Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dyah Ambarwati

Nim : 1802112008
Prodi : Pendidikan Fisika

BIOGRAFI ROBERT MILLS GAGNE

 
Robert Mills Gagne adalah seorang ilmuwan psikologi yang lahir di Andover
Utara,Massachusettspada 21 Agustus 1916 dan meninggal pada 28 April 2002. Tahun 1937
Gagne memperoleh gelar A.B. dari Yale University dan tahun 1940 memperoleh gelar Ph.D.
dari Brown University dalam bidang psikologi. Beliau adalah seorang professor dalam bidang
psikologi dan psikologi pendidikan di Connecticut College for women(1940–1949, Penn
State University dari tahun 1945-1946, serta professor di Tallahasse, Florida State University
mulai tahun 1969.Antara tahun 1949-1958, Gagne menjadi Direktur Perceptual and Motor
Skills Laboratory US Air Force. Pada waktu inilah dia mulai mengembangkan teori
“Conditions of Learning” yang mengarah pada hubungan tujuan pembelajaran dan
kesesuaiannya dengan desain pengajaran. Teori ini dipublikasikan pada tahun 1965. Gagne
merupakan seorang tokoh psikologi yang mengembangkan teori belajar dan
pengajaran.Walaupun pada awal karirnya, dia adalah seorang behaviorist, namun belakangan
dia memusatkan perhatian pada pengaruh pemrosesan informasi terhadap belajar dan
memori.Dia juga dikenal sebagai seorang psikolog eksperimental yang berkonsentrasi pada
belajar dan pengajaran.Kontribusi besar Gagne dalam pengembangan pengajaran adalah
tulisan-tulisannya tentang: Instructional Systems Design, The Condition of Learning (1965),
dan Principles of Instructional Design (Gagne). Ketiga karyanya tersebut telah mendominasi
bagaimana melaksanakan pengajaran untuk berbagai topik pelajaran di sekolah. Karyanya
tentang The condition of Learning, merupakan tulisan yang dibuatnya ketika melaksanakan
latihan militer di Angkatan Udara Amerika.

Gagne menggunakan matematika sebagai sarana untuk menyajikan dan mengaplikasi


teori-teorinya tentang belajar. Menurut Gagne, objek belajar matematika terdiri dari objek
langsung dan objek tak langsung.Objek tak langsung meliputi kemampuan menyelidiki,
kemampuan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika dan
tau bagaimana seharusnya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta, keterampilan,
konsep dan aturan. dan tingkat ini memerlukan instruksi yang disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan siswa. Sementara cetak biru pembelajaran Gagne dapat mencakup semua aspek
pembelajaran, fokus teorinya adalah pada retensi dan mengasah keterampilan intelektual.
Teori ini telah diterapkan pada desain pengajaran di semua bidang, meskipun dalam
formulasi aslinya perhatian khusus diberikan pada pengaturan pelatihan militer. Setiap
kategori membutuhkan metode yang berbeda agar keterampilan tertentu dapat dipelajari.

Pada tahun 1956, berdasarkan tingkat kerumitan proses mental, disarankan suatu
sistem untuk menganalisis berbagai kondisi atau tingkat pembelajaran dari yang sederhana
hingga yang kompleks. Menurut Gagné, tatanan pembelajaran yang lebih tinggi dalam
hierarki dibangun di atas tingkat yang lebih rendah, yang membutuhkan jumlah pengetahuan
sebelumnya yang lebih besar untuk berhasil berkembang. Ini menganalisis kemampuan akhir
menjadi keterampilan bawahan dalam urutan sedemikian rupa sehingga tingkat yang lebih
rendah dapat diprediksi untuk transfer positif pembelajaran tingkat yang lebih tinggi.Empat
tatanan yang lebih rendah fokus pada aspek perilaku belajar, sedangkan tatanan empat yang
lebih tinggi fokus pada aspek kognitif. Dalam penelitian orisinalnya tentang pengajaran,
melalui studi yang berasal dari analisis pembelajaran tugas menyusun rumus untuk jumlah
seri angka, Gagne mengaitkan perbedaan individu atau perbedaan kecerdasan dalam belajar.

Robert Mills Gagne mendasari teori “condition of learning” dengan asumsi yang
dibangun dari hakikat belajar seseorang dan ciri-ciri khusus proses belajar. Yang
dimaksudkan dengan hakikat belajar manusia adalah beberapa unsur yang dimaksudkan
dalam konsepsi Gagne tentang belajar. Yang merupakan faktor penting adalah hubungan
antara belajar dan perkembangan dan keanekaragaman belajar yang ada pada manusia.
Pandangan Gagne mengenai belajar dan perkembangan berbeda baik dengan model
pertumbuhan, kesiapan, maupun dengan model perkembangan kognitif dari piaget. Menurut
model pertumbuhan kesiapan, pola pertumbuhan tertentu harus terjadi sebelum belajar ada
manfaatnya. Misalnya membaca tidak diajarkan kepada anak sebelum anak mencapai usia
tertentu. Berlawanan dengan hal ini, piaget memberikan perkembangan intelektual sebagai
internalisasi dari bentuk berfikir logis yang berkembang ke arah yang semakin lama semakin
rumit.
Model yang dijelaskan Gagne memberikan peranan utama pada belajar. Menurut
pandangannya belajar  merupakan factor yang luas yang dibentuk oleh factor pertumbuhan,
perkembangan tingkah laku merupakan hasil dari efek komulatif dari belajar. Komulatif
disini diartikan sebagai bentuk ketrampilan yang dipelajari memberikan sumbangan bagi
pembelajaran keterampilan yang lain yang bahkan lebih sulit.
Menurut pandangan Gagne lagi, bahwa teori-teori belajar yang ada sebelumnya hanya
memberikan gambaran terbatas mengenai hakikat ihwal belajar pada manusia. Secara singkat,
perkembangan intelek bisa dipahami sebagai tersusunnya struktur kapabilitas hasil belajar
yang makin kompleks dan menarik. Kapabilitas-kapabilitas yang dipelajari ini memberikan
sumbangan bagi belajar ketrampilan yang lebih rumit sifatnya dan keterampilan tersebut juga
berlaku secara umum pada situasi yang lain, hasilnya ialah ditimbulkannya kemampuan
intelek yang tinggi.

Belajar Menurut Pandangan Gagne adalah bahwa  belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan
dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu
seseorang. Lingkungan individu seseorang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah,
dan berbagai lingkungan sosial. Berbagai lingkungan itulah yang akan menentukan apa yang
akan dipelajari oleh seseorang dan selanjutnya akan menentukan akan menjadi apa ia
nantinya. Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu
bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan
mengakibatkan  perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan
sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap
meskipun hanya sementara. Kematangan menurut Gagne, bukanlah belajar sebab perubahan
tingkah laku yang terjadi dihasilkan dari pertumbuhan struktur dan diri manusia itu sendiri.
Dengan demikian  belajar terjadi bila individu merespon terhadap stimulus yang datangnya
dari luar sedangkan kematangan datangnya memang dari dalam diri orang itu. Perubahan
tingkah laku yang tetap sebagai hasil belajar harus terjadi bila orang tersebut berinteraksi
dengan lingkungannya. Komponen- komponen dalam proses belajar menurut Gagne dapat
digambarkan sebagai S-R. S adalah situasi yang memberi stimulus, R adalah respons atas
stimulus itu, dan garis di antaranya adalah hubungan diantara stimulus dan respon yang
terjadi dalam diri seseorang yang tidak dapat kita amati yang berkaitan dengan sistem alat
saraf dimana terjadi transformasi perangsang yang diterima melalui alat indera. Stimulus ini
merupakan input yang  berada di luar individu dan respon adalah outputnya yang juga berada
di luar individu sebagai hasil belajar yang dapat diamati. Robert M. Gagne merupakan salah
seorang penganut aliran psikologi tingkah laku. Gagne memiliki pandangan bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang kegiatannya mengikuti suatu hirarki kemampuan
yang dapat diobservasi atau diukur. Oleh karena itu, teori belajar yang dikemukakan Gagne
dikenal sebagai Teori Hirarki Belajar. Teori hirarki belajar ditemukan oleh Rober M. Gagne
yang didasarkan atas hasil riset tentang faktor-faktor yang kompleks pada proses belajar
manusia. Penelitiannya dimaksudkan untuk menemukan teori pembelajaran yang efektif.
Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar, yaitu urut-urutan kemampuan
yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) agar dapat mempelajari hal-hal yang
lebih sulit atau lebih kompleks. Orton dalam Warsita Hirarki belajar menurut Gagne harus
disusun dari atas ke bawah atau top down. Dimulai dengan menempatkan kemampuan,
pengetahuan, ataupun keterampilan yang menjadi salah satu tujuan dalam proses
pembelajaran dipuncak hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, keterampilan atau
pengetahuan prasyarat yang harus mereka kuasai lebih dahulu agar mereka berhasil
mempelajari keterampilan atau  pengetahuan diatasnya. Hirarki ini juga memungkinkan
prasyarat yang berbeda untuk kemampuan yang berbeda pula. Menurut Gagne, ada tiga
elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang
melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Selanjutnya, Gagne juga mengemukakan
tentang sistematika delapan tipe belajar, sistematika lima jenis belajar, fase-fase belajar,
implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.

Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu: a.Belajar Isyarat (Signal
Learning) Bentuk pembelajaran yang paling sederhana, dan pada dasarnya terdiri dari
pengkondisian klasik yang pertama kali dijelaskan oleh psikolog perilaku Pavlov. Dalam hal
ini, subjek 'dikondisikan' untuk memancarkan respons yang diinginkan sebagai akibat
stimulus yang biasanya tidak menghasilkan respons tersebut. Hal ini dilakukan dengan
terlebih dahulu mengekspos subjek pada stimulus yang dipilih (dikenal sebagai stimulus
terkondisi) bersamaan dengan stimulus lain (dikenal sebagai stimulus tak berkondisi) yang
menghasilkan respons yang diinginkan secara alami; Setelah sejumlah pengulangan stimulus
ganda, ditemukan bahwa subjek memancarkan respons yang diinginkan saat terkena stimulus
terkondisi sendiri. Penerapan pengkondisian klasik dalam memfasilitasi pembelajaran
manusia sangat terbatas.Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau respon
bersyarat. Seperti menutup mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tidak bicara.
Lambaian tangan, isyarat untuk datang mendekat. Menutup mulut dan lambaian tangan
adalah isyarat, sedangkan diam dan datang adalah respons. Tipe  belajar semacam ini
dilakukan dengan merespons suatu isyarat. Jadi respons yang ilakukan itu bersifat umum,
kabur dan emosional. Menurut Krimble (1961)  bentuk belajar semacam ini biasanya bersifat
tidak disadari, dalam arti respons diberikan secara tidak sadar.  b.Belajar Stimulus Respons
( Stimulus Respons Learning) Bentuk pembelajaran yang agak canggih ini, yang juga dikenal
sebagai  pengkondisian operan, pada awalnya dikembangkan oleh Skinner. Ini melibatkan
pengembangan obligasi stimulus-respons yang diinginkan dalam subjek melalui  jadwal
penguatan yang direncanakan dengan hati-hati berdasarkan penggunaan 'penghargaan' dan
'hukuman'. Pengondisian operan berbeda dari pengkondisian klasik karena agen penguat
('hadiah' atau 'hukuman') disajikan setelah respon. Tipe  pengkondisian inilah yang
membentuk dasar pembelajaran terprogram dalam  berbagai manifestasinya.Berbeda dengan
belajar isyarat, respons bersifat umum, kabur dan emosional. Tipe belajar S -R, respons
bersifat spesifik. 2 x 3 = 6 adalah  bentuk suatu hubungan S-R. Mencium bau masakan sedap,
keluar air liur, itupun ikatan S-R. Setiap respons dapat diperkuat dengan reinforcement.
c.Belajar Rangkaian (Chaining) Bentuk pembelajaran yang lebih maju dimana subjek
mengembangkan kemampuan untuk menghubungkan dua atau lebih ikatan stimulus-respons
yang dipelajari sebelumnya ke dalam urutan yang terkait. Ini adalah proses dimana
keterampilan psikomotor yang paling kompleks (misalnya mengendarai sepeda atau bermain
piano) dipelajari. d.Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation) Asosiasi verbal dalah bentuk
chaining dimana hubungan antara item yang terhubung bersifat verbal. Asosiasi verbal adalah
salah satu proses kunci dalam
 pengembangan kemampuan bahasa. Contoh suatu kalimat “unsur itu berbangun limas”
adalah contoh asosiasi verbal. Seseorang dapat menyatakan bahwa unsur
 berbangun limas kalau ia mengetahui berbagai bangun, seperti balok, kubus, atau kerucut.
Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk jika unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu,
yang satu mengikuti yang lain. e.Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)
Pembelajaran ini melibatkan pengembangan kemampuan untuk membuat tanggapan yang
sesuai (berbeda) terhadap serangkaian rangsangan serupa yang  berbeda secara sistematis.
Prosesnya dibuat lebih kompleks (dan karenanya lebih sulit) oleh fenomena gangguan,
dimana satu hal belajar menghambat yang lain. Gangguan dianggap salah satu penyebab
utama lupa.Tipe belajar ini adalah  pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti
membedakan berbagai bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan. f.
 Belajar Konsep (Concept Learning) Melibatkan pengembangan kemampuan untuk membuat
respons yang konsisten terhadap rangsangan yang berbeda yang membentuk kelas atau
kategori umum. Ini membentuk dasar kemampuan untuk menggeneralisasi,
mengklasifikasikan dll.Konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil
membuat tafsiran terhadap fakta. Dengan konsep dapat digolongkan binatang  bertulang
belakang menurut ciri-ciri khusus (kelas), seperti kelas mamalia, reptilia, amphibia, burung,
ikan. Kemampuan membentuk konsep ini terjadi jika orang dapat melakukan diskriminasi. g.
 Belajar Aturan (Rule Learning) Proses kognitif tingkat tinggi yang melibatkan kemampuan
untuk mempelajari hubungan antara konsep dan menerapkan hubungan ini dalam situasi yang
berbeda, termasuk situasi yang sebelumnya tidak dihadapi. Ini menjadi dasar  pembelajaran
peraturan umum, prosedur, dll.Tipe belajar ini banyak terdapat dalam semua pelajaran di
sekolah, seperti benda memuai jika dipanaskan, besar sudut dalam segitiga sama dengan 180
Setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus dipahami artinya.
Belajar Pemecahan Masalah ( Problem Solving Learning) Tingkat tertinggi proses
kognitif menurut Gagné. Ini melibatkan  pengembangan kemampuan untuk menciptakan
aturan, algoritma, atau prosedur yang kompleks untuk memecahkan satu masalah tertentu,
dan kemudian menggunakan metode untuk memecahkan masalah lain yang serupa.Upaya
pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai urusan yang relevan
dengan masalah itu. Dalam pemecahan masalah diperlukan waktu, adakalanya singkat
adakalanya lama. Juga seringkali harus dilalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur
dalam masalah itu, mencari hubungannya dengan aturan (rule) tertentu. Dalam segala
langkah diperlukan pemikiran. Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan tiba-tiba.
Dengan ulangan-ulangan m asalah tidak terpecahkan, dan apa yang dipecahkan sendiri-
yang penyelesaiannya ditemukan sendiri lebih mantap dan dapat ditransfer kepada situasi
atau problem pemecah masalah lain. Kesanggupan memecahkan masalah memperbesar
kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah lain.
Jenis-jenis Belajar Menurut Gagne Terdapat lima jenishasilbelajaratau yang
bisadisebutdengansistematika“ limajenisbelajar”. Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan
sistematika delapan tipe belajar, dimana isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari
sistematika delapan tipe belajar. Uraian tentang sistematika lima jenis belajar ini
memperhatikan pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan
kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang
tersebut melakukan sesuatu yang dapat memberikan ptrestasi tertentu.
Sistematika ini mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak
menunjukkan setiap hasil belajar atau kemampuan internal satu-persatu. Akan tetapi
mengelompokkan hasil-hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sama dalam satu kategori dan
berbeda sifatnya dari kategori lain. Maka dapat dikatakan, bahwa sistematika Gagne meliputi
lima kategori hasil belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah Informasi verbal,
Kemahiran intelektual, Pengaturan kegiatan kognitif, Keterampilan motorik, dan Sikap.a.
Informasi Verbal (Verbal Information)Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan
dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh
dari sumber yang juga menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis. Informasi verbal meliputi
”cap verbal” dan ”data/fakta”. Cap verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk menunjuk
pada obyek-obyek yang dihadapi, misalnya ’kursi’. Data/fakta adalah kenyataan yang
diketahui, misalnya ’Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta’.a. Kemahiran Intelektual
(Intellectual Skill)Adalahkemampuanuntukberhubungan dengan lingkungan hidup dan
dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai
lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar). Kategori kemahiran intelektual terbagi lagi
atas empat subkemampuan, yaitu:1. Diskriminasi jamak: yaitu kemampuan seseorang dalam
mendeskripsikanbenda yang dilihatnya.2.Konsep:yaitu satuan arti yang mewakili sejumlah
obyek yang memiliki ciri-ciri sama. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang
harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada obyek-obyek
dalam lingkungan fisik. Konsep yang didefinisiskan adalah konsep yang mewakili realitas
hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik.3. Kaidah:
yaitu kemampuan seseorang untuk menggabungkan dua konsep atau lebih sehingga dapat
memahami pengertiannya.4. Prinsip: yaitu telah terjadi kombinasi dari beberapa kaidah,
sehingga terbentuk suatu kaidah yang bertaraf lebih tinggi dan lebih kompleks. Berdasarkan
prinsip tersebut, seseorang mampu memecahkan suatu permasalahan, dan kemudian
menerapkan prinsip tersebut pada permasalahan yang sejenis.a. PengaturanKegiatanKognitif
(Cognitive Strategy)Merupakansuatucaraseseorang untuk menangani aktivitas belajar dan
berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan
yang sama.b. Keterampilan Motorik (Motor Skill)Adalahkemampuanseseorangdalam
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan
koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.c. Sikap
(Attitude)Merupakankemampuanseseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil
tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.
Fase-faseBelajarMenurut Gagne Menurut Gagne, belajar melalui empat fase
utamayaitu:1. Fase Pengenalan (Apprehending Phase)Padafaseinisiswa memperhatikan
stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk
kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. Dengan kata lain pada fase ini, rangsang
diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa langkah. Pertama timbulnya perhatian,
kemudian penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa yang
sudah diterimanya). Ini berarti bahwa belajar adalah suatu proses yang unik pada tiap siswa,
dan sebagai akibatnya setiap siswa bertanggung jawab terhadap belajarnya karena cara yang
unik yang dia terimapadasituasibelajar.2. FasePerolehan (Acqusition Phase)Padafaseinisiswa
memperoleh pengetahuan baru (dapat berupa fakta, keterampilan, konsep atau prinsip)
dengan menghubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumya. Dengan
kata lain pada fase ini siswa membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi
lama. Pemilikan pengetahuan dapat ditentukan dengan mengamati atau mengukur apa yang
telah dimilikinya itu. Hal ini perlu dilakukan di dalam proses belajar mengajar agar supaya
guru dapat mengetahui apa yang telah dimiliki dan apa yang belum dimiliki.3. Fase
Penyimpanan (Storage Phase)4.Fase storage/retensiadalahfase penyimpanan informasi.
Sarana menyimpan bagi manusia adalah ingatan (memory). Penelitian mengindikasikan
bahwa terdapat dua tipe memori, yaitu memori jangka pendek (short term memory) dan
memori jangka panjang (long term memory). Memori jangka pendek mempunyai kapasitas
terbatas dan hanya bertahan dalam waktu singkat. Banyak orang dapat menahan
(menyimpan) tujuh atau delapan informasi berbeda dalam memori selama tiga puluh detik.
Memori jangka panjang adalah kemampuan kita mengingat informasi selama lebih dari tiga
puluh detik, dan ini disimpan dalam pikiran secara permanen.Kemudian fase-
fasebelajarlainnya adalah sebagai berikut: FaseMotivasi ,Fase Generalisasi (Generalization
Phase),  Fase Penampilan (Performance Phase),  Fase Umpan Balik ( Feedback Phase)
ImplikasiTeoriGagnedalamPembelajaran.
MengarahkanPerhatian,MemberikanInformasiTujuanPembelajaran,Merangsangsiswauntukm
engingatkembaliapa
yang
telahdipelajari,Menyajikantimulus,Memberikanbimbingankepadasiswa,MemancingKinerja,M
emberikanbalikan,Menilaihasilbelajar,Mengusahakan transfer
KelebihandanKekuranganTeoriBelajarMenurut Gagne
1. Mendorong guru untukmerencanakanpembelajaran
Teori Gagne mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran yang
akan dilakukan. Sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah dan terstruktur.
Selain itu agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi sebaik mungkin.
Dimana inti dari kegiatan pembelajaran adalah menyajikan cirri-ci
stimulis,memberikan pedoman belajar,memunculkan kinerja,dan
memberikan tanggapan dan umpan balik.
2. Memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan
Teori Gagne sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
membutuhkan prakrik dan kebiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti
kecepatan spontanitas kelenturan reflek, dan daya tahan. menurut gagne
rancangan pembelajaran untuk keterampilan yang kompleks menyajikan
peristiwa pembelajaran untuk urutan keterampilan yang ada dalam prosedur
dan hirarki belajar.
3. Cocok untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran
orang dewasa
Menyajikan stimulus bisa dilakukan dengan cara guru menyajikan materi
pembelajaran secara menarik dan menantang. Sehingga siswa merasa tertarik
untuk mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini dapat
dilakukan langsung bagi siswa pendidikan dasar.
4. Dapat dikendalikan
Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami
dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya. Mulai dari identifikasi kapabilitas
yang akan dipelajari, analisis tugas atas tujuan, pemilihan peristiwa
pembelajaran yang cocok, semua dapat disusun. Sehingga pembelajaran yang
diinginkan dapat dikendalikan guru agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Pada teori ini, analisis tugas merupakan kunci bagi pengajaran yang efektif.
Untuk mengajarkan tugas apapun, paling tidak guru harus memastikan bahwa
semua komponen yang diperlukan telah dipelajari, yaitu bisa jadi
mensyaratkan pengajaran-pengajaran setiap komponen pembelajaran.
A. Sedangkankekuranganteoribelajar menurut Gagne yaitu :
1. Pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centered learning), dimana
guru bersifatotoriter.
2. Komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang
harus dipelajari murid.
3. Hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
4. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan
apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
5. Penghargaan
6.
7. Keanggotaan dalam Phi Beta Kappa, Sigma Xi, dan Akademi Pendidikan Nasional
8. Penghargaan Dosen Terkemuka oleh Masyarakat Pendidikan Teknik
9. Phi Delta Kappa Award untuk Penelitian Pendidikan yang Didalam
10. E. L. Thorndike Award dalam Psikologi Pendidikan
11. John Smyth Memorial Award dari Institut Penelitian Pendidikan Victoria
12. The Robert O. Lawton Distinguished Professorship, penghargaan tertinggi
Universitas Negeri Florida
13. American Scientological Association Scientific Award untuk Aplikasi Psikologi
14. Penghargaan Person of the Year Teknologi Pendidikan
15. Penghargaan Pendidik dan Peneliti Luar Biasa AECT

Anda mungkin juga menyukai