Disusun oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Penelitian Tindakan
Kelas.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3. Tujuan Masalah .......................................................................................... 2
1.4. Manfaat ...................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian ekosistem perairan akuatik ......................................................... 4
2.2. Jenis-jenis ekosistem perairan akuatik ......................................................... 5
2.2.1 Model Kemmis dan Mc Taggart ......................................................... 5
2.2.2 Model Kurt Lewin ............................................................................... 7
2.2.3 Model John Ellion ............................................................................... 8
2.2.4 Model Cohn ........................................................................................ 10
2.2.5 Model Mc Kernan ............................................................................... 11
2.2.6 Model Hopkins .................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
biasa disebut practical inquiry, yang biasanya dilakukan oleh praktisi dalam berbagai
profesi, bahkan terkadang bekerjasama dengan peneliti, dalam rangka memecahkan
masalah yang dihadapinya atau memperbaikinya. Sebagaimana sesuai dengan prinsip
penelitian tindakan kelas, metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat
sesuai dengan model-model classroom action research yang digunakan dalam
pelaksanaannya.
2
1.4 Manfaat
Dalam manfaat penulisan ini, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pribadi dan para pembaca makalah ini. Sehingga pembaca mampu
a. Menjadikan makalah ini sebagai salah satu sarana pembelajaran di mata kuliah Kimia
Lingkungan
b. Mengetahui dan memahami materi yang dipaparkan didalam makalah ini dengan baik
sehingga wawasan pembaca semakin luas.
3
BAB II
PEMBAHASAN
5
1. Refleksi Awal
Refleksi awal merupakan kegiatan penjajakan yang dimanfaatkan untuk
mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema
penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk
mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi
awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan
menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat
ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal paling tidak
calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah
yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan,
selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.
2. Penyusunan Perencanaan
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagaan refleksi awal.
Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan
sebagai solusi dari permasalahan. Dan perencanaan ini bersifat fleksibel dalam
arti dapat diubah sesuaikan disinyata yang ada.
3. Penelitian Tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa aja yang dilakukan peneliti sebagai
upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman
pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya
selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empiric agar hasil yang
diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
4. Observasi (Pengamatan)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti
mengamati hasi latau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan
terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan
melalui teknik observasi.
5. Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisi, sintesis,
interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh pada saat kegiatan
tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
6
hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Refleksi merupakan bagian peting dari
PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa
perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
8
terealisasi dalam kegiatan belajar mengajar menurut Elliot mengenai model PTK
bahwa apapun masalahnya yang akan diangkat dalam penelitian hendaknya tetap
berada dalam lingkup permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran sehari-hari di kelas dan merupakan sesuatu yang ingin diperbaiki atau
diubah.
Desain PTK John Elliot menunjukkan bahwa satu tindakan atau acting terdiri
atas beberapa langkah tindakan, yaitu langkah tindakan satu, langkah tindakan dua,
dan langkah tindakan tiga. langkah-langkah untuk setiap tindakan ini diam bila
berdasarkan pemikiran bahwa dalam satu mata pelajaran terdapat beberapa pokok
bahasan dan setiap pokok bahasan terdiri atas beberapa materi yang tidak dapat
diselesaikan dalam satu kali tindakan. Oleh karena itu untuk menyelesaikan suatu
pokok bahasan tertentu diperlukan beberapa kali tindakan yang terealisasikan dalam
suatu kegiatan belajar mengajar. (Muhamad Anugrah, S.Pd.I., S.Sos., n.d.1985).
9
2.2.4 Model Cohen
Saat melaksanakan PTK, peneliti harus mengikuti langkah-langkah tertentu
agar proses yang ditempuh tepat, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan
beberapa langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dianggap penting dan kritis
yang harus segera dicarikan penyelesaian dalam pembelajaran sehari-hari antara
lain meliputi ruanglingkup masalah, identifikasi masalah dan perumusan
masalah, berikut adalah penjelasannya:
a) Ruang lingkup masalah
Dalam bidang pendidikan PTK telah digunakan untuk pengembangan
kurikulum dan program perbaikan sekolah. Contoh PTK dalam
pembelajaran berkaitan dengan metode atau strategi pembelajaran, dan
media pembelajaran.
b) Identifikasi masalah
Masalah yang akan diteliti memang ada dan sering muncul selama
proses pembelajaran sehari-hari sehingga perlu dicarikan penyelesaian. Ada
beberapa criteria dalam menentukan masalah yaitu:
- Masalahnya memang penting dan sekaligus signifikan dilihat dari segi
pengembangan kelas dan sekolah
- Masalah hendaknya dalam jangkauan penanganan
- Pernyataan masalahnya harus mengungkap beberapa dimensi
fundamental mengenai penyebab dan faktor sehingga pemecahannya
dapat dilakukan berdasarkan hal fundamental ini daripada berdasarkan
fenomena dangkal.
2. Perumusan Masalah
Pada intinya rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang
kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah
PTK. Ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yaitu:
a) Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas dalam arti tidak mempunyai
makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat Tanya,
b) Rumusan masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan
dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain.
10
c) Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan
rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
3. Analisis Masalah
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi
problem yang ada untuk mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya sehingga
dapat memberikan penekanan tindakan.
4. Merumuskan Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam PTK bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan
hipotesis tindakan.Rumusan hipotesis tindakan memuat jawaban sementara
terhadap persoalan yang diajukan dalam PTK. Jawaban itu masih bersifat
teoritik dan dianggap benar sebelum terbukti salah melalui pembuktian dengan
menggunakan data dari PTK.
5. Membuat Rencana Tindakan dan Pemantauan
Rencana tindakan memuat informasi-informasi tentang hal-hal sebagai
berikut:
a) Apa yang diperlukan untuk menentukan kemungkinan pemecahan masalah
yang telah dirumuskan.
b) Teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data.
c) Rencana pencatatan data dan pengolahannya.
d) Rencana untuk melaksanakan tindakan dan evaluasi hasil (Pinton dkk, 2020)
11
diperlukan untuk memecahkan masalah termasuk juga pemahaman peneliti
terhadap teori atau filosofi atau langkah-langkah penerapan tindakan.
b. Hipotesis
Setelah kebutuhan pemecahan tindakan teridentifikasi peneliti membuat
hipotesis tindakan agar upaya pemecahan tindakan dapat dilakukan. Misalnya :
“Jika pembelajaran matematika dilaksanakan dengan metode pemecahan
masalahmaka hasil belajar siswa akan lebih baik”.
c. Impelmentasi
Pada tahap implementasi ini guru melaksanakan apa yang telah
direncanakan dalam bentuk tindakan pada proses pembelajaran.
d. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan sebelum mengambil keputusan terhadap pelaksanaan
siklus yang telah berlangsung.
e. Pengambilan keputusan
Dari pengambilan keputusan yang dilakukan dapat menjurus pada
kesimpulan “Apakah melanjutkan pada pelaksanaan siklus selanjutnya? Atau,
kembali untuk mengevaluasi kegiatan awal siklus yang dilakukan yaitu
mendefinisikan masalah?”. Kegiatan ini mungkin disebabkan pelaksanaan siklus
yang telah dilalui tidak terlaksana sebagaimana yang telah direncanakan. (Drs.
Iding Tarsidi, 2012.)
12
2.2.6 Model Hopkins
Hopkins menyusun desain tersendiri sebagai berikut : start – audit –
perencanaan kosntruk – perencanaan tindakan (target, tugas, kriteria keberhasilan) –
implementasi dan evaluasi : implementasi (menompang komitmen; cek kemajuan;
mengatasi problem) – cek hasil – pengambilan stok – audit dan pelaporan.
13
Siklus PTK menurut Hopkins
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada hakekatnya
merupakan penelitian kualitatif berupa rangkaian riset-tindakan. Riset tindakan yang
dilakukan seacara siklik untuk memecahkan masalah pembelajaran sehari-hari yang
dialami oleh guru dan meningkatkan mutu pembelajaran. Pada prinsipnya diterapkan
PTK dimaksudkan untuk mengatasi suatu pemasalahan yang terdapat di dalam kelas.
Disisi lain dapat dipahami, bahwa Model PTK (Classroom Action Research)
adalah sebagai bentuk model atau metode kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan
yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran
tersebut dilakukan. Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana
sekolompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan
belajar dari pengalaman mereka sendiri dengan berbagai model-model classroom action
research yang ada. Ada beberapa model yang telah diterapkan yaitu Model PTK Kurt
Lewin dan Mc Taggart, Model PTK John Elliot, Model PTK Cohn, Model PTK Mc
Kernan dan Model PTK Hopkins.
3.2 Saran
Kami sekali penulis mengharapkan kritik dan saran apabila terdapat kesalahan
kata dalam penulisan ini. Kritik dan saran yang membangun akan menjadikan evaluasi
bagi penulis agar lebih baik lagi kedepannya dalam menulis makalah, harapan penulis
terhadap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan
pengetahuan tentang kimia lingkungan
15
DAFTAR PUSTAKA
Ani Widayati. (2008). Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi – Universitas Negeri
Yogyakarta 87. JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI No. 1 –
Tahun 2008 Hal. 87 - 93 PENELITIAN, VI(1), 87–93.
Asrori, rusman. (2020). Classroom Action Research pengembangan kompetensi Guru. Jawa
tengah : penerbit CV Pena Persada. Halaman 37
Drs. Iding Tarsidi, M. pd. (n.d.2012). Model, Bentukm Dan Penyusunan Desain Penelitian
Tindakan Kelas. 1–17.
Pinton Setya Mustafa, Hafidz Gusdiyanto, Andif Victoria, Ndaru Kukuh Masgumelar, Nurika
Dyah Lestariningsih, Hanik Maslacha, Dedi Ardiyanto, Hendra Arya Hutama, Matheos
Jerison Boru, Iwan Fachrozi, Estrado Isaci Selestiano Rodriquez, Taufan Bayu Prasetyo,
S. R. (2020). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Tindakan
Kelas dalam Pendidikan Olahraga. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Malang.
16