Anda di halaman 1dari 20

FUNGSI, URGENSI, DAN SASARAN PTK

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Nama Anggota : 1.) Putri (5018048)


2.) Febri Wulandari (5018117)
3.) Nuria Zafira (5018012)
4.) Wingga Sonia (5018003)
5.) Indah Abtri Deyah (5018115)
Kelas : VI.D
Dosen Pengampu : Ike Kurniawati, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah swt. yang senantiasa mencurahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Fungsi, Urgensi, dan Sasaran PTK” tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Ucapan terima kasih kami
ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini terutama
pada dosen pengampu Ike Kurniawati, M.Pd.
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu , saran dan kritik yang membangun
dari pembaca sangatlah kami nantikan guna menyempurnakan makalah ini, dan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Lubuklinggau, 1 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan Makalah............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ................................................. 6
B. Fungsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ....................................................... 7
C. Urgensi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ..................................................... 10
D. Sasaran atau Objek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
LAMPIRAN....................................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan tugas mengajar, guru pasti pernah dihadapkan pada


berbagai permasalahan baik yang terjadi dalam proses pembelajaran maupun di luar
proses pembelajaran tetapi masih dalam konteks pendidikan di sekolah. Masalah
pembelajaran misalnya siswa tidak mau memperhatikan pelajaran (minat belajar
rendah atau motivasi belajar rendah), siswa pasif, tidak berani bertanya, prestasi
belajar rendah, dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat non-pembelajaran misalnya
perkembangan personal siswa tidak optimal, efektivitas hubungan guru dan siswayang
kurang baik dan sebagainya. Selain permasalah di atas, sarana prasarana pendukung
pembelajaran yang tidak optimal, dibutuhkan inovasi dari para guru. Permasalahan-
permasalahan seperti itu ibarat penyakit yang kalau tidak segera disembuhkan akan
berdampak pada proses alamiah pada tubuh manusia.
Oleh karena itu hal tersebut menuntut segera diatasi agar tidak berlarut-larut
dan berdampak pada proses pembelajaran selanjutnya. Peningkatan kualitas
pembelajaran harus selalu diupayakan semaksimal mungkin oleh semua komponen
pelaku-pelaku pendidikan, terutama oleh guru yang memiliki tanggung jawab yang
paling besar dalam pembelajaran. Guru pada kesempatan ini harus diberi kesempatan
untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan non-pembelajaran secara
profesional dan kolaboratif lewat sebuah penelitian tindakan secara terkendali. Upaya
meningkatkankompetensi guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran
akan berdampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan masalah
pembelajaran akan meningkat. Kedua, penyelesaian masalah pembelajaran melalui
sebuah investigasi terkendali akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses,
sarana/prasarana, dan hasil belajar. Ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi akan
bermuara pada peningkatan kualitas lulusan. Peningkatan kualitas pembelajaran
merupakan dampak logis dari tuntutan perkembangan iptek yang pesat secara terus-
menerus.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai


berikut:
1. Apa pengertian dari penelitian tindakan kelas?
2. Apa saja fungsi penelitian tindakan kelas?
3. Apa saja urgensi penelitian tindakan kelas?
4. Bagaimana sasaran atau objek penelitian tindakan kelas?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui pengertian penelitian tindakan kelas.
2. Untuk mengetahui fungsi penelitian tindakan kelas.
3. Untuk mengetahui ugensi penelitian tindakan kelas.
4. Untuk mengetahui sasaran atau objek penelitian tindakan kelas.

D. Manfaat Penulisan Makalah

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk kita agar mudah memahami
tentang fungsi, urgensi serta sasaran dalam penelitian tindakan kelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas (PTK) pertama kali diperkenalakan oleh ahli


psikologi sosial amerika yang bernama kurt lewin pada tahun 1946. Inti gagasan
lewin yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis,
Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya . PTK di Indonesia baru
dikenal pada akhir dekade 80-an . Oleh karna itu, sampai saat ini keberadaanya
sebagai salah satu jenis penelitian masih yang sering menjadi perdebatan jika
dikaitkan dengan bobot keilmiahannya.
Kemmis (1983) menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan upaya
mengujicobakan ide-ide kedalam praktik untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu
agar memperoleh dampak nyata dari stiuasi . Selanjutnya Kemmis & Taggart (1985:5-
6) menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refletif diri
yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam sitiuasi sosial untuk meningkatan
penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman
mereka mengenai praktik ini dan terhadap siswa tempat dilakukan praktik-praktik ini.
Ellot (1999) menyatakan bahwa tindakan merupakan kajian tentang situasi
sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas kegiatan yang ada di dalamnya.
Seluruh prosesnya yang meliputi penelaahan, pendiagnosaan, perancanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan dampak yang diperlukan.
Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dilakukan dalam bidang pengembangan
organisasi, manajemen, kesehatan, pendidkan, dan sebagainya. Didalam bidang
pendidikan penelitian ini dapat dilakukan pada skala makro ataupun mikro. Misalnya
dilakukan didalam kelas pada waktu berlangsungnya kegiatan belajar mengajar untuk
suatu pokok bahasa tertentu pada suatu mata pelajaran.
Hakikat dan penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan ragam penelitian
pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan mencoba hal-hal baru
demi meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran.
Menurut Elliot (1999:69) penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi
sosial dengan maksud untuk menungkatkan kualitas praktek. Lebih lanjut dijelaskan,

3
penelitan tindakan melibatkan proses telaah, diagnosis , perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan menjalin hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan
pengembangan profesional. Cohen dan Monien (1980:174) mengartikan penelitian
tindakan sebagai intervensi segala kecil terhadap tindakan dalam dunia nyata dan
pemeriksaan secara cermat terhadap efek dari intervensi tindakan tersebut (
Rofi’udddin, 2005:10, Syamsuddin dan Damianti 2006:192) .
Dengan demikian, penelitian tindakan menekankan pada kegiatan (tindakan)
dengan mengujicobakan suatu ide kedalam praktek atau stiuasi nyata dalam skala
mikro dengan harapan tindakan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pada situasi nyata tersebut. Dalam dunia pendidikan misalnya, penelitian
tindakan berarti melakukan kegiatan (tindakan) dengan mengujicoba suatu ide
kedalam praktek pendidikan dalam skala mikro dengan harapan tindakan tersebut
mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan. Karena itu PTK sebagai
jenis penelitian tindakan yang dilaksanakan dikelas merupakan penelitian praktis yang
dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran dikelas (Kasbolah, 1998:12).
PTK dalam bahasa Inggris diartikan dengan Clasroom Action Research,
disingkat CAR. Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukan isi yang terkandung
didalamnya . Oleh karna ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada
tiga pengertian pula yang dapat diterangkan.
1. Penelitian – kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan – sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas - sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru . Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang
kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang
salah dipahami secara luas oleh umum dengan ‘ruangan tempat guru
mengajar’ kelas bukan wujud ruang tetapi sekelompok peserta didik yang
sedang belajar, sekelompok orang yang sedang belajar dapat terjadi di lab,
lapangan olahraga , workhsop dan lain-lainnya.

4
Menurut Suharsimi Arikunto, dalam hal ini arti kelas tidak terikat pada
pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik yaitu kelas adalah
sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama juga ( Suharsimi:2005). Sama seperti pendapat Suharsimi , Purwadi
menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas suatu bentuk penelitian yang
dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu mengelola
pelaksanaan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) (Purwadi:1999) .
Dari pengertian ini, maka dapat dipahami bahwa PTK sebenarnya disebut
dengan penelitian tindakan (action research) yang mengambil subjek penelitiannya
dikelas. Istilah yang lebih dahulu dikenal iti adalah penelitian tindakan (action
research). Menurut Iseac, action research adalah nama yang diberikan kepada suatu
aliran dalam penelitian pendidikan. Untuk membedakannya dengan action reasch
dalam bidang lain para peneliti pendidikan sering menggunakan istilah clasroom
research. Action research bertujuan untuk memecahkan masalah –masalah melalui
penerepan langsung dikelas atau tempat kerja (Isaac, 1994:27). Dalam penelitian
pendidikan action research tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, melainkan
dimana saja guru bekerja atau mengajar. Disamping dalam bidang pendidikan, action
research juga sering digunakan dalam bidang-bidang lain.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut segera dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Ada beberapa
alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan
profesionalisme seorang guru :
1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap
dinamika pembelajaran dikelas. Para guru menjadi reflektif dan kritis terhadap
apa yang ia dan muridnya lakukan.
2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru
tidak lagi sebagai seorang praktis yang sudah merasa puas terhadap apa yang
dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi,
namun juga sebagai peneliti dibidangnya.
3. Dengan melaksanakan tahap-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki
proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang
terjadi dikelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan
pada masalah aktual dan faktual yang berkembang dikelasnya.
5
4. Pelaksanaan PTK tidak menganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak
perlu meninggalkan kelasnya .PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang
terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk
melakukan upaya–upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai
teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Dalam setiap
kegiatan, guru diharapakan dapat mencermati kekurangan dan mencari
berbagai upaya sebagai pemecahan. Guru diharapkan dapat menjiwai dan
selalu ‘’ber PTK’’.

B. Fungsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan


kualitas pelaksanaan pembelajaran diruangan kelas. Menurut Wiriatmaja (2005) PTK
dapat berfungsi sebagai :
a) Alat untuk mengatasi masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi
pembelajaran kelas.
b) Alat pelatih dalam jabatan membekali guru dengan keterampilan dengan
metode baru dan mendorong timbulnya kesadaran diri khususnya melalui
pengajaran sajawat.
c) Alat untuk memasukkan ke dalam sistem yang ada (secara alami) pendekatan
tambahan atau inovasi.
d) Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya guru dan peneliti.
e) Alat untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subjektif.
f) Alat untuk meningkatkan perkembangan guru yang bertolak dari kebutuhan
untuk menanggulangi berbagai permasalan pembelajaran aktual yang dihadapi
dikelas.

Secara garis besar bahwa tujuan utama PTK adalah untuk mengubah perilaku
pengajaran guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan proses pembelajaran
sehingga dapat menciptakan guru yang profesional dan lulusan yang memiliki daya
saing. Dengan dilakukannya PTK diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan guru
dan dapat meningkatkan kreativitas pembelajaran melalui hasil-hasil PTK yang
dimiliki. Penelitian tindakan merupakan bentuk penelitian social yang melibatkan
praktek yang teliti dalam proses penelitian dengan tahap-tahap :

6
1) Perencanan tindakan
2) Pelaksanaan tindakan
3) Pengamatan pelaksanaan
4) Pelaksanaan refleksi tindakan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan (pada waktu berkembang) diharapkan


semua orang terkena dampak oleh praktek itu dan terlibat dalam proses penelitian.
Cohen dan Manion (1980) menyatakan bahwa penelitian tindakan mempunyai lima
fungsi yaitu :
1) Sebagai alat untuk mencerahkan masalah yang dilakukan dengan cara
mendiagnosis dalam situasi tertentu.
2) Sebagai alat penelitian dalam jabatan, sehingga membekali guru yang
bersangkutan dengan keterampilan, metode dan teknik mengajar yang baru,
mempertajam keterampilan analisisnya dan mempertinggi kesadaran atas
kelebihan dan kekurangan dirinya.
3) Sebagai alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau yang inovasi pada
pengajaran.
4) Sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi antara guru dilapangan dan
penelitian akademisi, dan memperbaiki kegagalan penelitian tradisional.
5) Sebagai alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik untuk
mengantisipasi pendekatan yang lebih subjektif, impresionistik dalam
memecahkan masalah didalam kelas .

C. Urgensi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan


profesionalitas seorang guru, karena :
1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap
dinamika pembelajaran di kelasnya. Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap
apa yang dia dan muridnya lakukan.
2. PTK dapat meningakatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru
tidak lagi sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang
sudah dilakukan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan
inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya sebagai wujud bentuk
evaluasi dan upaya kinerja.

7
3. Dengan melakukan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki
proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang
terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan
pada aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.
4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia
tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian
yang terintergrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif.

Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki urgensi untuk


memperbaiki dan meninggatkan kualitas praktik pembelajaran secara
berkesinambungan sehingga meningaktkan mutu hasil intrusksional, mengembangkan
keterampilan guru, meningkatkan revansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan
instruksional antara lain :
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual.
2. Kerangka kerjanya teratur.
3. Berdasarkan pada observasi yang nyata dan objektif.
4. Fleksibel dan adiktif .
5. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran.
6. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas.
7. Dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan atau profesionalisme guru.

Selain memiliki keunggulan, PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus di


perhatikan oleh para guru d sekolah. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Tidak menganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.
2. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga
tidak menganggu proses pembelajaran.
3. Metodologi yang digunakan harus cukup reliabel sehingga hipotesis yang di
rumuskan cukup meyakinkan.
4. Masalah penelitian yang diteliti adalah masalah pembelajarannya di kelas yang
cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.
5. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya. Mengindahkan tata krama
organisasi, dimana masalah yang di teliti diketahui oleh pimpinan sekolah dan
guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.

8
Dalam konstalasi berbagai jenis dan bentuk penelitian, penelitian tindakan
kelas memiliki kaitan dengan penelitian model lain terutama penelitian model
deskriptif atau eksperimen, penelitian tindakan berada di ujung depan.
1. Penelitian Deskriktif dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang fenomena yang diteliti, misalnya kondisi sesuatu atau kejadian,
disertai dengan informasi tentang faktor penyebab sehingga mungkin muncul
kejadian yang di deskripsikan secara rinci, urut dan jujur.
2. Penelitian Eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang akibat dari adanya suatu treatment atau perlakuan. Penelitian
eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis yang di landasi dengan
asumsi yang kuat akan adanya hubungan sebab akibat antara dua variabel.
Setelah diketahui misalnya model pembelajaran mana yang baik memberikan
hasil, penelitian diharapkan mempunyai niat untuk melanjutkan hasil tersebut
dengan penelitian yang lebih insentif dalam bentuk penelitian tindakan.

Dengan demikian, jika dibandingkan penelitian tindakan sudah lebih jauh ke


depan. Penelitian tindakan bukan lagi mengetes sebuah perlakuan, tetapi sudah
mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan, selanjutnya dalam
penelitian tindakan ini penelitian langsung menerapkan perlakuan tersebut dengan
hati-hati seraya mengikuti setiap langkah dari proses serta dampak perlakuan yang
dimaksud. Dengan demikian penelitian tindakan tidak mengenal populasi dan sampel,
karena dampak perlakuan hanya berlaku bagi subjek yang dikenai tindakan saja,
dengan kata lain, hasil penelitin tindakan hanya berlaku bagi kasus yang di teliti.
Dengan urgensinya ini, penelitian tindakan harus dilakukan secara hati-hati,
cermat dan sistematis. Secara utuh, tindakan yang diterapkan dalam penelitian
tindakan melalui tahapan-tahapan sebagaimana sudah dijelaskan. Dalam hal ini yang
penting adalah adanya pengamatan dengan cermat, melibatkan semua indra yang
dimiliki oleh peneliti atau bersama pengamatan.

9
D. Sasaran atau Objek Penelitian Tindakan Kelas

Objek dari Penelitian Tindakan Kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan
dapat dikenali aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak. Arikunto
(2006), Madya (2007), dan Aqib (2007) (dalam makalah Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru/PLPG Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri
Makassar), menyebutkan bahwa objek dari Penelitian Tindakan Kelas, sebagai
berikut:
Contoh Permasalahan
No Unsur Sasaran yang Dapat Diangkat
Menjadi Judul
1. Siswa a. Ketika siswa sedang asik Perilaku kedisiplinan,
mengikuti proses semangat siswa ketika
pembelajaran di kelas, di mengikuti kegiatan
lapangan, di laboratorium, ekstrakurikuler. Keseriusan
di bengkel, dan lain-lain. siswa ketika mengerjakan
b. Ketika siswa sedang asyik tugas, ketelitian siswa dalam
mengerjakan pekerjaan mengelola sarana belajarnya,
rumah di malam hari. kebiasaan siswa dalam
c. Ketika siswa sedang mengajukan pertanyaan di
mengikuti kerja bakti di kelas. Ketepatan siswa untuk
luar kelas. hadir di sekolah, dan
sebagainya.
2. Guru a. Saat mengajar di kelas. Mengajar dengan metode
b. Saat membimbing siswa bervariasi, menerapkan
yang sedang metode diskusi terarah,
berdarmawisata. mengajar dengan
c. Saat mengadakan mengelompokkan siswa, dan
kunjungan ke rumah sebagainya.
siswa.
3. Materi a. ketika sedang mengajar. Urutan materi ketika
pelajaran b. Bahan yang ditugaskan disajikan kepada siswa,
kepada siswa, dan meliputi urutan atau
sebagainya. pengorganisasian, cara

10
penyajian atau
pengaturannya. Tindakan
lain, misalnya menambah
sumber bagan untuk
meningkatkan penguasaan
pokok bahan untuk
mrningnkatkan penguasaan
pokok bahasan dan pelajaran
tambahan oleh guru sendiri
atau ditugaskan kepada
siswa, pokok agasan yang
dilakukan oleh guru sendiri
atau menugaskan kepada
siswa dan sebagainya.
Mencoba memberikan
materi misalnya untuk
muatan lokal dapat juga
dimasukkan ke dalam
kategori judul Penelitian
Tindakan Kelas. Materi lain
dalam kegiatan
ekstrakurikuler atau
pelajaran tambahan di sore
hari, di hari libur, atau
sebagai materi pengayaan
bagi siswa yang sudah dapat
menyelasaikan materi pokok
lebih cepat dibandingkan
siswa lain.
4. Peralatan Ketika guru sedang mengajar Penyediaan dan pengaturan
atau sarana dengan tujuan meningkatkan peralatan, baik yang dimiliki
pendidikan mutu hasil belajar, yang oleh siswa secara
dapat diamati, yaitu: perorangan, pertalatan yang

11
a. Guru disediakan oleh sekolah,
b. Siswa. maupun peralatan yang
c. Guru dan Siswa. disediakan dan digunakan di
kelas. Misalnya, sarana
penerbitan yang dimiliki
oleh siswa, penghematan
dalam menggunakan sarana,
perpustakaan, labotatorium,
workshop, dan sebagainya.
5. Hasil Ditinjau dari bidang yang Proses pembelajaran,
pembelajaran diajadikan sebagai titik peralatan atau sarana
tujuan yang harus dicapai pendidikan, guru, dan siswa
melaui pembelajaran, baik sendiri.
susunan maupun tingkat
pencapaian. Hasil belajar
merupakan produk yang
harus ditingkatkan, hal ini
pasti terkait dengan tindakan
unsur lain.
6. Lingkungan Lingkungan siswa di kelas, Mengubah situasi ruang
sekolah, maupun yang kelas, penataan sekolah,
melingkupi siswa di penataan lingkungan yang
rumahnya. Dalam penelitian terkait dengan 6K. Hal ini
tindakan, bentuk perlakuan sebaiknya dilakukan dengan
atau tindakan yang dilakukan melibatkan siswa.
adalah mengubah kondisi
menjadi lebih kondusif.
7. Pengelolaan Sesuatu yang merupakan Sesuatu yang diglongkan
gerak kegiatan, sehingga sebagai kegiatan
mudah diatur dan direkayasa pengelolaan, misalnya:
dalam bentuk kegiatan. a. Cara mengelompokkan
siswa ketika guru
memberikan tugas.

12
b. Pengaturan urutan
jadwal.
c. Pengaturan tempat
duduk.
d. Penempatan papan tulis.
e. Penataan peralatan miliki
siswa.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK atau Classroom Action Research
adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa tindakan tertentu yang
dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil
belajar yang lebih baik dari sebelumnya.
Fungsi PTK menurut Wiriatmaja (2005) yaitu :
1) Mengatasi masalah-masalah
2) Membekali guru dengan keterampilan dengan metode baru dan mendorong
timbulnya kesadaran diri
3) Adanya pendekatan tambahan atau inovasi
4) Meningkatkan komunikasi
5) Menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subjektif
6) Meningkatkan perkembangan guru untuk menanggulangi berbagai permasalan
pembelajaran aktual yang dihadapi dikelas.

Tahap-tahap dalam PTK yaitu :


1) Perencanan tindakan
2) Pelaksanaan tindakan
3) Pengamatan pelaksanaan
4) Pelaksanaan refleksi tindakan

Urgensi PTK yaitu :


1) Praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual
2) Kerangka kerjanya teratur berdasarkan pada observasi yang nyata dan objektif
3) Fleksibel dan adiktif
4) Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran
5) Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas
6) Dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan atau profesionalisme guru

Sedangkan sasaran atau objek PTK yaitu siswa, guru, materi pelajaran,
peralatan atau sarana pendidikan, hasil pembelajaran, lingkungan, dan pengelolaan.

14
B. Saran
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan karena keterbatasan kami, untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Moh. 2011. Panduan Praktis Penelitian Tindakan Kelas. Grobogan : Inspirasi.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta.
Paizaluddin dan Ermalinda. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta.
Somadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yanto, Medi. 2013. Jadi Guru yang Jago Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Andi
Offset.

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai