b. Fungsi pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas pada
orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan. Kegiatan pengorganisasian
adalah untuk menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip
pengorganisasian, salah satunya adalah terbaginya semua tugas dalam berbagai
unsur organisasi secara proporsional.
c. Fungsi penggerakan
Menggerakkan menurut Terry dalam Sagala (2008: 52) berarti merangsang
anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias
dan kemauan yang baik. Tugas menggerakan dilakukan oleh pemimpin. Oleh
karena itu, kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting
menggerakkan personel dalam melaksanakan program kerja sekolah.
d. Fungsi pengkoordinasian
Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang
telah dibagi tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakan saja, tetapi
menurut aturan sehingga sesuai dengan pencapaian tujuan.
e. Fungsi pengarahan
Nawawi dalam Sagala (2008: 58) mengemukakan bahwa pengarahan
adalah memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui setiap personal,
baik secara struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatannya tidak terlepas
dari usaha mencapai tujuan. Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan
bersama tetap melalui jalur yang ditetapkan dan tidak terjadi penyimpangan yang
dapat menimbulkan terjadinya pemborosan.
f. Fungsi pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan untuk mengetahui
realisasi perilaku personal dalam organisasi pendidikan dan apakah tingkat
pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan yang dikehendaki, kemudian dari
hasil pengawasan tersebut apakah dilakukan perbaikan. Pengawasan meliputi
pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai rencana yang dibuat, instruksi yang
dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
a. Membuat perencanaan
Salah satu fungsi utama dan pertama yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah adalah membuat atau menyusun perencanaan. Perencanaan merupakan
salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi setiap
kegiatan. baik perseorangan maupun kelompok. Tanpa perencanaan
atau planning, pelaksanaun suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan
mungkin juga kegagalan.
Oleh karena itu, setiap kepala sekolah paling tidak harus membuat rencana
tahunan. Setiap tahun, menjelang dimulainya tahun ajaran baru, kepala sekolah
hendaknya sudah siap menyusun rencana yang akan dilaksanakan untuk tahun
ajaran berikutnya. Sesuai dengan ruang lingkup administrasi sekolah, maka
rencana atau program tahunan hendaklah mencakup bidang-bidang seperti
berikut:
1) Program pengajaran, seperti antara lain kebutuhan tenaga guru sehubungan
dengan kepindahan dll.; pembagian tugas mengajar, pengadaan buku-buku
pelajaran, alat-alat pelajaran, dan alat peraga; pengadaan atau pengembangan
laboratorium sekolah; pengadaan atau pengembangan perpustakaan sekolah;
sistem penilaian hasil belajar; kegiatan-kegiatan kokurikuler; dan lain-lain.
2) Kesiswaanataukemuridan, antara lain syarat-syarat dan prosedur penerimaan
murid dan, pengelompokan siswa atau murid dan pem- bagian kelas, bimbingan
atau konseling murid, pelayanan kesehatan- murid (UKS), dan sebagainya.
3) Kepegawaian, seperti penerimaan dan penempatan guru atau pegawai baru.
pembagian tugas/pekerjaan guru dan pegawai sekolah, usaha kesejahteraan guru
dan pegawai sekolah, mutasi dan atau promosi guru dan pegawai sekolah. dan
sebagainya.
4) Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk
berbagai kegiatan yang telah direncanakan, baik uang yang berasal dari
pemerintah, atau dari POMG atau BP3, ataupun sumber lainnya.
5) Perlengkapan, yang meliputi perbaikan atau rehabilitasi gedung sekolah,
penambahan ruangan kelas, perbaikan atau pembuatan pagar pekarangan sekolah,
perbaikan atau pembuatan lapangan olah raga, perbaikan atau pengadaan bangku
murid, dan sebagainya.
Perlu diperhatikan, bahwa dalam penyusunan rencana tahunan ini, guru-
guru dan pegawai sekolah hendaknya diikutsertakan. lkut sertanya guru- guru dan
pegawai sekolah dapat membantu pemikiran dan ide-ide serta Pemecahan masalah
yang mungkin tidak terpikirkan atau tidak dapat dipecahkan sendiri oleh kepala
sekolah. Di samping itu, dengan diikutsertakannya guru-guru dan pegawai
sekolah, mereka akan merasa bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang telah mereka rencanakan dan mereka sepakati bersama.
b. Menyusun organisasi sekolah
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Personal pendidikan dalam arti luas meliputi guru, pegawai, dan siswa. Dalam
pembaasan ini yang dimaksud dengan personel pndidikan adalah golongan
petugas yang membidangi kegiatan edukatif dan yang membidangi kegiatan
nonedukatif (ketatausahaan). Personil bisa juga disebut pegawai, personel maupun
karyawan. Pegawai dalam suatu sekolah adalah semua manusia yang bergabung
dalam kerjasama pada suatu sekolah untuk melaksanakan tugas-tugas dalam
mencapai tujuan pendidikan. Meraka itu adalah dari mulai kepala sekolah sampai
pesuruh sekolah ( seperti Office Boy dll)
2. Dalam menuju tingkat produktivitas penyelenggaraan pendidikan, harus di
administrasikan dengan berpegang pada prinsip-prinsip berikut :
a. Menerapkan kembali prosedur dan tehnik yang dilandasi oleh pengetahuan
terorganisir.
b. Mencapai keharmonisan tindakan kelompok, bukan sebaliknya.
c. Mencapai suasana kerja sama manusia bukan individualisasi yang semrawut.
d. Bekerja untuk memperoleh output semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Diunduhdarisitus, http://uut-utomo-makalah-
kuliah.blogspot.com/2013/11/administrasi-personel.html,Selasa, 21 Oktober 2014
pukul 20.55
[2]Soetjipto dan Kosasi R. 1994. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta
[3]Di unduh dari situs, https://www.scribd.com/doc/106457691/administrasi-
personil-sekolah. Senin,20 Oktober 2014pukul01:00 WIB.
[4]Diunduhdarisitus, http://uut-utomo-makalah-
kuliah.blogspot.com/2013/11/administrasi-personel.html, Selasa, 21 Oktober 2014
pukul 20.55
[5]Diunduh darisitus,
http://yuliantika93.blogspot.com/2012/10/administrasipersonelsekolah.html,
Selasa, 21 Oktober 2014 pukul 20.55 WIB
[6]Ngalim Purwanto, MP. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Rodsa Karya. Cet 12, Tahun 2012. Hlm 106-112.