Anda di halaman 1dari 9

KONSEP PROMOSI KESEHATAN

Pengampu: N Faisal Amir

Disusun Oleh:
Kelompok 1:

Nurul Qomariyah (16142010029)


Aida Yudia (16142010005)
Bella Listiya Eka P (16142010008)
Ilham Aldi Widianto (16142010016)
Maulidya Eka Cahyani (16142010023)
R. Ratna Sari Dewi (16142010031)
Nur Laili Alfin (16141010134)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDIA HUSADA MADURA
2017

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………...………..4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………5
1.3 Tujuan Masalah…………………………………………………5

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Promoai Kesehatan ………………………………….6
2.2 Perkembangan PromKes ………………………………………7
2.3 Batasan Promkes …………………………………..…………..9
2.4 Visi dan Misi Kesehatan ………………………………...…….10
2.5 Prinsip-prinsip Promosi Kesehatam…………………..………13
2.6 Pendekatan dan Pencegahan dalam Promkes …….…..……...14

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………16
3.2 Saran………………………………………………………..........16

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja
dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami yang telah memberikan kesehatan jasmani da rohani sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ‘Konsep Promosi Kesehatan’ ini dengan lancar. Sholawat serta salam tak lupa kami
curahkan kehadirat Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke
alam yang penuh rahmat ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Namun, terlepas dari itu semua kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat ataupun inspirasi untuk para pembaca

Bangkalan, 15 Februari 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan termasuk kehamilan dan persalinan
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi
kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja
dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan
seluruh masyarakat indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaannya bagaimana cara ahidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan
yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga biasa dilakukan dengan cara penyuluhan oleh
tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.
Mengingat tugas kita sebgaai tim medis adalah salah satunya memperkenalkan bagaimana cara
hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan membahas tentang“promosi
kesehatan”

1.2 Rumusan Masalah


Apa itu PromKes?
Bagaimana perkembangan PormKes?
Apa saja batasan dalam PromKes?
Apa visi dan misi PromKes?
Apa saja prinsip-prinsip PromKes?
Bagaimana cara pendekatan dan pencegahan dalam Promkes?
Bagaimana ruang lingkup Promkes dan sasaran PromKes?

1.3 Tujuan Penulisan


Mengetahui definisi PromKes
Mengetahui perkembangan PromKes
Mengetahui batasan dalam PromKes
Mengetahui visi dan misi PromKes
Mengetahui prinsip-prinsip PromKes
Mengetahui cara pendekatan dan pencegahan dalam PromKes
Mengetahui ruang lingkup PromKes dan sasaran PromKes

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Promoai Kesehatan


Secara konsep definisi kesehatan dapat kita pahami dari beberapa rangkaian sesuai perkembangan
promosi kesehatan itu sendiri, adapun beberapa definisi promosi kesehatan dalam perkembangannya
adalah sebagai berikut:
WHO (1984), merevitalisasi pendidikan kesehatab dengan istilah promosi kesehatan diartikan
sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku
tetapi juga perubahan lingkungan yabg memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.
Menurut Lawrence Green (1984)
"segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik,
dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan".
Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari
upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian
upaya kesehatan yang komprehensif. Promosi kesehatan juga merupakan upaya untuk menjajakan,
memasarkan atau menjual yang bersifat persuasif, karena sesungguhnya "kesehatan" merupakan
"sesuatu" yang sangat layak jual, karena sangat perlu dan dibutuhkan setiap orang dan masyarakat
(Depkes RI, 1997).
Promosi kesehatan menurut Departemen Kesehatan RI., (2004) adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku
mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan
tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat (Pamsimas, 2009).
Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatan diri dan lingkungannya. Memberdayakan adalah upaya untuk membangun
daya atau mengembangkan kemandirian yang dilakukan dengan menimbulkan kesadaran,
kemampuan, serta dengan mengembangkan iklim yang mendukung kemandirian. Dengan demikian,
promosi kesehatan merupakan upaya memengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku
beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau paling tidak berisiko rendah.
Program Promosi Kesehatan tidak dirancang "dibelakang meja". Supaya efektif, program harus
dirancang berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat sasaran setempat.

2.2 Perkembangan PromKes


Promosi kesehatan berkembang dari Pendidikan Kesehatan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya,
bahwa Pendidikan Kesehatan merupakan Intervensi terhadap perilaku sebagai determinan kesehatan
atau kesehatan masyarakat. Secara umum, pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengembangkan
perilaku individu, kelompok, atau masyarakat agar mereka berperilaku hidup sehat. Mengembangkan
perilaku disini mencakup mengubah perilaku yang kurang atau tidak sehat menjadi perilaku sehat,
meningkatkan perilaku sehat, atau mempertahankan perilaku sehat yang sudah dimiliknya.
Promosi Kesehatan sebenarnya merupakan revitalisasi atau pembaruan dari Pendidikan Kesehatan
menjadi Promosi Kesehatan, tidak terlepas dari pengalaman empiris, bahwa pendidikan kesehatan
sebelum tahun 1980-an hanya menekankan perubahan perilaku dengan pemberian informasi-
informasi atau penyuluhan-penyuluhan kesehatan. Akibat dari praktik pendidikan kesehatan seperti
ini perubahan perilaku masyarakat tentang kesehatan sangat lamban dan sangat kecil. Dari beberapa
hasil studi yang ada, termasuk yang dilakukan oleh WHO, terungkap bahwa meskipun pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan telah tinggi, namun praktik atau tindakannya tentang kesehatan masih
rendah. Hal ini bahwa perubahan atau peningkatan pengetahuan tentang kesehatan tidak diimbangi
dengan tindakan atau praktiknya.
Belajar dari pengalaman bertahun-tahun tersebut disimpulkan bahwa kesehatan belum
“memampukan” ( praktik atau tindakan) masyarakat untuk berperilaku sehat, tetapi baru dapat men-
“tahukan” (pengetahuan) dan me-“maukan”(sikap). Hal ini terjadi karena memang dengan
mencukupinya pengetahuan dan sikap saja tidak otomatis akan berubah menjadi praktik atau
tindakan untuk melakukan hidup sehat diperlukan faktor pendukung berupa sarana dan prasarana
untuk melakukannya. Contoh: untuk makanan bergizi bukan hanya perlu pengetahuan tentang gizi,
tetapi perlu tersedianya makanan bergizi, atau tersedia uang untuk membeli makanan; untuk buang
air besar di jamban perlu tersedianya jamban, untuk menggunakan air bersih bukan hanya perlu
pengetahuan air bersih, tetapi juga harus tersedia sarana air bersih dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka pendidikan kesehatan yang konotasinya hanya mengubah
perilaku saja, di revitalisasi menajdi promosi kesehatan yang tidak hanya melakukan perubahan
perilaku, tetapi juga perubahan determinan perilaku yang lain, yakni lingkungan, baik itu fisik, sosial,
ekonomi, kebijakan, dan sebagainya. oleh sebab itu, dalam kurun waktu sekitar seperempat abad
(1984-kini) konsep dan prinsip tentang promosi kesehatan dikembangkan dan di sosialisasikan, di
antaranya:
Pada 1984 berkembang konsep bahwa aktivitas promosi kesehatan dilakukan dengan memandang
populasi sebagai suatu kesatuan, dilakukannya tindakan konkrit terhadap determinan kesehatan,
mengkombinasikan beragam pndekatan, mengarahkan kegiatan pada upaya meningkatkan peran
serta masyarakat, dan meningkatkan peran tenagakesehatan dalam memberdayakan masyarakat
Pada 1986 piagam ottawa menyatakan bahwa promosi kesehatan diselenggarakan dengan
membangun kebijakan public yang berwawasan kesehatan, menciptakan lingkungan yang
mendukung, memperkuat aksi masyarakat, mengembangkan keterampilan personal, dan reorientasi
pelayanan kesehatan. Konverensi internasional promosi kesehatan selanjutnya menyatakan
perlunya:
Kebijakan berwawasan kesehatan;
Lingkungan yang mendukung kesehatan;
Aliansi dan kemitraan;
Konferensi internasional promosi kesehatan II di Adeilaide, Australia (1988), konferensi ini
menekankan empat bidang prioritas, yaitu: (1) mendukung kesehatan wanita; (2) makanan dan gizi;
(3) rokok dan alkohol; dan (4) menciptakan lingkungan kesehatan.
Konferensi internasional promosi kesehatan III di Sundval, Swedia (1991), konferensi ini
mengemukakan 4 strategi kunci, yakni : (1 memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat; (2)
memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya
melalui pendidikan dan pemberdayaan; (3) membangun aliansi; dan (4) menjadi penengah diantara
berbagai konflik kepentingan ditengah masyarakat.
Konferensi internasional promosi kesehatan IV di jakarta, indonesia (jakarta delecration on health
promotion, 1997).
Promosi kesehatan pada abad ke 21 mempunyai dasar tujuan adalah sebagai berikut :
Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan
Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan
Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan
Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat
Mengembangkan infrastruktur promosi kesehatan.

2.3 Batasan Promkes


Sejalan dengan perkembangan promosi kesehatan seperti telah diuraikan diatas, maka batasan
promosi kesehatan juga mengalami berbagai ragam perkembangan, antara lain:
1.Pada 1986 konferensi promosi kesehatan di Otawa, Canada, mengeluarkan piagam Otawa. Dalam
Otawa Charter antara lain merumuskan batasan promosi kesehatan, yang lebih luas dan padat:
"Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve their
health." (Promosi Kesehatan adalah suatu proses untuk membuat orang atau masyarakat mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya)
2. Yayasan Kesehatan dari Victoria Australia (VicHealth, 1996) merumuskan definisi yang lebih tegas,
jelas, dan komprehensif, yakni: "Promosi Kesehatan adalah suatu proses untuk melakukan
perubahan perilaku, organisasi, komunitas, dan lingkungannya)
3. Promosi Kesehatan terus berkembang, yang menyebabkan WHO harus merumuskan kembali
batasan promosi kesehatan, sebagai berikut: "health promotion is the process of enabling individuals
and communities to increase control over the terminants of health and thereby improve their health.
" (WHO, 2003)
Batasan ini lebih luas lagi, bahwa promosi kesehatan tidak hanya berurusan dengan perilaku sebagai
salah satu determinan kesehatan, tetapi berkepentingan terhadap semua determinan kesehatan
dalan rangka peningkatan kesehatan individu dan masyarakat. Promosi kesehatan adalah suatu
proses untuk membuat individu dan masyarakat mampu dalam meningkatkan dan mengendalikan
faktor-faktor (determinan-determinan) yang mempengaruhi kesehatan mereka, sehingga kesehatan
individu maupun masyarakat meningkat.
Dari tiga kutipan batasan tersebut diatas, secara implisit diartikan bahwa promosi kesehatan tidak
hanya terfokus pada perubahan perilaku saja, melainkan juga melakukan upaya perubahan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-budaya, dan organisasi dimana orang
tersebut berada. Promosi kesehatan meyakini bahwa dengan terjadinya perubahan perilaku saja
tidak akan efektif. Perubahan perilaku harus disertai dengan perubahan lingkungan agar terjadi
perilaku yang langgeng.
Oleh sebab itu dapat dirumuskan dalam bentuk lain, bahwa promosi kesehatan adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi
yang dirancang untuk memudahkan terjadinya perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan. Sejalan dengan perkembangan batasan promosi kesehatan tersebut, dapat ditarik
beberapa kata-kata kunci promosi kesehatan sebagai berikut:
1. Strategi yang diarahkan untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi, serta membantu individu
dan kelompok sehingga lebih aktif dan bertanggung jawab dalam kesehatan fisik dan mental.
2. Aktivitas dimana individu dan komunitas dapat menggunakannya untuk
meningkatkan gaya hidup sehat.
3. Kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi organisasi, politik, dan
ekonomi yang dirancang guna memfasilitasi adaptasi perilaku dan
lingkungan sehinhmgga dapat meningkatkan kesehatannya.

2.4 Visi dan Misi Kesehatan


Visi umum promosi kesehatan (WHO) yakni: meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif
secara ekonomi maupun sosial (Notoatmodjo, 2007)
Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi, dan strategi yang jelas, sebagaimana
tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1193/2004 tentang
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, Misi, dan strategi tersebut sejalan bersama program
kesehatan lainnya dalam mengisi pembangunan kesehatan lainnya dalam mengisi pembangunan
kesehatan serta kerangka Paradigma Sehat menuju Visi Indonesia Sehat.
Visi Promosi Kesehatan adalah: "PHBS 2010", yang mengindikasikan tentang terwujudnya
masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah benar-benar visioner,
menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi
tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang inging diperbaiki) ke
suasana baru (yang ingin dicapai) Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan promosi
kesehatan adalah askep budaya (kultur) , yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam
interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.
Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1) memberdayakan individu, keluarga, dan
masyarakat untuk hidup sehat; (2) Membina suasana atau lingkungan yang kobdusif bagi terciptanya
PHBS di masyarakat; (3) melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu
kebijakan. Misi tersebut telah menjelakan tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh promosi
kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus, upaya, dan kegiatan yang
perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan serempak.
Selanjutnya, strategi promosi kesehatan yang selama ini dikenal adalah ABG, yaitu: Advokasi, Bina
Suasana, dan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat. Ketiga strategi tersebut dengan jelas
menunjukkan bagaimana cara menjalankan misi dalam rangka mencapai visi. Strategi tersebut juga
menunjukkan ketiga strata masyarakat yang perlu digarap, yaitu strata primer adalah masyarakat
langsung perlu digerakkan peran aktifnya melalui upaya gerakan atau pemberdayaan masyarakat
(community Development, PKMD, posyandu, poskestren, pos UKS, dan lain-lain). Strata sekunder
adalah para pembuat opini dimasyarakat, perlu dibina atau diajak bersama untuk menumbuhkan
norma perilaku atau budaya baru agar diteladani masyarakat. Ini dilakukan melalui media massa,
media tradisional, adat, atau media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah, dan potensi
setempat. Sedangkan strata tersier adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang
perlu dilakukan advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah dan potensi
yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan sehat, yang memberikan dampak
positif bagi kesehatan.
Dengan visi, misi, dan strategi seperti ini, promosi kesehatan juga jelas akan melangkah dengan
mantapnya dimasa depan. Namun, sebagaimana konsep promosi kesehatan yang disebutkan
dimuka, visi, misi, dan strategi tersebut juga harus dapat dioperasionalkan secara lebih membumi
dilapangan, sesuai keadaan, masalah, dan potensi setempat.
Untuk mencapai visi, perlu upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang disebut "MISI". Jadi
yang dimaksud Misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk mencapai visi
tersebut. Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi tiga butir menurut
Notoatmodjo (2007), yaitu:

1. Advokat (Advocate)
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan diberbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan. Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para
pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa program
kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan
politik.

2. Menjembatani (Mediate)
Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan
kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu kerjasama dengan program lain
dilingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait. Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kerja
sama atau kemitraan ini, peran promosi kesehatan diperlukan.
3. Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti kepada masyarakat
diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri dibidang kesehatan, termasuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Misalnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka
meningkatkan keterampilan cara-cara bertani, berternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi
dan sebagainya dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Selanjutnya, dengan ekonomi
keluarga yang meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
keluarga juga meningkat.

2.5 Prinsip-Prinsi Promosi Kesehatan


Promosi Kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi
perubahan prilaku. Dengan demikian, promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang
dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam
organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik, dan sebagainya). Atau dengan
kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap, dan
perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan nonfisik)
dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Beberapa prinsip dalam
promosi kesehatan yang sangat perlu diapahami adalah sebagai berikut:
Definisi Promosi Kesehatan (Health Promotion), adalah Proses pemberdayaan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to control
over and improve their health), lebih luas dari Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi
Kesehatan meliputi pendidikan / penyuluhan kesehatan, dan di pihak lain penyuluh/pendidikan
kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.
Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan
upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan
perilaku dan kualitas kesehatan.
Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari
upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian
upaya kesehatan yang komprehensif.
Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang selanjutnya
disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan bina
suasana (social support).
Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam lima tatanan, yaitu di
rumah/tempat tinggal, di sekolah, di tempat kerja, di tempat-tempat umum, dan di sarana kesehatan.
Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan,
keterbukaan dan saling memberi manfaat. Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dangan
masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan
lintas sektor.
Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dangan tanpa
mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil
kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai
uantuk diukur: adalah mutu dan frekuensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat
masyarakat, dan lain-lain.

2.6 Pendekatan dan Pencegahan dalam Promkes


Pencegahan berdasarkan pendapat Leavell dan Clark ( Prepathogenesis Phase& Pathogenesis
Phase).
Prepathogenesis-(Primary Prevention/pencegahan primer)
Prepathogenesis adalah suatu kejadian penyakit atau masalah kesehatan.
Primary prevention merupakan suatu usaha agar masyarakat yang berada dalam stage of optimum
health tidak jatuh ke dalam stage yang lebih buruk.
Primary Prevention dilakukan dengan dua cara:
Health Promotion yaitu peningkatan status kesehatan masyarakat melalui;
Health education
Growth and development monitoring
Mariage counseling
Sex enducation
Pengendalian lingkungan /P2M
Askep perenatal
Stimulasi dan bimbingan dini
Perlindungan gizi
Penyuluhan untuk pencegahan keracunan
General and sepecifik protection
Imonisas , personal hygiene, accdental safety, kesehatan kerja perlindungan diri dari bahan kimia
atau toxin, pengendalian sumber pencemaran.
Pathogenesis phase
Secondary prevention (pencegahan sekunder) yaitu pencegahan terhadap masyarkat yang masih
sedang sakit, dengan dua kegiatan;
Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera/adekuat), melalui:
penemuan kasus secara dini, pemeriksaan umum lengkap, penanganan kasus survei terhadap
kontak, dan lain lain.
Disability limitation ( pembatasan kecatatan)
Penyempurnaan&identifikasi
Pencegahan komplikasi
Perbaikan fasilitas kesehatan
Penurunan beban sosial penderita, dan lain-lain.
Tertiary prevention ( pencegahan tersier)
Yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari sakit dan mengalami
kecacatan antara lain: pendidikan kesehatan lanjutan, terapi kerja, perkampungan rehabilitasi sosial,
penyadaran masyarakat, lembaga rehabilitasi, dan lain-lain.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan control dan
peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan merupakan suatu proses
yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan
kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri
Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan oleh perawat adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Agar promosi kesehatan dapat lebih tepat sasaran, maka sasaran tersebut perlu dikenali
lebih rinci, dan jelas melalui pengelompokkan sasaran promosi kesehatan
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfatkan oleh mahasiswa dan mahasiswi keperawatan dalam
melaksanakan promosi kesehatan, dan kami berharap makalah ini mendapatkan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai