OLEH:
Agama : Islam
Anak : Tunggal
Alamat : Kisaran
No HP 082362500268
Riwayat Pendidikan :
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat menjalani masa tiga tahun pendidikan
praktek bidan Pratama Salbiyana Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli tahun
dukungan kepada saya dalam penulisan tugas akhir ini, yakni kepada yang
terhormat:
1. Drs. Imran Saputra Surbakti M.M, selaku Ketua Pengurus Yayasan Mitra
Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan juga sebagai dosen
3. Siska Suci Triana Ginting, M.Kes selaku K.a Prodi kebidanan Diploma III
i
4. Seluruh Staf Dosen STIKes Mitra Husada Medan yang telah banyak
5. Ayahanda tercinta Frans Asmara dan Ibunda tersayang Nani, selaku orang
tua penulis yang telah memberikan doa, dukungan sehingga laporan Tugas
6. Kakak angkat saya Desy Fitri Natalia Silaban Dan adik angkat saya Yulita
tamba Dan Fadillah serta Sahabat dekat Saya Umi Fatimah Uswah yang
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN
RIWAYAT HIDUP
iii
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 30
4.1 hasil penelitian............................................................................ 30
4.2 Gambar lokasi penelitian............................................................ 30
4.2.1 Gambaran Responden.............................................................. 30
4.1.2 Hasil kunjungan....................................................................... 31
4.2 Pembahasan................................................................................ 33
4.2.1 pengkajian................................................................................ 34
4.2.2. Interpretasi Data..................................................................... 34
4.2.3. Diagnosa Potensial................................................................. 35
4.2.4 Tindakan Segera...................................................................... 35
4.2.5 Perencanaan............................................................................. 35
4.2.6 Implementasi........................................................................... 35
4.2.7 Evaluasi................................................................................... 26
BAB 5 PENUTUP.................................................................................... 41
5.1 Kesimpulan................................................................................. 41
5.2 Saran........................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 43
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7 : Dokumentasi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan paling baik untuk semua
fisiologi dibandingkan susu formula komersial atau jenis susu lainnya (Susilo,
2017). Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, WHO
merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling
sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur dua tahun
(WHO, 2018).
enam bulan adalah sebesar 29,5% (Profil Kesehatan Indonesia, 2017). Hal ini
2015-2019 yaitu persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI
eksklusif sebesar 50%. Menurut provinsi, cakupan ASI eksklusif pada bayi
sampai usia 6 bulan paling rendah berada di Sumatera Utara sebesar 12,4%,
berobat umum sekitar 60 orang. 1 Diantara 4 ibu nifas mengalami keluhan ASI
keluar sedikit. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk
1
2
meneliti lebih lanjut tentang “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. C Dengan
dapat ditentukan Rumusan Masalah dalam Laporan Tugas Akhir Sebagai berikut :
“Bagaimana asuhan Melakukan Pijat oksitosin agar ASI menjadi lancar Pada Ny
a. Tujuan Umum
oksitosin agar ASI menjadi lancar pada Ny. C di klinik Pratama Salbiyana Desa
b. Tujuan Khusus
1. Bagi Peneliti
Pijat oksitosin Pada Ibu Nifas Dengan Kelancaran Asi (Air Susu
Deli
oksitosin Pada Ibu Nifas Dengan Kelancaran Asi (Air Susu Ibu).
3. Bagi Mahasiswa
4. Bagi responden
TINJAUAN PUSTAKA
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas (puerperium),
berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parou syang artinya
melahirkan atau brarti masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa nifas
adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah
lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam
lain (kecuali obat,vitamin, dan mineral). ASI mengandung kolostrum yang kaya
akan antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh
kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI Eksklusif dapat mengurangi
risiko kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari
pertama sampai hari ketiga.Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung
5
6
lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung
zat- zat makanan. ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri
yang tidak akan menganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung
enzim sehingga penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus
bayi (Kemenkes,2017).
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Air Susu Ibu khusus dibuat untuk
bayi manusia. Kandungan gizi dari dari ASI sangat khusus dan sempurna serta
sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI dibedakan dalam tiga
stadium yaitu :
a. Kolostrum
merupakan sel darah putih dan antibody yang mengandung imunoglobin A (IgA)
yang membantu melapisi usus yang masih rentan dan mencegah kuman
usus dan kelangsungan bayi serta mematangkan dan membuat lapisan pelindung
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
ASI matang, yaitu sejak hari ke 4 sampai hari ke 10. Selama 2 minggu, volume
c. ASI matur
Keluar dari hari ke-10 sampai seterusnya. Kadar karbohidrat ASI relatif
4. Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak dan diduga
1. Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol
susu, serta kayu bakar atau minyak tanah untuk merebus air, susu dan
peralatannya.
2. Jika bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna
perawatan kesehatan.
4. Jika bayi sehat berarti mengemat waktu dan juga tenaga keluarga karena ASI
selalu siap tersedia dan keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, air
1. Menghemat devisa negara karena tidak harus mengimpor susu formula dan
peralatan lainnya.
3. Penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi yang sakit hanya
sedikit.
5. Melindungi lingkungan sebab tidak ada pohon yang digunakan sebagai kayu
Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin
status gizi yang baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.Kejadian diare
yang paling tinggi terdapat pada anak di bawah 2 tahun dengan penyebab
rotavirus.Anak yang tetap diberikan ASI mempunyai volume tinja yang lebih
sedikit, frekuensi diare lebih sedikit, serta lebih cepat sembuh dibanding anak
Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh
seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut.
Posisi yang tepat bagi ibu untuk menyusui. Duduklah dengan posisi yang enak
atau santai, pakailah kursi yang ada sandaran punggung dan lengan. Gunakan
bantal untuk mengganjal bayi agar bayi tidak terlalu jauh dari payudaraibu (Susilo,
2017).
g. Kuping dan lengan bayi berada pada satu garis (Susilo, 2017)
2) Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Ada pendapat
bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5
3) Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak serta
4) Komposisi ASI menurut Klein dan Osten adalah satuan gram/100 ml.
1) Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi
b) Sel
c) Enzim
d) Protein
11
f) Komplemen
h) Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffet yang rendah dan adanya
faktor bifidus
i) Hormon
dihambat
pH sekitar 7,2).
12
Menurut Rini,Kumala 2016 Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat
1. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8
2. Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebih
3. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.
7. Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan
grafik pertumbuhan.
8. Perkembangan motoric baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang
usianya).
9. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun tidur dengan cukup.
yaitu:
1) Makanan
produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan
Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran
harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan
tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan
adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulan.
4) Perawatan payudara
5) Anatomi payudara
Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu,
6) Faktor fisiologi
7) Pola istrahat
kondisi ibu terlalu capek, kurang istrahat maka ASI juga berkurang.
Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan
pengeluaran ASI banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusuan pada bayi premature
14
dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi
premature akan optimal dengan pompaan ASI lebih dari 5 kali perhari selama
belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10
atau lebih kurang 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan
penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.
kelenjar payudara.
lebih rendah dibanding bayi lahir normal >2500 gram. Kemampuan menghisap
ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih
rendah dibanding berat bayi lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir premature (umur kehamilan kurang dari 34 minggu)
sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI
lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan. Lemahnya kemampuan
menghisap pada bayi premature dapat disebabkan berat badan yang rendah dan
A.Pengertian
kelima sampai keenam. Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan oleh suami
kepada ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu untuk
melahirkan. Pijat Punggung/ oksitosin adalah tindakan yang dilakukan suami pada
ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu untuk meningkatkan
membangkitkan rasa percaya diri, membentu ibu agar mempunyai pikiran dan
16
c. Membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya.
d. Meningkatkan ASI
e. Memeperlancar ASI
f. Melepas lelah
a. Mencuci tangan
b. Sebelum mulai dipijat ibu sebaiknya dalam keadaan telanjang dada dan
ASI yang mungkin menetes keluar saat pemijatan dilakukan. Untuk ibu
yang gemuk bisadengan cara posisi tangan dikepal lalu gunakan tulang-
kebawah sampai batas garis bra, dapat juga diteruskan sampai ke pinggang
didahi ibu, kaki kanan satu langkah kedepan menopang tubuh, tangan kanan
17
keempat tahan dibatas tengkuk atas dan pijat memutar sebanyak 4 kali
b. Bahu
Pijat lurus dibahu dari luar kedalam (-> <-) sebanyak 4 kali, pada hitungan
c. Punggung
Minta ibu untuk berbalik duduk memeluk kursi yangdialasi bantal, pijat
pada clavikula sebanyak 4 kali bergantian, dilanjutkan 4 kali bersamaan tahan ibu
jari dibawah tengah ke dua clavikula dan pijat memutar dengan ibu jari sebanyak
4 kali.
18
Saat ibu merasa puas, bahagia, percaya diri bisa memberikan ASI pada
bayinya, memikirkan bayinya dengan penuh kasih dan perasaan positif lainnya
menangis juga dapat membantu refleks oksitosin. Oksitosin akan mulai bekerja
saat ibu berharap bisa memberikan ASI bagi bayinya saat bayi mulai mengisap
payudaranya.
ASInya berhenti. Opiate dan Endorphin B yang dilepaskan saat seseorang dalam
Kerja dari hormon oksitosin dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Dengan
demikian untuk tercapainya proses menyusui yang lancar, ibu harus dalam
keadaan tenang, nyaman, dan senang saat menyusui. Dengan itu diperlukan peran
ibu akan dijalari perasaan dicintai dan diperhatikan. Keadaan tersebut membuat
ibu senang, sehingga refleks oksitosin akan bekerja dengan baik dan asi akan
dalam rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah ini mencakup seluruh kerangka kerja
yang dapat di aplikasikan pada setiap situasi. Kemudian setiap langkah dapat
1. Keluhan Pasien
informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
Pada langkah ini, bidan mengmpulkan data dasar awal secara lengkap (Mangkuji
2016).
semua data dasar yang sudah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau
(Mangkuji, 2016).
atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang
antisipasi agar diagnosis atau masalah tersebut tidak terjadi. Selain itu, bidan
Penanganan Segera
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasi atau ditangani
21
bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien.
Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang harus
segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bias menunggu
tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi pasien apa dari
setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga dari apa yangakan diperkirakan
rencana yang sudah dibuat pada langkah ke lima secara aman dan efisen.
Kegiatan ini biasa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan lain. Jika
bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk
dengan tim kesehatan lain atau dokter. Dengan demikian, bidan harus
2. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak untuk mengetahui
MASA NIFAS
Menerapkan Pijat
Oksitosin
Evaluasi
METODE PENELITIAN
Bersalin Salbiyana..
manunggal kec.labuhan deli tahun 2021 dimulai dari 05-08 februari 2021.
3.3.1. Populasi
dalam penelitian ini adalah 1orang ibu postpartum primipara di Praktik Bidan
24
25
3.3.2 Sampel
memenuhi kriteria eksklusi penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah Post
Partum Primipara di Praktik Bidan Salbiyana kec Medan Marelan kota Medan.
a. Data Primer
a. Data Primer
1. Wawancara
2. Observasi
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai metode baik secara komersil
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari jurnnal dan buku, Internet
pustaka dan konsep. Intrumen ini terdiri dari dua bagian yaitu lembar prosedur
Menurut sugiyono, 2014 proses analisa yang dilakukan dalam studi kasus
yaitu:
a. Reduksi Data
kemudian dicari tema dan polanya.Pada tahap ini peneliti memilih informasi mana
yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan penelitian. Setelah direduksi
penelitian.
b. Menyajikan Data
diperoleh dapat diterima dengan mudah boleh orang lain .dalam hal ini peneliti
jarak yang ditempuh pada saat melakukan penelitian tidak terlalu jauh dan mudah
untuk ditempuh.
Klinik ini melayani pemeriksaan ibu hamil atau ANC Fisiologi (Ante Natal
Care), ibu bersalin atau INC Fisiologi (Intra Natal Care), ibu nifas atau PNC (Post
4.1.2.Gambaran Responden
24 tahun peneliti mengambil subjek Ny.C sesuai dengan judul yang diangkat oleh
penulis yaitu Asuhan kebidanan ibu nifas dengan melakukan pijat oksitosin pada
ny”c”di praktek bidan pratama salbiyana desa manunggal kec.labuhan deli tahun
2021, dan ibu mengatakan ASInya hanya keluar sedikit dan tidak lancar seperti
ibu nifas lainnya, pada kunjungan pertama 05 februari 2021 dilakukan pemijatan
oksitosin yang pertama, setelah itu peneliti memberikan penkes dan asuhan
mengenai hal apa saja yang dapat membantu memperlancar ASI ibu. dan
melakukan informed consent untuk dijadikan pasien sebagai studi kasus dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir saya dengan pemijatan oksitosin pada ibu post
29
30
i. Pengumpulan Data
Do: pemeriksaan
Kontraksi: normal
31
Lochea : Rubra
V. INTERVENSI
Tanggal= 05 februari 2021
1. beritahu ibu untuk melakukan pemijatan oksitosin sesering mungkin
dengan bantuan keluarga
Rasional: dengan ibu mengetahui untuk pemijatan oksitosin sesering
mungkin dengan bantuan keluarganya.
2. jelaskan Faktor penyebab pengeluaran ASI yang sedikit
Rasional:Agar ibu mengetaui apa yang dialaminya saat
3. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara (Breadscare)
Rasional: Agar ibu mengetahui manfaat dari perawatan payudara
(Breadscare)
4. Anjurkan ibu untuk sesering mungkin untuk menyusui bayinya.
Rasional: Agar bayinya berkembang dengan baik.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal=02 februari 2021
1. menjelaskan tentang manfaat pemijatan oksitosin
VII. EVALUASI
Tanggal=05 februari 2021
1. Ibu sudah mengetahui manfaat pemijatan oksitosin
2. Ibu sudah mengetahui faktor penyebab pngeluaran asi yang sedikit
3. Ibu sudah mengetahui tentang manfaat melakukan perawatan payudara
(breadscare)
4. Ibu berjanji akan menyusui bayinya sesering mungkin jika asi sudah lancar.
4.2 Pembahasan
teori dan kasus yang didapatkan pada klien Ny. C dengan melakukan pijat
dan analisa data atau fakta yang dikumpulkan dari beberapa data subyektif dan
obyektif.
Berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang penulis peroleh pada
kasus Ny. C didapatkan data ibu dengan pengeluaran ASI sedikit, dan ibu merasa
R: 22 x/menit, TFU: 1 jari diatas pusat. Pada langkah pengkajian tidak ada
kebutuhan. Pada kasus Ny. C umur 24 tahun diagnosa kebidanannya adalah Ny. C
P1A0 post partum 12 jam . Masalah yang dialami Ny. C ibu dengan pengeluaran
kebutuhan. Pada kasus Ny. C umur 24 tahun diagnosa kebidanannya adalah Ny. C
P1A0 post partum 12 jam . Masalah yang dialami Ny. C ibu dengan pengeluaran
ASI yang sedikit, sehingga ibu khawatir dengan perkembangan bayinya saat ini,
Pada kasus Ny. C P1A0 post partum 12 jam, tidak ada data yang
mendukung pada diagnosa potensial dari pengeluaran ASI yang sedikit. Pada
langkah Diagnosa potensial tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
dilapangan.
Tindakan segera pada kasus Ny. C P1A0 dengan pengeluaran ASI yaitu
4.2.5 Perencanaan
Rencana tindakan pada kasus Ny. C P1A0 dengan pengeluaran ASI yang
sedikit yaitu beritahu beritahu ibu untuk melakukan pemijatan oksitosin sesering
mungkin dengan bantuan keluarga, beritahu ibu faktor penyebab pengeluaran ASI
menganjurkan ibu untuk sesering mungkin untuk menyusui bayinya, Beri Vitamin
C Pada Ibu Untuk Merangsang Asi Agar Keluar Dan Berikan sayuran hijau Atau
Makanan Yang Dapat merangsang ASI. Pada langkah perencanaa tidak ada
4.2.6 Implementasi
langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori, jurnal penelitian, dan praktek
dilapangan.
4.2.7 Evaluasi
35
1. ibu sudah mengetahui manfaat dari pemijatan oksitosin dan ibu tidak merasa
khawatir lagi.
banyak.
4. ibu sudah paham faktor faktor apa saja peyebab pengeluaran ASI yang sedikit.
6. ibu sudah diberikan Vit C dan sayuran hijau untuk merangsang ASInya.
Pada langkah pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
dilapangan.
36
DATA PERKEMBANGAN II
Kunjunga ke-2
S : Data Subjektif
O : Data Objektif
Kesadaran :
Composmentis
Vital Sign :
Respirasi : 20 x / i
Nadi : 80 x / i
Suhu : 36,5o C
A :Assesment
Ny C P1A0 usia 24 tahun, post partum 12 jam dengan ASI pengeluaran sedikit
P : Planning
1. ibu sudah mengetahui manfaat dari pemijatan oksitosin dan ibu tidak merasa
khawatir lagi.
37
banyak.
4. ibu sudah paham faktor faktor apa saja peyebab pengeluaran ASI yang sedikit.
6. ibu sudah diberikan Vit C dan sayuran hijau untuk merangsang ASInya.
38
Kunjungan ke-3
S : Data Subjektif
O : Data Objektif
Kesadaran :
Composmentis
Vital Sign :
Respirasi : 20 x / i
Nadi : 80 x / i
Suhu : 36,5o C
Dari hasil melakukan pemijatan oksitosin ASI ibu sudah mulai lancar Ibu juga
A :Assesment
Ny C P1A0 usia 24 tahun, post partum 12 jam dengan ASI pengeluaran sedikit.
P : Planning
1. Ibu sudah mengetahui manfaat dari pemijatan oksitosin dan ibu tidak merasa
khawatir lagi.
4. Ibu sudah paham faktor faktor apa saja peyebab pengeluaran ASI yang sedikit.
6. Ibu sudah diberikan Vit C dan sayuran hijau untuk merangsang ASInya.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kurang Lancar.
Lancar.
Salbiyana Medan.
5.1 Saran
1. Bagi Penulis
Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan
Hasil studi kasus ini sebaiknya dapat digunakan untuk memperkuat teori
3. Bagi Mahasiswi
40
41
4. Bagi Pasien
2020
Andalas.
KemenkesRI,.2016.cakupankunjunganibunifas.https://www.kemkes.go.id/resourc
KemenkesAsieklusif..http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PP%20N
o.%2033%20ttg%20Pemberian%20ASI%20Eksklusif.pdf.
26 maret 2020
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profi
l-kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-
2017.pdf
Margared.2019.angkakematianbayi.https://dinkes.jakarta.go.id/wpcontent/uploads
/2019/12/PROFIL-KESEHATAN-SUMUT-TAHUN-2017.pdf.25
maret 2020
Maryunani A. 2015. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi.
Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum
Pengaruh Pijat Stimulasi Oksitosin Terhadap Let Down Reflek Pada Ibu Post
Fajrin.2015. 1-7
Pijat oksitosin pada ibu postpartum primipara terhadap produksi asi dan kadar
eksklusif-di-indonesia-baru-capaian-semu-ini-tanggung-
Availableat:http://www.who.int/nutrition/topics/exclusive_b
reastfeeding/en/.
Lampiran 1 : Surat Pengantar
pe an
Lampiran 2 : Surat Balasan penelitian
Lampiran 3 : Informend Consent
Lampiran 4 : Lembar Bimbingan Konsul
Lampiran 5 : Lembar Berita Acara Perbaikan Penguji I
Lampiran 6 : Lembar Berita Acara Perbaikan Penguji I
Lampiran 7 : Lembar Berita Acara Perbaikan Penguji I
Lampiran 8 : Format Askeb
1. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS BIODATA
NamaIbu : Ny.C Nama Suami :Tn. R
Umur : 24 Tahun Umur : 26 tahun
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pasar 7 veteran Alamat Kantor :-
Kelurahan : No. Telp/HP :-
No. Telp/HP : 082170417439
Alamat Kantor :-
B. Riwayat Postpartum
1. Keadaan umum : composmetis
2. Keadaan emosional : stabil
3. tanda vital : Denyut nadi : 80x/i
Tekanan darah : 110/80 mm/hg
Suhu tubuh : 36,5x/i
Pernafasan : 22x/i
4. Payudara :
Pengeluaran : colostrum
Bentuk : simetris
Puting susu : menonjol
5. Uterus :
6. Pengeluaran lochea
Warna :rubra
Bau
Jumlah :8
Konsistensi :
7. Perineum : adanya robekan
8. Kandung kemih : kosong
9. Ekstremitas :baik
Heamaglobin : tidak
dilakukan
Do: pemeriksaan
TTV: TD: 110/70 mm/hg RR:24x/i
Kontraksi: normal
Lochea : lubra
V. INTERVENSI
Tanggal=05 februari 2021
1. beritahu ibu untuk melakukan pemijatan oksitosin sesering mungkin
dengan bantuan kel
Rasional: dengan ibu mengetahui untuk pemijatan oksitosin sesering
mungkin dengan bantuan keluarganya.
2. jelaskan Faktor penyebab pengeluaran ASI yang sedikit
Rasional:Agar ibu mengetaui apa yang dialaminya saat
3. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara (Breadscare)
Rasional: Agar ibu mengetahui manfaat dari perawatan payudara
(Breadscare)
4. Anjurkan ibu untuk sesering mungkin untuk menyusui bayinya.
Rasional: Agar bayinya berkembang dengan baik.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal=05 februari 2021
1. menjelaskan tentang manfaat pemijatan oksitosin
VII. EVALUASI
Tanggal=05 februari 2021
1. Ibu sudah mengetahui manfaat pemijatan oksitosin
2. Ibu sudah mengetahui faktor penyebab pngeluaran asi yang sedikit
3. Ibu sudah mengetahui tentang manfaat melakukan perawatan payudara
(breadscare)
4. Ibu berjanji akan menyusui bayinya sesering mungkin jika asi sudah
lancar
DOKUMENTASI
Hari Ke-1
Hari Ke-2
Hari Ke-3