Anda di halaman 1dari 38

PROSPOSAL

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRICS SQUAT JUMP

TERHADAP TINGGI LOMPATAN SMASH CLUB BOLA VOLI

BAYER SC DESA G2 DWIJAYA KABUPATEN MUSI RAWAS

TAHUN 2021

Disusun Oleh :
SUDADI
NPM. 6017040

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK

INDONESIA STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU

2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRICS SQUAT JUMP

TERHADAP TINGGI LOMPATAN SMASH CLUB BOLA VOLI

BAYER SC DESA G2 DWIJAYA KABUPATEN MUSI RAWAS

TAHUN 2021

SUDADI
NIM. 6017040

Seminar Penjas ini dibuat untuk memenuhi sebagai persyaratan untuk

menyelesaikan tugas Mata kuliah Seminar Penjas

Disetujui Oleh

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Hengky Remora, M.Pd Rais Firlando, M.Pd


NIDN. 02260790021 NIDN. 0219078702

Mengesahkan
Pembimbing

Wawan Syafutra, M.Pd


NIDN. 0202069201

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penyusunan proposal

dengan berjudul “Pengaruh metode latihan plyometrics squat jump terhadap

tinggi lompatan smash club bola voli bayer sc desa G2 dwijaya kabupaten

Musi Rawas Tahun 2021” dapat saya selesaikan sesuai waktu yang

ditargetkan.

Proposal ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari

berbagai pihak, dan oleh karena itu. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada terutama dosen

pembimbing Wawan syafutra, M.pd yang telah membimbing dan membagi

pengalamannya. Disadari bahwa proposal ini masih belum sempurna. Oleh

sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan dan penyempurnaan. Semoga proposal ini bermanfaat.

Lubuk Linggau 01 Januari 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar belakang masalah ............................................................... 1

B. Ruang lingkup penelitian ............................................................ 4

C. Rumusan masalah ........................................................................ 4

D. Manfaat penelitian ....................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 6

A. Kajian Teori ................................................................................. 6

1. Ide dasar permainan bola voli..................................... 6

2. Teknik bermain bola voli ............................................ 7

3. Pengertian latihan plyometrics.................................... 11

a. Konsep dasar latihan plyometrics ................... 11

b. Pengertian squat jump .................................... 12

4. Open samsh ................................................................ 13

5. Hakikat kondisi fisik................................................... 18

6. program latihan kondisi fisik untuk permainan voli... 19

B. Penelitian relavan ........................................................................ 20

iv
C. Kerngka berfikir .......................................................................... 21

D. Hipotesis ...................................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 22

A. Metode Penelitian ........................................................................ 22

1. Desain penelitian ........................................................ 22

B. Tempat Dan Waktu Penelitan .................................................... 23

1. Tempat Penelitian ........................................................ 23

2. Waktu penelitian .......................................................... 23

C. Populasi Dan Sampel Penelitian ................................................. 23

1. Populasi penelitian ........................................................ 23

2. Sampel penelitian .......................................................... 24

D. Teknik pengolahan data .............................................................. 25

1. Instrumen penelitian ....................................................... 25

2. Tes power vertical jump .................................................. 26

3. Validitas instrumen penelitian ........................................ 29

4. Reliabilitas instrumen penelitian ..................................... 29

E. Indikator Keberhasilan ................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 31

Lampiran ................................................................................................ 32

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan terjemahan dari kata Yunani, Paedagogie.

Berasal dari kata Paris" yang artinya anak dan "again" berarti

membimbing. Jadi paedagogie berarti membimbing yang diberikan kepada

anak, orang yang membimbing disebut "paedagoog". Dalam

perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie diberi makna

bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang

dewasa kepada orang lain yang belum dewasa agar menjadi dewasa, dalam

(Thamrin, 2006: 1).

Pada dasarnya landasan filosofi pendidikan suatu bangsa tergantung

kepada falsafah yang dianut dari masing-masing bangsa itu sendiri. Di

Indonesia, pedoman pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam

Undang-Undang SISDIKNAS atau sistem pendidikan nasional Republik

Indonesia nom or 20 tahun 2003 pada Bab II pasal 3 disebutkan bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sikap kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

1
jawab. Aktivitas jasmani bermain, merupakan bagian pendidikan jasmani.

Oleh sebab itu, tujuan pendidikan jasmani juga merupakan tujuan bermain.

Sedangkan pendidikan jasmani mempunyai tujuan sarna dengan tujuan

pendidikan oleh (Thamrin, 2006:1). Selanjutnya dikatakan, bahwa

pendidikan jasmani bukanlah "education of the body" dan bukan problem

jasmani, akan tetapi merupakan problem kemanusiaan.

Dalam (Thamrin, 2006:4) menyatakan bahwa tujuan pendidikan

jasmani adalah mengembangkan kesegaran jasmai, keterampilan motorik,

pengetahuan, sosial dan keindahan. Kesegaranjasmani menyangkut fisik,

kesegaran organik dan kesegaran motorik. Fisik meliputi proporsi tubuh,

hubungan antar tulang, lemak, otot, tinggi dan berat badan. Kesegaran

organic menyangkut efisiensi peralatan tubuh seperti jantung, paru, hati,

ginjal dan sebagainya. Sedangkan kesegaran motorik berhubungan dengan

kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan kelentukan.

Oleh (Thamrin, 2006:4) memerinci tujuan pendidikan jasmani sebagai

berikut: (a) perkembangan individu, menyangkut efisiensi fisiologis dan

keseimbangan fisik (b) mengatasi lingkungan yang menekankan pada

orientasi spisial dan manipulasi objek (c) interaksi sosial, meliputi:

komunikasi, interaksi antar kelompok dan budaya. Oi samping itu,

pendidikan jasmani juga bertanggung jawab mendidik manusia menjadi

warga negara yang baik, dengan menanamkan "Senseof belonging terhadap

team",loyality, kerjasama selanjutnya diharapkan menjadi warga negara

yang paham akan hak dan kewajibannya oleh (Thamrin, 2006: 4).

2
Dari hasil pengamatan peneliti bahwa club bola voli bayer sc memiliki

sarana dan prasarana olahraga yang cukup baik, khususnya untuk sarana

permainan bola voli. dalam proses penelitian, peneliti menemukan

permasalahan yang di alami oleh para pemain club bayer sc pada saat

latihan berlangsung, dan tanggapan permasalahan ini juga di terima oleh

seorang pelatih nya yaitu Popalri Koto M,Pd. selaku pelatih club bayer sc

desa G2 dwijaya yaitu tentang lompatan mereka yang kurang tinggi dan

smash pun tidak maksimal, karena para pemain pada saat melakukan smash

masih belum bisa melompat lebih tinggi di atas net, terjadinya bola tidak

bisa melesat dengan keras pada saat melakukan smash. Hal tersebut

diindikasikan karena kurang maksimalnya daya ledak otot tungkai saat

melakukan lompatan, akibatnya saat mereka melakukan smash bola

tersangkut di net. Maka dari itu peneliti akan mencoba melaksanakan

metode latihan plyometrics squat jump untuk menambah tinggi lompatan

smash dengan memaksimalkan kekuatan otot tungkai. Namun daya ledak

otot tungkai dapat dilatih dengan metode latihan plyometrics squat jump.

Jadi latihan plyometrics adalah latihan yang mempunyai sasaran

untuk meningkatkan kecepatan dan kekuatan yang sangat di perlukan oleh

seorang pemain bola voli, latihan plyometrics bertujuan untuk

meningkatkan kekuatan daya ledak otot tungkai, apabila latihan ini di

terapkan akan mampu memaksimalkan tinggi lompatan. Seorang pemain

voli akan mudah melakukan smash apabila memiliki tinggi lompatan yang

maksimal dan daya ledak otot tungkai yang baik, dengan di terapkannya

metode latihan plyometrics ini para pemain bayer sc akan lebih baik lagi

3
pada saat melakukan pukulan smas. Dalam jurnal (Yogi arizal: -) latihan

plyometrics sangat bermanfaat untuk permainan sepak bola, bola voli ketika

melompat untuk melakukan samsh dan membendung serangan lawan atau

untuk melompat tinggi saat take off . Maka dari itu peneliti mengambil

metode latihan plyometrics squat jump untuk meningkatkan tinggi lompatan

smash pada club bola voli bayer sc desa G2 dwijaya.

Dari uraian diatas peneliti bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

smash bola voli pada club bayer sc desa G2 dwijaya ini dengan

menggunakan metode latihan plyometrics squat jump. Latihan ini dilakukan

selama 1 minggu dengan 5 kali pertemuan. dengan adanya latihan tersebut

peneliti berharap ada perubahan yang positif pada teknik smash club bola

voli bayer sc desa G2 dwijaya.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Dari latar belakang masalah di atas tidak menutup kemungkinan

timbulnya masalah baru yang semakin meluas, untuk menghindari hal

tersebut perlu diadakan ruang lingkup masalah. Sehingga peneliti

membatasi permasalahan ini menjadi. ‘’Adakah pengaruh metode latihan

plyometrics squat jump terhadap tinggi lompatan smash club bola voli bayer

sc desa G2 dwijaya?’’.

C. Rumusan Masalah

berdasarkan dari latar belakang masalah, dan ruang lingkup penelitian

yang telah di uraikan di atas , maka masalah dalam penelitian ini dapat di

4
rumuskan ‘’Adakah pengaruh metode latihan plyometrics squat jump

terhadap tinggi lompatan smash club bola voli bayer sc desa G2 dwijaya?’’.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

yang berkaitan, yaitu:

1. Bagi Atlit

Dapat mengetahui adanya latihan plyometrisc squat jump, sehingga

atlit diharapkan lebih terpacu seberapa besar pengaruh latihan metode

plyometrisc squat jump terhadap tinggi smash, agar dapat melakukan smash

dengan baik.

2. Bagi Pelatih

Dapat digunakan sebagai gamabaran atau masukan agar dapat

disajikan sebagai pertimbanagan dalam usaha untuk memperbaiki

kemampuan lompatan smash dalam permaianan bola voli. Selain itu

pengaruh kemampuan pelatih dalam menciptakan metode latihan yang

kreatif guna memperbaiki hasil latihan dari atlit dan meningkatkan kinerja

pelatih dalam menjalankan tugas secara profesional.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Teori

1. Ide Dasar Permainan Bola Voli

Ide dasar permainan bolavoli itu adalah memasukan bola kedaerah

lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net. Untuk memenangkan

permaianan dengan cara mematikan bola di daerah lawan. Menvoli artiya

memantulkan bola (memainkan) bola di udara sebelum bola jatuh atau

menyentuh lantai.

Sebagai aturan dasarnya, bola boleh dipantulkan dengan

menggunakan bagian badan (pinggang ke atas). Permainan ini merupakan

permainan beregu (tim), meskipun sekarang sudah dikembangkan menjadi

permainan bola voli dua lawan dua, satu lawan satu yang lebih mengarah

ketujuan rekreasi seperti voli pantai. Sedangkan aturan dasar lainnya sudah

boleh bola di mainkan, dipantulkan dengan temanya secara bergantian

sebanyak tiga kali berturut-turut sebelum bola disebrangkan kedaerah

(lapangan) lawan.

Tujuan awal dari permainan ini adalah untuk mengisi waktu luang

atau sebagai selingan setelah lelah bekerja. Setelah itu berkembang kearah

tujuan-tujuan lain, misalnya untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam

meningkatkan prestasi diri, mengharumkan nama daerah bangsa dan negara.

Di samping itu permainan bola voli juga ditunjukan untuk memelihara dan

meningkatkan kesegaran jasmani/kesehatan. Oleh Erianti (2004:2-3).

6
2. Teknik Bermain Bola Voli

Berdasarkan syarat penguasaan teknik dasar bola voli, maka teknik-

teknik dasar permainan bola voli dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Servis

Service merupakan sajian awal untuk memulai suatu pertandingan

bolavoli, sekaligus sebagai serangan pertama bagi regu yang melakukan

service. Sebagai suatu serangan maka, usahakan service harus masuk ke

lapangan lawan, harus diarahkan ke tempat yang kosong atau pemain yang

memiliki kemampuan passing yang kurang baik. Untuk memperoleh angka

dari service, maka harus dilakukan dengan kecepatan yang tinggi dan

diarahkan ke lapangan yang kosong

Service adalah salah satu teknik dasar yang digunakan untuk memulai

suatu set atau pertandingan, pada awalnya digunakan untuk melayani lawan

untuk melakukan penyerangan tetapi seiring dengan berkembangnya

olahraga bolavoli, service digunakan untuk menyerang lawan, service yang

baik dapat mengacaukan pertahanan lawan dan menyulitkan lawan untuk

melakukan serangan. Service merupakan teknik dasar yang penting dalam

permainan bolavoli, kemampuan service yang baik dapat digunakan untuk

memperoleh point dan mengacaukan posisi bertahan lawan. Hal tersebut

sesuai dalam (Winarno dkk,2013:37) bahwa service dapat bertujuan untuk

langsung meraih angka kemenangan dan menghalang-halangi formasi

penyerangan lawan.

7
Pemain bolavoli harus menguasai teknik dasar service dengan baik

sehingga dalam melakukan service tingkat keberhasilannya tinggi. Menurut

(Winarno dkk, 2013:37) “bahwa suatu pertandingan, sangat penting bagi

pemain untuk melakukan service dengan konsisten, yaitu paling tidak 90%

dari service pemain dapat melewati net ke daerah lawan”. Keefektifan dan

keberhasilan service memberikan keuntungan bagi tim dan sebaliknya

kegagalan service merugikan tim dalam pertandingan, hal ini dikarenakan

peraturan permainan bolavoli berkembang ke arah kompetisi yang lebih

ketat dan lebih menarik, khususnya sistem penilaian sekarang menggunakan

sistem rally point, setiap kesalahan atau kegagalan melakukan service dapat

langsung memberikan nilai kepada tim lawan.

b. Passing

Untuk dapat memainkan bola di udara dalam jangka waktu yang lama

dalam permainan bolavoli, maka pemain tersebut harus terampil melakukan

passing, baik passing atas maupun passing bawah. Keterampilan melakukan

passing dengan baik merupakan modal utama dalam bermain bolavoli.

Passing merupakan teknik dasar yang paling sering frekuensinya digunakan

dalam permainan bolavoli. Sehingga teknik passing ini benar-benar harus

dikuasai oleh setiap pemain.

Passing berarti mengumpan atau mengoper bola kepada kawan satu

regu. Menurut (Winarno dkk, 2013:76) passing adalah usaha atau upaya

pemain bolavoli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang

bertujuan adalah untuk mengoper bola yang dimainkannya kepada teman

8
pada seregu untuk dimainkan di lapangan sendiri. Menurut (Winarno dkk,

2013:77) menyatakan terminologi passing adalah sentuhan pertama dari

sebuah tim setelah bola melewati net yang berasal dari service atau

serangan. Dalam (Winarno dkk, 2013:77) berpendapat bahwa passing

adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan

suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun serangan

kepada lawan. Terdapat dua macam passing yaitu passing atas dan passing

bawah. Bagian berikut ini akan dikemukakan teknik melakukan passing,

baik passing bawah maupun passing atas.

c. Blocking

Dalam olahraga Bolavoli, salah satu teknik dasar yang dikenal adalah

block. Teknik ini muncul pada saat lawan melakukan smash dan pemain

yang bertahan meloncat di depan net dan merintangkan tangan untuk

membendung jalannya bola hasil serangan lawan. Bendungan merupakan

pertahanan pertama dari serangan lawan. Pada dasarnya block adalah sebuah

Teknik dengan cara merintangi atau menghalangi musuh ketika sedang

melakukan serangan di depan net dengan cara mengangkat lengan tinggi-

tinggi di atas jaring, pada tempat yang diduganya menjadi arah jalannya

bola dalam (Winarno dkk, 2013:160).

Dalam melakukan block setiap permainan harus memilki koordinasi

baik secara individu maupun dengan rekan satu tim untuk menghasilkan

block yang baik. Block adalah kunci pertahanan dalam permainan bolavoli

karena berada pada garis pertama dalam membendung serangan lawan.

9
Secara umum dapat mengurangi tingkat efektifitas dari sebuah serangan.

Block bisa dilakukan secara tunggal atau berpasangan. Pada perkembangan

bolavoli, memblockir adalah keterampilan kecil. Frekuensi penggunaan

block menjadi yang paling kecil karena pemain penyerang lawan umumnya

tidak selalu konsisten. Seiring berkembangnya waktu maka block menjadi

sangat penting karena bertambahnya variasi serangan lawan dalam

(Winarno dkk,2013:161). Dalam melakukan block setiap pemain harus

memilki koordinasi baik secara individu maupun dengan rekan satu tim

untuk menghasilkan block yang baik.

d. Smash

Teknik smash oleh (Winarno dkk, 2013:116) ‘’Smash adalah pukulan

keras yang biasanya mematikan karena bola sulit diterima atau

dikembalikan.” Spike adalah merupakan bentuk serangan yang paling

banyak digunakan untuk menyerang dalam upaya memperoleh nilai suatu

tim dalam permainan voli. Dalam (Winarno dkk, 2013:116) “Teknik dalam

permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan

efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk

mencapai suatu hasil yang optimal. Dalam (Winarno dkk, 2013:116)

“Smash adalah suatu pukulan yang kuat dimana tangan kontak dengan bola

secara penuh pada bagian atas , sehingga jalannya bola terjal dengan

kecepatan yang tinggi, apabila pukulan bola lebih tinggi berada di atas net ,

maka bola dapat dipukul tajam ke bawah.”

10
3. Pengertian Latihan Plyometrics

Plyometrics adalah ‘’latihan yang di lakukan dengan seengaja untuk

meningkatkan kemampuan atlet, yang merupakan perpaduan latihan

kecepatan dan kekuatan. perpaduan antara kecepatan dan kekuatan

mrupakan perwujutdan dari daya ledak otot. Prinsip metode latihan

plyometrics adalah kondisi otot selalu berkontraksi baik saat memanjang

maupun memendek. Dalam jurnal (Yogi arizal: - 1129).

a. Konsep dasar Latihan Plyometrics

Konsep latihan pliometrik menggunakan regangan awal pada otot

secara cepat sebelum kontraksi eksentrik pada otot yang sama. Radcliffe dan

Farentinos membagi tiga kelompok latihan pliometrik, yaitu: (1) latihan

untuk anggota gerakan bawah (pinggul dan tungkai), (2) latihan untuk

batang tubuh,dan (3) latihan untuk anggota gerak atas.

Shepherd menyatakan bahwa latihan pliometrik adalah didasari pada

pengertian sebuah concentric (memendek) kontraksi otot dengan sangat kuat

di ikuti dengan segera sebuah eccentric (memanjang) kontraksi otot yang

sama. Lebih lanjut dikatakan drill pliometrik dapat dilanjutkan dengan

bentuk-bentuk gerak dan kecepatan sesuai dengan penampilan cabang

olahraganya. Kaki seorang pelari sprinter dalam kontak dengan tanah

membutuhkan 0.084 detik dan saat lari dengan pace sedang membutuhkan

waktu 0.2 detik. Sebuah penelitian di Soviet digambarkan atlet dikondisikan

dapat mencapai lebih singkat yaitu antara 0.037 – 0.067 detik, atau sama

otot kontraksi 1.500 – 3.500kg (Shepherd, 2006).

11
Bentuk-bentuk latihan pliometrik begitu beragam diantaranya adalah

dengan menggunakan satu kaki atau dua kaki sebagai tumpuan seperti

dibawahini;

Gambar 1. Latihan pliometrik dengan One-legged reactive jumps overboxes.

dan reactive jump from a high box. menggunakan 2 kaki.

Istilah dalam latihan pliometrik ada berbagai macam dan bervariasi,

tetapi ada dua faktor yang terpenting yaitu; 1) bersambung elatisitas

komponen otot, dimana termasuk di antara tendon dan karakteristik

jembatan silang pada actindan myosin yang memutupi serabut otot; dan 2)

sensor dalam otot spindle (prioceptors) dalam peranannya saat sebelum

terjadi regangan otot dan masukan sensory dihubungkan ke peregangan otot

cepat untuk bergerak yaitu disebut ‘ strech reflex ‘.

b. Pengertian Squat Jump

Dalam jurnal (Bambang Syamsudar: 2020: 23) mengatakan bahwa

squat jump merupakan bentuk latihan untuk melatih dan meningkatkan

komponen daya tahan kekuatan otot tungkai. Kondisi fisik sangat penting

untuk mendukung pergerakan seorang pemain.

12
Sedangkan dalam jurnal (Yogi arizal: -) menyatakan bahwa latihan

squat jump adalah semacam bentuk olahraga dengan cara kedua tangan di

kaitkan di belakang kepala, kemudian meloncat jongkok berdiri. squat jam

sebenarnya dilakukan dalam konteks olahraga. Latihan ini di lakukan di

daerah permukaan yang datar, atau permukaan semi-diam. Latihan dasar ini

mengembangkan kekuasaan di kaki dan pinggul dan berlaku pada banyak

olahraga. Terutama penekanannya pada pencapaian maksimum tinggi

dengan setiap usaha yang di lakukan. posisi awal, sikap tegak santai dengan

posisi kaki di buka sekitar selebar bahu. jalin jari dan tepatkan pada telapak

tangan bagian belakang. Ini akan meyakinkan untuk melompat dan

mendarat di awal tahapan progresif. Terakhir postur nya harus bagus dan

jelas, kamu bisa menggunakan blok dengan lengan dan bahu.

gambar 2. gerakan squat jump. sumber: wpengine.netdna-


ssl.com/wp-content/uploads/2018/06/Squat-Jump.jpg

4. Open Smash (Smash Normal)

Dalam (Winarno dkk, 2013:119) “Open Smash dilakukan dengan

melakukan pukulan dengan melambungkan bola cukup tinggi yaitu lebih

dari 3 meter dan bolanya dalam keadaan tenang”. Usahakan bola selama

menempuh lintasannya berjarak 20-30 cm dari net. Jarak bola jatuh berada

13
di sekitar daerah yang letaknya sejauh setengah jarak dari yang diukur di

tempat set-uper berdiri sampai kepada titik proyeksi ditempat permulaan

spiker mengambil awalan. Seorang pemain utuk dapat melakukan smash

normal harus memperhatikan proses pelaksanaan smash. Proses melakukan

smash dapat dibagi dalam empat tahap: saat mengambil awalan, saat

melakukan tolakan, saat melakukan pukulan, dan saat melakukan

pendaratan.

Sikap Persiapan: Pemain mengambil sikap siap normal, pada saat

melakukan langkah awalan sampai dengan tolakan ke atas. Pemain

mengambil posisi berjarak 3 meter sampai dengan 4 meter dari net. Dengan

posisi bahu condong ke depan, berat badan bertumpu pada kedua kaki

selama gerak dimulai pada sikap persiapan.

Langkah Awalan: Ambillah langkah-langkah dasar sesuai dengan

kebiasaan masing-masing individu. Smasher melakukan awalan dengan

melangkah pada saat bola mencapai titik tertinggi di atas net. Posisi bahu

kiri selalu lebih dekan dari net dibanding dengan bahu kanan. Yang perlu

diperhatikan smasher adalah berapa ketinggian bola, kecepatan dan

lintasannya, dengan cara memahami situasi bola diharapkan smasher

Langkah kaki kanan lebih panjang dan lebih cepat dibanding dengan

langkah kaki kiri (bagi yang tidak kidal). Posisi kaki sejajar, dengan keki

kiri sedikit agak di depan sebagai persipan melakukan loncatan ke arah

vertikal. Ayunkan kedua lengan ke belakang atas sebatas kemampuan.

Badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada

kaki kiri.

14
Sikap Menolak: Langkah kaki pada saat meangmbil awalan

dilanjutkan dengan menekuk kedua lutut untuk membantu melakukan

tolakan ke atas. Tolakan dimulai dengan tumit dan jari kaki menghentak

lantai dan menagyunkan kedua lengan ke depan saat bersamaan dengan

kedua kaki mendorong ke atas. Tapak kaki, pergelangan kaki, pinggul dan

tubuh digerakkan secara serasi untuk memperoleh gerakan yang sempurna.

Gerakan eksplosif dan loncatan vertikal dilakukan pada saat melakukan

tolakan.

Gambar 1. Tahap awalan dalam smash

Untuk memukul right hand langkahkan kaki kiri ke depan dengan

langkah biasa kemudian diikuti kaki kanan yang panjang, diikuti dengan

segera oleh kaki kiri yang diletakkan samping kaki kanan ( untuk pemukul

left hand sebaliknya). Langkah pada waktu meloncat harus berlangsung

dengan lancar tanpa terputus-putus. Pada waktu meloncat kedua lengan

yang menjulur digerakkan ke atas. Tubuh diteruskan, kaki yang digunakan

untuk meloncat yang memberikan kekuatan pada saat meloncat. Lengan

yang dipakai untuk memukul serta sisi badan diputar sedikit sehingga

menjauhi bola, punggung agak membungkuk dan lengan yang lain tetap

15
dipertahankan setinggi kepala yang berguna untuk mengatur keseimbangan

secara keseluruhan

Gambar 2. Tahap meloncat dalam smash

a. Tahap Saat Memukul Bola

Sikap Pukulan (perkenaan) Bola: Setelah tolakan dilakukan, pada saat

melayang di udara kedua kaki harus lemas tergantung dan tangan kanan

(tangan yang digunakan untuk memukul bola) bagi yang tidaak kidal siap

memukul bola, dengan lengan diangkat sehingga lengan atas tangan kanan

tegak lurus dengan badan. Pada saat lompatan dan raihan tangan telah

mencapai titik tertinggi, maka pukulan bola segera dilakukan. Jarak smasher

dengan bola diperkirakan sejauh jangkauan lengan. Pukulan dilakukan pada

bagian atas tengah bola dengan perkenaan pada telapak tangan, pada saat

melakukan pukulan maka gerakan lecutan pergelangan tangan aktif

menghentak ke depan dengan telapak tangan dan jari-jari menutupi atas bola

diikuti dengan lecutan badan. Usahakan pada saat terjadi sentuhan dengan

bola, lengan dalam posisi sepanjang mungkin. Pukulan smash ini akan lebih

16
sempurna apabila dengan pukulan smash tersebut dapat menimbulkan

putaran bola atas (top spin) dan dengan cepat turun dilantai.

Gambar 3. Tahap memukul bola dalam smash

b. Tahap Mendarat

Sikap Mendarat: Setelah melakukan smash pemain mendarat dengan

dua kaki secara lentur (mengeper). Pada saat mendarat lutut lentur untuk

meredam benturan kaki dengan lantai. Pendaratan dilakukan dengan jari-jari

kaki (telapak kaki bagian depan). Usahakan tempat pendaratan tidak

bergeser jauh dengan tempat pada saat melakukan tolakan. Setelah smasher

berhasil mendarat dengan baik, maka segera mengambil sikap siap normal

untuk bermain

17
Gambar 4. Tahap mendarat dalam smash

Teknik smash digunakan sebagai senjata untuk menyerang dan

mengumpulkan angka dalam permainan bola voli. Mengingat pentingnya

hal tersebut maka pelaksanaan teknik smash dalam pertandingan gharus

efektif. Dalam melakukan smash terdapat bebarapa tahap yaitu awalan, saat

melompat, saat memukul bola, dan saat mendarat.

5. Hakikat Kondisi Fisik

Kondisi berasal dari kata “Condition”(bahasa latin) yang berarti

keadaan. Sedangkan secara definiktif kondisi menurut Jonath/krempel

dalam (Erianti, 2004:110) adalah keadaan fisik dan psikis serta kesiapan

seorang atlet terhadap tuntunan-tuntunan khusus suatu cabang olahraga.

Batasan ini masih bersifat umum dan terluas karena menyangkut aspek fisik

dan psikis. Oleh karena itu perlu kita batasi agar tidak menimbulkan

pemahaman yang berbeda. Untuk itu kondisi yang akan dibicarakan

selanjutnya adalah kondisi dalam arti fisik saja yaitu kondisi fisik.

Dalam (Erianti, 2004:111) “kondisi fisik itu dapat di bedakan atas

pengertian sempit dan luas. Dalam arti sempit kondisi merupakan keadaan

yang meliputi faktor kekuatan, kecepatan, dan dayatahan. Sedangkan dalam

arti luas ketiga faktor di atas di tambah dengan faktor kelentukan

(fleksibilitas) dan koordinasi. Sementara itu dalam (Erianti, 2004:111)

mengatakan bahwa kondisi dalam arti luas mengandung unsur kekuatan,

kecepatan, dayatahan, kelentukan, dan koordinasi kelentukan .

18
Kemudian menurut Rothing dalam (Erianti, 2004:111-112) , yakni:

melihat kondisi hanya sebagai faktor kemampuan prestasi olahraga manusia

yang ditentukan oleh tingkat penguasaan kemampuan dasar motorik daya

tahan, kemampuan, kekuatan, kecepatan, kelentukan, dan keseimbangan.

Dalam (Erianti, 2004:112) kemampuan kondisi terutama ditentukan oleh

proses energi dan kemampuan koordinasi di tentukan oleh proses

pengendalian dan proses pengaturan gerakan.

6. Program Latihan Kondisi Fisik Untuk Permainan Bola Voli

Dalam (Erianti, 2004:136) bahwa dalam program latihan yang teratur,

persiapan fisik di kembangkan dalam suatu urutan yakni sebagai berikut:

a) Pada tahap pertama seorang atlet harus mencapai persiapan fisik

umum

b) Tahap persiapan khusus

c) Tingkat pengembangan kemampuan biomotor yang tinggi.

Dua tahap pertama di lambangkan sebagai tahap persiapan yang di

tujukan untuk membangun kemampuan fisik yang kokoh. Sedangkan tahap

ketiga khusus untuk priode kompetisi, yang sasrannya adalah memelihara

apa yang sudah diperoleh sebelumnya dan menyempurnakan kemampuan-

kemampuan khusus yang diperlukan dalam permainan bolavoli seperti yang

terlihat pada tabel di bawah ini:

19
Tahap perkembangan 1 2 3

Sasaran Persiapan fisik Persiapan fisik Penyempur-

umum khusus Naan fisik

khusus

Tabel: pendekatan berurutan pada pengembangan persiapan fisik daalam

suatu rencana tahunan

Tiga tahap latihan seperti gambar di atas itu juga berlaku bagi

program latihan jangka panjang, khusus nya untuk atlet-atlet yang berlatih

sejak umur muda (9 – 13 tahun). Selama beberapa tahun yang pertama (2 - 4

tahun) di gunakan untuk mengembangkan dasar-dasar yang kuat yaitu

persiapan fisik umu. Kemudian dilanjutkan dengan suatu latihan persiapan

tahap kedua dengan waktu yang lebih pendek (satu tahun) untuk persiapan

fisik khusus. Terakhir baru di lakukan latihan yang memuncak pada tahap

ketiga selama (6 – 8 bulan) yaitu memelihara dan mengembangkan

kemampuan biomotor khusus dalam permainan bolavoli.

B. Penelitian Relavan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini sangat diperlukan

guna mendukung kajian teoritis yang telah digunakan sebagai landasan pada

penyusunan kerangka berpikir, adapun penelitian yang relevan dengan

penelitian ini adalah:

1. Pengaruh Latihan Pliometrik dan Latihan Berbeban Terhadap

Jumping Smash Atlet Bulutangkis UKO UNP. Oleh: Syahriadi (OR

PPs UNP-2012).

20
2. metode latihan Plyometric Squat Jump danHurdle Jump

terhadap keterampilan bermain sepak bola pada Pemain PS UM

Author: Akhmad Dani Setyawan, Mahmud Yunus

Publish Year: 2020

C. Kerangka Berfikir

Dalam olahraga bola voli teknik smash adalah salah satu komponen

yang sangat penting yang harus di kuasai oleh pemain. Untuk melakukan

lompatan smash yang tinggi agar pukulan smash kuat dan cepat di butuhkan

power tungkai yang baik, semakin baik power tungkai yang dimiliki maka

semakin mempermudah untuk melakukan lompatan smash. untuk

mendapatkan kekuatan otot tungkai yang baik di latih dengan latihan

plyometrics squat jump. pada saat melakukan smash memerlukan reaksi dan

kontraksi otot tungkai yang kuat dan cepat. Dengan demikian diduga ada

pengaruh latihan plyometrics squat jump terhadap tinggi lompatan smash.

D. Hipotesis

(Arikunto, 2000:1) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

masalah penelitian yang kebenarannya harus di uji. Hipotesis menyatakan

hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah

keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks.

Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan di atas, maka disusun

hipotesis dalam penelitian ini adalah metode latihan plyometrics terhadap

tinggi lompatan samsh club bayer sc desa G2 dwijaya.

21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Quasi experimental merupakan penelitian exsperimen semu, semakin

tidak terkontrol subjek yang di teliti maka semakin semu penelitian tersebut.

Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan Between Group Design,

variabel bebas pada penelitian ini berupa latihan plyometrics squat jump.

Sedangkan variabel terikat berupa tinggi loncatan pemain bola voli bayer sc

desa G2 dwijaya.

1. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Between

Group Design, desain ini merupakan desain eksperimen di mana peneliti

membandingkan dua kelompok atau lebih. Di dalam desain Between Group

Design, kelompok bisa dibentuk secara random assingment atau

menggunakan kelompok yang sudah ada tanpa melakukan prosedur random

assignment.

Berdasarkan Gambar tersebut, menunjukkan bahwa dalam

prosedur random assignment peneliti dengan sengaja membentuk kelompok

22
secara acak dari sampel yang telah terkumpul. Adapun jika dalam penelitian

ini tidak melakukan prosedur random assignment, maka saya akan langsung

memilih dua dari ketiga kelompok yang tersedia untuk dijadikan

tim treatment A dan tim treatment B.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bola voli desa G2 Dwijaya,

kecamatan Tugumulyo kabupaten Musi Rawas.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada saat kegiatan latihan berlangsung.

Penelitian dilaksanakan selama 1 minggu dengan 5 kali pertemuan yaitu

senin, selasa, rabu, kamis, dan sabtu. Selama kurang lebih 2 jam, dilakukan

sore hari jam, 16.00 sampai dengan selesai di tempet lapangan bola voli

desa G2 Dwijaya.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut suharsimi arikunto (2010: 173) ‘‘mengemukakan bahwa jika

di tinjau dari jumblah nya populasi dapat di kategorikan menjadi dua yaitu:

(1) populasi jumblah terhingga, yaitu populasi yang terdiri atas elemen

dengan jumblah tertentu, dengan artian jumblah nya dapat diketahui. (2)

populasi jumblah tak terhingga, yaitu populasi yang terdiri dari elemen yang

sukar sekali di cari batasan jumblah nya.

23
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah populasi yang

jumblah nya terhingga atau secara pasti jumblah nya dapat diketahui.

Populasi dalam penelitian ini adalah pemain club bola voli bayer sc desa G2

dwijaya. yang berjumblah 12 orang pemain putra beserta dengan pemain

cadangan.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel penelitian ini dengan prosedur random

assigment peneliti dengan sengaja membentuk kelompok secara acak dari

populasi yang telah terkumpul. Adapun jika dalam penelitian ini tidak

melakukan prosedur random assigment, maka peneliti akan langsung

membagi 2 kelompok dari populasi yang tersedia untuk di jadikan tim

treatment A dan tim treatment B.

Oleh karena itu jumblah sampel yang ditentukan sebanyak 50% atau

seluruh populasi di bagi menjadi dua, yaitu 6 orang tim A dan 6 orang

menjadi tim B. jadi sampel penelitian ini sebanyak 12 orang dengan rincian

sebagai berikut:

Tabel 1.1
Sampel penelitian
Tim Jumblah Sampel

A 6

B 6

Jumblah 12

24
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemain club bola voli

bayer sc desa G2 dwijaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Jenis kelamin laki-laki

2. Aktif dalam mengikuti latihan

3. Pernah mengikuti liga open kabupaten musi rawas

4. Usia 17-28 Tahun

tabel 1.2 ordinal pairing


Klompok A Klompok B
(Kelompok penelitian) (Kelompok Peneitian)
1 2
4 3
5 6
8 7
9 10
12 11

D. Teknik Pengumpulan Data

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes power

vertikal jump. data yang akan di kumpulkan dalam penelitian ini yaitu data

pretest dan posstest vertikal jump untuk mengukur power tungkai dalam

jumping smas, di lakukan sebelum sampel di berikan perlakuan (treatment),

dan data post test setelah sampel di berikan perlakuan (treatment).

1. Instrumen Penelitian

Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur

penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam melaksananakan

25
penelitian, dalam penelitian ini instrumen yang digunakan merupakan tes

yang berupa tes vertical jump merupakan tes yang digunakan untuk

mengukur tinggi loncatan seseorang dengan cara meloncat vertcal. Didalam

dunia olahraga kita dengan sering mendengar kata power (Daya Ledak).

Power merupakan kemampuan tubuh yang memungkinkan otot atau

sekelompok otot untuk bekerja secara eksplosif. Di olahraga power

komponen ketrampilan yang penting. Terdapat cara mengukur keterampilan

power terhadap testi salah satunya vertikal jump. Menurut (Aris Fajar

Pambudi)

2. Tes power Vertical Jump

Tujuan vertikal jump mengetahui kekuatan elastis otot tungkai atau

kemampuan otot-otot tungkai untuk menggunakan kekuatan maksimal

power yang dimiliki.

a. Alat Dan Fasilitas Yang Digunakan

1. Papan Meter Jump

2. Kapur Halus

3. Pembersih

4. Dinding Dan Lantai Rata

b. Pelaksanaan

Posisi 1 : Tungkai menekuk dengan sudut pada lutut kira-kira 110 derajat,

berdiri dengan ujung kaki, tegak lurus dan tegakkan tangan lurus keatas

(bisa satu tangan) dimana ujung tangan diberi kapur untuk penanda hasil

raihan. Ukur tinggi raihan pada posisi satu ini.

26
Posisi 2 : Berdiri tungkai, dan tangan tegak lurus keatas, alas dengan ujung

kaki (jinjit) ukur hasil raihan. Ukuran tinggi raihan sebagai sebagai posisi

2.

Posisi 3 : Dari posisi 1 meraihkan tangan pada dinding/papan setelah

meloncat dengan power penuh ukur hasil raihan. Tinggi raihan sebagai

posisi 3.

gambar 1. gerakan tes vertikal jump sumber :


uploads/2014/03/vertical-jump-test.jpg

c. Perhitungan

• setelah melakukan ke 3 data hasil raihan diukur. hitunglah

besar nya h1 dan h2 dalam satuan meter. kemudian masukan

ke dalam rumus dan hitung hasilnnya g (gravitasi 9,8

meter/perdetik. dimana satu HP 9 horse power) = 76 kg m.

detik

• Untuk mengukur besarnya h1 adalah raihan posisi 2 dikurangi

raihan posisi 1

• Untuk mengukur besarnya h2 adalah raihan posisi 3 di kurangi

raihan posisi 2

27
• Normal power untuk laki-laki antara 2-2,5 HP.

d. Rumus

Power (Horse Power) 76 kg m/dt Power = BB * (h1 + h2) * 5(g*h2/2) = -

-------Kg m/dt

Contoh: Budi umur 15 tahun, Laki-laki, TB = 162 cm BB = 56 kg Posisi 1 =

195 cm; Posisi 2 = 205 cm; Posisi 3 = 235 cm h1 (h2-h1) =10 cm = 0.1 m

h2 (h3-h2) = 30 cm = 0.3 m BB * (h1 + h2) * 5(g*h2/2) 56* (0,1+0,3) *

5(9,8*0,3/2) = 56* 0.4 * 7.35 = 164,64/76 = 2,16

e. Faktor yang mengakibatkan kesalahan pada saat pengambilan

Terdapat 2 faktor yang mengakibatkan kesalahan. Yaitu:

Testi dan Testor

1. Testi

• Testi tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu

• Testi menggunakan alas kaki/sepatu

• Testi tidak berdiri menyamping pada dinding - Testi melakukan

ayunan pada saat melakukan vertical jump

• Setelah mengukur posisi 1 (raihan posisi 1), bentuk badan pada

posisi 1 ini berubah waktu akan melakukan loncatan, misalnya

dengan adanya gerakan pengayunan tubuh lebih kebawah(rendah)

lagi

2. Testor

28
• Testor tidak memperhitungkan kondisi testi (keadaan sehat atau

sakit)

• Testor tidak menghapus kapur hasil lompatan pertama

• Testor memasang Papan meter jump tidak terpasang dengan tepat.

• Dinding yang digunakan tidak rata

• lantai pijakan tidak rata

• Testor pada saat tes tak memperhitungkan berat dan tinggi badan

testi dan gaya gravitasi bumi (karena mempengaruhi hasil.

3. Validitas Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk pengamambilan data dalam

penelitian ini menggunakan tes power vertical jump di karenakan pada

gerakan power vertical jump hampir sama dengan gerakan jumping smash

pada permainan bola voli. power vertical jump Kekuatan ini digunakan

untuk mengatasi resistensi yang lebih rendah, tetapi dengan percepatan daya

ledak maksimal. Pelaksanaan tes power vertical jump yaitu sampel

melakukan lompatan semaksimal mungkin, kemudian diukur paling tinggi

loncatan pada jari tangan yang menyentuh papan/dinding paling atas,

sampel melakukan 2 kali lompatan, kemudian di ambil yang terbaik.

4. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Saifuddin Azwar (2001: 6) mengemukakan bahwa ‘’reabilitas adalah

menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data jika instrumen

tersebut sudah baik’’.

29
E. Indikator Keberhasilan

Dari hipotesis terdapat pengaruh yang signifikan antara metode latihan

plyometrics squat jump terhadap tinggi lompatan samsh bola voli. hal ini

dapat dilihat dari rata-rata tinggi lompatan smsash dalam 5 kali smash tiap

pelaksanaan melalui data tes awal (pre-test) dan data tes akhir (pro-test).

Peningkatan rata-rata jumping smash dalam 5 kali smash tiap pelaksanaan

dengan latihan plyometrics squat jump, awal nya 3.35 meningkat menjadi

6,4 (meningkat 3 point).

30
DAFTAR PUSTAKA

M, Husni T. (2006). Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Jurusan


Pendidikan Olahraga. Fakultas Ilmu Keolahragaan Uny.
Erianti. (2004). Buku Ajar Bola Voli. Padang: Sukabina Press.
Winarno, Agus T, Imam S, Dona S. (2013). Teknik Dasar Bermain Bola
Voli. Jurusan Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNP.
Hermansyah, A. G. P. (2018). Peningkatan Ketepatan Smash Bola Voli
Dengan Metode Target Games Pada Siswa Kelas XI SMA Darul
Hikmah Thn Ajaran 2017-2018. Pendidikan Olahraga Dan
Kesehatan, Fpok Ikip Mataram.
Yonex, F.W. (2013). Pengaruh Bermain Lempar Shuttelecock Terhadap
Kemampuan Smash Siswa Putra Usia 11-15 Tahun Di Sekolah
Bulutangkis Garuda Jaya Purworejo. Fakultas Ilmu Keolahragaan,
UNY. Skripsi.
Aditya, Kementrian Kesehatan Ri, Politeknik Kesehatan Surakarta. (2014).
Hipotesis Penelitian.
Sandu, S. & Ali S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Dewi, S. (2018) Tes Dan Pengukuran. Jawa Barat: Upi Sumedang Press.

31
Lampiran

Dokumentasi

1. Pelaksanaan Tes Vertical Jump

2. Hasil Jumping Smash

32
3. Bersama Tim Dan Pelatih Bayer Sc Desa G2 Dwijaya

33

Anda mungkin juga menyukai