Setelah Indonesia memasuki masa orde baru maka tatanan kurikulum pun mengalami
perubahan dari “Rencana Pelajaran” menuju kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan.
Dalam konteks ini adalah kurikulum subjek akademik, merupakan model konsep
kurikulum yang paling tua, sejak sekolah yang pertama dulu berdiri. Kurikulum ini
menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin ilmu.
Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan dengan model yang lain.
Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik, perenalisme dan esensialisme,
berorientasi pada masa lalu. fungsi pendidikan adalah memeliharadan mewariskan ilmu
pngetahuan, tehnologi, dan nilai-nilai budaya masa lalu kepada generasi yang baru.
Menurut kurikulum ini, belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran
sebanyak-banyaknya. kurikulum subjek akademik tidak berarti terus tetap hanya
menekankan materi yang disampaikan, dalam sejarah perkembangannya secara
berangsur-angsur memperhatikan juga proses belajar yang dilakukan peserta didik.
Proses belajar yang dipilih tergantung pada segi apa yang dipentingkan dalaam materi
pelajaran tersebut. Semua proses pembelajaran diarahkan dalam upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Kurikulum ini mulai dikembangkan sejak tahun 1975 hingga 1984.
Kurikulum 1975 termasuk kurikulum yang seluruh bidang studinya berorientasi pada
pendekatan tujuan (Slamet 2007). Kurikulum ini memiliki unsur-unsur yang lebih
lengkap bila dibandingkan dengan kurikulum yang ada sebelumnya. Kurikulum ini terdiri
dari 7 unsur pokok, yakni:
a. Dasar, tujuan dan prinsip-prinsip,
b. struktur program kurikulum,
c. garis-garis besar program pengajaran,
d. sistem penyajian,
e. sistem penilaian,
f. sistem bimbingan dan penyuluhan, dan
g. pedoman supervisi dan administrasi (Jasin 1987).
Selain lebih lengkap, Kurikulum 1975 telah menampilkan susunan yang lebih luas dan
kompleks tidak sesederhana kurikulum sebelumnya yang lebih banyak membahas daftar
jam pelajaran dan garis-garis besar program pengajarannnya saja.
A. Latar Belakang Diberlakukanya Kurikulum 1975
Dalam Kata Pengantar Kurikulum 1975, Menteri Pendidikan Republik Indonesia
Sjarif Thajeb, menjelaskan tentang latar belakang ditetapkanya Kurikulum 1975
sebagai pedoman pelaksanaan pengajaran di sekolah. Penjelasan tersebut sebagai
berikut :
1. Sejak Tahun 1969 di Negara Indonesia telah banyak perubahan yang terjadi
sebagai akibat lajunya pembangunan nasional, yang mempunyai dampak baru
terhadap program pendidikan nasional. Hal-hal yang mempengaruhi program
maupun kebijaksanaan pemerintah yang menyebabkan pembaharuan itu adalah
(a) Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah banyak timbul
gagasan baru tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.
(b) Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang
digariskan dalam GBHN yang antara lain berbunyi : “Mengejar ketinggalan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat lajunya
pembangunan.
(c) Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaaan mendorong pemerintah untuk meninjau
kebijaksanaan pendidikan nasional.(d) Adanya inovasi dalam system belajar-
mengajar yang dianggap lebih efisien dan efektif yang telah memasuki dunia
pendidikan Indonesia.(e) Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan
untuk meninjau sistem yang kini sedang berlaku.
2. Pada Kurikulum 1968, hal-hal yang merupakan faktor kebijaksanaan
pemerintah yang berkembang dalam rangka pembangunan nasional tersebut
belum diperhitungkan, sehingga diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum
1968 tersebut agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang
membangun.
3. Kurikulum 1994
munculnya kurikulum 1994 diarahkan untuk memberi pedoman pendidikan untuk
mewujudkan masyarakat yang siap untuk tinggal landas. Kurikulum 1994 juga bertepatan
dengan berakhirnya masa Perang Dingin yang telah berlangsung lebih dari empat dekade.
Munculnya Kurikulum 1994 juga bertepatan dengan pemberlakuan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 060/U/1993 tentang Pendidikan
Dasar 9 Tahun yang dilaksanakan secara bertahap mulai tahun ajaran 1994/1995.
Kebijakan ini juga merupakan bagian dari menindaklanjuti pelaksanaan UU No. 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum Pendidikan dasar 9 tahun adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta tata cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar untuk 6
tahun di SD dan 3 tahun di SMP atau yang sederajat. Sebagai bagian terpadu dari sistem
pendidikan nasional, penjabaran kurikulum ini disusun dengan memperhatikan tahap
perkembangan siswa dan kesesuain dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan
nasional dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Maka dalam
kurikulum 1994 ini dikenalkanlah mata pelajaran “muatan lokal” yang berfungsi
memberikan peluang untuk pengembangan kemampuan siswa sesuai dengan kondisi
sekolah atau daerah (Usman 2002).
Salah satu perangkat kurikulum 1994 yang disiapkan oleh pemerintah adalah GBPP
(Garis- Garis Besar Program Pengajaran). GBPP ini merupakan pedoman bagi para guru
untuk dapat menyusun program pengajaran tahunan, catur wulan, persiapan pengajaran,
beserta penilaiannya. Agar guru dapat leluasa dalam mengembangkan kegiatan
pengajarannya sendiri secara kreatif, maka GBPP memang sengaja tidak mencantumkan
metode, penilaian, serta sarana yang mesti digunakan (Balitbang Depdikbud 1994).
Daftar Pustaka
Agung Pardini.2017. Kurikulum Indonesia: Dari Leerplan Menuju Kurikulum Nasional. Jurnal
Pendidikan Dompet Dhuafa.Vol.07 (02).
Balitbang Depdikbud.1994.Kurikulum 1994: Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
Sekolah Menengah Umum (SMU), Jakarta: DepartemenPendidikan dan
Kebudayaan.
Hamalik, Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum, Dasar-dasar dan Pengembangannya.
Bandung: Mandar Maju.
Hamalik, Oemar.2009. Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.(Cet. 6).
Hasan, S. Hamid, Perkembangan Kurikulum: Perkembangan Ideologis dan Teoritik Pedagogis.
Jasin, Anwar.1987.Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dasar: Sejak Proklamasi Kemerdekaan.
Jakarta: Balai Pustaka.
Slamet, St. Y. 2007. Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah
Dasar. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Usman, Moh. Uzer.2002.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. Ke 14.