RAHAYU WIDIYANINGSIH
P07120420029
i
SKRIPSI
RAHAYU WIDIYANINGSIH
P07120420029
i
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dilakukan
sebagai syarat untuk melakukan penelitian pada Program Studi Sarjana Terapan
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
Skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan berbagai pihak yang
tidak bisa penulis satu persatu. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Joko Susilo, SKM, M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
sebagai pembina penyelenggaraan Pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
2. Bondan Palestin, SKM, M.Kep.Sp.Kom., selaku Ketua Jurusan Keperawatan
yang banyak memberikan dukungan dalam proses penyusunan skripsi.
3. Kepala Puskesmas Mlati I yang telah memberikan ijin dan dukungan untuk
melakukan studi pendahuluan.
4. Ns. Maryana, S.SiT.,S.Psi.,S.Kep.,M.Kep., selaku Ketua Prodi Sarjana
Terapan sebagai pembina penyelenggaraan pendidikan dalam prodi sarjana
terapan jurusan keperawatan.
5. Nunuk Sri Purwanti, S. Kp., M. Kes., selaku pembimbing utama yang selalu
memberikan bimbingan, arahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Tri Prabowo, S. Kp., M. Sc., selaku pembimbing pedamping yang selalu
memberikan masukan, arahan juga saran dalam penyusunan skripsi.
7. Titik Endarwati, SKM, MPH., selaku dosen penguji, yang telah memberi
masukan yang sangat berguna dalam memperbaiki penyusunan skripsi ini.
8. Kedua orang tua, suami, dan anak-saya saya yang selalu memberikan
dukungan, semangat, dan doa.
9. Sahabat-sahabat dan teman seperjuangan yang telah banyak membantu dalam
proses pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
vi
diharapkan oleh penulis, agar dikemudian hari penulis dapat mempersembahkan
hasil yang lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
serta menambah khazanah ilmu pengetahuan keperawatan.
vii
DAFTAR ISI
viii
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 66
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
“RELATIONSHIP OF STRESS LEVEL AND PHYSICAL ACTIVITY WITH
BLOOD PRESSURE IN HYPERTENSION PATIENTS AT MLATI I PUBLIC
HEALTH CENTRE, SLEMAN REGENCY”
Rahayu Widiyaningsih1, Nunuk Sri Purwanti2 , Tri Prabowo 3
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Jl.Tatabumi No.3 Banyuraden, Gamping, Sleman
Email: rahayu.widiyaningsih87@gmail.com
ABSTRACK
Background: Hypertension is currently a major problem, not only in Indonesia
but also in the world, because hypertension is one of the entrances or risk factors
for diseases such as heart disease, kidney failure, diabetes, and stroke.
Hypertension can be caused by several factors including lifestyle (smoking,
alcoholic beverages), stress, obesity (overweight), lack of exercise, heredity, and
personality type.
Objectives: Knowing the relationship between stress levels and physical activity
with blood pressure in hypertensive patients at the Mlati I Public Health Center,
Sleman Regency.
Method: This type of research is an analytic observational study using a cross
sectional design. Data analysis used univariate analysis, bivariate analysis, and
multivariate analysis to determine the relationship between each variable.
Results: The results of the analysis carried out, on the stress level variable
obtained a p value of 0.000 and has an influence coefficient value of 0.573. In the
physical activity variable, the p-value is 0.001 and has an influence coefficient
value of -0.588. The stress level variable has a positive and significant effect on
blood pressure, so the higher the stress level, the higher the blood pressure. Then
the physical activity variable has a negative and significant effect on blood
pressure, so that the higher the physical activity, the lower the blood pressure.
1
Yogyakarta Health Polytechnic Students
2,3
Yogyakarta Health Polytechnic Lecturer
xiii
“HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI PUSKESMAS MLATI I KABUPATEN SLEMAN”
Rahayu Widiyaningsih1, Nunuk Sri Purwanti2 , Tri Prabowo 3
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Jl.Tatabumi No.3 Banyuraden, Gamping, Sleman
Email: rahayu.widiyaningsih87@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertensi saat ini menjadi masalah utama, tidak hanya di
Indonesia tapi juga di dunia, karena hipertensi ini merupakan salah satu pintu
masuk atau faktor risiko penyakit seperti jantung, gagal ginjal, diabetes, dan
stroke. Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah gaya
hidup (merokok, minuman beralkohol), stres, obesitas (kegemukan), kurang
olahraga, keturunan, dan tipe kepribadian.
Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat stres dan aktivitas fisik dengan tekanan
darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Mlati I Kabupaten Sleman.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik
menggunakan rancangan Cross Sectional. Analisis data menggunakan analisis
univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat untuk mengetahui hubungan
setiap variabel.
Hasil : Hasil analisis yang dilakukan, pada variabel tingkat stres diperoleh nilai p
sebesar 0,000 dan memiliki nilai koefisien pengaruh sebesar 0,573. Pada variabel
aktivitas fisik diperoleh nilai p sebesar 0,001 dan memiliki nilai koefisien
pengaruh sebesar -0,588. Variabel tingkat stres berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tekanan darah, sehingga makin tingginya tingkat stress akan berdampak
pada tingginya tekanan darah. Kemudian variabel aktivitas fisik berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap tekanan darah, sehingga makin tingginya aktivitas
fisik akan berdampak pada menurunnya tekanan darah.
Kesimpulan : Ada hubungan tingkat stres dan aktivitas fisik dengan tekanan
darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Mlati I Kabupaten Sleman.
1
Mahasiswa Poltekkes Yogyakarta
2,3
Dosen Poltekkes Yogyakarta
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
umum dan paling banyak disandang pada masyarakat. Hipertensi saat ini
menjadi masalah utama, tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia, karena
hipertensi ini merupakan salah satu pintu masuk atau faktor risiko penyakit
seperti jantung, gagal ginjal, diabetes, dan stroke. Hipertensi merupakan salah
satu dari Penyakit Tidak Menular (PTM) yang telah menyumbang angka
hipertensi pada orang dewasa di atas 25 tahun mencapai 40% dari total
nomor 5 (lima) pada semua umur. Hal ini diperkuat dengan data dari Badan
sebesar 2,8 triliun rupiah, tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar 3 triliun rupiah
(Kemenkes, 2019).
1
2
pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%. Hipertensi terjadi
pada kelompok umur 18-24 tahun (13,2%), umur 25-34 tahun (20,1%), umur
35-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%),
umur 65-74 tahun (63,2%), umur ≥ 75 tahun (69,5). Dari prevalensi hipertensi
yang meliputi 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat,
32,3% tidak rutin minum obat, dan 54,4 % rutin minum obat. Hal ini
tradisional, menggunakan terapi lain, lupa minum obat, tidak mampu beli
obat, terdapat efek samping obat, dan obat hipertensi tidak tersedia di fasilitas
layanan kesehatan.
sering diabaikan dan merasa tidak perlu serius dalam mengobati. Banyak
persepsi yang salah dari masyarakat mengenai penyakit hipertensi antara lain:
hipertensi akan mengakibatkan sakit ginjal, tidak perlu mengatur diet, dan
3
semakin tua usia semakin tinggi batas normal tekanan darahnya (Hermawan,
hipertensi di Indonesia.
atasnya yang bersifat non spesifik. Stres juga dapat merupakan faktor
(Wolff, 2008).
(tidak menentu). Stres yang terjadi pada seseorang akan memicu terjadinya
muncul peningkatan tekanan darah dan curah jantung yang meningkat. Stres
4
akan bertambah tinggi jika resistensi pembuluh darah perifer dan curah
stres akan bereaksi pada tubuh yang antara lain termasuk peningkatan
Reaksi ini dimunculkan ketika tubuh bereaksi secara cepat yang tidak
peningkatan denyut jantung. Apabila stres berlanjut, tekanan darah akan tetap
Sleman pada tahun 2020 terdapat 1826 kunjungan pasien penderita hipertensi
yang berada pada urutan kedua setelah diabetes mellitus. Data yang
PK) tahun 2020 sebanyak 6.083 KK, terdapat 1.413 KK dengan anggota
keluarga yang menderita hipertensi namun tidak berobat secara rutin, dan
indikator hipertensi ini menjadi permasalahan utama. Hasil data dari studi
adalah aktivitas fisik (Hasanudin, et.al., 2018). Menurut WHO, aktivitas fisik
bermanfaat bagi kesehatan dan dapat menghidari diri dari berbagai penyakit.
aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung
mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan
sering jantung harus memompa, semakin besar pula kekuatan yang mendesak
Aktivitas fisik penting bagi semua orang, kecil, besar, tua, dan muda
angka kejadian hipertensi lebih tinggi pada orang dewasa yang tidak aktif
secara fisik dari pada orang dewasa yang aktif (Sihotang dan Elon, 2020).
Lebih lanjut dalam penelitian Sihotang dan Elon (2020) menunjukkan adanya
hubungan antara tingkat stres dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada
B. Rumusan Masalah
dapat dirumuskan masalah “Apakah ada hubungan antara tingkat stres dan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi Responden
c. Bagi Institusi
F. Keaslian Penelitian
dilakukan peneliti belum ada penelitian yang sama dengan penelitian yang
peneliti lakukan. Perbedaannya dapat dilihat pada subyek, tempat, dan jumlah
lain:
Stres dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Pre Eklamsi Pada Ibu Hamil
9
penelitian ini paling terbanyak yaitu usia 45-50 sebanyak (32,3%), jenis
Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Orang Dewasa”. Penelitian ini dengan
darah sistolik tidak ada hubungan (p>.05) sedangkan antara aktivitas fisik
Kota Malang.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Telaah Pustaka
1. Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
a. Toksin
12
13
b. Faktor Genetik
lebih besar untuk menderita hipertensi atau tekanan darah dari pada
c. Umur
d. Jenis Kelamin
lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Laki- laki juga
e. Etnis
darah lebih banyak pada orang berkulit hitam dari pada yang
berkulit putih. Pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang
f. Stres
tekanan darah.
g. Kegemukan (Obesitas)
terpusat.
15
h. Nutrisi
terdapat dalam makanan- makanan asin atau gurih yang kita makan
setiap hari.
i. Merokok
umum di Indonesia.
j. Narkoba
paling utama adalah hidup sehat dan terbebas dari kematian sia-sia.
k. Alkohol
l. Kafein
dari kopi. Kandungan kafein selain tidak baik pada tekanan darah
menimbulkan efek yang tidak baik seperti tidak bisa tidur, jantung
m. Kurang Olahraga
tubuh akan tidak mudah bergerak atau kurang aktivitas fisik. Selain
itu, dengan adanya kesibukan yang luar biasa, manusia pun merasa
n. Kolesterol Tinggi
c. Klasifikasi Hipertensi
Tabel 2.1
Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Hipotensi <90 <60
Normal 90-119 60-79
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 100-109
Hipertensi derajat 3 ≥180 ≥110
atau darurat
sakit kepala disertai rasa berat pada tengkuk, kadang disertai dengan
seberapa tinggi tekanan darah dan seberapa lama tekanan darah tinggi
e. Komplikasi Hipertensi
1) Ginjal
yang diderita oleh satu dari sepuluh orang dewasa yang membuat
4) Kerusakan mata
6) Stroke
2. Tekanan Darah
2006).
1) Usia
2) Ras
3) Jenis Kelamin
4) Stres
5) Medikasi
6) Kemoreseptor
kadar oksigen rendah atau asam tinggi dalam darah. Fungsi utama
7) Olah raga
2012).
24
8) Zat vasoaktif
brakialis pada lipat siku, di bawah sisi manset, dan tekan manset
bunyi pertama yang sinkron dengan nadi bunyi ketukan yang jelas,
5). Fase 5 ini digunakan sebagai tekanan darah diastolik (Potter &
Perry, 2005).
3. Stres
a. Pengertian Stres
2016). Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan
b. Gejala-gejala Stres
(Bandiyah, 2011) :
c. Sumber-sumber Stres
individu, tetapi kondisi stres dapat terjadi setiap saat selama hidup
2016) :
1) Diri individu
Sumber stres dari individu ini hal yang berkaitan dengan adanya
2) Keluarga
d. Penyebab Stres
juga muncul pada situasi kerja, di rumah, dalam kehidupan sosial, dan
fisik seperti polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan
yang dianggap suatu ancaman baik yang nyata atau imajinasi dapat
sebagainya.
stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktir fisiologis yang
tidaknya dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan juga tipe
kepribadian tertentu.
e. Tingkatan Stres
tingkat, yaitu:
1) Stres Rendah
2) Stres Sedang
tidur.
30
3) Stres Tinggi
Stres pada kategori tinggi adalah situasi yang lama dirasakan oleh
penyakit kronis. Ciri-ciri dari stres pada kategori tinggi, yaitu sulit
f. Dampak Stres
memperburuk kondisi yang sudah ada. Kondisi dari stres ini terdiri
1) Gejala biologis
seluruh tubuh.
2) Gejala kognisi
3) Gejala emosi
Stress Scales (DASS) merupakan salah satu alat ukur yang lazim
keparahan (severe level) gejala inti depresi, kecemasan dan stres. Dari
gejala stres. Dengan pembagian gejala seperti ini satu item hanya
4. Aktivitas Fisik
(Dasso, 2019).
komputer/hp.
33
2011).
1) Aktivitas bekerja
4) Olahraga
5) Rekreasi
1) Faktor Biologis
a) Usia
b) Jenis Kelamin
perempuan.
2) Faktor Demografis
b) Ras
c) Tingkat Pendidikan
3) Faktor Sosial
a) Teman
b) Guru
c) Ahli kesehatan
4) Faktor Lingkungan
pedesaan.
Table 2.2
Total Aktivitas Fisik (WHO, 2012)
Level Total Nilai Batas Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik
Tinggi Jika: (P2 + P11) ≥ 3 hari dan total aktivitas fisik
MET menit per minggu adalah ≥1500 Atau
Jika: (P2 + P5 + P8 + P11 + P14) ≥ 7 hari dan
total aktivitas fisik MET menit per minggu adalah
≥ 3000.
Sedang Jika: (P2 + P11) ≥ 3 hari dan ((P2 x P3) + (P11 x
P12)) ≥ 60 menit Atau
Jika: (P5 + P8 + P14) ≥ 5 hari dan (P5 x P6) + (P8
x P9) + (P14 x P15) ≥ 150 menit
Atau
Jika: (P2 + P5 + P8 + P11 + P14) ≥ 5 hari dan
total aktivitas fisik MET menit per minggu ≥ 600
sampai < 3000
Rendah Jika nilai MET < 600 Atau
Jika nilai MET tidak mencapai kriteria untuk
aktivitas fisik tingkat tinggi atau sedang
B. Kerangka Teori
Stres
Aktivitas Fisik
Tekanan Darah
Gambar 2. 1 Kerangka Teori faktor stres dan aktivitas fisik yang mempengaruhi
tekanan darah (Sumber: Lestari (2015); Sari (2019); Yekti (2011); Ardian,
et.al.(2018); Nuraini (2014); BHF (2014))
39
aktivitas fisik dengan tekanan darah yang terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel
bebas yang terdiri dari tingkat stres dan aktivitas fisik, sedangkan tekanan
Tingkat Stres
Tekanan Darah
Aktivitas Fisik
D. Hipotesis
tingkat stres dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada pasien hipertensi
A. Kesimpulan
hubungan tingkat stres dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada penderita
40,9%.
4. Ada hubungan antara tingkat stres dengan tekanan darah pada pasien
5. Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada
67
68
B. Saran
1. Bagi Pasien
2. Bagi Puskesmas
petugas psikolog bagi penderita hipertensi agar dapat dideteksi lebih dini
Bagi institusi pendidikan terkait, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
tentang hubungan tingkat stres dan aktivitas fisik dengan tekanan darah
DAFTAR PUSTAKA