Anda di halaman 1dari 54

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT

TERHADAP PENCEGAHAN DAN PENYEBARAN


(COVID-19) DI DESA SODONG KECAMATAN
SAKETI KABUPATEN PANDEGLANG

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

IIS NURLINA
20010094

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes MEDIKA SERAMOE BARAT
MEULABOH
2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT
TERHADAP PENCEGAHAN DAN PENYEBARAN
(COVID-19) DI DESA SODONG KECAMATAN
SAKETI KABUPATEN PANDEGLANG

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Medika Seramoe Barat

OLEH:

IIS NURLINA
20010094

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes MEDIKA SERAMOE BARAT
MEULABOH
2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Ini Telah Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Tim


Penguji Proposal Skirpsi Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Medika Seramoe Barat

Meulaboh, November 2021

Pembimbing

Ns. Alfi Syahri, S.Kep., CH., M.K.M.


NIDN: 1320019701

Mengetahui
Program Studi Ners
STIKes Medika Seramoe Barat

Ns. Alfi Syahri, S.Kep., CH., M.K.M.


NIDN: 1320019701

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis masih bisa

menyelesaikan penyusunan Proposal Skripsi ini. Adapaun judul pada Proposal

Skripsi ini adalah “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap

Pencegahan Dan Penyebaran (covid 19 ) di Desa sodong Kecamatan Saketi

Kabupaten Pandeglang” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan.

Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik secara mori l maupun materil. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. T. Syamsul Bahri, selaku Ketua Yayasan Payung Negeri Aceh

Darussalam.

2. Ibu Siti Damayanti, SST., M.Keb., selaku Ketua STIKes Medika seramoe

Barat.

3. Ibu Fitri Apriani, M.Kep., selaku Wakil Ketua I STIKes Medika Seramoe

Barat

4. Ibu Nadia Rizka, S.Tr.Keb, M.Keb, selaku Wakil Ketua II STIKes Medika

Seramoe Barat

5. Bapak Azhar, S.Pd, MM., selaku Wakil Ketua III STIKes Medika Seramoe

Barat

6. Bapak Ns. Alfi Syahri, S.Kep., M.K.M., selaku selaku Dosen Pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

iv
pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Proposal dan juga selaku

Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Medika seramoe Barat.

7. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberi dukungan semangat, doa

dan materi sehingga selesai perkuliahan ini.

8. Kepada para sahabat dan rekan kerja seperjuangan yang telah banyak

memberi bantuan dan dorongan kepada peneliti selama penulisan penelitian

ini.

Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan masyarakat

kiranya kesejahteraan dilimpahkan Allah SWT kepada kita semua.

Meulaboh, November 2021

Penulis

IIS NURLINA

v
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ..............................................................................................ii


LEMBAR PERSETUJUAN ..............................................................................iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………...…viii
DAFTAR SKEMA ..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 7
1.4 ManfaatPenelitian ........................................................................ 7
1.4.1 Bagi Institusi ................................................................... 7
1.4.2 Bagi Lahan Penelitian ..................................................... 7
1.4.3 Bagi peneliti..................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Pengetahuan....................................................................... 9
2.1.1 Definisi Pengetahuan....................................................... 9
2.1.2 Tingkat Pengetahuan....................................................... 9
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan...................... 11
2.1.4 Cara mengukur Pengetahuan........................................... 13
2.2 Konsep Sikap ................................................................................. 16
2.2.1 Definisi Sikap.................................................................. 16
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Sikap................................. 17
2.2.3 Cara Mengukur Sikap...................................................... 18
2.3 Coronavirus Disease (Covid-19).................................................... 20
2.3.1 Definisi Coronavirus Disease (Covid-19)
…………………………………………………............. 20
2.3.2 Manifestasi Klinis Coronavirus Disease (Covid-19)
……….. .......................................................................... 21
2.3.3 Penyebaran dan Pencegahan Penularan Coronavirus
Disease (Covid-19)
…………………………………………………………. 21
2.3.4 Prinsip Pencegahan dan Pengendalian Covid-
19………………………………………………………. 22
2.3.5 Penatalaksanaan Pencegahan Coronavirus Disease (Covid-
19)……………………………………………………… 22
2.4 KERANGKA KONSEP

vi
2.4.1 Kerangka Konsep ........................................................... 26
.........................................................................................
2.4.2 Definisi Operasional ....................................................... 27
2.4.3 Hipotesis Penelitian ............................................................ 29

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 30
.........................................................................................................
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 30
3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 30
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................... 30
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................... 30
3.3.1 Populasi Penelitian............................................................................. 30
3.3.2 Sampel Penelitian............................................................................... 31
3.4 Tahapan Pengumpulan Data .......................................................... 34
3.4.1 Tahapan Penelitian ............................................................................ 34
3.4.2 Alat Pengumpulan Data ..................................................................... 35
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas.......................................................... 36
3.5.1 Uji Validitas ……………………………………………………….. 36
3.5.2 Uji Reliabilitas………………………………………………...……. 37
3.6 Teknik Pengolahan Data................................................................. 40
3.7 Analisa Data ................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 44

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian............................................................22

viii
DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2.3. Kerangka Konsep Penelitian...............................................................20

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Kuesioner

x
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Corona virus adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan

penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat.Ada dua jenis coronavirus

yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala

berat seperti Middle East RespiratorySyndrome (MERS) dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS).Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

merupakan penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi

sebelumnyapada manusia.Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-

CoV-2.Virus corona merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan

manusia).Sebuah Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan

dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke

manusia. Adapun hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini

masih belum diketahui.(Kemenkes RI 2021).

Sejak kemunculannya Desember 2019, Tiongkok melaporkan

kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya.Dalam 3 hari,pasien

dengan kasus tersebut berjumlah 44 pasien dan terus bertambah hingga

saat ini berjumlah ribuan kasus. Pada awalnya data epidemiologi

menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar

seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok. (PDPI

2021).

1
World Health Organization (WHO), Pada Februari 2021 memberi

nama virus baru tersebut Severa acuterespiratory syndrome coronavirus-2

(SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019

(COVID-19). Pada mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan

apakah dapat melalui antara manusia-manusia. Jumlah kasus terus

bertambah seiring dengan waktu.Selain itu, terdapat kasus 15 petugas

medis terinfeksi oleh salah satu pasien.Salah satu pasien tersebut dicurigai

kasus “super spreader”. Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi

pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia (Kemenkes RI

2021).

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala

gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa

inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.Pada

kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom

pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.Tanda-tanda dan

gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam,

dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen

menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.berdasarkan bukti

ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui

percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling

berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien

COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19 (Kemenkes RI

2021).

2
Saat ini sebanyak 29 negara mengonfirmasi terdapatnya kecurigaan

serta terkonfirmasi kasus COVID-19. Per-tanggal 13 Februari 2021,

berdasarkan data terakhir oleh Center for Systems Science and

Engineering (CSSE) Universitas John Hopkins yang diperbaharui berkala,

data terakhir menunjukkan total kasus lebih dari 60.331 pasien, dengan

total kematian lebih dari 1.369 pasien dan perbaikan lebih dari 6.061

pasien. Saat ini data terus berubah seiring dengan waktu. Banyak kota di

Tiongkok dilakukan karantina. Kasus kasus yang ditemukan diluar

Tiongkok sampai tanggal 12 Februari 2021 tercatat sudah menyebar ke

berbagai Negara di Dunia (PDPI,2021).

Pada Maret 2021, Indonesia melaporkan kasus konfirmasi

COVID-19 sebanyak 2 kasus. Sampai dengan tanggal 25 Maret 2021,

Indonesia sudah melaporkan 790 kasus konfirmasi COVID-19 dari 24

Provinsi yaitu: Bali, Banten, DIY, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Selatan, Kep. Riau, Nusa Tenggara Barat, Sumatera

Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi

Selatan, Lampung, Riau, Maluku Utara, Maluku dan Papua. Wilayah

dengan transmisi lokal di Indonesia adalah DKI Jakarta, Banten

(Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang), Jawa Barat (Kota Bandung,

Kabupaten. Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten. Bogor, Kota

Bogor, Kabupaten Karawang), Jawa Timur (Kabupaten Malang,

3
Kabupaten Magetan dan Kota Surabaya) dan Jawa Tengah (Kota

Surakarta)(Kemenkes RI ,2021).

Sementara itu data yang didapat dari Dinas Kesehatan Provinsi

Banten kasus terkonfirmasi COVID-19 di Provinsi Banten berjumlah 122

kasus positif, 94 orang dirawat, 10 orang sembuh, dan 18 orang

meninggal. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 3210

orang, 2705 orang masih dipantau, 505 orang dinyatakan sembuh. Untuk

pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 444 orang, 380 orang masih

dirawat, 39 sembuh, dan 25 orang meninggal (Bantenprov.go.id 2021).

Dari data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Pandeglang kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kabupaten Pandeglang

berjumlah 0 orang. Sedangkan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) di

Kabupaten Pandeglang berjumlah 685 orang, masih dipantau 601 orang,

sembuh 84 orang. Untuk Pasien Dalam Pengawasan ( PDP ) di Kabupaten

Pandeglang berjumlah 11 orang dengan masih dirawat 5 orang, sembuh 6

orang (Bantenprov.go.id 2021).

Sejak bulan Desember 2011 Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi

35 kecamatan dan 339 desa/kelurahan dengan 4 (empat) tambahan desa,

yaitu

Bojenwetan, Ganggaeng, Simpangtiga dan Ramaya. Untuk jumlah

penduduk di Kabupaten Pandeglang sampai tahun 2021 berjumlah

1.211.909 jiwa. Termasuk kacamatan saketi di dalamnya dengan jumlah

Desa/Kelurahan sebanyak 14 Desa, dan jumlah penduduk 45.588 jiwa.

4
Selain itu penduduk atau warga masyarakat di Kabupaten Pandeglang

banyak yang berdomisili bekerja di daerah Cikande, Tangerang dan

Jakarta. Dan para pekerja ini biasanya meluangkan waktu untuk pulang ke

tempat asalnya setidaknya 1x seminggu.

Dari studi pendahuluan di desa sodong kecamatan saketi

mewawancarai 10 responden didapatkan hasil bahwa 6 orang warga

masyarakat mengatakan bahwa mereka belum mengetahui secara jelas

tentang bagaimana penyebaran dan pencegahan virus Covid – 19 dan 4

orang warga masyarakat lainnya mengatakan bahwa mereka mengetahui

beberapa hal tentang penyebaran dan pencegahan virus Covid – 19 yang

sudah mewabah sekarang ini. Pihak instansi kesehatan setempat juga

sudah mensosialisasikan tentang pencegahan virus Covid – 19 tetapi

belum menyeluruh pada semua warga masyarakat .selain itu masih

banyak warga masyarakat yang masih tidak memakai masker dan menjaga

jarak saat berada dikeramaian umum. Dan oleh karena itu peneliti ingin

meneliti mengenai hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang

pencegahan virus Covid – 19 pada warga masyarakat Kampung

sumurlebu, desa sodong,kecamatan saketi.kabupaten Pandeglang .

1.2 Rumusan Masalah

Dikarenakan semakin tingginya kasus COVID-19 atau

Coronavirus di Indonesia ataupun di beberapa Daerah Provinsi dan

Kabupaten yang menyebabkan kenaikan angka yang cukup tinggi setiap

5
harinya, hal ini dikarenakan masyarakat yang masih banyak

menyepelekan atau menggampangkan terkait penyebaran dan masalah

yang terjadi dari Coronavirus ini. Selain itu masih banyak masyarakat

yang berpergian dan beraktivitas diluar rumah tanpa menghiraukan

kesehatan dirinya sendiri.

Di Provinsi Banten sendiri kasus terkonfirmasi COVID-19 berjumlah

122 kasus positif, 94 orang dirawat, 10 orang sembuh, dan 18 orang

meninggal. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 3210

orang, 2705 orang masih dipantau, 505 orang dinyatakan

sembuh(Bantenprov.go.id 2021).

Sementara itu Di Kabupaten Pandeglang kasus terkonfirmasi

COVID-19 berjumlah 0 orang. Sedangkan untuk Orang Dalam

Pemantauan (ODP) di Kabupaten Pandeglang berjumlah 685 orang , masih

dipantau 601 orang, sembuh 84 orang(Bantenprov.go.id 2021).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut “Apakah ada hubungan pengetahuan dengan

sikap masyarakat tentang pencegahan virus Covid – 19 di Kampung sumur

lebu desa sodong,kecamatan saketi Pandeglang tahun 2021 ?.

6
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah ada hubungan

pengetahuan dengan sikap masyarakat tentang pencegahan virus Covid –

19 di Kampung sumur lebu desa sodong,kecamatan saketi Pandeglang

tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang pencegahan

dan penyebaran virus corona .

b. Mengetahui gambaran sikap masyarakat tentang pencegahan dan

penyebaran virus corona .

c. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap masayarakat tentang

pencegahan dan penyebaran virus corona .

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Stikes Medika Seramoe Barat

Sebagai sumber bacaan, ilmu pengetahuan dan masukan dari hasil

penelitian hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang

pencegahan virus Covid – 19.Serta sebagai pendokumentasi hasil

penelitian yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan

perbandingan bagi peneliti selanjutnya.

1.4.2 Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai pengetahuan

baru untuk masyarakat mengenai penyebaran dan pencegahan virus

7
Covid-19 di Kampung sumur lebu desa sodong,kecamatan saketi

Pandeglang.

1.4.3 Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan informasi, dan wawasan untuk

peneliti sehingga mendapatkan lebih banyak pengetahuan mengenai

hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan

virus Covid – 19 di Kampung sumur lebu desa sodong,kecamatan

saketi Pandeglang .

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep pengetahuan

2.1.1 Definisi pengetahuan

Notoatmodjo (2014) juga menjelaskan bahwasannya

pengetahuan adalah hal yang diketahui oleh orang atau responden

terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, missal :tentang penyakit

(penyebab,cara penularan, dan cara pencegahan), gizi, sanitasi,

pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, keluarga berencana,dan

lain sebagainya.

Pengetahuan adalah pemahaman teoritis dan praktis yang

dimiliki oleh manusia.Pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat

penting bagi intelegensia orang tersebut. Pengetahuan dapat disimpan

dalam buku, teknologi, praktik dan tradisi. pengetahuan tersebut dapat

mengalami transformasi jika dipakai sebagaimana mestinya.

Penegetahuan sendiri berperan penting terhadap kehidupan dan

perkembangan individu, masyarakat, atau organisasi (Timotius ,2017).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif

(Notoatmojo, 2012) terbagi dalam 6 tingkat, yaitu:

a. Tahu (know)

9
Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari

sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling

terendah karena tingkat ini hanya mengingat kembali (recall)

terhadap suatu hal yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara jelas tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Mereka yang

telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang dipelajari pada suatu situasi atau kondisi real (kondisi

sebenarnya).

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dan formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

10
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Menurut (Timotius, 2017) menjelaskan bahwa pengetahuan

seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal:

a. Faktor internal :

1) 1.Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung

minat yang cukup bagi seseorang sangatlah mungkin seseorang tersebut

akan berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkan.

2) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan, atau sebagai suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi

dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan.

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang telah

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.

3) Usia

Semakin bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada

pertambahan pengetahuan yang telah diperolehnya, tetapi pada usia

11
tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan untuk menerima atau

mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

b. Faktor eksternal :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan

bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju pada

kedewasaan.

2) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer atau sekunder, keluarga

dengan status ekonomi lebih baik mudah tercukupi disbanding

dengan keluarga dengan status ekonomi rendah, hal ini akan

mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk kebutuhan

sekunder. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

3) Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai

pemberitahuan seseorang.Adanya informasi baru mengenai suatu

hal memberika landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap

terhadap hal baru tersebut. Meskipun seseorang memiliki

12
pendidikan rendah tetapi jika ia mendapat informasi yang cukup

baik dari berbagai media maka hal itu dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pengetahuan kita karena lingkungan

memberi pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat

mempelajari hal positif atau hal negatif tergantung dari

lingkungannya. Di dalam lingkungan inilah seseorang akan

mendapatkan pengalaman yang akan mempengaruhi cara

berfikirnya.

2.1.4 Cara Mengukur Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2014) pengetahuan tentang kesehatan

dapat di ukur berdasarkan jenis penelitiannya, kuantitatif atau kualitatif :

a) Penelitian Kuantitatif

Pada umum nya mencari jawaban atas kejadian/fenomena yang

menyangkut berapa banyak,berapa sering,berapa lama,dan

sebagainya,maka biasanya menggunakan metode wawancara dan

angket.

Wawancara tertutup dan wawancara terbuka,dengan menggunakan

instrument (alat pengukur/pengumpul data) kuesioner. Wawancara

tertutup adalah wawancara dengan jawaban responden atas pertanyaan

13
yang diajukan telah tersedia dalam opsi jawaban,responden tinggal

memilih jawaban yang dianggap mereka paling benar atau paling

tepat. Sedangkan wawancara terbuka,yaitu pertanyaan–pertanyaan

yang diajukan bersifat terbuka, dan responden boleh

1. menjawab sesuai dengan pendapat atau pengetahuan responden

sendiri.

2. Angket tertutup atau terbuka. Seperti hal nya wawancara, angket juga

dalam bentuk tertutup dan terbuka.Instrumen atau alat ukurnyas eperti

wawancara,hanya jawaban responden disampaikan lewat

tulisan.metode pengukuran melalui angket ini sering disebut “self

administered”, atau metode mengisi sendiri.

b) Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjawab bagaimana suatu

fenomena itu terjadi atau mengapa terjadi. Misalnya penelitian

kesehatan tentang demam berdarah di suatu komunitas tertentu.

Metode pengukuran pengetahuan dalam penelitian kualitatif antara

lain:

1. Wawancara Mendalam

Mengukur variabel pengetahuan dengan metode wawamcara

mendalam, adalah peneliti mengajukan suatu pertanyaan sebagai

pembuka,yang akan membuat responden menjawab sebanyak–

banyaknya dari pertanyaan tersebut. Jawaban responden akan diikuti

14
pertanyaan selanjutnya dan terus menerus sehingga diperoleh

informasi dari responden dengan sejelas–jelasnya.

2. Diskusi Kelompok Terfokus ( DKT )

Diskusi kelompok terfokus atau “Focus group discussion”dalam

menggali informasidari beberapa orang responden sekaligus dalam

kelompok. Peneliti mengajukan pertanyaan yang akan memperoleh

jawaban yang berbeda dari semua responden dalam kelompok

tersebut. Jumlah kelompok dalam diskusi kelompok terfokus

sebenarnya tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit antar

6–10 orang (Notoatmodjo, 2014).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Febriyanto dengan judul

Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku

Konsumsi Jajanan Sehat Di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang

didapatkan adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap

responden dengan perilaku pemilihan jajanan sehat di MI

Sulaimaniyah Jombang (Febriyanto, 2016).

Dari penelitian yang dilakukan oleh dengan judul Hubungan

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Personal Hygiene dengan Gejala

Vaginitis pada Siswi SMPN 1 Kota Padang dan SMPN 23 Padang

didapatkan adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan gejala

vaginitis di SMPN 23 Padang, sedangkan di SMPN 1 Kota Padang

tidak terdapat adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan

gejala vaginitis (Khatib, Adnani, and Sahputra, 2019).

15
Dari penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari dengan judul

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Seksual pada Siswa di

SMK Patria didapatkan adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan

perilaku seksual pada Siswa di SMK Patria.(Kumalasari, 2014).

2.2 Konsep Sikap

2.2.1 Definisi Sikap

Menurut Notoatmodojo, (2010) sikap merupakan reaksi atau respon

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap yang

dimiliki setiap individu merupakan sikap yang utuh karena dibentuk oleh

karakteristik dan komponen pokok. Karakteristik terdiri dari selalu ada

objeknya, bersifat evaluative, relative mantap, dan dapat diubah. Sedangkan

komponen pokok sendiri terdiri dari kepercayaan, kehidupan emosional serta

kecenderungan untuk bertindak

Tingkatan dari sikap yaitu:

a. Menerima bahwa individu mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan

b. Merespon bahwa individu memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai bahwa individu mengajak individu lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan terhadap suatu masalah

d. Bertanggung jawab individu atas segala sesuatu yang telah dipilih indiidu

tersebut dengan segala resiko.

16
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut penelitian yang

dilakukan oleh Notoatmodjo (2010) :

a. Pengalaman pribadi, untuk dasar pembentukan sikap maka

pengalaman tersebut harus meninggalkan kesan yang kuat sehingga

akan terbentuk dan ditambah dengan faktor emosional serta

penghayatan akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

b. Kebudayaan, dapat menekankan pengaruh lingkungan dalam

membentuk kepribadian seseorang.

c. Individu lain yang dianggap penting karena kecenderungan ini

dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan

individu yang dianggap penting tersebut.

d. Media massa, merupakan sarana komunikasi yang dapat

mempengaruhi dalam pembentukan opini dan kepercayaan individu.

Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal dapat memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

Pesan-pesan sugestif yang cukup kuat akan memberikan dasar afektif

dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga

terbentuklah arah sikap tertentu.

e. Institusi pendidikan dan agama, mempunyai pengaruh kuat dalam

pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar

pengertian dan konsep moral dalam setiap individu. Pemahaman

akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan

17
tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat

keagamaan serta ajaran-ajarannya.

f. Emosi dalam diri, merupakan sikap dari penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Namun hal ini

bersifat sementara karena didasari dengan faktor emosional adalah

prasangka.

2.2.3 Cara Mengukur Sikap

Menurut Notoatmodjo, (2014), pengukuran sikap dapat

dilakukan berdasarkan jenis atau metode penelitian yang digunakan.

1. Kuantitatif

Pengukuran sikap dalam penelitian kuantitatif,digunakan dengan

dua cara Seperti pengukuran pengetahuan,yakni:

a. Wawancara

Metode wawancara untuk pengukuran sikap sama dengan

pengukuran pengetahuan, bedanyapada substansi

pertanyaannya saja. Jika pada pengukuran pengetahuan

pertanyaannya menggali jawaban yang diketahui oleh

responden, sedangkan pengukuran sikap pertanyaannya

menggali pendapat atau penilaian responden terhadap objek.

b. Angket

Demikian pengukuran sikap menggunakan metode

angket,juga menggali pendapat ataupenilaian responden

18
terhadap objek kesehatan melalui pertanyaan dan jawaban

tertulis.

2. Kualitatif

a. Pengukuran sikap dengan metode kualitatif, substansi

pertanyaannya sama dengan pertanyaan pada metode penelitian

kuantitatif, yaitu wawancara mendalam dan Diskusi Kelompok

Terfokus (DKT). Dalam wawancara mendalam dandiskusi

kelompokterfokusyakni seperti pertanyaan dalam metode

penelitian kuantitatifuntuk sikap, tetapi pertanyaannya bersifat

menggali pendapat atau penilaian responden terhadap objek

(Notoatmodjo, 2014 ).

b. Penelitian yang dilakukan oleh Susiloningtyas didalam Embrio

Jurnal Kebidanan yang berjudul Hubungan Pengetahuan Remaja

Putri Tentang Dismenore Dengan Sikap Penanganan Dismenore

didapatkan adanya hubungan pengetahuan remaja putri tentang

Dismenore dengan sikap penanganan Dismenore(Susiloningtyas,

2018).

c. Penelitian yang dilakukan oleh Zettira yang berjudul Hubungan

Sikap Mahasiswa Terhadap Penelitian Dengan Motivasi Dalam

Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung didapatkan adanya hubungan

antara sikap mahasiswa terhadap penelitian dengan motivasi

dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa tingkat akhir

19
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.(Zettira, 2018)

d. Penelitian yang dilakukan yang berjudul Hubungan Pengetahuan

Sikap dan Perilaku Terhadap Self Medication Penggunaan Obat

Analgesik Bebas di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina

Husada” didapatkan hasil adanya hubungan antara sikap

mahasiswa keperawatan terhadap Self Medication penggunaan

obat Analgesik bebas di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina

Husada tahun 2018 (Kardewi, 2018).

2.3 Corona Virus Disease 19 (Covid-19)

2.3.1 Definisi Corona Virus Disease (Covid-19)

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat.Ada setidaknya dua

jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat

menimbulkan gejala berat seperti Middle East RespiratorySyndrome

(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS).Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit

jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnyapada manusia

(PDPI, 2021).

Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara

efektifdapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut

lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit, eter, alkohol, asam

perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent dan

20
kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus.

(PDPI 2021).

2.3.2 Manifestasi Klinis Coronavirus (Covid-19)

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau

berat.Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C),

batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak

memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan

gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam

satu minggu.Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif,

seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi

dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari.

(PDPI 2021).

2.3.3 Penyebaran dan Pencegahan Penularan Coronavirus (Covid-19)

Cara penyebaran beberapa virus atau patogen dapat melalui

kontak dekat, lingkungan atau benda yang terkontaminasi virus,

droplet saluran napas, dan partikel airborne.Droplet merupakan

partikel berisi air dengan diameter >5um.Droplet dapat melewati

sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter) ke permukaan mukosa yang

rentan. Partikel droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau

mengendap di udara dalam waktu yang lama. Produksi droplet dari

saluran napas diantaranya batuk, bersin atau berbicara serta tindakan

21
invasif prosedur respirasi seperti aspirasi sputum atau bronkoskopi,

insersi tuba trakea.(PDPI 2021).

2.3.4 Prinsip Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Covid-19

Saat ini masih belum ada vaksin untuk mencegah infeksi COVID- Cara

terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghidari terpapar virus

penyebab.Lakukan tindakan-tindakan pencegahan penularan dalam praktik

kehidupan sehari-hari. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada

masyarakat :

a. Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan

hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alcohol 60 %,

jika air dan sabun tidak tersedia.

b. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang

c. belum dicuci. Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang

sakit.Saat anda sakit gunakan masker medis.

d. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit atau segera ke fasilitas kesehatan yang

sesuai, jangan banyak beraktifitas di luar.

e. Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue.

f. Buang tissue pada tempat yang telah ditentukan. Bersihkan dan lakukan

disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering disentuh.

2.3.5 Penatalaksanaan Penyebaran Covid-19

Pada saat pasien pertamakali teridentifikasi, isolasi pasien di rumah atau

isolasi rumah sakit untuk kasus yang ringan.Pada kasus yang ringan mungkin

tidak perlu perawatan dirumah sakit, kecuali ada kemungkinan perburukan cepat

22
(PDPI 2021).

Beberapa upaya pencegahan dan control infeksi perlu diterapkan prinsip-

prinsip yaitu hand hygiene,penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah

kontak langsung dengan pasien (darah,cairan tubuh,sekret termasuk secret per

nafasan,dan kulit tidak intak),pencegahan tertusuk jarum serta benda tajam

,managemen limbah medis,pembersihan dan desinfektan peralatan di RS serta

pembersihan lingkunganRS (PDPI 2021).

1.3 Tata Kelola Rapid Test dan Pemeriksaan Laboratorium Covid-19

menurut (Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 2021).

1.3.1 Kelompok OTG

Kelompok pertama merupakan orang yang tidak memiliki gejala , namun

memiliki riwayat kontak erat dengan orang yang positif Covid-19 atau di sebut

Orang Tanpa Gejala (OTG). Kelompok ini akan melalui pemeriksaan RT

antibodi jika pemeriksaan pertama menunjukan hasil :

a). Negatif , tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan menerapkan

PHBS danphysical distancing; pemeriksaan ulang pada hari ke10.Jika hasil

pemeriksaan ulang positif,maka dilanjutkan dengan pemeriksaan RTPCR

sebanyak 2 kali selama2 hari berturut-turut, apabila tersedia fasilitas

pemeriksaanRT PCR.

b). Positif, tatalaksana selanjutny aadalah karantina mandiri dengan menerapkan

PHBS dan physical distancing; Pada kelompok ini juga akan dikonfirmasi

dengan pemeriksaan RTPCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-

turut,apabila tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR.

23
2. Kelompok ODP

Kelompok kedua merupakan orangyang terklasifikasi sebagai Orang

Dalam Pemantauan (ODP).Kelompok ini akan melalui pemeriksaan RT

antibody dan jika pemeriksaan pertama menunjukkan hasil:

a). Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah dengan

menerapkan PHBS dan physical distancing; pemeriksaan ulang pada hari

ke 10.Jika hasil pemeriksaan ulang positif, maka dilanjutkan dengan

pemeriksaan RT PCR sebanyak2 kali selama 2 hari berturut-turut, apabila

tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR.

b). Positif,tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri dirumah dengan

menerapkan PHBS dan physical distancing; Pada kelompok ini juga

akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kaliselama

2 hari berturut-turut, apabila tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR.

3. Kelompok PDP

Kelompok ketiga merupakan orang yang terklasifikasi sebagai Pasien Dalam

Pengawasan (PDP).Kelompok ini akan melalui pemeriksaan RT antibody dan

jika pemeriksaan pertama menunjukkan hasil:

a) Negatif,tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri rumah dengan menerapkan

PHBS dan physical distancing; pemeriksaan ulang pada hari ke10.Jika hasil

pemeriksaan ulang positif ,maka dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR

sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut.Apabila mengalami

perburukan gejala, lakukan perawatan di RS.

b). Positif,tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah(gejala ringan),

24
isolasi diRS darurat (gejala sedang),atau isolasi di RS rujukan (gejala berat)

Pada kelompok ini juga akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR

sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut.

c) Tata Kelola Pasien Covid 19 Di Rumah Sakit Menurut (Gugus Tugas

Percepatan Penanganan Covid 19 2021)

1.3.2 Tatalaksana Pengobatan Pasien Covid 19.

Pasien dengan hasil pemeriksaan RT antibody positif yang dirawat di Rumah

Sakit akan diberikan obat sebagai berikut, sampai hasil pemeriksaanspesifik

terbukti negatif:

a) Antibiotik Empiris

1.3.2.1 Azitromicin 1x 500 mg selama 5-7 hari atau

1.3.2.2 Levofloxacin 1x 750 mg selama 7 hari

b) Antivirus

c) Vitamin C dosis tinggi selama 14 hari

d) Chloroquine phosphate dapat ditambahkan pada pasien dengan kondisi berat

e) Terapi simptomatik sesuai dengan gejala

f) Hepatoprotektor bila SGOT dan SGPT meningkat

g) Obat – obat lain sesuai penyakit penyerta

1.3.3 Indikasi Pasien Yang Memerlukan Ventilator

Mekanik.

Pada prinsipnya seluruh pasien yang masuk di Rumah Sakit Rujukan

adalah PDP yang memenuhi kriteria salah satu sebagai berikut:

Gagal nafas berdasarkan pemeriksaan Analisa Gas Darah

25
a) Apabila Analisa Gas Darah tidak bisa dilakukan, saturasi Oksigen < 90%

b) Penurunan Kesadaran

c) Adanya tanda – tanda sepsis

1.3.4 Syarat Pemulangan Pasien Covid 19.

Pasien yang dirawat dengan diagnose infeksi COVID-19 dapat

dipulangkan apabila hasil pemeriksaan PCR negative 2 kali berturut-turut dalam

selang waktu 2 hari.Apabila tidak tersedia pemeriksaan PCR maka pemulangan

pasien COVID-19 didasari oleh:

a) Klinis perbaikan tanpa oksigen dan radiologis perbaikan

b) Perbaikan klinis dengan saturasi oksigen lebih dari 95%

KERANGKA TEORINYA MANA

MOHON DI LIHAT PANDUAN

2.4 Kerangka Konsep

2.4.1 Definisi

Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas dalam agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori keterkaitan antara variabel.

Kerangka konsep akan membantu menghubungkan hasil penemuan dengan teori.

Kerangka konsep penelitian hakikatnya adalah suatu uraian dan visualitas konsep-

konsep serta variabel yang akan diukur atau diteliti (Notoatmodjo, 2012).

Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen

(pengetahuan penyebaran virus Covid-19) dan variabel dependen (sikap

penyebaran dan pencegahan virus Covid-19) yang digambarkan sebagai berikut:

26
Adapun hubungan antar variabel diatas dapat dilihat pada skema berikut ini :

Variabel independen variabel dependen

Pengetahuan tentang penyebaran Sikap tentang penyebarandan


dan pencegahan virus Covid-19 pencegahan virus Covid-19

Skema 3.1

Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Masyarakat

Terhadap Penyebaran Dan Pencegahan Virus Covid-19

3.7.1 Definisi Operasional

Berikut definisi operasional terhadap variabel yang diteliti (tabel 3.1).

meliputi variabel independen (variabel bebas) pengetahuan penyebaran dan

pencegahan virus Covid-19.variabledependen (variabel terikat) adalah sikap

penyebaran dan pencegahan virus Covid-19.

Tabel 3.1

Defini Operasional

Definisi oprasional Cara ukur Hasil ukur Skala


1. Variabel Independen
Pengetahuan Pemahaman masyarakat Alat ukur 1. Pengetah Ordinal

27
tentang virus Covid-19 , menggunaka uan baik

meliputi: n kuesioner bila skor

1. Mengetahui definisi tentang ≥ median

virus Covid-19 pengetahuan = 22

2. Mengetahui masyarakat

penyebabvirus mengenai 2. Pengetah

Covid-19 virus Covid- uan

3. mengenali tanda dan 19 kurang

gejala virus Covid- baik bila

19 skor <

4. Mengenali upaya median =

pencegahan dan 22

pengobatan virus

covid-19

2.Variabel Dependen
Sikap Respon atau Alat ukur 1. positif, Ordinal

tanggapan menggunaka jika skor

masyarakat n kuesioner ≥ median

terhadap tentang sikap = 73

penyebaran virus masyarakat

Covid-19 mengenai 2. Negatif,

virus Covid- jika skor

19. < median

= 73

28
3.7.2 Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan pernyataan sementara atau pernyataan

awal peneliti mengenai hubungan antar variabel yang merupakan jawaban

peneliti tentang kemungkinan hasil penelitian.

Ha : Ada hubungan pengetahuan dengan sikap masyarakat tentang

pencegahan virus Covid-19 di Kampong Sodong, desa sodong kecamatan

saketi Kabupaten Pandeglang.

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan dengan sikap masyarakat tentang

pencegahan virus Covid-19 di Kampong Sodong, desa sodong kecamatan

saketi Kabupaten Pandeglang.

BAB III

29
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

analitik asosiatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Cross

Sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

Alasan peneliti menggunakan metode ini karena metode Cross Sectional

memungkinkan peneliti untuk mengukur beberapa variabel dalam satu waktu

yang sama.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung sumur lebu RW 03 desa sodong kecamatan

saketi Kabupaten Pandeglang Tahun 2021.

3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Maret-Juli 2021. Adapun proses

pengambilan data akan dilakukan pada bulan Mei Tahun 2021.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai

karakteristik tertentu (Sastroasmoro & Ismael, 2011). Populasi terjangkau

dalam penelitian ini adalah warga masyarakat (Kepala Keluarga) di RW

03 Kampung sumur lebu desa sodong kecamatan saketi Kabupaten

30
Pandeglang Tahun 2021. Jumlah populasi di RW 03 Kampung sumur lebu

sebanyak 277 KK.

Tabel 3.1

Distribusi Kepala Keluarga di RW 03 Kampung sumur lebu

No Nama RT Jumlah

KK
1. RT 01 34
2. RT 02 46
3. RT 03 74
4. RT 04 57
5. RT 05 66
Jumlah 277

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian populasi yang akan diteliti

atau sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Hidayat 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah warga (Kepala

keluarga) yang ada dan tinggal di RW 03 Kampung sumur lebu . Tehnik

pengambilan sampel dalam peneltiian ini menggunakan Purposive

Sampling. Besaran sampel ditentukan dengan rumus Slovin.

31
N
n= 2
1+ N ( d )

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar Populasi

D = Derajat penyimpanan terhadap populasi yang diinginkan : 10% (0,10),

5% (0,05), atau 1% (0,01). Berdasarkan rumus diatas, maka banyaknya

sampel yang diperlukan dalam penelitin ini adalah sebagai berikut :

n
n= 2
1+ N ( d )

277
n= 2
1+277 (0,1 )

277
n=
1+277 (0,01❑)

277
n=
2,78

n=99,64

n=100

Berdasarkan hasil penghitungan sampel menggunakan rumus slovin ,

jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 100 responden.

Tabel 3.2

32
Distribusi Pengambilan Sampel Berdasarkan RT di Kampung sumur

lebu RW 03

No Nama Jumlah KK Proporsi Jumlah

Sampel Sampel
1. RT. 01 34 34 12
×100
277
2. RT. 02 46 46 17
×100
277
3. RT. 03 74 74 27
×100
277
4. RT. 04 57 57 20
×100
277
5. RT. 05 66 66 24
×100
277
Total 100

Dalam pemilihan sampel digunakan kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Kriteria

inklusi dalam penelitian ini yaitu :

1) Kepala Keluarga yang tinggal dan menetap di wilayah penelitian

2) Kepala keluarga yang berusia diatas ≥ 20 tahun

3) Merupakan Kepala Keluarga di wilayah penelitian

4) Kepala keluarga yang dapat membaca dan menulis

33
b. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini yaitu :

1) Kepala keluarga yang tinggal di wilayah penelitian namun

sedang berada di perantauan

2) Kepala keluarga yang memilki gangguan penglihatan

3) Kepala keluarga yang mengalami gangguan mental

3.4 Tahapan dan Alat Pengumpulan Data

3.4.1 Tahapan Penelitian

a. Tahap Persiapan

1) Mengajukan judul

2) Melakukan studi pendahuluan dan penjajakan awal untuk

menentukan masalah

3) Studi kepustakaan

4) Menyusun Proposal Penelitian

5) Menyusun instrument penelitian

6) Bimbingan pembuatan proposal dan seminar proposal serta

perbaikan proposal dan penelitian

b. Tahap Pelaksanaan

1) Mengurus ijin uji validitas dan ijin penelitian

2) Mengadakan uji coba instrumen penelitian / uji validitas dan

melakukan perbaikan instrument bersama pembimbing skripsi

34
3) Kontrak dengan pihak lahan penelitian dan pihak terkait kepala

desa,tokoh masyarakat,dan penduduk untuk melakukan

pengambilan data dan penelitian.

4) Melakukan kontrak dengan kepala keluarga setempat yang tinggal

di sekitar atau tempat penelitian .

5) Pada hari dan waktu yang telah di sepakati, peneliti menyebarkan

kuesioner pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan

virus corona (Covid-19), sebagai bahan untuk mengukur

pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan virus

corona (Covid-19). Dan sebelum penyebaran kuesioner, peneliti

melakukan informed consent sebagai bentuk dari penjelasan

penelitian dan persetujuan sebagai responden dalam penelitian ini.

6) Pengolahan data dan menganalisis data hasil penelitian

c. Tahap Akhir

1) Penyusunan laporan penelitian

2) Sidang atau pertanggung jawaban hasil penelitian

3) Revisi dan penggandaan hasil penelitian

3.4.2 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data ini menggunakan alat ukur berbentuk

kuesioner yang diberikan kepada penduduk Kampung sumur lebu Rw

03 desa sodong kecamatan saketi Kabupaten Pandeglang Tahun 2021.

Kuesioner dari 2 bagian dan 1 checklist, yaitu:

35
a. Kuesioner A, berisi tentang data demografi responden yang

meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan.

b. Kuesioner B, berisi tentang pengetahuan. Jumlah pernyataan 25,

dan 5 pilihan jawaban( a, b, c ) . Menggunakan skor dikotomi (1-0).

Skor 0 untuk jawaban salah, dan skor 1 untuk jawaban benar. Hasil

ukur menggunakan jumlah skor dari jawaban responden dengan

skala ukur ordinal.

c. Kuisioner C, berisi tentang sikap. Jumlah pernyataan 20,dan 5

pilihan jawaban .menggunakan skor skala likert (1-5). Pemberian

nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju, nilai 2 untuk jawaban

tidak setuju, nilai 3 untuk jawaban kurang setuju, nilai 4 untuk

jawaban setuju, nilai 5 untuk jawaban sangat setuju, pada semua

pertanyaan favorable (positif) dan nilai berkebalikan untuk

pertanyaan unfavorable (negative) (Hidayat 2017).

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar

– benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Uji validitasakan

dilakukan di Kampung sumurlebu Rt 01/Rw 02 desa sodong kecamatan

saketi Kabupaten Pandeglang Tahun 2021 dengan mengunakan teknik

product moment of corelation :

N ( Σ XY )−( ΣXΣY )
R=
√ { NΣX 2−( ΣX 2) }{( NΣY 2−( ΣY )2}

36
Keterangan :

rxy = korelasi antara instrumen pertanyaan secara keseluruhan

N = Jumlah sampel

XY = Skor total yang diuji dikali skor total

Y = Skor total

∑X = jumlah jawaban responden untuk instrumen ke X

∑X2 =jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang

dikuadratkan

∑Y2 :jumlah jawaban responden untuk X yang dikuadratkan

Keputusan uji :

Variabel dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel, dan

variabel dikatakan tidak valid jika r hituung lebih kecil dari r tabel

(Notoatmodjo, 2012).Adapun instrument yang dilakukan uji validitas

adalah instrument yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap

tentang Covid-19. Langkah-langkah yang digunakan antara lain:

mengajukan kuesioner kepada responden, kemudian dilakukan uji

validitas. Pertanyaan-pertanyaan yang dinyatakan valid dihitung,

sedangkan yang tidak valid tidak digunakan.

3.5.1 Uji Reliabilitasi

Uji rehabilitasi adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012).

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

37
menggunakan one shot atau sekali ukur. Perhitungan dilakukan dengan

sistem komputer.Satu instrumen dikatakan reliabel bila α > r tabel.

Langkah-langkah yang digunakan antara lain: mengajukan kuesioner

tersebut kepada sejumlah responden, kemudian dihitung validitas masing-

masing pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang valid dihitung, sedangkan

yang tidak valid dibuang, untuk pertanyaan yang sudah valid dilakukan uji

reliabilitas bila r alpha (α) > r tabel.Dalam uji reliabilitas penelitian ini

dilakukan setelah sidang proposal dilaksanakan.

Rumus alpha yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

∑ σ 2b
r 11 =
[ K
( K −1 ) ][ σ 21 ] (Hastono 2018)

Dimana :

r 11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σ 2b : Jumlah varians butir

σ 21 : Varians total

Pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji validitas terlebih

dahulu.Jadi jika pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut

38
dibuang.Pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid kemudian baru

secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.

Jadi rencana uji validitas dan reliabilitasnya akan dilakukan pada bulan

Mei pada warga (Kepala Keluarga) di Kampung Legok Nangka Rw 02

desa sodong kecamatan saketi Kabupaten Pandeglang dan jumlah

sampel 20 responden.

Untuk mengetahui reliabilitas dilakukan dengan cara melakukan uji

Cronbach Alpha.

Keputusan uji :

a) Bila Cronbach Alpha ≥ 0,6 artinya variabel reliable

b) Bila Cronbach Alpha < 0,6artinya variabel tidak reliable

3.5.2 Hasil Instrumen Penelitian (Uji Validitas )

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Kp.sumurlebu Rw 002

desa sodong kecamatan saketi pada tanggal 17 Juni 2021.Uji validitas

dilakukan kepada 20 orang responden. Pada penelitian ini menggunakan 2

instrumen penelitian, instrumen pertama merupakan kuisioner

pengetahuan dan instrument kedua merupakan kuisioner sikap. Hasil uji

validitas pada instrument pertama kuisioner pengetahuan dari 25 item

pertanyaan didapatkan 25 pertanyaan dinyatakan valid dengan r tabel

0.446, r hitung terbesar 0,859 , r hitung terendah 0,503.hasil uji reliabilitas

pada instrumen pertama kuisioner pertama didapatkan nilai cronbach

alphasebesar 0,960. Hasil uji validitas pada instrument kedua kuisioner

39
sikap dari 25 item pernyataan didapatkan 20 pernyataan valid dan 5

pernyataan tidak valid sehingga 5 pernyataan tersebut dibuang. r tabel

0446, r hitung terbesar 0,865 dan r hitung terendah 0,508. Hasil uji

reliabilitas pada instrument kedua kuisioner sikap didapatkan nilai

cronbach alpha sebesar 0,948,Dari hasil uji validitas dan reliabilitas diatas

didapatkan untuk instrument pertama kuisioner pengetahuan 25 item

dinyatakan valid dan instrument kedua kuisioner sikap 20 item dinyatakan

valid.

3.6 Teknik Pengelolaan Data

Dalam pengolahan data menggunakan bantuan komputer, termasuk

proses pengolahan data menggunakan perangkat lunak komputer.

Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :

a. Editing : Mengecek alat penelitian yang telah terkumpul, hal-hal yang

ditinjau kembali adalah: kelengkapan identitas responden, kelengkapan

jumlah angket dan kelengkapan isi atau jawaban responden pada angket.

Bila terjadi kekurangan maka angket dikembalikan kepada responden

untuk dilengkapi.

b. Coding : memberikan kode untuk tiap variabel yang diteliti sebagai data

dan kode untuk tiap responden sesuai jumlah responden.

c. Skoring : Memberikan skor untuk setiap jawaban yang diberikan

responden, skor pengetahuan bersikap dikotomi yaitu jawaban yang salah

diberi angka 0, dan jawaban yang benar diberi angka 1. Skor Sikap

40
menggunakan skala likert, Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju, dan

skor 5 untuk jawaban sangat setuju.

d. Proccessing : Setelah dilakukan pengkodean dan pemberian skor, maka

selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisa. Pemprosesan data

dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program

komputer.

e. Cleaning :Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.

3.7 Analisa Data

Dalam tahap ini data dengan teknik analisis kuantitatif diolah dengan

analisis kuantitatif. Pengolahan data sejak pemasukan data sampai analisis

disamping menggunakan rumus juga menggunakan bantuan sistem

komputerisasi yaitu program perangkat lunak (software) pengolahan data.

a. Uji Normalitas Data

Sebelum dilakukan analisa data, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau

tidak. Adapun uji normalitas data menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov

dimana dasar pengambilan keputusan dalam uji ini sebagai berikut :

Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05 maka data penelitian

berdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas dengan uji Kolmogrov-Smirnov didapatkan

hasil untuk variabel pengetahuan memiliki nilai (Sig.) = 0,000 dan untuk

41
variabel sikap memiliki nilai (Sig.) = 0,000. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa data kedua variabel tidak berdistribusi normal.

b. Analisis Univariat

Analisis data univariat dilakukan terhadap variabel independent dan

variabel dependent.. Analisis univariat pada variabel yang berbentuk

kategorik (pengetahuan dan sikap) menggunakan analisis proporsi dan

dituangkan dalam tabel distribusi frekuensi, sedangkan untuk data varibel

dengan data yang berbentuk numerik (pengetahuan) dianalisis dengan

menggunakan mean, median,dan standar deviasi. Analisis univariat pada

penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menghasilkan

presentase dari tiap-tiap variabel yang ada (Arikunto, 2013) :

1% - 9% : Sangat sedikit responden

20% - 39% : Sebagian kecil responden

40% - 59% : Hampir sebagian besar responden

60% - 79% : Sebagian besar responden

80% - 99% : Hampir seluruh responden

100% : Seluruh responden

c. Analisis Bivariat

42
Analisa bivariat penelitian dilakukan untuk membuktikan hipotesa

yang telah dirumuskan yaitu apakah ada hubungan antara pengetahuan dan

sikap masyarakat tentang pencegahan virus corona (Covid-19) di

Kampung sumur lebu, desa sodong,kecamatan saketi ,Kabupaten

Pandeglang Tahun2021. Data yang telah diperoleh dianalisa secara

statistik dengan menggunakan uji kai kuadrat ( Chisquare ) . adapun

rumus Chisquare menurut (Sugiyono, 2012) sebagai berikut :

∑ ( f 0−fe ) ❑2
X2=
fe

Keterangan :

X 2 : nilai chi kuadrat

Fo : frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris)

Fe : frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

Hasil akhir uji Chi square adalah untuk mengetahui apakah keputusan uji

Ho ditolak atau Ho diterima (gagal ditolak). Dengan ketentuan jika P value

< 0,05 maka Ho ditolak , artinya ada perbedaan yang bermakna. Jika P

value > 0,05 maka Ho diterima , artinya tidak ada perbedaan yang

bermakna antar variabel (Notoatmodjo, 2012)

DAFTAR PUSTAKA

43
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. edited bRineka
Cipta. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifudin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bantenprov.go.id. 2020. “Kasus Terkonfirmasi Covid-19 Provinsi Banten.”
Covid, Gugus tugas percepatan penanganan. 2020. Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19.
Febriyanto, Muhammad. 2016. “Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap
Dengan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat Di MI Sulaimaniyah Mojoagung
Jombang.” Universitas Airlangga.
Hastono, S. .. 2018. Analisa Data Pada Bidang Kesehatan. Dpok: Depok ,
Rajawali Pers.

Hidayat, A. 2017. Metodologi Penelitian Keperawatan Dan Kesehatan. Jakarta:


Jakarta, Salemba Medika.

Kardewi, Ersita. 2018. “Hubungan Pengetahuan , Sikap Dan Perilaku Terhadap


Self Medication Penggunaan Obat Analgesik Bebas Di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bina Husada Ersita Kardewi Populasi Dalam Penelitian Ini
Adalah Seluruh Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada.”
1(1):16–23.

Kemenkes RI. 2020. “Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus


Disease (COVID-19).” Germas 0–115.
Khatib, Aulia, Syahredi S. Adnani, and Roni Eka Sahputra. 2019. “Hubungan
Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Personal Hygiene Dengan Gejala
Vaginitis Pada Siswi SMPN 1 Kota Padang Dan SMPN 23 Padang.” Jurnal
Kesehatan Andalas 8(1):19.
Kumalasari, Desi. 2014. “Correlation of Knowledge and Attitude With Premarital
Sexual Behavior.” 1–6.
Notoatmodjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Jakarta,Rineka
Cipta.
Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Jakarta,Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2014. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Jakarta,Rineka Cipta.

PDPI. 2020. Pnemonia Covid-19. Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia.


Saurina, Nia. 2018. “Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dengan Perilaku
Warga Dala.

44

Anda mungkin juga menyukai