Anda di halaman 1dari 38

SIKAP FAIR PLAY DALAM EKSTRAKURIKULER FUTSAL

PROPOSAL

Diajukan Untuk Mengikuti Seminar Proposal Dalam Penelitian Proposal Sebagai


dari Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh :

AYI SOPANDI

17520078

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


PASUNDAN CIMAHI

2021
Lembar Pengesahan

KOMISI PROPOSAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


KESEHATAN DAN REKREASI
DISAHKAN OLEH KOMISI PROPOSAL

Dosen Wali Akademik Dosen Penelitian

Yopi Meirizal M.Pd Sriningsih, M.Pd


NIDN. 0412058303 NIDN. 0405098801

Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga
Prodi PJKR

Vicky Ahmad Karisman, M.Pd


NIDN. 0425058802

Nama : Ayi Soapandi

NPM : 17520078

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas kasih dan rahmat-Nya

sehingga penyusunan proposal penelitian dengan judul “Sikap Fair Play Dalam

Ekstrakurikuler Futsal” dapat diselesaikan dengan lancar. Selesainya

penyusunan proposal penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya

kepada Orang tua, Dosen penelitian dan rekan-rekan sekelas.

Disadari bahwa proposal ini masih sangat jauh dari sempurna, baik

penyusunannya maupun penyajiannya disebabkan oleh keterbatasan pengalaman

dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, segala bentuk masukan

yang membangun sangat diharapkan baik itu dari segi metodologi maupun teori

yang digunakan untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga tugas akhir ini dapat

bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Cimahi, Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN............................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................i

ABSTRAK ...................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR....................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang ..................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ..........................................................................2

C. Rumusan Masalah..............................................................................2

D. Batasan Penelitian .............................................................................2

1. Variabel Penelitian.......................................................................2

2. Metode Penelitian .......................................................................3

3. Populasi, Sampling dan Sampel...................................................3

4. Instrumen Penelitian ...................................................................3

5. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................3

iii
E. Tujuan Penelitian...............................................................................3

F. Manfaat penelitian.............................................................................3

BAB II KAJIAN TEORITIS.......................................................................4

A. Kajian Teoritis...................................................................................4

1. Olahraga .......................................................................................4

2. Ekstrakurikuler..............................................................................5

3. Futsal.............................................................................................5

4. Sikap .............................................................................................7

5. Fair Play........................................................................................7

6. Akar Dari Fair Play.......................................................................9

7. Tujuan Fair Play............................................................................10

8. Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Fair Play.............................11

9. Tanggung Jawab Pemain dan Atlet Terhadap Fair Play...............12

B. Penelitian Relevan.............................................................................13

C. Kerangka Berfikir..............................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................17

A. Metode Penelitian..............................................................................17

B. Populasi, Sampling, Sampel..............................................................18

1. Populasi.........................................................................................18

2. Sampling........................................................................................18

3. Sampel ..........................................................................................18

C. Instrument Penelitian.........................................................................19

iv
1. Definisi Konsepsual...............................................................19

2. Definisi operasional...............................................................20

3. Kisi-kisi instrument................................................................20

4. Uji Validitas dan Reliabilitas.................................................22

D. Prosedur Penelitian............................................................................24

E. Analisis Data......................................................................................25

Daftar Pustaka.............................................................................................26

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Relevan.........................................................................13

Table 3.1 Kisi-kisi Angket Penelitian............................................................21

Table 3.2 Penskoran Nilai Pernyataan Angket..............................................22

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Olahraga Futsal..........................................................................6

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia olahraga terutama di sebuah pertandingan kita tidak luput dari
yang Namanya kata fair play, fair play di sebuah pertandingan olahraga sangatlah
penting untuk memperlancar jalannya pertandingan tersebut agar bisa terlaksana
dengan baik, oleh sebab itu pemain harus tau apa itu fair play.Dengan adanya fair
play maka akan tercipta sportivitas di setiap pemain pada saat bertanding,
sportivitas akan menciptakan persaingan yang positif tanpa maerugikan pihak
lain.
Setiap pertandingan pasti seorang pemain ingin selalu menang tetapi
dalam memenangkan pertandingan harus sesuai dengan peraturan yang telah
diterapkan jangan sampai ingin memenangkan pertandingan dengan cara apapun
walaupun itu salah seperti mencederai pemain lawan.
Peran pelatih sangat dibutuhkan pada saat melatih utnuk bisa menerapkan
sikap fair play dilapangan dan bukan hanya pada saat Latihan tetapi paling
penting pada saat mengikuti pertandingan seorang pemain bisa menjalankan
permainan tanpa melanggar peraturan yang bisa merugikan tim.
Persoalan yang menonjol dewasa ini yaitu penerapan fair play sebagai
nilai penting dalam bidang olahraga terutama di ekstrakurikuler futsal siswa
menengah atas yang masih belum tau bagaimana menjalankan pertandingan yang
baik. Banyak tantangan yang muncul dalam aneka prilaku pemain,pelatih,wasit
bahkan pendukung (suporter). Yang paling menonjol saat ini banyak upaya untuk
memperoleh kemenangan yang disertai dengan uapaya yang bukan mengandalkan
keunggulan bermain dan keahlian. Yang dilakukan dilapangan adalah gejala yang
menyebabkan kekerasan dalam olahraga dan kecendrungan dalam memaksakan
kehendak untuk memenangkan pertandingan seperti mencampuri keputusan
wasit,antar pemain saling mencederai, dan bahkan ada yang sampai menyuap
wasit agar wasit memihak kepada timnya.

1
Sampai sekarang pun masih ada saja pemain yang belum mengerti dan
tidak menjalankan fair play dengan baik apalagi di futsal Siswa Menengah Atas,
bahkan

2
2

yang belum mengerti pun tentang fair play masih ada walau pun dia seorang
pemain futsal.
Seorang pelatih harus bisa menerapkan sikap fair play kepada pemain dan
bukan hanya menerpakan tetapi juga harus bisa mencontohkan bagaimana dalam
melaksanakan sikap fair pada saat bertanding dilapangan.
Apabila seorang pelatih bisa menerapkan sikap fair play kepada para
pemainnya kemudian pada saat bertanding pemain bisa menjalankannya dengan
baik maka itu akan menjadi sebuah penilaian untuk pelatih dan pemain.
Penilaian untuk pelatih dan pemain tidak hanya dilihat dari menang atau
kalahnya pada saat bertanding tetapi dilihat dari bagaimana cara pemain
memenangkan pertandingan tersebut dengan mengandalakan Teknik dan taktik
saja tanpa melakukan hal yang negative, disitu peran pelatih yang mengerti
bagaimana menjalankan permainan dengan fair sangatlah dibutuhkan untuk dapat
mendidik para pemainnya.
Dengan adanya uraian latar belakang di atas saya tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “SIKAP FAIR PLAY DALAM
EKSTRAKURIKULER FUTSAL”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman para pemain terhadap apa itu fair play
2. Selalu ada pemain yang ingin menang dengan cara yang tidak baik

C. Rumusan Masalah
Seberapa besar pemahaman para pemain terhadap sikap fair play?

D. Batasan Penelitian
1. Variabel Penelitian
Pentingnya penerapan sikap fair play para pemain pada saat bertanding
futsal.
3

2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan pendekatan
survey.
3. Populasi, Sampling dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Plus Babussalam Yang
mengikuti ekstrakurikuler futsal yang berjumlah 20 orang.sampel yang
digunakan dalam penelitian ini semua siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
futsal melalui teknik sampling jenuh.
4. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
angket melalui google form.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : 1 Februari 2021 s/d 1 Maret 2021
Tempat : SMA PLUS BABUSSALAM

E. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui apakah tingkat pemahaman sikap fair play di
ekstrakurikuler futsal sma sudah baik terutama di SMA Plus Babussalam
2. Ingin mengetahui seberapa penting sikap fair play di olahraga futsal

F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan
pemikiran yang mempunyai manfaat terutama bagi peneliti khususnya cabang
olahraga futsal dalam menerapkan dan melaksanakan sikap fair play di
olahraga futsal.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis
1. Olahraga
Olahraga adalah kegiatan manusia yang wajar sesuai dengan kodrat Illahi
untuk mengembangkan dan membina potensi-potensi fisik, mental dan rohaniah
manusia demi kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi dan masyarakat. Yang
bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi,
kualitas manusia, menanamkam nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin,
mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh
ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa.
Olahraga dengan segala aspek dan dimensi kegiatannya, lebih-lebih yang
mengandung unsur pertandingan atau kompetisi, harus disertai dengan sikap dan
perilaku yang didasarkan pada kesadaran moral. Sikap itu menyatakan kesiapan
untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan peraturan. Bahkan, kesiapan itu tidak
hanya loyal terhadap ketentuan yang tersirat, tetapi juga kesanggupan untuk
membaca dan memutuskan pertimbangan berdasarkan kata hati. Kepatutan
tindakan itu diterangi oleh sinar yang bersumber dari batiniah.
Olahraga merupakan sebuah cerminan dan sekaligus menjadi wahana
bagipelumatan nilai-nilai sosial; ia mencerminkan potensi dan keterbatasan
masyarakat sekaligus. Namun, kepedulian kita adalah semata-mata menelaah
secara kritis tentang potensi olahraga untuk membeberkan konsep dan fakta
bahwa olahraga dan aktivitas jasmani yang berisikan permainan itu merupakan
arena bagi penerapan tindakan moral. Karena itu, penghampiran yang digunakan
dalam makalah ini terutama pendekatan psikologis dan psikologi sosial, serta
penerapan fairplay dalam praktiknya. (Setyawan, 2016)

4
5

2. Ekstrakurikuler
Menurut Subagiyo (2003: 23) ekstra kurikuler merupakan kegiatan yang
dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun
di luar sekolah untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan
dan kemampuan yang telah dimiliki siswa dari berbagai bidang studi. 
Ekstrakurikuler adalah kegiatan non-pelajaran formal yang
dilakukan peserta didik sekolah atau universitas, umumnya di luar jam
belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap
jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan
ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat,
dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini
diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk
merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.

3. Futsal
Menurut Mulyono (2017: 5) futsal adalah salah satu di antara cabang
olahraga yang termaksud bentuk permainan bola besar. Sepak bola berkembang
menjadi alternatif olahraga futsal, karena lebih efesien untuk digunakan lahan sera
ukuran lapangan yang agak lebih kecil. Futsal dimainkan oleh dua tim yang
masing-masing terdiri atas lima pemain, salah satunya adalah kiper, futal
mempunyai karakteristik di antaranya adalah semua pemain aktif berpartisipasi
secara merata dan kapan saja bisa main walaupun dalam keadaan fase bertahan
atau menyerang, eksekusi sangat cepat dengan tingkat presisi yang sangat tinggi
sehingga dapat mengejutkan lawan kemudian melakukan langkah cepat sepanjang
permainan.
Futsal merupakan olahraga beregu yang mempertemukan dua tim didalam
sebuah pertandingan. Futsal sejenis olahraga sepakbola yang lingkupnya
diperkecil, mulai dari ukuran lapangan, diameter bola, ukuran gawang dan juga
jumlah pemainnya. Dalam sebuah tim futsal pelatih adalah orang yang paling
berpengaruh dan bertanggungjawab penuh terhadap kemampuan anak didiknya.
6

Baik mulai kemampuan teknik, taktik, fisik, mental dan yang lebih penting adalah
pemahaman terhadap permainan yang akan dimainkan.
Futsal dimainkan oleh dua tim dengan jumlah pemain masing-masing 5
orang dengan salah satunya bertindak sebagai penjaga gawang, futsal memiliki
durasi 2 x 20 menit pada setiap periode atau babaknya. Dalam buku Futsal Laws
of the Game 2014/2015 disebutkan bahwasanya setiap pertadingan futsal
dimainkan dalam dua babak atau periode dan setiap babak berdurasi 20 menit.
Dalam pertandingan harus dipimpin oleh dua orang wasit yang berhak untuk
memimpin dan menegakkan peraturan permainan sesuai dengan regulasi yang
berlaku. Dalam permainan futsal ada beberapa faktor yang mempengaruhi
jalannya permainan yaitu taktik, teknik, mental, kondisi fisik, psikologi serta
pengetahuan. Sebagai seorang pemain harus memiliki teknik dasar yang baik,
kondisi fisik yang baik dan juga keadaan mental yang baik sehingga mampu
menjalankan taktik dan strategi yang diberikan pelatih dalam sebuah permainan.
Selain itu, seorang pemain harus memiliki sebuah pengetahuan dan pemahaman
yang baik tentang peraturan permainan demi berjalannya sebuah pertandingan
dengan baik. Faktor pemahaman sering kali diabaikan oleh sebagian besar pelatih
apalagi pemain. Salah satunya pemahaman terhadap peraturan permainan futsal.
Hal ini lah yang biasanya memicu terjadinya pelanggaran dan kesalahan saat
bermain.(Keolahragaan et al., 2020)

Gambar 3.1
7

Olahraga Futsal
Sumber : https://www.kajianpustaka.com/2018/06/lapangan-peraturan-dan-
teknik-bermain-futsal.html
7

4. Sikap
Ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli psikologi mengenai
pengertian sikap seperti yang dikemukakan Ahmadi dalam Rizal (2015:13) bahwa
“sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif maupun negatif yang
berhubungan dengan objek psikologi”. Menurut Sarnoff (Sarwono, 2000: 98)
mengidentifikasi „sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react)
secara positif (favorably) atau secara negatif (unfavorably) terhadap objek-objek
tertentu. Sedangkan menurut pandangan Soetarno dalam Rizal (2015:13) bahwa :
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk
bertindak terhadap objek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu
artinya tidak ada sikap tanpa objek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang,
peristiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.

5. Fair Play
Keolahragawanan atau sportivitas adalah nilai etis yang dijunjung sebagai
prinsip bidang olahraga bagi setiap atlet, olahragawan, pengadil dan anggota yang
terlibat dalam bidang olahraga untuk mengacu pada perilaku penghormatan,
pengakuan dan toleransi hak-hak sesama insan olahraga yang menciptakan
persaingan positif tanpa niat merugikan pihak lain atau tanpa berlaku curang, baik
dalam pertandingan ataupun di luar pertandingan.
Istilah lebih populer adalah fair play yang dipopulerkan pertama kali
dalam King John karya William Shakespeare. Fair play (Sustainability) identik
dengan prinsip permainan sepak bola FIFA dengan semboyan "My Game is Fair
Play".
Menurut Amansyah, (2010) fair play merupakan sikap mental yang
menunjukkan martabat ksatria pada olahraga.
Fair play adalah kebesaran hati terhadap lawan yang menimbulkan
perhubungan kemanusian yang akrab dan hangat dan mesra. Fair play merupakan
kesadaran yang selalu melekat, bahwa lawan bertanding adalah kawan bertanding
yang diikat oleh pesaudaraan olahraga. Jadi fair play merupakan sikap mental
yang menunjukkan martabat ksatria pada olahraga. Nilai fair play melandasi
8

pembentukan sikap, dan selanjutnya sikap menjadi landasan perilaku. (Setyawan,


2016)
Menurut Rusli Lutan (2003: 127), fair play adalah kebesaran hati terhadap
lawan yang menimbulkan hubungan kemanusiaan yang akrab, hangat dan mesra.
Fair play merupakan sikap mental yang menunjukan martabat ksatria pada
olahraga, seperti contohnya ketika pertandingan berakhir kedua tim bersalaman
dan berangkulan. Nilai fairplay melandasi pembentukan sikap dan selanjutnya
sikap menjadi landasan perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk berbuat dan
sikap tertuju pada sebuah objek tertentu.
Nilai fair play melandasi pembentukan sikap, dan selanjutnya sikap
menjadi landasan perilaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fair play  adalah 
pemberian kesempatan yang sama untuk menang kepada kedua tim yang
bertanding. Seluruhnya harus menjunjung tinggi peraturan yang berlaku dan tetap
menjaga persahabatan di tengah-tengah besarnya semangat persaingan, oleh
karena itu dalam pandangan masyarakat hal tersebut akan memiliki nilai yang
tinggi.
Olahraga dengan segala aspek dan dimensi kegiatannya, lebih-lebih yang
mengandung unsur pertandingan atau kompetisi, harus disertai sengan sikap dan
prilaku yang didasarkan pada kesadaran moral. Sikap itu menyatakan kesiapan
untuk berbuat dan berprilaku sesuai dengan peraturan. Bahkan, kesiapan itu tidak
hanya loyal terhadap ketentuan yang tersirat, tetapi kesanggupan utuk membaca
dan memutuskan pertimbangan berdasarkan kata hati. Kepatutan tindakan itupun
diterangi oleh sinar yang bersumber dari dunia batiniah. Karena itu dalam urusan
fair play dijumpai makna dalam pernyataan yakni setiap pelaksanaan olahraga
harus ditandai oleh pernyataan yakni setiap pelaksana olahraga harus ditandai oleh
“semangat kebenaran dan kejujuran, dengan tunduk kepada peraturan-peraturan,
baik yang tersurat mapun yang tersirat” (Kampus, 2009)
Sikap fair play sangat penting keberadaannya pada diri peserta didik,
karena dalam aplikasi kehidupan sehari-hari ketika seseorang sedang beraktifitas
entah itu berolahraga ataupun aktivitas dalam kegiatan harian kerapkali terjadi
benturan fisik saat beraktivitas ataupun saat berolahraga di lapangan.
9

fair play  sebenarnya bukan hanya jujur ketika bermain, tapi juga
menghargai peraturan, lawan, teman satu tim, dan penonton. Menghormati
keputusan wasit dan juri, menerima kekalahan dengan sportif dan berjiwa besar,
serta mengenakan kostum futsal dengan rapi dan sesuai peraturan juga merupakan
bagian dari sikap fair play.
Dalam dunia olahraga, fair play dapat diartikan sebagai semangat
olahragawan sejati atau semangat olahragawan ksatria yang dapat pula dimaknai
dengan istilah the finest sportmanship.Seorang olahragawan dapat dikatakan
bertindak secara fair play apabila dia melakukan sesuatu perbuatan terpuji yang
mencakup lebih dari pada sekedar tunduk 100% pada peraturan tertulis.

6. Akar dari Fair Play


Perilaku yang menunjukkan fair play akan diawali dengan kemampuan
untuk sepenuhnya 100% tunduk kepada peraturan- peraturan yang tertulis. Ini
berarti, setiap pihak yang berurusan dengan olahraga , utamanya para atlet atau
olahragawan , mesti paham akan peraturan , dan setelah itu, mesti siap mematuhi
peraturan yang berlaku. Karena itu, persoalan fair play, seperti kasus tindak
kekerasan pada penonton, berawal dari ketidak pahaman terhadap peraturan, dan
ketiadaan sikap loyal untuk menjamin keutuhan permainan. Sikap yang
ditampilkan penonton, seperti kasus pertandingan sepak bola akhir-akhir ini selain
ketidak pahaman dan pemaksaan kehendak, juga diakaibatkan ketidak patuhan
terhadap berbagai ketentuan. Sebagai konsep moral, suatu cetusan, fair play berisi
penghargaan terhadap lawan serta harga diri. Dalam kaitan inilah, antara kedua
belah pihak harus memandang lawannya sebagai mitra. Lawan adalah kawan
bermain. Keseluruhan upaya dan perjuangan itu dilaksanakan dengan bertumpu
pada standart moral yang dihayati masing-masing kedua belah pihak. (Kampus,
2009)
10

7. Tujuan Fair Play


Fair play diperlukan jika semua peserta memiliki kesempatan yang adil
untuk mengejar kemenangan dalam olahraga kompetitif. Bermain fair
mensyaratkan bahwa semua kontestan memahami dan mematuhi tidak hanya
dengan aturan formal permainan tetapi juga semangat kerja sama dan aturan tidak
tertulis bermain yang diperlukan untuk memastikan agar pertandingan berjalan
wajar.
Menurut Rusli Lutan, (2001:115-116) sebagai sebuah konsep yang
abstrak, fair play mempunyai tujuan yang dapat dijabarkan dan dioperasikan
dalam bentuk perilaku yang mencakup beberapa ciri sebagai berikut :
a. Adanya keinginan yang tulus ikhlas agar lawan bertanding mendapatkan
kesempatan yang sama dengan dirinya sendiri. Dalam kaitan ini
olahragawan yang bersangkutan harus mempunyai keinginan seperti :
Menolak untuk berbuat curang, mugkin untuk mendapatkan keuntungan
dari suatu keadaan yang merugikan lawan. Menolak kejadian yang
berkaitan dengan aspek meteril atau fisik, misalnya perlengkapan
bertanding. Bila hal ini dapat dibetulkan atau dikurangi dikarenakan
ketidaklengkapan dan akan berpengaruh terhadap hasil akhir suatu
pertandingan. Berusaha pada diri sendiri untuk mengurangi dorongan
berbuat yang berakibat ketidakadilan yang akan menimpa lawan.
b. Sangat teliti dalam menimba cara-cara untuk mendapatkan kesempatan
seperti: Menolak mengunakan cara-cara, walapun tidak bertentangan
dengan peraturanperaturan yang tidak jelas disebutkan dalam peraturan
sehingga menguntungkan diri sendiri. Sengaja untuk tidak memanfaatkan
keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan peraturanperaturan yang
ketat. Tunduk dan ikhlas kepada keputusan juri atau wasit, meskipun
nyata-nyata merugikan. Menunjukan secara berkelanjutan sikap bersedia
membantu wasit atau juri dalam hal-hal khusus dan berusaha secara
bijaksana agar wasit ataujuri mau membetulkan keputusan yang telah
memberikan keuntungan.
11

8. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Fair Play


Menurut Rusli Lutan (2003:101-105) terkandung empat nilai moral yang
membentuk fair play yaitu :
a. Keadilan
Dalam fair play keadilan merupakan moral yang pertama. Pendapat Rusli
Lutan (2003:101) tentang keadilan itu ada dalam bentuk antara lain: keadilan
distribusi, keadilan prosedurial, keadilan retributif dan keadilan kompensasi.
Keadilan distribusi merupakan keadilan yang mencakup pembagian keuntungan
dan bebas secara relatif. Keadilan prosedurial mencakup persepsi terhadap
prosedur yang dinilai positif atau fair dalam menentukan hasil. Keadilan retributif
adalah keadilan yang mencakup presepsi yang fair sehubungan dengan hukuman
yang dijatuhkan bagi pelanggar hukum dan keadilan kompensasi mencakup
pesepsi mengenai kebaikan atau keuntungan yang diperoleh pada waktu
sebelumnya.
b. Kejujuran
Menurut Frans Magnis Suseno yang dikutip olah Rusli Lutan (2003: 102),
Besikap jujur terhadap orang lain berarti terdapat dua sikap yaitu sikap terbuka
dan fair. Terbuka tidak dimaksudkan bahwa segala pertanyaan orang lain harus
dijawab dengan selengkapnya atau bahwa orang lain berhak untuk mengetahui
segala perasaan dan pikiran kita, melainkan bahwa kita salalu muncul sebagai diri
kita sendiri sesuai dengan keyakinan kita, tidak menyembunyikan wajah kita yang
sebenarnya dan tidak menyesuaikan kepribadian kita dengan harapan orang lain.
c. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab merupakan nilai moral yang sangat penting dalam
olahraga. Tanggung jawab adalah pertanggung jawaban perbuatan sendiri.
Menurut Rusli Lutan (2003:146 - 147), dalam tanggung jawab terkandung :
1. Harga diri (self respect) Hormati diri atau harga diri yang mencakup
kejujuran. Kedermawanan dalam perasaan serta kelakuan penolakan
terhadap kemenangan yang dicapai dengan jalan apapun, kerendahan hati
dalam kemenangan dan ketenangan dalam kekalahan.
12

2. Penghargaan terhadap lawan.Menghormati lawan dengan jalan


mengadakan perlawanan yang semaksimal mungkin merupakan
penghormatan yang tertinggi bagi lawan.
d. Kedamaian
Kedamaian merupakan moral keempat yang dapat mempengaruhi fairplay.
Kedamaian mengandung pengertian tidak akan menganiaya,mencegah,
penganiayaan, menghilangkan penganiayaan dan berbuat baik (Rusli Lutan,
2003:105). Mencegah penganiayaan dalam arti mencegah terjadinya tindakan
kekerasan baik oleh pemain, wasit, maupun penonton yaitu dengan berbuat
baikatau ksatria, tegas dalam bertindak, baik terhadap penonton dan menjaga
kewibawaan pemain.(Fachdialy et al., 2018)

9. Tanggung Jawab Pemain dan Atlet Terhadap Fair Play


Para pemain merupakan barisan terdcpan di antara mereka bertanggung
jawab atas pcngamanan dan pcngcmbangan fair play. Merekalah yang dengan
kclakuan yang diperlihatkan, menghargai kewajiban-kewajiban yang dipikul oleh
mereka, kewajiban-kewajiban terhadap lawan, referee, umpire dan penonton.
a. Harga Diri (self respect)
Hormat diri atau harga diri mcncakup kcjujuran, kedermawanan dalam
perasaaan serta kelakuan penolakan terhadap kemenangan yang dicapai dengan
jalan apapun, kerendahan hati dalam kemenangan, serta ketenangan (penguasaan
diri dalam kekalahan).
b. Penghargaan Terhadap Lawan
Hal ini merupakan inti dari peraturan-peraturan, baik yang tertulis maupun
yang tidak. Kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun lawan bertanding tidak
boleh dianggap sebagai musuh. apalagi musuh yang mengancam. Lawan harus
dipandang sebagai partner yang harus ada untuk kesenangan bermain, yang
membantu kita dengan memberikan persaingan yang bersifat bersaliabat, untuk
memungkinkan kita menaikkan mutu kita sendiri melalui olahraga. Sebab fair
play untuk dapat dirasakan makna dan kepentingannya, harus dipandang dalam
rangka komunikasi dalam arti yang seluas-luasnya antara sesama peserta
13

pertandingan yang (walaupun dalajn olahraga bela diri) bertanding tidak untuk
menghancurkan satu sama Iain, tetapi untuk mengatasi keterbatasannya masing-
masing. Komunikasi demikian itu dalam hal-hal khusus dapat meningkat menjadi
pcrasaan senasib, sehingga baik yang kalah maupun yang menang memperoleh
manfaat dari pertandingan itu. Menghormati lawan dengan jalan mengadakan
perlawanan yang semaksimal mungkin merupakan penghormatan yang tertinggi
bagi lawan. Dalam analisa tingkat akhir justru rasa pertalian yang halus, kompleks
serta berintikan kedermawanan antara sesama petanding inilah yang memberikan
arti yang sebenamya kepada olahraga.(Setyawan, 2016)

B. Penelitian Relevan
Tabel 2.1
Penelitian Relevan

N Nama Judul Tahun Kesimpulan Identitas


o Penulis Jurnal
1 Andika Analisis Tingkat 2020 Hasil Penelitian ini Universitas
Bayu Putro Pemahaman Peraturan menunjukkan Negeri
Permainan Futsal Para bahwasanya Surabaya
Pelatih Futsal Di tingkat pemahaman Vol. 08
Kabupaten Ponorogo pelatih dari total 13 No. 03 ;
pelatih yang mengisi 2020 ; 139-
angket yaitu 146
menunjukkan
persentase sebesar
72,7% yang
tergolong kedalam
kategori “Sangat
Baik”.
2 Rumi Iqbal Produk Model 2019 Hasil penelitian Universitas
Doewes, Pembelajaran Dan adalah dilakukan Sebelas Maret
Islahuzzam Pengembangan pretest rata- rata dapat
14

an Regulasi Fairplay Dan menjawab 22 soal


Nuryadin, Sportif Cabang Futsal dari 50 soal.
Mohamma Di Surakarta Setelah dilakukan
d Furqon edukasi menggunakan
Hidayatulla model karikatur
h, Sapta sebanyak 2
Kunta kalimeningkat dengan
Purnama, rata- rata dapat
Waluyo menjawab 28 soal
pada saat posttest.
Menunjukkan
peningkatan sebanyak
20%, hal ini
menunjukkan
perkembangan dan
peningkatan yang
baik bagi sampel
terhadap pengetahuan
bermain futsal di
Surakarta
3 Fachdialy, Penerapan Permainan 2018 Dari hasil data STKIP
Yandri Tradisional dalam tersebut dapat ditarik Pasundan
Driyana Pembelajaran Penjas kesimpulan bahwa Vol. 4
Firmansah, untuk Pembentukan sikap fairplay siswa No. 2 ; 2018 ;
Hendri Sikap Fair Play Siswa dalam permainan 52-62
Hardiyana tradisional
berdasarkan data hasil
penelitian lebih
dominan pada
kepatuhan pada
peraturan.Berdasarka
15

n hasil pengolahan
data dan analisis data
diperoleh beberapa
temuan untuk
digunakan sebagai
diskusi penemuan
sebagai berikut :
Dalam penerapan
permainan tradisional
sikap fairplay yang
dominan adalah
kepatuhan pada
peraturan dengan
indikator-indikatornya
mengikuti peraturan
dan menghormati
peraturan.

C. Kerangka Berfikir
Menurut Mulyono (2017: 5) futsal adalah salah satu di antara cabang
olahraga yang termaksud bentuk permainan bola besar. Sepak bola berkembang
menjadi alternatif olahraga futsal, karena lebih efesien untuk digunakan lahan
serta ukuran lapangan yang agak lebih kecil. Futsal dimainkan oleh dua tim yang
masing-masing terdiri atas lima pemain, salah satunya adalah kiper, futal
mempunyai karakteristik di antaranya adalah semua pemain aktif berpartisipasi
secara merata dan kapan saja bisa main walaupun dalam keadaan fase bertahan
atau menyerang, eksekusi sangat cepat dengan tingkat presisi yang sangat tinggi
sehingga dapat mengejutkan lawan kemudian melakukan langkah cepat sepanjang
permainan.
16

Berdasarakn kajian teori tersebut, maka dapat dikemukakan, bahwa futsal


merupakan olahraga yang hampir serupa dengan sepak bola, yang
membedakannya adalah luas lapang dan jumlah pemain, tetapi sama-sama
mempertandingkan dua tim. Olahraga futsal sangat banyak peminatnya apalagi
anak SMA yang suka bertanding dengan kelas lain. Bahkan di setiap sekolah dari
SMP sampai SMA sudah ada ekstrakurikulernya sehingga selalu ada turnamen
antar sekolah.
Maka dengan adanya pertandingan antar sekolah maupun kelas sangat
dibutuhkan sikap fair play agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan seperti
beramin curang. Maka bagaimana peran pelatih ekstrakurikuler futsal di SMA
agar semua pemainnya tau akan sangat pentingnya sikap fair plya dan bagaimana
cara menerapkannya ke semua para pemain.
Dengan adanya sikap fair play di suatu pertandingan maka akan tercipta
pertandingna yang damai tanpa ada kekerasan dan hal yang merugikan atau
menguntungkan salah satu tim.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan pendekatan survey. Menurut Van Dalen yang dikutip dalam (Suharsimi,
2002:93) Mengatakan bahwa survei merupakan bagian dari studi deskriptif yang
bertujuan untuk mencari kedudukan (status) fenomena (gejala) dan menentukan
kesamaan status dengan yang sudah ditentukan.(Indricha, 2019)
Menurut Arikunto (2006:12) dengan penelitian kuantitatif, banyak dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian
deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini adalah untuk melihat, meninjau dan
menggambarkan dengan angka tentang objek yang diteliti seperti apa adanya dan
menarik kesimpulan tentang hal tersebut sesuai fenomena yang tampak pada saat
penelitian dilakukan. (Padang & Putra, 2015)
Menurut Sugiyono (2013: 13), metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.(Iii, 2013)

17
18

B. Populasi, Sampling, Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2013: 389) mengartikan populasi sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. (Iii, 2013)
Maka dari pengertian tersebut yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah siswa ekstrakurikuler SMA Plus Babussalam yang berjumlah 20 orang.
Sampel yang di ambil dalam penelitian ini semua siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler.

2. Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik sampling jenuh , artinya pengambilan sampel
menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel karena jumlah populasi
kurang dari 30 orang.

3. Sampel
Menurut Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sehingga sampel merupakan
bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan
yang ada.
Dengan adanya pengertian di atas maka sampel yang digunakan berjumlah
20 orang yang akan diteliti dari siswa ekstrakurikuler futsal SMA Plus
Babussalam.
19

C. Instrument Penelitian
Menurut (Sudarmasto, 2013) instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket yang berisi pernyataan-
pernyataan tentang tingkat fair play.

1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah yang
akan di teliti di dalam penelitian ini agar memudahkan penelitiannya di lapangan.
Oleh karena itu agar lebih memahami dan memudahkan dalam penelitian ini,
maka akan ditentukan beberapa pengertian konseptual yang berhubungan dengan
yang akan di teliti, di antaranya adalah:
a) Fair play adalah kebesaran hati terhadap lawan yang menimbulkan
perhubungan kemanusian yang akrab dan hangat dan mesra. Fair play
merupakan kesadaran yang selalu melekat, bahwa lawan bertanding adalah
kawan bertanding yang diikat oleh pesaudaraan olahraga. Jadi fair play
merupakan sikap mental yang menunjukkan martabat ksatria pada
olahraga. Nilai fair play melandasi pembentukan sikap, dan selanjutnya
sikap menjadi landasan perilaku. (Setyawan, 2016)
b) Menurut Subagiyo (2003: 23) ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah
maupun di luar sekolah untuk lebih memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki siswa dari
berbagai bidang studi. 
c) Menurut Mulyono (2017: 5) futsal adalah salah satu di antara cabang
olahraga yang termaksud bentuk permainan bola besar. Sepak bola
berkembang menjadi alternatif olahraga futsal, karena lebih efesien untuk
digunakan lahan sera ukuran lapangan yang agak lebih kecil. Futsal
dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri atas lima pemain,
20

salah satunya adalah kiper, futal mempunyai karakteristik di antaranya


adalah semua pemain aktif berpartisipasi secara merata dan kapan saja bisa
main walaupun dalam keadaan fase bertahan atau menyerang, eksekusi
sangat cepat dengan tingkat presisi yang sangat tinggi sehingga dapat
mengejutkan lawan kemudian melakukan langkah cepat sepanjang
permainan.

2. Definisi Operasional
Dalam dunia olahraga, fair play dapat diartikan sebagai semangat
olahragawan sejati atau semangat olahragawan ksatria yang dapat pula dimaknai
dengan istilah the finest sportmanship.Seorang olahragawan dapat dikatakan
bertindak secara fair play apabila dia melakukan sesuatu perbuatan terpuji yang
mencakup lebih dari pada sekedar tunduk 100% pada peraturan tertulis.(Anisa
Herdiyana, 2016)
Dalam penelitian ini memberikan sebuah pemahaman bagaimana tingkat
penerapan sikap fair play pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal.
Tingkat sikap fair play dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari
tanggapan siswa-siswa yang mengisi angket tentang fair play dalam futsal.

3. Kisi-kisi Instrumen
Angket dalam penelitian ini berbentuk skala likert. Skala likert memiliki
empat atau lebih butir-butir pertanyaan yang dikombinasikan sehingga
membentuk skor atau nilai yang merepresentasikan sifat individu, misalkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku (Julika & Setiyawati, 2019). (Ismawati &
Prasetyo, 2020)

a. Mendefinisikan konstrak
Konstrak dalam penelitian ini adalah tingkat sikap fair play siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMA Plus Babussalam. Tingkat sikap fair play
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal disini adalah mengenai tanggapan
21

siswa terhadap perilaku-perilaku yang menunjukkan nilai-nilai sikap fair play


dalam futsal.
b. Menyidik faktor
Langkah selanjutnya adalah menyidik faktor, faktor dalam penelitian ini
adalah faktor-faktor yang diambil dari objek fair play. Faktor-faktor dari sikap
21

fair play adalah kejujuran dan rasa keadilan, semangat bermain, rasa hormat
terhadap lawan, dan kepatuhan pada peraturan.

c. Menyusun butir pernyataan


Faktor-faktor yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam
menyusun kisi-kisi angket yang kemudian dikembangkan dalam butir- butir
pernyataan.
Table 3.1
Kisi-kisi Angket Fair Play

Jumlah
Pernyataan
Variabel Sub variabel Indikator Soal
+ - + -
TINGKAT 1. kejujuran dan 1. Jujur dan adil dalam 1, 3, 5 2, 4 3 2

PENERAPAN rasa keadilan bermain

SIKAP FAIR 2. semangat 1. Menjalankan 7, 9 6, 8, 10 2 3

PLAY bermain permainan dengan

TERHADAP penuh semangat


3. Rasa hormat 1. Menerima hasil 11, 12, 14 3 2
SISWA
terhadap lawan pertandingan kalah 13, 15
EKSTRAKUR
atau menang
IKULER
4. Kepatuhan 1. Menghormati 17,19 16,18, 2 3
FUTSAL DI 20
pada peraturan peraturan dan
SMA
keputusan wasit

JUMLAH 10 10
Sumber : (Fachdialy et al., 2018)

Skala yang digunakan dalam angket ini adalah Skala Likert, yaitu :
22

a. Memberi skor pada masing-masing butir pernyataan. Untuk pernyataan positif

diberi skor 5 untuk jawaban sangat setuju, skor 4 untuk jawaban setuju, skor 3

untuk jawaban ragu-ragu, skor 2 untuk jawaban tidak setuju, skor 1 untuk

jawaban sangat tidak setuju. Sedangkan untuk pernyataan negatif sebaliknya

yaitu skor 1 untuk jawaban sangat setuju, skor 2 untuk jawaban setuju, skor 3

untuk jawaban ragu-ragu, skor 4 untuk jawaban tidak setuju, skor 5 untuk

jawaban sangat tidak setuju.

b. Mentabulasikan skor setiap responden dari setiap butir pernyataan dan

menjumlahkan skor yang di dapat tiap responden. Penskoran nilai dari setiap

butir pernyataan angket dapat di lihat pada tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2
PENSKORAN NILAI PERNYATAAN ANGKET
Skor alternative
Alternative
jawaban
jawaban
Positif Negative
Sangat setuju (SS) 5 1
Setuju ( S ) 4 2
Ragu-ragu (R) 3 3
Tidak setuju ( TS ) 2 4
Sangat tidak setuju
1 5
( STS )
4. Uji Validitas dan Reliabilita

a. Uji Validitas

Azwar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity

yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen

pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki

validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya


23

pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan

besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari

apa yang diukur.

b. Uji Reliabilitas

Arifin (1991: 122) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan reliabel

jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang

sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.(Zhang et al., 2014)

D. Prosedur Penelitian
24

Lama penelitian pada penelitian ini adalah selama tgl 1 Februari sampai

dengan 1 Maret 2021. Adapun alur penelitian yang akan di gunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 3.1
Alur Penelitian

TEORI MASALAH LAPANGAN

METODE & INSTRUMEN

SAMPEL

ANGKET

PENGUMPULAN

ANALISIS DATA

KESIMPULAN

E. Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis dekripftif kuantitatif dengan persentase. Hasan (2001:7)
menjelaskan : Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah bagian dari statistik
mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga muda dipahami.
Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan
keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan
25

kata statistik deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan.


(Coleman & Fuoss, 1955)
Rumus yang digunakan untuk mencari persentase adalah :

P = Fx 100%
N

P = Presentase yang dicari


F = Frekuensi jawaban yang sedang dicari presentasenya
N = Frekuensi jawaban responden
Daftar Pustaka

Anisa Herdiyana, G. P. W. P. (2016). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Yang


Mengacu Pada Pembiasaan Sikap Fair Play Dan Kepercayaan Pada Peserta Didik.
Jurnal Olahraga Prestasi, 12(1), 115109.

Coleman, B. D., & Fuoss, R. M. (1955). Quaternization Kinetics. I. Some


Pyridine Derivatives in Tetramethylene Sulfone. Journal of the American
Chemical Society, 77(21), 5472–5476. https://doi.org/10.1021/ja01626a006

Fachdialy, Firmansah, Y. D., & Hardiyana, H. (2018). Penerapan Permainan


Tradisional dalam Pembelajaran Penjas untuk Pembentukan Sikap Fair Play
Siswa. Jurnal Olahraga, 4(2), 52–62.

Iii, B. A. B. (2013). 11520066_Bab_3. 38–50.

Indricha, M. (2019). Survei Minat Olahraga Pengunjung Car Free Day


Boulevard Makassar. 17.

Ismawati, D., & Prasetyo, I. (2020). Efektivitas Pembelajaran Menggunakan


Video Zoom Cloud Meeting pada Anak Usia Dini Era Pandemi Covid-19. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 665.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.671

Kampus, G. (2009). Fair play, Olah raga, Pertandingan. 2(September), 99–105.

Keolahragaan, S. I., Olahraga, F. I., Surabaya, U. N., Keolahragaan, S. I.,


Olahraga, F. I., & Surabaya, U. N. (2020). FUTSAL DI KABUPATEN
PONOROGO Andika Bayu Putro Achmad Widodo. 139–146.

Padang, S. K., & Putra, E. A. (2015). E-JUPEKhu E-JUPEKhu. 4(September),


71–76.

Setyawan, D. A. (2016). Fair play dalam olahraga. 1–13.

26
Sudarmasto, D. D. (2013). TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG
MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 3
GODEAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN AJARAN 2012/2013. Univercity
Negeri Yogyakarta, 1–91.

Zhang, H. M., Peh, L. S., & Wang, Y. H. (2014). Servo motor control system and
method of auto-detection of types of servo motors. Applied Mechanics and
Materials, 496–500(1), 1510–1515.
https://doi.org/10.4028/www.scientific.net/AMM.496-500.1510

https://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler

http://eprints.uny.ac.id/66767/3/BAB%20II.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Keolahragawanan
http://ariittonk.blogspot.com/2014/12/penjelasan-fair-play-dengan-
pandangan.html#:~:text=Arti%20dari%20Fair%20Play%20Menurut
%20Ahli&text=Sedangkan%20menurut%20Amansyah%2C
%20(2010),selanjutnya%20sikap%20menjadi%20landasan%20perilaku.
https://juara.bolasport.com/read/321572018/futsal-sarana-belajar-fair-play

27

Anda mungkin juga menyukai