Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN MORAL

PADA ANAK USIA SD


PERILAKU
MORAL
 Perilaku moral berarti perilaku yang menyesuaikan dengan kode moral dari kelompok
sosialnya. Moral berasal dari Bahasa latin: mores berarti tata karma atau kebiasaan.

CARA MEMPELAJARI MORAL

 Menurut piaget, antara usia 5 tahun dan 12 tahun, konsep anak mengenai keadilan
sudah tumbuh. Sedangkan Kohlberg menanamkan tingkat kedua dari perkembangan
moral pada usia sekolah sebagai tingkat moralitas konvensional.
Hurlock (1978) mengemukakan bahwa dalam perkembangan moral ada 4 elemen yang
harus di ketahui.

 Peran hukum, kebiasaan/tata krama dan aturan dalam


perkembangan moral

 Peran kata hati dalam perkembangan moral

 Peran rasa bersalah dan malu dalam perkembangan


moral

 Peran interaksi sosial dalam perkembangan moral


DISIPLIN
Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak berprilaku moral yang di
terima oleh masyarakat. Tujuan dari disiplin adalah membentuk prilaku yang sesuai
dengan kelompok sosialnya.

PENTINGNYA DISIPLIN BAGI ANAK


Di samping itu, hal-hal yang penting dari disiplin untuk anak usia SD adalah
(Hurlock 1980) berikut ini
 Alat untuk membentuk moral

 Penghargaan

 Hukuman

 Konsistensi
PEMBERIAN HUKUMAN DAN PENGHARGAAN

Pemberian hukuman pun hendaknya Pemberian penghargaan sama dengan hukuman,


segera, konsisten dan kontruktif dengan yaitu motivasi anak untuk mengulangi yang baik
alasan yang jelas. Adapun pemberian yang dapat di peroleh oleh lingkungannya.
hukuman dapat berfungsi untuk Fungsi pemberian penghargaan adalah.

 Membatasi anak agar tingkah laku  Nilai mendidik karena pemberian penghargaan
yang tidak diinginkan tidak di ulangi. menunjukkan bahwa tingkah laku anak adalah
yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
 Mendidik lingkungannya.

 Motivasi, untuk menghindari terjadinya  Motivasi, agar tingkahlaku yang di terima di


tingkah laku sosial yang tidak ulang kembali
diinginkan
 Penguat, untuk tingkah laku yang di terima
secara sosial.
ARTI AGAMA BAGI ANAK USIA SEKOLAH

Dengan pengenalan konsep keagamaan, anak akan menghindari


perbuatan buruk dan meningkatkan perbuatan baik. Anak akan mempunyai
keyakinan bahwa dengan berbuat baik ia akan masuk surga. Demikian pula
sebaiknya. Dalam hal ini anak berfikir tentang konsep tuhan, surga, neraka,
malaikat ataupun dosa. Pada anak SD umumnya akan mempertanyakan
mengenai nilai dari ketaatan beragama seperti berdoa atau sembahyang,
dan kemudian akan meningkat pada pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan keyakinan beragama, seperti surga atau neraka.
KEGIATAN BELAJAR 2
PENYESUAIAN DIRI
DAN
PENERIMAAN SOSIAL
MAKNA PERKEMBANGAN SOSIAL BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR

Perkembangan sosial mempunyai arti untuk berprilaku sesuai dengan


harapan-harapan kelompok sosialnya. Dalam hal ini, terjadi 3 peroses
sosialisasi, yang saling berkaitan. Kegagalan pada salah satu proses
akan menyebabkan tingkat sosialisasi individu rendah. Ketiga proses
tersebut adalah berikut ini.

 Belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan


cara/norma yang berlaku
 Bermain sesuai dengan peran sosial yang di
harapkan
 Mengembangkan sikap-sikap sosial
Hurlock (1978) mengemukakan beberapa karakteristik kelompok sebaya
pada masa usia SD, yaitu berikut ini

 Kelompok sebaya dapat dikenal dari namanya, dari nama jalan atau tempat tinggal, darimana anggota
berasal, dapat pula nama nama tokoh terkenal dari buku, komik atau film, misalnya kelompok digimon
atau pandawa.

 Untuk menjaga kerahasiaan kelompok, acap kali menggunakan kode-kode rahasia dalam
berkomunikasi, misalnya menggunakan Bahasa sandi.

 Kadang kala untuk memerima anggota baru diadakan semacam upacara, dimana hal ini agar
anggota kelompok merasa di hargai.

 Kelompok sebaya sering bertemu di tempat tempat tertentu, misalnya kelompok-kelompok sebaya
anak perempuan lebih banyak bertemu di ruamah, sedangkan kelompok sebaya anak laki-laki di luar
ruamah.

 Kegiatan kelompok sebaya biasanya terlibat dalam berbagai kegiatan, misalnya dalam kegiatan
oalahraga, bermain berkelompok. Namuan demikian, ada pula yang terlibat dalam kegiatan yang
menyesatkan, seperti mencoba merokok
POLA-POLA TINGKAH LAKU YANG DAPAT DI PELAJARI
DARI ANGGOTA KELOMPOK SEBAYA

Kehidupan kelompok sebaya turut berperan dalam perkembangan tingkah sosial seorang
anak. Hal ini tidak hanya terjadi pada kelompok anak usia sekolah tetapi juga sebelumya
maupun pada masa remaja maupun dewasa. Beberapa pola tingkah laku yang umum di
pelajari anak dari lingkungan kelompok sebayanya :
 Hal-hal yang di terima maupun tidak di terima secara sosial.
 Terlalu peka/sensitive
 Mudah terpengaruh
 Kompetisi (persaingan)
 Hubungan yang baik
 Tanggung jawab
 Kesadaran sosial
 Diskriminasi sosial
KEGIATAN BELAJAR 3
PERKEMBANGAN PERAN
GENDER PADA ANAK USIA SD
GENDER

Jenis kelamin lebih menunjukan pada dimensi biologi dari menjadi laki-laki atau
perempuan. Sementara gender menunjukan dimensi sosial dari menjadi laki-laki atau
perempuan. Dua aspek dari gender yang perlu di ketahui adalah identitas gender dan
pran gender.
Identitas gender adalah satu perasaan menjadi laki-laki atau perempuan, di mana hal ini
kebanyakan di peroleh anak begitu dia berusia 3 tahun. Sedangkan peran gender berisi
harapan-harapan yang menunjukan bagai mana laki-laki atau perempuan harus berfikir,
bertingkah laku, dan merasakan.

Dilain pihak stereotype gender diartikan sebagai seperangkat keyakinan (belifs) tentang
karakteristik yang sesuai menjadi perempuan dan laki-laki.
Brek (2000) mengatakan bahwa stereotype gender dan peran gender di pengaruhi
oleh lingkungan keluarga, orangtua, guru, mata pelajaran ataupun teman sebaya.
Sedangkan oleh santrock (1992), hal itu berlaku karena apa yang di ungkapkan
santrock bedasarkan teori belajar sosial mengenai gender.

 Pengaruh orang tua

 Pengaruh kelompok sebaya

 Pengaruh sekolah dan guru

 Pengaruh media masa


PERAN GENDER DI USIA SEKOLAH

 Pada usia sekolah, anak laki-laki mempunyai identifikasi peran masculine, sedangkan
anka perempuan lebih androgyny (yaitu adanya ciri-ciri masculine dan feminim pada
individu yang sama). Selain memasak, menjahit, anak perempuan juga meyukai kegiatan
olahraga, terlibat dalam kegiatan ilmu pengetahuan alam. Orang tua ataupun guru lebih
toleran apabila anak perempuan menunjukan peran gender laki-laki, tetapi tidak demikian
sebaliknya. Anak laki-laki, seperti anak perempuan menjadi ejekan.

MENGEMBANGKAN STEREOTYPE NONGENDER PADA ANAK


 Anak juga perlu meyadari akan stereotaype gender di masyarakat. Meskipun peran
gender dalam masyarakat berbeda antara anak laki-laki dan perempuan, namun peran
tersebut dapat berganti tergantung situasi dan kebutuhan yang ada. Misalnya, banyak di
jumpai lingkup pekerjaan atau karier laki-laki ditekuni oleh perempuan. Dalam hal ini
orang tua atau guru perlu menjelaskan alasan pemilihan karier tersebut bahwa minat
dan keterampilan lebih menentukan pemilihan karier seseorang

Anda mungkin juga menyukai