Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk di bahas.
Pembahasan selalu menarik untuk diikuti oleh semua orang. Lebih-lebih yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan. Guru adalah orang yang sangat
memegang kunci keberhasilan dalam dunia pendidikan. Guru sangat bisa
diharapkan untuk menjadi pentransfer ilmu pengetahuan, penanaman nilai-nilai
akhlak dan pematangan pendidikan ketrampilan pada anak didik. Pemilihan guru
yang tepat memang sangat sulit. Karena pemilihan guru yang tepat membutuh
beberapa hal yang sangat menguras tenaga. uru ideal adalah dambaan peserta
didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan
selalu memberikan contoh atau keteladanan.
Saat ini masih banyak guru yang belum profesional. Selain
keterampilan mengajar dinilai minim, guru juga dianggap kurang memiliki
motivasi mengajar. Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (Dirjen PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)
Baedhowi mengatakan, kementerian mempunyai kebijakan, yaitu untuk menjadi
guru, seseorang harus mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi
pendidikan.
Memang perekrutan guru yang ideal membutuhkan banyak tenaga,
waktu dan biaya yang banyak. Sering kali setelah terjadi perekrutan guru banyak
sekali ketidak baikan dalam memilih guru. Aspek yang ditempuh dalam
perekrutan hanya mengandalkan faktor kognitif. Ujian penyaringan ( seleksi )
calon pegawai negeri sipil hanya mengandalkan ujian tertulis. Mestinya banyak
hal yang harus diuji seperti ujian akhlak lewat wawancara dan pengamatan
lapangan. Ujian cara mengajar yang baik. Baru yang terakhir adalah ujian
pengetahuan ( kognitif). Kalau hal bisa terlaksana maka akan dapat memperoleh
guru yang baik dan militan.


2

B. Rumusan Masalah
1. Siapa guru itu?
2. Bagaimana menjadi guru yang baik?
3. Bagaimana meningkatkan efektifitas pembelajaran?
4. Apa saja permasalahan yang terkait dengan pengelolaan tenaga
kependidikan?
5. Apa saja kode etik profesi keguruan?
6. Bagaimana kompetensi guru berdasarkan Undang Undang No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa :
1. mengetahui siapa sebenarnya guru itu, termasuk didalamnya kriteria guru,
peranan dan tanggung jawab guru
2. mengetahui bagaimana cara menjadi guru yang baik
3. mengetahui cara meningkatkan efektifitas pembelajaran
4. mengetahui permasalahan-permasalan terkait pengelolaan tenaga
kependidikan
5. mengetahui kode etik profesi keguruan.

D. Batasan Masalah
Dalam makalah ini hanya akan dibahas hal-hal yang ada pada rumusan
masalah.

3

BAB II
PEMBAHASAN


A. Tenaga Kependidikan (Guru)
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru
memiliki derajad profesionalitas yang tercermin dan kompetensi kemahiran,
kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik
tertentu. Didalam UU No. 20 Tahun 2003, kata guru dimasukkan ke dalam
genus pendidik. Sesungguhnya guru dan pendidik merupakan dua hal yang
berbeda. Kata pendidik (bahasa Indonesia) merupakan padanan dari kata
educator (bahasa Inggris). Didalam Kamus Webster, kata edukator berarti
educationist atau educationalis yang padanannya dalam bahasa Indonesia
adalah pendidik. Kata guru (bahasa Indonesia) merupakan padanan dari kata
teacher (bahasa Inggris). Dalam Kamus Webster, kata teacher bermakna
sebagai the person who teach especially in school atau guru adalah seorang
pengajar yang khususnya di sekolah.
Secara formal untuk menjadi profesional, guru disyaratkan memenuhi
kualifikasi akademik minimum dan bersertifikat pendidik. Guru-guru yang
memenuhi kriteria profesional inilah yang akan mampu menjalankan fungsi
utamanya secara efektif dan efisien untuk melanjutkan proses pendidikan dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yakni
perkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

1. Syarat Syarat Menjadi Guru
Karena pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional maka untuk menjadi
guru harus pula memenuhi persyaratan yang berat. Beberapa diantaranya
adalah :

4

a. Harus memiliki bakat sebagai guru
b. Harus Memiliki Keahlian Sebagai Guru
Setiap guru profesional harus menguasai pengetahuan yang mendalam
dalam spesialisasinya. Penguasaan pengetahuan ini merupakan syarat
yang penting disamping keterampilan-keterampilan lainnya. Oleh sebab
dia berkewajiban menyampaikan pengetahuan, pengertian, keterampilan,
dan lain-lain kepada muridnya

c. Guru Harus Memiliki Kepribadian yang Baik dan Terintegrasi
Karena tuntutan tugasnya maka setiap guru harus memiliki kepribadian
yang baik dan terintegrasi. Kepribadian yang baik ini tentu saja ditinjau
dari segi murid, dari segi orang tua, dari segi kebutuhan tugasnya.

d. Guru Harus Memiliki Mental yang Sehat
Seorang guru tidak boleh memiliki mental yang terganggu. Guru tidak
boleh pemarah, pemalu, penakut, rendah diri, merasa cemas,
mengisolasikan diri, agresif, pasif, pendiam, suka melamun, dan
seterusnya. Guru yang mempunyai mental yang terganggu tidak
memungkinkan melaksanakan tugasnya dengan baik, malahan
gangguan mentalnya dapat mempengaruhi kondisi mental murid-
muridnya, hal mana tidak dihrapkan dalam pendidikan.

e. Guru Harus Berbadan sehat
Badan sehat sangat membantu lancarnya pekerjaan guru. Sebaiknya
guru yang tidak berbadan sehat atau suka sakit-sakitan, akan sangat
menggangu pekerjaannya. Apalagi seorang guru yang penyakitnya
menular kepada murid-muridnya. Karena itu guru yang sedang sakit lebih
baik tidak melaksanakan tugasnya sampai dia sehat kembali.

f. Guru Harus Memiliki Pengalaman dan Pengetahuan yang Luas
Pengalaman an pengetahuan ini sangat diperlukan dalam pengajaran.
Dia tidak cukup hanya menguasai pengetahuan spesialisasinya saja,
akan tetapi pengalaman dan pengetahuan umum perlu juga dipahami.
5

Dalam kegiatan mengajar sehari-hari, siswa sering menanyakan hal-hal
diluar pelajaran, dalam hal ini guru harus pandai menjelaskannya.
g. Guru adalah Manusia Pancasila
Pancasila merupakan filsafat bangsa yang merupakan way of life bangsa
yang harus duhayati dengan baik sehingga bukan saja menjadi
pengetahuan dan pemahaman yang baik tapi juga dapat
melaksanakannya dalam tindakan sehari-hari.

h. Guru adalah Seorang Warga Negara yang Baik
Sebagaimana warga negara lainnya, maka guru harus mematuhi semua
peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Guru harus
turut serta mengkhususkan semua program pemerintah dengan jalan
turut serta melakukan kegiatan-kegiatan yang sejalan dengan program
itu. Sebagai kekuatan masyarakat maka dia harus memberi contoh yang
baik bagi masyarakat sekitarnya.

2. Tugas Guru
Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai
tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas
kemasyarakatan (sivic mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang
kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika,
tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
a. Tugas Profesional
Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau
transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang
sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.
b. Tugas Manusiawi
Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar
dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-
baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi
diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.
Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka
pengertian bahwa manusia hidup dalam satu unit organik dalam
keseluruhan integralitasnya seperti yang telah digambarkan di atas. Hal
6

ini berarti bahwa tugas pertama dan kedua harus dilaksanakan secara
menyeluruh dan terpadu. Guru seharusnya dengan melalui pendidikan
mampu membantu anak didik untuk mengembangkan daya berpikir atau
penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta secara
kreatif dalam proses transformasi kebudayaan ke arah keadaban demi
perbaikan hidupnya sendiri dan kehidupan seluruh masyarakat di mana
dia hidup.
c. Tugas Kemasyarakatan
Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga
negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang
telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.
Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama
dalam kesatuan organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya
mengajar di dalam kelas saja tetapi seorang guru harus mampu menjadi
katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan tempat di mana ia
bertempat tinggal.
Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus
memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang
dan masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek
komunikasi. Pengetahuan yang kita berikan kepada anak didik harus
mampu membuat anak didik itu pada akhimya mampu memilih nilai-nilai
hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat anak didik
berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak
didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Kita mengetahui cara manusia
berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat
juga melalui gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat
melalui warna dan garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa
ukiran, atau melalui simbul-simbul dan tanda tanda yang biasanya disebut
rumus-rumus.
Jadi nilai-nilai yang diteruskan oleh guru atau tenaga kependidikan
dalam rangka melaksanakan tugasnya, tugas profesional, tugas manusiawi,
dan tugas kemasyarakatan, apabila diutarakan sekaligus merupakan
pengetahuan, pilihan hidup dan praktek komunikasi. Jadi walaupun
pengutaraannya berbeda namanya, oleh karena dipandang dari sudut guru
7

dan dan sudut siswa, namun yang diberikan itu adalah nilai yang sama,
maka pendidikan tenaga kependidikan pada umumnya dan guru pada
khususnya sebagai pembinaan prajabatan, bertitik berat sekaligus dan sama
beratnya pada tiga hal, yaitu melatih mahasiswa, calon guru atau calon
tenaga kependidikan untuk mampu menjadi guru atau tenaga kependidikan
yang baik, khususnya dalam hal ini untuk mampu bagi yang bersangkutan
untuk melaksanakan tugas profesional.
Selanjutnya, pembinaan prajabatan melalui pendidikan guru ini harus
mampu mendidik mahasiswa calon guru atau calon tenaga kependidikan
untuk menjadi manusia, person (pribadi) dan tidak hanya menjadi teachers
(pengajar) atau (pendidik) educator, dan orang ini kita didik untuk menjadi
manusia dalam artian menjadi makhluk yang berbudaya. Sebab
kebudayaanlah yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk
hewan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa hewan berbudaya, tetapi kita
dapat mengatakan bahwa makhluk manusia adalah berbudaya, artinya di
sini jelas kalau yang pertama yaitu training menyiapkan orang itu menjadi
guru, membuatnya menjadi terpelajar, aspek yang kedua mendidiknya
menjadi manusia yang berbudaya, sebab sesudah terpelajar tidak dengan
sendininya orang menjadi berbudaya, sebab seorang yang dididik dengan
baik tidak dengan sendininya menjadi manusia yang berbudaya.
Memang lebih mudah membuat manusia itu berbudaya kalau ia
terdidik atau terpelajar, akan tetapi orang yang terdidik dan terpelajar tidak
dengan sendirinya berbudaya. Maka mengingat pendidikan ini sebagai
pembinaan pra jabatan yaitu di satu pihak mempersiapkan mereka untuk
menjadi guru dan di lain pihak membuat mereka menjadi manusia dalam
artian manusia berbudaya, kiranya perlu dikemukakan mengapa guru itu
harus menjadi rnanusia berbudaya. Oleh kanena pendidikan merupakan
bagian dari kebudayaan; jadi pendidikan dapat berfungsi melaksanakan
hakikat sebagai bagian dari kebudayaan kalau yang melaksanakannya juga
berbudaya. Untuk menyiapkan guru yang juga manusia berbudaya ini
tergantung 3 elemen pokok yaitu :
a. Orang yang disiapkan menjadi guru ini melalui prajabatan (initial
training) harus mampu menguasai satu atau beberapa disiplin ilmu yang
akan diajarkannya di sekolah melalui jalur pendidikan, paling tidak
8

pendidikan formal. Tidak mungkin seseorang dapat dianggap sebagai
guru atau tenaga kependidikan yang baik di satu bidang pengetahuan
kalau dia tidak menguasai pengetahuan itu dengan baik. Ini bukan
berarti bahwa seseorang yang menguasai ilmu pengetahuan dengan
baik dapat menjadi guru yang baik, oleh karena biar bagaimanapun
mengajar adalah seni. Tetapi sebaliknya biar bagaimanapun mahirnya
orang menguasai seni mengajar (art of teaching), selama ia tidak punya
sesuatu yang akan diajarkannya tentu ia tidak akan pantas dianggap
menjadi guru.
b. Guru tidak hanya harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan
yang harus dapat diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan
kebudayaan yang mendasar untuk aspek manusiawinya. Jadi di
samping membiasakan mereka untuk mampu menguasai pengetahuan
yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat menguasai satu dasar
kebudayaan yang kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu diberikan dasar
pendidikan umum.
c. Pendidikan terhadap guru atau tenaga kependidikan dalam dirinya
seharusnya merupakan satu pengantar intelektual dan praktis kearah
karir pendidikan yang dalam dirinya (secara ideal kita harus mampu
melaksanakannya) meliputi pemagangan. Mengapa perlu pemagangan,
karena mengajar seperti juga pekerjaan dokter adalah seni. Sehingga
ada istilah yang populer di dalam masyarakat tentang dokter yang
bertangan dingin dan dokter yang bertangan panas, padahal ilmu yang
diberikan sama. Oleh karena mengajar dan pekerjaan dokter merupakan
art (kiat), maka diperlukan pemagangan. Karena art tidak dapat
diajarkan adalah teknik mengajar, teknik untuk kedokteran. Segala
sesuatu yang kita anggap kiat, begitu dapat diajarkan diakalau menjadi
teknik. Akan tetapi kalau kiat ini tidak dapat diajarkan bukan berarti tidak
dapat dipelajari. Untuk ini orang harus aktif mempelajarinya dan
mempelajari kiat ini harus melalui pemagangan dengan jalan
memperhatikan orang itu berhasil dan mengapa orang lain tidak
berhasil, mengapa yang satu lebih berhasil, mengapa yang lain kurang
berhasil
9


3. Peranan Guru
a. Motivator
Motivasi sangat penting di dalam kelas untuk membolehkan semua
tugasan diselesaikan dengan jayanya. Motivasi ialah sesuatu yang
memberi dorongan, kekuatan, tenaga untuk mengarah,
mempertahankan idealisme dan rantaian usaha untuk mencapai sesuatu
matlamat. Jadi, peranan kita sebagai guru di sini adalah sebagai
motivator yang boleh menggerakkan pelajar kita berusaha ke arah
mencapai kejayaan yang diingini.
b. Pemudah Cara
Apakah yang anda tahu tentang pemudah cara atau fasilitator?
Pemudah cara ialah seseorang yang membimbing, menggerakkan
individu lain atau kumpulan dalam menyiapkan sesuatu tugasan yang
diberikan di dalam sesuatu aktiviti pembelajaran.
Berikut adalah apa yang dibuat oleh seorang pemudah cara:
1) Memberikan arahan yang jelas;
2) Mewujudkan hubungan secara kolaboratif dengan peserta atau
pelajar;
3) Membantu membina dan mengekalkan suasana pembelajaran yang
terbuka, semua pelajar boleh memberikan pendapat dan
kepelbagaian pandangan dihormati;
4) Menjamin semua pelajar merasakan diri dilibatkan dan boleh
mengambil bahagian;
5) Memotivasikan pelajar memperoleh pencapaian yang baik;
6) Menyediakan pembelajaran yang berstruktur yang memasukkan
latar,
7) masa pemerhatian, set induksi dan penutup di samping
mematuhinya;
8) Memastikan perancangan pengajaran dan pembelajaran dibuat
dengan rapi; dan
9) Membantu menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih
berkesan.
10

Pemudah cara bukannya orang yang bertanggungjawab
menjadikan
pembelajaran berlaku. Sebaliknya, pembelajaran adalah tanggungjawab
semua ahli kumpulan. Bagaimanapun pelajarlah yang menentukan
tajuk-tajuk yang perlu diberikan penekanan.
Pemudah cara tidak semestinya seorang yang pakar di dalam
bidang tersebut. Pemudah cara mungkin merancang setiap sesi
perbincangan tetapi ahli di dalam kumpulan mungkin mempunyai
kepakaran dan pengalaman yang lebih di dalam bidang itu.
Tahukah anda, pemudah cara tidak menguasai perbincangan
tetapi menggalakkan ahli berbincang. Oleh itu mungkin pemudah cara
adalah orang yang paling kurang bercakap di dalam sesi itu.
Setelah selesai sesi perbincangan siapakah yang selalunya
mengemaskan semua peralatan? Sebenarnya ini bukanlah tugas
pemudah cara tetapi tugas yang perlu dilakukan secara kolaboratif oleh
semua ahli.
11



c. Pembimbing
Sebagai guru, anda sebenarnya adalah pembimbing pelajar anda.
Untuk membimbing, pastinya anda perlu menguasai kemahiran yang
tinggi dalam aspek yang akan dibimbing. Anda bukan sahaja akan
membimbing semasa aktiviti sedang berlangsung tetapi sebelum
berlangsung juga pelajar perlu dibimbing untuk membuat persediaan.
Selepas aktiviti selesai, anda akan membimbing pelajar membuat
refleksi. Sepatutnya, mereka boleh merenung kembali kekurangan dan
kelebihan aktiviti itu, di samping memberikan cadangan
penambahbaikan untuk melaksanakan aktiviti itu dengan lebih baik di
masa akan datang.
Di dalam kelas anda terdapat pelbagai tahap pencapaian pelajar:
1) Pelajar Cerdas
12

Perlukan bimbingan untuk pengayaan supaya perasaan jemu dapat
dielakkan; tugasan untuk kumpulan ini perlu lebih mencabar.
2) Pelajar Lemah
Perlukan pemulihan untuk memastikan mereka sentiasa berusaha
menyiapkan tugasan yang diberi; kumpulan ini memerlukan lebih
banyak bimbingan berbanding dengan pelajar cerdas.
Bimbingan guru juga diperlukan bagi pelajar yang menghadapi
masalah peribadi. Misalnya guru boleh membimbing pelajar
menyelesaikan masalah berkaitan dengan keluarga atau masalah
mendapatkan bantuan kewangan untuk melanjutkan pelajaran dan
sebagainya.
Pelajar yang bermasalah komunikasi juga perlukan bimbingan
guru. Pembentukan tingkah laku positif supaya diterima oleh rakan
sebaya perlukan bimbingan guru. Murid yang pendiam boleh dibentuk
melalui pelbagai latihan supaya lebih berkeyakinan untuk berhubung
sekurang-kurangnya dengan rakan sebaya.

13

B. Menjadi Guru yang Baik
Teori-teori tentang mengajar dan belajar sebagaimana terpapar di muka
semua menuju pada pola dan model belajar yang berpusat pada siswa atau
pembelajar, dan tingkat keberhasilannya sangat ditentukan juga oleh seberapa
besar mereka merasa perlu belajar, dan seberapa besar mereka siap untuk
belajar.
Gilbert H. Hunt dalam bukunya Effective Teaching menyatakan bahwa
guru yang baik itu harus memenuhi tujuan kriteria (Hunt, 1999: 15-16), yaitu:
1. Sementara itu, dengan mengadaptasi teori Peter G. Beidler, dalam buku
Inspiring Teaching yang diedit oleh John K. Roth, terdapat sepuluh (10)
kriteria Sifat; Guru yang baik harus memiliki sifat-sifat antusias, stimulatif,
mendorong siswa untuk maju, hangat, berorientasi pada tugas dan pekerja
keras, toleran, sopan, dan bijaksana, demokratis, penuh harapan bagi siswa,
tidak semata mencari reputasi pribadi, mampu mengatasi stereotipe siswa,
bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar siswa, mampu menyampaikan
perasaannya, dan memiliki pendengaran yang baik.
2. Pengetahuan; Guru yang baik juga memiliki pengetahuan yang menandai
dalam mata pelajaram yang dimampunya, dan terus mengikuti kemajuan
dalam bidang ilmunyaitu.
3. Apa yang disampaikan; Guru yang baik juga mampu memberikan jaminan
bahwa materi yang disampaikannya mencakup senua unit bahasan yang
diharapkan siswa secara maksimal.
4. Bagaimana Mengajar; Guru yang baik mampu menjelaskan berbagai
informasi secara jelas, dan terang, memberikan layanan yang variatif,
menciptakan dan memelihara momentum, menggunakan kelompok kecil
secara efektif, mendorong semua siswa untuk berpatisipasi, memonitor dan
bahkan sering mendatangi siswa, mampu mengambil berbagai keuntungan
dari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, memonitor tempat duduk
siswa, senantiasa melakukan formatif test dan post test, melibatkan siswa
dalam tutorial atau pengajaran sebaya, menggunakan kelompok besar untuk
pengajaran instructional, menghindari kesukaran beberapa bahan
tradisional, menunjukkan pada siswa tentang pentingnya bahan-bahan yang
mereka pelajari, menunjukkan proses berpikir yang penting untuk belajar,
14

berpartisipasi dan mampu memberikan perbaikan terhadap kesalahan
konsepsi yang dilakukan siswa.
5. Harapan, Guru yang baik mampu memberikan harapan pada siswa, mampu
membuat siswa akuntabel, dan mendorong partisipasi orang tua dalam
memajukan kemampuan akademik lainnya.
6. Reaksi guru terhadap siswa; Guru yang baik biasa menerima berbagai
masukan, risiko, dan tantangan, selalu memberikan dukungan pada
siswanya, konsisten dalam kesepakatan-kesepakatan dengan siswa,
bijaksana terhadap kritik siswa, pengajaran yang memperhatikan individu,
mampu memberikan atas kesetaraan pasrtisipasi siswa, mampu
menyediakan waktu yang pantas untuk siswa dalam membantu mereka
belajar, peduli dan sensitif terhadap perbedaan-perbedaan latar belakang
sosial ekonomi dan kultur siswa, dan menyesuaikannya pada kebijakan-
kebijakan menghadapi berbagai perbedaan.
7. Management; Guru yang baik juga harus mampu menunjukkan keahlian
dalam perencanaan, memiliki kemampuan mengorganisasi kelas sejak hari
pertama dia bertugas, cepat memulai kelas, melewati masa transisi dengan
baik, memiliki kemampuan dalam mengatasi dua atau lebih aktivitas kelas
dalam satu waktu yang sama, mampu memelihara waktu bekerja serta
menggunakannya secara efisien dan konsisten, dapat meminimalisasi
gangguan, dapat menerima suasana kelas yang ribut dengan kegiatan
pembelajaran, memiliki teknik untuk mengontrol kelas, memberi hukuman
dengan bentuk yang paling ringan, dapat memelihara suasana tenang dalam
belajar, dan tetap menjaga siswa untuk tetap belajar menuju sukses.
guru yang baik (Beidler, 1997: 3-10), yaitu:
1. Seorang guru yang baik harus benar-benar berkeinginan untuk menjadi guru
yang baik. Guru yang baik harus mencoba, dan terus mencoba, dan biarkan
siswa-siswa tahu bahwa dia sedang mencoba, dan bahkan dia juga sangat
menghargai siswanya yang senantiasa melakukan percobaan-percobaan,
walaupun mereka tidak pernah sukses dalam apa yang mereka kerjakan.
2. Seorang guru yang baik berani mengambil risiko, mereka berani menyusun
tujuan yang sangat muluk, lalu mereka berjuang untuk mencapainya.
15

3. Seorang guru yang baik memiliki sikap positif. Seorang guru tidak boleh sinis
dengan pekerjaannya. Seorang guru tidak boleh berkata bahwa profesi
keguruan adalah profesi orang-orang miskin. Mereka harus bangga dengan
profesinya sebagai guru.
4. Seorang guru yang baik selalu tidak pernah punya waktu yang cukup.
Menurut Beidler, bahwa para guru yang baik hampir bekerja antara 80-100
jam per minggu, termasuk Sabtu dan Minggu. Guru yang baik hampir tidak
punya waktu untuk bersantai, waktunya habis untuk memberikan pelayanan
terbaik untuk siswa-siswanya.
5. Guru yang baik berpikir bahwa mengajar adalah tugas menjadi orang tua
siswa, yakni bahwa guru punya tanggung jawab terhadap siswa sama
dengan tanggung jawab orang tua terhadap putra-putrinya sendiri dalam
batas-batas kompetensi.
6. Guru yang baik harus selalu mencoba membuat siswanya percaya diri,
karena tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri, karena tidak semua
siswa memiliki rasa percaya diri yang seimbang dengan prestasinya.
7. Seorang guru yang baik juga selalu membuat posisi tidak seimbang antara
siswa dengan dirinya, yakni dia selalu menciptakan jarak antara
kemampuannya dengan kemampuan siswanya, sehingga mereka mereka
senantiasa sadar bahwa perjalanan menggapai kompetensinya masih
panjang, dan membuat mereka terus berusaha untuk menutupi berbagai
kegiatan kegiatan dan menambah pengalaman keilmuannya.
8. Seorang guru yang baik selalu mencoba memotivasi siswa-siswanya untuk
hidup mandiri, lebih independent, khususnya untuk sekolah-sekolah
menengah atau college, mereka harus sudah mulai dimotivasi untuk mandiri
dan independent.
9. Seorang guru yang baik tidak percaya penuh terhadap evaluasi yang
diberikan siswanya, karena evaluasi mereka terhadap gurunya bisa tidak
objektif, walaupun pernyataan-pernyataan mereka itu pentng sebagai
informasi, namun tidak sepenuhnya harus dijadikan patokan untuk
mengukur kinerja keguruannya.
10. Seorang guru yang baik senantiasa mendengarkan terhadap pernyataan-
pernyataan-pernyataan siswanya, yakni guru itu harus aspiratif
16

mendengarkan bijak permintaan-permintaan siswa-siswanya, kritik-kritik
siswanya serta berbagai saran yang mereka sampaikan.
Terakhir, guru harus mampus membuat persiapan mengajar dengn baik,
mampu mengevaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa-siswanya
memahami berbagai bahan ajar yang ditawarkan.
C. Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas mengajar , menurut Hunt terkait dengan penyelesaian semua
itu (Hunt,1999:4). Mengajar itu efektif, jika pembelajar mengalami berbagai
pengalaman baru dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi
kompetensi yang dikehendaki.Akan tetapi,idealitas tidak akan tercapai jika tidak
melibatkan siswa dalam perencanaan dan proses pembelajaran.Mereka harus
dilibatkan secara penuh agar tidak ada yang tertinggal,karena proses tersebut
akan membuat perhatian guru menjadi individual.jika semua itu berjalan maka
semua siswa akan mencapai kompetensi harapan.
Dalam teori Hunt ada lima bagian penting dalam peningkatan efektifvitas
pembelajaran,yaitu perencanaan,komunikasi,pengajaran,pengaturan dan
evaluasi (Hunt,199921).Kenneth D.Moore,mengembangkannya menjadi 7
langkah peningkatan perencanaan pembelajaran efektif,yakni dari mulai
perencanaan,perumusan berbagai tujuan,pemaparan perencanaan
pembelajaran pada siswa,proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai
strategi,penutupan proses pembelajaran dan evaluasi yang akan memberikan
feed back untuk perencanaan.Siklus pengembangan perencanaan tersebut
dapat dilihat dalam diagra sebagia mana berikut ini :





PENETAPAN CONTENT/
PENETAPAN KEMBALI
CONTENT
Penulisan Tujuan
Pembelajaran
PEMAPARAN
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
PENETAPAN CONTENT/
PENETAPAN KEMBALI
CONTENT
PENETAPAN CONTENT/
PENETAPAN KEMBALI
CONTENT
PENETAPAN CONTENT/
PENETAPAN KEMBALI
CONTENT
17

Model siklusini menghendaki bahwa guru sudah memegang kurikulum yanng
sudah disepakati oleh pemerintah,pemakai lulusan atau pelanggan sekolah
sendiri.Mereka menurunkan dari isi kurikulum yang telah ada bentuk tema besar
( pokok bahasan atau subpokok bahasan ).
Hunt dan Moore sebenarnya berbicara fokus yang sama hanya saja Hunt
lebih menyederhanakan topik,sementara Moore menguraikan sebagian
topik,sepeti perencanaan dibagi menjadi dua yaitu penentapan topi yang akan
diajarkan dengan perumusan pebelajaran. Demikin pula evaluasi diurai dengan
dua kegiatan penutupan dan evaluasi.Pada hakikiatnya Hunt dan Moore
membahas topik dan kisaran persoalan yang samaa,bahwa guru efektif itu harus
memulai dengan perencanaan terssebut dengan client-nya,yaitu
siswa,kemudian menyelenggarakan proses pembelajaran,mengelola kelas
sehingga efektif,dan terakhir melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar,yang hasilnya akan menjadi input untuk perencanaan berikutnya.
Peranan yang bisa dilakukan oleh seorang guru bagi meningkatkan
efektifitas belajar siswa adalah sebagai berikut :
1. Persepsi dalam hakikatnya pada kemampuan guru. Peresepsi akan
cenderung baik apabila kemampuan guru meningkat.Akan tetepi penampilan
dan cara guru di dalam membawakan diri dengan hubungannya bersama
siswa/siswi akan sangat mempengaruhi persepsi siswa/siswi
tersebut.Sedangkan dalam kenyataan masihbanyak ditemui apalagi
dilapangan guru yang tidak merasa perlu memperbaiki bagi metodologi
pengajarannya yang pada selama ini mereka lakukan,sebab mereka
menganggap dalam cara mengajar mereka sudah merupakan yang
benar.Bahkan mereka pun tak berusaha bagi meningkatkan persepsi
siswa/siswi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung di sekolah.
2. Untuk meningkatkan persepsi siswa/siswi terhadap kemampuan para guru
yang meliputi ekspektasi dan atensinya.Pada kemampuan guru yang
berbeda-beda cenderung persepsi siswa terhadap kemampuan guru pun
berbeda antara ditentukannya karakteristik pribadi dengan perilaku persepsi
yang diantanra harapan,minat,motif dan sikap.Dari faktor internal yang
melekat didalam diri perilaku terhadap persepsi siswa/siswi adalah belajar
18

sebab merasa perlu bagi meningkatnya keterampilan dan
pengetahuan.Sebagai pelaku pelaku terhadap persepsi perlu diajak yang
mampu berpikir rasional dan logis.Hal ini dipengaruhi oleh faktor faktor
internal saja yang bersumber dari karakteristik kepribadian dan keyakinan
seseorangan.
3. Seorang guru didalam memberikakan uji coba dan demontrasi bagi diikuti
oleh siswa/siswinya.Untuk demonstrasi tidak hanya berupa percontohan
secara taknis saja,akan tetapi juga menunjukkan kinerja yang sangat baik.
4. Bagi seorang guru tidak hanya sekedar memberikan bimbingan dan
melaksanakan tugas belajar saja,tetapi juga memberikan informasi-informasi
yang sangat jelas sehingga mudah dicerna oleh para peserta didiknya.
5. Bagi seorang guru juga harus berkualitas tinggi dalam keilmuannya,hal
seperti ini sangat diperlkakan agar seorang guru mampu bisa menyadarkan
siswa/siswi terhadap adanya faktor faktor eksternal yang bersumber dari
lingkungan dan situasi yang melalui proses informasi yang bisa
mempengaruhi persepsi
6. Seleksi-seleksi tersebut guru yang tidak hanya menguasai masalah-
masalah teknik,melainkan juga dituntut untuk harus bisa menyalurkan
keterampilan dan kemampuannya terhadap para peserta
didik.Persyaratannya sebagai guru adalah kemampuan bagi melakukan
komunikas.Kualitas seorang guru akan memberikan kontribusi beserta
terhadap efektiitas pembelajaran.Di dalam praktiknya mungkin gagasan ini
tak mudah diterapkan,sebab guru yang mempunyai penguasaan teknik baik
dan sekaligus mempunyai kemampuan terhadap komunikasi yang baik itu
jumlahnya relatif sangat terbatas.
7. Mencairkan kontradiksi dan suasana sebab bervariasinya
sisswa/siswi.Siswa/siswi cenderung kontradiktif sebab :
a. terdapatnya siswa/siswi yang bergerak secara cepat,aktif dan
sebaliknya adapula yang justru sangat lambat.
b. Di satu sisi siswa/siswi kelompok terlalu aktif dalam berbicara,di lain
pihak ada kelompokyang selalu berdiam saja.
c. Siswa yang mengalami problem dalam kepribadian
d. Siswa yang merasa sudah tahu tentang semuanya.

19

D. Rekrutmen Tenaga Kependidikan
Dalam rangka memiliki guru yang berkualitas sangat tergantung pada
kualitas proses rekrutmennya. Semakin baik prosesnya, semakin besar pula
kemungkinan didapatkannya individu-individu yang sangat memenuhi kualifikasi
sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah.
Rekrutmen atau Penerimaan tenaga kependidikan merupakan kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan pada lembaga pendidikan, baik
jumlah maupun kualitasnya, untuk kegiatan tersebut diperlukan kegiatan
penarikan. Menurut T. Hani Handoko mengemukakan bahwa Penarikan
(rekrutmen) adalah proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan
(pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan.

Pengelolaan unsur
manusia mulai dari perencanaan sampai pada tahap akhir, pada intinya
diorientasikan untuk tahap mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam
organisasi. Dalam hal ini mencari dan mendapatkan calon-calon tenaga
kependidikan yang memenuhi syarat sebanyak mungkin.
Selain itu menurut T.Hani Handoko Penarikan berkenaan dengan
pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yang akan di seleksi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi. Dari pengertian di atas
tentang rekrutmen, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa rekrutmen
adalah proses menghasilkan satu kelompok para pelamar kerja yang memenuhi
syarat untuk bekerja di dalam organisasi. Kegiatan rekrutmen sebagai suatu
proses selalu diikuti dengan seleksi untuk menemukan kesesuaian kebutuhan
dengan kemampuan pribadi sumber daya manusia.
Menurut Ibrahim Bafadal Rekrutmen guru merupakan satu aktivitas
manajemen yang mengupayakan didapatkannya seorang atau lebih calon
pegawai yang betul-betul potensial untuk menduduki posisi tertentu di sebuah
lembaga.

Sebagai bagian dari organisasi seluruh sumber daya manusia (SDM)
yang ada memang harus mendapatkan perhatian, karena mereka akan
memberikan kontribusinya masing-masing dalam pencapaian tujuan organisasi.
1. Rekrutmen yang Efektif
Rekrutmen yang efektif dipengaruhi oleh bagaimana organisasi dapat
melaksanakan sejumlah kegiatan ini di dalam proses tersebut. Menurut
Stoner, kegiatan yang dilaksanakan dalam proses rekrutmen adalah sebagai
berikut:
20

a. Menentukan dan membuat kategori kebutuhan Sumber Daya Manusia
jangka pendek dan jangka panjang
b. Selalu memperhatikan perubahan kondisi di dalam pasar tenaga kerja
c. Mengembangkan media (promosi) rekrutmen yang paling sesuai untuk
menarik para pelamar.
d. Menyimpan data tentang jumlah dan kualitas peramal pekerja dari setiap
sumber
e. Menindaklanjuti dari setiap permohonan pelamar kerja untuk
kemudian melakukan evaluasi efektivitas dengan upaya rekrutmen
yang telah dilakukan.

2. Alasan Alasan Dasar Rekrutmen
Menurut Faustino Cardoso Gomes mengatakan bahwa Rekrutmen
dilaksanakan dalam suatu organisasi karena kemungkinan adanya
lowongan dengan beraneka ragam alasan yaitu sebagai berikut :
a. Berdirinya organisasi baru
b. Adanya perluasan kegiatan organisasi
c. Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru
d. Adanya pekerja yang pindah keorganisasi lain
e. Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak
hormat
f. Adanya pekerja yang berhenti karena memasuki usia pensiun
g. Adanya pekerja yang meninggal dunia.
Dari ketujuh alasan tersebut maka pemerintah melakukan rekrutmen
tenaga kependidikan (guru) calon guru baru.

3. Proses Rekrutmen Guru yang Adil
Tujuan utama dalam proses rekrutmen adalah mendapatkan tenaga
kependidikan (guru) yang tepat bagi suatu jabatan tertentu sehingga orang
tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di sekolah untuk
waktu yang lama. Pelaksanaan rekrutmen merupakan tugas yang sangat
penting, krusial dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini
karena kualitas sumber daya manusia yang akan digunakan pemerintah
21

sangat bergantung pada prosedur rekrutmen dan seleksi yang dilaksanakan.
Proses rekrutmen guru bisa dilakukan melalui empat kegiatan yaitu sebagai
berikut:
a. Persiapan Rekrutmen Guru
Kegiatan pertama dalam proses rekrutmen guru baru adalah
melakukan persiapan rekrutmen guru baru. Persiapan rekrutmen guru
baru harus matang sehingga melalui rekrutmen tersebut pemerintah bisa
memperoleh guru yang baik. Kegiatan persiapan rekrutmen guru baru ini
meliputi:
1) Pembentukan panitia rekrutmen guru baru.
2) Pengkajian berbagai undang-undang atau peraturan pemerintah,
yang berkenaan dengan peraturan penerimaan guru, walaupun
akhir-akhir ini telah diberlakukan otonomi daerah.
3) Penetapan persyaratan-persyaratan untuk melamar menjadi guru baru.
4) Penetapan prosedur pendaftaran guru baru.
5) Penetapan jadwal rekrutmen guru baru.
6) Penyiapan fasilitas yang diperlukan dalam proses rekrutmen guru
baru,
seperti media pengumuman penerimaan guru baru, format
rekapitulasi
pelamar, dan format rekapitulasi pelamar yang diterima.
7) Penyiapan ruang atau tempat memasukan lamaran guru baru.
8) Penyiapan bahan ujian seleksi, pedoman pemeriksaan hasil ujian
dan tempat ujian.
b. Penyebaran Pengumuman Penerimaan Guru Baru
Begitu persiapan telah selesai dilakukan, maka kegiatan
berikutnya penyebaran pengumuman dengan melalui media yang ada
seperti brosur, siaran radio, surat kabar dan sebagainya. Sudah barang
tentuyang digunakan sebaiknya media yang dapat dengan mudah
dibaca dan didengar oleh masyarakat. pengumuman penerimaan guru
baru yang baik berisi tentang waktu, tempat, persyaratan, dan prosedur
mengajukan lamaran.
c. Penerimaan Lamaran Guru Baru
22

Begitu pengumuman Penerimaan lamaran guru baru telah
disebarkan tentu masyarakat mengetahui bahwa dalam jangka waktu
tertentu, sebagaimana tercantum dalam pengumuman, ada penerimaan
guru baru. Mengetahui ada penerimaan guru baru itu, lalu masyarakat
yang berminat memasukkan lamarannya. Panitia pun mulai menerima
lamaran tersebut. Kegiatan yang harus dilakukan panitia meliputi:
1) Melayani masyarakat yang memasukkan lamaran kerja.
2) Mengecek semua kelengkapan yang harus disertakan bersama surat
lamaran.
3) Mengecek semua isian yang terdapat didalam surat lamaran, seperti
nama pelamar, alamat pelamar.
4) Merekap semua pelamar dalam format rekapitulasi pelamar.
Untuk melamar, seseorang diharuskan mengajukan surat lamaran.
Surat lamaran tersebut harus dilengkapi dengan berbagai surat
keterangan, seperti ijazah, surat keterangan kelahiran yang menunjukan
umur pelamar, surat keterangan warga Negara Indonesia (WNI), surat
keterangan kesehatan dari Dokter, surat keterangan kelakukan baik dari
kepolisian.
d. Seleksi Pelamar
Setelah pendaftaran atau pelamaran guru baru ditutup, kegiatan
berikutnya adalah seleksi atau penyaringan terhadap semua pelamar.
seleksi merupakan suatu proses pembuatan perkiraan mengenai
pelamar yang mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam
pekerjaanya setelah diangkat menjadi guru. Ada lima teknik dalam hal
ini yaitu wawancara, pemeriksaan badan, biografis, dan teknik tes.

Dari beberapa proses kegiatan rekrutmen di atas dapat di simpulkan
bahwa strategi rekrutmen yang baik akan memberikan hasil yang positif bagi
sekolah. Semakin efektif proses rekrutmen dan seleksi, semakin besar
kemungkinan untuk mendapatkan guru yang tepat. Selain itu, rekrutmen dan
seleksi yang efektif akan berpengaruh langsung pada produktivitas dan
kinerja guru. Dengan demikian, pengembangan dan perencanaan sistem
rekrutmen dan seleksi merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan oleh
pemerintah agar proses yang berlangsung cukup lama dan mengeluarkan
23

biaya cukup besar tersebut menjadi tidak sia-sia karena mendapatkan hasil
yang berkualitas.
Menurut Sondang P. Siagian Dalam proses rekrutmen secara
konseptual dapat dikatakan bahwa langkah yang segera mengikuti proses
rekrutmen, yaitu seleksi, bukan lagi merupakan bagian dari rekrutmen. Jika
proses rekrutmen ditempuh dengan baik, maka hasilnya ialah adanya
sekelompok pelamar yang kemudian diseleksi guna menjamin bahwa hanya
yang paling memenuhi semua persyaratannyalah yang diterima sebagai
pekerja dalam organisasi yang memerlukannya.

4. Guru yang Ideal
Dari hasil perenungan yang mendalam, dan juga hasil wawancara
dengan teman-teman guru di mana penulis bertugas didapatkan pendapat
yang beragam dan mengerucut pada tiga pendapat tentang guru ideal. Guru
ideal yang diperlukan saat ini adalah pertama, guru yang memahami benar
akan profesinya. Profesi guru adalah profesi yang mulia. Dia adalah sosok
yang selalu memberi dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun,
kecuali ridho dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah hidupnya adalah tangan di
atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Hanya memberi tak harap
kembali. Dia mendidik dengan hatinya. Kehadirannya dirindukan oleh
peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S
dalam kesehariannya (Senyum, Salam, Sapa, Syukur, dan Sabar).
Kedua, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki sifat selalu berkata
benar, penyampai yang baik, kredibel, dan cerdas. Guru yang memiliki
keempat sifat itu adalah guru yang mampu memberikan keteladanan dalam
hidupnya karena memiliki budi pekerti yang luhur. Selalu berkata benar,
mengajarkan kebaikan, dapat dipercaya, dan memiliki kecerdasan yang luar
biasa. Sifat tersebut di atas harus dimiliki oleh guru dalam mendidik anak
didiknya karena memiliki motto iman, ilmu, dan amal. Memiliki iman yang
kuat, menguasai ilmunya dengan baik, dan mengamalkan ilmu yang
dimilikinya kepada orang lain.
Selain itu, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan.
Kecerdasan yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan perilakunya
24

sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah
masyarakat.
Kelima kecerdasan itu adalah:
a. kecerdasan intelektual
b. kecerdasan moral
c. kecerdasan social
d. kecerdasan emosional
e. kecerdasan motorik
Kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan moral,
mengapa? Bila kecerdasan intelektual tidak diimbangi dengan kecerdasan
moral akan menghasilkan peserta didik yang hanya mementingkan
keberhasilan ketimbang proses. Segala cara dianggap halal, yang penting
target tercapai semaksimal mungkin. Inilah yang terjadi pada masyarakat
kita sehingga kasus plagiarisme (menjiplak karya tulis ilmiah milik orang lain)
dan korupsi merajalela di kalangan orang terdidik. Karena itu kecerdasan
moral akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu berlaku
jujur dalam situasi apapun. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan
kesuksesan.
Selain kecerdasan intelektual dan moral, kecerdasan sosial juga
harus dimiliki oleh guru ideal agar tidak egois, dan selalu memperdulikan
orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Dia pun harus mampu
bekerjasama dengan karakter orang lain yang berbeda. Kecerdasan
emosional harus ditumbuhkan agar guru tidak mudah marah, tersinggung,
dan melecehkan orang lain. Dia harus memiliki sifat penyabar dan pemaaf.
Sedangkan kecerdasan motorik diperlukan agar guru mampu
melakukan mobilitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam memperoleh
hasil yang maksimal. Kecerdasan motorik harus senantiasa dilatih agar guru
dapat menjadi kreatif dan berprestasi. Dia memiliki ambisi dan cita-cita yang
tinggi seperti menggapai bintai di langit. Tak salah bila pada akhirnya
peserta didik mengatakan, guruku mampu menggapai bintang di
langit.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila anda berprofesi sebagai
seorang guru harus mampu berlomba-lomba untuk menjadi sosok guru yang
ideal. Ideal di mata peserta didik, ideal di mata masyarakat, dan ideal di
25

mata Sang Maha Pemberi. Bila semakin banyak guru ideal yang tersebar di
sekolah-sekolah kita, maka sudah dapat dipastikan akan banyak pula
sekolah-sekolah berkualitas yang mampu membentuk karakter siswa untuk
memiliki budi pekerti yang luhur. Mampu mewujudkan tujuan pendidikan
nasional yang diharapkan oleh para leluhur bangsa. Semoga sosok guru
ideal semakin banyak dalam dunia pendidikan kita.

5. Proses Rukretmen Guru
Secara umum proses rekrutmen mempertimbangkan tentang kriteria
utama yang harus dimiliki oleh seorang calon guru yakni kemampuan
(ability), kepribadian (personality), motivasi (motivation) dan komitmen
(commitment). Keempat kriteria tersebut dinilai akan mempengaruhi kinerja
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.
Adapun kendala yang ditemukan pada kriteria rekrutmen adalah
kemampuan guru, baik kemampuan intelektual maupun kemampuan fisik.
Dilihat dari kemampuan intelektual, sebagian guru masih kurang mampu
menyusun perangkat pengajaran dan lain-lain dengan baik, kurang mampu
dalam menggunakan alat multi media seperi komputer, laptop, in fokus.
Dilihat dari kemampuan fisik, sebagian guru masih terlihat kurang memiliki
stamina yang baik, kurang cekatan, hal ini kadang mempengaruhi dirinya
dalam melaksanakan tugas, sehingga hasil kerja menjadi kurang baik.
Kendala lain adalah motivasi guru yang masih tergolong rendah, hal
ini terlihat dari adanya sebagian guru yang mudah sekali meninggalkan jam
pelajaran, tidak hadir mengajar dengan alasan yang tidak jelas, sengaja
melambat-lambatkan waktu masuk keruangan kelas untuk mengajar, kurang
bersemangat saat melaksanakan tugas, juga terlihat dari masih ada guru
yang mengajar hanya sekedar menyuruh siswa membaca buku pelajaran,
meringkas isi pelajaran, mengerjakan latihan soal begitu seterusnya.
Sebagian guru juga sepertinya kurang tertarik untuk meningkatkan
motivasinya dalam meningkatkan kemampuan, wawasan dan kurang
termotivasi untuk mengembangkan diri.
Kendala berikutnya adalah kepribadian. Sebagian guru masih
memiliki kepribadian yang kurang sesuai dengan profesionalisme guru.
Seperti masih dilihat adanya sebagian guru yang masih sulit mengendalikan
26

emosi, kurang memperhatikan siswa, kurang respon terhadap masalah yang
dihadapi siswa dalam belajar, dan kurang komunikatif. Faktor kepribadian
guru yang masih kurang itu juga terlihat dari adanya guru yang menunjukkan
perilaku pribadi yang negatif, seperti kurang ramah, terlalu santai, kurang
peka terhadap lingkungan, kurang percaya diri, dan malas.
Untuk meningkatkan kemampuan intelektual guru, perguruan
melaksanakan program pendidikan dan pelatihan. Namun, hal ini pun
mengalami kendala karena terlihat masih ada guru yang kurang berminat
untuk mengikuti dengan baik pendidikan dan pelatihan yang dilakukan. Baik
yang dilakukan dilingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah,
baik di dalam kota maupun dil luar kota. Guru memang ikut menjadi peserta
pendidikan dan pelatihan namun kurang tertarik untuk
mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran yang dilakukannya.
Permasalahan rekrutmen guru salah satunya adalah jarang
dilakukannya tes kemampuan akademik dan bakat mengajar. Menurut
Baedhowi, banyaknya guru yang belum profesional disebabkan rekrutmen
yang masih amburadul. Dalam proses rekrutmen guru, semestinya diadakan
tes kemampuan akademik, bakat mengajar, dan tes kemampuan mengajar
(praktik), bukan hanya tes teori. Saat ini rekrutmen guru sudah tidak
dilakukan oleh dinas pendidikan, tapi Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
Guru dianggap sebagai pegawai biasa, tidak seperti mengetes guru.
Seorang guru profesional harus menguasai ilmu pengetahuan ( knowledge )
sesuai bidang keilmuannya, metodologi, atau kemampuan mengajar,
kesadaran mengembangkan diri ( good profesional atitude ), dan
mempunyai keahlian memilih alat dan metode yang cocok untuk mengajar.
Selain itu, guru juga diharapkan menguasai teknologi, tidak ketinggalan dari
muridnya, menguasai kurikulum, dan menjadi contoh bagi muridnya.
Dalam setiap pelatihan guru selama ini semua kriteria dan metode
pengajaran sudah sering dibahas. Kendalanya, materi pelatihan yang
disampaikan lebih banyak teori. Konsep pelatihan sudah bagus jika
diimplementasikan dengan baik. Melalui pelatihan, guru harus memecahkan
permasalahan. Tapi masalahnya, guru merasa tidak punya masalah. Guru
harus mengubah paragidma, bukan teaching, tapi learning. Untuk itu,
komitmen menjadi penting.
27

E. Kode Etik Profesi Keguruan
Setiap profesi,harus mempunyai kode etik profesi.Dengan demikian
jabatan apa saya yanng merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai
kode etik.Sama halnya dengan kata profesi sendiri,penafsiran tentang kode
etik juga belum memiliki pengertian yang sama.
1. Pengertian kode etik
a. Menurut Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok
pokok kepegawaian.
Pasal 28 Undang Undang ini dengan jelas menyatakan bahwa
Pegawai Negeri Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.Dalam
penjelasan undang-undang tersebut menyatakan bahwa dengan
adanya kode etik ini,pegawai negeri sipil sebagai aparator
negara,abdi negara,dan abdi masyarakat mempunyai pedoman
sikaf,tingkah laku,dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan
dalam kehidupan sehari-hari.Selanjutnya,dalam kode etik pegawai
negeri sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai negeri.Dari uraian
ini dapat disimpulkan bahwa kode etik merupakan pedoman
sikap,tingkah laku,dan perbuatan didalam melaksanakan tugas dan
dalam hidup sendiri-sendiri.
b. Dalam pidato pembukaan kongres PGRI XIII,basuni sebagai ketua
umum PGRI menyatakan bahwa kode etik guru indonesia merupakan
landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam
melaksanakan panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru(PGRI
1973).Kode etik unsur indonesia terdiri dari dua unsur yakni:
1) Sebagai landasan moral
2) Sebagai pedoman tingkah laku
Kode etik landasan suatu profesi adalah norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi didalam melaksanakan tugas
profesinya dan didalam hidupnya dimasyarkat.
2. Tujuan kode etik
28

Secara umum tujuan mengadakan tujuan etik adalah sebagai
berikut(R.Hermawan S,1979):
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk
tindakan-tindakan atau kelakuan anggota profesi yang dapat
mencemarkan nama baik profesi yang dapat mencamarkan nama bak
profesi terhadap dunia luaer.Dalam segi ini kode etk juga sering
disebut kode kehormatan.
b. Untuk menjaga dan memeliharaan kesejahteraan para anggotanya

Yang dimaksud kesejahteraan disini meliputi baik kesejahteraan
lahir(material)maupun kesejahteraan batin(spritual atau mental)dalam
kesejahteraan lahir para anggota profesi,kode etik umumnya memuat
larangan-larangan kepada para anggota-anggotanya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan
anggotanya.Dalam hal kesejahteraan batin para anggota profesi,kode
etik umumnya memberikan petunjuk-petunjuk kepada para
anggotanya untuk melaksanakan profesinya.kode etik juga sering
mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi tingkah
laku yang tidak pants atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam
berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.

c. Untik meningkatkan pengabdian para angota profesi
Tujuan lain kode etit dapat juga berkaitan dengan peningkatan
kegiatan pengabdian profesi sehingga bagi para angota profesi dapat
dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab
pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya.Oleh karena itu,Kode
etik merumuskan ketentuan ketentuan yang perlu dilakukan para
angota profesi dalam menjalankan tugasnya
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma
norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya
29


e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Untuk meningkatkan mutu organisasu profesi,maka diwajibkan
kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi dalam
membina organisasi profesi dan kegiatan kegiatan yang dirancang
organisasi.
Tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah menjunjung tinggi
martabat profesi, meningkatkan pengabdian anggota profesi,menjaga
dan memelihara kesejahteraan para anggota,dan meningkatkan mutu
profesi dan mutu organisasi profesi.
3. Penetapan Kode etik
Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu kongres organisasi
profesi dengan demikian,penetapan kode etik tidak bleh dilakukan oleh
orang secara perorangan,melainkan harus dilakukan orang orang yang
diutus untuk dan atas nama anggota anggota profesi dari organisasi
tersebut.
4. Sanksi pelanggaran kode etik
Sebagai contoh dalam hal ini jika seseorang anggots profesi bersaing
secara tidak jujur atau curang dengan sesama anggota profesinya,dan
jika dianggap kecurangan itu serius ia dapat dituntut di muka
pengadilan.Kode etik adalah landasan moral dan merupakan pedoman
sikap,tingkah laku,dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran
kode etik adalah sanksi moral.
5. Kode etik guru indonesia
Kode etik guruindonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman
tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas
pengbdian sebagai guru baik didalam maupun diluar sekolah.Dengan
demikian maka kode etik guru indonesia merupakan alat yang amat
penting untuk pembentukkan sikap profesional.
Guru Indonesia terpanggil untuk menunanaikan karyanya dengan
memedomani dasar dasar sebagai berikut :
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
30

c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik- baiknya yang
menjunjung berhasilnya proses belajar mengajar
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
f. Guru secara pribadi dan bersama sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu martabat dan profesinya
g. Guru memelihara hubungan seprofesi,semangat kekeluargaan dan
setia kawan sosial
h. Guru secara bersama sama memelihara mutu organisasiPGRI
sebagai sarana perjuangan
i. Guru melaksanakan segala kebikjasanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.

E. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
UNDANG-UNDANG TENTANG GURU DAN DOSEN.BAB I KETENTUAN
UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamamendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
3. Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesoradalah jabatan
fungsional tertinggi bagi dosen yang masihmengajar di lingkungan satuan
pendidikan tinggi.
4. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukanoleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupanyang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan profesi.
31

5. Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, pemerintahdaerah, atau
masyarakat yang menyelenggarakanpendidikan pada jalur pendidikan formal.
































32

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal. Maka dari itu untuk menjadi guru
harus pula memenuhi persyaratan diantaranya; bakat, keahlian, kepribadian
baik, mental yang sehat, pengalaman dan pengetahuan yang luas, karena hal
ini mengacu pada peranan seorang guru.
Guru yang baik dilihat dari; Sifat; (antusias, stimulatif), Pengetahuan,apa
yang disampaikan, bagaimana mengajar; harapan, reaksi guru terhadap siswa,
management.
Dalam teori Hunt ada lima bagian penting dalam peningkatan efektifvitas
pembelajaran yaitu; perencanaan, komunikasi, pengajaran, pengaturan dan
evaluasi.
Dalam rangka memiliki guru yang berkualitas sangat tergantung pada
kualitas proses rekrutmennya. Rekrutmen atau Penerimaan tenaga
kependidikan merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kependidikan pada lembaga pendidikan, baik jumlah maupun kualitasnya, untuk
kegiatan tersebut diperlukan kegiatan penarikan.
Menjadi guru berarti berprofesi sebagai guru, dan setiap profesi harus
mempunyai kode etik profesi. Secara umum tujuan mengadakan tujuan etik
adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi untuk menjaga dan
memeliharaan kesejahteraan para anggotanya, untuk meningkatkan
pengabdian para angota profes, untuk meningkatkan mutu profesi, untuk
meningkatkan mutu organisasi profesi.

B. Saran
Diharapkan kepada semua pihak agar dapat turut serta memberi gagasannya
terkait solusi dari masalah rekrutmen tenaga kependidikan ini.

33

Daftar Pustaka

Hamalik, Oeman. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta : Prenada Media
Jatilawang, Kastowo. 2011. Implementasi Rekrutmen Guru. http://jatilawang-
tulisan.blogspot.com/2011/03/implementasi-rekrutmen-guru.html (diakses
tanggal 2 Oktober)

Anda mungkin juga menyukai