Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa Peneliti ucapkan, karena telah
memberi nikmat kesehatan, kekuatan pikiran dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat
Dan media puzzle Terhadap Pengetahuan dan pelaksanaan Cuci tangan Pakai
Dalam pembuatan laporan tugas akhir ini peneliti mendapatkan bimbingan serta
petunjuk banyak dari banyak pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan
tugas akhir ini. Selanjutnya melalui tulisan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Nurhayati S.ST, M.Biomed, selaku Ketua Universitas Fort De Kock Kota
Bukittinggi.
2. Ibu Febriyeni S,ST, M.Biomed, selaku Ketua Prodi studi Sarjana Terapan
Kebidanan
3. Bapak Fizran SKM, M.Kes Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan
memberikan arahan serta motivasinya sehingga proposal ini dapat selesai pada
waktunya.
4. Ibu Vitria Melinda S.ST, M.Kes Selaku Pembimbing II.yang telah mengarahkan
5. Ibu / bapak dosen Universitas Fort De Kock yang telah memberikan ilmu
6. Bapak Hafizul S.TP selaku Kepala Sekolah SD IT Adzkia Padang yang telah
7. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dokungan moral, materi
serta dorongan dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini.
8. Kepada rekan-rekan seperjuangan dan teman dekat yang banyak membantu dalam
Peneliti menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu peneliti mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Semoga tulisan
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................... 9
D. Pelaksanaan .................................................................................................... 28
1. Pengertian pelaksanaan............................................................................. 28
E. Pengertian cuci tangan
1. Cuci tangan ..............................................................................................31
2. Pentingnya mencuci tangan pakai sabun………………………………. 32
3. Bahaya jika tidak mencuci tangan……………………………………… 35
4. Cara mencuci tangan yang benar ……………………………………… 37
5. Pilihan sabun dan durasi efektif cuci tangan…………………………… 37
6. Jenis - jenis penyakit tidak menncuci tangan...........................................38
F. Anak Usia Sekolah ..........................................................................................40
1. Pengertian anak usia sekolah....................................................................40
2. Ciri - ciri anak usia sekolah......................................................................40
3. Tugas perkembangan usia sekolah............................................................43
G. Kerangka teori .................................................................................................44
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep............................................................................................45
B. Definisi Operasional........................................................................................46
C. Hipotesis .........................................................................................................47
No Tabel Halaman
No Tabel Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari- hari. Kebersihan
lingkungan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran dan
penyakit, yang dapat merugikan segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan
kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit. Kebersihan diri atau personal hygine
dikemukakan oleh Layli (2012:2) “bahwa kebersihan diri atau personal hygine
dimaksud ialah bahwa ia dapat terhindar dari resiko penyakit yang mungkin dapat
ialah bahwa seseorang dapat memenuhi kebutuhan akan rasa nyaman dan percaya
perawatan kulit; perawatan kaki , tangan dan kuku ; perawatan mulut dan gigi ;
perawatran rambut; mata, telingan dan hidung , (Layli , 2012;2). Kelima macam
perwatan tersebut dilakukan secara baik, maka individu yang bersangkutan akan
Apabila prilaku personal hygien sesorang baik, maka hal ini akan
pada orang tersebut.sebaliknya apabila personal hygine seseorang buruk, maka hal
menyebabkan infeksi pada tubuh orang tersebut. Ganguan kesehatan yang dapat
pada gigi, gangguan intekgritas kulit, infeksi pada mata dan telinga serta gangguan
pada kuku.
adanya hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan setelah
tangan dengan menggunakan sabun dapat memutus mata rantai kuman. Mencuci
tangan pakai sabun disebut juga sebagai salah satu pencegahan penyakit. Hal ini
dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen pembawa kuman penyakit dan
menyebabkan patogen yang berpindah dari satu orang ke orang lain, baik kontak
Cuci tangan pakai sabun telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah
penyebaran penyakit menular seperti diare, ISPA ( Isfeksi Saluran Pernafasan Atas
kesehatan yang sangat mudah, sederhana dan dapat dilakukan oleh mayoritas
angka ketidakhadiran anak di sekolah karena sakit yang disebabkan oelh penyakit-
penyakit yang ditimbulkan dari kurangnya cuci tangan pakai sabun ( Depkes RI,
2010 ).
merupakan perilaku sehat yang telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah
penyebaran penyakit - penyakit menular seperti diare, ISPA, flu burung, bahkan
Penyakit lain yang juga dapat di hindari dengan cuci tangan pakai sabun
yaitu cacingan. Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing
dalam tubuh manusia yang ditularkan melalui tanah. Penderita cacingan yang
mengandung telur cacing atau cacing (Kemenkes 2017) lebih dari 1,5 miliar orang
atau 24% dari populasi dunia terinfeksi cacing dan lebih dari 880 juta anak
angka kejadian infeksi cacing pada anak sekolah dasar berkisar antara 2,7 - 60,7%
tangan pakai sabun mampu mengurangi angka kejadian diare sebanyak 45%,
dikutip dari menteri Kesehatab RI, dr. Nafsiah Mboi, SP.A,MPH, saat berdialog
dengan 8 orang Duta Sanitasi Nasional pada peringat Hari Cuci Tangan Pakai
Sabun (HCTPS) sedunia ke-5 tahun 2012 di kompleks Sekolah Dasar Negeri
04,05 dan 06 Karet Pagi, Setiabudi, Jakarta Selatan “ (Depkes RI, 2012)
Prilaku sehat cuci tangan pakai sabun yang merupakan salah satu perilaku
hidup bersih dan sehat, saat ini juga telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena
masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di Negara-
masyarakat masih lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan pakai sabun
(Rompas, 2013).
mencuci tangan hanya dengan air sebelum makan,cuci tangan pakai sabun hanya
di lakukan setelah makan. Oleh karena itu kebersihan tangan dengan mencuci
tangan perlu mendapat prioritas yang tinggi, walaupun hal tersebut sering
disepelekan. Kebiasaan cuci tangan tidak timbul begitu saja, tetapi harus
Menurut Riset kesehatan dasar 2018 proporsi pada umur ≥ 10 tahun yang
18,5% masyarakat Indonesia yang mencuci tangan dengan sabun di lima waktu
penting. Basic Human Services ( BHS ) di Indonesia tahun 2006 menemukan baru
12 % yang melakukan cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar, 14 %
upaya membiasakan cuci tangan yang baik, termasuk kebiasaan hidup sehat.
usia sekolah dasar dapat menerapkan prilaku cuci tangan menggunakan sabun.
pendidikan atau media (Notoatmodjo, 2010). Media yang dapat digunakan untuk
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan lebih baik karena meliputi jenis media yang
2010, p: 124).
peningkatan pengetahuan dan perilaku hidup sehat. Media audiovisual ini mampu
Dari data awal yang didapatkan dari SD Islam Terpadu di Kota Padang
melakukan beberapa kegiatan, salah satunya tentang cuci tangan pakai sabun.
Sekolah tersebut memiliki 4 tempat cuci tangan pakai sabun yang sekaligus
dijadikan tempat berwudhu bagi siswa dan siswi. Kesempatan untuk melakukan
cuci tangan pakai sabun tidak dimiliki oleh seluruh siswa yang melakukan cuci
menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan dan sabun. Hasil wawancara dengan
untuk lebih termotivasi dalam melaksanakan cuci tangan pakai sabun melalui “
pelaksanaan cuci tangan pakai sabun pada siswa SD IT Adzkia kota padang Tahun
2019 ”
B. Rumusan Masalah
terhadap pengetahuan dan pelaksanaan cuci tangan pakai sabun pada siswa SD IT
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
audiovisual dan media puzzel tentang cuci tangan pakai sabun pada siswa
audiovisual dan media puzzel tentang cuci tangan pakai sabun pada
audiovisual dan media puzzel cuci tangan pakai sabun pada siswa SD IT
audiovisual dan media puzzel tentang cuci tangan pakai sabun pada siswa
audiovisual dan media puzzel tentang cuci tangan pakai sabun pada
D. Manfaat Penelitian
sabun agar terhidar dari penyakit melalui metode audiovisual dan media
puzzle.
2. Bagi Tempat Penelitian
untuk perencanaan program UKS yang berkaitan tentang cuci tangan pakai
sabun.
Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk lebih sering mengadakan kegiatan-
4. Bagi Profesi
5. Bagi Peneliti
penelitian.
E. Ruang Lingkup
pelaksaan cuci tangan pakai sabun pada siswa SD IT Adzkia kota Padang.
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan mei – juli tahun 2019. Populasi
dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas I SD IT Adzkia kota padang.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas I dengan teknik
Total sampling. Data dalam penelitian penelitian ini di analisis dengan analisis
univariat dan bivariat. Dilakukan uji normalitas pada data yang telah
didapatkan.jika nilai p > 0,05 maka data terdistribusi normal. Jika data terdistribusi
normal maka pada analisa bivariar digunakan uji “ independent sampel T-Test
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Audiovisual
Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Media
Audio-visual merupakan sebuah alat bantu audio-visual yang berarti bahan atau
alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata
yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Media audio-
visual juga merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau.
Sekali kita membeli tape dan peralatan seperti tape recorder, hampir tidak
diperlukan lagi biaya tambahan karena tape dapat dihapus setelah digunakan
dan pesan baru dapat direkam kembali. Di samping itu, tersedia pula materi
audio yang dapat digunakan dan dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan
telah di dengar
telah di dengar
menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide),
film rangkai suara. Audio-visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan
unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
Dan dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audio
visual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber
seperti film audio cassette. Sedangkan audio visual tidak murni yaitu unsur
suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai
suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya
berasal dari tape recorder. Dalam hal ini, media audio visual yang digunakan
gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film
kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek
yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.
Kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya
daya tarik sendiri. Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk
mempengaruhi sikap.
bahwa mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar
siswa belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah
belajar yang baru dalam diri siswa. Salah satu media yang dapat digunakan
kemampuan yang lebih, karena media ini mengandalkan dua indera sekaligus,
antaranya menurut Nugent, video merupakan media yang cocok untuk berbagai
ilmu pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang
diri sekalipun.
a. Audio-Visual Murni
media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak,
unsur suara maupun unsur gambar tersebut berasal dari suatu sumber.
1) Film Bersuara
Akan tetapi, film bersuara yang dimaksud dalam pembahasan ini ialah
sehubungan dengan apa yang dipelajari. Film yang baik memiliki ciri-
2) Video
3) Televisi
gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Audio-visual tidak murni ini
sering disebut juga dengan audio-visual diam plus suara yaitu media yang
menampilkan suara dan gambar diam seperti Sound slide (Film bingkai
suara). Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-
visual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu
slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau media visual
diam plus suara. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah
emosional.
didengar dan alat-alat yang visible artinya dapat dilihat. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi dua jenis media yaitu
film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Karakteristik atau ciri-ciri
perancang/pembuatnya
abstrak
kognitif
siswa.
kehidupan dan konsep yang sama pada setiap orang sehingga dapat
pembelajaran
video) yaitu karena kelebihan atau keuntungan dari media tersebut, diantaranya
pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara
normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut.
b. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
e. Film dan video dapat menyajikan eristiwa yang berbahya bila dilihat
secaralangsung.
f. Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kecil,
film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat
atau gambar.
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-
lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-
lain.
2) Media audio visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja,
arah.
B. Media Permainan
1. Pengertian permainan
Bermain dan permainan merupakan hal yang sangat dekat dengan dunia
anak. Menurut Simanjuntak (2010: 6.2) bagi anak, belajar adalah bermain,
bermain adalah belajar. Anak lebih suka suasana bebas tanpa ada tekanan,
membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan penuh dengan
kemenangan dan menerima kekalahan. Selain itu, permainan juga menguji dan
pendapat diatas, Joan Freeman dan Utami Munandar (Andang Ismail, 2010:
mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan
emosional.
Cara belajar yang baik, salah satunya adalah dalam suasana tanpa tekanan
dan paksaan. Cara belajar yang paling menyenangkan adalah sambil bermain.
pengertian yang bersifat abstrak dan konsep yang sulit dijelaskan dengan kata-
kata.
dalam belajar. Kegiatan bermain sangat dinikmati anak dan mainan yang sangat
Aristoteles, dan Frobel melihat bermain sebagai kegiatan yang mempunyai nilai
Dengan demikian, belajar bahasa melalui bermain lebih efektif karena anak
menggunakan bahasa bukan hanya sekedar teoritis tetapi juga pragmatik dalam
kehidupan dan dunia mereka sendiri. Melalui bermain anak belajar bagaimana
3. Media pazzule
a. Pengertian puzzle
yang memiliki arti. Dengan bermain puzzle maka anak akan terlatih
bervariasi seperti kartun, mobil, buah- buahan dan sebagainya. Secara tidak
berbentuk menjadi sebuah gambar yang aneh. Otak anak dilatih berfikir
b. Manfaat puzzle
menstimulasi untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Sealin itu, puzzle juga
dari puzzle itu sendiri adalah meningkatkan perhatian anak dalam proses
pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi aktif.
C. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know) Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada
(sebenarnya).
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
meliputi:
a. Pendidikan
c. Sosial
Budaya dan Ekonomi Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa
akan baik tapi jika sosial budayanya kurang baik maka pengetahuannya
rata maka seseorang tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang
d. Lingkungan
individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik
e. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun diri
f. Usia
evaluasi
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
D. Pengertian Pelaksanaan
bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.
aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-
tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas
pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau
ditetapkan semula .
ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di
penujang.
berikut:
baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses
yang disampaikan;
b. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu
antara suatu faktor yang satu dan faktor yang lain. Selain itu dalam proses
yaitu :
1. Cuci tangan
penyakit diare dan penyakit pernapasan. Hingga tak jarang berujung pada
fisik manusia yang dapat menimbulkan hal - hal yang merugikan bagi
punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh kuman
dalam membersihkan tangan serta jari - jari dengan menggunakan sabun dan
air agar tangan menjadi bersih dan dapat memutuskan mata rantai kuman
Selain itu, mencuci tangan merupakan cara terbaik untuk menghindari sakit.
Kebiasaan sederhana ini hanya membutuhkan sabun dan air. Mencuci tangan
bawah ini :
a. Sabun / antiseptic.
b. Air bersih.
Kesehatan
tangan dengan air saja, tidak cukup untuk melindungi seseorang dari kuman
penyakit yang menempel di tangan. Terlebih bila mencuci tangan tidak
dibawah air mengalir. Berbagi kobokan sama saja saling berbagi kuman.
nasional cuci tangan pakai sabun dilakukan sebagai bagian dari kebijakan
18/6/06).
mencuci tangan oleh siapapun. Bukan hanya sekedar mencuci tangan saja
mengalir karena sabun bisa mengurangi atau melemahkan kuman yang ada
peraturan tentang cuci tangan melalui system voting dengan suara bulat,
kota Franklin tentang cuci tangan diantaranya adalah pada semua kamar
air panas dan air dingin, dan penyediaan tissue WC juga sabun tangan
Eberle, sebagai salah satu anggota Badan Penasihat dari Bidang Kesehatan,
mengatakan, bahwa peraturan ini akan membantu kota menjadi sehat dan
mengatakan bahwa WC umum yang sudah terdapat sabun akan mendorong
Pencegahan dan Kendali Penyakit (Centers for Disease Control / CDC), cuci
mencegah serangan dari penyakit. Cuci tangan adalah murah, mudah, dan
Salmonella dan infeksi E. Coli. Menurut data CDC and The American
lingkungan.
b. Kuman dapat terdapat di kulit jari, sela kuku, kulit telapak tangan.
setelah beraktifitas.
Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai sabun
g. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.
j. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel, dan lain
- lain).
mandi. Jika tidak mencuci tangan memakai sabun, kita dapat menginfeksi
diri sendiri terhadap kuman dengan menyentuh mata, hidung atau mulut.
Dan kita juga dapat menyebarkan kuman ke orang lain dengan menyentuh
mereka atau dengan menyentuh permukaan yang mereka sentuh juga seperti
E.coli.
Apa pun yang Anda atau Si Kecil lakukan hari ini, pasti akan
berpindah ke bagian mulut ketika Anda makan. Hal ini tentunya bisa
membahayakan kesehatan.
tanpa disadari. Hal itu bisa membuat kuman dengan mudah masuk ke
dalam tubuh melalui ketiga area yang Anda sentuh tadi. Mencuci tangan
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau
tisu.
hingga bersih dan efektif. Jangan lupa untuk mengajarkan cuci tangan yang
benar pada Si Kecil dan juga anggota keluarga Anda. Namun perlu Anda
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan, baik sabun
mandi, sabun biasa, sabun antiseptik, atau pun sabun cair. Namun, sabun
kuman saat mencuci tangan, Anda perlu mencuci tangan dengan air mengalir
dan sabun.
Menurut Dr. Handrawan Nadesul ada sekitar 20 jenis penyakit yang bisa
hinggap di tubuh akibat tidak mencuci tangan dengan baik dan benar.
manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah
peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan
sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe
virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga
Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun,
yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-
hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia
sebagai berikut:
kurikuler.
untuk bermain.
kehidupan sehari-hari
nilai
lembaga-lembaga
Faktor predisposisi:
Pelaksanaan cuci
Pengetahuan cuci
tangan pakai
tangan pakai sabun
sabun
Cuci tangan pakai
Metode
sabun merupakan
Pengertian audiovisual 1. Leaflet
tindakan sanitasi
media yang mempunyai 2. Demonstrasi
dalam memberasih
unsur suara dan gambar.
3. Audio Visual kan tangan serta jari-
jenis media ini
jari dengan
→
mempunyai kemampuan 4. Puzzle
menggunakan sabun
lebih baik karena
dan air agar tangan
meliputi jenis jenis media
menjadi bersih dan
yang memiliki
Pengertian puzzle dapat memuttuskan
kemampuan suara dan
Sebuah permainan mata rantai kuman
mengandalkan
mengabungkan gambar penyakit.
penglihatan
yang sebelumnya
terpisan menjadi satu
kesatuan yang memiliki
arti.dengan bermain
puzzle anak akan terlatih
berfikir secara kritis.
Keterangan : = Tidak diteliti
= Diteliti
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
anggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang diteliti
(Hidayat, 2014, p43) pada penelitian ini kerangka konsep yang digunakan dapat
B. Definisi Operasional
Tabel 3.2
Definisi Operasional
C. Hipotesis
informasi melalui media audiovisual dan media Puzzel tentang cuci tangan
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Experimental
dengan rencanagan Pretest Postest With Control Group Design. Tipe penelitian ini
Tabel 4.1
KE 01 Metode audivisual 02
dan media puzzle
KK 01 Tidak diberikan 02
media
Keterangan :
KE : Kelompok Eksperimen
KK : Kelompok kontrol
hasil (akibat ) dari intervensi tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak
digunakan kontrol dan yang dimaksud kontrol dalam hal ini ialah suatu
kelompok atau individu yang tidak dikenai perlakuan atau percobaan. Kontrol di
Tahun 2019.
1.Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa seluruh kelas I SD IT Adzkia Padang.
2.Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat - sifat
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswa, 15 anak terdiri dari
inklusi dan criteria eksklusi. Kriteria inklusi adalahh criteria yang harus
2010)
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri dari anggota popu;asi yang tidak bisa
a. Data Primer
b. Data Skunder
Data yang ada kaitanya dengan masalah yang diteliti, data ini diperoleh
data primer yang diperoleh langsung dari responden tanpa perantara orang
Adzkia Padang
F. Prosedur Penelitian
4. Peneliti membuat surat izin penelitian untuk pihak sekolah dari Prodi Sarjana
pada siswi pada saat jam istirahat atau jam kosong dimana penelitian tidak
10. Peneliti memberikan materi tentang cuci tangan dengan menggunakan metode
12. Peneliti melakukan intervensi pada responden kelompok kontrol di hari yang
13. Di hari yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah, peneliti memberikan materi
Setelah proses editing selesai dilakukan, hasil catatan atau jawaban yang
Langkah ini merupakan kegiatan memasukkan data agar dapat dianalisis. Data
4. Data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
Setelah data diolah kemudian data ditabulasikan dan disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi.
H. Analisa Data
a. Uji Homogenitas
hasil prestest dan posttest dengan kaidah jika nilai signifikasi hitung
b. Uji Normalitas
Asymp.Sign atau nilai p pada taraf signifikasi alpha sebesar 5%. Jika p >
Teknik analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesis jika hasil
homogenitas.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
dilakukan dua kali penilaian yaitu sebelum dan sesudah dengan perlakuan dan
tanpa perlakuan.
1. Analisa Univariat
2019.
Tabel 5.1`
Skor Pengetahuan Pre Kelompok Eksperimen Pada Anak SD Adzkia
Padang Tahun 2019
Skor Pengetahuan
Pre Kelompok 15 5,5 5 4 3 8
Eksperimen
5,5, median adalah 5, mode adalah 4 nilai minimum adalah 3, dan nilai
maksimum adalah 8.
b. Skor Pengetahuan Post Kelompok Eksperimen
Tabel 5.2
Skor Pengetahuan Post Kelompok Eksperimen Pada Anak SD Adzkia
Padang Tahun 2019
Skor Pengetahuan
Post Kelompok 15 10,4 10 9 7 14
Eksperimen
mean adalah 10,4, median adalah 10, mode adalah 9 nilai minimum
Tabel 5.3
Skor Pelaksanaan Cuci Tangan Pre Kelompok Eksperimen Pada Anak SD
Adzkia Padang Tahun 2019
Skor Pelaksanaan
Pre Kelompok 15 7,6 7 7 6 9
Eksperimen
mean adalah 7,6, median adalah 7, mode adalah 7, nilai minimum adalah
Skor Pelaksanaan
Cuci Tangan Post 15 10 10 10 9 12
Kelompok
Eksperimen
nilai mean adalah 10, median adalah 10, mode adalah 10 nilai minimum
Tabel 5.5
Skor Pengetahuan Pre Kelompok Kontrol Pada Anak SD Adzkia Padang
Tahun 2019
maksimum adalah 8.
Tabel 5.6
Skor Pengetahuan Post Kelompok Kontrol Pada Anak SD Adzkia Padang
Tahun 2019
Skor Pengetahuan
Post Kelompok 15 6,1 6 7 4 8
Kontrol
maksimum adalah 8.
Tabel 5.7
Skor Pelaksanaan Cuci Tangan Pre Kelompok Kontrol Pada Anak SD
Adzkia Padang Tahun 2019
Skor Pelaksanaan
Cuci Tangan Pre 15 7,2 7 7 5 9
Kelompok Kontrol
adalah 7,2, median adalah 7, mode adalah 7, nilai minimum adalah 5, dan
Tabel 5.8
Skor Pelaksanaan Cuci Tangan Post Kelompok Kontrol Pada Anak SD
Adzkia Padang Tahun 2019
Variabel N Mean Median Mode Min Mak
Skor Pelaksanaan
Cuci Tangan Post 15 7,4 7 7 6 9
Kelompok Kontrol
adalah 7,4, median adalah 7, mode adalah 7, nilai minimum adalah 6, dan
2. Analisa Bivariat
Tabel 5.9
Perbedaan Skor Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Kelompok
Eksperimen Pada Anak SD Adzkia Padang Tahun 2019
Std. Std.
Skor Pengetahuan N Mean P value
Deviasi Error
15 0,000
Pre 5,5 1,597 0,412
Post 10,4 1,882 0,485
skor pengetahuan pre adalah 1,597 dan post adalah 1,882 dengan uji
Tabel 5.10
Perbedaan Skor Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Kelompok Kontrol
Pada Anak SD Adzkia Padang Tahun 2019
Std. Std.
Skor Pengetahuan N Mean P value
Deviasi Error
15 0,136
pengetahuan pre pada kelompok kontrol adalah 1,279 dan post adalah
1,162 dengan uji statistik didapatkan nilai p = 0,136 (p > 0,05), artinya
tidak ada perbedaan skor pengetahuan pre dan skor pengetahuan post
pada kelompok kontrol pada anak SD Adzkia Padang Tahun 2019.
Tabel 5.11
Perbedaan Skor Pelaksanaan Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah
Kelompok Eksperimen Pada Anak SD Adzkia Padang
Tahun 2019
15 0,001
pre dan skor pelaksanaan cuci tangan post pada kelompok eksperimen
adalah 0,975 dan post adalah 0,925 dengan uji statistik didapatkan nilai
tangan pre dan skor pelaksanaan cuci tangan post pada kelompok
Tabel 5.12
Perbedaan Skor Pelaksanaan Cuci Tangan Kelompok Kontrol Pada Anak
SD Adzkia Padang Tahun 2019
pelaksanaan cuci tangan pre pada kelompok kontrol adalah 1,207 dan
standard deviasi skor pelaksanaan cuci tangan post adalah 0,910 dengan
uji statistik didapatkan nilai p = 0,180 (p > 0,05), artinya tidak ada
perbedaan skor pelaksanaan cuci tangan pre dan skor pelaksanaan cuci
Tahun 2019.
Tabel 5.13
Perbandingan Skor Pengetahuan Pre dan Post pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada Anak SD Adzkia Padang
Tahun 2019
Std. Std.
Skor Pengetahuan N Mean P value
Deviasi Error
Pre dan Post
Kelompok 4,86 1,995 0,515
Eksperimen
15 0,000
nilai p adalah 0,000 (p< 0,05) artinya ada perbedaan skor pengetahuan
Tabel 5.14
Perbandingan Skor Pelaksanaan Cuci Tangan sebelum dan sesudah
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada Anak SD
Adzkia Padang Tahun 2019
ini, jika p value ≤ 0,05 maka terdapat perbedaan Skor pelaksanaan cuci
pelaksanaan cuci tangan pre dan post paa kelompok eksperimen adalah
2,33, dan rata-rata peningkatan skor pelaksanaan cuci tangan pre dan
post pada kelompok kontrol yaitu 0,2. Hasil uji statistic didapatkan nilai
p adalah 0,000 (p< 0,05) artinya ada perbedaan skor pelaksanaan cuci
tangan pre dan post pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
pada Anak SD adzkia Padang Tahun 2019. Selisih peningkatan skor
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
B. Analisa Bivariat
a. Perbedaan Skor Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Kelompok
Eksperimen
b. Perbedaan Skor Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Kelompok Kontrol
c. Perbedaan Skor Pelaksanaan Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah
Kelompok Eksperimen
d. Perbedaan Skor Pelaksanaan Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah
Kelompok Kontrol
e. Perbandingan Skor Pengetahuan Sebelum dan Sesudah pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
f. Perbandingan Skor Pelaksanaan cuci tangan Sebelum dan Sesudah pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
BAB VII
A. Kesimpulan
Puzzle Terhadap Pengetahuan dan Pelaksanaan Cuci Tangan Pakai Sabun Pada
adalah 53,8
adalah 61,0
7. Rata-rata Skor Pelaksanaan Cuci Tangan Pre Pada Kelompok Kontrol adalah
54,6
adalah 67,1
10. Tidak ada perbedaan Skor Pengetahuan pre dan post pada kelompok Kontrol
11. Terdapat Perbedaan Skor Pelaksanaan Cuci Tangan pre dan post pada
12. Tidak ada perbedaan Skor Pelaksanaan Cuci Tangan pre dan post pada
13. Ada peningkatan rata-rata skor pengetahuan pre dan post pada kelompok
14. Ada peningkatan rata-rata skor pelaksanaan cuci tangan pre dan post pada
DAFTAR PUSTAKA
Andang Ismail. 2010, Education Games Cerdas Dan Ceria dengan permainan
Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek : Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Arindawati, 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
Http://www.sarjanaku.com/2011/03/pembelajaran- kooperatif- tipe-stad.html.
Ariqah,2013: http://zaafarani-ariqah.blogspot.com
Arif Sadiman. 2011 . Media dan proses Belajar Mengajar, pengertian
Pengembangan dan Pemanfaatanya, jakarta: Raja Grafindo Persada
Budiman & Riyanto.A. 2013. Kapita Selekta aKuesioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan . Jakarta: Salemba Medika pp 66-69
Olivia, Femi .2011. Career Skill For Kids Kembangkan Kecerdikan Anak Dengan
Taktik Biosmart. Jakarta : Gramedia
batang tertentu
3. Lepaskan accesioris pada tanagn seperti jam tangan
jam cincin
LXXVIII
LEMBAR OBSERVASI
A. Identitas Responden
Nama responden :
Kelas :
Umur :
Jenis kelamin :
No :
Nama :
Kelas :
Umur :
A. Iya
B. Tidak
13. Apakah potongan- potongan gambar seperti buah dan sebagainya itu
puzzle
A. Iya
B. Tidak
14. Apakah kalian suka belajar menggunakan puzzle
A. Iya
B. Tidak
15. Apakah kalian mengerti belajar dengan media puzzle
A. Iya
B. Tidak
DOKUMENTASI
LXXXI
LXXXII
LXXXIII
LXXXIV
LXXXV