PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS
Oleh:
DWI MULYO SUBANDRIO
NIM 18037141064
Oleh:
DWI MULYO SUBANDRIO
NIM 18037141064
Proposal Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini sebagai salah satu persyaratan
Bondowoso.
Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah : Studi Kasus ini tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
sampaikan kepada :
2. Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu hingga terselesainya Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Namun
demikian penulis menyadari bahwa penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu segenap saran dan perbaikan yang
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
1.1.1. Definisi.............................................................................. 7
iv
1.1.5. Patofisiologi ..................................................................... 10
v
3.5. Uji Keabsahan .............................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 47
LAMPIRAN ................................................................................................... 49
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1. Skala Prioritas Masalah Keluarga........................................................
37
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
viii
DAFTAR SINGKATAN
IgE : Immunoglobulin E
mg : Miligram
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Asma Bronkial menjadi salah satu masalah kesehatan utama baik di negara
bagi klien dan keluarga, misalnya klien tidak dapat bekerja dan stres klien
penyakit yang diderita dan ketidaksiapan keluarga dalam merawat klien dapat
235 juta orang di seluruh dunia menderita asma kurang terdiagnosis dengan angka
National Center Health Statistic (NCHS) tahun 2016 prevaluasi asma berdasarkan
umur, jenis kelamin, dan ras berturut-turut adalah 7,4 % pada dewasa, 8,6 % pada
anak-anak, 6,3 % pada laki-laki, 9,0% pada perempuan, 7,6 ras berkulit putih,
asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia
dengan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit asma diperkirakan akan
meningkat sebesar 20 % pada 10 tahun yang akan datang, jika tidak terkontrol
dengan baik.
1
2
Menurut data dari DINKES (Dinas Kesehatan) Bondowoso tahun 2019 penyakit
Bondowoso yakni 3602 orang, 1770 laki-laki dan 1832 perempuan dan jumlah
kasus Asma Bronkial tertinggi di Puskesmas Sukosari dengan jumlah 259 orang.
dan produksi mukus, inflamasi ini pada akhirnya berkembang menjadi episode
gejala asma yang berulang: batuk episodik khususnya pada malam hari atau pada
pagi hari, sesak dada, mengi, dan dispnea. Apabila perilaku kesehatan lingkungan
perasaan dan emosi yang terbuka diantara keluarga, strategi untuk mengelola
daya masyarakat yang tersedia dari kasus Asma Bronkial tidak diterapkan dengan
keluarga.
Berdasarkan teori NOC (Nursing Outcomes Classification) tahun 2018, kriteria hasil
yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan pada klien Asma Bronkial dengan masalah
pengetahuan sangat banyak, praktik gizi yang sehat dengan pengetahuan sangat
dasar pasien (misalnya, lapar, haus, suhu dan oksigen), kurangi tingkat kelelahan
klien dengan tepat (Bulechek & Gloria, 2016). Oleh karena itu, maka kami
sebagai peneliti tertarik untuk mengambil judul asuhan keperawatan pada klien
kasus Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada keluarga
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan keluarga
pada klien yang mengalami Asma Bronkial dengan Masalah Ketidak efektifan
4
Tahun 2020.
Tahun 2020.
Tahun 2020.
Tahun 2020.
Tahun 2020.
keluarga pada klien yang mengalami Asma Bronkial dengan masalah keperawatan
TINJAUAN PUSTAKA
Asma Bronkial adalah satu hipereaksi dari bronkus dan trakea, sehingga
setiap hari penderita akan mengalami kesulitan bernafas (Naga S Sholeh, 2012).
Asma Bronkial adalah penyakit inflamasi kronik pada jalan napas yang
inflamasi ini pada akhirnya berkembang menjadi episode gejala asma yang
berulang: batuk, sesak dada, mengi dan dispnea (Brunner dan Suddarth, 2015).
melibatkan banyak sel dan elemen selular. Inflamasi kronik ini terkait dengan
dan diantar episode penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang
7
8
2.1.2 Etiologi
ukuran lapisan bronchial; ini mengakibatkan penyempitan jalur udara. Ada dua
macam Asma:
1. Asma Ekstrinsik
alergi seperti serbuk sari, serangan binatang, jamur atau debu. Sering
dibarengi deingan rhinitis alergik dan eksem; ini mungkin ada dalam
keluarga.
2. Asma Intrinsik
2014).
2.1.3 Klasifikasi
paling dominan adalah Asma Bronkial jenis campuran (intrinsik dan ekstrinsik).
pencetus yang tidak jelas seperti commond cold, latihan/emosi. Asma ini
sering muncul pada klien dengan usia setelah 40 tahun. Serangan asma ini
pollen, ammal, dander, spora, jamur, debu dan bulu binatang dan yang
5. Asma kriptogenik
Sujono, 2011).
a. Gejala Asma Bronkial yang paling umum adalah batuk (Dengan atau tanpa
b. Serangan Asma Bronkial ppaling sering terjadi pada malam hari atau pagi
hari.
dapat terjadi.
h. Asma Bronkial yang disebabkan oleh latihan fisik: gejala maksimal selama
menjalani latihan fisik, tidak terdapat gejala pada malam hari, dan
2.1.5 Patofisiologi
pada Asma Bronkial tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut:
seseorang yang alergi diduga mempunyai antibody Ig,E abnormal dalam jumlah
besar dan antibody ini terutama melekat pada sel mast yang melekat pada
interstisial paru yang sudah berhubungan erat dengan bronkeolus dan bronchus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen bereaksi dengan antibody yang sudah
terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai
macam zat, diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat. Faktor
kemotatik eosinifilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor ini akan
11
menghasilkan edema lokal pada dinding bronkeolus dan spasme otot polos
2.1.5 Komplikasi
1. Status Asmatikus : Suatu kedaan darurat medis berupa serangan asma akut
3. Hipoksemia.
4. Pneumoniathoraks.
5. Emfisema.
6. Deformitas thoraks.
7. Gagal nafas.
A. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan Sputum
eosinopil.
b. Spinal curshman, yakni merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus.
mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plus.
2) Pemeriksaan darah
12
a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat terjadi
B. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan radiologi
Dilakukan untuk mencari faktor alergen yang dapat bereaksi positif pada
Asma Bronkial.
3) Elektrokardiografi
4) Scanning paru
5) Spirometri
13
2.1.7 Penatalaksanaan
Bronkial.
a. Memberikan penyuluhan.
c. Peberian cairan.
2) Pengobatan farmakologi
Bricasama.
14
2. Santin/Teofilin (aminofilin)
b. Kromalin
c. Ketolifen
2.2.1 Definisi
tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dan jika terpisah mereka tetep
terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat
terkait dengan hubungan darah atau dapat juga tidak, namun berfungsi sedemikian
Marilyn,Dkk, 2010).
royong.
secara musyawarah.
4. Berbentuk monogram
5. Bertanggung jawab
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga
keluarga.
tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non
a. Keluarga tradisional
17
1. Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga
2. Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada
anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal
perceraian.
6. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-
1. Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
2. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hukum
tertentu.
4. Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama hidup
sama.
bentuk struktur yang meonjol dalam keluarga. Implikasi bagi keperawatan, tidak
18
ada bentuk keluarga yang benar atau salah, layak atau tidak layak, melainkan
keluarga harus dipahami dalam konteksnya, tipe tersebut hanya sebuah referensi
bagi penataan kehidupan keluarga dan berbagai kerangka kelompok kerja primer
diantaranya adalah:
1. Patrilineal
Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawin
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi
keluarga berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus
a. Fungsi afektif
basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif , rasa di miliki dan
memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih sayang. Reinforcement dan
Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi afektif
adalah:
Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang dan dukungan, maka
yang hangat dan mendukung. Hubungan yang baik dalam keluarga tersebut
akan menjadi dasar dalam membina hubungan dengan orang lain di luar
keluarga.
20
anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui dan di hargai
3. Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat hidup baru.
dan keinginan yang tidak dapat dicapai sendiri, misalnya mempunyai anak.
dan antar anak melalui proses identifikasi. Proses identifikasi merupakan inti
ikatan kasih sayang, oleh karena itu perlu diciptakan proees identifikasi yang
positif dimana anak meniru perilaku orang tua melalui hubungan interaksi
b. Fungsi sosialisasi
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar
rumah.
c. Fungsi Reproduksi
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak
kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga lahirnya
d. Fungsi Ekonomi
21
rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi
oleh keluarga di bawah garis kemiskinan (gakin atau pra keluarga sejahtera).
gangguan maupun merawat anggota yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan
Kelima tugas kesehatan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh
masing-masing
dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan – harapan. Peran
keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
1. Ayah
23
pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga
2. Ibu
anak,pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan
3. Anak
b. Mensosialisasikan anak
yang lain
anak
sehat
c. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri
anaknya
anak-anaknya
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
a. Data umum
Komposisi Keluarga
tangga, tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari
dan pendidikan.
29
Genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
aktivitas rekreasi.
anak pertama berusia tujuh tahun dan anak kedua berusia empat tahun,
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan
denah rumah.
kesehatan.
d. Struktur Keluarga
32
masyarakat setempat.
komunikasi keluarga
4) Struktur peran
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
kesehatan?
yang diperlukan?
yang dimiliki?
pemeliharaan lingkungan?
sanitasi ?
penyakit?
dan sanitasi?
4) Fungsi reproduksi
36
keluarga?
5) Fungsi ekonomi
papan ?
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
Diagnosa Keperawatan
a. Batasan Karekteristik
kesehatan dasar
6. Distres spiritual
c. Populasi Berisiko
1. perkembangan terlambat
d. Kondisi Terkait
4. Gangguan persepsi
mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi dengan
1. Intervensi supplemental
2. Intervensi fasililatif
40
kesehatan rumah.
3. Intervensi perkembangan
2.3.5 Implementasi
dengan cara :
menjadi :
dengan cara :
keluarga
2.3.6 Evaluasi
diagnose
Mandiri I (KM I), Keluarga Mandiri II (KM II), dan Keluarga Mandiri III (KM
III).
METODOLOGI PENELITIAN
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi masalah
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada
2020.
keluarga maka perlu menuliskan alamat yang digunakan setingkat desa serta
Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang
44
45
3.4 Partisipan
umumnya adalah keluarga. Subyek yang akan digunakan adalah satu keluarga
(satu kasus) dengan masalah keperawatan dan diagnosa medis yang sesuai dengan
judul.Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah klien dan keluarga
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
digunakan:
3. Studi dukumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data
lainyang revelan).
intergritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data
data utama yaituklien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
masalah.Teknis analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi
dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam
1. Pengumpulan data
Hasil di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin dalam bentuk
2. Mereduksi data
jadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data subyektif
47
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks
4. Kesimpulan
Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan dengan
member penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian pada responden, jika
responden menolak, peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk
3. Confidentiality ( kerahasian )
dirahasiakan.
48
DAFTAR PUSTAKA
Friedman M Marilyn, Dkk, 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,
dan Praktik. Jakarta : EGC
Wahid Abd, Dkk. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Respirasi.
Jakarta : CV. Trans Info Media
(INFORMED CONSENT)
(……………………………..) (……………………………..)
50
Judul Penelitian
Tujuan
Pada studi kasus ini dilakukan Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Yang Mengalami
Keikutsertaan klien dan keluarga dalam penelitian ini bersifat sukarela dan klien dan
merugikan.
51
Oleh karena keikutsertaan klien dan keluarga bersifat sukarela, tidak ada insentif
berupa uang yang akan diberikan. Tetapi klien dan keluarga berhak mendapatkan
Data pribadi dan pengisian kuesioner akan dijamin kerahasiannya. Jika terdapat
pertanyaan tentang penelitian ini dan bila masih memerlukan penjelasan, anda dapat
U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN
Jalan Khairil Anwar No.3B Tlp/Fax
(0332)433015 Bondowoso
DATA KELUARGA
Nama Kepala Bahasa sehari-hari
Keluarga
LANJUTAN
Status Kesehatan Riwayat
No Nama Alat Bantu/ Protesa
Saat ini Penyakit/ Alergi
53
Ya Tidak
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
8) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan
yang dialami anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga , Kader Tenaga kesehatan,
Yaitu :
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang
dialami yang dialami anggota keluarganya :
Ya Tidak
Jelaskan:
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya:
Ya Tidak
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
Ya Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Ya Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
Ya Tidak
Jelaskan
………………………………………………………………………………
58
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria
2. Menerima yankes sesuai rencana 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1
secara benar s.d 5
4. Memanfaatkan faskes sesuai Kemandirian III : jika memenuhi kriteria
anjuran 1 s.d 6
5. Melaksanakan perawatan Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria
sederhana sesuai anjuran 1 s.d 7
6. Melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
ANALISA DATA
N KEMUNGKINAN DIAGNOSA
DATA
O PENYEBAB KEPERAWATAN
SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
62
Ancaman Kesehatan 2
Keadaan Sejahtera 1
Sebagian 1
Tidak dapat 0
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya Masalah
Skala :
Masalah berat, harus segera ditangani 2 1
Jumlah Skor
INTERVENSI KEPERAWATAN
63
Knowledge
Afektif
Psikomotor