Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS CP, TP, ATP, DAN KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN

PEMBELAJARAN

A. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang konsep Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan
Pembelajaran (TP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Krikterian Ketercapaian
Tujuan Pembelajaran (KKTP)
B. Target Kompetensi
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat merumuskan TP, ATP, dan KKTP
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Pada akhir pembelajaran, diharapkan peserta mampu :
1. Menjelaskan konsep CP
2. Menguraikan langkah-langkah merumuskan TP, ATP, dan KKTP
3. Menyusun TP, ATP, dan KKTP
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Pengertian CP
2. Komponen-Komponen CP
3. Fase-Fase Capaian Pembelajaran
4. Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran
5. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
E. Uraian Materi
1. Pengertian Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika
dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum
dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk
mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut
fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan
fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran:
a. Pembelajaran yang fleksibel.
Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat pada suatu periode (misalnya,
ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu
lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep. Ketika harus “menggeser” waktu
untuk mengajarkan materi-materi pelajaran yang sudah dirancang, pendidik
memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya.
b. Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.
Fase belajar seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya, sementara
kelas menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan usianya. Dengan demikian,
ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi
pelajaran untuk Fase A (yang umumnya untuk kelas I dan II) karena ia belum
tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas
yang disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
c. Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif.
Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas
VII, VIII, dan IX. Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru
kelas VIII perlu berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan
informasi tentang sampai mana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di
kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk
menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan berakhir di suatu
topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan
pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.
Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang
memadukan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk
belajar. Sementara karakter dan kompetensi umum yang ingin dikembangkan
dinyatakan dalam profil pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan dirangkaikan
sebagai paragraf, ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik menjadi suatu
rangkaian yang berkaitan.
CP dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar
Konstruktivismedan pengembangan kurikulum dengan pendekatan “Understanding
by Design” (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & Tighe (2005). Dalam
kerangka teori ini,“memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui
proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk
dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan
berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena.
Enam aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005) merupakan bentuk-
bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tapi tidak harus hirarkis. Pertama,
penjelasan (explanation). Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri,
membangun hubungan antartopik, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan
alasan/cara/prosedur, menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan
mempertahankan pendapatnya. Kedua, interpretasi (interpretation). Menerjemahkan
cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat
analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan
relevansi dengan dirinya. Ketiga, aplikasi (application). Menggunakan pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam
kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan). Keempat,
perspektif (perspective). Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa
dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat
asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik. Kelima, empati (empathy).
Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain
dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value)
dari sesuatu. Keenam, pengenalan diri (self-knowledge). Memahami diri sendiri;
yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan
emosi yang terjadi secara internal.
Dengan demikian, pemahaman bukanlah suatu proses kognitif yang
sederhana atau proses berpikir tingkat rendah.
Memang apabila merujuk pada Taksonomi Bloom, pemahaman dianggap
sebagai proses berpikir tahap yang rendah (C2). Namun demikian, konteks
Taksonomi Bloom sebenarnya digunakan untuk perancangan pembelajaran dan
asesmen kelas yang lebih operasional, bukan untuk CP yang lebih abstrak dan umum.
Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/menerjemahkan CP ke
tujuan pembelajaran yang lebih konkret.
CP dalam Kurikulum Merdeka tercantum dalam SK BSKAP Nomor 033
Tahun 2022 dan ditambah untuk mapel PAI pada Madrasah didalam SK Dirjen
Pendis Nomor 3211 Tahun 2022.
2. Komponen-Komponen CP
Capaian Pembelajaran memiliki 4 komponen utama capaian pembelajaran
dalam kurikulum merdeka. 4 Komponen tersebut merupakan unsur-unsur yang
membentuk dokumen capaian pembelajaran secara utuh atau lengkap. Apa saja
komponen yang terdapat dalam dokumen capaian pembelajaran? Berikut ini 4
komponennya;
a. Rasional Mapel (Mata Pelajaran)
Komponen pertama dari capaian pembelajaran yaitu Rasional Mapel yang berisi
rasionalisasi terkait pentingnya mempelajari mata pelajaran tertentu dan kaitannya
dengan Profil Pelajar Pancasila.
b. Tujuan Mapel
Komponen kedua yaitu Tujuan Mapel. Ini merupakan komponen yang
mendeskripsikan berbagai kemampuan/ kompetensi yang perlu dicapai siswa atau
murid apabila mereka telah mempelajari mapel tertentu yang dimaksud.
c. Karakteristik Mapel
Komponen ketiga yaitu Karakteristik mata pelajaran. Ini adalah komponen yang
memuat penjelasan umum mengenai hal-hal yang dipelajari pada suatu mata
pelajaran, elemen-elemen (unsur-unsur yang membangun keutuhan kompetensi
yang diharapkan dari mata pelajaran), dan deskripsi untuk setiap elemen.
d. Capaian Pembelajaran untuk setiap Fase Perkembangan Kemampuan Murid
Komponen keempat ini mendeskripsikan cakupan pengetahuan, keterampilan,
dan kompetensi secara umum. Capaian pembelajaran per-Fase ini dikelompokkan
berdasarkan elemen yang sesuai menurut perkembangan kemampuan murid.
Keempat komponen ini harus dikuasai setiap guru mapel dan disampaikan
kepada siswa diawal, agar siswa tahu tentang mata pelajaran yang akan dipelajarinya,
jadi lebih bermakna.

3. Fase-Fase Capaian Pembelajaran


Fase dalam capaian pembelajaran dibedakan menjadi enam fase (secara
berurutan dari Fase A hingga Fase F). Berikut ini merupakan pengelompokan fase
kemampuan dari A sampai dengan F ke dalam kelas dan jenjang pendidikan.
Fase A : Kelas 1 & 2 SD
Fase B : Kelas 3 & 4 SD
Fase C : Kelas 5 & 6 SD
Fase D : Kelas 7, 8, & 9 SMP
Fase E : Kelas 10 SMA
Fase F : Kelas 11 & 12 SMA.

4. Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran


Baik tujuan pembelajaran maupun alur tujuan pembelajaran secara subtansi
adalah sama. Sama-sama menunjukkan target yang dicapai setelah proses
pembelajaran selesai. Hanya saja dalam proses penyusunannya tujuan pembelajaran
dan alur tujuan pembelajaran memiliki perbedaan.
Penyusunan tujuan pembelajaran diawali dengan menganalisis capaian
pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan menyusun tujuan pembelajaran melalui
salah satu cara sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran dari CP secara langsung.
b. Menganalisis kompetensi dan materi yang terdapat pada CP.
c. Dirumuskan dengan lintas elemen CP.

Contoh format penyusunan Tujuan Pembelajaran :


No Elemen Capaian Kompetensi Materi Tujuan
Pembelajaran Pembelajaran

Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah


menyusun Alur Tujuan Pembelajaran. Alur Tujuan Pembelajaran merupakan tujuan
pembelajaran yang harus disusun atau diurutkan berdasarkan susunan yang logis dan
sistematis. Alur tujuan pembelajaran merupakan wujud uraian dari Capaian
Pembelajaran yang telah dianalisis dan dikelompokkan secara sistematis mengacu
pada prinsip yang ditetapkan dalam penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran.

Contoh format penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran:


No Tujuan Materi Kelas Semester Alokasi
Pembelajaran waktu

Dalam Capaian Pembelajaran memuat berbagai kompetensi kunci yang


belum tersusun secara sistematis misalnya berdasarkan tingkat kesulitan materi,
maka kegiatan mengurai capaian pembelajaran menjadi beberapa tujuan
pembelajaran kemudian menyusunnya secara sistematis dan logis menurut tahapan
mudah ke sulit, umum ke khusus, maka hasilnya adalah Alur Tujuan Pembelajaran.
Yang harus diperhatikan dalam ATP adalah "struktur ilmu", perhatikan
materi pra syarat untuk materi selanjutnya. ATP disusun dari yang paling sederhana
ke yang komplek, dari yang mudah ke yang sukar.

5. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) dalam Kurikulum
Merdeka, merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan apa yang perlu
ditunjukkan/didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti bahwa ia telah mencapai
tujuan pembelajaran. KKTP merupan pengganti KKM (kriteria ketuntasan minimal)
pada kurikulum sebelumnya. KKTP dikembangkan oleh guru saat merencanakan
asesmen, ketika menyusun perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar.
KKTP berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Selain itu KKTP juga menjadi pedoman
guru dalam menyusun instrumen penilaian. Pendidik tidak disarankan untuk
menggunakan angka mutlak (misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria.
Yang paling disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan,
maka pendidik diperkenankan untuk menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85,
85 - 100, dan sebagainya).
Dengan demikian, kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta
didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik dengan
menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya:
a. Menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak mencapai kriteria
tersebut maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran
b. Menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran
c. Menggunakan skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam mengembangkannya.
Langkah sederhana untuk merumuskan KKTP adalah dengan merinci materi yang
ada dalam TP menjadi bagian-bagian detil materi selanjutnya dari bagian-bagian
materi itu masing-masing disandingkan dengan kompetensi yang linear dengan
mengacu pada taksonomi Bloom. Misal jika materinya dimensi konseptual maka
kompetensi yang tepat adalah KKO kognisi level 2 atau C2. Jika materinya dimensi
factual, maka kompetensi yang tepat adalah KKO kognisi level 1 atau C1, begitu
seterusnya.
Contoh :
Tujuan Pembelajaran : Memahami ketentuan jual beli
Lingkup materi jual beli adalah :

Lingkup Materi
Pengertian jual beli
Hukum jual beli
Rukun jual beli
Syarat jual beli
Macam-macam jual beli

Jual beli mubah dan


haram

Selanjutnya memberikan KKO pada masing-masing materi tersebut sesuai dengan


dimensi pengetahuannya.

Kompetensi Lingkup Materi


Menjelaskan Pengertian jual beli
Menjelaskan Hukum jual beli
Menyebutkan Rukun jual beli
Menyebutkan Syarat jual beli
Menjelaskan Macam-macam
jual beli
Menganalisis Jual beli mubah
dan haram

Sehingga didapat rumusan KKTP dari tujuan pembelajaran ketentuan jual beli
adalah :
1. Menjelaskan pengertian jual beli
2. Menjelaskan hukum jual beli
3. Menyebutkan rukun jual beli
4. Menyebutkan syarat jual beli
5. Menjelaskan macam-macam jual beli
6. Menganalisis jual belih mubah dan haram

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun, 2022. Panduan Pembelajaran dan Asesmen, Kementerian Pendidikan


Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kemendibud Ristek. 2022. Surat Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Kemendikbudristek menerbitkan Surat Keputusan Nomor 033/H/KR/2022
tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan. Jakarta

Kementerian Agama. 2022, Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3211
Tahun 2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
Kurikulum Merdeka Pada Madrasah. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai