Anda di halaman 1dari 16

Strategi Dan Upaya Peningkatan Mutu Guru

Yusriah, S.Pd.I
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Secara fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan


manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu
maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar
bangsa. Dalam pendidikan dipengaruhi oleh faktor majemuk, yaitu faktor yang
satu saling berpengaruh terhadap faktor yang lainnya. Namun demikian, faktor
yang paling penting adalah guru, karena hitam-putihnya proses belajar mengajar
di dalam kelas banyak dipengaruhi oleh mutu gurunya.

Guru dikenal sebagai ‘hidden curriculum’ atau kurikulum tersembunyi, karena


sikap dan tingkah laku, penampilan profesional, kemampuan individual, dan apa
saja yang melekat pada pribadi seorang guru, akan diterima oleh peserta didiknya
sebagai rambu-rambu untuk diteladani atau dijadikan bahan pembelajaran. Bagi
sebagian besar orangtua siswa, sosok pendidik atau guru masih dipandang sebagai
wakil orangtua ketika anak-anaknya berada di luar rumah.

Guru adalah seorang pengajar yang wajib ditiru dan dihormati oleh setiap
peserta didik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru sangat penting
peranannya dalam penyelenggaraan tersebut, pasalnya semua materi pengajaran
yang ada di setiap sekolah semuanya disampaikan olah guru dan agar setiap
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Memang
kualitas guru yang baik dan cemerlang akan membawa dampak yang baik pula
pada kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini pemerintah memang harus
mengupayakan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan demi
meningkatkan kualitas guru agar lebih baik.

Pada saat ini memang kualitas guru agaknya menurun, karena pemerintah
yang kurang peduli akan nasib para guru, disamping itu gaji yang rendah, juga
masalah atau kesibukan pribadi yang selalu mendera nasib para guru. Sehingga ini
akan berdampak pula pada penurunan kualitas pendidikan di indonesia. Dalam
Proposal ini Saya akan membahas cara upaya dalam meningkatkan kualitas guru.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas tersebut perlu kiranya Saya dapat membuat
perumusan masalah sebagai pendukung dan panduan untuk terfokusnya kajian
proposal ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:

a. Bagaimana konsep guru terhadap pengaruh pendidikan?


b. Sebutkan faktor penyebab kualitas mutu guru menurun?
c. Apa saja kendala, peran, dan usaha pemerintah dalam meningkatkan mutu
Guru?
d. Upaya apa saja yang ditempuh dalam peningkatan mutu guru?
e. Strategi apa saja yang digunakan dalam peningkatan mutu guru?

3. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan perumusan masalah yang akan di tanyakan sebagai panduan


dalam pembuatan Proposal ini, perlu kiranya memerlukan tujuan pembahasan
sebagai jawaban atas perumusan masalah. Adapun tujuan pembahasan sebagai
berikut :

a. Menjelaskan tentang konsep guru tergadap pengaruh pendidikan


b. Menyebutkan faktor penyebab kualitas mutu guru menurun
c. Menjelaskan kendala, peran dan usaha pemerintah dalam meningkatkan
mutu guru
d. Menjelaskan upaya yang ditempuh dalam peningkatan mutu guru
e. Menjelaskan strategi yang digunakan dalam peningkatan mutu guru
BAB II

PEMBAHASAN

1. GURU TERHADAP PENDIDIKAN

Menghadapi pesatnya persaingan pendidikan di era global ini, semua


pihak perlu menyamakan pemikiran dan sikap untuk mengedepankan
dalam peningkatan pendidikan. Pihak-pihak yang ikut bertanggung jawab dalam
pendidikan yaitu pemerintah, masyarakat, pendidik serta semua subsistem bidang
pendidikan. Dari pihak yang disebutkan di atas, dalam pembahasan tulisan ini
yang disoroti hanya masalah “guru”, sebab guru menjadi fokus utama dari kritik-
kritik atas ketidakberesan sistem pendidikan.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pada sisi lain guru juga menjadi
sosok yang paling diharapkan dapat mereformasi tataran pendidikan. Guru
menjadi mata rantai terpenting yang menghubungkan antara pengajaran dengan
harapan akan masa depan pendidikan di sekolah yang lebih baik. Menjadi guru
merupakan profesi yang penuh dengan tantangan, disamping itu pula
guru berhadapan dengan tuntutan kualitas profesi, amanah dari orang,
masyarakat, pemerintah karena guru tetap dianggap memiliki akuntabilatas atas
keberhasilan pembelajaran akademis siswa.

Guru juga berhadapan dengan tuntutan perubahan yang begitu cepat,


seperti informasi yang begitu mudah diakses melalui internet yang sudah berang
tentu akan mengubah aspek-aspek pendidikan konpensional yang selama ini
ditekuni. Hal ini, tentu saja akan memaksa para guru untuk mengubah model dan
metode belajar–mengajar yang selama ini ditekuni serta materi dan jenis tugas-
tugas yang diberikan kepada murid. Permasalahan guru di Indonesia baik secara
langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan masalah mutu guru yang masih
belum memadai dan jelas. Hal ini ikut menentukan mutu pendidikan nasional.
Mutu pendidikan nasional kita yang rendah, menurut beberapa pakar pendidikan,
salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya mutu guru itu sendiri di samping
faktor-faktor yang lain.
2. FAKTOR PENYEBAB KUALITAS GURU MENURUN

Faktor-faktor apa sajalah yang menyebabkan penurunan kualitas guru.


Penurunan kualitas guru memang disebabkan oleh sejumlah faktor-faktor, dan
memang faktor-faktor tersebutlah yang mengakibatkan pada penurunan kualitas
dan kinerja guru. Dalam masalah ini faktor-faktor yang menyebabkan pada
penurunan kualitas guru yaitu :

A. Kurang pedulinya pemerintah akan nasib para guru

Kurang pedulinya pemerintah akan nasib guru memang sangat mempengaruhi


kualitas dan kinerja guru. Ini di karenakan bilamana pemerintah tidak peduli akan
nasib kehidupan para guru, maka kondisi ekonomi para gurupun juga akan tidak
stabil. Ini juga akan berdampak pada kualitas guru itu sendiri ketika mengajar
dikelas. Terutama kurang pedulinya pemerintah terhadap guru honorer yang
selama 10 tahun masih gigit jari.

B. Banyaknya guru yang kurang mengenal tentang teknologi

Kemajuan teknologi informasi yang hebat dan menjamurnya perangkat


teknologi informasi tidak serta merta membuat para guru melek teknologi. Tidak
sedikit dari mereka yang tetap gagap teknologi atau gaptek. Banyaknya guru yang
kurang mengenal teknologi, ini memungkinkan para guru untuk sulit berpikir
lebih maju, pasalnya teknologi ini sangat penting dalam menunjang karir seorang
guru dalam meningkatkan kualitasnya untuk mengajar.

C. Penghasilan atau gaji guru yang rendah

Gaji yang rendah, ini nampaknya juga akan menghambat peningkatan


kualitas pada guru, karena penghasilan atau gaji yang rendah, itu akan
mempengaruhi dan mengganggu konsentrasi para guru saat mengajar.

D. Banyaknya masalah pribadi yang dialami oleh para guru

Banyaknya masalah pribadi yang mendera para guru, ini berakibat guru
akan cenderung lebih fokus dalam memikirkan masalah pribadi tersebut, sehingga
ini akan mengakibatkan penghambatan pada proses kelancaran kegiatan belajar
mengajar di sekolah.

E. Kendala pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru

Dalam proses pengupayaan meningkatkan kualitas guru. Belum tentu


pengupayaan tersebut akan terus berjalan lancar. Dalam hal ini pemerintah pasti
akan menjumpai sejumlah kendala yang dapat menghambat dari proses
peningkatan kualitas guru, salah satunya yaitu soal dana. Memang dalam upaya
meningkatkan kualitas guru dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Ini dikarenakan
banyaknya jumlah guru yang tersebar di indonesia, maka dari itu pemerintah
harus cermat dan tepat dalam urusan penggunaan dana ini. Agar pengupayaan
peningkatan kualitas guru dapat berjalan dengan lancar.

F. Peran pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas guru

Peran pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas guru amat penting,


pasalnya pemerintahlah yang paling bertanggung jawab atas nasib para guru. Jadi
apabila pemerintah lengah atau gagal dalam mengurus nasib para guru, maka ini
juga akan berdampak tidak baik pada kualitas dan kinerja guru.

G. Usaha yang harus dilakukan pemerintah demi maningkatkan kualitas guru

Dari kenyataannya pada saat ini kondisi pendidikan kita payah maka
kualitas guru tentunya tidak akan jauh berbeda. Kondisi pendidikan akan sama
payahnya jika kita bicara tentang kualifikasi guru-guru yang ada saat ini. Padahal
kita sepakat bahwa hanya dengan memiliki guru-guru yang berkualitaslah kita
baru akan bisa memperbaiki kualitas pendidikan kita secara mendasar dan
menyeluruh. Lantas bagaimana usaha pemerintah dalam usahanya untuk
meningkatkan kualitas para guru. sebagai suatu terobosan untuk memperbaikinya
meskipun harus kita akui bahwa usaha untuk meningkatkan penghasilan mereka
adalah suatu usaha yang juga sangat mendasar. Secara mendasar dapat kita
katakan bahwa dengan meningkatnya penghasilan mereka maka mereka akan bisa
lebih berkonsentrasi pada tugas-tugas mengajar mereka. Disamping itu
pemerintah juga harus memperbaiki sistem kinerja guru yang buruk agar lebih
professional dan dengan usaha-usaha seperti itu maka kualitas guru dapat
meningkat.

3. KENDALA, PERAN, DAN USAHA PEMERINTAH DALAM


MENINGKATKAN MUTU GURU

a. Kendala pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru.

Dalam proses pengupayaan meningkatkan kualitas guru. Belum tentu


pengupayaan tersebut akan terus berjalan lancar. Dalam hal ini pemerintah pasti
akan menjumpai sejumlah kendala yang dapat menghambat dari proses
peningkatan kualitas guru, salah satunya yaitu soal dana. Memang dalam upaya
meningkatkan kualitas guru dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Ini dikarenakan
banyaknya jumlah guru yang tersebar di indonesia, maka dari itu pamerintah
harus cermat dan tepat dalam urusan penggunaan dana ini. Agar pengupayaan
peningkatan kualitas guru dapat berjalan dengan lancar

b. Peran pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas guru.

Peran pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas guru amat penting,


pasalnya pemerintahlah yang paling bertanggung jawab atas nasib para guru. Jadi
apabila pemerintah lengah atau gagal dalam mengurus nasib para guru, maka ini
juga akan berdampak tidak baik pada kualitas dan kinerja guru.

c. Usaha yang harus dilakukan pemerintah demi maningkatkan kualitas


guru.

Dari kenyataannya pada saat ini kondisi pendidikan kita payah maka kualitas
guru tentunya tidak akan jauh berbeda. Kondisi pendidikan akan sama payahnya
jika kita bicara tentang kualifikasi guru-guru yang ada saat ini. Padahal kita
sepakat bahwa hanya dengan memiliki guru-guru yang berkualitaslah kita baru
akan bisa memperbaiki kualitas pendidikan kita secara mendasar dan menyeluruh.
Lantas bagaimana usaha pemerintah dalam usahanya untuk meningkatkan
kualitas para guru. sebagai suatu terobosan untuk memperbaikinya meskipun
harus kita akui bahwa usaha untuk meningkatkan penghasilan mereka adalah
suatu usaha yang juga sangat mendasar. Secara mendasar dapat kita katakan
bahwa dengan meningkatnya penghasilan mereka maka mereka akan bisa lebih
berkonsentrasi pada tugas-tugas mengajar mereka. Disamping itu pemerintah juga
harus memperbaiki sistem kinerja guru yang buruk agar lebih profesional. Dan
dengan usaha - usaha seperti itu maka kualitas guru dapat meningkat.

4. UPAYA PENINGKATAN MUTU GURU

a. Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Upaya peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor majemuk.


Faktor yang satu saling berpengaruh terhadap faktor yang lainnya. Namun
demikian, faktor yang paling penting adalah guru, karena hitam-putihnya proses
belajar mengajar di dalam kelas banyak dipengaruhi oleh mutu gurunya. Guru
dikenal sebagai 'hidden currickulum' atau kurikulum tersembunyi, karena sikap
dan tingkah laku, penampilan profesional, kemampuan individual, dan apa saja
yang melekat pada pribadi sang guru, akan diterima oleh peserta didiknya sebagai
rambu-rambu untuk diteladani atau dijadikan bahan pembelajaran. Bagi sebagian
besar orangtua siswa, sosok pendidik atau guru masih dipandang sebagai wakil
orangtua ketika anak-anaknya tidak berada di dalam keluarga.

Pada era teknologi informasi, guru memang tidak lagi dapat berperan
sebagai satu-satunya sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Peran guru telah
berubah lebih menjadi fasilitator, motivator, dan dinamisator bagi peserta didik.
Dalam era teknologi informasi peserta didik dengan mudah dapat mengakses
informasi apa saja yang tersedia melalui internet. Dalam kondisi seperti itu, maka
guru diharapkan dapat memberikan peran yang lebih besar untuk memberikan
rambu-rambu etika dan moral dalam memilih informasi yang diperlukan. Dengan
kata lain, peran pendidik tidak dapat digantikan oleh apa dan siapa, serta dalam
era apa saja. Untuk dapat melaksanakan peran tersebut secara efektif dalam proses
pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan harus ditingkatkan mutunya
dengan skenario yang jelas.

B. Peningkatan Gaji dan Kesejahteraan Guru

Mohammad Surya (Ketua Umum Pengurus Besar PGRI), menyatakan dengan


tegas bahwa "semua keberhasilan agenda reformasi pendidikan pada akhirnya
ditentukan oleh unsur yang berada di front terdepan, yaitu guru. Hak-hak guru
sebagai pribadi, pemangku profesi keguruan, anggota masyarakat dan warga
negara yang selama ini terabaikan, perlu mendapat prioritas dalam reformasi".
Hak utama pendidik yang harus memperoleh perhatian dalam kebijakan
pemerintah adalah hak untuk memperoleh penghasilan dan kesejahteraan dengan
standar upah yang layak, bukan 'upah minimum'. Kebijakan "upah minimun"
boleh jadi telah menyebabkan pegawai bermental kuli, bukan pegawai yang
mengejar prestasi. Itulah sebabnya, maka langkah pertama peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan adalah memberikan kesejahteraan guru dengan
gaji yang layak untuk kehidupannya.

Langkah pertama ini dinilai amat vital dan strategis untuk meningkatkan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan. Mengapa? Setidaknya ada dua alasan.
Pertama, dari lima syarat pekerjaan dapat disebut sebagai profesi, yang masih
belum terpenuhi secara sempurna adalah gaji dan kompensasi dari pelaksanaan
peran sebagai profesi. Kelima syarat pekerjaan sebagai profesi adalah;

1. Bahwa pekerjaan itu memiliki fungsi dan signifikansi bagi masyarakat,


2. Bahwa pekerjaan itu memerlukan bidang keahlian tertentu,
3. Bidang keahlian itu dapat dicapai dengan melalui cabang pendidikan tertentu
4. Bahwa pekerjaan itu memerlukan organisasi profesi dan adanya kode etik
tertentu
5. Bahwa pekerjaan tersebut memerlukan gaji atau kompensasi yang memadai
agar pekerjaan itu dapat dilaksanakan secara profesional.
Dari kelima syarat tersebut, yang masih belum terpenuhi sepenuhnya adalah
syarat yang kelima, yakni gaji dan kompensasi yang memadai. Alasan kedua,
karena peningkatan gaji dan kesejahteraan merupakan langkah yang memiliki
dampak yang paling berpengaruh (multiplier effects) terhadap langkah-langkah
lainnya. Kalau perlu, agar langkah pertama tersebut tidak menjadikan iri bagi
pekerjaan lainnya, kenaikan gaji dapat dilakukan secara menyeluruh dan bertahap.
Hal ini terkait dengan maraknya tindak korupsi yang telah mencapai tingkat yang
berbahaya seperti virus yang telah menjangkiti semua aspek kehidupan manusia.

C. Membangun Sistem Sertifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Serta


Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

Sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan, pembangunan sistem sertifikasi pendidik dan tenaga
Kependidikan serta sistem penjamin mutu pendidikan merupakan langkah yang
amat besar, yang akan memberikan dukungan bagi pelaksanaan langkah pertama,
yang juga sangat berat, karena terkait dengan anggaran belanja negara yang sangat
besar. Penataan sistem sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan tidak boleh
tidak harus dilakukan untuk menjamin terpenuhinya berbagai standar nasional
pendidikan yang telah ditetapkan.

Prasyarat yang harus dipernuhi sebagai berikut; untuk pendidik yang akan
diangkat menjadi PNS harus diterapkan standar minimal kualifikasi pendidikan.
Sementara bagi guru yang sudah memiliki pengalaman tidak perlu dituntut untuk
memenuhi standar ijazah tersebut, karena hanya akan menyebabkan terjadinya apa
yang disebut dengan 'jual beli ijazah' yang juga dikenal dengan 'STIA' atau
'sekolah tidak ijazah ada'. Yang diperlukan bagi mereka adalah pendidikan profesi
dan sistem diklat berjenjang yang harus dihargai setara dengan kualifikasi
pendidikan tertentu. Jika sistem sertifikasi ini telah mulai berjalan, maka sistem
kenaikan pangkat bagi pendidik dan tenaga kependidikan sudah waktunya
disesuaikan. Kenaikan pangkat pendidik dan tenaga kependidikan bukan semata-
mata sebagai proses administrasi semata-mata, melainkan lebih merupakan proses
penting dalam sertifikasi yang berdasarkan kompetensi.

5. STRATEGI PENINGKATAN MUTU GURU

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar yang


dilakukan oleh guru sebagai tenaga kependidikan, maka profesi guru harus
memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan
kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses
belajar mengajar. Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar ini
sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai
pengajar yang mendidik.

Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak sebatas
memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan estetika
perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Sebagai
pengajar, guru hendaknya memiliki perencanaan (planing) pengajaran yang cukup
matang. Perencanaan pengajaran tersebut erat kaitannya dengan berbagai unsur
seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar, metode mengajar,
dan evaluasi. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian integral dari keseluruhan
tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran.

Secara umum terdapat beberapa langkah strategi yang dapat


diimplementasikan dalam lingkungan kependidikan dengan tujuan bahwa
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan akan behasil melalui
strategi- strategi berikut ini

1. Evaluasi diri

Evaluasi diri sebagai langkah awal bagi setiap sekolah yang ingin, atau
menerncanakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kegiatan ini
dimulai dengan curah pendapat yang diikuti oleh kepala sekolah, guru, dan
seluruh staf, dan diikuti juga anggota komite sekolah.

Kegiatan evalusi diri ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sekolah saat ini
dalam segala aspeknya (seluruh komponen sekolah), kemajuan yang telah dicapai,
maupun masalah-masalah yang dihadapi ataupun kelemahan yang dialami.
Kegiatan evaluasi diri ini juga merupakan refleksi/mawas diri, untuk
membangkitkan kesadaran / keprihatinan akan penting dan perlunya pendidikan
yang bermutu, sehingga timbul komitmen bersama untuk meningkatkan
mutu sense of quality, serta merumuskan titik tolak point of departure bagi
sekolah/madrasah yang ingin atau akan mengembangkan diri terutama dalam hal
mutu.

Titik awal ini penting karena sekolah yang sudah berjalan untuk memperbaiki
mutu, mereka tidak berangkat dari nol, melainkan dari kondisi yang dimiliki.

2. Perumusan Visi, Misi, dan Tujuan

Bagi pihak sekolah yang baru berdiri atau baru didirikan, perumusan visi dan
misi serta tujuan merupakan langkah awal / pertama yang harus dilakukan yang
menjelaskan kemana arah pendidikan yang ingin dituju oleh para pendiri/
penyelenggara pendidikan. Dalam kasus sekolah/madrasah negeri kepala sekolah
bersama guru mewakili pemerintah kab/kota sebagai pendiri dan bersama wakil
masyarakat setempat ataupun orang tua siswa harus merumuskan kemana sekolah
kemasa depan akan dibawa, sejauh tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan
nasional seperti tercantum dalam UU Nomor 23 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

Kondisi yang diharapkan / diinginkan dan diimpikan dalam jangka panjang itu,
kalau dirumuskan secara singkat dan menyeluruh disebut visi. Keadaan yang
diinginkan tersebut hendaklah ada kaitannya dengan idealisme dan mutu
pendidikan . Idealisme disini dapat berkaitan dengan kebangsaan, kemanusiaan,
keadilan, keluhuran budi pekerti, ataupun kualitas pendidikan sebagaimana telah
didefinisikan sebelumnya. Sedangkan misi, merupakan jabaran dan visi atau
merupakan komponenkomponen pokok yang harus direalisasikan untuk mencapai
visi yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, misi merupakan tugas-tugas pokok
yang harus dilakukan untuk mewujudkan visi.

Tujuan merupakan tahapan antara, atau tonggak tonggak penting antara titik
berangkat (kondisi awal) dan titik tiba tujuan akhir yang rumusannya tertuang
dalam dalam bentuk visi-misi. Tujuan-tujuan antara ini sebagai tujuan jangka
menengah kalau tiba saatnya berakhir (tahun yang ditetapkan ) akan disusul
dengan tujuan berikutnya, sedangkan visi dan misi (relatif/pada umumnya)masih
tetap. Tujuan (jangka menengah), dipenggal-penggal menjadi tujuan tahunan yang
biasa disebut target/sasaran, dalam formulasi yang jelas baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Tujuan-tujuan jangka pendek (1 tahun) inilah yang rincian
persiapannya dalam bentuk perencanaan.

3. Perencanaan

Perencanaan pada tingkat sekolah adalah kegiatan yang ditujukan untuk


menjawab : apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannnya untuk
mewujudkan tujuan (tujuan-tujuan) yang telah ditetapkan / disepakati pada
sekolah yang bersangkutan, termasuk anggaran yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan yang direncanakan.

Dengan kata lain perencanaan adalah kegiatan menetapkan lebih dulu tentang
apa-apa yang harus dilakukan, prosedurnya serta metode pelaksanaannya untuk
mencapai suatu tujuan organisasi atau satuan organisasi. Perencanaan oleh
sekolah merupakan persiapan yang teliti tentang apa-apa yang akan dilakukan dan
skenario melaksanakannya untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam bentuk
tertulis. Dikatakan teliti karena ia harus menjelaskan apa yang akan dilakukan,
seberapa besar lingkup cakupan kuantitatif dan kualitatif yang akan dikerjakan,
bagaimana, kapan dan berapa perkiraan satuan-satuan biayanya, serta hasil seperti
apa yang diharapkan.

4. Pelaksanaan
Apabila kita bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen yang umumnya kita
kenal sebagai fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/penggerakkan
atau pemimpinan dan kontrol/pengawasan serta evaluasi, maka langkah pertama
sampai dengan ketiga dapat digabungkan fungsi perencanaan yang secara
keseluruhan (untuk sekolah) sudah dibahas. Didalam pelaksanaan tentu masih ada
kegiatan perencanaan-perencanaan yang lebih mikro (kecil) baik yang terkait
dengan penggalan waktu (bulanan,semesteran, bahkan mingguan), atau yang
terkait erat dengan kegiatan khusus, misalnya menghadapi lomba bidang studi,
atau kegiatan lainnya.

Tahap pelaksanaan, dalam hal ini pada dasarnya menjawab bagaimana semua
fungsi manajemen sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan lembaga yang
telah ditetapkan melalui kerjasama dengan orang lain dan dengan sumber daya
yang ada, dapat berjalan sebagaimana mestinya (efektif dan efisien). Pelaksanaan
juga dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan merealisasikan apa-apa yang
telah direncanakan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan upaya


peningkatan mutu pendidiknya dan tenaga kependidikannya. Upaya peningkatan
mutu pendidikan tidak akan memenuhi sasaran yang diharapkan tanpa dimulai
dengan peningkatan butu pendidik dan tenaga kependidikannya.

2. Upaya peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan tidak dapat


dilepaskan dengan aspek-aspek penting sebagai berikut: (1) gaji dan standar
kesejahteraan yang layak untuk kehidupannya, (2) standar kualifikasi, (3) standar
kompetensi dan upaya peningkatannya, (4) sistem sertifikasi pendidik dan tenaga
kependiikan dan alih profesi yang tidak memenuhi standar kompetensi, (4)
seleksi/rekruitmen yang jujur dan transparan, (5) standar pembinaan karir, (6)
penyiapan calon pendidik dan tenaga kependidikan yang selaras dengan standar
kompetensi, dan lebih menekankan praktik dan dengan teori yang kuat, (7) sistem
diklat di lembaga inservice training dan pendidikan profesi di LPTK, dan (8)
pemberdayaan organisasi pembinaan profesional seperti KKG, MGMP, MKKS,
dan MKPS, yang perlu diberdayakan. Mudah-mudahan.

3. Semoga melalui sumbangan pemikiran dalam peningkatann mutu pendidik


dan tenaga kependidikan dapat terus ditingkatkan sehingga tercapai Insan
Indonesia Cerdas dan Kompetitif melalui upaya mewujudkan pendidikan yang
mampu membangun insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif dengan adil,
bermutu, dan relevan untuk kebutuhan masyarakat global.
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. Guru Profesional:Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidkan Dan Sukses
Dalam Sertifikasi Guru Jakarta: Raja Grafindo persada,.2007

Rosyada,Dede Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model


PelibatanMasyarakat
Dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. 2004

Uzer Usman, Moch. Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.2005

http://thebestofeducation.wordpress.com/makalah/bab-ii-kajian-teori/peningkatan-
kualitas-tenaga-pendidik/

http://sinungcuaemblogspot.blogspot.com/2011/01/-upaya-meningkatkan-
kualitas.html

http://hermawanwahyusetiadi.blogspot.com/2013/02/makalah-upaya-
peningkatkan-kompetensi.html

http://sinungcuaemblogspot.blogspot.com/2011/01/makalah-upaya-meningkatkan-
kualitas.html

http://nurlaesahijamaludin.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai