Anda di halaman 1dari 22

PERSONAL PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu
Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Kelompok 6 PGMI 2-F

1. Kamilatul Khulashoh : 12205193097/02


2. Dinda Dwi Pitarani : 12205193104/09
3. Mufida Hafidhotul Iklima : 12205193115/20
4. Riris Arista : 12205193274/27

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
FEBRUARI 2020
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan ridha-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini penulis ajukan guna untuk memnuhi tugas mata kuliah ilmu pendidikan
islam di dalam makalah ini penulis membahas tentang “Personal Pendidikan Islam”

Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya penulis mendapat masukan,


arahan, dan bimbingan, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung.


2. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan sekaligus dosen pengampu mata
kuliah ilmu pendidikan islam yang telah membimbing dalam penyelesaian
makalah ini.
3. H. Muh. Nurul Huda, MA selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Tulungagung
4. Teman-teman jurusan PGMI kelas 2F angakatan 2019 yang telah memberi
dukungan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini.
5. Serta civitas akademika yang telah membantu terwujudnya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar kedepannya bisa
menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Tulungagung, 28 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

PRAKATA......................................................................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................iii

A.Latar Belakang ...............................................................................................................iii

B.Rumusan Masalah ........................................................................................................... vi

C.Tujuan ............................................................................................................................ vii

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 1

A.Pendidik Dalam Perspektif Pendidikan Islam ................................................................. 1

B.Tugas Pendidik dalam Pendidikan Islam ......................................................................... 4

C.Syarat dan Kode Etik Pendidik dalam Pendidikan Islam ................................................ 7

D.Keutamaan Mengajar .................................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 12

A.Simpulan ........................................................................................................................ 12

B.Saran .............................................................................................................................. 13

DAFTAR RUJUKAN .................................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat
menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif
dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran. Karena pengajaran sebagai
suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi
nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.
Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekunan
pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik
samping transfer ilmu dann keahlian.
Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan islam
sebagai suatu sistem keagamaan menimbulkan pengertian-pengertian baru,
yang secara implicit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya.
Ilmu pendidikan islam adalah ilmu pendidikann yang berdasarkan
islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Jika anda
membuka buku ilmu bumi, anda akan menemukan teori-teori tentang ilmu
bumi. Ilmu sejrah berisi tentang teori-teori tentang sejarah. Maka isi ilmu
pendidikan adalah teori teori tentang pendidikan. Ilmu pendidikan islam
merupakan kumpulan teori tentang pendidikan berdasarkan ajaran islam.1
Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan islam.
Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Islam
berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia.2 Ajaran itu dirumuskan
berdasarkan dan bersumber pada al-Quran dan hadist serta akal. Jika demikian,

1
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung, 2011), PT.
Remaja Rosdakarya, hal.12
2
Ibid, hal.12

iii
iv

maka ilmu pendidikan islam adalah ilmu pendidikan yang bersumber


dan berdasarkan al-Quran, hadist, dan akal. Penggunaan dasar ini haruslah
berurutan al-Quran lebih dahulu, bila tidak ada atau tidak jelas maka harus
dicari didalam hadist. Bila masih tidak jelas juga didalam hadist, barulah
digunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal itu tidak boleh bertentangan
dengan dengan jiwa al-Quran dana tau hadist. Oleh karena itu, teori dalam
pendidikan islam haruslah dilengkapi dengan ayat-ayat al-Quran dana tau
hadist dan atau argumen yang menjamin teori tersebut.3
Pendidikan Islam telah banyak memainkan peranannya dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, selain dari itu telah terjadi dinamika
perkembangan pendidikan islam di Indonesia. Salah satu yang amat strategis
dalam dinamika itu adalah masuknya pendidikan Islam sebagai subsistem
pendidikan nasional.4
Pendidikan Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan
nasional dan dibagi menjadi tiga hal. Pertama, pendidikan Islam sebagai
lembaga, kedua pendidikn Islam sebagai mata pelajaran, ketiga pendidikan
Islam sebagai value (nilai).5
Ilmu pendidikan islam sangatlah luas. Makalah ini akan focus
membahas tentang personal pendidikan Islam. Personal pendidikan Islam itu
sendiri mencakup beberapa aspek, diantaranya pendidik dalam perspektif
pendidikan Islam, tugas pendidik dalam pendidikan Islam, syarat dan kode etik
pendidikan dalam pendidikan Islam, dan keutamaan mengajar.
Pengertian guru secara sederhana adalah orang yang memberikan
pengetahuan kepada peserta didik. Dalam bahasa Indonesia, terminologi guru
pada umumnya merujuk pada pendidik. Dengan tugas utama seorang pendidik

3
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung, 2011), PT.
Remaja Rosdakarya, hal.12
4
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam: Dalam Pendidikan Nasional di Indonesia,
(Jakarta, 2006), Kencana Prenada Media Group, hal.4
5
Ibid, hal.4
v

adalah mendidik, mengajar, mengarahkan, membimbing, melatih, menilai, dan


mengevaluasi peserta didik. Ditinjau dari tugas utama tersebut, maka seorang
guru harus memiliki kelakuan yang layak menurut harapan masyarakat. 6
Dewasa ini kita menemui banyak sekali kasus tetang pendidik yang
tidak mengetahui hakikatnya sebagai seorang pendidik yang sesuai dengan
syariat islam. Tugas pendidik seharusnya dapat menmbuhkan semangat untuk
belajar dan bekerja sama antara peserta didik didalam kelas. Proses
pembelajaran harus memungkinkan adanya tumbuh kembang dan terpupuknya
saling pengertian dalam mengembangkan hubungan antar manusia secara
intensif dan berkesinambungan karena hal tersebut dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil
apabila pemimpinan, penyingkronisasian dan pengarahan input sekolah yaitu
pendidik, peserta didik, kurikulum, dana, fasilitas, dan sebagainya, dilakukan
secara tepat sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang nikmat, mampu
menumbuhkan percaya diri, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta
didik.7
Peran seorang pendidik yang efektif dalam proses pembelajaran di
dalam kelas, dapat dipahami melalui tindakan atau perilakunya dalam
menjalankan tugas dan komunikasinya dengan peserta didik (Haidar Nawawi,
1998:46). Peran pendidik dalam pembelajaran merupakan tindakan atau
perilaku pendidik dalam mempengaruhi peserta didiknya dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan disepakati
bersama. Perilaku pendidik tersebut dapat dibedakan atas perilaku pendidik
yang berorientasi terhadap penciptaan.8

6
Binti Maunah, Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis, jurnal
Cendekia, Vol.13, No. 2, Oktober 2019, hal.100
7
Binti Maunah, Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis, Jurnal
Cendekia, Vol. 13, No. 2, Oktober 2019, hal.103
8
Ibid, hal.103
vi

Pendidik baik guru maupun dosen harus mampu lebih berperan sebagai
fasilitator, keaktifan lebih dibebankan kepada peserta didik. Keterlibatan
peserta didik dalam pendidikan tidak sebatas sebagai pendengar, pencatat dan
penampung ide-ide pendidik, tetapi lebih dari itu ia terlibat aktif dalam
mengembangkan dirinya sendiri (Sadiman, 2004:3).9
Tujuan pendidikan merupakan suatu yang netral dalam pendidikan.
Sebab tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan,
menjadi tanpa arah, bahkan salah langkah dan tidak sesuai dengan harapan.
Demkian juga dengan pendidikan islam yang berusaha untuk membentuk
pribadi manusia melalui proses yang panjang dengan suatu tujuan pendidikan
yang jelas dan direncanakan.
Namun, tidak semua tujuan yang telah direncanakan tersebut berjalan
mulus tanpa sandungan sedikitpun. Permasalahan seringkali muncul yang
berkaitan dengan tujuan pendidikan islam, yaitu ketika output pendidikan yang
dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Berdasarkan masalah tersebut,
telah ditemukan kasus kasus seperti korupsi, pelecehan seksual, kekerasan
dalam rumah tangga dan lain sebagainya yang dilakukan oleh seorang yang
telah mengenyam sebuah pendidikan islam. Kejadian ini dapat diidentifikasi
sebagai kurangnya pemahaman tentang hakekat tujuan pendidikan islam dalam
pribadi orang tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidik dalam prospektif pendidikan islam?
2. Bagaimana tugas pendidik dalam pendidikan islam?
3. Bagaimana syarat dan kode etik pendidik dalam pendidikan islam?
4. Bagaimana keutamaan dalam mengajar?

9
Binti Maunah, Pendidikan dalam Perspektif Struktural Fungsional, Jurnal Cendekia,
Vol. 10, No. 2, Oktober 2016, hal.159
vii

C. Tujuan Pembahasan Masalah


1. Untuk mengetahui tentang bagaimana pendidik dalam prospektif
pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana tugas pendidik dalam pendidikan islam.
3. Untuk mngetahui bagaimana syarat dan kode etik pendidik dalam
pendidikan islam.
4. Untuk mengetahui bagaimana keutamaan dalam mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidik Dalam Perspektif Pendidikan Islam


Pendidikan Islam di Indonesia secara normatif pada dasarnya
bersumber dari ajaran yang universal. Apabila bisa konsisten dengan prinsip
tersebut maka pendidikan Islam akan mampu bertahan dalam perubahan yang
terjai dari masa ke masa. Prinsip universal tersebut menunjukan kesanggupan
di satu sisi tetap mempertahankan semangat keislamannya dan di sisi lain dapat
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebagaimana dapat dilihat dalam
sejarahnya, pendidikan Islam memperlihatkan variasi dari satu periode ke
periode lain, dari satu lokasi ke lokasi lain, tetapi tetap dengan semangat
keislaman yang permanen.10
Sama dengan teori Barat, pendidik dalam Islam ialah siapa yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam islam,orang
yang paling bertanggung jawab tersebut adalah orangtua (ayah dan ibu) anak
didik. Tanggung jawab itu disebabakan sekurang-kurangnya oleh dua hal :
pertama, karena kodrat, yaitu karena orangtua ditakdirkan mejadi orang tua
anaknya, dank arena itu ia juga ditakdirkan untuk bertanggung jawab mendidik
anaknya, kedua, karena kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua
berkepentingan terhadap kemajuan kepentingan anaknya, sukses anaknya
adalah sukses orangtua juga. Tanggung jawab pertama dan utama terletak pada
orang tua11.
Sama dengan teori pendidikan Barat, tuas pendidik dalam pandangan
dalam islam secara umum ialah mendidik,yaitu mengupayakan perkembangan
seluruh potensi anak didik,baik potensi psikomotor, kognitif, maupun potensi

10
Niken Ristianah, Prospek Pendidikan Islam, Jurnal Intizam, Vol. 3, No. 1, Oktober
2019, hal.51
11
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung, 2011), PT.
Remaja Rosdakarya, hal.74

1
2

afektif. Potensi itu harus dikembangkan secara seimbang sampai ke tingkat


setinggi mungkin,menurut ajaran islam. Karena orangtua itu adalah pendidik
oertama dan utama bagi anaknya makan inilah tugas orangtua tersebut.
Pada awalnya tugas itu adalah murni tugas kedua orantua jaadi,tidak
perlu orangtua mengirimkan anaknya ke sekolah. Akan tetapi, karena
perkembngan pengetahuan,ketrampilan,sikap, serta kebutuhan hidup sudah
sedemikian luas,dalam dan rumit maka orangtua tidak mampu lagi
melaksanakan sendiri tugas mendidik anaknya. Selain tidak mampu karena
luasnnya perkembangan 12
Pengetahuan dan ketrampilan,mendidik anak di rumah sekarang ini
amat tidak ekonomis. Pada zaman yang telah maju ini semakin banyak tugas
orang tua sebagai pendidik yang telah diserahkan kepada sekolah. Sekalipun
demikian, secara teoritis sekolah dan rumah tangga seharusnnya tetap
menyadari sejarah pendidikan tersebut. Kesadaran itu akan mengingat orang
tua dan sekolah tentang perlunya dijalin kerja saama sebaik-baiknya antara
sekolah dan rumah tangga. Pendidikan pada hakikatnya bukan kepentingan
Negara,melainkan kepentingan rakyat,tegasnnya kepentingan orang tua. Perlu
diketahui bahwa pendidikan jauh lebih dahulu adanya dibandingkan orang tua.
Semakin banyak rakyat berbicara tentang pendidikan, itu semakin baik.
Menteri pendidikan memerlukan banyak masukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan . Prinsip dasarnya ialah kaidah yang menyatakan bahwa kerja sama
rumah tangga dan sekolah perlu dijalin sebaik-baiknya dalam
menyelenggarakan pendidikan, bahkan juga dalam perencanaan dalam evaluasi
pendidikan.
Pengaruh pendidikan didalam rumah tangga terhadap perkembangan
anak memang amat besar ,mendasar,mendalam. Akan tetapi pada zaman
modern ini pengaruh itu boleh dikatakan terbatas pada perkembangan aspek

12
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung, 2011), PT.
Remaja Rosdakarya, hal 75
3

afektif, yaitu perkembangan sikap. Pengaruh pendidikan di sekolah juga besar


dan luas serta mendalam, tetapi hamper hanya pada segi perkembangan aspek
kognitif (penetahuan) dan psikomotor (ketrampilan).
Salah satu hala yang amat menarik pada aajaran islam ialah
penghargaan Islam yang sangat tinggi terhadap guru karena guru selalu terkait
dengan ilmu (pengetahuan) sedangkan islam amat menghargai pengetahuan.
Penghargaan Islam terhadap Ilmu tergambar dalama hadis-hadis yang artinya
sebagai berikut,yang dikutip dari buku Asama Hasan Fahmi (1979-165):
1. Tinta ulama lebih berharga daripada darah syuhada.
2. Orang berpengetahuan melebihi orang yang senang beribadah.13
Kedudukan orang alim dalam Islam dihargai tinggi bila orang itu
mengamalkan ilmunya. Mengamalkan ilmu dengan cara mengajarkan ilmu itu
kepada orang lain adalah suatu pengamalan yang paling dihargai oleh Islam.
Sebenarnya tingginya kedudukan guru dalam islam merupakan reaslisasi
ajaran islam itu sendiri . Islam memuliakan pengetahuan,pengetahuan itu
didapat dari belajar dan mengajar,yang belajar adalah calon guru,dan yang
mengajar adalah guru.14
Ilmu datang dari Tuhan guru pertama adalah Tuhan. Pandangan yang
menembus lagit ini tidak boleh telah melahirkan sikap pada orang Islam bahwa
ilmu tidak terpisah dari Allah,ilmu tidak terpisah dari guru maka kedudukan
guru amat tinggi dalam Islam.
Dalam sejarahnya hubungan pendidik-murid dalam islam ternyata
sedikit demi sedikit berubah,nilai-nilai ekonomi sedikit demi sedikit mulai
masuk.
Yang terjadi sekarang kurang lebih sebagai berikut :
1. Kedudukan pendidik dalam islam semakin merosot.

13
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung, 2011), PT.
Remaja Rosdakarya, hal.76
14
Ibid, hal.76
4

2. Hubungan pendidik-murid semakin kurang bernlai kelangitan penghargaan


(penghormatan) murid terhadap guru semakin turun.
3. Harga karya mengajar semakin tinggi.
Apakah gejala ini merupakan penyimpangan dari kehendak Islam? Ini
memerlukan perenungan yang mendalam. Secara lahiriah dapat mengatakan
bahwa kedudukan pendidik, penghormatan murid, dan upah prndidik dalam
Islam sekarang ini semakin bergeser dengan nilai-nilai Barat.15
Gejala ini merupakan kenyataan yang tidak dapat di sangkal. Orang
Islam tidak mungkin memejamkan matanya ,berpura-pura tidak
mengetahuinahwa telah terjdi perubahan pandangan dalam masyarakat islam
tentang kedudukan guru, juga kualitas hubungan pendidik-murid serta tentang
gaji pendidik. Yang perlu dipikirkan sekarang antara lain, upaya-upaya apa
yang dapat dilakukan dalam rangka menyesuaikan teori-teori lama, seperti Al-
Ghazali, tentang gaji pendidik tidak dapat digunakan lagi dalam pengelolaan
pendidikan Islam sekarang, begitu juga teori tentang hubungan pendidik-murid
yang dianut pendidik Muslim selama ini. Kesulitannya ialah bagaimana
menyesuaikan jiwa teori-teori lama itu dalam perkembangan modern yang
sedang dan akan terjadi sehingga teori baru itu nantinya tidak menyimpang
dari jiwa ajaran Islam. Ini tugas berat yang harus dipikul oleh ahli pendidikan
Islam.16

B. Tugas Pendidik dalam Pendidikan Islam


Mengenai tugas pendidik, ahli-ahli pendidikan islam juga ahli
pendidikan barat telah sepakat bahwa tugas pendidik ialah mendidik. Mendidik
adalah tugas yang amat luas. Mendidik itu sebagian dilakukan dalam bentuk

15
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung, 2011), PT.
Remaja Rosdakarya, hal.77
16
Ibid, hal.77
5

mengajar, sebagian dalam bentuk memberikan dorongan, memuji,


menghukum, memberi contoh, membiasakan, dan lain-lain.17
Dalam pendidikan di sekolah, tugas pendidik sebagian besar adalah
mendidik dengan cara mengajar. Tugas pendidik dalam rumah tangga sebagian
besar, bahkan mungkin seluruhya berupa membiasakan, memberikan contoh
yang baik, memberikan pujian, dorongan, dan lain-lain yang diperkirakan
mengahsilkan pengaruh positif bagi pendewasaan anak. Jadi, secara umum
mengajar adalah sebagian dari tugas mendidik. Pendidik dalam Pendidikan
Islam18

Tugas guru menurut pendapat dari ahli pendidikan barat adalah


mendidik. Mendidik adalah tugas yang amat luas. Mendidik itu sebagian
dilakukan dalam bentuk mengajar, memberikan dorongan, memuji,
menghukum, memberi contoh, membiasakan hal yang baik, dan lain-lain19.

Dalam pendidikan di sekolah, tugas guru sebagian besar adalah


mendidik dengan cara mengajar. Tugas pendidik di dalam rumah tangga
sebagian besar, bahkan mungkin seluruhnya, berupa membiasakan,
memberikan contoh yang baik, memberikan pujian, dorongan, dan lain-lain
yang diperkirakan memberikan dampak positif bagi pendewasaan anak. Jadi,
secara umum, mengajar hanyalah sebagian dari tugas mendidik. 20

Ag.Soejono (1982:62) merinci tugas pendidik sebagai berikut:

1. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan


berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket, dan
lain-lain.
17
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung, 2011), PT.
Remaja Rosdakarya, hal.78
18
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung, 2011), PT.
Remaja Rosdakarya, hal.78
19
Ibid, hal.79
20
Ibid, hal.79
6

2. Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan baik yang


menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.

3. Memperlihatkan kepada anak didik tentang tugas orang dewasa dengan cara
memperkenalkan berbagai bidang keahlian, ketrampilan, agar anak didik
memilihnya dengan tepat.

4. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan


anak didik berjalan dengan baik. 21

5. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui


kesulitan dalam mengembangkan potensinya.

Dalam tugas tersebut tidak disebut dengan jelas tugas guru yang
terpenting adalah mengajar. Sebenarnya tugas guru selain mengajar yaitu
mendidik dengan selain mengajar dengan berdasar filsafah Islam.

Dalam literatur yang ditulis oleh ahli pendidikan Islam, tugas guru
ternyata bercampur dengan syarat dan sifat guru. Ada beberapa pernyataan
tentang tugas guru yang dapat disebutkan di sisni, yang diambil dari uraian
penulis muslim tentang syarat dan sifat guru, misalnya sebagai berikut:22

1. Guru harus mengetahui karakter murid.

2. Guru harus selalu berusaha meningkatkan keahliannya, baik dalam bidang


yang diajarkannya maupun dalam cara mengajarkannya.

3. Guru harus mengamalkan ilmunya, jangan berbuat berlawanan dengan ilmu


yang diajarkannya.

21
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung, 2011), PT.
Remaja Rosdakarya, hal.79
22
Ibid, hal.80
7

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tugas guru dalam Islam ialah mendidik
muridnya, dengan cara mengajar dan dengan cara-cara lainnya, menuju
tercapainya perkembangan maksimal sesuai dengan nilai-nilai Islam. Untuk
memperoleh kemampuan melaksanakan tugas itu secara maksimal.23

C. Syarat dan Kode Etik Pendidik dalam Pendidikan Islam


1. Kode Etik Pendidik
Kode etik pendidik adalah norma-norma yang mengatur hubungan
kemanusiaan (relationship) antara pendidik dan peserta didik, orang tua
peserta didik, koleganya, serta dengan atasannya. Bentuk kode etik suatu
lembaga pendidikan tidak harus sama, namun secara intrinsic mempunyai
kesamaan konten yang berlaku secara umum. Pelanggaran terhadap kode
etik akan mengurangi nilai dan kewibawaan identitas pendidik.24
Al-Ghazali merumuskan kode etik pendidik dengan 17 bagian,
yaitu:
1. Menerima segala problem peserta didik dengan hati-hati, sikap yang
terbuka, dan tabah.
2. Bersikap penyantun dan penyayang (Q.S. Ali Imron: 159).
3. Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.
4. Menghindari dan menghilangkan sifat angkuh terhadap sesama (Q.S. al
Najm: 32).
5. Bersifat merendah ketika menyatu dengan sekelompok masyarakat
(Q.S. al-Hijr: 88).
6. Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia.

23
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung, 2011), PT.
Remaja Rosdakarya, hal.80
24
Muhammad Muftahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta, 2017),
Kalimedia, hal.96
8

7. Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat


Iqnya rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal.
8. Menghilangkan sifat marah.
9. Memperbaiki sikap anak didiknya, dan bersikap lemah lembut terhadap
peserta didik yang kurang lancar bicaranya.
10. Meninggalkan sifat yang menakutkan pada peserta didik yang belum
mengerti, mengetahui, atau memahami.
11. Berusaha memperhatikan pernyataan-pernyataan peserta didik
walaupun pernyataan itu tidak bermutu.
12. Menerima kebenaran dari peserta didik yang membantahnya.
13. Menjadikan kebenaran sebagai acuan proses pendidikan walaupun
kebenaran itu datangnya dari peserta didik.
14. Mencegah dan mengontrol peserta didik mempelajari ilmu yang
membahayakan (Q.S. al-Baqarah: 195).
15. Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, serta terus menerus
mencari informasi untuk disampaikan kepada peserta didiknya yang
akhirnya mencapai tingkat taqarrub kepada Allah (Q.S. al-Bayyinah:
5).
16. Mencegah peserta didik mempelajari ilmu fardlu kifayah (kewajiban
kolektif seperti ilmu kedokteran, psikologi, ekonomi, dan sebagainya)
sebelum mempelajari ilmu fardlu ‘ain (kewajiban individual seperti
aqidah, syari’ah, dan akhlak).25
17. Mengaktualisasikan informasi yang akan diajarkan kepada peserta
didik (Q.S. al-Baqarah: 44, as-Shaf: 2-3).

2. Syarat Pendidik

25
Muhammad Muftahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta, 2017),
Kalimedia, hal.96-97
9

Menurut M. Ali seperti yang dikutip User Utsman, ada lima syarat
yang harus dipenuhi seseorang yang ingin menjadi pendidik, yaitu:
1. Memiliki ketrampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam,
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan
profesinya,
3. Adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai,
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan
yang dilaksanakannya,
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
6. Menurut pendapat lain, pendidik harus memenuhi syarat-syarat agar
usahanya mendidik berhasil, yaitu:
1. Dia harus mengerti ilmu mendidik sebaik-baiknya, sehingga segala
tindakannya dalam mendidik itu disesuaikan dengan jiwa peserta
didik,
2. Dia harus memiliki bahasa yang begitu baik dan menggunakannya
dengan sebaik-baik mungkin,
3. Dia harus mencintai peserta didiknya, sebab cinta senantiasa
mengandung arti menghilangkan kepentingan diri sendiri untuk
keperluan orang lain.
Syarat-syarat tersebut dapat disimpulkan secara singkat sebagai
berikut, pendidik harus mengajarkan ilmunya sesuai dengan ilmu mendidik
(metodik/didaktik) yang sebaik-baiknya dengan disertai ilmu pengetahuan
yang cukup luas dalam bidangnya yang dilandasi rasa berbakti yang tinggi
serta ikhlas dalam mengajarkan ilmunya26

26
Muhammad Muftahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta, 2017),
Kalimedia, hal.100
10

D. Keutamaan Mengajar
Pendidik merupakan faktor penting dalam proses pendidikan, sehingga
peranannya dapat mempengaruhi keberhasilan sebuah pendidikan. Dalam
islam, seorang pendidik sangatlah dihargai dan dihormati kedudukannya.27
Dapat dipahami bahwa betapa besar dan mulia pekerjaan seorang
pendidik atau orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Karena memang
dengan ilmu pengetahuan dapat menghantarkan manusia agar selalu berpikir
dan mengamati, dan menganalisa fenomena yang ada pada alam (ayar
kauniyah), sehingga akan membawa manusia pada jarak yang semakin dekat
dengan ciptaannya yaitu Allah. Selain itu dengan jalan berpikir dan bekal akal,
manusia dapat berguna bagi kehidupan manusia sendiri.28
Pendidikan islam sangat sarat dengan konsepsi dan nilai ketuhanan
yang memiliki berbagai keutamaan. Abd. Al-Rahman al-Nahlawi
menggambarkan orang yang berilmu diberi kekuasaan mendudukan alam
semesta demi kemaslahatan manusia. Sehingga orang yang berilmu (pendidik)
dalam kehidupan masyarakat dipandang sebagai orang yang bermatabat tinggi.
Namun demikian, bagi orang yang berilmu atau pendidik, sudah
semestinya dan menjadi suatu kewajiban untuk mengajarkan dan
mengamalkan apa yang sudah diketahui dan dipelajari. Sehingga seberapapun
pengetahuan atau ilmu yang di ketahuinya tetap memiliki konsekuensi untuk
mengajarkannya.29
Dari uraian diatas, maka dapat diambil beberapa pemahaman yaitu
1. Perbuatan mendidik atau mengajar adalah perintah yang wajib
dilaksanakan, dan barang siapa yang mengelak dari kewajiban ini akan
mendapat konsekuensinya tersendiri.

27
Muhammad Muftahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta, 2017),
Kalimedia, hal.108
28
Ibid, hal.110
29
Ibid, hal.111
11

2. Perbuatan mendidik atau mengajar adalah perbuatan yang terpuji dan


mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah.
3. Perbuatan mendidik atau mengajar adalah merupakan amal kebajikan
jariyah yang akan mengalir pahalanya selama ilmu yang diajarkan tersebut
masih diamalkan oleh orang yang diajarinya.
4. Perbuatan mendidik atau mengajar adalah amal kebajikan yang dapat
mendatangkan maghfirah dari Allah.
5. Perbuatan mendidik atau mengajar adalah perbuatan yang sangat mulia,
karena mengolah organ manusia yang mulia.30

30
Muhammad Muftahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta, 2017),
Kalimedia, hal.112
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pendidik dalam perspektif pendidikan islam
Adalah siapa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta
didik. Pendidik berarti memiliki tugas mendidik, mengajar tidak hanya
ilmu pengetahuan namun juga perilaku peserta didik.
2. Tugas pendidik dalam pendidikan islam
Tugas pendidik adalah mendidik. Mendidik adalah tugas yang amat luas.
Mendidik itu sebagian dilakukan dalam bentuk mengajar, memberikan
dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan hal yang
baik, dan lain-lain.
3. Syarat dan kode etik pendidik dalam pendidikan islam
Adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan antara
pendidik dan peserta didik, orang tua peserta didik, koleganya, serta
dengan atasannya. Bentuk kode etik suatu lembaga pendidikan tidak harus
sama, namun secara intrinsik mempunyai kesamaan konten yang berlaku
secara umum.
4. Keutamaan mengajar
Pendidik merupakan faktor penting dalam proses pendidikan, sehingga
peranannya dapat mempengaruhi keberhasilan sebuah pendidikan. Dalam
islam, seorang pendidik sangatlah dihargai dan dihormati kedudukannya.
Maka dari itu mengajar sangat diutamakan.

12
13

B. Saran
1. Untuk tenaga pendidik baik guru maupun dosen makalah ini diharapkan
mampu memberikan penegertian yang lebih mendalam tentang pendidik
dalam perspektif penidikan Islam. Penyusun berharap bahwa tenaga
pendidik kedepannya dapat mendidik, mengajar sesuai dengan syariat
islam.
2. Untuk peserta didik terutama mahasiswa fakultas tarbiyah ilmu dan
keguruan, makalah ini diharapkan mampu memberikan pandangan agar
nanti saat sudah terjun ke dunia pendidikan dapat mendidik dan mengajar
sesuai dengan yang sudah di tentukan dalam hokum islam.
DAFTAR RUJUKAN

Maunah, Binti, 2019, Pendidikan dalam Perspektif Struktural Fungsional, Jurnal


Cendekia, Vol.13, No.2

Maunah, Binti, 2016, Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis, Jurnal
Cendekia, Vol.10. No.2

Muftahibun Nafis, Muhammad, 2017, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Kalimedia

Putra Daulay, Haidar, 2011, Pendidikan Islam: Dalam Pendidikan Nasional di


Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Ristianah, Niken, 2019, Prospek Pendidikan Islam, Jurnal Intizam: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, Vol.3

Tafsir, Ahmad, 2011, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya

14

Anda mungkin juga menyukai