Anda di halaman 1dari 24

LATIHAN KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PENERAPAN

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DALAM SETTING PEMBELAJARAN


INOVATIF DAN PENILAIANNYA

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Micro Teaching


Dosen Pengampu : Siti Sahroni, M.Pd.

Disusun Oleh :
Umi Yati

14218005

INSTITUT PENDIDIKAN DAN BAHASA


(IPB) INVADA CIREBON
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER (PTIK)

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " LATIHAN KETERAMPILAN
MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR
MENGAJAR DALAM SETTING PEMBELAJARAN INOVATIF DAN PENILAIANNYA"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Micro Teaching. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Sahroni, M.Pd. selaku dosen Mata
Pelajaran Micro Teaching. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 05 April 2022

Umi Yati

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMABAHASAN ................................................................................................ 3
2.1 Latihan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil .................................................... 3
2.1.1 Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan ...................... 4

2.1.2 Karakteristik Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan ............................. 5


2.1.3 Keterampilan yang dituntut .......................................................................... 6

2.1.4 Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan ....... 6


2.1.5 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan ........................................................................................................... 8

2.2 Penerapan keterampilan dasar mengajar dalam setting pembelajaran inovatif dan
penilaiannya ...............................................................................................................11
2.2.1 Pembelajaran Inovatif ................................................................................ 12

2.2.2 Model Pembelajaran Inovatif ..................................................................... 12


2.2.3 Contoh-contoh model pembelajaran Inovatif dan langkah-langkah
penerapannya..................................................................................................... 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 20
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 20
3.2 Saran .................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran sebagai bagian integral dari pendidikan harus mampu melaksanakan
proses pembelajaran yang berkualitas yang dinikmati oleh setiap warga. Konsep
pendidikan untuk semua (education for all), mengandung makna bahwa pendidikan
harus mampu melayani dan mengembangkan siswa sesuai dengan potensi, minat
dan bakat yang dimilikinya.
Pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, memiliki makna bahwa
proses pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan harus bisa memberikan
pelayanan yang optimal kepada setiap warga belajar (siswa) baik untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat kelompok maupun kebutuhan individual. Salah satu
implikasi untuk mewujudkan pelayanan yang dapat memenuhi karakteristik siswa
yang berbeda-beda itu adalah dengan menerapkan model mengajar secara
berkelompok atau perorangan atau disebut dengan keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan.
Pendidikan dan pembelajaran di satu sisi harus dapat mengantarkan manusia (siswa)
dalam kebersamaan, artinya mengembangkan kehidupan sosial. Di sisi lain bahwa
setiap manusia (siswa) juga memiliki kebutuhan yang bersifat individual. Pendidikan
dan pembelajaran yang efektif tentu saja adalah yang dapat memenuhi atau
memfasilitasi adanya kebersaam disamping terpenuhinya kebutuhan secara
individual.
Dalam pengajaran klasikal, kebutuhan siswa secara induvidu belum dapat terlayani
secara maksimal. Guru biasanya hanya memperhatikan kebutuhan siswa pada
umumya di kelas yang dia ajarkan. Adapun sifat-sifat atau karakteristik yang bersifat
individual belum dapat terlayani secara optimal. Oleh karena itu, guru secara
profesional disamping guru harus melayani siswa secara klasikal juga jangan
mengabaikan kebutuhan siswa secara individual.
Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh
siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan ini harus
dilatih dan dikembangkan, sehingga para calon guru maupun guru dapat memiliki
banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan?
2. Seperti apa Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan?
3. Apa saja Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan ?
4. Apa saja Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan?
5. Apa hakekat dari proses pembelajaran?
6. Apa pengertian pembelajaran inovatif?
7. Apa tujuan dan manfaat dari pembelajaran inovatif bagi siswa dan guru?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar kita memahami keterampilan dasar
mengajar khususnya dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan,
setelah itu kita perlu memahamai ada unsur-unsur pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan. Serta agar kita tahu komponen dan hal-hal yang harus diperhatikan
dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latihan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil


Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi
dan koordinasi informasi yang dipelajari. Mengajar adalah membimbing suatu
kegiatan ssiswa dalam proses belajar, yang merupakan pengaturan dan
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan
menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar dengan baik. Pengertian mengajar
kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan dasar mengajar yang paling
kompleks. Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan
salah satu cara yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system
pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu.
Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus di latih dan di kembangkan,
sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat
melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Setiap siswa selain sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk individu yang unik.
Sebagai individu setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi fisik
maupun psikhisnya. Dari segi pisik misalnya ada yang bertubuh tinggi, sedangdan
pendek. Demikian juga potensi, minat dan bakat antara siswa yang satu dengan
lainnya memiliki perdedaan.
Perbedaan setiap siswa juga terjadi dalam pembelajaran, misalnya ada yang memiliki
kecerdasan tinggi, sedang dan rendah. Bagi siswa yang memiliki kecerdsan yang
tinggi ia akan cepat memahami materi ang dipelajarinya, sementara bagi yang
sedang tergolong biasa saja, dan yang rendah tentu lambat dalam memahami materi
pembelajarannya.
Tugas guru dalam membimbing pembelajaran idealnya harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa, sehingga setiap siswa dari berbagai perbedaan yang dimilikinya
secara adil dapat dilayani secara optimal oleh guru. Guru tidak hanya senang
melayani anak yang memiliki kecerdasan tinggi, tapi secara demokratis bagaimana
mampu melayani siswa yang tergolonh sedang maupun rendah.
Melihat kenyataan bahwa siswa itu sangat heterogen, maka salah satu keterampilan
yang harus dimiliki olah guru adkah keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan. Belajar pada dasarnya adalah bersifat individual, walau pun dilakukan
secara klasikal sekalipun. Hal ini mengingat antara siswa yang satu dengan yang

3
lainnya, selain memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda juga memiliki cara
tersendiri dalam proses pembelajarannya.
Misalnya Ani dalam belajarnya lebih kuat mengandalkan segi pendengaran
dibandingkan penglihatannya. Sementara Helmi, cenderung lebih kuat melalui
penglihatan, dan Haikal lebih cepat memahami materi pembelajaran jika dilakukan
melaui perbuatan atau aktivitas yang bersifat tindaka atau keterampilan. Jika
diklasifikasikan perbedaan cara atau gaya belajar dari ketiga siswa tadi, Ani tergolong
siswa bertipe Auditif, Helmi bertipe Visual, dan Haikal bertipe Kinestetik.
Oleh karena itu jika ditemukan adanya siswa yang lambat menguasai meteri
pembelajaran yang diberikan, tidak cepat menyimpulkan siswa sebagai anak yang
bodoh. Tapi mungkin cara mengajar yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan
cara atau gaya belajar yang diinginkan oleh siswa tersebut.
Memang bukan cara yang mudah untuk dapat mengajar yang menyesuaikan dengan
setiap karakteristik siswa yang berbeda-beda itu, karena guru sebagai manusia tidak
lepas dari kelebihan dan kekurangan. Paling tidak dengan profesionalisme, guru
harus berusaha dalam mengajar siswa tersebut dengan memperhatikan perbedaan
siswa secara individu. Disinalah keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan solusinya.
Sesuai dengan makna yang tersirat dari kata “ kelompok kecil dan perorangan”, maka
secara fisik guru ketika mengajar hanya menghadapi siswa dalam jumlah yang
terbatas, berbeda dengan rata-rata jumlah siswa yang dihadapi dalam kelas pada
umumnya yang berkisar antara 35 s.d 40 orang siswa. Dalam pembelajaran
kelompok kecil dan perorangan, guru hanya melayani siswa antara 3 s.d 8 orang,
untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perorangan.
2.1.1 Unsur-unsur Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan
Berikut ini ditemukan beberapa aktivitas atau komponen-konponen yang dapat
dilakukan oleh guru untuk memberi layanan pembelajaran secara optimal melalui
pendekatan kelompok kecil dan perorangan:
Peran guru
a. Sebagai motivator, yaitu guru memposisikan diri sebagai penggerak, yang
menumbuhkan semangat dan kekuatan belajar siswa. Dengan cara itu siswa
dirangsang dan didorong untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan
kemampuan maupun gayanya masing-masing.
b. Sebagai fasilitstor, yaitu guru menciptakan lingkungan pembelajaran untuk
kelancaran dan bagi terjadinya kemudahan belajar bagi siswa.

4
c. Organisator pembelajaran, yaitu yang mengelola kegiatan pembelajaran
sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien.
d. Multi metode dan media, yaitu guru dalam mengajar tidak hanya terpaku pada
satu jenis metode atau media tertentu saja, akan tetapi umtuk memfasilitasi terjadinya
belajar bagi setiap siswa yang memiliki perbedaan itu guru melayaninya melalui
penggunaan metode dan media secara bervariasi.
e. Pola interaksi pembelajaran, yaitu kominikasi pembelajaran hendaknya
dikembangkan dengan jalinan komunikasi interaktif, siswa tidak hanya sebagai
pendengar atau penerima informasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, akan
tetapi dilakukan melalui proses komunikasi dari siswa ke guru, siswa dengan siswa
lainnya dan lingkungan pembelajaran yang lebih luas lagi.
f. Pemanfaatan sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi, yaitu bagaimana
dalam proses pembelajaran tersebut, siswa tidak hanya terpaku pada guru atau satu
buku saja sebagai sumbernya. Pada era ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
berkembang cepat, terutama teknologi informasi dan komunikasi, maka bagaimana
guru merangsang siswa untuk memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai
sumber pembelajaran agar setiap siswa dengan caranya sendiri mengoptimalkan
potensi, bakat, keinginan demi tercapainya proses dan hasil pembelajaran yang lebih
berkualitas.
g. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa, yaitu yang mencermati atau meneliti
permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa. Mealui pendekatan kelompok
kecil dan perorangan biasanya siswa akan mudah dan bebas menyampaikan
permasalahannya sehingga guru akan dapat menyimpulkan kesulitan yang dihadpi
dan alternatif solusi pemecahannya.

2.1.2 Karakteristik Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan


Secara spesifik karakteristik model pembelajaran yang dilakukan pada kelompok
kecil dan perorangan antara lain ditandai oleh adanya:
a. Hubungan yang akrab antara personal (guru dengan siswa, siswa ke guru dan
siswa dengan siswa lainnya).
b. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan cara, minat, dan
kecepatan masing-masing.
c. Guru melakukan bimbingan terhadap siswa sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.

5
d. Siswa sejak awal pembelajaran dilibatkan dalam menentukan tujuan, materi
yang akan dipelajari maupun proses pembelajaran yang harus dilakukannya.
2.1.3 Keterampilan yang dituntut
Kebiasaan guru mengajar dengan lebih banyak menggunakan pendekatan klasikal,
tentu saja dalam hal tertentu harus melakukan adaptasi atau penyesuaian
keterampilan sesuai dengan karakteristik pendekatan kelompok kecil dan
perorangan.
Adapun beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam melakukan
kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan yaitu :
a. Mengidentifikasi topik pembelajaran: harus diingat setiap topik materi
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam hal ini ada topik materi yang efektif
dengan model pembelajaran secara klasikal dan ada pula yang lebih efektif dengan
pendekatan kelompok kecil dan perorangan.
b. Pengorganisasian, yaitu dituntut keterampilan mengorganisasikan
setiap unsur/komponen pembelajaran siswa, sumber materi, waktu, media yang
dibutuhkan, pendekatan dan metode yang akan digunakan serta sistem evaluasi.
c. Memberikan kulminasi, yaitu setiap kegiatan pembelajaran kelompok
kecil dan perorangan, harus diakhiri dengan kegiatan kulminasi misalnya dalam
bentuk membuat rangkuman, pemantapan, laporan, dsb.
d. Mengenal secara personal, yaitu guru untuk dapat mengajar melalui
pendekatan perorangan debgan efektif, harus mengenal pribadi, karakteristik siswa
secara umum dan lebih baik secara lebih mendalam.
e. Mengembangkan bahan belajar mandiri, yaitu untuk melayani
kebutuhan belajar secara perorangan guru harus terampil mengembangkan bahan
pembelajaran untuk individual. Seperti dengan bahan belajar mandiri, paket-paket
pembelajaran, dsb yang memungkinkan siswa dapat belajar sesuai dengan caranya
masing-masing.
2.1.4 Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Terdiri dari:
a) Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi,
Menerapkan pendekatan perorangan dan kelompok kecil di dalam pembelajaran,
butuh pemahaman dan kepekaam guru terhadap siswa secara pribadi, mengenal
karakter dan kebutuhan anak dalam belajar. Guru juga harus memiliki keterampilan

6
khusus melakukan pendekatan psikologis akan menciptakan suasana keakraban
antara siswa dan guru. Suasana tersebut diciptakan antara lain dengan cara:
1. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku
siswa, baik secara perorangan maupun dalam kelompok kecil.
2. Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
3. Merespon secara positif pendapat siswa,
4. Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
5. Menunjukkan kesiapan untuk membantu,
6. Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh
pengertian, serta
7. Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan
mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.
b) Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran,
Pendekatan pembelajaran kelompok kecil membutuhkan keterampilan guru sebagai
organisator yang menata dan mengatur pembagian anggota kelompoktugas didalam
kelompok, aktivitas kelompok, aturan-aturan, hubungan antar anggota, menyediakan
alat, mengatur tempat, menyediakan waktu yang cukup, dan lain-lain. Dalam hal ini
guru juga bertugas memonitor aktivitas setiap anak dan setiap kelompok kecil selama
kegiatan berlangsung.
Agar dapat melaksanakan tugas sebagai organisator dan monitoring pembelajaran
tersebut, dibutuhkan keterampilan dengan cara:
1. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya,
2. Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam
belajar,
3. Membentuk kelompok yang tepat,
4. Mengkoordinasikan kegiatan,
5. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.
Hal ini sekaligus merupakan pembelajaran terhadap sesama. Berbagai kegiatan
diatas sangat penting bagi guru agar dapat menerapkan pembelajaran dengan
pendekatan kelompok kecil secara efektif, serta menciptakan lingkungan dan sumber
belajar yang efektif bagi siswa.

7
c) Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar
Tujuan utama pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan perorangan dan
kelompok kecil adalah menciptakan sebuah pembelajran efektif, yang mampu
mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa baik secara perorangan maupun secara
kelompok dalam proses pembelajaran. Target tersebut akan tercapai apabila guru
memiliki keterampilan berikut :
1. Memberi penguatan secara tepat,
2. Melaksanakan supervisi proses awal,
3. Melaksanakan supervisi proses lanjut, serta
4. Melaksanakan supervisi pemaduan.
d) Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang
ditampilkan dengan cara:
1. Membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
2. Merancang kegiatan belajar,
3. Bertindak sebagai penasihat siswa, serta
4. Membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri
2.1.5 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual
Murid SD secara undividual berbeda dalam banyak hal. Perbedaan tersebut antara
lain: berbeda dalam kemampuan berpikir, kharakteristik, berbeda secara emosional,
berbeda daya tangkapnya, bakat, maupun minatnya. Perbedaan tersebut perlu
mendapat perhatian serius dalam pembelajaran kelas rangkap. Layanan bimbingan
secara individual sangat membantu murid untuk dapat berkembang dan mencapai
prestasi belajar secara optimal. Misalnya ada murid yang cepat dan mudah mengerti
apa
yang disajikan guru, ada pula yang sedang-sedang, dan ada pula yang agak lambat
dalam menangkap materi pelajaran. Guru yang baik akan memberikan layanan
secara khusus kepada murid yang agak lambat menangkap materi pelajaran.
Demikian dalam menghadapi perbedaan individual dapat dilakukan melalui
pembelajaran kelompok kecil. Misalnya siswa yang berkembampuan kurang

8
dijadikan satu kelompok, atau siswa yang tampak agresip jadi satu kelompok,
kemudian diberikan layanan bimbinga belajar secara khusus. Cara ini juga
membantu meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui belajar kelompok.
b. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid
Dalam pembelajaran kelas rangkap perlu memperhatikan dan melayani kebutuhan
murid. Murid berasal dari latar belakang keluarga yang tidak sama, serta lingkungan
kehidupan yang tidak sama pula sehingga memiliki pengalaman hidup berbeda satu
sama lain. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan kebutuhan siswa. Guru dalam
memberikan perhatian dan melayani murid tidak di sama ratakan. Jika disama
ratakan akan terjadi kesenjangan pemenuhan kebutuhan murid. Seyogyanya guru
memberik layanan atau bimbingan belajar kepada murid sesuai dengan perbedaan
keperluan yang dimilikinya. Contoh, jika dijumpai murid yang berkemampuan rendah
maka perlu bimbingan secara perorangan dan tugas disesuaikan dengan
kemampuan. Jika ada murid yang tidak memiliki buku cetak karena tidak mampu beli
sedang yang lain memiliki, maka dapat dipinjami buku milik sekolah, atau teman lain
diminta untuk bersedia bersama-sama.
c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
Pembelajaran kelas rangkap dilakukan dengan tujuan agar pada diri murid terjadi
proses belajar secara aktif dan efektif. Hal ini yang diutamaka dalam pembelajaran,
bukan bagaimana guru mengajar, tetapi yang lebi penting adalah bagaimana guru
mengajar agar murid melakukan tinda belajar secara aktif dan efektif. Kalau hanya
sekedar mengajar tanpa memperhatikan bagaimana terjadi pembelajaran pada diri
murid, dapat dilakukan oleh semua orang tanpa mempersyaratkan pendidikan formal
khususnya pendidikan calon guru sekolah dasar. Untuk mengaktifkan dan
mengektifkan murid belajar dalam proses belajar mengajar, guru juga harus berusaha
secara aktif memberikan bimbingan belajar. Tidak seperti yang dikonotasikan murid
aktif guru pasif atau yang penting murid aktif sendiri sedang aktivitas guru tidak
dipersoalkan. Contoh, saat guru memberi tugas, atau diskusi kelompok, guru harus
selalu berada ditengah kelompok untuk memberikan bimbingan atau bantuan kepada
murid dan memperhatiikan kelompok atau murid yang mengalami kesulitan
mengerjakan tugas.
d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid
Sangat penting bagi seorang guru memperhatikan tumbuh kembangnya kemampuan
murid secara optimal. Tugas guru sebagai pendidik di sekolah pada dasar adalah
membantu tumbuh-kembangnya murid secara optimal seluruh aspek perkembangan,
yaitu baik aspek intelektual, aspek emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek
sosial, maupun aspek fisik. Semua aspek tersebut tumbuh-kembangnya menjadi

9
tanggung jawab buru di sekolah. Meskipun sering tampak guru lebih menekankan
pada perkembangan aspek intelektual, namun secara tidak langsung, disadari atau
tidak disadari guru telah membantu tumbuh kembang murid secara terpadu selama
murid berada di sekolah. Misalnya aspek moral, emosional, sosial, dapat dilakukan
melalui contoh teladan, cara atau pola asuh guru terhadap murid, tutur kata. Sedang
aspek bahasa peran guru jelas sekali dalam proses belajar mengajar, yaitu
penggunaan bahasa sesuai tingkat perkembangan murid maupun penggunaan
bahasa yang baik dan benar. Tumbuh-kembang aspek fisik terutama dilakukan oleh
guru pendidikan jasmani maupun oleh guru kelas melalui kegiatan-kegiatan lain
seperti senam pagi, berbaris, kegiatan hari-hari besar dan sebagainya. Contoh, di
sekolah sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan senam pagi setiap hari, kecuali
hari senin/upacara. Sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk
kegiatan Olah raga. Kemudian setiap siswa diharuskan mengikuti salah satu jenis
oleh raga, yang diberikan pada sore
hari (kegiatan ekstrakurikuler).
e. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan.
Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai dengan
pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap menga-ah kepada pengajaran
perorangan. Sedangkan bagi calon guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran
perorangan, kemudian secara bertahap kepad pengajaran kelompok kecil. Tidak
semua topik atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil
maupun perorangan. Hal-hal yang bersifat umum seperti pengarahan informasi
umum sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas besar. Contoh, jika murid diminta
untuk membuktikan bahwa titik didih air 100 oC melalui eksperimen maka sebaiknya
dilakukan pembelajaran kelompok kecil atau perorangan, tetapi jika murid diminta
untuk memahami sebuah konsep, prinsip, atau teori tentang tata surya maka akan
efektif jika pembelajaran dilakukan secara klasikal.
f. Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan
Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah mengorganisasi siswa,
sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan
kulminasi yang dapat berupa rangkuman, pemantapan, atau laporan. Dalam
pengajaran perorangan guru harus mengenal murid secara pribadi sehingga kondisi
belajar dapat diatur. Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui
paket belajar atau bahan yang telah disiapkan oleh guru. Contoh, murid yang
mengalami kesulitan soal matematika, perlu diberika bimbingan belajar secara
perorangan. Sedang siswa yang tidak mengalami kesulitan diminta mengerjakan
sendiri atau diperbolehkan bertanya pada teman.

10
g. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya
Variasi pengorganisasian mencacup variasi pengelompokan, variasi penataan ruang,
dan variasi sumber belajar. Ketiga variasi pengorganisa-sian tersebut perlu dilakukan
dan pembelajaran kelas rangkap. Mengingat guru tidak dapat perperan dan
mengontrol secara terus menerus terhadap semua kelompok belajar. Kebosanan dan
kejenuhan akan muncul jika tanpa variasi pengorganisasian. Hal tersebut dapat
menimbulkan kendurnya atau menurunnya kegairahan dan semangat belajar,
sehinga kelompok belajar tidak aktif dan efektuf dalam pembelajaran kelas rangkap.
Untuk mencegah kebosanan dapat dilakukan pengorganisasian kelas secara
bervariasi. Contoh, siswa tidak selalu dalam kelompok yang sama, tetapi sekali-kal
diminta untuk memilih teman yang disukai untuk berada dala kelompoknya. Dapat
pula murid ditawarkan untuk memilih beberapa sumber belajar yang berbeda saat
pembelajaran.

2.2 Penerapan keterampilan dasar mengajar dalam setting pembelajaran inovatif


dan penilaiannya.
Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran mempunyai dua komponen yang terlibat yaitu belajar dan
mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan terjadinya
perubahan pada seseorang. Perubahan tersebut dalam bentuk pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan
serta perubahan aspek lain yang terjadi pada individu yang sedang belajar (Sujana,
1988). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku dari pembelajar baik aktual
maupun potensial. Perubahan tersebut tidak hanya perubahan yang nampak saat
selesainya suatu proses pembelajaran tapi juga potensi yang muncul setelah waktu
yang lama yang merupakan hasil jangka panjang dari suatu proses pembelajaran.

11
2.2.1 Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan suatu pemaknaan terhadap proses pembelajaran
yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori pembelajaran
modern yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran.
Definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya
yang dilakukan oleh guru (konvensional). Perbedaan ini mengarah pada proses dan
hasil yang lebih baik dari sebelumya. Proses pembelajaran yang selama ini
dilaksanakan cenderung mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang
bersifat abstrak. Pembelajaran semacam ini akan membuat anak kurang tertarik dan
termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya
hasil pembelajaran serta ketidak bermaknaan pengetahuan yang diperoleh oleh
siswa. Di samping itu, pengetahuan yang dipelajari siswa seolah-olah terpisah dari
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh siswa.
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang bepusat pada siswa.
Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisiskan untuk siswa agar belajar.
Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman kontek siswa menjadi
bagian yang sangat penting, karena dari seluruh rancangan proses pembelajaran
dimulai. Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan
saling membangun. Otonomi siswa dan subyek pendidikan menjadi titk acuan
seluruh perencanaan dan proses pembelajaran. Dengan mengacu pada
pembelajaran aktif dan inovatif.
Adapun model-model pembelajaran inovatif yang diangkat oleh penulis dalam
makalah ini diantaranya: model Pembelajaran Langsung, pembelajaran Diskusi
Kelas, model-model pembelajaran Kooperatif, dan beberapa contoh model dan
langkah-langkah pembelajaran Inovatif.

2.2.2 Model Pembelajaran Inovatif


1. Model pembelajaran langsung
Ruang lingkup pengajaran langsung
a. Istilah dan pengertian
Model pengejaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah

12
(Arends, 1997). Istilah lain model pengajaran langsung dalam Arends (2001, 264)
antara lain training model, active teaching model, mastery teaching, explicit
instruction.
Ciri-ciri model pengajaran langsung (dalam Kasdi & Nur, 2000: 3) adalah sebagai
berikut:
1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur
penilaian belajar.
2) Sintaks atau pola keseluruhan dan luar kegiatan pembelajaran; dan
3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar, model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.
b. Tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa
Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua macam pengetahuan,
yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif
(dapat diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu,
sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu. Sebagai contoh pengetahuan deklaratif yaitu: tekanan adalah hasil bagi
antara gaya dan luas bidang benda yang dikenai gaya(p=F/A). Pengetahuan
prosedural yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif di atas adalah cara
memperoleh rumus / persamaan tekanan tersebut.
Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam bidang studi fisika , kimia, matematika
merupakan contoh pengetahuan deklaratif sederhana atau informasi faktual.
Pengetahuan yang lebih tinggi tingkatannya memerlukan penggunaan pengetahuan
dengan cara tertentu, misalnya membandingkan dua rancangan penelitian, menilai
hasil karya seni dan lain-lain. Seringkali penggunaan pengetahuan prosedural
memerlukan penguasaan pengetahuan prasyarat yang berupa pengetahuan
deklaratif. Para guru selalu menghendaki agar siswa-siswa memperoleh kedua
macam pengetahuan tersebut, supaya mereka dapat melakukan suatu kegiatan dan
melakukan segala sesuatu dengan berhasil.
c. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Guru
mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang
pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.
Pengajaran langsung, menurut Kasdi (1997: 3) dapat berbentuk ceramah,
demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pengajaran langsung
digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh

13
guru kepada siwa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan
tepat waktu yang digunakan.

2.2.3 Contoh-contoh model pembelajaran Inovatif dan langkah-langkah


penerapannya.
Berikut beberapa contoh model pembelajaran Inovatif yang bisa dijadikan rujukan
dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran di kelas dalam mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya di kelas Lanjut:
a. Role Playing
Langkah-langkah :
1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM
3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan
6) Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing memperhatikan
skenario yang sedang diperagakan
7) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai
lembar kerja untuk membahas
8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9) Guru memberikan kesimpulan secara umum
10) Evaluasi
11) Penutup
b. Group Investigation (Sharan, 1992)
Langkah-langkah :
1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

14
3) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok
mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif
berisi penemuan
5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7) Evaluasi
8) Penutup
c. Talking Stick
Langkah-langkah :
1) Guru menyiapkan sebuah tongkat
2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada
pegangannya/paketnya
3) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa
untuk menutup bukunya
4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5) Guru memberikan kesimpulan
6) Evaluasi
7) Penutup

d. Bertukar Pasangan
Langkah-langkah :
1) Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjukkan pasangannya
atau siswa menunjukkan pasangannya)
2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya

15
3) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang
baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
5) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan
kepada pasangan semula

e. Snowball Throwing
Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok
5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke
siswa yang lain selama ± 15 menit
6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut
secara bergantian
7) Evaluasi
8) Penutup

f. Facilitator And Explaining


Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

16
3) Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta
untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun
yang lainnya
4) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6) Penutup

g. Course Review Horay


Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3) Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai
dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing
siswa
5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak
yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda
benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6) Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal
harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8) Penutup

h. Demonstration
(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)
Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan TPK
2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan
3) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan

17
4) Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario
yang telah disiapkan
5) Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa
6) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga
pengalaman siswa didemontrasikan
7) Guru membuat kesimpulan
i. Explicit Intruction/Pengajaran Langsung (Rosenshina & Stevens, 1986)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa
tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan
dengan pola selangkah demi selangklah
Langkah-langkah :
1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3) Membimbing pelatihan
4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
j. Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)/Kooperatif Terpadu
Membaca Dan Menulis (Steven & Slavin, 1995)
Langkah-langkah :
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5) Guru membuat kesimpulan bersama
6) Penutup

k. K. Inside-Outside-Circle/Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar (Spencer Kagan)

18
“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan
yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
1) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama,
menghadap ke dalam
3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.
Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang
bersamaan
4) Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa
yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
5) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi.
Demikian seterusnya

l. Tebak Kata
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah
pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk
menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel
pada dahi ataudiselipkan ditelinga.
Langkah-langkah :
1) Jelaskan TPK atau materi ± 45 menit
2) Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
3) Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan
pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm
yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan
ditelinga.
4) Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang
tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam
kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi
atau telinga.
5) Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu
boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan
dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakekat suatu proses pembelajaran yang telah diuraikan dalam makalah ini, merupakan
suatu paradikma baru yang sangat perlu bagi kita khususnya sebagai guru dan calon
guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang berorientasi pada model
pembelajaran Inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan suatu konsep pembelajaran
yang sangat menekankan pada pentingnya partisipasi aktif dari siswa dalam mempelajari
suatu kompetensi yang hendak mereka kuasai, guru bertindak sebagai fasilitator yang
juga berperan penting dalam merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bisa
mengangkat dan mengembangkan kreatifitas siswa. Pendekatan-pendekatan yang
digunakan dalam mengembangkan model pembelajaran inovatif adalah mengacu pada
teori konstruktifisme yang dibangun dari anak dalam belajar dan berinteraksi dengan
lingkungan belajarnya.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan agar setiap pembaca juga mampu menerapkannya dalam
pelaksanaan proses pembelajaran langsung di kelas, karena model pembelajaran
inovatif merupakan model yang sangat dianjurkan oleh banyak kalangan karena dapat
meningkatkan pola konstruktif berbagai aspek perkembangan anak, baik kognitif, afektif,
maupun psikomotor yang seimbang. Dengan berbagai kekurangan yang penulis miliki,
penulis juga menghimbau kepada pembaca agar juga tetap berusaha mencari referensi
lain baik dari makalah lain, buku, maupun dari internet tentang materi atau hal yang
berkaitan dengan model pembelajaran yang baik bagi pembelajaran. Dengan rendah hati,
penulis juga selalu mengharapkan kritik dan saran yang menunjang kesempurnaan
makalah ini dari setiap pembaca, atas partisipasinya, penulis mengucapkan limpah
terima kasih.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, D dan Kosmad, M. 2008. Pembelajaran Mikro. Bandung. UPI PRESS

Faisal. 2011. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil. Tersedia


[online]http://ichaledutech.blogspot.com/2011/09/keterampilan-mengajar-kelompok-
kecil_24.html. di akses 15 Maret 2013
Habsyie,M. 2012. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan. Tersedia
[online]http://muhammadarasyal-habsyie.blogspot.com/2012/03/v-
behaviorurldefaultvmlo.html Muhammad Arasy Al-Habsyie. diakses 15 Maret 2013
“_________”. 2012. Komponen Keterampilan Dasar Mengajar Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil. Tersedia [online] http://www.gurukelas.com/2012/06/komponen-
keterampilan-dasar-mengajar-membimbing-diskusi-kelompok-kecil.html. diakses 15
maret 2013

Arend, Richardl. 1997. Classroom Instruksional Management. New York: The Mc Graw-
Hill Company.
Ismail. 2003. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama.
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Kasdi,S. Dan Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasikan


Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

21

Anda mungkin juga menyukai