Oleh Kelompok 3
HALAMAN SAMPUL
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Hakekat Pendidikan 4
2.2 Prinsip Pendidikan 5
2.4 Fungsi Pendidikan Dasar 9
2.5 Karakteristik Pendidikan Dasar 10
BAB III PENUTUP 14
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam penyelenggaraan pendidikan. Komponen yang dimaksud antara lain
unsur tujuan, siswa, guru, kurikulum. Dari berbagai komoponen itulah
maka masing-masing unsur harus bekerja secara maksimal dalam rangka
pencapaian tujuan.
Pendidikan dasar adalah pendidikan tingkat paling dasar yang
diselenggarakan di sekolah dasar untuk memberikan dasar pengetahuan,
sikap dan keterampilan bagi siswa. Dari tahun ke tahun perubahan zaman
semakin berkembang, oleh karena itu pembaruan pendidikan perlu
ditingkatkan agar kualitas pendidikan semakin baik. Salah satunya adalah
dalam hal belajar mengajar. Zaman dahulu arti mengajar adalah
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa dan guru menjadi
sumber informasi utama bagi siswa yang belajar. Namun sekarang
pengajaran lebih menekankan siswa terlibat dalam pembelajaran, jadi
tidak hanya sebagai objek yang menerima materi pelajaran melainkan
siswa juga turut serta dalam mendapatkan pengalaman belajar.
Berdasarkan, uraian latar belakang tersebut, penting bagi penulis untuk
menganalisis dan memperdalam kajian teori dari berbagai sumber
mengenai hakikat, prinsip, tujuan, fungsi dan karakteristik pendidikan
dasar sebagai dasar gambaran untuk menambah pengetahuan.
1.3 Tujuan
2
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka dapat
ditentukan tujuan makalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengertian hakikat Pendidikan Dasar
2. Untuk mengetahui prinsip Pendidikan Dasar
3. Untuk mengetahui tujuan Pendidikan Dasar
4. Untuk mengetahui fungsi Pendidikan Dasar
5. Untuk mengetahui karakteristik Pendidikan Dasar
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
sosial, dan juga mengimplikasikan bahwa manusia adalah makhluk yang
tidak pernah selesai.
2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia.
Artinya keberadaan manusia adalah suatu keberadaan interaktif. Interaksi
manusia ini tidak saja dengan sesamanya, tetapi juga dengan alam, ide, dan
dengan Tuhannya.
3. Eksistensi manusia yang memasyarakat. Proses pendidikan adalah proses
mewujudkan eksistensi manusia yang memasyarakat. Dalam proses ini
terjadi internalisasi nilai-nilai, pembaruan dan revitalisasi (penyegaran)
moral.
4. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan
ruang. Proses tersebut dapat menembus dimensi masa lalu, kini, dan masa
depan. Selain itu berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
komunikasi, proses pendidikan juga dapat menembus dimensi lokal,
nasional, regional dan global.
Pandangan tentang hakikat pendidikan yang bersifat holistik dan integratif itu
memandang peserta didik sebagai makhluk yang dikaruniai berbagai potensi dan
sistem nilai yang dianutnya dalam masyarakat. Pendidikan bukanlah proses
memaksakan kehendak guru kepada peserta didik, melainkan upaya
menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan peserta didik yaitu
kondisi yang memberi kemudahan pada peserta didik untuk mengembangkan
dirinya secara optimal. Potensi yang dimiliki oleh peserta didik hanya dapat
dikembangkan jika mengintegrasikan diri ke dalam kehidupan masyarakat dan
mewujudkan tata kehidupan dan nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi
oleh masyarakat.
5
dalam membaca, menulis dan berhitung saja melainkan juga sebagai proses
mengembangkan kemampuan dasar peserta didik secara optimal dalam aspek
intelektual, sosial dan personal yang terintergarasi dan sesuai dengan
karakteristik perkembangannya.
6
3. Semua aspek perkembangan saling berkaitan. Pendidikan jasmani harus
menjadi wahana bagi perkembangan aspek lainnya, begitu pula proses
pembelajaran bidang studi lainnya harus selalu dikaitkan dengan berbagai
aspek perkemban gan anak.
4. Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan. Perkembangan individu
memiliki sekuensi tertentu dan dapat menjadi arah perkembangan. Secara
umum perkembangan manusia itu adalah sebagai berikut.
a. Bergerak dari kepala ke kaki atau dari pusat ke bagian.
b. Bergerak dari struktur ke fungsi.
c. Bergerak dari konkret ke abstrak.
d. Bergerak dari egosentris ke perspektif menuju pemahaman.
e. Bergerak dari heteronom ke otonom.
f. Bergerak dari absolutisme ke relativisme.
g. Bergerak spiral ke arah tujuan.
Prinsip-prinsip pembelajaran pendidikan dasar, yaitu proses
pembelajaran di Sekolah Dasar harus bersifat terpadu dengan perkembangan
peserta didik, baik perkembangan fisik, kognitif, sosial, moral maupun
emosional. Artinya pengembangan bahan ajar dan proses pembelajaran di SD
harus bertitik tolak dari prinsip ketercernaan bagi peserta didik. Dengan kata
lain tugas ajar dan bahan ajar dilaksanakan sejalan dengan karakteristik
perkembangan peserta didik terutama di kelas-kelas awal. Untuk
memperdalam pemahaman tentang prinsip-prinsip pendidikan berbasis
perkembangan individu, menurut Sunaryo Kartadinata (1996:68–71). 1. Guru
sekolah dasar harus selalu peduli dan memahami anak sebagai keseluruhan.
2. Kurikulum dan proses pembelajaran di sekolah dasar harus bersifat
terpadu. Aspek keterpaduan meliputi tiga sub-aspek dan setiap aspeknya
memiliki prinsip tersendiri. Ketiga aspek itu adalah (1) aspek perkembangan
fisik, (2) aspek perkembangan kognitif, dan (3) aspek perkembangan
sosio-emosional dan moral.
7
Prinsip yang paling relevan dan penting bagi pembelajaran adalah anak
usia sekolah dasar harus dihadapkan kepada kegiatan aktif daripada kepada
kegiatan pasif. Dari aspek perkembangan kognitif, prinsip-praktis bagi anak
usia sekolah dasar adalah berikut:
a. Kurikulum atau proses pembelajaran harus menyajikan bahan ajaran
yang sepadan dengan perkembangan anak yang memungkinkan
mereka melakukan eksplorasi, berpikir, dan memperoleh kesempatan
untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak lain dan orang
dewasa.
b. Prinsip praktis yang relevan dengan pembelajaran ialah bahwa anak
usia sekolah dasar harus diberi kesempatan untuk bekerja dalam
kelompok kecil, dan guru menciptakan kemudahan diskusi diantara
anak dengan jalan memberikan komentar dan dukungan atas pendapat
dan gagasan anak
Dari aspek perkembangan sosial-emosional dan moral, prinsip praktis
yang relevan adalah berikut:.
a. Guru perlu mengetahui pentingnya pengembangan hubungan
kelompok yang positif serta mengembangkan kesempatan dan
dukungan bagi kerja sama kelompok yang tidak sekadar
mengembangkan ranah kognitif, tetapi juga meningkatkan interaksi
sebaya.
b. Untuk mengembangkan perasaan mampu (kompeten) ini, anak usia
sekolah dasar perlu memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
diakui oleh budayanya sebagai sesuatu yang penting terutama
kecakapan membaca, menulis, dan berhitung.
c. Guru dan orang tua perlu membantu anak menerima kata hatinya dan
memperoleh kemampuan mengendalikan diri.
Prinsip praktis yang relevan bahwa anak usia sekolah dasar dan
keragaman latar belakangnya memperluas keragaman metode pengajaran
dan bahan ajar dan diimplementasikan dengan baik maka perkembangan
8
yang optimal dari setiap siswa Sekolah Dasar kemungkinan besar dapat
dicapai.
9
2.4 Fungsi Pendidikan Dasar
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab menurut (UU Sisdiknas)
Para pakar pendidikan banyak yang sependapat bahwa fungsi pendidikan
adalah meliputi: (1) fungsi individuasi, (2) fungsi sosialisasi, (3) fungsi
nasionalisasi, dan (4) fungsi humanisasi. Di dalam prakteknya, perwujudan
antara fungsi yang satu dengan yang lainnya sulit dipisah-pisahkan.
Masing-masing dapat di jelaskan :
1) Individuasi merujuk pada proses untuk menjadi diri sendiri sebagai
pribadi yang unik, berbeda dengan pribadi yang lain. Seseorang
berupaya mencapai prestasi terbaik dalam hal tertentu dengan bertumpu
pada pemanfaatan segenap potensi yang dimilikinya tanpa tergantung
kepada usaha orang lain. Jadi individuasi merupakan tujuan dan fungsi
pendidikan yang paling hakiki.
2) Kedua adalah fungsi sosialisasi dan pembudayaan. Anak adalah
makhluk sosial yang dapat hidup dan berperikehidupan sebagai
manusia yang baik jika kehidupan lingkungan sosialnya baik. Dengan
fungsi ini pendidikan yang diselenggarakan harus selalu mendorong dan
mengkondisikan anak didik untuk melakukan apa yang disebut dengan
belajar sosial (social learning), anak diajarkan untuk berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang lain dengan memahami, menghayati dan
melaksanakan sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
3) Ketiga adalah fungsi nasionalisasi. Fungsi ini mengandung arti bahwa
pendidikan harus mendidik anak untuk menjadi warga negara yang
baik. Dengan fungsi ini, pendidikan harus menumbuhkembangkan
10
kesadaran, kecintaan dan kebanggaan setiap anak didik untuk menjadi
warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
4) Keempat adalah fungsi humanisasi. Fungsi ini mengandung arti bahwa
pendidikan berkewajiban untuk menumbuhkembangkan anak untuk
menjadi bagian dari umat manusia di dunia, tanpa harus rikuh dengan
perbedaan suku, ras, dan agama. Dengan melaksanakan fungsi ini, anak
dididik untuk mengembangkan sikap saling menghargai atau toleran
terhadap perbedaan, hidup rukun dan damai dalam keragaman tanpa
kehilangan identitasnya sendiri. Jadi anak harus disiapkan untuk
mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan siapa pun dari negara
manapun asalnya agar dapat menjadi warga dunia (cosmopolitant) yang
baik, tetapi tetap memiliki identitas yang khas.
11
Secara umun kurikulum merupakan suatu program belajar bagi
murid yang memiliki tujuan yang ingin dicapai pengalaman belajar yang
diberikan dan strategi cara melaksanakan program tersebut. Fungsi
kurikulum bagi siswa diharapkan agar mereka mendapat sejumlah
pengetahuan dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan
melengkapi bekal hidup mereka setelah terjun kemasyarakat.
4. Pembelajaran
Dasar-dasar pendidikan di sekolah dasar tak dapat terpisahkan dari
tujuan pendidikan sekolah dasar dan karakteristik siswa sekolah dasar agar
mendapatkan karakteristik pembelajaran yang ideal. Karakteristik
pembelajaran di sekolah dasar yaitu kegiatan konkret, kegiatan
manipulatif, dan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu berusaha
menyajikan satu topik secara utuh dan bermakna bagi anak, dengan cara
mengaitkan topik-topik dari berbagai mata pelajaran, dan data dalam satu
mata pelajaran itu sendiri.
5. Gedung dan Peralatan Pembelajaran
Pada umumnya gedung SD terdiri dari 3-6 ruang kelas ,dan satu
ruang guru. Berbeda halnya dengan dengan gedung dan peralatan SD di
daerah-daerah terpncil, tidak ada ruang khusus untuk perpustakaan atau
administrasi bahkan ruang guru pun sering tidak tersedia. Namun jauh
berbeda dengan gedung dan fasilitas di daerah perkotaan yang umumnya
menpunyai ruang-ruang khusus dan peralatan pembelajaran yang jauh
lebih lengkap.
Ada enam alasan utama yang melatarbelakangi diterapkannya
pendidikan dasar sebagai pendidikan wajib bagi semua anak usia 7 sampai
dengan 15 tahun (Diknas, 2002).
1. Lebih dari 80% tenaga kerja Indonesia hanya berpendidikan sekolah
dasar dan bahkan kurang, yaitu mereka yang putus sekolah dan buta
aksara.
12
2. Pendidikan dasar merupakan jalan untuk meningkatkan sumber daya
manusia yang dapat memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan
ekonomi.
3. Terdapat bukti-bukti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, semakin besar peluang mereka untuk lebih mampu
berperanserta dalam kehidupan masyarakat dan negara serta lebih
memiliki kesadaran sebagai warga negara akan hak dan
kewajibannya.
4. Peningkatan usia wajib belajar dari 6 tahun menjadi 9 tahun
dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kemampuan dan
keterampilan mereka (peserta didik), sehingga pada gilirannya akan
memperbesar peluang mereka untuk meningkatkan martabat,
kesejahteraan, dan makna hidupnya.
5. Pengalaman perkembangan di negara-negara industri baru di Asia
seperti Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Korea Selatan
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang cepat akan berjalan
seiring dengan meningkatnya pendidikan di negara tersebut.
6. Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam menghadapi zaman
ekonomi terbuka dan persaingan bebas, yaitu dimulainya pasar bebas
AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 2003 dan dimulainya
APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) pada tahun 2010.
13
dari semua aspek sistem pendidikan. Keseluruhan aspek sistem pendidikan
itu adalah sebagai berikut; (1) Aspek input instrumen terdiri atas, (a) lahan
dan gedung, (b) ruang belajar, (c) tenaga, (d) buku dan alat-alat
pendidikan, (e) dana, dan (f) pengelolaan pendidikan, (2) Proses serta
disiplin pembelajaran, (3) Hasil pendidikan yaitu internal efisiensi, nilai
ebtanas murni, persentase lulusan, dan (4) Dampak pendidikan, yaitu
relevansi dengan dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat, dampak
terhadap disiplin nasional, pengaruh pendidikan terhadap pembangunan
nasional pada umumnya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan
nasional. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun
yang diselenggarakan selama 6 (enam) tahun di sekolah dasar (SD) dan 3
tahun di sekolah lanjutan pertama (SLTP) atau satuan pendidikan yang
sederajat. Yang memiliki prinsip praktis yang relevan bahwa anak usia
sekolah dasar dan keragaman latar belakangnya memperluas keragaman
metode pengajaran dan bahan ajar dan diimplementasikan dengan baik
maka perkembangan yang optimal dari setiap siswa Sekolah Dasar
kemungkinan besar dapat dicapai.
Yang mana pada tujuan pendidikan merupakan gambaran kondisi akhir
atau nilai-nilai yang ingin dicapai dari suatu proses pendidikan. Setiap
tujuan pendidikan memiliki dua fungsi, yaitu : (a) menggambarkan tentang
kondisi akhir yang ingin dicapai, dan (b) memberikan arah dan cara bagi
semua usaha atau proses yang dilakukan. Hal itu di perkuat dengan 4 fungsi
Pendidikan meliputi: (1) fungsi individuasi, (2) fungsi sosialisasi, (3) fungsi
nasionalisasi, dan (4) fungsi humanisasi. Di dalam prakteknya, perwujudan
antara fungsi yang satu dengan yang lainnya sulit dipisah-pisahkan. Pada
karateristiknya sedangkan menurut kajian McMahon dkk. dalam
(Koestoro, 2012) terdapat lima pendapat penting terkait dengan pendidikan
dasar universal yaitu: (1) mutu pendidikan, (2) potensi pengurangan
kemiskinan dan pengangguran, (3) peningkatan efisiensi pendidikan, (4)
relevansi pendidikan, dan (5) insentif untuk menumbuhkan peranserta
masyarakat setempat.
3.2 Saran
Diharapkan setelah mengetahui hakikat pendidikan dasar, peneliti dan
pembaca mengetahui pengertian pendidikan dasar dan implementasi di
15
sekolah dasar untuk mengetahui mutu dan meningkatkan efisiensi
pendidikan.
16
Daftar Rujukan
Sayidiman. (2000). Menuju Pendidikan Dasar yang Bermutu dan Efisien dalam
Otonomi Daerah. Jakarta: The Habibie Center.
17