Anda di halaman 1dari 15

BAB I

KONSEP DASAR MEDIA DAN KEDUDUKANNYA DALAM


PEMBELAJARAN PPKn

KEMAMPUAN AKHIR:
Mampu memahami konsep dasar media pembelajaran dan kedudukannya dalam
pembelajaran PPKn

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. Menjelaskan pengertian media pembelajaran
2. Menjelasakan kedudukan media dalam pembelajaran PPKn
3. Menjelaskan fungsi media pembelajaran dalam pembelajaran PPKn
4. Menjelaskan manfaat media pembelajaran dalam pembelajaran PPKn
5. Mendiskripsikan peran media pembelajaran PPKn

PENGANTAR
Bab ini membahas tentang konsep dasar media dan kedudukannya dalam
pembelajaran PPKn sebagai dasar untuk memilih dan membuat medeia pembelajaran
untuk diterapkan dalam pembelajaran PPKn SMP/M.Ts dan SMA/MA/SMK sesuai
dengan karakteristik, prinsip dan prosedur pembelajaran mata pelajaran pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan,
Pembahasan diawali dengan penjelasan pengertian media pembelajaran yang
dilanjutkan dengan penjelasan kedudukan media dalam pembelajaran PPKn. Bagian
ketiga membahas tentang tujuan media pembelajaran PPKn, dan penjelasan sifat media
pembelajaran dalam pembelajaran PPKn, dan dilanjutkan dengan membahas fungsi
media pembelajaran dalam pembelajaran PPKn dan diakhiri dengan mendiskripsikan
manfaat media pembelajaran PPKn
Media Pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran memegang peranan yang cukup vital terhadap penyampaian pesan
atau materi pelajaran kepada siswa. Mengapa demikian ? karena media pembelajaran
bertanggung jawab sebagai salah satu faktor keberhasilan sampainya pesan atau materi
pelajaran kepada siswa agar materi pelajaran tersebut dapat dikelola dan dicerna oleh
siswa, sehingga siswa memperoleh sebuah konsep yang konkret dan dapat
memahaminya dengan baik. Untuk itu pada bahasan bab awal ini akan dipaparkan
dengan jelas konsep-konsep yang berhubungandengan media pembelajaran sehingga
mahasiswa mampu memahami : definisi media pembelajaran, landasan teoritis dan
prinsip penggunaan media pembelajaran, posisi mediapembelajaran, fungsi media
pembelajaran, klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran,perkembangan media
pembelajaran, kriteria dan langkah-langkah pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran.
A. Pengertian Media Pembelajaran
Sebelum jauh membahas lebih dalam tentang media pembelajaran kita
sebaiknya memahami tentang definisi media pembelajaran itu sendiri. Dengan
memahami berbagaimacam definisi media pembelajaran dari para ahli akan
memudahkan kita untuk membahas hal-hal yang berkaiatan dengan media pembelajaran
lebih jauh. Berikut akan dipaparkan beberapa definisi tentang media pembelajaran.
Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiahberarti
perantara atau pengantar. Media dikatakan pula sebagai segala bentuk dansaluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Kata segala memberi makna
bahwa yang disebut media tidak terbatas pada jenis media yang dirancang secara khusus
untuk mencapai tujuan tertentu, akan tetapi juga yang keberadaannya dapat
dimanfaatkan untuk memperjelas atau mempermudah pemahaman siswa terhadap
materi atau pesan tertentu. Jadi apapun bentuknya apabiladapat digun akan untuk
menyalurkan pesan dapat disebut media. Gagne (1970) mendefinisikan media yaitu
media are various components in learners’ environment which support the learners
learn. Briggs (1970) berpendapat media are physical means which are used to send
messages to the students and stimulate them to learn. Terkait dengan pembelajaran,
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari
pengirim pesan dalam hal ini guru kepada penerima pesan yaitu siswa sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan dan perhatiananak didik untuk tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
Sementara itu E. De Corte dalam WS.Winkel menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah suatu sarana non personal (bukan manusia) yang digunakan atau
disediakan oleh tenagapengajar yang memegang peranan penting dalam proses belajar
mengajar, untuk mencapai tujuan intruksional. Arief S. Sadiman (1993) menyatakan
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan ari
pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Adapun Oemar
Hamalik(1994), pakar pendidikan Indonesia menyatakan media adalah alat, metode, dan
teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interest
antara guru dan anak didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran disekolah.
Dari beberapa pendapat ahli di atas mengenai definisi media pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dibuat atau
digunakan dan dintegrasikan oleh guru dalam proses pembelajaran sehingga dapat
membantu dan memudahkan guru dan siswa dalam menyampaikan dan menerima isi
materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan bertujuan
untuk mencapai kompetensi embelajaran yang telah ditentukan.
Setelah mencermati pengertian di atas, bahwa media pembelajaran itu terdiri
atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur
pesan dibawanya (message/software). Unsur pesan (software) adalah informasi atau
bahan ajar dalam tema atau topik tertentu yang akan disampaikan ataudipelajari siswa,
sedangkan unsur perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang
digunakan untuk menyajikan pesan tersebut. Dengan demikian, sesuatu baru bisa
dikatakan media pembelajaran jika sudah memenuhi dua unsur tersebut.

Jadi apapun bentuknya apabila dapat digunakan untuk menyalurkan pesan


dapat disebut media. Gagne (1970) mendefinisikan media yaitu media are various
components in learners’ environment which support the learners learn. Briggs (1970)
berpendapat media are physical means which are used to send messages to the students
and stimulate
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam
suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai
salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi
dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung
secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem
pembelajaran. Posisi media pmbelajaran sebagai komponen komunikasi ditunjukkan
pada gambar berikut

B. Kedudukan Media dalam Pembelajaran


Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam kelas dapat
mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru, media membantu mengkonkritkan
konsep atau gagasan dan membantu memotivasi peserta belajar aktif. Bagi siswa, media
dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan berbuat. Dengan demikian media
dapat membantu tugas guru dan siswa mencapai kompetensi dasar yang ditentukan.
Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru perlu mengetahui
kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa
tentang materi yang akan diajarkan.
Terkait dengan itu, media perlu dikembangkan berdasarkan relevansi,
kompetensi dasar, materi dan karakteristik siswa. Guru dapat berperan sebagai kreator
yaitu menciptakan dan memanfaatkan media yang tepat, efisen, dan menyenangkan bagi
siswa. Namun dalam pemanfaatannya di kelas, perlu ditekankan bahwa siswalah yang
seharusnya memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Menurut paradigma
behavioristik, belajar merupakan transmisi pengetahuan dari expert ke novice.
Berdasarkan konsep ini, peran guru adalah menyediakan dan menuangkan informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa. Guru mempersepsi diri berhasil dalam
pekerjaannnya apabila dia dapat menuangkan pengetahuan sebanyak-banyaknya ke
kepala siswa dan siswa dipersepsi berhasil apabila mereka tunduk menerima
pengetahuan yang dituangkan guru kepada mereka.
Praktek pendidikan yang berorientasi pada persepsi semacam itu adalah bersifat
induktrinasi, sehingga akan berdampak pada penjinakan kognitif para siswa,
menghalangi perkembangan kreativitas siswa, dan memenggal peluang siswa untuk
mencapai higher order thinking. Akhir-akhir ini, konsep belajar didekati menurut
paradigma konstruktivisme. Menurut paham onstruktivistik, belajar merupakan hasil
konstruksi sendiri (pebelajar) sebagai hasil nteraksinya terhadap lingkungan belajar.
Pengkonstruksian pemahaman dalam peristiwa belajar dapat melalui proses asimilasi
atau akomodasi.
Secara hakiki,asimilasi dan akomodasi terjadi sebagai usaha pebelajar untuk
menyempurnakan atau merubah pengetahuan yang telah ada di benaknya (Heinich,
et.al., 2002).Pengetahuanyang telah dimiliki oleh pebelajar sering pula diistilahkan
sebagai prakonsepsi. Proses asimilasi terjadi apabila terdapat kesesuaian antara
pengalaman baru dengan prakonsepsi yang dimiliki pebelajar. Sedangkan proses
akomodasi adalah suatu proses adaptasi, evolusi, atau perubahan yang terjadi sebagai
akibat pengalaman baru pebelajar yang tidak sesuai dengan prakonsepsinya.
Berdasarkan paradigma konstruktivisme tentang belajar tersebut, maka prinsip media
mediated instruction menempati posisi cukup strategis dalam rangka mewujudkan ivent
belajar secara optimal.
Ivent belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan
hasil belajar peserta didik yang optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga
merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang
berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara
profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Heinich et.al., 2002; Ibrahim,
1997; Ibrahim et.al., 2001).
Dalam era perkembangan Iptek yang begitu pesat dewasa ini, profesionalisme
guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus
mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa
(Ibrahim, et.al., 2001). Konsep lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media,
sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas
pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar.
Pada anak usia dini bermain adalah jendela perkembangan anak. Melalui bermainlah
sebenarnya anak sedang melaksanakan proyek besarnya, yaitu mengembangkan potensi
kecerdasan, keterampilan motorik, kemampuan sosial, emosi dan kepribadian anak.
Melalui bermain, anak belajar mengembangkan pengetahuannya mengenai
sesuatu hal (learning to know); anak belajar untuk dapat melakukan sesuatu sesuai
dengan konteksnya (learning to do), anak juga belajar untuk dapat menjadi dirinya
sekaligus empati terhadap orang lain (learning to be) dan anak juga belajar untuk dapat
hidup bersama orang lain (learning to live together). Melalui permainan itulah anak
memahami adanya aturan yang berlaku dan harus dipatuhi, sehingga anak juga belajar
mengenai sebuah sistem nilai dan moral. Oleh karena itu, bermain menjadi aktivitas
sentral yang sangat penting bagi anak-anak.
Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam kelas dapat
mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru, media membantu mengkonkritkan
konsep atau gagasan dan membantu memotivasi peserta belajar aktif. Bagi siswa, media
dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan berbuat. Dengan demikian media
dapat membantu tugas guru dan siswa mencapai kompetensi dasar yang ditentukan.
Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru perlu mengetahui
kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa
tentang materi yang akan diajarkan. Terkait dengan itu, media perlu dikembangkan
berdasarkan relevansi, kompetensi dasar, materi dan karakteristik siswa. Guru dapat
berperan sebagai kreator yaitu menciptakan dan memanfaatkan media yang tepat,
efisen, dan menyenangkan bagi siswa. Namun dalam pemanfaatannya di kelas, perlu
ditekankan bahwa siswalah yang seharusnya memanfaatkan media pembelajaran
tersebut. Menurut paradigma behavioristik, belajar merupakan transmisi pengetahuan
dari expert ke novice. Berdasarkan konsep ini, peran guru adalah menyediakan dan
menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Guru mempersepsi diri
berhasil dalam pekerjaannnya apabila dia dapat menuangkan pengetahuan sebanyak-
banyaknya ke kepala siswa dan siswa dipersepsi berhasil apabila mereka tunduk
menerima pengetahuan yang dituangkan guru kepada mereka.
Praktek pendidikan yang berorientasi pada persepsi semacam itu adalah bersifat
induktrinasi, sehingga akan berdampak pada penjinakan kognitif para siswa,
menghalangi perkembangan kreativitas siswa, dan memenggal peluang siswa untuk
mencapai higher order thinking. Akhir-akhir ini, konsep belajar didekati menurut
paradigma konstruktivisme. Menurut paham onstruktivistik, belajar merupakan hasil
konstruksi sendiri (pebelajar) sebagai hasil nteraksinya terhadap lingkungan belajar.
Pengkonstruksian pemahaman dalam peristiwa belajar dapat melalui proses asimilasi
atau akomodasi. Secara hakiki,asimilasi dan akomodasi terjadi sebagai usaha pebelajar
untuk menyempurnakan atau merubah pengetahuan yang telah ada di benaknya
(Heinich, et.al., 2002).Pengetahuan yang telah dimiliki oleh pebelajar sering pula
diistilahkan sebagaiprakonsepsi. Proses asimilasi terjadi apabila terdapat kesesuaian
antara pengalaman baru dengan prakonsepsi yang dimiliki pebelajar. Sedangkan proses
akomodasi adalah suatu proses adaptasi, evolusi, atau perubahan yang terjadi sebagai
akibat pengalaman baru pebelajar yang tidak sesuai dengan prakonsepsinya.
Berdasarkan paradigma konstruktivisme tentang belajar tersebut, maka prinsip
media mediated instruction menempati posisi cukup strategis dalam rangka
mewujudkan ivent belajar secara optimal. Ivent belajar yang optimal merupakan salah
satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula. Hasil
belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang
berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu
dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat
(Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001).
Dalam era perkembangan Iptek yang begitu pesat dewasa ini, profesionalisme
guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus
mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa
(Ibrahim, et.al., 2001). Konsep lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media,
sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas
pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar.
Pada anak-anak bermain adalah jendela perkembangan anak. Melalui bermainlah
sebenarnya anak sedang melaksanakan proyek besarnya, yaitu mengembangkan potensi
kecerdasan, keterampilan motorik, kemampuan sosial, emosi dan kepribadian anak.
Melalui bermain, anak belajar mengembangkan pengetahuannya mengenai sesuatu hal
(learning to know); anak belajar untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
konteksnya (learning to do), anak juga belajar untuk dapat menjadi dirinya sekaligus
empati terhadap orang lain (learning to be) dan anak juga belajar untuk dapat hidup
bersama orang lain (learning to live together). Melalui permainan itulah anak
memahami adanya aturan yang berlaku dan harus dipatuhi, sehingga anak juga belajar
mengenai sebuah sistem nilai dan moral. Oleh karena itu, bermain menjadi aktivitas
sentral yang sangat penting bagi anak-anak.
Media adalah kata jamak dari medium, yang artinya perantara. Dalam proses
komunikasi, media hanyalah satu dari empat komponen yang harus ada. Komponen
yang lain, yaitu : sumber informasi, informasi dan penerima informasi. Seandainya
satu dari empat komponen tersebut tidak ada, maka proses komunikasi tidak mungkin
terjadi. Interaksi dan saling ketergantungan keempat komponen tersebut adalah
seperti di bawah:

Penerima Informasi
Sumber Informasi Media
Informasi
Penerima Informasi Sumber Informasi

Gambar 1. menunjukkan bahwa konsep sumber atau penerima informasi


adalah konsep relatif.
Di saat tertentu, seseorang dapat berperan sebagai sumber informasi, namun
pada saat lain (atau pada saat yang sama), bias juga menjadi penerima informasi.
Namun tidak semua proses informasi berlangsung secara dua arah atau timbal balik
semacam ini.
Dalam pembelajaran (instructional), sumber informasi adalah dosen, guru,
instruktur, peserta didik, bahan bacaan dan sebagainya. Menurut Schramm (1977),
media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Briggs (1977) mendifinisikan media
pembelajaran sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi / materi pembelajaran.
Sedang menurut Arief S. Sadiman (1986) media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses
belajar terjadi.
Tentunya Anda tahu bahwa peran media sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran. Kemp dkk (1985) menjabarkan peran media di dalam kegiatan
pembelajaran sebagai berikut.
1 Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.
2. Penyusunan media yang terencana dan terstruktur dengan baik membantu guru untuk
menyampaikan materi dengan kualitas dan kuantitas yang sama dari satu kelas ke
kelas yang lain.
3. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
4. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif
5. Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian materi maupun
cara penyajiannya yang melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif di
dalam kelas.
6. Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang kompleks,
misalnya dengan bantuan video. Dengan demikian, informasi dapat disampaikan
secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa.
7. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
8. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media yang mengintegrasikan
visualisasi dengan teks atau suara akan mampu mengkomunikasikan materi
pembelajaran secara terorganisasi. Dengan menggunakan media yang lebih
bervariasi, maka siswa akan mampu belajar dengan lebih optimal.
9. Dengan media yang makin lama makin canggih maka kegiatan pembelajaran tidak
hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi dapat di mana saja. Misalnya, dengan
teleconference guru dari luar kota dapat memberikan materinya, atau dengan CD
peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran melalui media secara mandiri
sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini seperti halnya Anda yang jarak jauh dapat
menggunakannya.

C. Fungsi Media Pembelajaran


Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu Anda ketahui. Fungsi
pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua media
adalah sebagai sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat Anda telaah
dalam ulasan di bawah ini.
1. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Anda tentu tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang
bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi
di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe,
grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi
tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi
sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila
materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Pernahkah Anda mengalami kesulitan dalam menyampaikan suatu materi
ajar karena materi tersebut bersifat abstrak atau terlalu rumit? Jika Anda tidak
memiliki kemampuan untuk menjelaskan suatu bahan yang bersifat abstrak
dengan baik, sebaiknya Anda menghadirkan media sebagai alat bantu
pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa
dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa
dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik
daripada tanpa bantuan media..
Akhirnya, dapat Anda pahami bahwa media adalah alat bantu dalam
kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, gurulah yang mempergunakannya untuk
pembelajaran siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan
pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal.
Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia,
buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media
pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam
memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat
memperkaya wawasan siswa. Sudahkah Anda mencoba menggunakan teknologi
media ini dalam kegiatan pembelajaran yang Anda lakukan? Jika belum, cobalah
memanfaatkannya. Akan tetapi, Anda jangan lupa untuk membekali diri terlebih
dulu dengan segenap kemampuan dan keterampilan dalam
mengoperasionalisasikannya sehingga pembelajaran yang Anda lakukan dapat
berlangsung dengan lancar.

D. Manfaat Media dalam Pembelajaran 


Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah
metode pembelajaran dan media pembelajaran.  Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. 
Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media
pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,
kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. 
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien.  Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media yang
lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat
media dalam pembelajaran yaitu:
1.  Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3.  Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4.  Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6.   Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7.  Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8.  Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan
Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-manfaat
praktis yang lain.  Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses pembelajaran
sebagai berikut :
1.  Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar
2.  Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-
sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
4.  Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui
karya wisata.  Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Jadi manfaat media dalam pembelajaran PKn uadalah
a. Memperjelas objek atau materi pembelajaran,
b. Memotivasi siswa agar lebih bergairah belajar,
c. Menunjukan peristiwa atau objek yang besar, luas, kecil, rumit dan berbahaya
dalam kelas dapat dilihat siswa,
d. Menimbulkan pengalaman baru bagi siswa.
Selanjutnya marilah kita mengamati contoh di bawah ini!
01 Objek rumit Gb. 01 Objek rumit

Gb. Objek besar Gb. Objek besar dan berbahaya

E. Peran Media Pembelajaran


Tentunya Anda tahu bahwa peran media sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran. Kemp dkk (1985) menjabarkan peran media di dalam
kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.
2. Penyusunan media yang terencana dan terstruktur dengan baik membantu guru
untuk menyampaikan materi dengan kualitas dan kuantitas yang sama dari satu
kelas ke kelas yang lain.
3. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
4. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif
5. Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian materi
maupun cara penyajiannya yang melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi lebih
aktif di dalam kelas.
6. Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang kompleks,
misalnya dengan bantuan video. Dengan demikian, informasi dapat disampaikan
secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa.
7. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
8. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media yang mengintegrasikan
visualisasi dengan teks atau suara akan mampu mengkomunikasikan materi
pembelajaran secara terorganisasi. Dengan menggunakan media yang lebih
bervariasi, maka siswa akan mampu belajar dengan lebih optimal.
9. Dengan media yang makin lama makin canggih maka kegiatan pembelajaran tidak
hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi dapat di mana saja. Misalnya, dengan
teleconference guru dari luar kota dapat memberikan materinya, atau dengan CD
peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran melalui media secara mandiri
sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini seperti halnya Anda yang jarak jauh
dapat menggunakannya.

RANGKUMAN

1. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dibuat atau


digunakan dan dintegrasikan oleh guru dalam proses
pembelajaran sehingga dapat membantu dan memudahkan guru
dan siswa dalam menyampaikan dan menerima isi materi
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan bertujuan untuk mencapai kompetensi
pembelajaran yang telah ditentukan

2. Kedudukan media pembelajaran; Bagi guru, media membantu


mengkonkritkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi
peserta belajar aktif. Bagi siswa, media dapat menjadi jembatan
untuk berpikir kritis dan berbuat.
Media dapat membantu siswa mencapai kompetensi dasar
yang ditentukan. Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan
dengan baik, guru perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya
dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa tentang
materi yang akan diajarkan.
Media perlu dikembangkan berdasarkan relevansi,
kompetensi dasar, materi dan karakteristik siswa. Guru dapat
berperan sebagai kreator yaitu menciptakan dan memanfaatkan
media yang tepat, efisen, dan menyenangkan bagi siswa.

3. Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu Anda


ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu
pembelajaran, dan fungsi kedua media adalah sebagai sumber
belajar.
4. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.  Tetapi secara lebh
khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan
Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat
media dalam pembelajaran yaitu:
1.  Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3.  Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4.  Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6.   Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana
saja dan kapan saja
7.  Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap
materi dan proses belajar
8.  Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
5. Peran media di dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.
2. Penyusunan media yang terencana dan terstruktur dengan baik
membantu guru untuk menyampaikan materi dengan kualitas
dan kuantitas yang sama dari satu kelas ke kelas yang lain.
3. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
4. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif
5. Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi
pengorganisasian materi maupun cara penyajiannya yang
melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif di dalam
kelas.
6. Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran
yang kompleks, misalnya dengan bantuan video. Dengan
demikian, informasi dapat disampaikan secara menyeluruh
dan sistematis kepada siswa.
7. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
8. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media yang
mengintegrasikan visualisasi dengan teks atau suara akan
mampu mengkomunikasikan materi pembelajaran secara
terorganisasi. Dengan menggunakan media yang lebih
bervariasi, maka siswa akan mampu belajar dengan lebih
optimal.
9. Dengan media kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di
dalam kelas saja tetapi dapat di mana saja.

Tugas/Latihan
1. Buatlah kelompok diskusi yang beranggotakan empat mahasiswa
2. Amatilah di sekitar kampus, apakah ada benda, alat atau peristiwa yang dapat
dijadikan media pembelajaran PPKn
3. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan secara bergilir.

Uji Kompetensi
1. Jelaskan pengertian media pembelajaran
2. Jelasakan kedudukan media dalam pembelajaran PPKn
3. Jelaskan fungsi media pembelajaran dalam pembelajaran PPKn
4. Jelaskan manfaat media pembelajaran dalam pembelajaran PPKn
5. Deskripsikan peran media pembelajaran PPKn

Daftar Pustaka
1. Arif Sadiman (1996), Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatan, Rajawali Press Jakarta
2. Gerlach, S. Vernon, 1980, Teaching and Media, New Jersey: Prentice-Hall., Inc.

Anda mungkin juga menyukai