Surabaya,……………………….
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganNya saya dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul
“Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya perawatan ibu nifas terhadap
kesehatan masa nifas di Madura”. Prososal ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana S1 Kebidanan (S.Keb) pada Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Prof.Dr. Marianus Subandowo, M.S selaku rektor Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya atas kesempatan dan fasilitas kepada kami mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan sarjana.
2. Setiawandari,SST.M.Kes selaku Dekan Fakultas Sains Kesehatan Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program
studi S1 Kebidanan.
3. Desta Ayu Cahya Rosydah,SST.,M.Tr.Keb selaku ketua program Studi
Kebidanan Program Sarjana Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI
Adi Buana Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada
kami untuk menyelesaikan pendidikan hingga tuntas
4. Indria Nuraini, SST., M.Kes Selaku pembimbing satu dan Annah Hubaedah,
SST., M.Kes selaku pembimbing dua yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya sadari
bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun saya berharap bermanfaat kiranya
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Surabaya, ..............
x
Ummu Kulsum Sholihatin
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM.............................................................................................. i
Lembar Pengesahan ........................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................. iii
Daftar Tabel........................................................................................................ vi
Daftar Gambar .................................................................................................... v
Daftar lampiran ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN………….…………...........……………..................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum .............................................................................. 4
1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
BAB 2 LANDASAN TEORI………………....………………………….......... 6
2.1. Masa Nifas ................................................................................................. 6
2.1.1. Definisi Masa Nifas ..................................................................... 6
2.1.2. Tujuan Masa Nifas ....................................................................... 6
2.1.3. Tahapan Masa Nifas................................................................. 7
2.1.4. Perawatan Masa Nifas .............................................................. 8
2.1.5. Tanda Bahaya Masa Nifas .......................................................... 10
2.1.6. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas ........................................................ 12
2.1.7. Cara Deteksi Dini Komplikasi Nifas dan Penanganannya ............ 16
2.2. Konsep Budaya pada Masa Nifas ...............................................................
19
2.2.1. Definisi Budaya............................................................................. 19
2.2.2. Ciri-Ciri Kebudayaan ................................................................... 20
2.2.3. Tahap-Tahap Perkembangan Budaya ............................................ 21
2.2.4. Budaya Madura ............................................................................ 29
xi
BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS...... 27
3.1. Kerangka Teori ........................................................................................... 27
3.2. Kerangka Konsep......................................................................................... 28
3.3. Hipotesa Penelitian............................................................................................
28
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................……....……… ..
27
4.1. Jenis Penelitian ................................................................................................
29
4.2. Rancang Bangun Penelitian..............................................................................
29
4.3. Lokasi dan waktu Penelitian..............................................................................
29
4.3.1. Lokasi Penelitian ................................................................................. 29
4.3.2. Waktu P e n e l i t i a n ........................................................................... 30
4.4. Informan Penelitian ............................................................................... 30
4.5. Distribusi Informan/Sasaran Penelitian ................................................. 30
4.6. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan cara pengukuran Variabel 31
4.7. Teknik Pengambilan data................................................................................ 32
4.8 Pengolahan Dan Analisis Data....................................................................... 33
4.9. Kerangka Operasional................................................................................... 36
4.10. Ethical Clearance......................................................................................... 36
xii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
3) Mengkondisikan dan meningkatkan rasa nyaman pada ibu agar ibu dapat
menyusui bayinya. (BIDANDELIMA, 2014)
2. Dukungan dalam Pemberian ASI
Bidan berperan penting untuk menunjang pemberian ASI, maka seorang
bidan harus menguasi berbagai cara spesifik untuk mendukung ibu memberikan
ASI dengan baik dan mencegah terjadinya masalah pada proses pemberian ASI.
Peran Awal bidan dalam Mendukung Pemberian ASI:
1) Membuat ibu yakin bahwa bayi memperoleh makan yang mencukupi dari
payudara ibunya.
2) Membantu ibu nifas agar mampu menyusui bayinya dengan baik dan benar.
Hal yang perlu dilakukan bidan dalam memberi dukungan pemberian ASI
yaitu:
a. Izinkan ibu bersama bayinya setelah dikahirkan beberapa jam di awal kelahiran,
sebagai upaya membina ikatan ibu dan bayinya. Bayi pada umumnya akan sadar
beberapa jam setelah dilahirkan dan akan tertidur pulas setelahnya, untuk itu
serorang ibu harus memanfaatkan ketika bayi sadar dengan menyusui untuk
pertama kalinya.
b. Memberi dorongan agar ibu melakukan perawatan payudara, cara menyusui,
merawat bayi, merawat tali pusar dan memandikan bayinya sendiri.
c. Mengatasi setiap masalah yang berkaitan dengan laktasi.
d. Meninjau setiap perkembangan atau keadaan ibu dan bayi (Sukma et al., 2017)
3. Merawat Payudara
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara
terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran
ASI. Banyak hal yang dapat dilakukan seperti menjaga kebersihan payudara.
Untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu
ibu maka diperlukan perawatan payudara. Perawatan ini perlu dilakukan sedini
mungkin, misalnya sebelum hamil atau ketika hamil seorang ibu atau calon ibu
dapat selalu memastikan putting susu dalam keadaan bersih, begitu juga ketika
akan menyentuh putting susu harus dipastikan tanggan dalam keadaan bersih.
(BIDANDELIMA, 2014)
8
dan disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala (pusing) merupakan hal ynag
mungkin ibu nifas rasakan
4. Payudara bengkak
Biasanya ditandai dengan pembengkakan payudara dan adanya merah
disertai rasa sakit dapat disebabkan oleh bendungan payudara, inflamasi atau
infeksi payudara.
5. Gangguan psikologis pada masa pasca persalinan meliputi :
a. Perasaan sedih pasca persalinan (postpartum blues)
b. Depresi pasca persalinan (postpartum depression)
c. Psikosis pasca persalinan (postpartum psychotic)
darah dan zat besi diberikan selama masa nifasnya berlangsung. (Kesehatan et al.,
n.d.)
2. Mobilisasi
Tenaga kesehatan atau bidan bertugas untuk membimbing pasien untuk
keluar dan turun dari tempat tidur, namun juga tergantung kepada keadaan ibu
nifas yang sesegara mungkin, dianjurkan pada persalinan normal ibu nifas dapat
melakukan mobilisasi 2 jam pp . Pada persalinan dengan anestesi miring kanan
dan kiri setelah 12 jam, lalu tidur ½ duduk, turun dari tempat tidurnya setelah 24
jam. Mobilisasi yang dilakukan ibu berdampak positif yaitu ibu merasa lebih sehat
dan kuat, keadaan Faal usus dan kandung kemih lebih baik, dan Ibu juga dapat
merawat anaknya.
3. Personal hygiene
Ibu nifas perlu selau menjaga kebersihan dirinya karena ibu nifas rentan
terhadap infeksi, yaitu dengan mencuci tangan setiap habis genital hygiene,
kebersihan tubuh ibu, pakaiannya, lingkungannya, dan tempat tidur yang harus
selalu dijaga. Ibu juga perlu membersihkan daerah genital menggunakan sabun
dan air bersih, mengganti pembalut setiap enam jam minimal dua kali sehari, ibu
tidak menyentuh luka perineum , perlu menjaga kebersihan vulva perineum dan
anus, tanpa menyentuh luka perineum, mengoleskan dengan salep, betadine pada
luka sedikit saja. (Kemenkes, 2020)
4. Eliminasi
Ibu nifas harus dapat buag air kecil secara spontan setiap 3-4 jam sekali.
Bila tidak bisa BAK secara spontan dilakukan maka perlu dilakukan tindakan ,
dengan merangsang mengalirkan air kran didekat ibu nifas, lalu mengkompres air
hangat diatas sympisis. Jika tetap tidak bisa maka perlu dilakukan kateterisasi.
BAB pada umumnya dapat dilakukan setelah hari ke-3 pasca-melahirkan. Jika
ibu tidak bisa BAB maka dapat diberikan suppositoria dan meminum air hangat.
Dan dianjurkan minum cairan yang banyak, makan cukup serat dan melakukan
olahraga.(Wilujeng & Hartati, 2018)
5. Seksual
Melakukan hubungan seksual secara fisik dapat dikatakan aman ketika
darah merah berhenti dan ibu bisa memasukkan satu/dua jari, masyarakat
11
2) Masalah payudara
Payudara ibu nifas atau ibu menyusui memilki kemungkinan mengalami
berbagai masalah, sebagai berikut;
a) Bendungan payudara
Peningkatan pada aliran vena dan limfe yang terdapat dipayudara dengan
tujuan mempersiapkan diri untuk laktasi yang merupakan kejadian akibat
bendungan pada payudara.
13
b) Mastitis
Mastitis merupakan salah satu masalah yang terjadi pada payudara, infeksi
payudara dapat terjadi karena invasi jaringan payudara oleh organisme infeksius
atau terjadinya cedera payudara. Gejala mastitis tidak ditemukan sebelum akhir
pada minggu pertama. Rasa nyeri ringan pada salah satu lobus payudara, yang
diperberat bila bayi menyusu dan terdapat gejala lain seperti flu: nyeri otot, sakit
kepala dan keletihan
c) Payudara tegang/ indurasi
Payudara tegang / indurasi dan kemerahan menjadi masalah payudara, hal
yang dapat dilakukan akibat masalah tersebut adalah : 1) memberikan kloksasiklin
500 mg tiap 6 jam selama 10 hari. Jika diberikan sebelum terbentuk abses maka
keluhannya akan berkurang 2) perlu menyangga payudara 3) lakukan kompres
dingin 4) jika diperlukan dapat memberikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4
jam 5) Ibu perlu didukung menyusui bayinya walau terdapat pus 6) melihat setiap
perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan,
d) Subinvolusi uterus
Subinvolusi uterus terjadi dengan gejala Lochia yang baunya sangat tidak
sedap, sedangkan baunya biasanya sama seperti saat menstruasi, gumpalan darah
yang banyak atau besar (seukuran jeruk limau atau lebih besar) dalam lokhia
Subinvolusi uterus adalah proses involusi rahim (pengecilan rahim) tidak berjalan
sesuai sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan terlambat.
3) Tromboflebitis dan emboli paru
Gejalanya adalah rasa sakit sampai kedada, merupakan indikasi gumpalan
14
darah terdapat diparu-paru , rasa sakit di tempat tertentu, lemah dan merasa hangat
di betis atau paha dengan atau tanpa ditemukan tanda merah, bengkak dan nyeri
ketika menggerakkan kaki, yang bisa merupakan tanda gumpalan darah pada
saluran darah di kaki yang dapat dilakukan sebagai penanganan yaitu tirah baring,
elevasi ekstremitas yang terkena, kompres dengan air panas, stoking elastis, dan
analgesia jika merasa dibutuhkan. Rujukan ke dokter konsultan perlu dilakukan
untuk memutuskan penggunaan antikoagulan dan antibiotik.
4) Depresi postpartum
Saat ibu nifas mengalami masalah ini inu akan merasakan beberapa emosi
seperti sedih, perasaan kecewa, mulai sering menangis, mengalami kegelisahan
dan rasa cemas, ibu akan kehilangan ketertarikkan pada suatu yang
menyenangkan, nafsu makan mulai menurun, biasanya akan merasa tidak
berenergi dan kehilangan motivasi melakukan sesuatu, ibu mengalami insomnia,
merasa putus asa, peubahan pada berat badan ibu nifas. (Lidya, 2019)
Hal- hal yang dapat dilakukan sebagai penanganan adalah dengan menjaga
pola makan dan hidup,melakukan olahraga, hindari perubahan hidup pada masa
kehamilan dan setelah melahirkan, memceritakan perasaan yang dirasakan,
mendapatkan dukungan dari keluarga dan orang sekitar.
mistis dan mulai mengambil jarak terhadap sesuatu yang dianggap gaib. Sisi
negative pad atahap ini adalah substansilisme atau usaha menilai atai menjadikan
manusia seperti benda yang dapat terpecah dan terpisah dari satu golongan pada
golongan lain. Sehingga manusia dapat mengobjekkan manusia lain demi
kepentingan sendiri.
3) Tahap fungsional
Tahapan ini merupakan tahap yang membuat manusia tidak lagi percaya
atau tertarik dengan lingkungan mistis. Sisi negative pada tahap ini disebut
operasionalisme atau suatau keadaan yang membuat manusia memperlakukan
orang lain seperti buah-buah catur yang dimaikan sesuai strategi yang dirancang
oleh manusia itu sendiri.
2) Parem
Parem berarti ramuan beras dan kencur serta bahan yang lain berfungsi
untuk menggosok badan yang berasal darai bahasa Madura. Parem pada
perawatan ibu hamil biasanya dipakai di area tangan dan kaki. (Poerwadarminto,
1939 : 57, 472). Parem menjadi ramuan jamu untuk perawatan wanita sesuai
kondisinya, ini artinya parem bukan hanya dipakai oleh ibu nifas.
18
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998), semakin cukup
umur,tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan berkerja. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap
dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok. Lingkungan berpengaruh terhadap proses
masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun
tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
b) Sosial budaya
Sosial budaya dapat mempengaruhi sikap dalam menerima
informasi.Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan.
c) Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu.Menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
d) Pengalaman
Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik
seseorang berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap
objek tersebut menyenangkan maka secara psikologi timbul kesanyang
25
2.3.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan turut menentukan seseorang dengan mudah atau
tidaknya menyerap dan memahami sesuatu (pengetahuan) yang mereka
dapatkan. Proses sistematis di sekolah, keluarga dan masyarakat untuk
mencapai suatu tujuan dari konsep yang telah ditetapkan merupakan bagian dari
pendidikan. Kelak pendidikan diharapkan sebagai dasar individu untuk memiliki
kemampuan dan keterampilan secara individual demi peningkatan taraf hidup dan
perannya secara lahir batin. Adapun bagaimana seseorang dalam bertindak dan
berperilaku dilihat dari tingkat pendidikan sangat mempengaruhi keduanya dalam
mencari penyebab dan solusi dalam hidupnya. Biasanya pendidikan tinggi
berpengaruh terhadap rasional atau tidaknya seseorang dalam berfikir yang akan
lebih mudah untuh menerima ide-ide baru (Walyani, 2017 dalam Budiman, 2017).
Pendidikan merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan
sebagai satu kesatuan dan hasil atau prestasi yang dicapai oleh
perkembangan manusia, dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam
mencapai tujuannya. Pendidikan merupakan tingkat kemajuan masyarakat
dan kebudayaan sebagai satu kesatuan. Sedangkan menurut Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa jalur
pendidikan itu sendiri terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan
informal. Jenjang pendidikan formal sebagai berikut :
1. Pendidikan dasar menurut ialah jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah, pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar
(SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta
sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau
bentuk lain yang sederajat.
2. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan, pendidikan menengah berbentuk
sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah
26
BAB 3
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
Tingkat Pengetahuan
= diteliti
= tidak diteliti
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Arikunto, 2010).
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan sampling adalah proses
menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili pupolasi yang ada (Nursalam,
2014). Pada penelitian ini sampel diambil dari seluruh ibu nifas di wilayah kerja
Puskemas Kabupaten Bangkalan yang memenuhi kriteria sbb.
a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari populasi
target yang akan diteliti meliputi :
1) Ibu nifas dalam kondisi sehat jasmani dan rohani
2) Ibu nifas dan bayi yang tinggal dalam satu rumah
30
n = ___896___
1+8.96
n = 896__
9,96
Populasi
Sampel
Teknik random Sampling
Wawancara
Pengolahan Data
Analisi Data
Kesimpulan
36
DAFTAR PUSTAKA