Anda di halaman 1dari 5

Nama :Baiq Nispi Hidayatunnisa

Nim :E1B019029

Kelas :PPKn/6A

Menganalisis Peraturan Bupati Lombok Timur No 2 Tahnun 2019 Tentang


Pengelolaan Keuangan Desa

1. Perumusan Masalah (Fenomena)


 Hakikat

Pengelolaan keuangan desa harus dilaksanakan secara terbuka melalui


musyawarah desa dan hasilnya dituangkan dalam Peraturan Desa (Perdes). Agar
sesuai dengan tujuannya pengelolaan alokasi dana desa yang telah diberikan
oleh pemerintah perlu adanya penerapan fungsi –fungsi manajemen pada setiap
proses pengelolaan. Untuk mendanai setiap kegiatan pembangunan desa,
diperlukan biaya yang tidak sedikit. Di setiap desa diberikan Alokasi Dana Desa
(ADD) setiap tahun dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk pembangunan
desa tersebut. Keuangan desa merupakan semua hak dan kewajiban desa yang
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Pendapatan dana
desa tersebut kemudian dialokasikan sesuai dengan ketentuan undang-undang
terkait. Alokasi dana desa atau selanjutnya disingkat ADD adalah dana berasal
dari APBD Kabupaten yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan
pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten untuk pemberdayaan masyarakat
desa. Keberhasilan pengelolaan penggunaan dan pemanfaatan alokasi dana desa
sangat tergantung dari berbagai faktor antara lain kesiapan aparat pemerintah
sebagai pengatur da pelaksanaan di lapangan, sehingga perlu sistem
pertanggungjawaban pengelolaan Alokasi dana desa yang benar-benar dapat
memenuhi prinsip pengelolaan keuangan daerah. Potensi persoalan terkait masih
kurang optimalnya pengelolaan keuangan desa dapat kita perhatikan dari empat
aspek besar itu, antara lain regulasi dan kelembagaan, tata laksana, pengawasan,
dan sumber daya manusia. Pada aspek regulasi dan kelembagaan, sejumlah
persoalan itu merentang pada belum lengkapnya regulasi dan petunjuk teknis
pelaksanaan yang diperlukan dalam pengelolaan keuangan desa Untuk aspek
regulasi, terlihat belum lengkapnya regulasi dan petunjuk teknis terhadap
pelaksanaan pertanggungjawaban serah-terima aset dan dana bergulir Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Pada aspek tata laksana, terdapat
lima persoalan, antara lain kerangka waktu siklus pengelolaan anggaran desa
sulit dipatuhi oleh desa, satuan harga baku barang/jasa yang dijadikan acuan
bagi desa dalam menyusun APBDesa belum tersedia, transparansi rencana
penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran belanja desa masih rendah,
laporan pertanggungjawaban yang dibuat desa belum mengikuti standar dan
rawan manipulasi, serta APBDesa yang disusun tidak sepenuhnya
menggambarkan kebutuhan yang diperlukan desa.

 Sebab-akibat

Fenomena terkait ketidak optimalan pengelolaan keuangan desa menimbulkan


kegundahan bagi masyarakat dan pemerintah secara umum, karena jika
dianalisis lebih mendalam sebenarnya pemerintah telah menetapkan berbagai
aturan dan pedoman terkait keuangan desa dengan harapan proses pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa dapat mudah dilaksanakan agar tidak memunculkan
kecurigaan dan bahkan menimbulkan potensi kecurangan dalam
pelaksanaannya. Penyimpangan kewenangan dalam pengelolaan keuangan desa
kerap terjadi didaerah-daerah sekitar. Penyimpangan tersebut tidak sebatas pada
penyalahgunaan kewenangan tetapi bisa berdampak pada tindak pidana korupsi
yang terkait dengan penyimpangan dana atau keuangan desa. Sehingga perlu
digarisbawahi bahwa bergulirnya dana desa setiap tahun tidak hanya membawa
berkah bagi masyarakat desa, namun juga memunculkan potensi
penyalahgunaan yang justru berakibat buruk bagi kesejahteraan masyarakat di
desa tersebut, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Keadaan
tersebut tentu menjadi permasalahan bagi pemerintahan daerah dan terutama
bagi aparatur pemerintahan desa dan masyarakat desa setempat.

2. Penentuan Tujuan
 Perumusan

Berkaitan dengan permasalahan tersebut pemerintah lombok timur


mengeluarkan kebijakan untuk melakukan Pengelolaan dan pengaturan
mengenai pengelolaan Keuangan Desa Beberapa kebijakan yang dikeluarkan
secara urut mulai dar peraturam Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaaan Keuangan Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864). Kemudian
peraturan yang mengatur lebih khusus terkait pengelolaan keuangam desa yaitu
Peraturan Bupati Lombok Timur No 2 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.

Dari fenomena yang terjadi di kota Mataram kita dapat melihat pihak-pihak yang
dirugikan yaitu :

- Publik Problem : kurang optimalnya pengelolaan keuangan desa


mengganggu pembangunan desa
- Privat problem : kurang optimalnya keuangan desa mengganggu
kesejahteraan masyarakat

Aktor dalam Pengelolaan Keuangan DesaAktor-aktor yang berpengaruh dalam kebijakan


Perda Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pengawasan Minuman Beralkohol” ini
adalah :
ksekutif : Peraturan Menteri, peraturan pemerintah,
Legislatif : Peraturan Bupati
Stakeholder ahli ; Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa
Stakeholder utama : Masyarakat
3. Perumusan Alternatif
Tindakan yang perlu dilakukan untuk menanggulangi kurang optimalnya
pengelolaan dana desa yaitu sesuai dengan peraturan bupati lombok timur no 2
tahun 2019, Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa yang dikoordinasikan oleh APIP Daerah Kabupaten dan
OPD yang membidangi. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Selain itu camat
membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa di willayah
Kecamatan masing-masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berkaitan dengan alternatif kebijakan, Bupati Lombok timur melakukan
Pengelolaan keuangan Desa yang meliputi, perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan; dan pertanggungjawaban. Pengelolaan keuangan Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dilakukan dengan Basis Kas, basis kas
merupakan pencatatan transaksi pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari
rekening kas Desa. Selain itu pengelolaan keuangan Desa dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem informasi yang dikelola Kementerian Dalam Negeri.
4. Penyusunan Model
 Model
Model kelembagaan: Dimana peraturan bupati dipandang sebagai kegiatan
lembaga-lembaga pemerintah yang melakukan suatu kebijakan. Dalam hal
ini pemerintah memberikan legitimasi/pengesahan terhadap peraturan
tersebut.
 Jaringan
jaringan parsifatorik
Peraturan Bupati Lombok Timur tersebut menggunakan jaringan parsifatorik
karena menimbulkan partisipasi dari semua aktor (pembuat keputusan).
Dalam peraturan bupati ini menimbulkan partisipasi dari berbagai pihak baik
dari penyalur dana desa, pemegang kekuasaan pengelolaan dana desa,
perangkat desa yang lainnya serta masyarakat pada umumnya.
 Tujuan yang ingin dicapai
Pengelolaan keuangan desa yang baik tentu akan berdampak baik bagi
masyarakat, sumber daya dan pembangunan. Tujuan Pemerintah membuat
suatu kebijakan terkait pengelolaan Keuangan Desa adalah agar penyaluraan
dana tersebut benar-benar diterima oleh penerima manfaar, selain itu tujuan
lainnha adalam untuk menjalankan, mengelola, mengatur, serta mengurus
prioritas bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Penggunaan Dana Desa dikelola melalui mekanisme pembangunan
partisipatif dengan menempatkan masyarakat Desa sebagai subyek
pembangunan. Oleh karena itu keuangan desa memang perlu dikelola
dengan baik dan terstruktur.

5. Penentuan Kriteria
 Penentuan kriteria : Ekonomi
Peraturan bupati lombok timur no 2 tahun 2019 tentang pengelolaan
keuangan desa masuk kedalam kriteria ekonomi, sebab dengan adanya Dana
Desa. menjadikan sumber pemasukan di setiap desa akan meningkat. Dengan
pengelolaan dana desa yang baik, nantinya diharapkan dapat meningkagkan
pendapatan desa yang diberikan oleh pemerintah dan juga untuk
meningkatkan sarana pelayanan masyarakat berupa pemenuhan kebutuhan
dasar, penguatan kelembagaan desa dan kegiatan lainya yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Dilihat dari kebijakan tentang pengelolaan keuangan desa,
keuangan desa itu berhubungan dengan pendapatan daerah dan pendapatan
daerah berkaitan dengan ekonomi. Jadi peraturan bupati lombok timur
tersebut masuk ke bagian ekonomi.
 Sanksi administrasi : Sesuai dengan peraturan bupati lombok timur no 2
tahun 2019 pada pasal 84 menegaskan bahwa apabila terdapat kerugian desa
yang terjadi karena adanya pelanggaran administratif dan/atau pelanggaran
pidana diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang

6. Penilaian Alternatif
Berkaitan dengan persoalan masih kurang optimalnya pengelolaan keuangan desa
yang dapat kita perhatikan dari empat aspek besar itu, antara lain regulasi dan
kelembagaan, tata laksana, pengawasan, dan sumber daya manusia memang sangat
perlu menjadi perhatian serius pemerintah khususnya bupati lombok timur.

7. Rekomendasi
Sebagaj masyarakat kita perlu memiliki kontribusi setidaknya dalam memberikan
rekomendasi terkait masih belum optimalnya pengelolaan keuangan desa. Kita
dapat merekomendasikan kepada pemerintah untuk saling berkoordinasi dalam
melengkapi regulasi, membangun pengawasan dan menyusun sistem keuangan dan
pertanggungjawaban yang sesuai kemampuan dan kebutuhan desa, serta menyusun
kesepakatan bersama terkait pengawasan, pemantauan, dan evaluasi penggunaan
dana untuk desa (APBDesa). Selain itu pemerintah daerah perlu untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan di tingkat desa,
terutama melalui peningkatan kompetensi aparat desa dan inspektorat daerah. Selain
rekomendasi terhadap kinerja para aktor kebijakan, memang sudah seharus
pemerintah perlu melibatkan masyarakat. Salah satu caranya dengan membentuk
sarana pengaduan masyarakat dalam mengawasi penggunaan dana desa. Di samping
itu, rekrutmen pendamping yang kredibel untuk membantu aparat desa
mengalokasikan dana sekaligus membuat laporan penggunaannya dirasa perlu.

Anda mungkin juga menyukai