saling melengkapi dan saling membantu diantara anggota.
Tujuan :
1. Untuk anjuran dan contoh positif dari petugas kesehtan atau pemuka
masyarakat
2. Adanya dukungan lembaga lembaga masyarakat
3. Adanya dukungan media massa
4. Tersedianya media massa
Sasaran :
1. Tenaga professional
2. Institusi pelayanan kesehtan
3. Organisasi massa
4. Lembaga swadaya masyarakat
5. Kelompok peduli kesehatan
6. Para pemuka agama
7. Tokoh masyarakat dan orang-orang yang berpengaruh di masyarakat
8. Kelompok media massa
Indicator keberhasilan :
Contoh kegiatan :
1. Tersedianya peraturan dilarang merokok bagi seluruh gedung
perkantoran pemerintah.
2. Pertemuan dengan tokoh-tokoh agama untuk memberi contoh gerakan
kesehatan
3. Adanya forum bersama antara departemen kesehatan RI dengan forum
komunikasi LSM.
a. Pemberdayaan induvidu,
b. Pemberdayaan keluarga
c. Pemberdayaan kelompok/masyarakat.
Dalam mengucapkan agat klien tahu dan sadar, kuncinya terketak pada
keberhasilan membuat klien tersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya diare) adalaha
masalah baginya dan bagi masyarakatnya. Sepanjang sasaranya belum mengetahui dan
menyadari bahwwa sesuatu itu merupakan masalah, maka klien tersebut tidak akan
bersedia menerima informasi apapun lebih lanjut. Saat klien telah menyadari masalah
yang dihadapinya, maka kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut tentang
masalah yang bersangkutan perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai dengan
menyajikan fakta-fakta dan mendramatisasi masalah.
Tujuan :
Sasaran :
Contoh : ketika kepala kecamatan mengeluarkan ijin mendirikan bangunan maka harus
ada ketentuan bahwa yang membuat bangunan harus membangun bangunan dengan didukung
sarana kesehatan seperti jamban keluarga.
1.4.2.2 Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum, termasuk pemerintah
kota, agar mereka menyediakan sarana prasarana atau fasilitas yang mendukung
terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-
tempat umum tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat
umum antara lain: tersedianya tempat sampah, tersedianya tempat buang air besar/kecil,
tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi perokok dan non perokok, dan
sebagainya. Dengan perkataan lain, para pengelola tempat-tempat umum, pasar, terminal,
stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, mall, dan sebagainya, harus menyediakan sarana-
prasarana untuk mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.
Masyarakat kita kompleks dan saling berhubungan. Kesehatan tidaak dipisahkan
dari tujuan-tujuan lain. Kaitan yang tak dipisahkan antara manusia dan lingkunganya
menjadikan basis untuk sebuah pendekatan sosio-ekologisbagi kesehatan. Prinsip
panduan keseluruhan bagi dunia, bangsa, kawasan, dan komunitas yang serupa, adalah
kebutuhan untuk memberi semangat pemeliharaan yang timbal balik untuk memelihara
satu sama lain, komunitas, dan lingkungan alam kita. Konservasi sumber daya alam di
seluruh dunia harus ditekankan sebai tanggung jawab global. Perubahan pola hidup,
pekerjaan dan waktu luangmemiliki dampak yang signifikan pada kesehatan. Pekerjaan
dan waktu luang harus menjadi sumber kesehtan untuk manusia. Cara masyarakat luang
harus menjadi sumber kesahatan yang sehat. Promosi kesehtan menciptakan kondisi
hidup dan kondisi kerja yang penjajakan sistematis dampak kesehatan dari lingkungan
yang berubah pesat terutama di daerah teknologi, daerah kerja, produksi energy dan
urbanisasi sangat esensial ddan harus diikuti dengan kesehtan masyarakat.
Perlindungan alam dan lingkungan yang dibangun serta konservasi dari sumber
daya yang harus ditunjukan untuk promosi kesehatan. Lingkungan yang mendukung
adalah lingkuangan dimana kita akan menjadikan contoh yang baik tentang kesehatan
lingkungan ketika akan melakukan promosi kesehatan.
Contoh :
Adanya sekolah sehat yang mempunyai lingkungan yang sehat.
Contoh:
Pemanfaatan sarana kesehatan terdekat sebagai wadah informasi dan komunikasi
tengang kesehatan.
kesehatan diciptakan dan dijalani oleh manusia di antara peraturan dari kehidupan
mereka sehari-hari di mana mereka belajar, bekerja, bermain dan mencintai. Kesehatan
diciptakan dengan memelihara satu sama lain dengan kemampuan untuk membuat
keputusan dan membuat kontrol terhadap kondisi yang dialami seseorang menciptakan
kondisi yang memungkinkan pencapaian kesehatan oleh semua anggotanya.
Pendekatan perilaku merupakan respon terhadap kondisi jiwwa dan fisik seseorang
terhadap respons motoric, respon fisiologis, respon kognitif, dan respons efektif.
Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individu
masyarakat, sehingga mereka mengambil gaya hidup “ sehat “. Contohnya antara lain
mengajarkan orang bagaimana menghentikan merokok,mendorong orang untuk melakukan
latihan olahraga, memelihara gigi,makan makanan yang baik dan seterusnya. Orang-orang yang
menerapkan pendekatan ini akan merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan hal paling
baik bagi kliennya dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong
sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup sehat yang menguntungkan.
Prinsip perubahan perilaku:
Contoh:
Berolahraga, makan makanan yang sehat/seimbang, tidak merokok, memelihara
kesehtaan gigi dan sebaginya.
Hal ini bukan hal umum untuk promosi kesehatan dikelirukan dengan pendidikan
kesehatan. Istilah ini tidak seharusnya digunakan dengan dapatdipertukarkan. Promosi kesehatan
mencakup seluruh aktivitas yang bertujuan untuk mempromosikan gaya hidup sehat; pendidikan
kesehatan merupakan bagian integral dari prosesnya. Dines dan Crib (1993) menggambarkan
promosi kesehatan sebagai istilah cakupan luasdibandingkan pendidikan kesehatan dan
menunjuk kepada’pendidikankesehatan plus’.
Pendekatan ini dimulai sejak abad ke-19 di mana masyarakat diajari dan meningkat
kegelisahannya dipandu ke gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit. Sasaran dari pendidikan
kesehatan modern adalah bekerjadengan pendekatan individual sebuah tingkat atau bagian dari
kesehatanmelalui strategi kemungkinan. Hal ini menggunakan dasar yang terfasilitasi.
Pengenalan pendekatan membujuk dan peningkatankegelisahan diproduktifkan untuk hal pokok
da penghargaan kesehatan.Landasan dari pendidikan kesehatan modern adalah
pemberdayaan(Tones1992). Pendidikan kesehatan modern dilihat sebagai elemen penting
dalam promosi kesehatan. Bidan secara aktif termasuk ke dalam bagian antara promosi kesehata
n dan pendidikan kesehatan dan memiliki relasi yangunik dengan perempuan dan keluarganya
untuk mempengaruhi penggunaan gaya hidup sehat.
Contoh:
Pekerja seks komersial diberi penyuluhan tentang kondom dalaam mencegah
HIV/AIDS.
Ibu hamil diberi penyuluhan tentang cara mengolah makanan yang baik dan benar
dan sebagainya.
Etika adalah bagian dari filosopi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya buruk atau
baik.
Moral adalah pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk
serta mempengaruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang
pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama
dan sebagainya.
Moral juga merupakan keyakinan indvidu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk
walaupun situasi berbeda.
1. langkah-langkah:
a. Menentukan status
b. Tentukan pola pelayanan kesehtan
c. Tentukan hubungan antara status dan pelayanan kesehatan
3. sumber data
a. dokumen dari pelyanan kesehtan (puskesmas, bidan desa dll)
b. langsung dari masyarakat
c. petugas lapangan
d. tokoh masyarakay formal dan informal
b. Wawancara (interview)
Wawancara anatara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk
mengetahui apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk
mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu
mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka
perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
Pemantauan dan evaluasi merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh petugas
kesehatan untuk memonitor pelaksanaan promosi kesehatan apakah telah terlaksana sesuai
rencana dan melakukan evaluasi pelaksanaan apakah telah terlaksana sesuai rencana dan
melakukan evaluasi pelaksanaan apakah sudah menyentuh sasaran dan hasilnya sudah sesuai
dengan tujuan.
Promosi kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan
dengan maslah-masalah lain diluar maslah kesehtan, baik faktor internal ataupun faktor
eksternal(sosial budaya, lingkungan fisik, politik,ekonomi,pendidikan, dan sebagainya).
Menurut Henrik L.Blum (1874) seperti dikutip Azwar (1983), terdapat empat faktor yang
memiliki pengaruh besar terhadap kesehtan, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor
pelayanan kesehtan dan faktor keturunan yang saling memengaruhi.
Perilaku adalah resultan antar stimulus (factor eksternal) dengan respon (faktor internal0
terhadap orang yang berperilaku tersebut. Perilaku seseorang ditentukan oleh faktor-faktor baik
dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku
ini disebut determinan.
Dalam bidang perilaku kesehtan ada tiga teori yang sering menjadi acuan:
1. Teori Law rence Green
Pada teori ini terdapat dua determinan masalah kesehtan yaitu:
a. Faktor perilaku (behavioural factor)
b. Faktor nonperilaku (non behavioural factor)
Faktor-faktor tersebut ditentukan oleh tiga faktor utama sebagai berikut:
a. Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal untuk bertindak atau
berperilaku
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai
c. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat
d. Sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang
Pertimbangan etis yang perlu kita lakukan dan pikian yaitu petugas kesehtan tidak
boleh secara sengaja menunda pelayanan atau informasi peningkatan status pengetahuan
masyarakat dapat bermanfaat terhadap pengembangan promosi kesehtan kepada
masyarakat tersebut, petugas kesehatan menghargai kerahasian informasi masyarakat
kecuali atas permintaan hokum atau demi kepentingan masyarakat dan petugas kesehatan
yang tidak kompeten tidak boleh mengajarkana kegiatan promosi kesehatan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan