Dosen Pembimbing:
Umi Hanik, drg M, kES
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini
dengan judul “Perbedaan Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum dan Sesudah
Pemberian Kompres Hangat Di SMAN 1 Bangkalan Kelas XII”. Sebagai salah
satu tugas dari mata kuliah Metodologi Penelitian.
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu . Umi
Hanik,drg M, Kes selaku pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan,
dukungan dan arahan kepada peneliti sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Dan tidak lupa peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Siti Nurjanah, S.Kep,NS., M.Kep sebagai Ketua Program studi S1
Keperawatan
2. Khamida, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku dekan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan
3. Prof Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., selaku rector Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya.
4. Para Dosen dan seluruh Staf Pegawai Kependidikan Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya yang telah memberikan
ilmu sebagai bekal untuk melakukan penelitian ini.
5. Teristimewa kepada keluarga saya tercinta dan teman-teman sekalian yang
sangat mendukung saya dan sangat saya sayangi, yang telah banyak
mendukung dan memberikan dorongan.
Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat balasan dari Tuhan. Harapan penulis, karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi Keperawatan.
ii
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 4
1.3.1Tujuan Umum.................................................................... 4
1.3.2Tujuan Khusus.................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................ 4
1.4.2 Manfaat Praktis.................................................................. 5
iii
2.3.2 Tujuan ............................................................................. 25
2.3.3 Indikasi ........................................................................... 25
2.3.4 Proses Kompres Hangat................................................... 25
2.3.5 Tekhnik Pemberian Kompres Hangat.............................. 26
2.3.6 Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri Dismenore. 27
BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual........................................................... 28
3.2 Hipotesis............................................................................... 30
BAB 4. METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian........................................................................... 31
4.2 Populasi Dan Sampel Penelitian.................................................... 32
4.2.1 Populasi Penelitian............................................................... 32
4.2.2 Sampel Penelitian................................................................. 33
4.2.3 Tekhnik sampling................................................................. 33
4.3 Definisi operasional....................................................................... 34
4.4 Klasifikasi Variabel....................................................................... 34
4.4.1 Variabel Independen.............................................................
4.4.2 Variabel Dependen...............................................................
4.5 Pengumpulan Data ........................................................................ 34
4.5.1 Instrumen Penelitian............................................................. 34
4.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................ 35
4.5.3 Prosedur Pengumpulan Data................................................. 35
4.6 Pengolahan Data............................................................................ 35
4.6.1 Editing.................................................................................. 35
4.6.2 Coding ................................................................................. 35
4.6.3 Skoring.................................................................................. 36
4.6.4 Tabulating............................................................................. 36
4.7 Analisa Data................................................................................... 36
4.8 Etika Penelitian ............................................................................. 37
4.9 Kerangka Kerja.............................................................................. 40
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
yang tepat dan benar pada wanita yang mengalami dismenore terutama
usia remaja atau masih dalam masa pubertas. Masa pubertas adalah salah
atau sekolah, sehingga apabila masalah ini tidak segera diatasi akan sangat
besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap negara mengalami nyeri
1
perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri menstruasi. Menurut
2
di Indonesia dismenore primer sebesar 54,89%. Angka kejadian nyeri dismenore \
di Sumatera Barat pada tahun 2013 mencapai 57,3%. Di jawa timur remaja putri
yang produktif yaitu berusia 10-24 tahun, sebesar (1,07%). Yang mengalami nyeri
karena suatu proses penyakit atau setres yang berlebihan, tetapi penyebab
pada minum jamu, dan mengoleskan minyak kayu putih. Remaja putri
dan mudah dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, tanpa efek
3
Dismenore yang dialami oleh remaja putri mempunyai dampak
yang negatif dan harus segera ditangani dengan optimal. Kompres hangat
pemberian kompres hangat pada remaja putri SMAN 1 Bangkalan Kelas XII?
4
3. Menganalisis perbedaan intensitas nyeri dismenore sebelum dan
menstruasi.
menjadi alternatif yang dapat dilakukan sendiri bagi remaja putri yang
mengalami dismenore.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Remaja
2.1.1 Pengertian Remaja
Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescare yang berarti
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan
organ-organ fisik secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan
remaja yang mengalaminya, dalam hal inilah bagi para ahli dalam bidang ini,
dorongan seksual yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak
bertanggung jawab. Inilah sebabnya maka para ahli dalam bidang ini berpendapat
bahwa kesetaraan perlakuan terhadap remaja pria dan wanita diperlukan dalam
6
mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja, agar dapat tertangani secara
pada periode remaja awal. Banyak perubahan yang terjadi pada remaja pada masa
Masa pubertas tidak sama pada tiap remaja, perubahan biologis/fisik pada
Sedangkan karakteristik sekunder adalah perubahan yang muncul pada tubuh yang
area tertentu, penumpukan lemak di area tertentu) tapi tidak berhubungan dengan
7
a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
periode lainnya, karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku, dan
8
ada lagi yang penting karena akibat jangka panjangnya, pada periode remaja, baik
akibat langsung, atau akibat jangka panjang tetap penting. Ada periode akibat fisik
dan psikologis keduanya sama-sama penting, perkembangan fisik yang cepat dan
penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang terjadi
tahap berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan
bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang, bila anak-anak
harus beralih dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, anak harus meninggalkan
masa kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru
Namun perlu disadari bahwa apa yang telah terjadi akan meninggalkan
bekasnya dan akan mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru. Banyak ciri
yang umumnya dianggap sebagai ciri khas masa remaja sudah ada pada masa
akhir masa kekanak-kanakan. Perubahan fisik yang terjadi selama tahun awal
setiap periode peralihan, situs individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan
peran yang akan dilakukan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak juga
bukan orang dewasa, kalau remaja berperilaku seperti anak-anak ia akan diajari
9
c. Masa Remaja Sebagai Periode Perubahan
Tingkat perubahan dalam setiap sikap dan perilaku selama masa remaja
sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja ketika
perubahan fisik terjadi dengan pesat, maka perubahan perilaku dan sikap juga
terjadi dengan pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perilaku dan sikap juga
menurun.
dan psikologis yang terjadi. Karena perubahan emosi biasanya terjadi lebih cepat
selama masa awal remaja, maka meningginya emosi lebih menonjol pada masa
Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru, bagi remaja muda, masalah
baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan
sendiri.
akan berubah. Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, sekarang
setelah hampir dewasa tidak dianggap penting lagi. Misalnya sebagian besar
yang lebih penting daripada sifat-sifat yang dikagumi dan dihargai oleh teman-
daripada kuantitas.
10
Kelima, sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap
sering menjadi masalah yang sulit diatasi, baik oleh remaja laki-laki ataupun
perumpuan, terdapat dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama sepanjang masa kanak-
kanak, masalah anak sebagian besar diselesaikan oleh orang tua dan guru,
Kedua, karena para remaja merasa diri sendiri mandiri, sehingga mereka ingin
mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan dari orang tua dan guru.
menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa
yang disertai akibat yang teragis, bukan karena ketidakmampuan individu tetapi
karena kenyataan bahwa tuntutan yang diajukan kepadanya justru pada saat semua
remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya banyak diantaranya
yang bersifat negatif”. Anggapan streotip budaya bahwa remaja adalah anak yang
tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku
11
merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi
kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik
jambu, ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan
bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak
realistik ini tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-
gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan
bahwa mereka sudah hampir dewasa. Ternyata belum cukup, oleh karena itu
remaja memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa
perlakuan seks, mereka menganggap semua ini akan memberikan citra yang
mereka inginkan.
2.1.5 Menstruasi
pengeluaran darah, mukus, dan sel-sel epitel dari uterus secara periodik.
12
tersupresi. Menstruasi merupakan bagian dari siklus menstruasi, suatu komponen
penting dalam siklus reproduksi wanita. Menstruasi dimulai antara usia 12-15
tahun dan dapat menimbulkan berbagai gejala pada remaja diantaranya nyeri perut
(kram), sakit kepala terkadang disertai vertigo, perasaan cemas, gelisah, dan
konsentrasi buruk. Pada bagian remaja menstruasi dapat terjadi sesuai dengan
waktunya dan sebagian remaja lainnya, menstruasi dapat terjadi lebih awal (maju)
2.2.1 Definisi
Dismenore adalah nyeri perut di area pelvis yang dialami oleh seorang
wanita sebagai suatu akibat dari periode menstruasinya, hampir semua wanita
mengalami rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah saat menstruasi namun
aktivitas dan memerlukan obat-obatan. Uterus atau rahim terdiri atas otot yang
juga berkontraksi dan relaksasi, pada umumnya kontraksi uterus tidak dirasakan,
namun kontraksi yang hebat dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus
Nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering terjadi pada wanita,
farmakologis dapat berfungsi sebagai analgetic. Analgetic yang terdapat pada jahe
yaitu minyak atsiri, seperti gingerols, shoagoals, dan zingerone, sehingga dapat
13
menurunkan nyeri haid. Nyeri haid atau dismenorea adalah nyeri perut yang
berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi dan kebanyakan wanita
mengalami tingkat kram yang bervariasi dari tingkat ringan, sedang hingga berat.
Banyak remaja putri yang belum mengetahui pengobatan secara non farmakologis
untuk mengatasi nyeri saat dismenore, yaitu salah satunya dengan melakukan
2.2.2 Klasifikasi
1. Dismenore Primer
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
alat-alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah
menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada
pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat nyeri ialah kejang
daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai mual,
muntah, sakit kepala, diarea iritabilitas dan sebagainya. Disebut dismenore primer
terjadi kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya
2. Dismenore Sekunder
14
Dismenore Sekunder adalah nyeri saat menstruasi yang disebabkan oleh
kelainan ginekologi atau kandungan. Pada umumnya terjadi pada wanita yang
berusia lebih dari 25 tahun, tipe nyeri dapat menyerupai nyeri menstruasi, namun
lama nyeri dirasakan melebihi periode menstruasi dan dapat pula terjadi bukan
pada saat menstruasi. Dismenore sekunder sebagai nyeri yang muncul saat
2.2.3 Etiologi
1. Dismenore Primer
dismenore primer.
a. Faktor kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak
dapat penerangan yang baik tentang proses haid mudah timbul dismenore.
b. Faktor konstitusi
Faktor ini yang erat hubugannya dengan faktor tersebut di atas, dapat juga
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore
primer ialah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus dalam
15
hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis akan tetapi hal
ini hal ini sekarang tidak di anggap sebagai faktor penyebab dismenore.
d. Faktor alergi
2. dismenore sekunder
a. Endometriosis
b. Fibroid.
c. Adenomiosis
f. Pemakaian IUD.
yaitu menstruasi yang pertama pada usia kurang dari 12 tahun, remaja 1-2 tahun
setelah menstruasi pertama, wanita yang belum pernah melahirkan anak hidup,
2.2.5 Patofisiologi
Menurut Bobak (2005) dalam Prami dan Kencana (2014), selama fase
16
yang berlebihan meningkatkan amplitudo dan frekuensi kontraksi uterus dan
(anoreksia, mual, muntah, diare) dan gejala sistem saraf pusat meliputi sinkop,
menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai, biasanya nyeri mulai timbul
sesaat atau selama menstruasi mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan
setelah dua hari menghilang. Dismenore juga sering disertai mual, sakit kepala,
2.2.7 Intensitas
Menurut Manuaba, dkk (2010) intensitas dismenore dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Ringan
2. Sedang
meninggalkan pekerjaannya.
3. Berat
a. Rasa sakit yang hebat, sehingga tidak dapat beraktivitas dengan baik
17
b. Memerlukan istirahat
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subyektif dan sangat bersifat
individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan mental.
Nyeri dapat diukur dengan beberapa metode sebagai berikut (Potter & Perry,
2012)
sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji
intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi trapeutik. Apabila digunakan skala
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan : Secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
18
4-6 Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
7-9 Nyeri berat : Secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
distraksi.
10 Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang
tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini di rangking
dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat
menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas
nyeri terbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri
terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak
19
menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk
mendeskripsikan nyeri.
VAS merupakan suatu garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus
mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata
(Potter & Perry, 2012) mengkaji intensitas nyeri sangat penting walaupun bersifat
sebuah skala nyeri dengan deskriptif tidak nyeri, ringan (rasa nyeri seperti gatal
atau tersetrum atau nyut-nyutan atau melilit atau terpukul atau perih, sedang
(seperti kram atau kaku atau sulit bergerak atau terbakar atau di tusuk-tusuk),
berat (sangat nyeri tetapi masih dapat terkontrol) dan sangat nyeri tetapi tidak
20
Skala terdiri dari enam wajah dengan profil yang sedang tersenyum (tidak
bahagia, wajah yang sangat sedih, sampai wajah yang sangat ketakutan (Potter &
Perry, 2012).
1. Manajemen Nonfarmakologis
b. Kompres hangat
21
baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan
d. Distraksi
e. Relaksasi
f. Imajinasi
2. Manajemen Farmakologis
a. Pemberian Analgesik
22
yang beredar dipasaran antara lain novalgin, ponstan, acetaminophen
dan sebagainya.
b. Terapi hormonal
Pengobatan dapat diberikan sebelum haid mulai 1-3 hari sebelum haid
lainnya gagal.
23
Kompres hangat atau panas adalah memberikan rasa hangat pada daerah
tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada
daerah juga untuk menghilangkan rasa sakit (Zakiyah, 2015). Kompres hangat
atau panas adalah suatu bentuk terapi sederhana penghantar panas yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri. Pemberian
aplikasi hangat pada tubuh merupakan suatu upaya untuk mengurangi gejala nyeri
akut maupun kronis. Terapi ini efektif untuk mengurangi nyeri yang berhubungan
2.3.2 Tujuan
Beberapa tujuan yang dilakukan kompres panas adalah (Arovah, 2010):
1. Memperlancar sirkulasi darah
2.3.3 Indikasi
Menurut Asmadi (2010), indikasi dilakukannya kompres hangat yaitu:
1. Klien yang kedinginan (suhu tubuh rendah)
4. Spasme otot
24
2.3.4 Proses Kompres Hangat
strategi untuk menurunkan nyeri yang sangat efektif pada beberapa kondisi, terapi
reseptor yang sama seperti pada cedera. Area pemberian kompres hangat dapat
menimbulkan respons sitemik dan respon lokal, stimulasi ini mengirim impuls-
tubuh secara normal. Prinsip kerja dari kompres hangat adalah dengan cara
memindahkan panas dari buli-buli panas kain yang melapisi kompres kedalam
pada menurunnya ketegangan otot sehingga nyeri yang dirasakan pada saat haid
mengurangi nyeri tidak diketahui dengan pasti, walaupun para peneliti yakin
bahwa dapat menonaktifkan serabut saraf yang menyebabkan spasme otot dan
panas tersebut dapat menyebabkan pelepasan endofrin, opium yang sangat kuat,
seperti bahan kimia yang memblok transmisi nyeri. Secara umum peningkatan
aliran darah dapat terjadi pada bagian tubuh yang dihangatkan karena panas
25
2.3.5 Tekhnik Pemberian Kompres Hangat
Menurut Uliyah & Hidayat (2008) dalam Desi Wulan Eliawardani Putri
b. Termometer air
c. Kain pembungkus
2. Cara penatalaksanaan
a. Cuci tangan
d. Isi kantung air atau hot pack dengan air bersuhu 37-40ﹾC
hangat secara datar, leher mulut kantung sedikit kita tinggikan, kemudian
turunkan akan terdorong oleh air keluar, lalu tutup dengan sekrup
penyumbatnya.
f. Pasang handuk untuk membungkus kantung air hangat atau hot pack.
tersebut. Dengan cara ini penyaluran zat asam yang dan bahan makanan ke
diperbaiki. Jadi akan timbul proses pertukaran zat yang lebih baik maka
26
penurunan rasa nyeri. Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan
27
BAB 3
1. Terapi farmakologi
a. Pemberian Analgesik
Faktor kejiwaan
b. Terapi hormonal
c. Terapi dengan obat
nonsteroid anti Nyeri dismenore
prostaglandin Faktor konstitusi
d. Dilatasi kanalis 1. Nyeri ringan
servikalis 2. Nyeri sedang Ringan
3. Nyeri berat Faktor obstruksi
2. Terapi nonfarmakologis Sedang
4. Nyeri sangat
a. Stimulasi pada area berat
kulit Berat
Faktor alergi
b. Kompres hangat
c. Tens
d. Distraksi
e. Relaksasi
f. Imajinasi
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Arah Hubungan
28
Keterangan:
dismenore primer dan dismenore sekunder. Yang dapat dilakukan dengan terapi
kompres hangat. Kompres hangat dapat menurunkan nyeri dismenore pada wanita
sensasi panas pada daerah yang mengalami nyeri lalu terjadilah dilatasi pembuluh
permukaan zat hasil metabolisme sehingga terjadi iskemia pada jaringan menurun
29
independennya yaitu kompres hangat, dan variabel dependennya adalah perbedaan
tingkat dismenore.
Perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian kompres hangat pada
30
BAB 4
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan One Group Pre-Post Test Design yaitu
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sampai dipenuhi jumlah sampel yang
Pada penelitian ini, sebelum dilakukan kompres air hangat (Pra-test), skala
nyeri responden di ukur, kemudian dilakukan kompres air hangat oleh peneliti 10-
15 menit. Setelah itu diukur kembali (post-test) skala nyeri responden tersebut.
K 01 I 02
Keterangan :
K : Subjek
31
4.2 Poulasi, Sampel dan Tenik Sampling
4.2.1 Populasi
yaitu siswa putri yang mengalami dismenore sebanyak 50 remaja putri di SMAN
4.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dari Sebagian
Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah remaja putri yang masuk populasi
target dan memenuhi kriteria sampling. Besar sampel dalam penelitian sebagai
berikut:
N
n= 2
1+ N ( d )
Keterangan:
n : Besar sampel
N : Besar populasi
N
n=
1+ N ( d 2)
50
n= 2
1+50(0,05 )
n=45 S iswi
32
4.2.3 Teknik Sampling
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili
keseluruhan populasi yang ada (Aziz, 2011). Teknik sampling yang digunakan
sampling semua subjek yang dating akan memenuhi kriteria pemilian dimasukkan
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari sesuatu populasi
33
4.3 Definisi Operasional
34
menyiapkan alat dan bahan seperti handuk kecil, air, baskom, thermometer air.
kedalam baskom yang sudah terisi air hangat dengan suhu 37-40 lalu diletakkan
handuk hangat dibagian perut bawah selama 10-15 menit. Setalah dikompres
alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah, instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SOP (Standart
35
c. Handuk kecil yang diambil dari dalam baskom diletakkan pada
nyeri yang berisi skala nyeri 0-10: tidak nyeri skor 0 (tidak nyeri),
mei 2022.
36
c. Data dikumpulkan dengan cara melakukan eksperimen sebelum dan sesudah
4.6.1 Editing
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan dari data yang telah
dikumpulkan. Juga memonitor jangan sampai terjadi kekosongan dari data yang
dibutuhkan.
4.6.2 Coding
hasil observasi yang telah dilakukan diberi kode dengan karakter masing-masing.
4.6.3 Skoring
Pada tahap ini peneliti memberi skor terhadap item-item yang perlu diberi skor,
0= Tidak Nyeri
1-3= Nyeri Ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
37
4-6= Nyeri Sedang: klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi
dengan baik
7-9= Nyeri Berat: klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
10= Nyeri Sangat Berat : klien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
4.6.4 Tabulating
Proses penyusunan data kedalam bentuk table. Pada tahap ini dapat
dirancang.
distribusi frekuensi untuk mengetahui perbandingan skala nyeri pada remaja yang
0,05.
Tujuannya adalah agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta
dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti
38
maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk
4.8.3 Kerahasiaan
tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan hasil penelitian (Hidayat, 2012).
4.8.4 Keterbatasan
39
4.9 kerangka kerja
Kesimpulan
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Perbedaan Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum dan
Sesudah Pemberian Kompres Hangat pada Remaja Putri di SMAN 1
Bangkalan Kelas XII.
40
DAFTAR PUSTAKA
Arivah. 2014. Efetifitas Pereda Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja Dengan
Dismenore Di SMAN Kecamatan Curup, Pekanbaru: FIK.
Anugro, 2008. Segala sesuatu tentang nyeri haid. Diakses 15 Oktober 2015.
Arovah, N. 2010. Dasar-dasar Fisioterapi Pada Cidera Olahraga yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Aziz, A. (2011). Metode Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Anugraheni, V & Wahyuningsih, A. 2013. Efektifitas kompres hangat dalam
menurunkan nyeri dismenore. Kediri: Jurnal STIKES Baptis.
Andarmayo, 2013. Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta.
Bonde, 2014. Pengaruh Kompres Panas terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid
pada Siswi SMA dan SMK Yadika Kopandakan II. Jurnal Fisika Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
Fauziyah, 2013. Efektifitas Tekhnik Effleurage Dan Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Tingkat Dismenore Pada Siswi Sma N 1 Gresik. Gresik:
FKUG.
Fatmawati, M dkk. 2016. Perilaku Remaja Puteri Dalam Mengatasi Dismenore
(Studi Kasus Pada Siswi SMK Negeri 11 Semarang). Volume 4
41
Manuaba. (2010) Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Nida R. 2016. Pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan nyeri
dismenore pada siswi kelas XI SMK Muhammadiyah Watukelir
Sukoharjo (the influence of warm compress decrease in dismenorhea
elevent grade students of smk Muhammadiyah watukelir sukoharjo.
Volume 1, Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo.
Natalia, Christine. 2014. Pengaruh kompres hangat terhadap dismenore remaja
putri SMA PGRI Kota Bengkulu. Bengkulu.
Nursalam. (2012). Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. (2008) Metodelogi penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika
Notoatmojdo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Potter & Perry (2012), Fundamental Of Nursing Nursing Konsep, Proses, Dan
Praktik. Jakarta : EGC
Proverawati & Misaroh, 2010. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna,
Yogyakarta: Nuha Medika.
Putri Desi W E, 2016. Pengaruh Kompres Hangat & Terapi Imajinasi Terhadap
Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri di SMA Kristen Purwodadi
Grobongan, Uiversitas Airlangga.
Rahmadhayanti E, Afriyani, R., dan Wulandari, A. 2017. Pengaruh Kompres
Hangat terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid pada Remaja Putri di
SMA Karya Ibu Palembang. Volume VIII.
Sukarni. K. & Wahyu. P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta.
Uliyah, M & Hidayat, A. 2010, praktikum klinik: keterampilan dasar praktek
klinik untuk kebidanan. Jakarta: salemba medika.
Widyastutik, 2010. Buku Kesehatan Reproduksi. Fitramaya Jakarta
Yulita, 2015, efektifitas kompres hangat. Jakarta: Yayasan Bina Puspita.
42