Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MODUL 3
“PENGORGANISASIAN KELAS”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK 4302)
Tutor Pembimbing Mutia Sari, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok I

1. Astika Sirait (855978923)


2. Cristina Natalia Sitorus (855979459)
3. Lasmaria Estaulina Marpaung (855979205)
4. Posma Yuneva Damayanti (855978916)
5. Sumiaty Siregar (855978883)
6. Wantina Sitorus (855978909)

PROGRAM S1 BI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
KABUPATEN TOBA
2020.2
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,  karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami membahas materi tentang “Pengorganisasian Kelas”.
          Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam  pemahaman mata kuliah Pembelajaran
Kelas Rangkap yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi mendapatkan pemahaman
yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas
mahasiswa untuk memenuhi tugas pembuatan makalah pada mata kuliah ini. Penulis menyadari
bahwa penulis tidak dapat menyusun makalah ini tanpa ada bantuan, bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Mutia Sari, M.Pd, sebagai
pembimbing kami di mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap, teman-teman dan orang tua kami
yang sudah memberi dukungan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
          Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima saran maupun kritik yang
sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya.
          Akhir kata penulis mohon maaf  apabila ada kekurangaan dalam pembuatan makalah ini,
semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Toba, 13 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB I  PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1

BAB II  PEMBAHASAN
KB 1. Penataan Ruang Kelas ................................................................................ 2
KB 2. Pengorganisasian Murid.............................................................................. 3
KB 3. Disiplin Kelas.............................................................................................. 7

BAB III  PENUTUP 
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mencapai suatu kegiatan belajar mengajar yang konkret, maka perlu dilakukan upaya-
upaya yang harus dilakukan oleh seorang guru diantaranya adalah meningkatkan kualifikasi guru
di sekolah dasar.
Dalam modul III membahas tentang pengorganisasian kelas, yang merupakan salah satu
kondisi yang dapat mendukung penerapan pengorganisasian dalam pengertian fisik dan dalam
pengertian kegiatan kelas. Pengorganisasian kelas ini dibagi menjadi 2 aspek, diantaranya ;
pengorganisasian dalam pengertian fisik dan dalam pengertian kegiatan kelas.

B. Identifikasi Masalah
Seperti telah diuraikan diatas bahwa permasalahan yang dihadapi seorang guru ialah apakah
perlu pengorganisasian kelas untuk menunjang pembelajaran PKR?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan tujuan yang didapat dari identifikasi masalah diatas, ialah:
1. Melakukan penataan ruang kelas yang kondusif sehingga dapat memperlancar kegiatan
pembelajaran PKR.
2. Mengorganisasikan murid dalam kegiatan pembelajaran sehingga terjadi kegiatan belajar
aktif.
3. Meningkatkan disiplin belajar murid-murid sehingga dicapai kegiatan pembelajaran yang
efektif.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 1
Penataan Ruang Kelas
Penataan ruang kelas merupakan salah satu unsur dari pengorganisasian kelas secara
keseluruhan yang memerlukan perhatian dan perencanaan yang serius. Dalam PKR penataan
ruang kelas perlu dilaksanakan dengan terencana untuk mendukung pembelajaran. Ini
disebabkan karena aktifitas dan mobilitas siswa dalam belajar sangatlah tinggi.
Dalam menghadapi murid yang bervariasi baik umur, kemampuan, kematangan maupun
minat, perlu diciptakan lingkungan yang bervariasi. Betapa pun matangnya guru dalam
memberikan materi dan bagusnya persiapan mengajar yang disusunnya, kemungkinan besar ia
akan menghadapi masalah dalam proses pembelajaran apabila ia tidak mampu
mengorganisasikan lingkungan kelasnya. Oleh karena itu, pengaturan ruang kelas perlu
dilakukan secara periodik, untuk menunjukkan dan mencerminkan kebutuhan belajar yang
sewaktu-waktu berubah. Maka, untuk menunjang hal itu semua harus mengetahui hal-hal sebagai
berikut:
A. Penataan Ruang
Pada umumnya penataan ruang kelas di sekolah dasar adalah berbentuk persegi, dalam hal ini
guru hanya bertugas untuk mengidentifikasi dan mendaftar aset-aset yang ada didalam kelas.
1. Penataan Fisik Kelas
a. Daerah pajangan
Guru harus bisa menentukan letak-letak pajangan di dalam kelas, dan sebaik-baiknya untuk
memanfaatkan ruang dinding yang kosong agar pajangan terlihat rapi.
b. Kemudahan bergerak
Dalam suatu ruangan hendaknya murid dan guru merasa nyaman dan tidak terasa sesak serta
guru bisa leluasa bergerak didalam kelas.Idealnya ruangan kelas berisi sekitar 30 orang murid.
c. Sinar
Sinar matahari akan sedikit mengganggu kegiatan pembelajaran murid apabila posisi bangku
berhadapan langsung dengan cahaya matahari.
d. Panas dan ventilasi
Ruangan kelas identic dengan pengap atau lembab dan minim cahaya, maka posisi ventilasi
sangatlah diperhatikan.
e. Papan tulis
Pada pembelajaran PKR harus tersedia minimal 2 papan tulis untuk masing-masing kelas yang
diajarkan.
f. Bangku dan kursi
Sebaiknya kursi yang digunakan ialah satu kursi untuk satu murid atau bukan bangku panjang,
ini dilakukan agar pada posisi melingkar dalam pembelajaran diskusi tidak menyulitkan murid.

2
g. Meja guru
Meja guru diposisikan agar pandangan luas terhadap murid.
h. Sudut aktifitas
Sudut aktifitas yaitu sudut dimana murid-murid dapat melakukan kegiatan belajar secara
individu tanpa menggangu murid lain yang belajar. Diantara contoh-contoh sudut aktifitas yaitu:
1. Sudut membaca.
2. Sudut IPA.
3. Sudut hasil seni.
4. Warung.
5. Sudut rumah tangga.
6. Gudang/tempat menyimpan alat-alat pembelajaran.
2. Pengaturan Denah Ruang Kelas
Secara garis besar masih banyak sekolah dasar yang menggunakan denah ruang kelas
persegi, pengaturan denah tersebut kurang efektif untuk pembelajaran PKR dikarenakan oleh
hal-hal berikut:
a. Tidak luwes atau kurang sigap jika guru beralih dari bentuk kegiatan klasikal menjadi
kegiatan kelompok.
b. Sulit mengadakan kegiatan bervariasi dalam satu waktu bersamaan.
c. Terbatasnya ruang gerak guru dalam melakukan supervise dan memberikan umpan balik
secara individual.
3. Mengatur Pajangan
Pajangan mempunyai peranan penting untuk menjadikan ruang kelas menarik dan membuat
murid-murid betah di dalam kelas. Pajangan-pajangan tersebut bisa berbentuk grafik, gambar
atau hasil karya murid yang mengandung nilai kependidikan.

Kegiatan Belajar 2
Pengorganisasian Murid
Ada dua hal yang mencakup pengorganisasian murid, diantaranya: kelompok belajar dan
tutor. Perlu diingat bahwa ruang kelas bukan hanya sebagai tempat guru mengajar dan murid
duduk mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru.
Ruangan kelas adalah tempat kegiatan belajar yang menitikberatkan pada interaksi dan
aktifitas belajar murid. Oleh karena itu, keharmonisan perpaduan pengorganisasian kelas dan
pengorganisasian murid akan sangat mendukung terciptanya kelas yang berinteraksi pada
kegiatan pembelajaran. Salah satu dari dua hal tersebut terlepas maka pembelajaran yang
diharapkan tidak akan terjadi dengan efektif.

3
A. Kelompok Belajar
Kelompok belajar sangatlah penting karena guru tidak selamanya dapat bersama-sama murid
di satu kelas. Terkadang guru harus melihat kelas lain untuk membelajarkan kelas tersebut.
Kelompok belajar adalah sekumpulan murid yang terdiri dari beberapa orang misalnya 5-6
orang murid yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan belajar secara bersama dan dalam
waktu yang telah ditetapkan (dimodifikasi dari Karolyn J. Snyder, 1986: 211).
Dalam pembentukan kelompok belajar harus dipertimbangkan agar guru dapat
menggerakkan kelompok belajar menjadi kelompok aktif belajar ( KAB).
1. Bagaimanakah Cara Membentuk Kelompok Belajar ?
Kelompok belajar dibentuk untuk mengaktifkan murid-murid belajar secara mandiri dalam
rangka mencapai keberhasilan belajar. Kelompok belajar dapat dibentuk sesuai kebutuhannya.
a. Kelompok belajar berdasarkan persamaan kemampuan
Yaitu murid-murid dikelompokkan sesuai kemampuannya masing-masing. Keuntungan dari
kelompok belajar ini adalah :
1) Memungkinkan murid-murid bekerja sana dengan kemampuan yang sama.
2) Memudahkan bagi guru untuk menyampaikan materi.
b. Kelompok belajar berdasarkan kemampuan yang berbeda
Kelompok ini terdiri dari murid-murid yang kemampuannya berbeda satu dengan yang lainnya.
Kelompok ini cocok untuk kegiatan bersama-sama, misalnya pengamatan, studi wisata,
olaharaga dan kesenian. Pengelompokan seperti ini akan menguntugkan bagi murid yang
memiliki kemampuan kurang dari murid yang lain, keuntungan lainnya adalah mereka akan
terbimbing oleh murid yang pintar dan murid yang pintar jadi berkembang.
c. Kelompok belajar berdasarkan pengelompokan sosial
Kelompok ini didasarkan pada kecocokan diantara murid, dan mencerminkan keharmonisan
dalam lingkungan belajar. Kelompok seperti ini mempunyain manfaat untuk meningkatkan
keyakinan diri pada murid yang lemah dan mereka juga tidak akan canggung atau segan karena
yang dipilih adalah kelompok teman-teman akrabnya. Kelompok belajar ini cocok dalam
pembelajaran PKK, olahraga dan kesenian.
2. Bagaimana Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar ?
Perencanaan kegiatan belajar dalam kelompok mutlak diperlukan, apabila kelompok belajar
ingin berhasil. Salah satu keuntungannya adalah menentukan waktu yang tepat, dan
memprogramkan kegiatan yang mantap.
Ada 5 (lima) aspek dalam perencanaan yang harus diperhatikan:
a. Menentukan bagaimana cara murid bekerja sama.
b. Menentukan program pelatihan bagi pengembangan keterampilan bekerja sama.
c. Memberikan tugas yang dapat dihasilkan oleh kelompok.
d. Meletakkan dasar-dasar kerja secara mandiri.
e. Memutuskan bagaimana belajar bersama akan dievaluasi.

4
3. Bagaimana Cara Meningkatkan Ketrampilan Belajar Kelompok ?
(Morris Cohen, 1996) memberikan ilustrasi tentang jenis keterampilan yang diperlukan
sebagai panduan agar semua murid aktif berpartisipasi. Oleh karena itu, murid hendaknya
diberikan penjelasan seperti berikut:
a. Setiap murid diharuskan mengemukakan gagasan.
b. Setiap murid diberikan kesempatan untuk berbicara.
c. Murid memperhatikan dan dapat menangkap gagasan atau pendapat orang lain.
d. Menanyakan pada murid lainnya apakah mempunyai gagasan.
e. Berikan alasan untuk setiap gagasan, dan diskusikan apabila ada gagasan yang berbeda.
f. Mendorong murid-murid untuk bertanya.

B. Bagaimana Memaksimalkan Pemanfaatan Sumber Belajar Yang Ada Agar Para


Murid Belajar Mandiri
Belajar mandiri adalah pendidikan yang menekankan pada inisiatif individu dalam belajar,
atau suatu kondisi dimana seseorang mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain,
baik dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, menunjukkan sumber manusia dan sumber bahan
untuk kepentingan belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang cocok, serta
mengevaluasikan hasil belajarnya sendiri. Bisa juga disebut belajar yang sepenuhnya atau
sebagian besar dibawah kendali murid sendiri.
Dalam konsep mandiri dalam mengajar seorang guru dituntut tidak terlalu bergantung kepada
cukupnya jumlah guru yang ada disekolah, lengkapnmya fasilitas, memadainmya buku paket dan
lain-lain.
Prinsip mandiri adalah menciptakan berbagai situasi belajar mengajar yang terlepas dari
ketergantungan terhadap alasan yang serba kekurangan. Lingkungan menjadi salah satu sarana
penunjang dalam pembelajaran atau bisa disebut dengan “Laboratorium Raksasa“. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial bisa menjadi pendukung murid untuk melaksanakan
belajar mandiri.
Agar sumber belajar dapat dimanfaatkan, para murid harus diaktifkan untuk bekerja yang
dalam artian belajar. Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan suatu sarana agar murid lebih aktif
dalam belajar secara mandiri. LKM merupakan panduan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan, misalnya melakukan pengamatan, percobaan,
demonstrasi dan simulasi.
1. Bagaimana memanfaatkan Pusat Sumber Belajar
Pusat sumber belajar (PSB) adalah suatu cara yang baik untuk memantapkan dan
memperkaya belajar murid-murid. Contoh memanfaatkan PSB adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan ketrampilan atau konsep, yang meliputi :
1) Kecermatan
2) Penerapan konsep

5
b. Menempatkan semua hasil karya murid dimana murid-murid lain dapat belajar dengan
cara belajar mandiri.
c. Mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan sehingga baik guru maupun murid dapat
menghabiskan waktunya untuk belajar di PSB.
Salah satu cara agar murid dapat belajar mandiri, dapat dilakukan dengan menggunakan
Lembar Kerja Murid (LKM). LKM merupakan panduan bagi murid untuk melakukan
pengamatan, percobaan, demonstrasi, simulasi, berdiskusi dan memecahkan masalah.LKM
merupakan sarana yang paling efektif untuk menunjang penggunaan PSB.
2. Tutor Sebagai Organisator Kelas
Tutor adalah orang yang dipilih dari kalangan murid atau orang lain yang mempunyai
kemampuan lebih untuk membantu murid lain dalam belajar. Oleh karena itu, peranan tutor
sangatlah penting dan diperlukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu. Tutor juga
bisa dikatakan sebagai “perpanjangan tangan guru” (membantu guru dalam proses pembelajaran
murid karena ia bukan pengganti guru).
Tutor ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu tutor sebaya, tutor kakak, tutor tamu dari
masyarakat, dan penjagan sekolah. Sebelum program tutorial ada 5 hal yang perlu diperhatikan:
a. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
b. Menetapkan siapa yang akan ikut dalam tutorial
c. Menetapkan tempat dimana tutorial dilaksanakan
d. Penjadwalan tutorial
e. Menentukan materi mana yang diberikan dalam tutorial
3. Bagaimana Memilih dan Mempersiapkan Tutor
Dalam pemilihan seorang tutor tidaklah sembarangan, ada beberapa jenis tutor yang perlu
diketahui seperti yang telah diuraikan diatas:
a. Tutor sebaya
Tutor sebaya yaitu seorang murid yang pandai yang membantu belajar murid lainnya pada
tingkatan kelas yang sama. Dalam memanfaatkan tutor ada 2 cara, yaitu :
1) Mempersiapkan tutor secara matang
Dalam hal ini pemilihan tutor sebaya tidaklah sembarangan, artinya murid haruslah
yang lebih pandai dari murid lain.
2) Tutorial berlangsung tanpa terencana
Maksudnya tutorial yang berlangsung secara spontan karena situasi, kondisi dan
kebutuhan. Namun tutor sebelumnya hendaklah diberi pelatihan secara singkat terlebih
dahulu. Cara melatih tutor secara singkat adalah sebagai berikut :
a. Memperkenalkan materi dalam buku yang harus ditutorialkan
b. Memberikan penjelasan kepada murid yang belum bisa dan membantu untuk
mengetahui kesalahan dan membantu mencoba untuk memecahkan sendiri
c. Memberi penjelasan agar perlu untuk membahas suatu materi yang dipelajari
d. Dilatih membuat penilaian

6
Tutor dapat dimanfaatkan dalam kelompok, secara individual atau berpasangan,
1) Tutor dalam kelompok
2) Memanfaatkan tutor untuk membantu individual
3) Memanfaatkan tutor secara berpasangan
b. Tutor kakak
Adalah tutor yang dipilih dari kelas yang lebih tinggi, tentu saja tutor kakak ini kemampuannya
harus diatas rata-rata. Karena ia mempunyai peranan penting untuk membantu pembelajaran
adik-adik kelasnya. Tutor kakak pada umumnya diambil dari kelas tinggi. Penggunaan tutor
kakak dapat dilakukan dengan 2 cara ;
1. Cara 1, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang dirangkap oleh satu guru.
2. Cara 2, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang dirangkap oleh 2 guru.
c. Tutor dari masyarakat
Tutor ini berasal atau diambil dari masyarakat yang berperan untuk membantu guru dalam
menangani kegiatan pembelajaran di sekolah. Peran tutor ini baru dapat dilaksanakan apabila
seorang guru merangkap 3 kelas sekaligus. Tidak ada kriteria khusus untuk tutor dari masyarakat
ini, yang terpenting orang tersebut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang melebihi
muridnya.
d. Tutor dari penjaga sekolah
Dalam hal ini situasi tertentulah yang dapat guru lakukan untuk memanfaatkan penjaga sekolah
sebagai tutor. Akan tetapi guru harus mampu menganalisa keadaan untuk menempatkan kapan
penjaga sekolah dapat dimanfaatkan sebagai tutor.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan ketika memilih memanfaatkan tutor sebaya dan
tutor kakak, adalah sebagai berikut:
1) Prestasi, yaitu pintar, murid yang termasuk maju dikelasnya.
2) Penampilan, yaitu luwes, dapat bergaul dengan semua murid.
3) Mental, yaitu ramah, tidak pemarah, dan penyabar.

Kegiatan Belajar 3
Disiplin Kelas
Dalam hal ini yang dimaksud dengan disiplin kelas bukanlah murid-murid yang tenang, diam
dan tidak rebut, melainkan suatu kondisi dimana murid-murid tetap dituntut aktif belajar
sehingga suasana kelas menjadi hidup dan “hangat”. Suasana seperti ini akan terasa gaduh,
namun tetap terarah sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Disiplin kelas yang
dimaksudkan adalah guru menciptakan peraturan dan kegiatan agar murid terikat oleh kegiatan
belajar sehingga mereka tidak sempat lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang mengganggu
ketertiban dan disiplin kelas. Aturan itu dinamakan “Aturan Rutin Kelas “(ARK) dan “Kegiatan
Siap” (KS).

7
A. Apa yang dimaksud ARK ?
Aturan rutin kelas (ARK) adalah aturan-aturan dan procedural yang dirumuskan oleh guru
serta dimengerti oleh murid, untuk mengatur kegiatan dan perilaku sehari-hari (Ian Collingwood,
h. 79).
1. Mempersiapkan ARK
Seorang guru harus mempersiapkan ARK terlebih dahulu, dan seyogyanya seorang guru
harus sudah mempunyainya. Berikut contoh-contoh ARK :
a. Papan tulis
b. Alat tulis
c. Sumber bahan
d. Tutor
ARK yang efektif adalah yang memungkinkan murid untuk dapat memulai kegiatannya secara
terarah dan cepat.
2. Kegiatan siap atau stand-by
Kegiatan siap (KS) adalah kegiatan yang diciptakan guru yang dapat diberikan apabila ada
murid yang sudah selesai mengerjakan pekerjaannya lebih cepat dari yang diperkirakan atau
pada waktu luang pada saat kegiatan berlangsung.
Kegiatan PKR dapat dilakukan dalam berbagai jenis lingkungan baik itu klasikal, kelompok
atau individual. Masalah yang akan sering dihadapi yaitu adanya murid yang cepat selesai
mengerjakan tugasnya (Early-finisher). Untuk mengatasinya maka digunakanlah KS ini.
Satu hal yang penting apabila menghadapi murid yang lebih cepat selesai adalah
memanfaatkan mereka untuk menjadi tutor. Sebagaimana yang diuraikan diatas mengenai jenis-
jenis kegiatan PKR adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran secara klasikal
Pembelajaran ini merupakan kunci keberhasilan dalam PKR karena memupuk kebersamaan
dalam bekerja. Dalam pembelajaran ini dapat berupa, pengajaran percakapan, bercerita,
olahraga, kesenian dan studi lingkungan.
b. Pembelajaran individual
Pembelajaran ini dapat diartikan bahwa guru dapat memberikan pelajaran secara individual.
Pembelajaran ini bukanlah diberikan kepada satu persatu murid dalam satu kelas, melainkan
memberikan pembelajaran kepada murid yang lemah atau belum bisa.
c. Pembelajaran dalam kelompok
Kelompok murid yang dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhannya. Kelompok murid
campuran dapat diberikan tugas pengamatan percobaan atau jenis permainan kelompok.
Sedangkan bagi kelompok yang terdiri dari kelompok social, tidak banyak berbeda dengan
kelompok campuran diatas, misalnya dalam melakukan percobaan, pengamatan atau simulasi.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu penunjang dalam kegiatan PKR adalah pengorganisasian kelas yang meliputi 2
aspek yaitu aspek fisik dan kegiatan kelas.
Aspek fisik salah satu contohnya adalah penataan ruang kelas karena penataan ini sangatlah
penting dalam pembelajaran PKR, penataan ruangan kelas yang tidak teratur akan
mengakibatkan pembelajaran tidak nyaman dan membuat jenuh.
Pada umumnya yang kita jumpai di beberapa sekolah dasar penataan ruangan kelas masih
menggunakan bentuk persegi, ruangan kelas yang seperti ini kurang cocok untuk menunjang
pembelajaran kelas rangkap. Selain itu penunjang lain dalam kegiatan PKR adalah
pengorganisasia murid dan disiplin kelas.

B. Saran
Setelah kita membahas uraian mengenai pengorganisasian kelas guru diharapkan:
a. Dapat melakukan penataan ruang kelas yang kondusif sehingga dapat memperlancar
kegiatan PKR.
b. Dapat mengorganisasikan murid dalam kegiatan pembelajaran sehingga terjadi kegiatan
belajar aktif.
c. Dapat meningkatkan disiplin belajar murid-murid sehingga dicapai kegiatan
pembelajaran yang efektif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Collingwood, Ian. 1991. Multiclass Teaching in Primary School. Unesco.


Morris L. Cohen. 1996. Legal Resarch, In A Nutshell, West Group, ST. Paul, Minn. United States
of America.
Snyder, Karolyn J. 1986. Managing Productive School, Toward an Ecology. Florida: Orland
Publishers.

10

Anda mungkin juga menyukai