ABSTRAK
Hampir 90% kematian balita terjadi dinegara berkembang dan lebih dari 40% kematian disebabkan diare
dan ISPA, penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif. Secara teoritis pemberian ASI
pada bayi mempunyai keuntungan terhadap kesehatan pada umumnya, pertumbuhan, perkembangan
dan pengurangan resiko terkena penyakit akut dan kronik. Pemberian ASI juga mengurangi insiden dan
beratnya diare.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
diare pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas Kawali Ciamis pada tahun 2009. Rancangan
penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dengan sampel penelitian berjumlah 41 orang yaitu bayi
yang berusia 0-6 bulan. Adapun metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total
Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Analisis data melalui dua tahapan yaitu
univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan bivariat untuk melihat hubungan (chi square) serta
besarnya hubungan.
Dari hasil penelitian a bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan
kejadian Diare pada bayi usia 0-6 bulan (p value=0,002), dengan OR 2,250 yang mempunyai arti bayi
yang tidak diberi ASI eksklusif mempunyai peluang terkena Diare 2,250 lebih besar dibanding dengan
yang diberi ASI eksklusif.
Disarankan agar diselenggarakan kegiatan penyebaran informasi tentang ASI dengan metode
penyuluhan, pembinaan ataupun konseling secara merata baik di puskesmas maupun di wilayah kerja
puskesmas dengan melibatkan kader posyandu. Dalam setiap kegiatan penyebaran informasi hendaknya
mempergunakan media promosi kesehatan dalam bentuk poster, leaflet atau brosur yang menarik,
sehingga ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 6 bulan akan lebih tertarik untuk meningkatkan
pengetahuannya tentang ASI.
A. PENDAHULUAN
Masalah bayi dan balita merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus mendapat
perhatian, karena akan sangat menentukan dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas di masa yang akan datang. Salah satu faktor yang berkaitan dengan bayi dan balita yang
perlu mendapat perhatian adalah masalah pemberian air susu ibu (ASI). Pemberian ASI pada
dasarnya merupakan kewajiban seorang ibu untuk menyusui bayinya guna kelangsungan hidup bayi
dan tumbuh kembang secara optimal. Pemberian ASI juga dapat membentuk perkembangan
intelegensia, rohani dan perkembangan emosional bayik tumbuh menjadi manusia Indonesia yang
sehat, cerdas, berbudi pekerti, dan berakhlak mulia (Herawati, 2007).
Pemberian ASI eksklusif berpengaruh pada kualitas kesehatan bayi. Semakin sedikit jumlah
bayi yang mendapat ASI eksklusif, maka kualitas kesehatan bayi dan anak balita akan semakin
buruk, karena pemberian makanan pendamping ASI yang tidak benar akan menyebabkan gangguan
B. METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian cross sectional atau
studi potong lintang, yang dimaksud dengan studi potong lintang adalah jenis penelitian yang
mempelajari hubungan antara variabel bebas atau independent atau faktor resiko dengan
variabel terikat atau dependen atau efek, yang dilakukan dalam satu saat (Notoatmodjo,2006).
Dalam penelitian ini yang dianggap sebagai faktor risiko adalah pemberian ASI eksklusif dan
yang menjadi kejadian efek yang diteliti pada penelitian ini adalah kejadian diare. Adapun
kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut :
Kerangka Konsep Penelitian
Faktor predisposisi ( karateristik)
- Umur
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pengetahuan
- Sikap
Perilaku
Pemberian
Faktor Pendukung
ASI eksklusif Kejadian Diare
- Dukungan keluarga
- Budaya
- Sarana & prasarana
Faktor pendorong
- Petugas kesehatan
4. Analisa Data
Analisan data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Analisa Univariat
yaitu dengan menggunakan analisis prosentasi untuk mengetahui distribusi frekuensi dan
proporsi dari variabel-variabel yang diamati. Analisis Bivariat dilakukan dengan menggunakan uji
kai kuadrat atau dengan Uji Chi Square. Uji ini dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan
yang bermakna antara variabel independen dan variabel dependen. Test Signifikansi dengan
menggunakan nilai kemaknaan 95%, atau nilai α = 0,05.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kawali Ciamis
b. Kejadian Diare
Kejadian diare diukur melalui wawancara langsung yang berisi pertanyaan mengenai
diare atau tidak diare. Dan didapatkan hasil seperti pada Tabel 2
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kawali Kabupaten Ciamis
Dari 41 bayi usia 0-6 bulan bayi yang tidak mengalami diare sebanyak 26 bayi (63,4%)
dan bayi yang mengalami diare sebanyak 15 bayi (36,6%).
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja
puskesmas Kawali Ciamis. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square
diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3. Distribusi Hubungan Pemberian Asi eksklusif dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia
0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kawali Ciamis
Kejadian Diare
Pemberian ASI Jumlah P
No. OR
eksklusif Diare Tidak Diare total value
Dari hasil hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi
usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas Kawali Ciamis diperoleh data bahwa dari 27 ibu
yang memiliki bayi 0-6 bulan didapatkan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan
pernah mengalami diare sebanyak 12 bayi (44,4%), sedangkan dari 14 ibu yang memiliki bayi
0-6 bulan didapatkan jumlah bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif dan pernah mengalami
diare sebanyak 14 bayi (100%)
Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square menunjukan bahwa nilai probabilitas
0,002 (p < 0,05), hal ini berarti Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara pemberian ASI
eksklusif dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas Kawali
Ciamis. Besarnya hubungan (OR) yang didapatkan yaitu 2,250 yang mempunyai arti bayi yang
tidak diberi ASI eksklusif mempunyai peluang terkena diare 2,250 kali lebih besar dibanding
dengan bayi yang diberi ASI eksklusif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori. ASI memberikan zat-zat kekebalan yang belum
dibuat oleh bayi tersebut. Bayi yang mendapat kolostrum dan ASI jarang terkena alergi,
terutama terhadap protein susu sapi dimana sering memberikan gejala diare kronik, Komponen
IgA pada kolostrum dan ASI matur selain bekerja sebagai anti bakteri juga mencegah
tereabsorpsinya makromolekul asing. ASI melindungi bayi dari mikroba patogen yang berasal
dari sekitarnya, misal yang berasal dari flora intestinal ibunya dan saluran pernafasan antara
lain virus, V.kolera, E.Coli patogen, steptokokus, stapilokokus, dan kandida albikans.
Disamping itu IgA melindungi bayi dari protein asing, sehingga bayi tidak mudah alergi. IgA
adalah molekul yang resisten terhadap enzim proteolitik dari saluran pencernaan dan pH
lambung, dan masih menunjukan anti bodi yang aktif pada tinja bayi yang minum ASI.
ASI mengandung macam-macam enzim yang berfungsi membantu pencernaan bayi,
sebagai anti infeksi seperti lisozim yang tidak dapat dipecah oleh pencernaan dan masih
ditemukan pada tinja. Kerja enzim ini adalah bakteriolitik terhadap entero bakteri seperti E.Coli
patogen yang mempunyai efek antiviral.
a. ASI mengandung zat anti infeksi,bersih dan bebas kontaminasi.
b. Ig A dalam kolostrum/ASI kadar nya cukup tinggi, sektori Ig A tidak diserap tapi melumpuh
kan bakteri pathogen E coli dan berbagai virus pada saluran cerna.
c. Laktoferin yaitu jenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat
besi di saluran cerna.
d. Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri E coli dan Salmonella dan virus.
Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak dari susu sapi.
e. Sel darah putih pada ASI (2 minggu pertama) lebih dari 400cc/sel mil terdiri dari tiga
macam yaitu : Brchus-Assosiated Lympocyte Tissue (BALT) anti bodi pernafasan, Gut
Assosiated Lympocite Tissue (GALT) anti bodi saluran pernafasan dan Mamary
Assosiated Lympocite Tissue (MALT) anti bodi jaringan payudara ibu.
f. Faktor bifidus, jenis karbohidrat yang mengandung nitrogen penunjang pertumbuhan
bakteri laktobasilus bifidus.
g. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus dan berguna untuk menghambat pertumbuhan
bakteri yang merugikan.
2. SARAN
Diharapkan dapat memberikan penyuluhan-penyuluhan, pembinaan dan konseling secara
merata baik di puskesmas maupun di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan kader
Posyandu. Dengan cara membagikan leaflet atau brosur yang menarik agar ibu yang mempunyai
bayi usia 0–6 bulan akan lebih tertarik untuk meningkatkan pengetahuannya tentang manfaat
ASI, keunggulan dan kandungan ASI yang salah satunya berperan dalam penatalaksanaan
diare, sehingga diharapkan para ibu dapat memberikan ASI ekslusif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2008) Program ASI Ekslusif di Jawa Barat. http://www.depkes.go.id, yang direkam pada 29
Januari 2009.
________, (2009) Definisi Diare http://wpfind.com/user/iwansain/ yang direkam pada 06 April 2009.
BKKBN, (2003). Kelangsungan Hidup Ibu Bayi dan Anak Balita. Jawa barat
Heti Nurwanti, (2007). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Diare Dengan Tingkat
Kecemasan Ibu Yang Memiliki Bayi ( 0-1 tahun ) Yang Sedang Menderita Diare Di Ruang
Anak Gedung C Lantai 6 RSUD Cibabat Cimahi, KTI. Cimahi : STIKES A.YANI.
Khairunniyah, 2004, Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Ditinjau Dari Faktor,Motivasi,Emosi Dan Sikap
Pada Ibu Yang Melahirkan,Tesis
Riwidikdo, handoko (2007). Statistik Kesehatan Belajar Mudah Tehnik Analisis Data Dalam Penelitian
Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta. Mitra Cendekia Press.
Susila Ningrum Rekawati, Utami, (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika