PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat disimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa hakikat metode eksperimen?
2. Apa Pengertian Metode Mengajar Eksperimen ?
3. Materi apa yang cocok untuk metode ekperimen?
4. Bagaimana peran guru dalam metode eksperimen?
5. Bagaimana peran siswa dalam metode eksperimen?
6. Apa kelebihan dan kelemahan metode eksperimen?
7. Bagaimana penerapan metode eksperimen?
1
C. Tujuan
1. Menjelaskan hakikat metode eksperimen
2. Menjelaskan Pengertian Metode Mengajar Eksperimen
3. Menjelaskan Materi apa yang cocok untuk metode ekperimen
4. Menjelaskan peran guru dalam metode eksperimen
5. Menjelaskan peran siswa dalam metode eksperimen
6. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan metode eksperimen
7. Menjelaskan penerapan metode eksperimen
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
Metode eksperimen merupakan metode yang umum digunakan pada ilmu
eksak seperti biologi, fisika atau ilmu-ilmu alam lainnya. Namun, yang
perlu diingat, dalam metode penelitian ilmu sosial dikenal juga metode
eksperimen untuk menjelaskan sebuah fenomena.
Metode eksperimen dilakukan dengan memberikan treatment
(perlakuan) yang berbeda pada setiap grup sampel. Dengan adanya
treatment yang berbeda, maka reaksi yang terjadi akan berbeda. Jadi inti
dari metode eksperimen adalah “what if”= apa yang terjadi apabila
dilakukan perubahan pada setiap grup sampel.
Berdasarkan analogi dari jawaban yang sudah ada, thomas alfa
edison melakukan treatment yang berbeda-beda pada kondisi sampel yang
ada. Apabila ada satu kondisi, kemudian ditambahkan ini, maka reaksinya
ini. Itulah kenapa terkadang metode eksperimen justru menemukan
sesuatu yang bukan tujuan eksperimen yang ditetapkan. Karena
eksperimen memberikan reaksi yang beragam sehingga dapat menjawab
pertanyaan yang bukan pertanyaan eksperimennya.
Inti dari semua penjelasan di atas: metode eksperimen digunakan untuk
menjawab sebuah hubungan kausal (sebab akibat) dengan memberikan
treatment pada sebuah kondisi.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-
persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga
siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen
siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang
dipelajarinya.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai
suatu objek keadaan atau proses tertentu.
Dari uraian di atas maka terlihat bahwa metode eksperimen berbeda
dengan metode demonstrasi. Kalau metode demonstrasi hanya
menekankan pada proses terjadinya dan mengabaikan hasil, sedangkan
pada metode eksperimen penekanannya adalah kepada proses sampai
kepada hasil.
Eksperimen atau percobaan yang dilakukan tidak selalu harus
dilaksanakan di dalam laboratoriom tetapi dapat dilakukan pada alam
sekitar. Contoh : untuk mengetahui bahwa tumbuhan dapat menerima
rangsangan, siswa anda dapat dibawa ke halaman sekolah yang ada
tumbuhan sekejut (Mimosa Spec). Daun patah tulang atau kamboja bila
dipatahkan akan mengeluarkan getah. Begitu pula dengan batang karet
yang disadap.
Apabila seseorang mencoba sesuatu yang belum diketahui hasilnya
maka ia melakukan suatu eksperimen. Kualitas hasil suatu produksi dapat
4
diselidiki dengan melakukan suatu eksperimen. Guru dapat menugaskan
murid-murid untuk melakukan eksperimen sederhana, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Untuk memudahkan pemahaman konsep-konsep
teoristis yang disajikan, guru hendaknya menugaskan murid-murid untuk
melakukan eksperimen.
Sebuah eksperimen dapat dilakukan murid-murid untuk menguji
hipotesis suatu masalah dan kemudian menarik kesimpulan. Dengan
menggunakan metode eksperimen murid diharapkan :
a. ikut aktif mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan belajar untuk
dirinya.
b. Murid belajar menguji hipotesis dan tidak tergesa-gesa mengambil
kesimpulan, ia berlatih berpikir ilmiah dan
c. Mengenal berbagai alat untuk melakukan eksperimen dan memiliki
keterampilan menggunakan alat-alat tersebut
5
D. Peran Guru Dalam Metode Eksperimen
Dalam metode demonstrasi guru berperan menyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar
tiruan serta didukung dengan penjelasan lisan oleh guru.
Kemudian peranan guru dalam metode eksperimen adalah
memberi bimbingan agar eksperimen itu dilakukan dengan teliti sehingga
tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan.
Adapun peran-peran guru adalah sebagai berikut :
a. Sebagai perencana
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
demonstrasi dan eksperimen, guru membuat rencana pengajaran yang
meliputi: mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dan tempat duduk
siswa, menciptakan kondisi belajar siswa untuk melaksanakan
demonstrasi dn eksperimen.
b. Sebagai pengajar
Dalam hal ini guru memberikan penjelasan dan
mendemonstrasikan sesuatu prosedur atau proses, mengusahakan
seluruh siswa agar dapat mengikuti atau mengamati demonstrasi
dengan baik serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba
melakukan sendiri sehingga siswa merasa yakin tentang kebenaran
suatu proses.
c. Sebagai evaluator
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
demonstrasi dan eksperimen, guru sebagai evaluator, yaitu menilai
sejauh mana hasil demonstrasi dan eksperimen yang dipahami siswa.
6
Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam
melakukan eksperimen
Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan
berfikir ilmiah.
Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal
yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme.
Melalui eksperimen siswa dapat menghayati sepenuh hati dan
mendalam, mengenai pelajaran yang diberikan.
Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan
langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Jalan ini dilakukan
melalui pengumpulan data-data observasi, memberikan penafsiran
serta kesimpulan.
7
b. Usahakan seluruh siswa dapat mengikuti atau mengamati demonstrasi
dengan baik.
c. Beri penjelasan yang padat tapi singkat.
3. Evaluasi atau tindak lanjut
Jenis kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap ini adalah:
a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba melakukan sendiri
(eksperimen).
b) Membuat kesimpulan hasil demonstrasi.
III. Indikator
3.1 Mampu menjelaskan tata cara yang baik dan benar dalam berwudlu.
3.2 Mampu mempraktekkan tata cara berwudlu yang baik dan benar.
3.3 Mampu menghafalkan do’a dalam berwudlu maupun setelah berwudlu.
3.4 Mampu menjelaskan hal-hal yang membatalkan wudlu.
IV.Tujuan Pembelajaran
4.1 Setelah mengikuti pelajaran ini, peserta didik dapat memahami dan mampu
mempraktekkan tata cara berwudlu yang benar serta mampu menghafalkan
do’a dalam berwudlu maupun setelah berwudlu.
4.2 Peserta didik dapat mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan wudlu.
V.Materi Pembelajaran
5.1 Tata cara berwudlu.
5.2 Ketentuan-ketentuan dalam berwudlu.
VI.Metode Pembelajaran
6.1 Demonstrasi
Metode ini digunakan agar peserta didik mampu memperagakan
langsung bagaimana tata cara berwudlu dan berdo’a ketika dalam keadaan
berwudlu dan setelah berwudlu.
6.2 Eksperimen
8
Metode ini digunakan untuk percobaan tata cara berwudlu yang baik
dan benar.
VII. Kegiatan Pembelajaran
v Pertemuan Pertama
NO. Kegiatan Uaraian Kegiatan Waktu
1. Kegatan awal Guru memberikan salam.
Guru menyapa dan mengapsen siswa.
Memulai pelajaran dengan membaca10 Menit
basmalah.
Guru melakukan apersepsi.
2. Kegiatan Inti Guru menerangkan secara singkat tentang tata
cara dan ketentuan dalam berwudlu.
Guru memperagakan tata cara berwudlu yang20 Menit
benar dan meminta peserta didik
mengikutinya.
Guru menjelaskan secara singkat tentang hal-
hal yang dapat membatalkan wudlu.
Guru menanyakan kepada peserta didik
tentang apa fungsi dan hikmah wudlu lalu
menjelaskannya dengan singkat.
3. Kegiatan akhir Melakukan refleksi tentang hasil proses
kegiatan belajar mengenai tata cara
berwudlu dengan memberi pertanyaan
kepada satu atau dua siswa sebagai cermin. 10 Menit
Guru memberikan tugas untuk menghafalkan
niat dan do’a berwudlu.
Menutup pelajaran dengan mebaca
hamdallah.
v Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua selama 40 Menit digunakan untuk penilaian tentang hafalan
mengenai do’a wudlu.
v Sumber Belajar
1. Kitab Fasholatan KH. Minan Zuhri diterbitkan Menara Kudus, Kudus
2. Buku-buku lain yang relevan.
v Penilaian
Tes lisan dan hafalan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesipulan
B. Saran
Pembahasan makalah ini mungkin masih kurang sempurna. Oleh karena
itu penulis masih membutuhkan saran dan perbaikan dari para pembaca
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan
menambah wawasan kita tentang Strategi Pembelajaran di Tinjau dari
Berbagai Metode Mengajar “Metode Eksperimen” . Selain itu penulis juga
berharap pembaca lebih banyak lagi menggali pengetahuan mengenai materi yang
dibahas dalam makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Tim Redaksi KBBI. 2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Rosyad, Aminudin. 2002. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi, Ismail. 2011. Model dan Metode Pembelajaran Modern: Suatu
Pengantar. Palembang: Tunas Gemilang Press.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Pers
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
11