DISUSUN OLEH :
ARIF BUDIMAN
NIM. P13070
DISUSUN OLEH :
ARIF BUDIMAN
P13070
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Teknik Bedong untuk Meredakan Nyeri
saat Heelstick pada Bayi Ny.A di ruang HCU Neonatus RSUD Dr. Moewardi
Surakarta”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
2. Ns. Alfyana Nadya R. M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII
Keperawatan yag telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ns. Happy Indry Hapsari, M.Kep , selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Ns. Amalia Senja, M.Kep selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
6. Kedua orangtuaku, bapak Supardi dan Ibu Suminem yang selalu menjadi
inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
iv
7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
8. Teman-teman kos The Bandy’s yang telah memberikan semangat dan
pengertian kepada saya yang hampir putus asa mengerjakan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Arif Budiman
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... ix
B. Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan........................................................................ 3
1. Nyeri ..................................................................................... 5
B. Pengkajian ................................................................................... 29
C. Daftar Perumusan Masalah ......................................................... 30
D. Perencanaan ................................................................................. 31
E. Implementasi ................................................................................ 32
F. Evaluasi ........................................................................................ 34
A. Pengkajian ................................................................................... 37
C. Intervensi ..................................................................................... 45
D. Implementasi ............................................................................... 48
E. Evaluasi ....................................................................................... 51
A. Kesimpulan ................................................................................. 54
B. Saran ............................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
37
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 4 JURNAL
PENDAHULUAN
Nyeri adalah suatu mekanisme produktif bagi tubuh, rasa nyeri tubuh bila
ada jaringan tubuh yang rusak, dan hal ini akan menyebabkan seseorang bereaksi
menangis, berteriak dan ada juga yang diam sambil menggigit suatu benda.
konsentrasi atau perhatian terhadap perasaan nyeri, ada yang tarik nafas, dan ada
yang diajak bicara, ada yang dielus atau dimasase. Seperti halnya yang sering
dialami oleh anak, bayi atau neonatus (bayi baru lahir). Dalam hal ini bayi baru
lahir belum bisa mengungkapkan rasa nyeri yang ia rasakan, hanya ibu dan
orang-orang terdekatnya yang dapat melihat dan mengerti sejauhmana rasa sakit
yang bayi rasakan, dari jenis tangisan dan gerakan si bayi (Woong, 2008, hal.
302).
Salah satu upaya untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh bayi baru
bedong, yang mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi baru lahir, metode bedong
adalah metode yang di gunakan untuk mengurangi rasa nyeri pada bayi yang
27).
1
2
Bayi bisa lebih tenang ketika dibedong, bayi merasa lebih hangat dan
nyaman seperti ketika masih berada di dalam rahim. Untuk itu, bayi jadi lebih
mudah digendong dan mudah disusui karena tangan dan kakinya tidak bergerak-
intervensi di lakukan pengukuran nadi, saturasi oksigen, dan skor nyeri selama 3
setelah tindakan heelstick, di dapatkan hasil penelitian nadi dan skala nyeri lebih
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
baru lahir
baru lahir
C. Manfaat Penulisan
datang.
3. Bagi Perawat
bedong.
4. Bagi Penulis
5. Bagi Pembaca
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Nyeri
a. Definisi
perawatan kesehatan.
b. Klasifikasi
jaringan subkutis
5
6
3) Nyeri visera
- organ berongga
4) Nyeri alih
5) Nyeri neuropati
1) Nyeri akut
2) Nyeri kronik
1) Usia
nyeri.
2) Jenis kelamin
3) Kebudayaan
4) Ansietas
5) Keletihan
kemampuan koping.
d. Fisiologi nyeri
trimester kedua dan ketiga dan lengkap pada usia gestasi 30 sampai
yang lebih lambat, dimana ini tidak bermakna pada neonatus yang
20).
e. Manajemen Nyeri
berikut :
1 Rileks 0
Ekspresi wajah
Meringis 1
2 Tidak menangis 0
Menangis Meringis 1
Menangis keras 2
3 Rileks 0
Pola nafas
Perubahan pola nafas 1
4 tertahan 0
Lengan rileks 0
Fleksi / ekstensi 1
5 Tertahan 0
Tungkai Rileks 0
Fleksi / ekstensi 1
6 Tidur 0
Rewel 1
11
Bayi baru lahir adalah bayi yang dilahirkan seorang ibu baik
(Maryunani & Nurhayati, 2008). Berat rata-rata bayi yang lahir cukup
1) Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan <37 minggu
(259 hari)
2) Bayi cukup bulan adalah bayi yang masa kehamilan dari 37 minggu
3) Bayi lebih bulan adalah bayi yang masa kehamilan >42 minggu
adalah :
3) Hiperbilirubinia
d. Komplikasi Neonatus
1) Asfiksia lahir
diabetes
femur
1. Sistim pernapasan
Proses perubahan pada bayi baru lahir adalah dalam hal bernafas
arteri paru dan aorta. Perubahan tekanan pembuluh darah terjadi saat
4. Metabolisme glukosa
Setelah tali pusat diikat atau diklem, maka kadar glukosa akan
waktu yang cepat 1-2 jam. Seorang bayi yang sehat akan
5. Sistim gastrointestinal
Perkembangan kekebalan alami pada tingkat sel oleh sel darah akan
f. Penatalaksanaan medis
1) Tes diagnostik
2) Terapi
a) Non Farmakologi
Jadwal menyusui
b) Farmakologi
Vitamin K
terpaparnya informasi.
h. Intervensi Keperawatan
Kriteria hasil :
Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan
pucat.
Rencana tindakan :
gestasi
kedinginan
berkemih
Rasional :
oksigen
b) Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12 jam setelah lahir
dehidrasi
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
e) Intruksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara mandiri
Rasional :
menjadi adekuat
haluaran urin
20
Kriteria hasil :
normal, HT normal
Rencana tindakan:
Rasional
d) Pada umumnya mukosa pada bayi lembab, dan nadi yang adekuat
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
c) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali
perhari.
d) Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.
Rasional :
3. Metode Bedong
Bedong adalah tradisi yang telah berusia berabadabad yang dipercaya dapat
Membedong bayi juga dikenal dapat menenangkan bayi yang rewel karena
Cara membedong pun ervariasi. Ada yang membedong dengan ketat ataupun
bedong, Membuat tidur lebih nyenyak dan bayi lebih tenang karena bayi
bulan karna usia 3 bulan lebih bayi mulai banyak gerak dan rewel jika diberi
bedong(Junaidi, 2006).
dilaporkan bedong sebagai cara untuk menenangkan bayi iritasi. Hal ini
kehamilan dan durasi bedong. Selain itu, prosedur rinci untuk lampin masih
kurang dan diinginkan. Itu juga tidak jelas bagaimana efek lampin pada
nyeri adalah sistematis diukur. Hal ini diterima secara luas bahwa saat ini
berbasis bukti pedoman. Namun, sudah ada sejauh ini ada penelitian
neonatal dan peristiwa menyakitkan lainnya. Selain itu, tidak ada protokol
dan indikator perilaku seperti wajah ekspresi, yang telah ditemukan untuk
menjadi signifikan lebih besar dalam situasi sakit daripada disituasi nyeri
heelstick
24
B. . Kerangka Teori
Tes diagnosis :
− jumlah sel darah putih
Bayi Baru Lahir − Hemoglobin
− Hematokrit
− Bilirubin
− Golongan arah dan RH
Metode Bedong
BAB III
Subyek yang digunakan adalah bayi baru lahir dengan usia gestasi 37 - 42
minggu, 48 jam setelah kelahiran dengan berat badan antara 2800 - 4000
gram.
Surakarta.
pengambilan sampel
heelstick
25
26
Pulse oksimeter. Skor nyeri dievaluasi oleh Neonatal infant pain scale
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
berjenis kelamin laki - laki lahirpada tanggal 11 Januari 2016, mulai dirawat
Januari 2016 jam 11.30 WIB dengan diagnosa dari dokter By.Ny A adalah
B. Pengkajian
1. Riwayat Bayi
Usaha napas tanpa bantuan , nilai APGAR skor pada menit pertama
27
28
berkedip saat mata di sinari dengan tiba tiba, reflek rooting ketika
ditekan dipipi bayi menoleh kearah pipi yang diberi stimulus (ada
5, scraft sign diperoleh skor 2, heel to ear diperoleh skor 2, total skor
ballard yaitu 21. Pada penilaian maturitas kulit didapatkan hasil skin
kulit seperti pecah- pecah, keriput (skor ballard 5), lanugo terdapat di
sebagian besar permukaan tubuh (skor ballard 4), Plantar Surface garis
telapak kaki melintang hanya pada bagian anterior (skor Ballard 2),
segera kembali ketika ditekuk ke depan (skor ballard 3), Genetals testis
tergantung dan rugae dalam (skor ballard 4), total skor ballard 20.
3. Pemeriksaan Penunjang
hematokrit= 39,6% (40 - 60 %), leukosit= 7,0 ribu/ul (5,0 - 14,5 ribu/ul),
82,9 /um (80 - 100 / um), MCH= 26,6 pg ( 26 - 36pg), MCHC= 35,8g/dl
29
0,8% (1 - 3 %). Gula Darah Sewaktu (GDS)= 80 mg/dl (50 - 115 mg/dl).
obyektif. Data subyektif tidak dapat dikaji. Data obyektif Kondisi umum
pasien baik, usia bayi 1 hari, terjadi kekurangan masukan lemak subkutan
data obyektif. Data subyektif tidak dikaji. Data obyektif Bayi Sectio
data obyektif. Data subyektif pasien bayi baru lahir pada 11 Januari 2016 jam
30
11.30 WIB, masa gestasi 38 minggu dengan status gestasi G4P3A0. Data
D. Perancanaan
tubuh dengan kriteria hasil yaitu bayi tidak mengalami letargi, warna kulit
pecah lama dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu pasien terhindar dari tanda
dan gejala infeksi seperti rubor, dolor, kalor, dan tumor, jumlah leukosit 5,0
infeksi berhubungan dengan ketuban pecah lama, bersihkan box bayi untuk
31
dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu skala nyeri 0 - 1, pasien merasa
fisik, lakukan pengkajian nyeri dengan skala NIPS , kurangi presipitas nyeri,
E. Implementasi
dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 yaitu pukul 13.30 mengukut TTV,
didapatkan data subyektif bayi tenang dan teratur dan data obyektif
muncul sianosis. Pukul 16.00 memonitor tanda dan gejala hipotermi dan
hipertermi didapatkan data obyektif tidak ada tanda tanda hipotermi atau
32
hupertermi, suhu tubuh 360C. Pukul 16.30 memberikan minum bayi dengan
susu formula didapatkan data obyektif reflek hisap bayi masih lemah, bayi
minum 30cc. Dan tindakan keperawatan pada 12 Januari 2016 yaitu pukul
adanya sianosis. Pukul 09.30 memonitor TTV di dapatkan data obyektif bayi
minum bayi dengan susu formula di dapatkan data obyektif bayi minum 30cc
bayi menangis kuat, sampel darah berhasil diambil 3 ml dari pembuluh darah
vena. Dan tindakan keperawatan pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 06.45
telah dilaksanakan, bayi menangis. Pukul 09.10 membersihkan box bayi data
obyektif box bayi telah di bersihkan. Pukul 09.15 memandikan bayi dan
dimandikan tali pusat masih basah dan telah dibersihkan. Pukul 09.30
memonitor tanda - tanda vital didapatkan data obyektif bayi tertidur nadi:
minum bayi dengan susu formula didapatkan data obyektif bayi telah minum
mengukur skala nyeri dengan NIPS didapatkan hasil skala NIPS 0. Pukul
nyeri NIPS 5 (nyeri berat) , bayi menangis kuat. Pukul 14.33 melakukan
pengukuran skala nyeri kembali dengan NIPS didapatkan hasil skala NIPS 0.
didapatkan data obyektif skala nyeri NIPS 5 (nyeri berat) , bayi menangis
kuat. Pukul 06.58 melakukan pengukuran skala nyeri kembali dengan NIPS
F. Evaluasi
terkaji, obyektif bayi di letakkkan di infarm warmer, tidak ada tanda - tanda
sianosis, nadi: 158 x/menit, pernapasan 60 x/ menit, suhu 360C. Analisa yang
intake, monitor suhu tubuh, jaga suhu tubuh tetap hangat. Pada tanggal 12
Januari 2016 pukul 11.00 subyektif tidak terkaji, obyektif bayi di bedong,
tidak ada tanda - tanda sianosis, bayi di tempatkan di box bayi dengan lampu
dihentikan.
intake, jaga kebersihan box bayi, lakukan tindakan aseptik sebelum kontak
dengan bayi. Pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 11.00, subyektif tidak
dimandikan, tali pusat masih basah dan telah dilakukan perawatan tali pusat.
dapat dihentikan.
tanggal 12 Januari 2016 jam 06.58 subyektif tidak terkaji, obyektif skala
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang aplikasi tindakan metode
bedong untuk mengurangi nyeri pada bayi yang dilakukan pengambilan sampel
darah pada asuhan keperawatan By. Ny A dengan Bayi baru lahir sc atas indikasi
impending eklamsia ketuban hijau keruh di Ruang High Care Unit (HCU)
A. Pengkajian
dan autoanamnesa. Bayi baru lahir adalah bayi yang dilahirkan seorang ibu
baik melalui vagina maupun dengan jalan lain yang masa gestasinya 37 - 42
minggu. (BKKBN, 2004). Periode baru lahir atau neonatal adalah bulan
yang lahir cukup bulan adalah 2,5 – 3,75 kg dan panjang 50 cm (Simkin,
Penny., et al) Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan
interaksi sosial. Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai
gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 31 cm. By.
Ny A lahir pada 11 Januari 2016 dengan kasus Bayi Baru Lahir SC atas
indikasi
36
37
meliputi penyusunan nilai Apgar score (Wong,2009). Nilai dari Apgar Score
pertama, lima menit kedua. Ada lima komponen yang dinilai yaitu, warna
dengan teori Ridwan (2002) dalam Dedeh (2009), klasifikasi dari asfiksia
ada 3 jenis, yaitu asfiksia berat jika skor (0 - 3), ringan atau sedang (4 - 6)
dan normal (7 - 10). Hasil pemeriksaan Apgar Score By.Ny A pada menit
kelahiran.
Pulse (denyut Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
38
mimik (grimace)
bernafas)
cara sistematis seperti halnya pada tinjauan sistem dalam riwayat kesehatan
suhu 360C, nadi 156 kali permenit, respiratory rate 60 kali permenit. Pada
pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh penulis pada klien didapatkan hasil
yaitu berat badan 3000 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33cm,
lingkar dada 31 cm, hal tersebut sesuai dengan teori Wong,(2009) yang
menyebutkan ukuran umum bayi lair normal yaitu berat badan lahir 2700 -
360C, menutur Wong,(2009) suhu aksila 36,50C - 370C, nadi 120 - 140
barbentuk segitiga, ubun-ubun datar, hal tersebut sesuai dengan teori Wong
berbentuk segitiga, ubun - ubun datar. Mata berbentuk kanan - kiri, kelopak
mata edema, air mata tidak ada, reflek kornea ada yang sebagai respon
terhadap cahaya, reflek mengedip ada sebagai respon cahaya atau sentuhan,
hal tersebut sesuai dengan teori Wong, (2009) yang menyebutkan ukuran
umum pengkajian mata bayi normal yaitu berbentuk simetris kanan - kiri,
kelopak mata edema, air mata tidak ada, reflek kornea ada sebagai respon
terhadap terhadap sentuhan, reflek pupil ada sebagai respon terhadap cahaya
cuping hidung tidak ada, suara tambahan tidak ada, septum normal tidak ada
decisiasi, cairan hidung ada, hal tersebut sesuai dengan teori Wong (2009)
hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada suara tambahan,
septum normal tidak ada devisiasi, terdapat cairan dihidung. Mulut simetris
uvula digaris tengah, reflek hisap kuat dan terkoordinasi, reflek rooting baik,
40
hal tersebut sesuai dengan teori Wong (2009) yang menyebutkan ukuran
umum pengkajian mulut normal bayi yaitu uvula digaris tengah, frenullum
lidah, frenullum bibir atas, reflek menghusap kuat dan terkoordinasi, reflek
rooting, langit - langit melengkung tajam dan utuh. Telinga simetris kanan
dan kiri, reflek kejut ada, cairan telinga ada, hal tersebut sesuai dengan teori
Wong (2009 yang menyebutkan pengkajian umum telinga bayi normal yaitu
adanya cairan telinga, reflek kejut ketika dibangunkan dengan suara keras
dan mendadak. Leher bergerak kekanan dan kekiri, reflek leher tonik, hal
tersebut sesuai dangan teori Wong (2009) yang menyebutkan ukuran umum
pengkajian leher bayi normal yaitu adanya lipatan kulit, reflek leher tonik.
yaitu gerakan dinding dada simetris, detak jantung teraba, suara jantung 140
ukuran umum pengkajian jantung bayi normal yaitu apeks ruang interkostal
empat sampai lima, sebelah laberal atas sternum kiri, S2 sedikit lebih tajam
dan tinggi nadanya dari S1. Paru - paru dengan tehnik inspeksi (melihat) di
dapatkan hasil respirasi spontan bentuk dada simetris, dengan teknik palpasi
normal yairu respirasi terutama abdominal, reflek batuk tidak ada ketika
lahir muncul pada hari ke 1 - 2, suara napas bronkial sama dengan bilateral.
41
vernik ada tipis seperti keju, lanugo ada, menurut teori Bobak(2005) ukuran
umum integumen bayi normal yaitu berkemih dalam 24jam setlah lahir,
adanya verniks seperti keju terdapat lanugo di darah bahu, pinna dan telinga,
yaitu tangan simetris kanan dan kiri, pergerakan tangan aktif, jari kanan dan
kiri tidak ada kelainan, reflek berjalan ada bayi tampak berjalan jika
digerakkan untuk berjalan, reflek babinski ada jika telapak kaki digelitik
maka kaki bayi akan meregang, hal tersebut sesuai dengan teori Wong
mempunyai sepuluh jaru tangan dan kaki, kisaran gerak penuh , dasar kuku
merah jambu, dengan suanosis transien segera setelah lahir, garis - garis di
yaitu keadaan gentalia normal, alat kelamin laki - laki, testis sudah turun
kedalam scrotum
40cc/2 jam, bayi belum mendapatkan ASI karena masih terpisah dengan
42
ibunya, menrut teori Wong (2009) pemberian ASI sebagai cara untuk
BAB belum keluar, BAK bayi berwarna kuning jernih, konstensi cair
frekuensi 3 kali, menurut teori Bobak (2005) menyebutkan BAB bayi baru
kandungan berasal dari cairan amnion dan unsur - unsurnya, dari sekresi
usus dan dari sel - sel mukosa, jumlah feses pada bayi cukup bervariasi.
didapatkan hasil yaitu frekuensi tidur bayi trkadang kecuali saat diberi
tenang dan menangis , napas tidak teratur, lengan dan kaki tegang kaku,
frekuensi tidur bayi normal memiliki jumlah waktu tidur yang cukup yaitu
16,5 jam, pada hasil penelitian di dapatkan frekuensu tidur bayi yaitu
dan bayi sering menangis ketika mendapatkan tindakan oleh tim medis.
B. Diagnosa Keperawatan
karena pada saat pengkajian didapatkan data subyektif bayi Ny. A lahir pada
11 Januari 2016 jam 11.30, masa gestasi 38 minggu dengan status gestasi
43
G4P3A0. Data obyektif bayi Ny. A kondisi umum baik, tangisan kuat, suhu
muncul pada pasien regulasi panas tubuh merupakan hal yang paling kritis
tidak panas (360C), leukosit dalam batas normal (9,0 g/dL). Hal tersebut
Diagnosa yang ketiga yaitu nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik
bayi menangis keras, menurut skala NIPS klien tampak menangis keras,
ekspresi wajah tegang, terjadi perubahan pola nafas, rewel. Hal tersebut
yang sering muncul adalah ekspresi wajah tegang, menutup atau membuka
mata, menggigit gigi bawah, mobilisasi bagian tubuh yang mengalami nyeri,
gerakan tubuh tanpa tujuan, dan respon fisiologis nyeri meliputi peningkatan
44
tekanan darah, nadi, dan pernafasan. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan
rupa (international for the study of paint), awitan yang tiba - tibaatau
perlahan dati intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang daoat
(Andarmoyo,2013).
C. Intervensi
menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien (rohmah & Walid, 2012).
Rencana keperawatan ini disesuaikan engan kondisi klien dan fasilitas yang
ada sehingga rencana keperawatan ini disesuaikan dengan kondisi klien dan
rahim ibu dan suhu lingkungan, adanya faktor evaporasi dari lingkungan
dengan kriteria hasil suhu dalam rentang normal (36,50C - 37,50C), akral
Selimuti atau bedong bayi untuk memberi kehangatan klien (Wong, 2009).
pada klien (Wong,2009). Pantau suhu bayi hingga stabil yaitu untuk
mengetahui suhu bayi dalam rentang normal 36,50C - 37,50C (Wong, 2009).
dengan kriteria hasil : suhu normal 36,5oC - 37,50C, leukosit dalam batas
normal 5,0 - 19,5 ribu/ul, tidak ada tanda - tanda infeksi seperti
46
dolor (rasa nyeri peda daerah peradangan dapat disebabkan oleh perubahan
(Mustofa,2007)
tanda vital, lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan untuk
Pada diagnosa ketiga yaitu nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik :
x 15 menit masalah nyeri bisa teratasi dengan kriteria hasil skala 0 - 1 dan
jaringan apabila tidak ditangani akan merubah perilaku bayi (Wong, 2009).
cidera fisik : pengambilan sampel darah meliputi kaji dengan skala NIPS,
kesadaran yaitu untuk mengetahui skala nyeri pada bayi (Nursalam, 2014).
memberikan sensasi seperti dipeluk oleh ibu sehingga bayi dapat lebih
tenang
D. Implementasi
mincil pada klien dan sesuai rencana yang ditetapkan. Penulis melakukan
perbedaan suhu tubuh dalam perut ibu dan lingkungan adanya faktor radiasi
ketidak normalan suhu tubuh dalam rentang normal pada klien dan unruk
tindakan ini tidak dilakukan akan berdampak pada penentuan diagnosa dan
hipertermi, dan trauma dingin, hal ini terjadi pembentukan panas yang dapat
diproduksi hanya 1/10, dalam waktu yang bersamaan hal ini menyebabkan
tindakan ini tidak dilakukan klien tidak akan mendapatkan suhu lingkungan
yang hangat dan akan berdampak pada klien. Tindakan yang selanjutnya
dilakukan oleh penulis memantau suhu bayi hingga stabil yaitu mengetahui
atau mengontrol suhu bayi dalam rentang normal 36,50C - 37,50C, karena
bayi baru lahir tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya dengan baik,
Hasil dari tindakan keperawatan yang dilakukan penulis yaitu tidak ada
tanda - tanda sianosis, suhu dibawah batas normal 360C, hasil tersebut
tanda vital dengan (suhu, nadi, respiratory rate, saturasi oksigen). dalam
tanda infeksi
tanda vital suhu: 36,50C, nadi: 126 x/menit, pernapasan: 52x/menit, tidak
muncul adanya tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor), dari hasil
tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi infeksi pada bayi.
klien, bila tindakan unu tidak dilakukan akan berdampak pada penentuan
dipeluk oleh ibu, Bedong adalah salah satu langkah untuk menenangkan
merasa seperti dipeluk oleh orang tua. Dari jurnal penelitian the effects of
menangis keras skor 2, perubahan pola nafas skor 1, lengan tertahan skor 0,
dilakukan tindakan bedong, ekspresi wajah rileks skor 0, bayi sudah tidak
menangis lagi skor 0, pola nafas rileks skor 0, lengan tertahan skor 0,
darah, mampu menurunkan rasa nyeri dan hasil yang dilakukan penulis
sesuai dengan Jurnal the effets of clinical nursing practice guideline for
E. Evaluasi
51
efek dari tindakan yang diberikan pada pasien (Rohmah & Walid, 2012).
sesuai dengan teori yang ada yaitu sesuai SOAP (Subjektif, Objektif,
2016 jam 17.00 didapatkan hasil evaluasi pada masalah keperawatan resiko
terkaji, obyektif bayi di letakkkan di infarm warmer, tidak ada tanda - tanda
yang dapat diambil dari masalah keperawatan resiko perubahan suhu tubuh
dan gejala hipotermi atau hipertermi, tingkatkan intake, monitor suhu tubuh,
jaga suhu tubuh tetap hangat. Pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 11.00
subyektif tidak terkaji, obyektif bayi di bedong, tidak ada tanda - tanda
sianosis, bayi di tempatkan di box bayi dengan lampu penghangat, nadi: 126
tujuan sudah tercapai dan memenuhi kriteria hasil diantaranya suhu badan
tanggal 11 Januari 2016 jam 17.00 sebagai berikut: subyektif tidak terkaji,
x/menit, suhu: 360C. Analisa dari masalah keperawatan resiko infeksi belum
Januari 2016 pukul 11.00, subyektif tidak terkaji, obyektif mahasiswa sudah
mencuci tangan sebelum kontak dengan bayi, box bayi telah dibersihkan,
bayi sudah simandikan, tali pusat masih basah dan telah dilakukan
perawatan tali pusat, bayi minum sebanyak 30cc. Analisa dari masalah
sampel darah vena berhasil diambil 3ml. Analisa dari masalah keperawatan
selama 1x15 menit setelah tindakan tujuan sudah tercapai dan memenuhi
kriterian hasil diantaranya bayi tidak menangis, bayi tenang, nafas bayi
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Januari 2016 jam 11.30 dengan mas agestasi 38 minggu dan status gestasi
suhu 360C, nadi 156 x/menit, respirasi 60 x/menit, bayi menangis keras,
2. Diagnosa keperawatan
dengan BBL: perbedaan suhu tubuh dalam perut ibu dan lingkungan,
adanya faktor radiasi dan evaporasi dari lingkungan. Kedua resiko infeksi
54
55
3. Intervensi keperawatan
suhu bayi hingga stabil. Pada diagnosa kedua, intervensi yang dibuat
bakteri di dalam box bayi, montior tanda dan gejala infeksi untuk
mencegah bila infeksi lebih dini, mencuci tangan sebelum kontak dengan
4. Implementasi Keperawatan
hingga stabil.
tali pusar bayi, dan memonitor tanda-tanda vital. Pada diagnosa ketiga
56
5. Evaluasi keperawatan
didapat pada tanggal 11 Januari 2016 dengan data subjektif tidak terkaji,
didapat pada tanggal 11 Januari 2016 dengan data subyektif tidak terkaji,
box bayi telah dibersihkan, bayi sudah simandikan, tali pusat masih basah
dan telah dilakukan perawatan tali pusat, bayi minum sebanyak 30cc.
nyeri akut terjadi penurunan nyeri dari skala 5 menjadi 0. Menurut jurnal
sampel darah.
B. Saran
hubungan kerja sama baik antara tim kesehatan maupun klien sehingga
darah.
klien gangguan pemenuhan rasa nyaman nyeri pada bayi baru lahir.
59
baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Schechter, N.L, Zempsky, W.T., Cohen, L.L., McGrath, P.J., McMurtry, M., &
Bright, N.S. (2007). Pain reduction during pediatric immunizations:
Evidance based-review and recomendation. Pediatrics, 119, (5); e1184-
e1197
Dwienda R, Octa, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi /
Balita dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Edisi 1. Yogyakarta : CV
BUDI UTAMA
Dwienda R, Octa, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi /
Balita dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Edisi 1. Yogyakarta : CV
BUDI UTAMA