Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENJASKES OLAHRAGA REKREASI DAN OLAHRAGA TRADISIONAL


Disajikan Pada Materi Ajar :
PENJASKES

Dosen Pengajar :
SANDY SUARDI, M.PD

Oleh :

Renova Natalia Situmorang

20228600001

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Jakarta Timur
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan tugas klasifikasi pengembangan olahraga rekreasi dan olahraga
wisata sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini diajukan untuk
menyelesaikan salah satu persyaratan memperoleh nilai tugas mata kuliah OLAHRAGA

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
bagi pembaca umumnya.

Jakarta, 26 September 2022

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1

1.2 Latar Belakang............................................................................................................ 1

2.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 2

3.2 Tujuan dan Manfaat..................................................................................................... 2

BAB II ISI.................................................................................................................................. 3

1.2 Pendidikan Rekreasi Olahraga....................................................................................3

2.2 Permainan Tradisional................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 19

A. Kesimpulan................................................................................................................... 19

B. Saran.............................................................................................................................. 19

Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani,
keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan
moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.

Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan


manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat penting,
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman
belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya
hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan


motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-
emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.

Dengan Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat
kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif,
inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki
pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan


berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi
nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat.
Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian
teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang
diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas
yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

1
2

Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran paedagogis, dan tidak ada
pendidikan yang lengkap tanpa adanya Pendidikan Jasmani, karena gerak sebagai aktivitas
jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara
alamiah berkembang searah dengan perkembangan zaman

2.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Pendidikan Jasmani dan Rekreasi?


2. Apa fungsi dari Pendidikan Jasmani dan Rekreasi?
3. Bagaimana peranan serta tujuan dari Pendidikan Jasmani dan Rekreasi?
4. Siapa yang menjadi sasaran Rekreasi Olahraga?
5. Apa saja jenis- jenis dari rekreasi?
6. Apa Pengertian dari Pendidikan Olahraga Tradisional?

3.2 Tujuan dan Manfaat

1. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga.


2. Mengetahui serta memahami arti dari Pendidikan Jasmani,Rekreasi dan Tradisional
3. Mengetahui serta dapat memahami fungsi dari Pendidikan Jasmani dan Rekreasi
4. Mengetahui bagaimana peranan serta tujuan dari Pendidikan Jasmani dan rekreasi.
5. Dapat mengetahui siapa yang menjadi sasaran dari rekreasi olahraga.
6. Dapat mengetahui berbagai macam permainan tradisional yang juga merupakan
rekreasi olahraga.
7. Mengetahui serta memahami arti dari Pendidikan Jasmani,Rekreasi dan Tradisional
BAB II
ISI

Pendidikan Rekreasi Olahraga

Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti ‘membuat ulang’,
adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang.
Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang
umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi.Kegiatan
rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan. Secara umum rekreasi dapat dibedakan
dalam dua golongan besar, yaitu rekreasi pada tempat tertutup (indoor recreation) dan
rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation). Kamus Webster mendefinisikan rekreasi
sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan” (a means of refreshmnet or
diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan
biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran.
Rekreasi adalah “kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu
luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi.” Meyer, Brightbill, dan
Sessoms. Berdasarkan peninjauan secara terminologi keilmuan, REKREASI berasal dari dua
kata dasar yaitu RE dan KREASI, yang secara keseluruhan berarti kembali menggunakan daya
pikir untuk mencapai kesenangan atau kepuasan melalui suatu kegiatan. Kamus Webster
mendefinisikan rekreasi sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan” (a means
of refreshmnet or diversion).

Olaharaga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau
waktu-waktu luang.

1. Menurut Kusnadi (2002:4) Pengertian Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang


dilakukan untuk tujuan rekreasi.
2. Menurut Haryono (19978:10) Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan
pada waktu senggang berdsarkan keingginan atau kehendak yang timbul karena memberi
kepuasan atau kesenangan.
3. Menurut Herbert Hagg (1994) “Rekreational sport /leisure time sports are formd of
physical activity in leisure under a time perspective. It comprises sport after work, on
weekends, in vacations, in retirement, or during periods of (unfortunate)
unemployment”.
4. Menurut Nurlan Kusmaedi (2002:4) olahraga rekreasi adalah kegiatan olahraga yang
ditujukan untuk rekreasi atau wisata.

3
4

5. Menurut Aip Syaifuddin (Belajar aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta,
Grasindo.1990) Olahraga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada
waktu senggang atau waktu-waktu luang.
4.2 Pendidikan Rekreasi Olahraga

Tujuan rekreasi olahraga adalah

1. Pengisi waktu luang


2. Pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan
3. Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap), contoh
pendidikan dan pekerjaan/bekerja
4. Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan berkelompok
serta rekreasi aktif).
5. Untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenangkan
6. Memperoleh kesenangan dengan cara berolahraga
7. Memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan
5.2 Fungsi dan Peranan

A. Pendidikan Rekreasi Olahraga

Menurut Krippendorf (1994), kegiatan rekreasi merupakan salah satu kegiatan yang
dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan tersebut ada yang diawali dengan mengadakan
perjalanan ke suatu tempat. Secara psikologi banyak orang di lapangan yang merasa jenuh
dengan adanya beberapa kesibukan dan masalah, sehingga mereka membutuhkan istirahat dari
bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara pengeluaran dan
pendapatan, mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan merasa
aman dari resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas, maka rekreasi dapat disimpulkan
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa
tujuan, diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang dapat
memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental.

Banyak nilai yang dapat diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan dasar persekutuan.
Ketegangan dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat digunakan dengan cara-cara yang
berguna. Anak-anak dapat diajari bagaimana berolah raga dalam berbagai kegiatan sehingga
kemampuan individu dapat dibangun dan ditingkatkan melalui rekreasi. Anak-anak perlu
belajar berelasi dengan orang lain di arena bermain sebagaimana di dalam kelas atau rumah.
5

Kreativitas dapat ditingkatkan dan dibangun, dan cara-cara baru untuk melakukannya dapat
diperkenalkan. Salah satu manfaat penting dari rekreasi adalah dalam pembentukan
karakter/sifat. Telah dikatakan bahwa “anak-anak belajar melalui bermain”. Melalui suatu
program rekreasi yang telah disusun dan direncanakan dengan baik, anak-anak dapat belajar
untuk menikmati penggunaan waktu sebaik-baiknya. Tantangan pada pengajaran yang efektif
dengan menggunakan latar alami amat tidak terbatas bagi para pemimpin dan para guru.

Secara lebih spesifik peranan rekreasi dalam kehidupan sosial dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :

1. Mengembangkan rasa menghargai dan mencintai lingkungan serta melestarikannya.


2. Mengembangkan pengertian dan kemampuan serta pemahaman akan pentingnya
menjaga keseimbangan lingkungan dan menggunakannya secara bijaksana.
3. Menggugah kesadaran manusia akan pentingnya membina hubungan timbal balik antara
manusia dan lingkungannya serta agar semakin mengenal sifat ataupun karakternya.
4. Membantu mengembangkan secara positif tingkah laku serta hubungan sosial kepada
individu.
5. Membantu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang praktek lingkungan yang sehat.
6. Membantu membuat pelajaran di kelas agar menjadi lebih berarti melalui pengalaman
langsung di lapangan.
7. Membuka peluang membangun kerjasama antar masyarakat sekolah dengan organisasi
pelayanan rekreasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
8. Menumbuhkan dan atau memperkuat rasa percaya diri dan harga diri yang merupakan
pondasi yang kuat untuk menumbuhkan “self concept”.
9. Mempererat persaudaraan dan tumbuhnya saling mendukung diantara anggota kelompok
10. Menambah atau meningkatkan keterampilan dan koordinasi
11. Menambah kesenangan pribadi serta rasa kebersamaan antara anggota kelompok.
12. Mendidik seseorang untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan positif dalam
arti, tidak merugikan dirinya sendiri, orang lain, atau lingkungan/alam dan sebaliknya
mencegah munculnya kegiatan negatif, seperti penggunaan narkoba, vandalisme
kegiatan destruktif, dan kegiatan negatif lain yang sejenis.
13. Mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk pribadi maupun untuk orang lain dan
atau lingkungan alamnya.
6

6.2 Sasaran Rekreasi Olahraga

Sasaran rekreasi olahraga yaitu semua kalangan masyarakat, olahraga sesuai dengan usia
contoh hiking dilakukan oleh anak usia dewasa bukan dilakukan untuk anak kecil. Dan untuk
anak kecil dapat disesuaikan dengan gerak yang dibutuhkan usia anak kecil.

a. Rekreasi sosial
a) Permainan di dalam ruangan

(acara icebreaker, kursi musik, papan permainan, permainandengan tulisan, permainan


musikal) permainan di luar ruangan (lari estafet, balapan, kejar- kejaran)makan bersama
(perjamuan, makanan pencuci mulut/makanan kecil, piknik, makananseadanya, makan
malam).

b) Rekreasi di luar ruangan

kegiatan di alam (melihat burung-burung, jalan-jalan di perkebunan, mendaki gunung)olah


raga (badminton, sepakbola, basket, bersepeda, berenang, mendaki, memancing, berkuda,
berburu, dll.)

1. Rekreasi budaya dan kreatif


1) Drama (tebak kata, role play, cerita drama, dll
2) Bercerita (cerita lucu, cerita horor, cerita sesuai waktu, cerita sekuler)
3) Literatur (puisi, membaca Alkitab, membaca cerita)
4) Audiovisual (film, TV, Video)

Seni dan kerajinan (membuat gambar, kerajinan dari barang bekas, menempel, melukis,
kerajinan dari kertas, dll).

5) Membuat tulisan kreatif, drama, musik, dll.


6) kegiatan permainan, olah raga, jalan-jalan.
7) Belajar (jalan-jalan di perkebunan, museum, dll.)
7.2 Jenis- Jenis Rekreasi

Rekreasi mencakup lebih dari sekedar permainan-permainan. Meskipun peristiwa-


peristiwa di udara terbuka seperti olahraga, berkemah, dan jalan lintas alam itu penting,
pertemuan-pertemuan ramah-tamah seperti pesta dan piknik juga harus dipertimbangkan.
7

Rekreasi juga termasuk beberapa kegiatan ekspresif yang berlangsung dalam lingkungan
departemen dan yang langsung bertalian dengan tema pelajaran seperti drama, sastra, bercerita,
kesenian,dan pekerjaan tangan serta bermacam-macam hobi. contoh pemainannya bisa saja
bola kasti juga.

1. Pariwisata atau turisme

adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan
yang dilakukan untuk aktivitas ini.Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang
melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan
rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Definisi yang lebih lengkap,
turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi; jasa keramahan-
tempat tinggal, makanan, minuman; dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank ,asuransi,
keamanan, dll.

Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru
dan berbeda lainnya. Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai
sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh
karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salahsatu strategi yang dipakai oleh
Organisasi Non-Pemerintahuntuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata
untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.

2. Olahraga

adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga
rohani (misalkan olahraga tradisional dan modern).

3. Permainan

Merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu


luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama.
Permainan ada tingkatannya berdasarkan umur, ada permainan anak dan ada permainan
dewasa. Ada juga permainanuntuk umum yaitu permainan computer.

4. Hobi

adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktuluang untuk menenangkan pikiran
seseorang. Kata Hobi merupakan sebuah kata serapan dari Bahasa Inggris “Hobby”. Tujuan
hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. Terdapat berbagai
8

macam jenis hobi seperti mengumpulkan sesuatu (Koleksi), membuat, memperbaiki,


bermain dan pendidikan dewasa.

Rekreasi sangat beragam, sama seperti orang-orang yang berpartisipasi di dalamnya.Berikut


ini beberapa kategori umum dengan kegiatan spesifik yang dapat digunakandalam berekreasi
bersama anak-anak.

PERMAINAN TRADISIONAL

Permainan tradisional merupakan permainan yang telah dimainkan oleh


anak-anak yang bersumber dari suatu daerah secara tradisi, yaitu permainan tersebut diwarisi
dari generasi yang satu ke generasi berikutnya.Permainan Tradisional di Sekolah Permainan
yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar harus mengandung
ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor, dan ranah jasmani. Agar anak menampilkan
dan memperbaiki keterampilan jasmani, sosial, mental, dan moral dan spiritual lewat “fair
play” dan “sport smanship” atau bermain dengan jujur, sopan dan berjiwa olahragawan sejati.
Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, permainan tradisional dapat disajikan
sebagai bahan pelajaran Pendidikan jasmani, karena setiap permainan tersebut harus terlebih
dahulu dikaji nilainilai yang terkandung dalam permainan tersebut seperti nilai pendidikan,
dalam permainan tradisional juga memiliki unsur-unsur seperti sportivitas, kejujuran,
kecermatan, kelincahan, ketepatan menentukan langkah serta kemampuan bekerjasama dalam
kelompok, mudah aturan permainannya, di samping jumlah pemain yang dapat melibatkan
seluruh siswa di kelas yang bersangkutan dan dalam permainan guru dapat mengontrol
siswanya karena adanya faktor bahaya sehingga harus ada yang dapat mempertanggung
jawabkannya. (Soemitro, 1992:171).
Macam-macam permainan tradisional yang ada di sekolah dasar:

1. Permainan Sepur-sepuran / Kereta api masuk trowongan


Jumlah Pemain : tidak terbatas alat yang digunakan Tanpa alatTempat dihalaman atau di
lapangan
Aturan permainan : Anak-anak dibariskan menjadi tiga syaf. Syaf pertama dan kedua
berdiri di tengah memanjang lapangan dan berhadapan membentuk terowongan kereta api.
Caranya ialah saling berpegangan lengan dalam keadaan lurus dan mendatar. Sedangkan anak-
anak pada syaf ketiga berpegangan satu dengan yang lain sehingga membentuk rangkaian
kereta api. Tugas rangkaian kereta api adalah lari kecil-kecil sambil
9

berbelok-belok dan akhirnya memasuki terowongan. Bila mana rangkaian kereta api telah
dianggap cukup gerakannya maka diadakan pergantian, yang menjadi rangkaian kereta api
mengganti salah satu yang semula menjadi syaf terowongan. Demikian terus dilanjutkan
sampai semua syaf pernah menjadi kereta api. (Soemitro, 1992:34)

2. Ular makan Ekornya

Jumlah pemain : tidak terbatas


Alat yang digunakan : Tanpa
alat
Tempat : dihalaman sekolah atau di lapangan

Gambar 2.2 Permainan Ular Makan Ekornya

Aturan permainan
Anak-anak dibariskan menjadi empat syaf. Setiap syaf terdiri dari dua barisan putri
dan dua barisan putra. Dan barisan yang berdiri paling belakang memegang perut orang
yang ada didepannya. Yang berdiri paling depan berlaku sebagai kepala ular, sedangkan
yang berdiri paling belakang sebagai ekor ular.Tugas kepala ular adalah berusaha secepat
mungkin menangkap ekornya. Sedangkan si ekor berusaha menghindar tangkapan si kepala
ular tanpa melepaskan pegangan. Bila ada anggota yang lepas peganggannya maka ia akan
bertugas menggantikan tugas si ekor. Bila si ekor dapat tertangkap, maka diadakan
pergantian, yaitu si kepala menjadi ekor dan si orang yang paling dekat dengan kepala
menggantikan menjadi kepala. (Soemitro, 1992:37)
10

3. Permainan Kucing dan Tikus

Anak-anak dijadikan dua kelompok, salah sattu kelompok membuat lingkaran sambil
berpegangan tangan sedangkan kelompok yang lain menjadi tikusnya. Selanjutnya
ditentukan salah seorang untuk dijadikan kucingnya. Anak yang menjadi tikus berada didalam
lingkaran sedangkan yang menjadi kucing berada diluar lingkaran. Kucing dan tikus bebas
keluar dan masuk lingkaran. Apabila ada tanda mulai atau peluit maka segera mungkin
kucing mengejar tikus dan tikus berlari menghindar agar tidak tertangkap kucing. Apabila
ada tikus tertangkap kucing maka tikus yang tertangkap berubah menjadi kucing, dan kucing
yang tertangkap tadi menjadi tikus. Apabila keduannya sudah menjadi tikus dan kucing
maka mereka bergabung membentuk lingkaran, dan yang kelompok lingkaran melakukan
hompimpah dan kedua orang pertama yang melakukan hompimpah menang suit dan
ditentukan siapa yang menjadi kucing dan tikus. Permainan ini mengandung unsur-unsur
penjas diantaranya: kelincahan, daya tahan, kerjasama, koordinasi, disiplin. (Herman
Subarjah, 2008:3.19)

4. Untrakol / Menyusun pecahan genting (kreweng)


Pemain: permainan ini dapat dimainkan oleh anak laki-laki maupun perempuan atau
gabungan antara anak laki-laki dan anak perempuan. Permainan ini pada umumnya dimainkan
olehanak-anak berumur 9-12 tahun jadi tepat saat anak memasuki
pendidikan sekolah dasar.
Jumlah pemain: permainan berjumlah antara 3-5 orang/kelompok.
Peralatan:
1. Bola kasti / bola tennis satu buah
2. Pecahan genting 12 keping (sesuaikan kesepakatan dari kedua kelompok yang bermain).
Persiapan:
1. Setiap anak membuat atau menentukan kelompok (ikut kelompok A atau B)
2. Mempersiapkan pecahan genting, lalu pecahanan genting
11

tersebut ditumpuk. Selanjutnya, tumpukan genting tersebut


diletakkan didalam garis lingkaran. Didepan tumpukan
genting tersebut dibuat garis sejajar.
Aturan bermain: melempar tumbukan genting dilakukan maksimal tiga
kali. Jika tiga kali lemparan tidak mengenai tumpukan
genting tersebut, secara otomatis kelompok tersebut
gugur.

Cara bermain :
1. Salah satu anggota kelompok bermain maju menghadap garis, lalu melemparkan bola kasti
kearah tumpukan pecahan genting tersebut. Jika sampai tiga kali bola kasti tidak berhasil
mengenai pecahan genting, berarti kelompok tersebut sebut gugur. Dengan demikian
kelompok lawan (yang berjaga) yang akan ganti bermain. Sementara itu, kelompok
lawan berjaga-jaga tidak jauh dari tumpukan genting.
2. Akan tetapi, jika salah satu dari tiga kali lemparan tersebut mengenai sasaran sehingga
ada pecahan genting yang jatuh dari tumpukan, maka kelompok lawan secepatnya
mengambil bola kasti tersebut dan berusaha membidik anggota kelompok yang main.
Bola kasti yang dibidikkan harus mengenai salah satu anggota badan pemain. Sementara
itu, kelompok yang main berusaha untuk menata atau menyusun kembali runtuhan pecahan
genting yang telah dilempar sebelumnya. Jika salah satu anggota kelompok yang sedang
bermain terkena lemparan, dia harus berhenti bermain dan anggota kelompok main yang
masih tersisa akan tetap melanjutkan permainan.
3. Jika anggota kelompok main sudah gugur semua sementara tumpukan pecahan genting
belum tersusun seperti semula, maka kelompok tersebut langsung mati dan kelompok
lawan (yang berjaga) berganti posisi menjadi kelompok yang main. Unsur-unsur penjas
yang terdapat dalam permainan ini adalah : kelentukan, kelenturan, daya tahan,
kecepatan, ketepatan, reaksi (Prana, 2010:63)
12

5. Bentengan
Pemain: permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Usia pemain :
antara 7-12 tahun
Jumlah pemain : bebas. Dibagi menjadi 2 kelompok ABC dan DEF
Tempat : halaman atau lapangan sekolah
Waktu permainan : ditentukan oleh guru penjas
Peralatan : dua pohon/batang kayu dengan jarak 2-3 meter.

Gambar 2.5 Berusaha Mempertahankan Beteng Agar Tidak Tersentuh Lawan


Sumber: (Herman Subarjah, 2008: 3.42)

Aturan bermain:
1. Tiap-tiap kelompok berusaha memegang beteng kelompok lawan(
ABC berusaha memegang bateng kelompok DEF) begitu juga
sebaliknya.
2. Kelompok yang berhasil menyentuh atau memegang beteng lawan
duluan, maka kelompok tersebut yang menang. Kelompok yang
kalah mendapatkan hukuman kelompok yang menang.
Cara bermain: wakil dari tiap-tiap kelompok, misal ABdan DE, lari meninggalkan
beteng masing-masing dan berusaha untuk menyentuh beteng lawan. Dengan begitu
terjadilah kejarkejaran. Sementara itu anggota kelompok yang tersisa (C dan F),
bertahan di beteng masing-masing dan berjaga untuk mempertahankan beteng agar
sampai tidak tersentuh/terpegang oleh kelompok lawan.
Sementara itu, jika anggota kelompok yang lari / keluar beteng (AB dan DE) saling
berkejaran dapat menyentuh anggota badan lawan misalnya A atau B menyentuh D atau
E ataupun sebaliknya, maka anggota yang tersentuh/terpegang tersebut gugur. Dengan
begitu, jumlah anggota kelompok berkurang. Anggota yang tersisa tetap melanjutkan
13

permainan untuk mempertahankan beteng dari sentuhan pihak lawan. Akan tetapi,
jika pemain lawan dapat tersentuh lagi oleh teman satu kelompoknya
yang tidak tersentuh oleh lawan maka pemain yang telah gugur tersebut dapat
bermain kembali. Jika salah satu anggota kelompok lawan berhasil
menyentuh/memegang beteng kelompok lain, berarti kelompok tersebut menang.
Ketika memegang beteng lawan, pemain tersebut harus menyebut atau berteriak
“Beteng 1” sebagai pertanda bahwa ia berhasil. Oleh karenanya, kelompok yang
terpegang betengnya mendapat hukuman dari kelompok lawan. misalnya di hukum
semua kelompok yang kalah di suruh menyanyi lagu apa terserah dari pihak lawan.
(Prana, 2010:9)

6. Permainan Hadang atau sering disebut dengan Gobag Sodor


Lapangan dan peralatan
Bentuk: area permainan persegi panjang
Ukuran: panjang 15 m dan lebar 9 m disesuaikan dengan keadaan sekolah.
Garis: Garis-garis dapat dibuat dengan kapur, atau tali yang tidak membahayakan pemain
hadang. Garis pembagi lapangan permainan menjadi 2 bagian memanjang disebut garis tengah.
Lapangan permainan ditandai dengan garis selebar 5 m.
Permainan: Permainan terdiri dari dua regu masing-masing lima orang dan disesuaikan juga
dengan jumlah siswa, regu putra dan regu putri. Jalannya permainan :
1) Sebelum permainan dimulai diadakan undian, yang kalah sebagai penjaga dan yang
menang sebagai penyerang.
2) Regu penjaga menempati garisnya masing-masing dengan kedua kaki berada diatas garis,
sedangkan regu penyerang siap untuk masuk.
3) Permainan dimulai setelah ada tanda aba-aba atau peluit dari guru.
4) Penyerang berusaha melewati garis depan dengan menghindari tangkapan atau sentuhan
pihak penjaga.
5) Penjaga berusaha menyentuh penyerang dengan tangan dalam posisi kedua kaki berpijak
di atas garis atau salah satu kaki berpijak di atas garis, sedangkan kaki yang satu melayang.
6) Apabila kedua kaki keluar dari garis samping lapangan dan pemain disentuh oleh penjaga
maka dinyatakan salah atau mati.
7) Setiap pemain yang telah berhasil melewati seluruh garis dari garis depan sampai dengan
garis belakang dan garis belakang sampai dengan garis depan lagi maka dilanjutkan dengan
tukar posisi yang tadinya menjadi penyerang berganti menjadi penjaga.
14

8) Pemenang ditentukan berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh selama permainan


berlangsung.
Permainan hadang atau gobag sodor ini sangat mudah untuk dimainkan dan mengandung
unsur-unsur yang positif bagi pelakunya. Unsur-unsur itu diantaranya adalah : ketangkasan,
kekuatan, kelincahan, kerjasama, daya
tahan, reaksi yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani. (Soemitro,
1992:173)
7. Lompat Tali
Umur pemain: 8-13 tahun
Pemain: jumlah pemain tidak terbatas baik dilakukan anak laki-laki maupun perempuan.
Waktu: pagi, siang hari
Tempat: lapangan/ halaman/tempat yang datar

Gambar 2.8 Lompat tali


Aturan permainan: melompat dengan menggunakan
tali Cara bermain:
1. Setiap siswa diberikan satu tali untuk satu siswa kurang lebih panjangnya 2
meter. Apabila tidak cukup bisa di buat beregu.
2. Ujung tali pertama dipegang tangan kanan dan ujung satunya dipegang oleh tangan
kiri. Kemudian tali diputar diatas kepala dari depan kebelakang, atau dari bekang
kedepan. Pada saat tali menyentuh tanah atau lantai didepan dan melompatlah
dengan satu kaki dan turun dengan kaki lainnya.
3. Pada saat memutar tali tangan harus berada di samping luar dan tidak diatas pundak.
Untuk pertama latihan lompatan dilakukan dengan gerakan sederhana baru dapat
meningkat kepada yang lebih kompleks, misalnya dua putaran tali satu lompatan
dan sebagainya. Unsur-unsur penjas : melatih keterampilan melompat, meloncat
dan koordinasi tangan dan kaki. (Soetoto Poenjopoetro, 2002:4.22)
4. Atau dapat dilakukan dua orang di sisi kanan dan kiri memegangi tali karet. Pemain
yang lain harus meloncatinya. Tinggi karet mulai dari semata kaki, kemudian naik
selutut, lalu sepaha kemudian sepinggang. Pada ketinggian tersebut, setiap
pemain
15

harus mampu meloncatinya tanpa menyentuh tali karet. Selanjutnya adalah setinggi
dada, dagu, telinga, ubun-ubun, tangan yang diangkat keatas tanpa berjinjit,
kemudian sambil berjinjit. Pemain yang melewati ketinggian tersebut asalkan tidak
menggunakan alat bantu. Bila pemain tidak berhasil melompati karet dengan benar,
5. maka ia tukar posisi menjadi pemegang karet. (Husna, 2009:11)

8. Jajangkungan

Permainan Jajangkungan dimainkan dengan sepasang tongkat atau galah, yang terbuat dari
kayu atau bambu. Tumpuan untuk pijakan kaki dibuat pada ketinggian 30 – 60 cm dari ujung
bawah tongkat. Beberapa orang pemain dapat serentak memainkannya bersama-sama.
Permainan ini biasa digabungkan dengan jenis permainan lain, seperti adu lari atau sepak bola.
Ada kalanya, penilaian hanya pada adu ketahanan berjalan di atas jajangkungan sambil saling
menendang kaki jajangkungan lawan bermain. Pemain yang terjatuh dinyatakan kalah.

9. Paciwit-ciwit Lutung
16

Permainan ini dilakukan oleh 3-4 orang anak, baik anak perempuan maupun lelaki. Setiap
pemain berusaha saling mendahului mencubit (nyiwit) punggung tangan di urutan teratas sambil
melantunkan kawih (nyanyian): Paciwit-ciwit lutung, Si Lutung pindah ka tungtung, Paciwit-
ciwit lutung, Si Lutung pindah ka tungtung. Pada umumnya, tidak ada pihak yang dinyatakan
menang atau kalah. Jadi, jenis permainan ini semata-mata dilakukan hanya untuk bersenang-
senang dan mengisi waktu pada malam terang bulan.

10. Gatrik

Permainan dimainkan oleh dua orang atau dua regu yang beranggotakan beberapa orang. Alat
yang dimainkan adalah tongkat pemukul terbuat dari kayu dan potongan kayu sepanjang
seperempat tongkat pemukul, yang biasa disebut “anak gatrik”. Anak gatrik diletakkan di lubang
miring dan sempit dengan setengah panjangnya menyembul di permukaan tanah. Ujung anak
gatrik dipukul dengan tongkat pemukul. Anak gatrik kembali dipukul sejauh-jauhnya ketika
terlontar ke udara. Bila anak gatrik tertangkap lawan, pemain dinyatakan kalah. Bila tidak
tertangkap, jarak antara lubang dan tempat jatuhnya dihitung untukmenentukan pemenangnya.

11. Oray-orayan
17

Permainan ini dimainkan beberapa anak perempuan maupun lelaki di lapangan terbuka. Para
pemain saling memegang ujung baju bagian belakang teman didepannya untuk membentuk
barisan panjang. Pemain terdepan berusaha menangkap pemain yang paling belakang yang
akan menghindar, sehingga barisan bergerak-meliuk-liuk seperti ular, tetapi barisan itu tidak
boleh terputus. Sambil bermain, pemain melantunkan kawih. Oray-orayan luar leor ka sawah
…, Tong ka sawah parena keur sedeng beukah Oray-orayan luar leor ka kebon …, Tong ka
kebon aya barudak keur ngangon.

12. Sondah

Permainan ini pada umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Pola gambar berbentuk
kotak- kotak berpalang dibuat di tanah. Setiap pemain memegang sepotong pecahan genteng
atau batu pipih, yang kemudian dilemparkan ke dalam kotak permainan. Pemain melompat-
Iompat dari kotak ke kotak berikutnya. Kotak yang berisi pecahan genting tidak boleh diinjak.
Pemain dinyatakan kalah jika menginjak garis kotak atau bagian luar kotak. Pemain pertama
disebut mi-hiji, kedua mi-dua, ketiga mi-tilu, dan seterusnya. Itulah yang merupakan sebagian
permainan dari sekian banyak permainan yang ada tempo dulu, yang sekarang tidak
kelihatan.
18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Olah raga diyakini sebagai upaya peningkatan kebugaran jasmani dan meningkatkan
derajat kesehatan sehingga pengembangan olahraga tidak saja pada pencapaian secara prestasi
tetapi olahraga juga harus dikembangkan dan ditingkatkan sebagai suatu gaya hidup seluruh
lapisan masyarakat. Melalui bidang olahraga rekreasi yang memanfaat kan lahan sekitar
diharapkan dapat mencapai gaya hidup sehat dan bugar bagi masyarakat sekitar dan dan
rekreasi yang bermanfaat bagi kesehatan.
B. Saran
Jadikanlah lingkungan disekitar kita sebagai lahan olahraga yang tepat karena aktivitas
olahraga rekreasi dan olah raga Tadisional sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari
demi kesahatan jiwa dan raga. Selagi sehat kita bisa melakukan aktifitas apa saja, tapi jika sakit
tentu akan susah melakukan semua aktifitas tersebut. Karena itu, jangan pernah lupa
berolahraga. Pola hidup yang buruk harus kita rubah supaya dapat menjalani hidup yang sehat.
Kita dapat memulai hidup sehat dengan mendisiplinkan diri sendiri untuk aktif berolahraga,
lalu mengajak orang lain agar rajin berolahraga dan menjalani pola hidup sehat.

19
Daftar Pustaka

http://imadiklus.com/makalah-pendidikan-jasmani-dan-rekreasi-pls-unesa/

http://lib.unnes.ac.id/18231/1/6102409043.pdf

http://kipsaint.com/isi/mengenang-permainananak-

tempo-doeloe.html

http://journal.fsrd.itb.ac.id/jurnal-desain/pdf_dir/issue_3_5_9_4.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/2063/2/2TA11990.pdf

Herman Subarjah. 2008. Permainan Kecil di sekolah dasar. Jakarta: Universitas

Terbuka.Husna. 2009. 100+ Permainan Tradisional Indonesia untuk

Kreativitas, Ketangkasan, dan Keakraban. Yogyakarta: ANDI

Yogyakarta.

Prana. 2010. Permainan Tradisional Jawa. Klaten: PT Intan Pariwara.

Soetoto Pontjopoetro. 2002. Permainan Anak Tradisional dan Aktifitas Ritmik.

Jakarta: Universitas Terbuka.

20

Anda mungkin juga menyukai