DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan. Makalah ini dapat digunakan sebagai
wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi
tambahan dalam belajar Materi Aliran-Aliran dalam Pendidikan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya
telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan
Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang Aliran-Aliran dalam Pendidikan, Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
4
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan yang diperoleh dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan
masyarakatnya. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek.
Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran
pendidikan. Seperti bidang-bidang lainya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu
berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu
ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog
tersebut akan melahirkan lagi pemikiran-pemikiran baru dan demikian seterusnya. Pada
setiap aliran pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam memandang perkembangan
manusia. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor dominan yang dijadikan sebagai dasar pijakan
bagi perkembangan manusia.
1. Aliran Empirisme
Tokoh aliran ini adalah John Locke ( 1704-1932 ) dengan teori “Tabul Larasa”
yaitu anak lahir didunia bagaikan kertas putih yang bersih, pengalaman empirik yang
diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan
anak. Menurut pandangan empirisme pendidikan memegang peranan yang penting
karena dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh
anak sebagai pengalaman.
6
Aliran ini dipandang berat sebelah karena hanya mementingkan peranan
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang
dibawa sejak lahir dianggap tidak menentukan. Faktanya dalam kehidupan sehari-hari
terdapat anak-anak yang berhasil karena bakatnya meski lingkungan sekitar tidak
mendukung, keberhasilan ini disebabkan adanya kemampuan yang berasal dari dalam
diri anak yang berupa kecerdasan, motivasi atau potensi – potensi lainnya meskipun
demikian penganut aliran ini masih pada pendapatnya yang memandang manusia
sebagai makluk yang pasif dan dapat dimanipulasi.
Hal ini diyakini juga oleh B.F Skinner ataupun pandangan Behavioral lainnya.
Behaviorisme itu menjadikan perilaku manusia yang tanpa keluar sebagai sasaran
kajiannya dengan tetap menekankan bahwa perilaku itu sebagai hasil belajar semata.
Meskipun demikian banyak ragam dari pandangan behavioral dalam menentukan faktor
paling dominan dalam proses belajar, seperti:
a. Ivan Pavlov (1849-1936) dari rusia dan Jhon B. Watson (1878-1958) dari Amerika
Serikat, yang menekankan pendangannya tentang peranan stimulus respon terhadap
perilaku.
b. Edward L. Thorndike ( 1874- 1949 ) dan B.F Skinner dari Amerika Serikat yang
menyatakan pandangannya bahwa peranan dari dampak atau balikkan dari suatu
perilaku seperti dalam “Opera Conditioning”.
c. N.E. Miller dan J Dollard (1941 ) yang dikembangkan oleh A. Bandura menyatakan
bahwa peranan pengamatan dan imitasi sangat penting dengan “Participant Modeling”.
2. Aliran Nativisme
7
3. Aliran Naturalisme
Prancis J.J Rousseau (1712-1778) berpendapat bahwa semua anak yang baru
dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik anak akan menjadi rusak
karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rousseau berpendapat bahwa pendidikan yang
diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Aliran
ini juga disebut negativisme, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan
pertumbuhan anak pada alam.
Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Yang dilaksanakan adalah
menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan baik itu tidak menjadi rusak oleh
tangan manusia melalui proses kegiatan pendidikan itu. J.J Rousseau ingin menjauhkan
anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat sehingga anak-anak
yang diperoleh secara alamiah sejak saat kelahirannya itu dapat secara spontan dan
bebas. Ia mengusulkan adanya permainan bebas kepada anak didik untuk
mengembangakan pembawaanya, kemampuan- kemampuannya, dan kecenderungan-
kecenderungannya. Pendidikan harus dijauhnya dari perkembangan anak karena hal itu
dapat menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat – buat dan dapat membawa
anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti yang diketahui,
gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini tidak
terbukti malahan terbukti sebaliknya pendidikan makin lama makin diperlukan.
4. Aliran Konvergensi
8
Lingkunganpun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan
bahasanya.
9
telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari pendidikan prasekolah, pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
2) Pengajaran harus memberikan pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir
dan batin dapat memerdekakan diri
4) Pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat
7) Dalam mendidik anak perlu adanya keikhlasan lahir maupun bathin untuk
mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-
anak.
2. Pergururaan Pendidikan INS dan Kayu Tanam Asas dan tujuan ruang lingkup
c. Pendidikan masyarakat
10
e. Mentang intelektualisme Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh Syafei
mengembangkan asas-asas pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik
Indonesia. Dasar-dasar tersebut dikembangkan dengan megintegrasikan asas-asas
Ruang Pendidikan INS, sila-sila dari Pancasila.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini dan masa yang akan datang terus
berkembang sesuai seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek.
Hasil-hasil dari pemikiran itu disebut aliran dalam pendidikan. Aliran tersebut mempengaruhi
pendidikan diseluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari aliran-aliran pendidikan
di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik. Sebab
pengguaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan kondisinya pada saat itu,
karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri.
Sedangkan di Indonesia ada dua aliran pokok pendidikan yang dominan memberi
warna dalam praktik pendidikan yaitu aliran perguruan taman siswa oleh Ki Hadjar
Dewantara dan aliran pendidikan INS Kayu Taman yang didirikan oleh muhammad syafii.
Kajian tentang berbagai aliran pendidikan itu akan memberikan pengetahuan dan wawasan
historis kepada tenaga kependidikan, yang pada gilirannya kelak dapat memberikan
kontribusi terhadap dinamika pendidikan.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/coprallzsangalaz/makalah-aliranaliran-dalam-pendidikan
https://12entinfujirahayu.wordpress.com/2011/05/16/aliran-aliran-pendidikan
13