Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

ISOTERM FREUNDLICH

Dosen Pengampu Matakuliah


Ibu Nazriati
Ibu Fauziatul Fajaroh

Oleh:

Kelompok 4

Nur ‘Aini 150331603666


Rini Suswantini R. 150331602827
Vevina Dyahsasi N. 150331602415

LABORATURIUM KIMIA FISIKA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


2017
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat membuat kurva dan menentukan tetapan dalam isoterm adsorpsi
menurut Freundlich pada proses adsorpsi asam astetat dengan karbon aktif.

B. Dasar Teori
1) Pengertian Adsorbsi
Adsorpsi adalah suatu proses penyerapan partikel suatu fluida (cairan
maupun gas) oleh suatu padatan hingga terbentuk suatu film (lapisan tipis)
pada permukaan adsorben. Padatan yang dapat menyerap partikel fluida
disebut bahan pengadsorpsi atau adsorben. Sedangkan zat yang terserap
disebut adsorbat. Secara umum Adsorpsi didefinisikan sebagai suatu proses
penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh
permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika
antara substansi dengan penyerapnya. Penyerapan partikel atau ion oleh
permukaan koloid atau yang disebut peristiwa adsorpsi ini dapat
menyebabkan koloid menjadi bermuatan listrik.
Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut
yang ada dalam larutan oleh permukaan benda atau zat penyerap. Adsorpsi
adalah masuknya bahan yang mengumpul dalam suatu zat padat. Keduanya
sering muncul bersamaan dengan suatu proses maka ada yang menyebutnya
sorpsi. Baik adsorpsi maupun absorpsi sebagai sorpsi terjadi pada tanah liat
maupun padatan lainnya, namun unit operasinya dikenal sebagai adsorpsi.
(Giyatmi, 2008: 101).
Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai
gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya yang mengimbangi.
Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya
adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap
masuk ke dalam adsorben sedang pada adsorpsi, zat yang diserap hanya pada
permukaan (Sukardjo, 2002:190).
Sedangkan contoh – contoh adsorbsi adalah sebagai berikut:

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

a. Pengeringan udara atau gas – gas lain,


b. Pemisahan bahan yang mengandung racun atau yang berbau busuk dari
udara buang,
c. Pengambilan kembali pelarut dari udara buang,
d. Penghilangan warna larutan (sebelum kristalisasi),
e. Pemisahan bahan organik dari air (bersamaan dengan pemisahan pengotor
berbentuk koloid yang sukar disaring).

2) Jenis –Jenis Adsorbsi


Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a) Adsorpsi fisika adalah proses interaksi antara adsorben dengan
adsorbat yang disebabkan oleh gaya Van Der Waals. Adsorpsi fisika
terjadi jika daya tarik menarik antara zat terlarut dengan adsorben lebih
besar dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya.
Kerena gaya tarik menarik yang lemah tersebut maka zat yang terlarut
akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. Adsorpsi fisika biasanya
terjadi pada temperatur rendah sehingga keseimbangan antara
permukaan solid dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan
bersifat reversibel.
b) Adsorpsi kimia adalah reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat
terlarut yang teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan
gaya dan kalor yang sama dengan panas reaksi kimia. Menurut
Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh ikatan
valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom
dalam molekul. Ikatan kimia tersebut menyebabkan pada permukaan
adsorbent akan terbentuk suatu lapisan film.
Adsorpsi memiliki kecepatan. Kecepatan adsorpsi adalah banyaknya
zat yang teradsorpsi per satuan waktu. Kecepatan adsorpsi mempengaruhi
kinetika adsorpsi. Kinetika adsorpsi adalah laju penyerapan suatu fluida oleh
adsorben dalam jangka waktu tertentu. Banyak sedikitnya zat yang teradsorpsi
di pengaruhi oleh:
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan Adsorpsi:
a. Macam adsorben

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

b. Macam zat yang diadsorpsi (adsorbate)


c. Luas permukaan adsorben
d. Konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate)
e. Temperatur

3) Adsorben dan Adsorbat


Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen
tertentu dari suatu fase fluida. Kebanyakan adsorben adalah bahan- bahan
yang sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding pori- pori
atau pada letak-letak tertentu di dalam partikel itu. Oleh karena pori-pori
biasanya sangat kecil maka luas permukaan dalam menjadi beberapa orde
besaran lebih besar daripada permukaan luar dan bisa mencapai 2000 m/g.
Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau karena perbedaan
polaritas yang menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan
tersebut lebih erat daripada molekul lainnya. Adsorben yang digunakan secara
komersial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok polar dan non
polar.
a) Adsorben Polar Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben
yang termasuk kedalam kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan
zeolit.
b) Adsorben non polar Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis
adsorben yang termasuk kedalam kelompok ini adalah polimer adsorben
dan karbon aktif.

Menurut IUPAC (Internasional Union of Pure and Applied Chemical)


ada beberapa klasifikasi pori yaitu :
a) Mikropori : diameter < 2nm
b) Mesopori : diameter 2 – 50 nm
c) Makropori : diameter > 50 nm

Adsorbat adalah substansi dalam bentuk cair atau gas yang


terkonsentrasi pada permukaan adsorben. Adsorbat terdiri atas dua kelompok
yaitu kelompok polar seperti air dan kelompok non polar seperti methanol,
ethanol dan kelompok hidrokarbon (Suzuki, 1990 dalam saragih, 2008).

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

Karbondioksida merupakan jenis adsorbat yang sesuai digunakan untuk


adsorben jenis hidrofobic seperti karbon aktif. Karbondioksida merupakan
persenyawaan antara karbon dengan oksigen. Pada kondisi tekanan dan
temperatur atmosfir, karbondioksida merupakan gas yang tidak berwarna,
tidak berbau, tidak reaktif, tidak beracun dan tidak mudah terbakar
(nonflammable). Pada kondisi triple point, karbondioksida dapat berupa
padat, cair ataupun gas bergantung pada kondisinya. Karbondioksida berada
pada fase padat pada temperature -109 °F(-78,5oC) dan tekanan atmosfir akan
langsung menyublimasi tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Sedangkan
pada tekanan dan temperatur di atas triple point dan di bawah temperatur 87,9
°F (31,1oC) maka karbondioksida cair dan gas akan berada pada kondisi
kesetimbangan.

4) Adsorbsi Isoterm Freundlich


Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya
lapisan monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben.
Namun pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben
bersifat heterogen.
Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai
berikut.
log (x/m) = log k + 1/n log c ...(1),
Sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada gambar berikut

Gambar 1 Kurva Adsorbsi Isotherm Freundlich

Bagi suatu sistem adsorbsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat


yang teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

konsentrasi yang teradsorpsi pada temperatur tertentu disebut dengan isoterm


adsorbsi ini dinyatakan sebagai:
x/m = k. Cn …(2)
Keterangan :
x = jumlah zat teradsorbsi (gram)
m = jumlah adsorben (gram)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai kesetimbangan
adsorpsi
k dan n = tetapan,
Persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorbsi
menuruti isoterm Freundlich, maka aluran log x/m terhadap log C akan
merupakan garis lurus. Dari garis dapat dievaluasi tetapan k dan n.
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam kesetimbangan
diplot sebagai ordinat dan konsentrasi adsorbat dalam adsorben sebagai absis
pada koordinat logaritmik, akan diperoleh gradien n dan intersept. Dari
isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm ini
akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm
ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu adsorben.

5) Karbon Aktif
Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang
mengandung karbon. Arang tersusun dari atom-atom karbon yang berikatan
secara kovalen membentuk struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C
pada setiap sudutnya. Susunan kisi-kisi heksagonal datar ini tampak seolah-
olah seperti pelat-pelat datar yang saling bertumpuk dengan sela-sela di
antaranya.
Sebagian pori-pori yang terdapat dalam arang masih tertutup oleh
hidrokarbon dan senyawa organik lainnya. Komponen arang ini meliputi
karbon terikat, abu, air, nitrogen, dan sulfur yang mempunyai luas permukaan
dan jumlah pori sangat banyak.
Karbon aktif adalah bentuk umum dari berbagai macam produk yang
mengandung karbon yang telah diaktifkan untuk meningkatkan luas
permukaannya. Karbon aktif berbentuk kristal mikro karbon grafit yang pori-

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

porinya telah mengalami pengembangan kemampuan untuk mengadsorpsi gas


dan uap dari campuran gas dan zat-zat yang tidak larut atau yang terdispersi
dalam cairan. Luas permukaan, dimensi, dan distribusi karbon aktif
bergantung pada bahan baku, pengarangan, dan proses aktivasi. Berdasarkan
ukuran porinya, ukuran pori karbon aktif diklasifikasikan menjadi 3, yaitu
mikropori (diameter <2 nm), mesopori (diameter 2–50 nm), dan makropori
(diameter >50 nm).
Karbon aktif dibedakan menjadi 2 berdasarkan fungsinya, yaitu
Karbon adsorben gas (gas adsorbent carbon): Jenis arang ini digunakan untuk
mengadsorpsi kotoran berupa gas. Pori-pori yang terdapat pada karbon aktif
jenis ini tergolong mikropori yang menyebabkan molekul gas akan mampu
melewatinya, tetapi molekul dari cairan tidak bisa melewatinya. Karbon aktif
jenis ini dapat ditemui pada karbon tempurung kelapa. Selanjutnya adalah
karbon fasa cair (liquid-phase carbon). Karbon aktif jenis ini digunakan untuk
mengadsorpai kotoran atau zat yang tidak diinginkan dari cairan atau larutan.
Jenis pori-pori dari karbon aktif ini adalah makropori yang memungkinkan
molekul berukuran besar untuk masuk. Karbon jenis ini biasanya berasal dari
batu bara, misalnya ampas tebu dan sekam padi.
Aktivasi adalah perubahan fisik berupa peningkatan luas permukaan
karbon aktif dengan penghilangan hidrokarbon. Ada dua macam aktifasi, yaitu
aktivasi fisika dan kimia. Aktivasi kimia dilakukan dengan merendam karbon
dalam H3PO4, ZnCl2, NH4Cl, dan AlCl3 sedangkan aktivasi fisika
menggunakan gas pengoksidasi seperti udara, uap air atau CO2.

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Variabel Percobaan
a) Variabel Bebas : Larutan Asam Asetat
b) Variabel Terikat : Volume Titran dan Karbon Aktif
c) Variabel Kontrol : Konsetrasi asam asetat 0,50 N ; 0,25 N ; 0,125 N ;
0,0625 N ; 0,0313 N ; dan 0,0156 N

B. Alat Percobaan
1. Cawan Porselen
2. Erlenmeyer
3. Pipet Gondok dan Pipet Tetes
4. Buret
5. Statif dan Klem
6. Kaca Arloji
7. Labu Ukur
8. Karet Penghisap
9. Botol Semprot
10. Stopwatch

C. Bahan Percobaan
1. Asam Asetat
2. Karbon Aktif
3. NaOH
4. Aquades
5. Indikator Fenolftalein (PP)

D. Prosedur Percobaan
1. Karbon aktif diaktifkan dengan dipanaskan dalam oven, lalu dimasukkan ke
dalam 6 buah Erlenmeyer bertutup, masing-masing 1 gram karbon aktif.
2. larutan asam asetat disediakan dengan konsentrasi 0,50 N ; 0,25 N ; 0,125 N ;
0,0625 N ; 0,0313 N ; dan 0,0156 N masing-masing sebanyak 100 mL.

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi karbon


aktif, lalu ditutup dan dikocok secara periodik selama 30 menit.
3. Tiap larutan disaring dengan menggunakan kertas saring yang kering.
4. Larutan filtrat dititrasi sebagai berikut dengan menggunakan indikator PP :
Konsentrasi Larutan
Volume untuk Titrasi
CH3COOH
0,50 N 10 mL
0,25 N 10 mL
0,125 N 25 mL
0,0625 N 50 mL
0,0313 N 50 mL
0,0156 N 50 mL

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

E. Diagram Alir Percobaan

Mulai

Karbon aktif dipanaskan dalam oven

Karbon aktif dimasukkan ke dalam 6 buah tabung Erlenmeyer bertutup

Larutan CH3COOH disediakan dengan konsentrasi 0,50 N, 0,25 N, 0,125 N,


0,0625 N, 0,0313 N, 0,0156 N

Larutan CH3COOH dimasukkan ke dalam tabung Erlenmeyer berisi karbon


aktif

Keenam tabung Erlenmeyer ditutup dan dikocok secara periodik selama 30


menit

Larutan hasil pengocokan disaring

Filtrat hasil penyaringan dititrasi dengan NaOH dengan indikator PP

Selesai

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

No V CH3COOH N CH3COOH V NaOH N CH3COOH


(awal) (akhir)
1 50 mL 0,0156 N 6,2 mL 0,0124 N
2 50 mL 0,06 N 20,2 mL 0,0406 N
3 50 mL 0,0625 N 17,9 mL 0,0358 N
4 25 mL 0,125 N 25,4 mL 0,1016 N
5 10 mL 0,25 N 19,7 mL 0,197 N
6 10 mL 0,50 N 35,8 mL 0,358 N

Berikut merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan di atas:


[Asam] (N)
No m (g) X (g) X/m Log X/m Log C
Awal Akhir
1 1g 0,0156 N 0,0124 N 0,0256 g 0,0256 -1,592 -1,9
2 1g 0,06 N 0,0406 N 0,1552 g 0,1552 -0,809 -1,4
3 1g 0,0625 N 0,0358 N 0,2136 g 0,2136 -0,670 -1,45
4 1g 0,125 N 0,1016 N 0,1872 g 0,1872 -0,728 -0,99
5 1g 0,25 N 0,197 N 0,424 g 0,424 -0,373 -0,71
6 1g 0,50 N 0,358 N 1,136 g 1,136 0,055 -0,45

B. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan isotherm adsorbsi menurut
freundlich pada proses adsorbsi asam asetat pada karbon aktif (arang). Pada
percobaan ini digunakan konsentrasi asam asetat yang berbeda yaitu 0,0156 M,
0,06 M, 0,0625 M, 0,125 M, 0,25 M, 0,50 M. Larutan asam asetat bertindak
sebagai adsorbat (zat yang diserap) dan arang aktif sebagai adsorben (zat yang
menyerap). Larutan asam asetat ditambahkan dengan arang kemudian dikocok
dengan shaker agar larutan homogen dan mempermudah adsorbsi. Untuk
mengetahui besarnya potensi penyerapan arang aktif dilakukan titrasi larutan asam

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

asetat yang telah dikocok 30 menit dan disaring menggunakan NaOH 0,1 M dan
indicator fenolftalein. Persamaan reaksi yang terjadi dari proses ini yaitu :
CH3COOH (aq) + NaOH (aq)  CH3COONa (aq) + H2O (l)
Berdasarkan hasil diketahui bahwa titrasi konsentrasi asam oksalat
sebelum diabsorbsi lebih tinggi daripada konsentrasi setelah absorbsi. Hal ini
dikarenakan asam oksalat telah diabsorbsi oleh arang aktif. Berdasarkan grafik
hubungan antara log C dan log X/m maka didapat persamaan y= 0,953x – 0,411
sehingga berdasarkan perhitungan didapatkan nilai k=2,57 dan n= 0,953.

Hubungan Log C dengan Log X/m


0.2
y = 0.9538x + 0.4119 0
-2 -1.5 -1R² = 0.8689 -0.5 0
-0.2
-0.4
-0.6
log x/m

Y-Values
-0.8
Linear (Y-Values)
-1
Linear (Y-Values)
-1.2
-1.4
-1.6
-1.8
log C

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

Hubungan C dengan X/m


1.2

0.8
X/m

0.6

0.4

0.2

0
0.0124 0.0406 0.0358 0.1016 0.197 0.358
C

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

BAB IV
KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:


a. Dari percobaan yang dilakukan dengan proses pengadukan selama 30 menit diperoleh
nilai k sebesar 2,57 dan nilai n sebesar 0,953.
b. Semakin besar konsentrasi adsorbat yang digunakan dalam proses adsorbsi maka akan
meningkatkan daya serap yang dimiliki oleh adsorben.

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

DAFTAR PUSTAKA

Ambar,Dkk.2012.Adsorbsi.http://kimia08.wordpress.com/2012/05/13/adsorpsi/ Diakses 2
Juni 2014 16.20 WITA
Atriyanti,Y.2012.Adsorbsi Isoterm Karbon Aktif.http://yulia4ict.wordpress.com/kimia/
Isotherm-adsorbsi-karbon-aktif-2/ Diakses 2 Juni 2014 16.15 WITA
Azizah,N.2013.Definisi dan Pengertian Adsorbsi. http://www.kamusq.com/2013/04/adsorpsi-
adalah-pengertian-dan-definisi.html. Diakses 17 Februari 2017
Daniels et al. 1970. Experimental Physical Chemistry 7th Ed. New York : Mc Graw Hill
Shoemaker et al. Experimental in Physical Chemistry 3rd Ed. New York : Mc Graw Hill
Tony Bird. 1987. Penuntun Praktikum untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

PERTANYAAN
1. Apakah proses adsorbsi ini merupakan proses adsorbsi fisik atau khemisorpsi?
2. Apakah perbedaan antara adsorbsi fisik dengan adsorbsi kimia? Berikan beberapa
contoh dari kedua adsorbsi tersebut!

JAWABAN
1. Proses ini termasuk proses adsorpsi fisik karena adanya gaya van der walls antara
asam asetat dengan arang aktif sehingga proses adsorbsi hanya terjadi pada
permukaan adsorban. Sementara pada proses khemisorpsi terbentuk ikatan kimia
selain ikatan van der walls.
2. Perbedaan antara adsorbsi fisik dengan adsorbsi kimia antara lain :
Adsorpsi Fisik Adsorpsi Kimia
Molekul terikat pada adsorben oleh Molekul terikat pada adsorben melalui
gaya van der walls ikatan kimia
Mempunyai entalpi reaksi -4 sampai - Mempunyai entalpi reaksi -40 sampai
40 kJ/mol -800 kJ/mol
Dapat membentuk lapisan multilayer Membentuk lapisan monolayer
Adsorbs hanya terjadi pada suhu di Adsorpsi dapat terjadi pada suhu
bawah titik didi adsorbat tinggi
Jumlah adsorpsi pada permukaan
Jumlah adsorpsi pada permukaan
merupakan karakteristik adsorben dan
merupakan fungsi adsorbat
adsorbat
Tidak melibatkan energy aktivasi
Melibatkan energy aktifasi tertentu
tertentu
Bersifat tidak spesifik Bersifat sangan spesifik

Adsorbsi fisik
Contoh: Adsorbsi asam asetat pada permukaan arang aktif
Adsorbsi kimia
Contoh: Adsorbsi nitrogen oleh besi pada suhu 500 C

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

LAMPIRAN

1. Konsentrasi CH3COOH setelah adsorpsi


a. CH3COOH 0,5 N
V CH3COOH x N CH3COOH x Valensi CH3COOH = V NaOH x N NaOH x Valensi NaOH
10 mL x N CH3COOH x 1 = 35,8 mL x 0,1 N x 1
N CH3COOH 35,8=mL x 0,1 N
10 mL
= 0,358 N
b. CH3COOH 0,25 N
V CH3COOH x N CH3COOH x Valensi CH3COOH = V NaOH x N NaOH x Valensi NaOH
10 mL x N CH3COOH x 1 = 19,7 mL x 0,1 N x 1
N CH3COOH 19,7=mL x 0,1 N
10 mL
= 0,197 N
c. CH3COOH 0,125 N
V CH3COOH x N CH3COOH x Valensi CH3COOH = V NaOH x N NaOH x Valensi NaOH
25 mL x N CH3COOH x 1 = 25,4 mL x 0,1 N x 1
N CH3COOH 25,4=mL x 0,1 N
25 mL
= 0,1016 N
d. CH3COOH 0,625 N
V CH3COOH x N CH3COOH x Valensi CH3COOH = V NaOH x N NaOH x Valensi NaOH
50 mL x N CH3COOH x 1 = 17,9 mL x 0,1 N x 1
N CH3COOH 17,9=mL x 0,1 N
50 mL
= 0,0358 N
e. CH3COOH 0,06 N
V CH3COOH x N CH3COOH x Valensi CH3COOH = V NaOH x N NaOH x Valensi NaOH
50 mL x N CH3COOH x 1 = 20,2 mL x 0,1 N x 1
N CH3COOH 20,2=mL x 0,1 N
50 mL
= 0,0406 N

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

f. CH3COOH 0,25 N
V CH3COOH x N CH3COOH x Valensi CH3COOH = V NaOH x N NaOH x Valensi NaOH
50 mL x N CH3COOH x 1 = 6,2 mL x 0,1 N x 1
N CH3COOH 6,2 mL= x 0,1 N
50 mL
= 0,0124 N

2. Jumlah zat yang teradsorbsi


a. X1 n=MxV
n = 0,0156 N x 100 mL = 1,56 mmol
massa = 1,56 mmol x 80 g/mol = 124,8 mg (sebelum adsorbsi)
n = 0,0124 N x 100 mL = 1,24 mmol
massa = 1,24 mmol x 80 g/mol = 99,2 mg (setelah adsorbsi)
 X1 = (124,8 – 99,2) mg = 25,6 mg
b. X2 n=MxV
n = 0,06 N x 100 mL = 6 mmol
massa = 6 mmol x 80 g/mol = 480 mg (sebelum adsorbsi)
n = 0,0406 N x 100 mL = 4,06 mmol
massa = 4,06 mmol x 80 g/mol = 324,8 mg (setelah adsorbsi)
 X2 = ( 480 – 324,8) mg = 155,2 mg
c. X3 n=MxV
n = 0,625 N x 100 mL = 6,25 mmol
massa = 6,25 mmol x 80 g/mol = 500 mg (sebelum adsorbsi)
n = 0,0358 N x 100 mL = 35,8 mmol
massa = 35,8 mmol x 80 g/mol = 286,4 mg (setelah adsorbsi)
 X3 = (500 – 286,4) mg = 213,6 mg
d. X4 n=MxV
n = 0,125 N x 100 mL = 12,5 mmol
massa = 12,5 mmol x 80 g/mol = 1000 mg (sebelum adsorbsi)
n = 0,1016 N x 100 mL = 10,16 mmol
massa = 10,16 mmol x 80 g/mol = 812,8 mg (setelah adsorbsi)
 X4 = (1000 – 812,8) mg = 187,2 mg

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

e. X5 n=MxV
n = 0,25 N x 100 mL = 25 mmol
massa = 25 mmol x 80 g/mol = 2000 mg (sebelum adsorbsi)
n = 0,197 N x 100 mL = 19,7 mmol
massa = 19,7 mmol x 80 g/mol = 1576 mg (setelah adsorbsi)
 X1 = (2000 – 1576) mg = 424 mg
f. X1 n=MxV
n = 0,50 N x 100 mL = 50 mmol
massa = 50 mmol x 80 g/mol = 4000 mg (sebelum adsorbsi)
n = 0,358 N x 100 mL = 35,8 mmol
massa = 35,8 mmol x 80 g/mol = 2864 mg (setelah adsorbsi)
 X1 = (4000 – 2864) mg = 1136 mg

3. Dari data di atas dapat dicari persamaannya dari:


Log X/m = log k + n log C
y = 0,953x + 0,411
log k = 0,411
k = 2,57
m = n = 0,953

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Anda mungkin juga menyukai