Anda di halaman 1dari 71

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS DENGAN MELAKUKAN


PIJAT OKSITOSIN PADA NY C DI PRAKTEK BIDAN
PRATAMA SALBIYANA DESA MANUNGGAL
KEC. LABUHAN DELI TAHUN 2021

Laporan Tugas Akhir

OLEH:

KARTIKA ANDREANA MARPAUNG


NPM : 1819401027

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MITRA HUSADA MEDAN
T.A 2020/2021
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Kartika Andreana Marpaung

Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 15 Agustus 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak : Tunggal

Alamat : Kisaran

Alamat email : Kartikaandriana2000@gmail.com

No HP 082362500268

Riwayat Pendidikan :

1. Madrasah Al-Wasliyah Kampung Durian Tahun 2012


2. SMP Negeri 2 Meranti Tahun 2015
3. SMK N 1 Kisaran Tahun 2018
4. STIKes Mitra Husada Medan Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena

berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat menjalani masa tiga tahun pendidikan

dengan baik sampai menyelesaikan Laporan Manajemen Kasus yang berjudul

“Asuhan kebidanan ibu nifas dengan melakukan pijat oksitosin pada ny C di

praktek bidan Pratama Salbiyana Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli tahun

2021”. Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan rasa terima

kasih yang sebesar-besaranya kepada orang-orang yang ikut serta memberikan

dukungan kepada saya dalam penulisan tugas akhir ini, yakni kepada yang

terhormat:

1. Drs. Imran Saputra Surbakti M.M, selaku Ketua Pengurus Yayasan Mitra

Husada Medan, yang telah memberikan fasilitas sehingga Laporan Tugas

Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan juga sebagai dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis selama penyusunan laporan tugas akhir.

2. Dr.Siti Nurmawan Sinaga S.K.M., M.Kes, selaku Ketua STIKes Mitra

Husada Medan, yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik.

3. Siska Suci Triana Ginting, M.Kes selaku K.a Prodi kebidanan Diploma III

STIkes Mitra Husada Medan yang telah memberikan dukungan kepada

peneliti dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini.

i
4. Seluruh Staf Dosen STIKes Mitra Husada Medan yang telah banyak

memberikan arahan, masukan dan dukungan dalam penyelesaian Laporan

Tugas Akhir ini.

5. Ayahanda tercinta Frans Asmara dan Ibunda tersayang Nani, selaku orang

tua penulis yang telah memberikan doa, dukungan sehingga laporan Tugas

Akhir ini dapat terlaksana dengan baik.

6. Kakak angkat saya Desy Fitri Natalia Silaban Dan adik angkat saya Yulita

tamba Dan Fadillah serta Sahabat dekat Saya Umi Fatimah Uswah yang

selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.

7. Seluruh teman-teman Angkatan Ke-XIII Prodi Diploma Tiga Kebidanan

terkhususnya kamar Anggrek 6 yang sudah bersama-sama selama ini

melewati masa pendidikan dan memberikan dukungan serta pendapat

dalam mengerjakan Laporan tugas Akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan

ini.Harapan kami laporan ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.

Medan,11 januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN
RIWAYAT HIDUP

2.1 Masa Nifas 6


2.1.1 Devinisi Masa Nifas.................................................................................... 6
2.1.2 Komposisi Gizi Dalam ASI.........................................................7
2.1.3 Manfaat Asi................................................................................................... 8
2.1.4 Tehnik Pemberian ASI................................................................10
2.2.1 Tanda Bayi Cukup ASI...............................................................13
2.2.2 Hal-hal Yang Mempengaruhi Produksi ASI..............................13
2.2.3 Devinisi Pijat oksitosin................................................................16
2.2.4 Manfaat Pijat Punggung.............................................................16
2.2.5 Langkah-langkah Pijat Oksitosin.......................................... 16
2.2.6 Teknik Pijat Oksitosin.................................................................17
2.2.7 Pemicu dan Penghambat Munculnya Oksitosin..........................19
2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan............................... 20
2.3.1 Langkah I : Pengumpulan Data...................................................20
2.3.2 Langkah II : Interpretasi Data............................................... 21
2.3.3 Langkah III : Masalah Potensial..................................................21
2.3.4 Langkah IV :Tindakan Segera.............................................. 22
2.3.5 Langkah V : Perencanaan (Intervensi)................................. 22
2.3.6 Langkah VI : Pelaksanaan (Implementasi)........................... 22
2.3.7 Langkah VII: Evaluasi.......................................................... 22
2.4 Kerangka Berpikir.......................................................................24

BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................ 25


3.1jenis penelitian............................................................................. 25
3.2 waktu dan lokasi penelitian........................................................ 25
3.2.1 waktu penelitian....................................................................... 25
3.2.2 lokasi penelitian....................................................................... 25
3.3 Subjek penelitian........................................................................ 25
3.3.1 Populasi..........................................................................................25
3.3.2 Sampel............................................................................................26
3.4 Definisi operasional.................................................................... 26
3.5 Jenis data..................................................................................... 27
3.6 Teknik dan alat pengumpulan data............................................. 28
3.6.1 Teknik pengumpulan data....................................................... 28
3.7 Analisis data............................................................................... 28

iii
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 30
4.1 hasil penelitian............................................................................ 30
4.2 Gambar lokasi penelitian............................................................ 30
4.2.1 Gambaran Responden.............................................................. 30
4.1.2 Hasil kunjungan....................................................................... 31
4.2 Pembahasan................................................................................ 33
4.2.1 pengkajian................................................................................ 34
4.2.2. Interpretasi Data..................................................................... 34
4.2.3. Diagnosa Potensial................................................................. 35
4.2.4 Tindakan Segera...................................................................... 35
4.2.5 Perencanaan............................................................................. 35
4.2.6 Implementasi........................................................................... 35
4.2.7 Evaluasi................................................................................... 26

BAB 5 PENUTUP.................................................................................... 41
5.1 Kesimpulan................................................................................. 41
5.2 Saran........................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 43

iv
DAFTAR TABEL

Table 3.1 Tabel Definisi Operasional............................................... 26

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir........................................................ 24

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pengantar Izin Penelitian

Lampiran 2 : Surat Balasan

Lampiran 3 : Informed Consemt

Lampiran 4 : Format Pengkajian

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Pembimbing LTA

Lampiran 6 : Berita Acara Perbaikan LTA

Lampiran 7 : Dokumentasi

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan paling baik untuk semua

neonatus,ttermasuk bayi prematur. ASI memiliki keuntungan imunologi dan

fisiologi dibandingkan susu formula komersial atau jenis susu lainnya (Susilo,

2017). Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, WHO

merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling

sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur dua tahun

(WHO, 2018).

Di Indonesia, bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia

enam bulan adalah sebesar 29,5% (Profil Kesehatan Indonesia, 2017). Hal ini

belum sesuai dengan target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun

2015-2019 yaitu persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI

eksklusif sebesar 50%. Menurut provinsi, cakupan ASI eksklusif pada bayi

sampai usia 6 bulan paling rendah berada di Sumatera Utara sebesar 12,4%,

Gorontalo sebesar 12,5% dan paling tinggi di DI Yogyakarta sebesar 55,4%.

Sementara kondisi Sumatera Barat didapatkan pemberian ASI Eksklusif sampai

usia 6 bulan sebesar 37,6% (Profil Kesehatan Indonsia, 2017).

Berdasarkan hasil survei awal di klinik bidan Pratama Salbiyana, terdapat

ANC 5 orang, INC 6 orang, PNC 4 orang,Imunisasi 30 orang, KB 30 orang,

berobat umum sekitar 60 orang. 1 Diantara 4 ibu nifas mengalami keluhan ASI

keluar sedikit. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk

1
2

meneliti lebih lanjut tentang “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. C Dengan

melakukan Pijat Oksitosin di praktek bidan Pratama Salbiyana desa Manunggal

Kec.Labuhan Deli tahun 2021 (Latifah et al., 2017).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang Yang telah meneliti kemukakan diatas maka

dapat ditentukan Rumusan Masalah dalam Laporan Tugas Akhir Sebagai berikut :

“Bagaimana asuhan Melakukan Pijat oksitosin agar ASI menjadi lancar Pada Ny

C Di Klinik Pratama Salbiyana Tahun 2021?”

1.3 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Melakukan asuhan kebidanan komprehensif dengan melakukan pijat

oksitosin agar ASI menjadi lancar pada Ny. C di klinik Pratama Salbiyana Desa

Manunggal Kec.Labuhan Deli Tahun 2021 dengan menggunakan manajemen

kebidanan 7 langkah Helen varney?

b. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan tahapan

pengumpulan data Ny C Usia 24 tahun Dengan melakukan pijat oksitosin

agar ASI menjadi lancar.

2. Mampu melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan tahapan

mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan Ny C Usia 24 Tahun

Dengan Melakukan pijat oksitosin agar ASI menjadi lancar.


3

3. Mampu melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan tahapan

memahami tentang antisipasi pada Ny C Usia 24 tahun Dengan

Melakukan pijat oksitosin agar ASI menjadi lancar.

4. Mampu melakukan manajemen asuhan kebidanan

dengan tahapan melakukan tindakan segera pada Ny C Usia 24 tahun

Dengan Melakukan pijat oksitosin agar ASI menjadi lancar.

5. Mampu melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan tahapan

merencanakan asuhan kebidanan pada Ny C Usia 24 tahun Dengan

melakukan pijat oksitosin agar ASI menjadi lancar.

6. Mampu melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan tahapan

melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny C Usia 24 tahun Dengan

melakukan pijat oksitosin agar ASI menjadi lancar.

7. Mampu melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan tahapan

memahami evaluasi pada Ny C Usia 24 tahun Dengan Pijat

oksitosin agar ASI menjadi lancar.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan

Pijat oksitosin Pada Ibu Nifas Dengan Kelancaran Asi (Air Susu

Ibu) Di Klinik Pratama Salbiyana Desa Manunggal Kec.Labuhan

Deli

2. Bagi Institusi STIKes Mitra Husada


4

a. Sebagai bahan pembelajaran dalam perkuliahan tentang Pijat

oksitosin Pada Ibu Nifas Dengan Kelancaran Asi (Air Susu Ibu).

3. Bagi Mahasiswa

a. Sebagai tambahan pengetahuan dalam ilmu Pijat Punggung Pada

Ibu Nifas Dengan Kelancaran Asi (Air Susu Ibu).

4. Bagi responden

Dijadikan sumber informasi dan wawasan baru terhadap solusi pada

permasalahan produksi ASI yang kurang, yaitu dengan pijat oksitosin.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masa Nifas

2.1.1 Definisi Masa Nifas

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,

serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti

sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas (puerperium),

berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parou syang artinya

melahirkan atau brarti masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa nifas

adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah

lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum

hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha, 2017)

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum

hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (WHO, 2017).

Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33

Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam

bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman

lain (kecuali obat,vitamin, dan mineral). ASI mengandung kolostrum yang kaya

akan antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh

kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI Eksklusif dapat mengurangi

risiko kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari

pertama sampai hari ketiga.Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung

5
6

immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi

lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung

zat- zat makanan. ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri

yang tidak akan menganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung

enzim sehingga penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus

bayi (Kemenkes,2017).

2.1.2 Komposisi Gizi Dalam ASI

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Air Susu Ibu khusus dibuat untuk

bayi manusia. Kandungan gizi dari dari ASI sangat khusus dan sempurna serta

sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI dibedakan dalam tiga

stadium yaitu :

a. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh payudara

yang dinamakan the gift of life.Kolostrum berupa cairan kental berwarna

kekuning-kuningan,lebih kuning dibandingkan dengan susu matur.Kolostrum

merupakan sel darah putih dan antibody yang mengandung imunoglobin A (IgA)

yang membantu melapisi usus yang masih rentan dan mencegah kuman

memasuki bayi.Kolostrum penting untuk ketahanan terhadap infeksi,pertumbuhan

usus dan kelangsungan bayi serta mematangkan dan membuat lapisan pelindung

bagi usus yang belum matang.Kolostrum juga mengandung protein,vitamin A

yang tinggi,karbohidrat,dan lemak rendah,sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi

bayi pada hari-hari pertama setelah kelahirannya serta membantu mengeluarkan

mekonium yaitu kotoran bayi pertama berwarna hitam kehijauan


7

b. ASI transisi atau peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum

ASI matang, yaitu sejak hari ke 4 sampai hari ke 10. Selama 2 minggu, volume

ASI bertambah banyak dan berubah warna, serta komposisinya. Kadar

imunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat

c. ASI matur

Keluar dari hari ke-10 sampai seterusnya. Kadar karbohidrat ASI relatif

stabil. Komponen laktosa (karbohidrat) adalah kandungan utama dalam ASI

sebagai sumber energi untuk (Susilo, 2017).

2.1.3 Manfaat ASI

a. Manfaat ASI Bagi Bayi

1. Melindungi dari serangan alergi karena mengandung lgA.

2. Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.

3. Membantu pembentukan rahang yang bagus.

4. Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak dan diduga

mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.Menunjang

perkembangan motorik bayi.

b. Manfaat ASI Bagi Ibu

Menurunkan resiko untuk terkena penyakit kanker payudara

1. Menurunkan resiko untuk terkena kanker ovarium

2. Menurunkan resiko untuk terkena diabetes

3. Memiliki kepadatan tulang yang lebih baik


8

4. Berat badan lebih cepat turun

5. Mengurangi pendarahan pada masa nifas

6. Mencegah terjadinya infeksi pada masa nifas (Susilo, 2017).

c. Manfaat ASI Untuk Keluarga

1. Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol

susu, serta kayu bakar atau minyak tanah untuk merebus air, susu dan

peralatannya.

2. Jika bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna

perawatan kesehatan.

3. Penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi LAM “The Lactation

Amenorrhea Methods” dari ASI.

4. Jika bayi sehat berarti mengemat waktu dan juga tenaga keluarga karena ASI

selalu siap tersedia dan keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, air

panas dan lain sebagainya ketika berpergian(Susilo,2017)

d. Manfaat Bagi Masyarakat

1. Menghemat devisa negara karena tidak harus mengimpor susu formula dan

peralatan lainnya.

2. Terciptanya negara yang sehat, jika bayi yang lahir sehat.

3. Penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi yang sakit hanya

sedikit.

4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka kematian.

5. Melindungi lingkungan sebab tidak ada pohon yang digunakan sebagai kayu

bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.


9

e. Manfaat ASI bagi Negara

Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin

status gizi yang baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.Kejadian diare

yang paling tinggi terdapat pada anak di bawah 2 tahun dengan penyebab

rotavirus.Anak yang tetap diberikan ASI mempunyai volume tinja yang lebih

sedikit, frekuensi diare lebih sedikit, serta lebih cepat sembuh dibanding anak

yang tidak mendapat ASI (Susilo, 2017).

2.1.4 Tehnik Pemberian ASI

Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh

seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut.

Posisi yang tepat bagi ibu untuk menyusui. Duduklah dengan posisi yang enak

atau santai, pakailah kursi yang ada sandaran punggung dan lengan. Gunakan

bantal untuk mengganjal bayi agar bayi tidak terlalu jauh dari payudaraibu (Susilo,

2017).

a. Sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan

sampai bayi bersendawa

b. Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu

1. Tanda-tanda Teknik Menyusui Sudah Baik dan Benar

a. Bayi dalam keadaan tenang

b. Mulut bayi terbuka lebar

c. Bayi menempel betul pada ibu

d. Mulut dan dagu bayi menempel pada payudara

e. Sebagian besar areola mamae tertutup oleh mulut bayi


10

f. Bayi Nampak pelan-pelan meghisap dengan kuat

g. Kuping dan lengan bayi berada pada satu garis (Susilo, 2017)

a. Air susu masa peralihan

1) Merupakan ASI peralihan dan kolostrum menjadi ASI yang matur

2) Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Ada pendapat

bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5

3) Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak serta

volume juga semakin meningkat

4) Komposisi ASI menurut Klein dan Osten adalah satuan gram/100 ml.

b. Air susu matur

1) Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi

relative konstan. Ada pendapat yang menyatakan bahwa komposisi ASI

relative konstan mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5

2) Merupakan cairan berwarna putih kekuningan yang berasal dari Ca-kasein,

riboflacin, dan karoten yang terdapat di dalamnya

3) Tidak menggumpal jika dipanaskan

4) Terdapat faktor antimokrobial, antara lain:

a) Antibody terhadap bakteri dan virus

b) Sel

c) Enzim

d) Protein
11

e) Faktor resisten terhadap stafilokokus

f) Komplemen

g) Sel penghasil interferon

h) Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffet yang rendah dan adanya

faktor bifidus

i) Hormon

1) Laktoferin merupakan suatu iron binding protein yang bersifat

bakteriostatik kuat terhadap escberichia celi dan juga menghambat

pertumbuhan candida albicans

2) Lactobacilbus infidus merupakan koloni kuman yang

memetabolisasi laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan

rendahnya pH sehingga pertumbuhan kuman pathogen dapat

dihambat

3) Imunoglobin memberi mekanisme pertahanan yang efektif

terhadap bakteri dan virus (terutama IgA) dan bila bergabung

dengan komplemen dan lisozim merupakan suatu antibacterial

nonspesifik yang mengatur pertumbuhan flora usus

4) Faktor leukosit pada pH ASI mempunyai pengaruh mencegah

pertumbuhan kuman pathogen ( efek bakteriostatis dicapai pada

pH sekitar 7,2).
12

2.2.1 Tanda Bayi Cukup ASI

Menurut Rini,Kumala 2016 Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat

kecukupan ASI bila mencapai keadaan sebagai berikut:

1. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8

kali pada 2-3 minggu pertama.

2. Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebih

muda pada hari kelima setelah lahir.

3. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.

4. Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.

5. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.

6. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.

7. Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan

grafik pertumbuhan.

8. Perkembangan motoric baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang

usianya).

9. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun tidur dengan cukup.

2.2.3 Hal-hal Yang Mempengaruhi Produksi ASI

Menurut Rini,Kamala 2016, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI

yaitu:

1) Makanan

Makanan yang di konsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap

produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan

yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.


13

2) Ketenangan jiwa dan pikiran

Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran

harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan

menurunkan volume ASI.

3) Penggunaan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar

tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan

adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulan.

4) Perawatan payudara

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi

hipofise untuk mengeluarkan hormone prolactin dan oksitosin.

5) Anatomi payudara

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu,

perlu diperhatikan anatomi papilla mamae atau putting susu ibu.

6) Faktor fisiologi

ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormone prolactin yang

menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu

7) Pola istrahat

Faktor istrahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila

kondisi ibu terlalu capek, kurang istrahat maka ASI juga berkurang.

8) Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan

Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan

pengeluaran ASI banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusuan pada bayi premature
14

dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi

premature akan optimal dengan pompaan ASI lebih dari 5 kali perhari selama

bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karna bayi premature

belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10

atau lebih kurang 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan

berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehinggsa direkomendasikan

penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.

Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormone dalam

kelenjar payudara.

9) Berat lahir bayi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI

lebih rendah dibanding bayi lahir normal >2500 gram. Kemampuan menghisap

ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih

rendah dibanding berat bayi lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi

hormone prolactin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.

10) Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini

disebabkan bayi yang lahir premature (umur kehamilan kurang dari 34 minggu)

sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI

lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan. Lemahnya kemampuan

menghisap pada bayi premature dapat disebabkan berat badan yang rendah dan

belum sempurnanya fungsi organ.


15

11) Konsumsi rokok dan alcohol

Rokok dapat mengurangi volume ASI karena akan menggangu hormone

prolactin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi

pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.

2.2.4 Devinisi Pijat Oksitosin

A.Pengertian

Pijat oksitosin adalah pemijatan pada daerah tulang belakang leher,

punggung atau sepanjang tulang belakang (Vertebrae) sampai tulang costae

kelima sampai keenam. Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan oleh suami

kepada ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu untuk

membantu pengeluaran hormon oksitosin (Susilo, 2018).

Pijat Oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidak

lancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pemijatan padab

sepanjang tulang belakang (Vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan

merupakan usaha untuk merangsang horemon prolaktin dan oksitosin setelah

melahirkan. Pijat Punggung/ oksitosin adalah tindakan yang dilakukan suami pada

ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu untuk meningkatkan

pengeluaran hormon oksitosin (Rahayu,2017).

2.2.5 Manfaat Pijat Oksitosin

Menurut Susilo (2016) menyatakan bahwa manfaat dari pijat oksitosin

adalah membantu ibu secara psikologi, menenangkan, tidak stress,

membangkitkan rasa percaya diri, membentu ibu agar mempunyai pikiran dan
16

perasaan baik tentang bayinya, meningkatkan ASI, memperlancar ASI, melepas

lelah, ekonomis, praktis.

Menurut Rahayu (2016) menyatakan bahwa manfaat pijat Punggung adalah

a. Membantu ibu secara psikologi, menenangkan, dan tidak stres

b. Membangkitkan rasa percaya diri

c. Membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya.

d. Meningkatkan ASI

e. Memeperlancar ASI

f. Melepas lelah

2.2.6 Teknik Pijat oksitosin terhadap produksi ASI

Menurut WHO (2016) langkah langkah pijat oksitosin:

a. Mencuci tangan

b. Sebelum mulai dipijat ibu sebaiknya dalam keadaan telanjang dada dan

menyiapkan cangkir yang diletakkan didepan payudara untuk menampung

ASI yang mungkin menetes keluar saat pemijatan dilakukan. Untuk ibu

yang gemuk bisadengan cara posisi tangan dikepal lalu gunakan tulang-

tulang disekita punggung tangan

c. Mulalilah pemijatan dengan gerakan memutar perlahan lahan lurus

kebawah sampai batas garis bra, dapat juga diteruskan sampai ke pinggang

Menurut Rini Tekhnik pijat oksitosin terdiri dari:

a. Kepala dan leher

Posisi ibu duduk, pemijat berdiri dibelakangnya, letakkan tangan kiri

didahi ibu, kaki kanan satu langkah kedepan menopang tubuh, tangan kanan
17

memijat tengkuk dari bawah keatas-kebawah sebanyak 4 kali, padapijatan

keempat tahan dibatas tengkuk atas dan pijat memutar sebanyak 4 kali

b. Bahu

Pijat lurus dibahu dari luar kedalam (-> <-) sebanyak 4 kali, pada hitungan

keempat berhenti di tengah dan pijat memutar sebanyak 4 kali

c. Punggung

Minta ibu untuk berbalik duduk memeluk kursi yangdialasi bantal, pijat

pada clavikula sebanyak 4 kali bergantian, dilanjutkan 4 kali bersamaan tahan ibu

jari dibawah tengah ke dua clavikula dan pijat memutar dengan ibu jari sebanyak

4 kali.
18

2.2.7 Pemicu dan Penghambat Munculnya Oksitosin

Menurut Rahayu (2016) menyatakan bahwa pemicu dan penghambat

munculnya oksitosin adalah:

Saat ibu merasa puas, bahagia, percaya diri bisa memberikan ASI pada

bayinya, memikirkan bayinya dengan penuh kasih dan perasaan positif lainnya

akan membuat refleks oksitosin bekerja. Begitu juga dengan sensasi

menggendong, menyentuh, mencium, menatap atau mendenganr bayinya

menangis juga dapat membantu refleks oksitosin. Oksitosin akan mulai bekerja

saat ibu berharap bisa memberikan ASI bagi bayinya saat bayi mulai mengisap

payudaranya.

Perasaan negatif, kesakitan, khawatir, ragu-ragu, kecewa dan stres dalam

keadaan darurat akan menghambat refleks oksitosin juga mengakibatkan pancaran

ASInya berhenti. Opiate dan Endorphin B yang dilepaskan saat seseorang dalam

keadaan stres akan menghambat pelepasan oksitosin

Kerja dari hormon oksitosin dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Dengan

demikian untuk tercapainya proses menyusui yang lancar, ibu harus dalam

keadaan tenang, nyaman, dan senang saat menyusui. Dengan itu diperlukan peran

ayahdalam memberikan dukungan kepada ibu terutama saat menyusui , sehingga

ibu akan dijalari perasaan dicintai dan diperhatikan. Keadaan tersebut membuat

ibu senang, sehingga refleks oksitosin akan bekerja dengan baik dan asi akan

keluar dengan lancar.


19

2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen Kebidanan (proses penatalaksanaan kebidanan) adalah proses

pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan

pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan

dalam rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang

berfokus pada klien (Walyani, 2017).

Proses Manajemen Kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah

yang harus dilakukan secara berurutan, dan secara periodic disempurnakan.

Proses penatalaksanaan ini dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan

berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah ini mencakup seluruh kerangka kerja

yang dapat di aplikasikan pada setiap situasi. Kemudian setiap langkah dapat

dibagi menjadi tugas-tugas yang lebih spesifik dan berfariasi.

2.3.1 Langkah 1 : Pengumpulan Data

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang dipelukan untuk mengevaluasi klien secara

lengkap. Data yang dikumpulkan antara lain :

1. Keluhan Pasien

2. Riwayat Kesehatan Pasien

3. Pemeriksaan Fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan.

4. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya


20

Meninjau data laboratorium. Pada langkah ini, dikumpulkan semua

informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.

Pada langkah ini, bidan mengmpulkan data dasar awal secara lengkap (Mangkuji

2016).

2.3.2 Langkah II : Interpretasi Data

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan

semua data dasar yang sudah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau

masalah. Diagnosis yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik

kebidanan yang tergolong pada nomenklatur standar diagnosis, sedangkan perihal

yang berkaitan dengan pengalaman pasien ditemukan dari hasil pengkajian

(Mangkuji, 2016).

2.3.3 Langkah III : Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial

Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis masalah

atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang

sudah teridentifikasi. Berdasarkan temuan tersebut, bidan dapat melakukan

antisipasi agar diagnosis atau masalah tersebut tidak terjadi. Selain itu, bidan

harus bersiap-siap apabila diagnosis atau masalah tersebut tidak terjadi.

2.3.4 Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan

Penanganan Segera

Pada langkah ini yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi

perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasi atau ditangani
21

bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien.

Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang harus

segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bias menunggu

beberapa waktu lagi.

2.3.5 Langkah V : Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan

berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh

tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi pasien apa dari

setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga dari apa yangakan diperkirakan

terjadi selanjutnya, apakah dibutuhkan konseling dan apakah yang perlu

merujuk pasien (Mangkuji 2016).

2.3.6 Langkah VI : Pelaksanaan

Pada langkah ke enam ini, kegiatan yang dilakuka adalah melaksanakan

rencana yang sudah dibuat pada langkah ke lima secara aman dan efisen.

Kegiatan ini biasa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan lain. Jika

bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaanya. Dalam situasi ini, bidan harus berkolaborasi

dengan tim kesehatan lain atau dokter. Dengan demikian, bidan harus

bertanggung jawab atas terlaksanaanya asuhan.

2.3.7 Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah terakhir ini, yang dilakukan oleh bidan adalah :


22

1. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, yang

mencakup pemenuhan kebutuhan, untuk menilai apakah sudah benar-

benar terlaksana/terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang telah

teridentifikasi dengan masalah diagnosis.

2. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak untuk mengetahui

mengapa proses manajemen ini tidak efektif.


23

2.4 Kerangka Berpikir

MASA NIFAS

Data Subyektif Data Obyektif dari


dari Anamnesa Pemeriksaan Fisik
(Keluhan ibu)
Fisiologis

Menerapkan Pijat
Oksitosin

Asuhan Yang Diberikan:


1. Pengumpulan Data
2. Identifikasi Diagnosa
Masalah dan kebutuhan
3. Antisipasi Masalah
Potensial
4. Tindakan Segera
5. Intervensi
6. Implementasi
7. Evaluasi

Evaluasi

ASI menjadi lancar


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang

bertujuan untuk mengetahui kelancaran ASI pada ibu postpartum tentang

pelaksanaan pijat oksitosin dalam meningkatkan produksi ASI di Medan Klinik

Bersalin Salbiyana..

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

3.2.1. Waktu Penelitian

Studi kasus ini di lakukan di praktek bidan Pratama salbiyana desa

manunggal kec.labuhan deli tahun 2021 dimulai dari 05-08 februari 2021.

3.2.2. Lokasi Penelitian

Studi kasus ini di lakukan di Praktik Bidan pratama Salbiyana desa

manunggal kec.labuhan deli tahun 2021.

3.3. Subjek Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian populasi yang diambil

dalam penelitian ini adalah 1orang ibu postpartum primipara di Praktik Bidan

Salbiyana kec Medan Marelan kota Medan.

24
25

3.3.2 Sampel

Sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak

memenuhi kriteria eksklusi penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah Post

Partum Primipara di Praktik Bidan Salbiyana kec Medan Marelan kota Medan.

3.4 Defenisi Operasional

Table 3.1. Tabel Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara ukur Hasil Skala


operasional data
Independet: Tindakan SOP Responde 1.Memberikan -
Pijat pemijatan tulang n diberi terapi pemijatan
Oksitosin belakang mulai dari terapi pijat oksitosin terhadap
costae dari 5-6 oksitosin ibu postpartum
sampai scapula dengan 2. Melakukan
yang akan waktu pemijatan sepanjang
mempercepat kerja yang tulang belakang
Tekat dengan kuat
saraf untuk berbeda
membentu gerakaan
menyampaikan yaitu 5 ingkaran kecil
perintah otak ke dan 3 dengan kedua ibu
belakang. menit. jari

Dependent: Banyaknya ASI Lembar Responde Jumlah 20 cc/ml Rasio


Pengeluaran yang dikeluarkan Observasi n memijat ASI ibu postpartum
ASI ibu postpartum payudara yang dikeluarkan
sampai
ASI
terlihat
keluar.
26

3.5 Jenis Data

a. Data Primer

a. Data Primer

Data primer yaitu materi atau kumpulan yang di kumpulkan sendiri

pada saat berlangsungnya penelitian (Varney, 2007).

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang di gunakan untuk

mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (Responden)

atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to

face) (Notoatmodjo, 2012). Pengamatan (Observasi)

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati

subjek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang

berhubungan dengan kasus yang akan di ambil. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek peneliti. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang

dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai metode baik secara komersil

maupun non komersil (Riwidikdo, 2013).

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari jurnnal dan buku, Internet

yangada berhubungan dengan penelitian.


27

3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini melalui wawancara terhadap

responden dengan menggunakan lembar prosedur dan tindakan pijat oksitosin

serta mengukur pengeluaran ASI. Dengan menjelaskan kepada responden manfaat

dan tujuan dilakukannya pijat oksitosin. Setelah responden yang memenuhi

kriteria dan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian.

3.6.2 Alat Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti mengumpulkan data

dengan menggunakan alat berupa panduan prosedur pijat oksitosin dan

pemeriksaan yang disusun sendiri oleh peneliti dengan pedoman padatinjauan

pustaka dan konsep. Intrumen ini terdiri dari dua bagian yaitu lembar prosedur

dan tindakan pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI.

3.7. Analisis Data

Menurut sugiyono, 2014 proses analisa yang dilakukan dalam studi kasus

yaitu:

a. Reduksi Data

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal pokok dan penting

kemudian dicari tema dan polanya.Pada tahap ini peneliti memilih informasi mana

yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan penelitian. Setelah direduksi

data akan mengerucut, semakin sedikit dan mengarah keinti permasalahan


28

sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai objek

penelitian.

b. Menyajikan Data

Menyajikan data merupakan salah satu usaha agar informasi yang

diperoleh dapat diterima dengan mudah boleh orang lain .dalam hal ini peneliti

dapat menyajikan data dalam dalam tabel.

c. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan yang dikemukakan disertai dengan temuan bukti-bukti yang

kuat, sehingga kesimpulan tersebut bersifat variabel.


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian penulis adalah di Di Klinik Pratama Salbiyana Desa

Menunggal Kec.Labuhan Deli. Penulis mengambil lokasi tersebut dengan alasan

jarak yang ditempuh pada saat melakukan penelitian tidak terlalu jauh dan mudah

untuk ditempuh.

Klinik ini melayani pemeriksaan ibu hamil atau ANC Fisiologi (Ante Natal

Care), ibu bersalin atau INC Fisiologi (Intra Natal Care), ibu nifas atau PNC (Post

Natal Care), dan kesehatan reproduksi.

4.1.2.Gambaran Responden

Adapun gambaran responden yang diambil peneliti responden Ny.C berusia

24 tahun peneliti mengambil subjek Ny.C sesuai dengan judul yang diangkat oleh

penulis yaitu Asuhan kebidanan ibu nifas dengan melakukan pijat oksitosin pada

ny”c”di praktek bidan pratama salbiyana desa manunggal kec.labuhan deli tahun

2021, dan ibu mengatakan ASInya hanya keluar sedikit dan tidak lancar seperti

ibu nifas lainnya, pada kunjungan pertama 05 februari 2021 dilakukan pemijatan

oksitosin yang pertama, setelah itu peneliti memberikan penkes dan asuhan

mengenai hal apa saja yang dapat membantu memperlancar ASI ibu. dan

melakukan informed consent untuk dijadikan pasien sebagai studi kasus dalam

pembuatan Laporan Tugas Akhir saya dengan pemijatan oksitosin pada ibu post

partum yang ASInya kurang lancar.

29
30

4.1.3 Hasil Kunjungan

Adapun hasil kunjungan yang dilakukan didapatkan dari pengumpulan data

i. Pengumpulan Data

Kunjungan ke-1 Tanggal : 05 Februari 2021 Pukul : 10.00 wib

NamaIbu : Ny.C Nama Suami :Tn. R


Umur : 24 Tahun Umur : 26 tahun
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pasar 7 veteran Alamat Kantor :-
Kelurahan : No. Telp/HP :-
No. Telp/HP : 082170417439
Alamat Kantor :-
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL

Dx: Ny C usia 24 tahun post partum 12 jam dengan nifas normal

Ds:-ibu mengatakan ini persalinannya yang pertama

-ibu mengatakan bahagia atas persalinannya

-ibu merasa khawatir karena ASInya hanya sedikit yang keluar

Sehingga ibu khawatir dengan perkembangan bayinya

Do: pemeriksaan

TTV: TD: 110/70 mm/hg RR:24x/i

HR:32 x/i T:36,5 ○C

TFU: 1 jari diatas pusat

Kontraksi: normal
31

Lochea : Rubra

III. ANTISIPASI MASLAH POTENSIAL

Tidak ada data yang mendukung

IV. TINDAKAN SEGERA

Memberikan pemijatan oksitosin pada ibu

V. INTERVENSI
Tanggal= 05 februari 2021
1. beritahu ibu untuk melakukan pemijatan oksitosin sesering mungkin
dengan bantuan keluarga
Rasional: dengan ibu mengetahui untuk pemijatan oksitosin sesering
mungkin dengan bantuan keluarganya.
2. jelaskan Faktor penyebab pengeluaran ASI yang sedikit
Rasional:Agar ibu mengetaui apa yang dialaminya saat
3. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara (Breadscare)
Rasional: Agar ibu mengetahui manfaat dari perawatan payudara
(Breadscare)
4. Anjurkan ibu untuk sesering mungkin untuk menyusui bayinya.
Rasional: Agar bayinya berkembang dengan baik.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal=02 februari 2021
1. menjelaskan tentang manfaat pemijatan oksitosin

a.membuat ibu menjadi lebih rileks


b.memperlancar ASI ibu
c.mengusir rasa lelah pada tubuh ibu.
2. menjelaskan faktor penyebeb pengeluaran ASI yang sedikit
a. Terlalu banyak fikiran
b.ketidakseimbangan hormon
32

c.penggunaan kotrasepsi hormonal


d.minum obat dan herbal tertentu
3.menjelaskan tentang manfaat melakukan perawatan payudara (Breadscare)
a.merangsang produk ASI
b.melancarkan peredaran darah
c.mencegah kanker payudara
d.mengencangkan dan menjaga bentuk payudara agar tidak turun.
4.Anjurkan ibu untuk sesering mungkin untuk menyusui bayinya
=supaya ada perkembangan pada bayinya dan ibu tidak merasa khawatrir dengan
perkembangan bayinya

VII. EVALUASI
Tanggal=05 februari 2021
1. Ibu sudah mengetahui manfaat pemijatan oksitosin
2. Ibu sudah mengetahui faktor penyebab pngeluaran asi yang sedikit
3. Ibu sudah mengetahui tentang manfaat melakukan perawatan payudara
(breadscare)
4. Ibu berjanji akan menyusui bayinya sesering mungkin jika asi sudah lancar.

4.2 Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan membandingkan kesenjangan antara

teori dan kasus yang didapatkan pada klien Ny. C dengan melakukan pijat

oksitoin .Untuk memudahkan dalam pembahasannya, penulis membahas sesuai

dengan tahapan proses manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari

pengkajian, Interpretasi Data, Diagnosa Potensial, Tindakan Segera, perencanaan,

Implementasi dan Evaluasi. Dalam penerapan manajemen kebidanan maka di

samping itu peneliti tidak menemukan kesenjangan teori dengan Praktek

4.2.1. Pengkajian (Data Dasar)


33

Pengkajian merupakan tahap awal yang digunakan sebagai landasan dalam

proses asuhan kebidanan, tahap ini mencakup kegiatan pengumpulan, pengolahan,

dan analisa data atau fakta yang dikumpulkan dari beberapa data subyektif dan

obyektif.

Berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang penulis peroleh pada

kasus Ny. C didapatkan data ibu dengan pengeluaran ASI sedikit, dan ibu merasa

khawatir dengan perkembangan bayinya.

hasil pemeriksaan didapatkan, TD: 110/80 mmHg, N: 80x/menit S: 36,5°C,

R: 22 x/menit, TFU: 1 jari diatas pusat. Pada langkah pengkajian tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

4.2.2. Interpretasi Data

Pada interpretasi data terdiri dari diagnose kebidanan, masalah dan

kebutuhan. Pada kasus Ny. C umur 24 tahun diagnosa kebidanannya adalah Ny. C

P1A0 post partum 12 jam . Masalah yang dialami Ny. C ibu dengan pengeluaran

ASI yang sedikit.

Pada interpretasi data terdiri dari diagnose kebidanan, masalah dan

kebutuhan. Pada kasus Ny. C umur 24 tahun diagnosa kebidanannya adalah Ny. C

P1A0 post partum 12 jam . Masalah yang dialami Ny. C ibu dengan pengeluaran

ASI yang sedikit, sehingga ibu khawatir dengan perkembangan bayinya saat ini,

Untuk mengatasi masalah tersebut Ny. C perlu dilakukan pemijatan oksitosin

untuk memperlancar pengeluaran ASInya. Pada langkah interpretasi data tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

4.2.3. Diagnosa Potensial


34

Pada kasus Ny. C P1A0 post partum 12 jam, tidak ada data yang

mendukung pada diagnosa potensial dari pengeluaran ASI yang sedikit. Pada

langkah Diagnosa potensial tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek

dilapangan.

4.2.4 Tindakan Segera

Tindakan segera pada kasus Ny. C P1A0 dengan pengeluaran ASI yaitu

melakukan pemijatan oksitosin. Pada langkah Tindakan segera tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

4.2.5 Perencanaan

Rencana tindakan pada kasus Ny. C P1A0 dengan pengeluaran ASI yang

sedikit yaitu beritahu beritahu ibu untuk melakukan pemijatan oksitosin sesering

mungkin dengan bantuan keluarga, beritahu ibu faktor penyebab pengeluaran ASI

yang sedikit, memberitahu ibu dalam perawatan payudara (Breastcare),

menganjurkan ibu untuk sesering mungkin untuk menyusui bayinya, Beri Vitamin

C Pada Ibu Untuk Merangsang Asi Agar Keluar Dan Berikan sayuran hijau Atau

Makanan Yang Dapat merangsang ASI. Pada langkah perencanaa tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

4.2.6 Implementasi

Implementasi pada kasus Ny.C dengan pengeluaran ASI yang sedikit

dilakukan pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pada

langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori, jurnal penelitian, dan praktek

dilapangan.

4.2.7 Evaluasi
35

1. ibu sudah mengetahui manfaat dari pemijatan oksitosin dan ibu tidak merasa

khawatir lagi.

2. terapi sederhana seperti pemijatan oksitosin sudah

diberikan 3.pengeluaran ASI ibu sudah mulai lancar dan

banyak.

4. ibu sudah paham faktor faktor apa saja peyebab pengeluaran ASI yang sedikit.

5. ibu sudah dilakukan perawatan payudara (Breastcare)

6. ibu sudah diberikan Vit C dan sayuran hijau untuk merangsang ASInya.

Pada langkah pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek

dilapangan.
36

DATA PERKEMBANGAN II

Kunjunga ke-2

Tanggal: 06 februari 2021 Pukul: 10.00 wib

S : Data Subjektif

a. Ibu mengatakan asinya belum lancar

b. Ibu merasakan khawatir dengan perkembangan bayinya karena asinya

masi sedikit yang keluar.

O : Data Objektif

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran :

Composmentis

Vital Sign :

Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg

Respirasi : 20 x / i

Nadi : 80 x / i

Suhu : 36,5o C

TFU : 2 jari dibawah pusat

Pengeluaran Asi : belum terlalu lancar

A :Assesment

Ny C P1A0 usia 24 tahun, post partum 12 jam dengan ASI pengeluaran sedikit

P : Planning

Tanggal: 03 februari 2021 Pukul: 10.00 wib

1. ibu sudah mengetahui manfaat dari pemijatan oksitosin dan ibu tidak merasa

khawatir lagi.
37

2. terapi sederhana seperti pemijatan oksitosin sudah

diberikan 3.pengeluaran ASI ibu sudah mulai lancar dan

banyak.

4. ibu sudah paham faktor faktor apa saja peyebab pengeluaran ASI yang sedikit.

5. ibu sudah dilakukan perawatan payudara (Breastcare)

6. ibu sudah diberikan Vit C dan sayuran hijau untuk merangsang ASInya.
38

DATA PERKEMBANGAN III

Kunjungan ke-3

Tanggal: 08 februari 2021 Pukul: 10.00 wib

S : Data Subjektif

c. Ibu mengatakan asinya sudah mulai lancar

d. Ibu sudah tidak khawatir dengan keadaannya saat ini

O : Data Objektif

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran :

Composmentis

Vital Sign :

Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg

Respirasi : 20 x / i

Nadi : 80 x / i

Suhu : 36,5o C

Dari hasil melakukan pemijatan oksitosin ASI ibu sudah mulai lancar Ibu juga

sudah tidak merasa khawatir dengan perkembangan bayinya.

A :Assesment

Ny C P1A0 usia 24 tahun, post partum 12 jam dengan ASI pengeluaran sedikit.

P : Planning

Tanggal: 05 februari 2021 Pukul: 10.00 wib

1. Ibu sudah mengetahui manfaat dari pemijatan oksitosin dan ibu tidak merasa

khawatir lagi.

2. Terapi sederhana seperti pemijatan oksitosin sudah diberikan.


39

3. Pengeluaran ASI ibu sudah lancar dan banyak.

4. Ibu sudah paham faktor faktor apa saja peyebab pengeluaran ASI yang sedikit.

5. Ibu sudah dilakukan perawatan payudara (Breastcare)

6. Ibu sudah diberikan Vit C dan sayuran hijau untuk merangsang ASInya.
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kelancaran ASI pada ibu primipara sebelum dilakukan pijat oksitosin di

Praktek Bidan Salbiyana Medan Marelan sebagian besar pengeluaran ASI

Kurang Lancar.

2. Kelancaran ASI pada ibu primipara sesudah dilakukan pijat oksitosin di

Praktek Bidan Salbiyana Medan Marelan sebagian besar pengeluaran ASI

Lancar.

3. Ada pengaruh pijat Oksitosin Terhadap Kelancaran ASI di Praktek Bidan

Salbiyana Medan.

5.1 Saran

1. Bagi Penulis

Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan

pengalaman dalam menerapkan pijat oksitosin pada asuhan keperawatan

post partum. Dengan demikian penulis dapat mengetahui secara nyata

manfaat pijat oksitosin bagi ibu menyusui.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Kebidanan

Hasil studi kasus ini sebaiknya dapat digunakan untuk memperkuat teori

dan mendukung penelitian yang sudah ada.

3. Bagi Mahasiswi

40
41

Hasil studi kasus ini sebaiknya dapat menambah pengetahuan

dalam meningkatkan produksi ASI melalui pijat oksitosin.

4. Bagi Pasien

Hasil studi kasus ini sebaiknya dapat menambah pengetahuan dan

kemampuan ibu dalam meningktakan produksi ASI melalui pijat oksitosin.


DAFTAR PUSTAKA

Angka kematian bayi. Who.2015. http://repository.unimus.ac.id/2645/2/1523 Maret

2020

Chelsya, Julian. 2018 “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan

Pendamping ASI dengan Status Gizi Balita Usia 12-24 Bulan di

Kelurahan Parak Laweh Padang”Diploma thesis, Universities

Andalas.

Efektifitas Kombinasi Pijat Oksitosin Tehnik Effleurage Dan Aromaterapi Rose

Terhadap Kadar Prolaktin Post Partum NormalJamilah, Ari

Suwondo, Sri Wahyuni , Suhartono.2015.14(1).1-10

Fitriana,Lisna Anisa, Siti Nurbaeti.2015. http://2479-4400-1-SM.pdf Angka

kejadian postpartum blues. 23 maret 2020

Key facts. 2019.Maternal mortality.http://www.who.it/news-room/fact-

sheet/detail/maternal-mortality.20 maret 2020

KemenkesRI,.2016.cakupankunjunganibunifas.https://www.kemkes.go.id/resourc

es/download/pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf. 27 maret 2020

KemenkesAsieklusif..http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PP%20N

o.%2033%20ttg%20Pemberian%20ASI%20Eksklusif.pdf.

26 maret 2020

Kemenkes 2012 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun


Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:

Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 20 Maret 2020 dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profi

l-kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-

2017.pdf

Margared.2019.angkakematianbayi.https://dinkes.jakarta.go.id/wpcontent/uploads

/2019/12/PROFIL-KESEHATAN-SUMUT-TAHUN-2017.pdf.25

maret 2020

Maryunani A. 2015. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi.

Jakarta: CV. Trans Info Media

Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum

Primipara Di RSIA Srikandi IBI .Kholisotin1, Zainal Munir

2, Lina Yulia Astutik3.2019.7(1).1-13

Pengaruh Pijat Stimulasi Oksitosin Terhadap Let Down Reflek Pada Ibu Post

Partum Di Rumah Bersalin Mardi Rahayu Kalibanteng

Semarang.Wulandari, Priharyanti , Arifianto , Putri Ana

Fajrin.2015. 1-7

Pijat oksitosin pada ibu postpartum primipara terhadap produksi asi dan kadar

hormon oksitosin (oxytocinmassage on postpartum

primipara mother to the breastmilk production andoxytocin

hormone level). Nove Lestari. 4(2).1-5


Rini, Susilo dan Feti Kumala D. 2017. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence

Based Practice. Yogyakarta : CV Budi Utama

Rika kumala.2019.asi eksklusif.https://theconversation.com/pemberian-asi-

eksklusif-di-indonesia-baru-capaian-semu-ini-tanggung-

jawab-siapa-121750. 24 maret 2020

Susilo,.2017.asi ekslusif bblr.http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-

asi-pada-bayi-lahir-kurang-bulan. 23 maret 2020

World Health Organization (WHO).2018.Exclusife Breastfeeding. [online]’.

Availableat:http://www.who.int/nutrition/topics/exclusive_b

reastfeeding/en/.
Lampiran 1 : Surat Pengantar

pe an
Lampiran 2 : Surat Balasan penelitian
Lampiran 3 : Informend Consent
Lampiran 4 : Lembar Bimbingan Konsul
Lampiran 5 : Lembar Berita Acara Perbaikan Penguji I
Lampiran 6 : Lembar Berita Acara Perbaikan Penguji I
Lampiran 7 : Lembar Berita Acara Perbaikan Penguji I
Lampiran 8 : Format Askeb

MANAGEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.C


DENGAN MELAKUKAN PIJAT OKSITOSIN DI PRAKTEK
BIDAN PRATAMA SALBIYANA DESA MANUNGGAL
KEC.LABUHAN DELI TAHUN 2021

1. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS BIODATA
NamaIbu : Ny.C Nama Suami :Tn. R
Umur : 24 Tahun Umur : 26 tahun
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pasar 7 veteran Alamat Kantor :-
Kelurahan : No. Telp/HP :-
No. Telp/HP : 082170417439
Alamat Kantor :-

B. ANAMNESE (DATA SUBYEKTIF)


Tanggal Pengkajian : …………20 februari 2021…………….
1. Alasan masuk :bersalin
2. Riwayat persalinan :normal
Tempat melahirkan : …………bidan……… Ditolong bidan : ………iya……...
 Jenis prsalinan √ Spontan, belakang kepala
Lain-lain
 Lama persalinan : …1……Jam……30….Menit
Catatan Waktu :
Kala I : 1 Jam 10 Menit
Kala II : Jam 10 Menit
Dipinpin meneran : √Jam Menit
Kala III : Jam 10 Menit
Ketuban pecah : Jam 10 Menit
√ Spontan Amniotomi
 Komplikasi / Kelainan dalam persalinan :
Partus lama : Jam Menit
Plasenta :
Spontan
Dilahirkan dengan tangan
√ Lengkap, ukuran : 24 Cm Berat 500
Gram
Kelainan :
Panjang tali pusat : 50 Cm
Kelainan :
Sisa plasenta :
 Perineum : Utuh
√ Robekan tingkat : 1
Episiotomi :
√ Anestesi :
Jahitan dengan : Matras
 Perdarahan : Kala I …100……ml Kala
II …100………ml
Kala III…50…...ml Kala
IV ……100......ml
Selama operasi.....................ml
 Tindakan lain : √I infus cairan
Transfusi golongan darah
Bayi
 Lahir : normal Pukul :
11:00wib
 BB : 3.200gram PB :
48cm cm
 Nilai Apgar 10
 Cacat bawaan : tidak ada
 Masa gestasi : 38 Minggu 1 hari Komplikasi :
Kala I :
Kala II :
 Air ketuban banyaknya :500 cc Warna :

B. Riwayat Postpartum
1. Keadaan umum : composmetis
2. Keadaan emosional : stabil
3. tanda vital : Denyut nadi : 80x/i
Tekanan darah : 110/80 mm/hg
Suhu tubuh : 36,5x/i
Pernafasan : 22x/i

4. Payudara :
 Pengeluaran : colostrum
 Bentuk : simetris
 Puting susu : menonjol
5. Uterus :
6. Pengeluaran lochea
 Warna :rubra
 Bau
Jumlah :8
Konsistensi :
7. Perineum : adanya robekan
8. Kandung kemih : kosong
9. Ekstremitas :baik

Oderma : tidak ada


 Kemerahan : tidak ada
 Refleks :baik
C. UJI DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Laboratorim (*Jika ada indikasi Albumin)

*Keton : tidak dilakukan

Heamaglobin : tidak

dilakukan

Haematokrit: tidak dilakukan

Golongan darah : tidak dilakukan Rhesus :tidak dilakukan

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL

Dx: Ny C usia 24 tahun post partum 12 jam dengan nifas normal

Ds:-ibu mengatakan ini persalinannya yang pertama

-ibu mengatakan bahagia atas persalinannya

-ibu merasa khawatir karena ASInya hanya sedikit yang keluar

Sehingga ibu khawatir dengan perkembangan bayinya

Do: pemeriksaan
TTV: TD: 110/70 mm/hg RR:24x/i

HR:32 x/i T:36,5 ○C

TFU: 1 jari diatas pusat

Kontraksi: normal

Lochea : lubra

III. ANTISIPASI MASLAH POTENSIAL

Tidak ada data yang mendukung

IV. TINDAKAN SEGERA

Memberikan pemijatan oksitosin pada ibu

V. INTERVENSI
Tanggal=05 februari 2021
1. beritahu ibu untuk melakukan pemijatan oksitosin sesering mungkin
dengan bantuan kel
Rasional: dengan ibu mengetahui untuk pemijatan oksitosin sesering
mungkin dengan bantuan keluarganya.
2. jelaskan Faktor penyebab pengeluaran ASI yang sedikit
Rasional:Agar ibu mengetaui apa yang dialaminya saat
3. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara (Breadscare)
Rasional: Agar ibu mengetahui manfaat dari perawatan payudara
(Breadscare)
4. Anjurkan ibu untuk sesering mungkin untuk menyusui bayinya.
Rasional: Agar bayinya berkembang dengan baik.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal=05 februari 2021
1. menjelaskan tentang manfaat pemijatan oksitosin

a.membuat ibu menjadi lebih rileks


b.memperlancar ASI ibu
c.mengusir rasa lelah pada tubuh ibu.
2. menjelaskan faktor penyebeb pengeluaran ASI yang sedikit
a. Terlalu banyak fikiran
b.ketidakseimbangan hormon
c.penggunaan kotrasepsi hormonal
d.minum obat dan herbal tertentu
3.menjelaskan tentang manfaat melakukan perawatan payudara (Breadscare)
a.merangsang produk ASI
b.melancarkan peredaran darah
c.mencegah kanker payudara
d.mengencangkan dan menjaga bentuk payudara agar tidak turun.
4.Anjurkan ibu untuk sesering mungkin untuk menyusui bayinya
=supaya ada perkembangan pada bayinya dan ibu tidak merasa khawatrir dengan
perkembangan bayinya

VII. EVALUASI
Tanggal=05 februari 2021
1. Ibu sudah mengetahui manfaat pemijatan oksitosin
2. Ibu sudah mengetahui faktor penyebab pngeluaran asi yang sedikit
3. Ibu sudah mengetahui tentang manfaat melakukan perawatan payudara
(breadscare)
4. Ibu berjanji akan menyusui bayinya sesering mungkin jika asi sudah
lancar
DOKUMENTASI
Hari Ke-1
Hari Ke-2
Hari Ke-3

Anda mungkin juga menyukai