Anda di halaman 1dari 105

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III


DALAM MENGHADAPI PERSALINAN
DI KLINIK PRATAMA SIKEMBAR

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Sarjana Kebidanan

OLEH:

NINING NURHAYATI
314221095

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) LINTAS JALUR


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2022
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “ Hubungan Dukungan Suami

Dengan Tingkat Kecemasan Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi

Persalinan di Klinik Pratama Sikembar ”, sepenuhnya karya saya sendiri.

Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan

saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Cimahi, Agustus 2022

Yang membuat pernyataan

Nining Nurhayati

i
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN (S1)
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI
2021

NINING NURHAYATI
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PRIMIGRAVIDA
TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI KLINIK SIKEMBAR
53 hal + 6 tabel + 13 lampiran + 2 gambar

ABSTRAK

Kehamilan merupakan proses yang dimulai dari konsepsi sampai persalinan dan
terdapat perubahan yang beresiko menyebabkan kecemasan dan kekhawatiran.
Faktor yang mempengaruhi kecemasan salah satunya adalah dukungan suami.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat
kecemasan primigravida trimester III di Klinik Pratama Sikembar.
Metode penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi. Teknik pengambilan
sampel menggunakan total sampling dengan responden 25 primigravida trimester
III. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian terhadap dukungan suami sebagian besar 72% mendukung,
sebagian kecil 28% tidak mendukung. Hasil penelitian tingkat kecemasan
didapatkan 83,3% kecemasan ringan, 28% kecemasan berat dan 16,7% tidak
cemas dengan hasil uji korelasi <0,05 dengan demikian sebagian besar
mendapatkan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ringan.
Simpulan penelitian adalah antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan
primigravida trimester III. Saran terkait hasil perlu penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi kecemasan primiggravida trimester 3
selain dari dukungan suami.
Kata Kunci : dukungan suami, kecemasan, primigravida trimester III
Kepustakaan: 24, 2019 - 2021

ii
STUDY PROGRAM OF MIDWIFE (S1)
FACULTY OF HEALTH SCIENCE AND TECHNOLOGY
UNIVERSITY GENERAL AHMAD YANI CIMAHI
2021

NINING NURHAYATI
THE RELATIONSHIP OF HUSBAND SUPPORT WITH
PRIMIGRAVIDAL ANXIETY LEVEL OF TRIMESTER III IN FACING
LABOR IN THE SIKEMBAR CLINIC
53 pages + 6 tables + 13 attachments + 2 pictures

ABSTRACT

Pregnancy is a process that starts from conception to delivery and there are changes that
are at risk of causing anxiety and worry. One of the factors that influence anxiety is
husband's support. The purpose of this study was to determine the relationship between
husband's support and the anxiety level of third trimester primigravida at the Sikembar
Primary Clinic.
The research method used is correlation analytic. The sampling technique used was total
sampling with 25 third trimester primigravida respondents. Collecting data using a
questionnaire. The results of the study on husband's support were mostly 72% supportive,
a small 28% did not support.
The results of the study showed that the level of anxiety was 83.3% mild anxiety, 28%
severe anxiety and 16.7% not anxious with a correlation test result <0.05, thus most of
them received support from their husbands with mild anxiety levels.
The conclusion of the study is between husband's support and the third trimester
primigravida anxiety level. Suggestions related to the results need further research to
determine the factors that influence the anxiety of third trimester primiggravida apart
from husband's support. Keywords: husband's support, anxiety, third trimester
primigravida
Literature: 24, 2019 - 2021

iv
PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan
Dewan Penguji Skripsi Program Studi Kebidanan (S1)
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan
Universitas Jenderal Achmad Yani
Pada Tanggal 29 Juli 2022
Nama Mahasiswa : Nining Nurhayati
NPM : 314221095
Judul : Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan
Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan
Di Klinik Pratama Sikembar
Mengesahkan
Program Studi Kebidanan (S1)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rika Nurhasanah, SST., M.Keb Mega Dewi Lestari, SST., M.Keb

iv
PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan
Dewan Penguji Skripsi Program Studi Kebidanan (S1)
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan
Universitas Jenderal Achmad Yani
Pada Tanggal 29 Juli 2022
Nama Mahasiswa : Nining Nurhayati
NPM : 314221095
Judul : Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan
Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan
Di Klinik Pratama Sikembar
Mengesahkan
Program Studi Kebidanan (S1)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rika Nurhasanah, SST., M.Keb Mega Dewi Lestari, SST., M.Keb
Penguji I Penguji II

Indri Astuti, SST., M.Keb Siti Nurendah, SST., M.Kes


Mengetahui
Program Studi Kebidanan (S1)
Ketua,

Sri Yuniarti, SST., M.Keb

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat,

taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi

ini dengan judul “Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan

Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi Persalinanan di Klinik Pratama

Sikembar” sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan

Kebidanan.

Terwujudnya proposal skripsi ini tentu tidak lepas dari peran bimbingan

dan bantuan berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini dengan kerendahan dan

ketulusan hati, saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D, selaku Rektor Universitas

Jenderal Achmad Yani.

2. Gunawan Irianto, dr., M.Kes (MARS), selaku Dekan Fakultas Ilmu dan

Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani.

3. Sri Yuniarti, SST., M.KM, selaku Ketua Program Studi Kebidanan (S1)

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani.

4. Dr. Rika Nurhasanah S.ST., M.Keb selaku Pembimbing I yang telah

memberikan ilmu, arahan, masukan, membantu, membimbing, memotivasi

dan memberi masukan kepada saya, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi

dengan tepat waktu.

5. Mega Dewi Lestari, M.Keb, selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan ilmu, arahan, masukan, membantu, membimbing, memotivasi

iv
dan memberi masukan kepada saya, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi

dengan tepat waktu.

6. Indria, M.Keb selaku Penguji yang telah memberikan pengarahan dan

bimbingannya dalam penyusunan proposal skripsi ini.

7. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

materil serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini.

8. Teman-teman Program Studi Kebidanan (S1) Lintas Jalur angkatan 2022 dan

semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu penulis mengucapkan

terima kasih.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih belum sempurna,

untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun.

Cimahi, Agustus 2022

iv
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ...........................................................................................................
ABSTRAK ...................................................................................................................
PENGESAHAN .........................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 4
C. Tujuan 4
1. Tujuan Umum 4
2. Tujuan Khusus 4
D. Manfaat Penelitian 5
1. Manfaat Teoritik 5
2. Manfaat Praktis 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dukungan Suami 6
B. Kecemasan 9
C. Konsep Primigravida 21
D. Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Primigravida
Dalam Menghadapi Persalinan 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian 29
B. Populasi dan Sampel Penelitian 32
C. Pengumpulan Data 32
D. Prosedur Penelitian 38
E. Pengolahan Data dan Analisa Data 39
F. Etika Penelitian 42
G. Lokasi dan Waktu Penelitian 43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian 44

vi
B. Pembahasan 44
BAB V Simpulan dan Saran
A. Simpulan 53
B. Saran 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Independen dan Variabel Dependen
31
Tabel 3.2 Teknik Penilaian Dukungan Suami 33
Tabel 3.3 Teknik Penilaian Instrumen Zung Self-Rating Anxiety Scale 34
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami 44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kecemasan 44
Tabel 4.3 Hubungan Dukungan Suami Dengan Kecemasan Ibu Hamil
Primigravida Trimester III Di Klinik Pratama Sikembar 45

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori Tingkat Kecemasan 28
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 30

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian


Lampiran 2 Informend Consent Responden Uji Validitas
Lampiran 3 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validitas
Lampiran 4 Kuesioner UJi Validitas
Lampiran 5 Master Tabel Uji Validitas
Lampiran 6 Output Uji Validitas
Lampiran 7 Informend Consent Responden Penelitian
Lampiran 8 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian
Lampiran 9 Kuesioner Penelitian
Lampiran 10 Master Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 11 Hasil SPSS Penelitian
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses yang dimulai dari konsepsi sampai

persalinan. Diprediksi pada tahun 2020 di Indonesia terdapat 5.221.784

kehamilan, sedangkan di Jawa Barat berdasarkan data kesehatan indonesia

terdapat 955.411 kehamilan, di kabupaten Bandung barat sebanyak 31.328

kehamilan (Kementerian Kesehatan, 2020). Persalinan merupakan proses yang

sangat diharapkan oleh seorang perempuan yang sedang hamil. Setiap wanita

hamil mengharapkan proses persalinan berlangsung normal. Setiap persalinan

akan menjalani perubahan fisik dan psikologis pada ibu bersalin. Perubahan

yang terjadi pada masa kehamilan beresiko menyebabkan kecemasan dan

kekhawatiran yang akan menimbulkan reaksi diantaranya jantung berdebar,

peningkatan denyut nadi,frekuensi nafas menjadi cepat dan rasa cemas

meningkat (Astuti Sri, 2017).

Kecemasan adalah emosi yang ditandai dengan perasaan yang tegang,

pikiran khawatir dan perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah

(American Psychological Association n.d.). Stuart dan sundeen menyatakan

kecemasan yang terjadi dipicu oleh kejadian atau pengalaman baru yang

dialami oleh seseorang saat melahirkan (Stuart, G. W, 2016). Berdasarkan hal

tersebut menunjukan bahwa primigravida berisiko mengalami kecemasan

dibandingkan multigravida. Bagi primigravida pengalaman kehamilan menjadi

1
2

pengalaman baru sehingga perubahan yang terjadi pada masa kehamilan

diperlukan adaptasi. Berdasarkan hasil penelitian Nilda dkk menyatakan bahwa

sebagian besar kecemasan yang terjadi pada primigravida karena merupakan

pengalaman pertama hamil (Siregar et al, 2021).

Terdapat beberapa tingkat kecemasan yang dapat dialami oleh orang

dewasa yaitu kecemasan ringan, sedang, berat dan sangat berat. Kategori

kecemasan ringan dikategorikan sebagai suatu hal yang normal namun

kecemasan sedang dan berat dikategorikan sebagai cemas yang tidak normal.

Menurut Christina Roos Etty dkk menyatakan bahwa kecemasan yang terjadi

pada ibu bersalin disebabkan karenakurangnya dukungan dari suami atau

keluarga (Jasmen Manurung dkk, 2020). Pernyataan yang sama dari Suhermi

dkk bahwa terdapat suatu hubungan yang bermakna antara dukungan suami

dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida (Suhermi and Amirasti,

2020).

Faktor yang mempengaruhi kecemasan diataranya faktor intrinsik

diantaranya usia pasien, pengalaman pasien menjalani tindakan medis serta

konsep diri dan peran. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah konsisi medis,

tingkat pendidikan, akses informasi, proses adapatasi, tingkat sosial ekonomi,

jenis tindakan anestesi dan komunikasi terapeutik.dukungan suami

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhitingkat kecemesan.

Berdasarkan hasil penelitian Evi Rinata dkk menyatakan bahwa ibu yang

mendapatkan dukungan suami dapat beradaptasi terhadap perubahan yang

dialami selama kehamilan dan mengurangi tingkat kecemasan (Rinata and


2

Andayani, 2018), sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Fita

Romalasari dan Kumsih Astuti dalam penelitian menyatakan bahwa adanya

suatu hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil

primigravida (Fita Romalasari and Astuti, 2020).

Kecemasan yang ibu alami di trimester III atau menjelang persalinan ini

sangat berpengaruh bagi kesiapan, sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Iya Farida dkk menyatakan bahwa semakin tinggi dukungan

suami maka akan semakin tinggi tingkat kesiapan ibu dalam menghadapi

persalinan (Farida dkk, 2019). Kecemasan pada ibu hamil akan

mengakibatkan ibu melahirkan bayi prematur, persalinan lebih awal,

hipertensi, risiko asma,gangguan hiperaktif, desentralisasi, dan gangguan

dalam perkembangan kognitif (Isnaini Irma dkk, 2020)

Primigravida beresiko mengalami kecemasan karena perubahan

hormonlah yang menyebabkan hal tersebut dan yang akan mempermudah

janin untuk tumbuh dan berkembang saat dilahirkan. Kecemasan dapat

bertambah berat apabila ibu hamil mengalami ketakutan akan perubahaan

pada tubuhnya, kondisi janin serta kesiapan mental menghadapi proses

persalinan (Siallagan dan Lestari, 2018)

Dukungan suami merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tingkat kecemasan. Dukungan suami merupakan salah satu dukungan sosial

atau lingkungan. Dukungan suami adalah dukungan komunikasi verbal atau

non verbal, saran atau bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan

oleh suami terhadap ibu hamil dalam lingkungan sekitarnya (Friedman, 2010)
2

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di klinik Pratama Sikembar dengan

metode wawancara dari 10 ibu hamil primigravida terdapat (60%) 6 ibu hamil

yang tidak mendapatkan dukungan dari suami dan mengalami cemas pada

trimester III hal tersebut dilihat dari bagaimana cara suami bersikap dan

berkomunikasi dengan istrinya selama kehmilan dan dari 30 ibu yang bersalin

klinik Pratama Sikembar 2 diantaranya mengalami kecemasan yang sangat

berat ini dilihat dari sikap suami selama menemani istrinya pada saat proses

persalinan. Berdasarkan studi pendahuluan diatas, cemas pada ibu hamil akan

mengakibatkan efek terhadap janin salah satunya gerakan janin yang tidak

aktif, saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan dukungan

suami dengan tingkat kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi

persalinan di Klinik Pratama Sikembar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

“Apakah ada hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu

primigravida dalam menghadapi persalinan di Klinik Pratama Sikembar tahun

2022”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan

primigravida trimester III di Klinik Pratama Sikembar.


2

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran dukungan suami pada primigravida

trimester III di Klinik Pratama Sikembar

b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan primigravida trimester III di

Klinik Pratama Sikembar

c. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat

kecemasan primigravida trimester III di Klinik Pratama Sikembar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bahwa

pentingnya dukungan suami bagi primigravida trimester III.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi suami dan keluarga, hasil penelitian ini diharapkan dapat

mengetahui bahwa pentingnya dukungan pada saat menjelang

persalinan.

b. Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi data dasar untuk mengetahui gambaran keterkaitan

dukungan suami menjelang persalinan pada primigravida.

c. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai seberapa berpengaruhnya dukungan suami

terhadap primigravida pada saat persalinan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dukungan Suami

1. Definisi

Dukungan sosial keluarga atau suami adalah suatu proses hubungan

antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dalam hal ini dukungan

keluarga atau suami akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka

dalam kehidupan (Ayuni, 2020).

2. Ciri - Ciri Dukungan Keluarga atau Suami

Bentuk dukungan sosial keluarga atau suami memiliki ciri yaitu (Ayuni,

2020):

a. Informatif

Bantuan informasi digunakan untuk menanggulangi persoalan

yang dihadapi yaitu terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan dan

informasi lainnya yang dibutuhkan. Informasi ini dapat disampaikan

kepada orang lain yang sedang menghadapi suatu persoalan yang

hampir sama atau sama. Hal ini keluarga menjelaskan mengenai saran,

sugesti dan informasi yang dibutuhkan untuk menselesaikan sebuah

masalah

b. Perhatian emosional

Perhatian emosional yang diperlukan oleh seseorang berupa

perhatian simpatik dan empati, cinta dan kepercayaan serta

6
5

penghargaan. Sehingga seseorang yang menghadapi persoalan tidak

akan merasa dirinya menanggung beban sendiri tetapi ada orang lain

yang memperhatikan yang mau mendengar segala permasalahan.

c. Bantuan instrumental

Bentuk bantuan ini akan mempermudah seseorang dalam

melakukan aktivitasnya yang berkaitan dengan persoalan yang

dihadapinya misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan

memadai seseorang yang membutuhkan.

d. Bantuan penilaian

Bantuan ini diberikan dalam bentuk penghargaan berdasarkan

kondisi seseorang. Penilaian ini bisa dalam bentuk positif dan negatif

yang akan mempengaruhi seseorang. Dukungan sosial keluarga yang

sangat membantu adalah penilaian yang positif.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Suami

Ada banyak faktor yang mempengaruhi dukungan suami yaitu (Ayuni,

2020) :

a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seorang suami ini mempengaruhi dalam

memahami kesehatan istrinya, serta suami akan kesulitan dalam

mengambil keputusan karena kurangnya informasi mengenai

kesehatan. Suami adalah seorang kepala rumah tangga yang memiliki

peran penting dalam keluarga yaitu dalam pengambilan keputusan.


5

b. Pendapatan

Kebanyakan masyarakat menggunakan sebagian besar pendapatan

mereka untuk membiayai keperluan hidupnya dan tidak banyak

masyarakat yang menyiapkan dana untuk kesehatan karena

keterbatasan dalam pendapatan mereka. Sehingga banyak ibu hamil

yang tidak melakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan.

c. Budaya

Masih banyak masyarakat di indonesia yang kental akan budaya

salah satu contohnya adalah menganggap seorang perempuan

derajatnya tidak sama dengan laki-laki. Anggapan tersebut

mempengaruhi perlakuan suami terhadap istrinya contohnya kualitas

dan kuantitas makanan suami lebih baik dibanding istrinya, sedangkan

seorang perempuan yang sedang hamil perlu asupan gizi yang lebih

bagus.

d. Status Perkawinan

Pasangan suami istri yang menikah yang tidak sah ini akan

mempengaruhi dukungan suami kepada istri dibanding dengan

pasangan yang status pernikahan yang sah.

e. Status Sosial Ekonomi

Seorang suami atau kepala keluarga dengan status ekonomi yang

baik akan lebih mampuberperan dalam memberikan dukungan kepada

istrinya (Ayuni, 2020)


5

B. Kecemasan

1. Definisi

Menurut American Psychological Association kecemasan adalah emosi

yang ditandai dengan perasaan yang tegang, pikiran khawatir dan

perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah (American

Psychological Association n.d.). Menurut Kaplan, Saddock dan Grebb

kecemasan merupakan respon seseorang terhadap situasi yang

mengancam dan disertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru yang

ditemukan didalam identitas seseorang. Keadaan cemas didapatkan dari

perasaan subjektif sehingga setiap orang akan mengalami kecemasan

dalam kondisi tertentu, kecemasan terjadi ketika tidak dapat mengatasi

suatu masalah atau terdapat rasa ketidaknyamanan (Sadock, B.J., Sadock,

V, 2010). Stuart dan sundeen menyatakan bahwa kecemasan dapat dipicu

oleh kejadian atau pengalaman baru seperti memulai suatu pekerjaan baru,

pindah dirumah baru dengan lingkungan yang berbeda dan melahirkan

(Stuart, G. W, 2016).

Sedangkan menurut Zakariah kecemasan adalah perasaan yang tidak

menyenangkan atau suatu kejadian yang menyebabkan kegelisahan dan

ketegangan dan menimbulkan tanda hemodinamik yang abnormal yang

berasal dari stimulasi simpatik, parasimpatik dan endokrin. Kecemasan

tersebut terjadi apabila telah melakukan prosedur bedah yang

direncanakan (Zakariah, 2015).


5

2. Tingkat Kecemasan

Menurut Stuart tingkat kecemasan memiliki 4 tingkatan yaitu (Stuart, G.

W, 2016) :

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang akan

menyebabkan seseorang lebih waspada dalam menghadapinya.

Kecemasan ringan memotivasi seseorang untuk belajar dan

menghasilkan sebuah kreativitas. Seseorang yang mengalami

kecemasan akan mengalami gejala diantaranya perhatian

meningkat,waspada, sadar terhadap stimulus internal dan eksternal.

Adapun perubahan fisiologis yang ditandai dengan gelisah, sulit tidur,

hipersensitif terahadap suara dan tanda vital.

b. Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang adalah keadaan seseorang yang hanya

memusatkan pada masalah penting sehingga akan lebih selektif dan

dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Respon yang dialami

secara fisiologis yaitu sering mengalami nafas pendek, meningkatnya

nadi dan tekanan darah, mulut kering, gelisah serta konstipasi. Respon

kognitif yang dialami diantaranya persepsi menyempit, tidak mampu

menerima rangsangan dari luar dan lebih fokus terhadap apa yang

menjadi perhatiannya.
5
13

c. Kecemasan Berat

Kecemasan berat dapat mengakibatkan seseorang tidak dapat

berpikir tentang hal lain, cenderung memusatkan pada sesuatu yang

terinci dan spesifik. Sehingga perlu banyak pengarahan untuk dapat

memusatkan pada hal yang lain. Gejala yang dialami adalah lebih

berfokus pada hal yang detail, fokus terbatas, tidak dapat

berkonsentrasi, tidak dapat belajar secara efektif. Setiap individu yang

mengalami tersebut akan mengalami sakit kepala, pusing, mual,

gemetar, insomnia hingga diare. Seseorang yang mengalami

kecemasan berat lebih memfokuskan perhatian pada dirinya.

d. Kecemasan Sangat Berat

Kecemasan sangat berat terjadi ketika seseorang mengalami

ketakutan dan teror sehingga kehilangan kendali. Seseorang yang

mengalami panik tidak dapat melakukan sesuatu sekalipun diarahkan.

Kecemasan ini akan memberikan sebuah respon fisiologis, kognitif

dan perilaku lainnya. Kecemasan ini akan mengakibatkan kematian

jika mengalaminya dalam waktu yang lama karena tidak sejalan

dengan kehidupan, seseorang yang mengalami kecemasan sangat berat

tidak dapat memfokuskan pada suatu kejadian.


14

3. Faktor-Faktor Mempengaruhi Kecemasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu (Stuart, G. W, 2016):

a. Faktor-Faktor Intrinsik

1) Usia pasien

Kecemasan sering terjadi pada usia 21-45 tahun atau pada usia

yang telah dewasa dan lebih banyak terjadi pada wanita. Semakin

bertambahnya usia akan menyebabkan matangnya psikologi

seseorang maka akan semakin baik cara mereka beradaptasi

terhadap kecemasan yang mereka alami.

2) Pengalaman pasien menjalani pengobatan (operasi)

Ketika seseorang baru pertama kali menjalani sebuah operasi

maka ia akan mengalami tingkat kecemasan yang cukup tinggi.

Pengalaman awal ini akan menentukan kondisi mental atau

psikologi seseorang dikemudian hari.

3) Konsep diri dan peran

Konsep diri dan peran adalah suatu ide, pikiran, kepercayaan

dan pendirian yang hanya diketahui oleh setiap individu dengan

dirinya sendiri dan akan mempengaruhi dengan orang lain.

b. Faktor-Faktor Ekstrinsik

a) Kondisi medis (diagnosis penyakit)

Kondisi kecemasan ini dipengaruhi oleh kondisi medis

contohnya pada hasil pemeriksaan akan mendapatkan diagnosa

pembedahan, hal tersebut lah yang menyebabkan peningkatan


14

kecemasan pada seseorang. Tetapi, untuk pasien dengan diagnose

yang baik tidak terlalu mempengaruhi tingkat kecemasan

b) tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi kesadaran

dan stresor, seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang

kurang akan mempengaruhi pola tingkah laku dan

pengambilan keputusan. Sebaliknya untuk seseorang yang

memiliki tingkat pendidikan yang cukup akan lebih mudah

dalam pengambilan keputusan dan lebih teliti

c) Akses informasi

Akses informasi akan didapatkan seorang pasien sebelum

tindakan, informasi tersebut terdiri dari tujuannya dilakukan

tindakan, proses tindakan, resiko dan kemungkinan komplikasi

yang terjadi selama proses tindakan atau setelah tindakan.

d) Proses adaptasi

Manusia melakukan adaptasi yang dipengaruhi oleh stimulasi

internal dan eksternal dan membutuhkan respon perilaku yang terus

menerus. Selainitu proses adaptasi dibantu oleh lingkungan tempat

ia berada atau tempat tinggalnya. Lingkungan yang berpengaruh

diantaranya adalah dukungan dan lingkungan sekitar.

e) Tingkat sosial ekonomi

Dukungan sosial merupakan dukungan yag dapat memberikan

rasa nyaman dan penghargaan atau bantuan dari seseorang untuk


14

orang atau kebanyakan orang lain.dukungan sosial dapat diperoleh

dari dukungan suami.dukungan suami memegang peran penting

bagi ibu hamil.Tingkat sosial ekonomi ini berhubungan dengan

pola gangguan psikiatrik.

f) Jenis tindakan anestesi

Ketika seseorang lebih banyak mengetahui mengenai tindakan

yang akan dilakukan dan hal tersebut mengancam tubuh dan

jiwanya, maka akan semakin mempengaruhi tingkat kecemasan

tersebut.

g) Komunikasi terapeutik

Komunikasi tenaga kesehatan sangat penting dilakukan dengan

pasien, hampir semua pasien mengalami tingkat kecemasan yang

tinggi ketika ia memperoleh informasi yang tidak sepenuhnya

benar yang didapatkan dari sumber tidak valid. Sehingga sebagai

tenaga kesehatan harus menjelaskan lebih baik dan lebih dipahami

oleh pasien.

4. Kecemasan Pada Ibu hamil

Kecemasan dalam kehamilan adalah keadaan emosional yang

berfokus pada kekhawatiran wanita hamil. Kehamilan memberikan

perubahan fisik, psikis dan stresor bagi wanita. Perubahan hormonlah

yang menyebabkan hal tersebut dan yang akan mempermudah janin

untuk tumbuh dan berkembang saat dilahirkan. Kecemasan dapat

bertambah berat apabila ibu hamil mengalami ketakutan akan


14

perubahaan pada tubuhnya, kondisi janin serta kesiapan mental

menghadapi proses persalinan (Siallagan dan Lestari, 2018)

Kecemasan merupakan gangguan perasaan yang ditandai dengan

ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan tidak jelas sebabnya.

Gejala yang dikeluhkan didominasi oleh faktor psikis dan faktor fisik.

Seseorang akan mengalami gangguan cemas apabila tidak mampu

mengatasi stressor psikososial. Istilah kecemasan juga dapat

dirumuskan sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan, suatu

keadaan suasana hati pada masa yang akan datang,ditandai dengan

kekhawatiran karena tidak dapat memprediksi atau mengontrol

kejadian yang akan datang. Reaksi emosional langsung terhadap

bahaya yang dihadapi saat ini. Kecemasan ditandai oleh adanya

kecenderungan yang kuat untuk lari dan adanya desakan. Penilaian

kecemasan dalam kehamilan dapat dilakukan pada usia kehamilan

yang semakin tua (Siallagan dan Lestari, 2018).

Kecemasan selama kehamilan berdampak negatif pada ibu hamil

sejak masa kehamilan hingga persalinan, seperti kelahiran prematur

bahkan keguguran. Janin yang gelisah sehingga menghambat

pertumbuhannya, melemahkan kontraksi otot rahim, dan lain-lain.

Dampak tersebut juga membahayakan janin,dengan kecemasan yang

tinggi akan mempengaruhi hasil perkembangan saraf janin yanguntuk

tumbuh dan berkembang saat dilahirkan. Kecemasan dapat bertambah


14

berat apabila ibu hamil mengalami ketakutan akan perubahan pada

tubuhnya, kondisi janin serta kesiapan mental menghadapi proses

persalinan (Siallagan dan Lestari, 2018)

5. Tingkat Kecemasan

Aspek-Aspek Tingkat KecemasanSumber penyebab kecemasan,

meliputi hal-hal di bawah sebagai berikut (Siallagan dan Lestari,

2018):

a. Kekhawatiran (worry) merupakan pikiran negatif tentang dirinya

sendiri, seperti perasaan negatif bahwa ia lebih jelek

dibandingkan dengan teman-temannya.

b. Emosionalitas (imosionality) sebagai reaksi diri terhadap

rangsangan saraf otonomi, seperti jantung berdebar-debar,

keringat dingin, dan tegang.

c. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (tas

generated interference) merupakan kecenderungan yang dialami

seseorang yang selalu tertekan karena pemikiran yang rasional

terhadap tugas.

6. Etiologi Kecemasan

Secara umum, terdapat dua teori mengenai etiopatogenesis

munculnya kecemasan, yaitu teori psikologis dan teori biologis. Teori

psikologis terdiri atas tiga kelompok utama yaitu teori psikoanalitik,

teori perilaku dan teori eksistensial. Sedangkan teori biologis terdiri


14

atas sistem saraf otonom, neurotransmiter, studi pencitraan otak, dan

teori genetik. (Sadock, 2015)

1. Teori Psikoanalitik

Kecemasan didefinisikan sebagai sinyal adanya bahaya pada

ketidaksabaran. Kecemasan dipandang sebagai akibat dari konflik

psikis antara keinginan tidak disadari yang bersifat seksual atau

agresif dan ancaman terhadap hal tersebut dari superego atau

realitas eksternal. Sebagai respon terhadap sinyal ini, ego

memobilisasi mekanisme pertahanan untuk mencegah pikiran dan

perasaan yang tidak dapat diterima agar tidak muncul ke

kesadaran. (Sadock, 2015)

Individu yang mengalami gangguan kecemasan menggunakan

secara berlebihan salah satu atau pola tertentu dari mekanisme

pertahanan (Sadock, 2015).

2. Teori Perilaku

Menurut teori ini, kecemasan adalah respon yang dipelajari

terhadap stimulus lingkungan spesifik. Sebagai contoh, seorang

anak yang dibesarkan oleh ayah yang kasar, dapat menjadi cemas

ketika melihat ayahnya. Hal tersebut dapat berkembang, anak

tersebut kemungkinan tidak mempercayai semua laki-laki. Sebagai

kemungkinan penyebab lain, mereka belajar memiliki respon

internal kecemasan dengan meniru respon kecemasan orangtua

mereka. Kecemasan dapat dipelajari oleh individu melalui


14

pengalaman dan dapat diubah melalui pengalaman baru (Sadock,

2015).

3. Teori Eksistensial

Teori ini digunakan pada gangguan cemas menyeluruh tanpa

adanya stimulus spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai

penyebab perasaan cemas kronisnya. Konsep utama teori

eksistensial adalah individu merasa hidup tanpa tujuan. Kecemasan

adalah respon terhadap perasaan tersebut dan maknanya. (Sadock,

2015)

4. Sistem Saraf Otonom

Stimulasi sistem saraf otonom dapat menimbulkan gejala

tertentu seperti kardiovaskular (contoh: takikardi), muskular

(contoh: sakit kepala), gastrointestinal (contoh: diare), dan

pernapasan (contoh: takipneu). Sistem saraf otonom pada sejumlah

pasien gangguan cemas, terutama dengan gangguan cemas sangat

berat menunjukkan peningkatan tonus simpatik, adaptasi lambat

terhadap stimulus berulang, dan berespons berlebihan terhadap

stimulus sedang. (Sadock, 2015)

5. Neurotransmiter

Berdasarkan penelitian pada hewan terkait perilaku dan terapi

obat, terdapat tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan

kecemasan, yaitu asam gama-amino butirat (GABA), serotonin dan

norepinefrin. (Sadock, 2015) Asam gama-amino butirat (GABA)


14

merupakan neurotransmiter yang berfungsi sebagai anticemas

alami dalam tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel sehingga

mengurangi frekuensi bangkitan neuron.Peran GABA pada

gangguan cemas didukung oleh efektifitas benzodiazepin yang

meningkatkan aktivitas GABA di reseptor GABA tipe A

(GABAA) di dalam terapi beberapa gangguan cemas. Beberapa

peneliti berhipotesis bahwa sejumlah pasien dengan gangguan

cemas memiliki fungsi abnormal reseptor GABAA, walaupun

hubungan ini belum terlihat langsung. (Sadock, 2015)

Benzodiazepin terikat pada reseptor yang sama seperti GABA dan

membantu reseptor pascasinaps untuk lebih reseptif terhadap efek

GABA. Hal tersebut mengurangi frekuensi bangkitan sel dan

mengurangi kecemasan. (Sadock, 2015)

Serotonin memiliki banyak subtipe. Serotonin subtipe berperan

pada terjadinya gangguan cemas, juga mempengaruhi agresi dan

mood.Peningkatan pergantian atau siklus serotonin di korteks

prefrontal, nukleus akumben, amigdala, dan

hipothalamus lateral menyebabkan tipe stres akut yang berbeda.

(Sadock, 2015)

Norepinefrin merupakan neurotransmiter yang meningkatkan

kecemasan. Norepinefrin yang berlebihan dicurigai ada pada

gangguan panik, gangguan ansietas umum dan gangguan stres

pascatrauma. Teori mengenai peran norepinefrin pada gangguan


14

kecemasan adalah pasien yang mengalami kecemasan dapat

memiliki sistem regulasi noradrenergik yang buruk dengan ledakan

aktifitas yang sesekali terjadi. Sel dari sistem noradrenergik

utamanya dibawa ke locus cereleus (nukleus) di pons dan

memproyeksikan akson ke korteks cerebral, batang otak, dan

tulang belakang (medulla spinnalis). (Sadock, 2015)

6. Studi Pencitraan Otak

Suatu kisaran studi pencitraan otak, yang hampir selalu

dilakukan pada gangguan cemas spesifik, menghasilkan beberapa

kemungkinan petunjuk dalam memahami gangguan cemas. Studi

struktural, seperti CT dan MRI, yang dilakukan menunjukkan

peningkatan ukuran ventrikel otak. Hal tersebut pada suatu studi

dihubungkan dengan lama penggunaan benzodiazepin pada pasien.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan pasien dengan gangguan

cemas memiliki keadaan patologis dari fungsi otak dan hal ini

dapat menjadi penyebab dari gejala gangguan cemas yang dialami

pasien. (Sadock, 2015)

7. Teori Genetik

Studi genetik menghasilkan bukti bahwa sedikitnya beberapa

komponen genetik turun berperan dalam timbulnya gangguan

cemas. Hereditas dinilai menjadi salah satu faktor predisposis

timbulnya gangguan cemas. Hampir separuh dari semua pasien

dengan gangguan panik setidaknya memiliki satu kerabat yang


14

juga mengalami gangguan tersebut. Gambaran untuk gangguan

cemas lainnya, walaupun tidak setinggi itu, juga menunjukkan

adanya frekuensi penyakit yang lebih tinggi pada kerabat derajat

pertama pasien yang mengalaminya daripada kerabat orang yang

tidak mengalami gangguan cemas. (Sadock, 2015)

C. Konsep Primigravida

1. Pengertian Primigravida

Primigravida merupakan seorang wanita yang baru hamil untuk

pertama kalinya. Kehamilan primigravida akan lebih mendapatkan

kesulitan dalam mengenali perubahan yang terjadi pada tubuhnya selama

proses kehamilan hingga persalinan. Kejadian tersebut akan

mempengaruhi psikologis ibu primigravida karena kurangnya pengetahuan

sehingga menyebabkan ibu kesulitan dalam mengatasi ketidaknyamanan

tersebut (Puspita, 2014).

2. Penyesuaian dan Proses Psikologis

Ibu hamil mengalami perubahan psikologis dan akan beradaptasi

dengan perubahan yang ibu alami melalui beberapa tahap yaitu (Astuti Sri,

2017) :

a) Tahap Antisipasi

Seorang wanita akan mengalami sebuah perubahan peran dengan

merubah peran sosialnya. Perubahan ini didapatkan dari meningkatnya

interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya yang akan
14

mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran

barunya sebagai orang tua.

b) Tahap menerima peran dan mencoba menyesuaikan diri

Seorang wanita akan mengubah konsep posisinya dari penerima

kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang kepada

anaknya.

c) Tahap stabil

Pada tahap stabil ini wanita akan melakukan aktivitas yang positif

dan lebih fokus pada kehamilannya.

d) Tahap akhir

Wanita akan menjalankan kesepakatan internal yang telah dibuat

berkaitan dengan yang akan ia perankan sejak saat ini hingga bayinya

lahir.

3. Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Terdapat beberapa macam perubahan psikologi ibu pada masa

kehamilan, antara lain (Astuti Sri, 2017) :

a. Perubahan Emosional

Perubahan emosional trimester I (Penyesuaian) adalah

penurunan kemauan seksual karena letih dan mual, perubahan

suasana hati seperti depresi atau khawatir, ibu mulai berpikir

mengenai bayi dan kesejahteraannya dan kekhawatiran pada

bentuk penampilan diri yang kurang menarik.Perubahan emosional

trimester II (Kesehatan yang baik) terjadi pada bulan kelima


14

kehamilan karena bayi sudah mulai bergerak sehingga ibu mulai

memperhatikan bayi dan memikirkan bayinya sehat. Rasa cemas

akan terus meningkat seiring bertambah usia kehamilannya.

Perubahan emosional trimester III (Penantian dengan penuh

kewaspadaan) terutama pada bulan terakhir kehamilan perasaan

gembira bercampur takut karena kehamilan telah mendekati

persalinan. Kekhawatiran pada saat melahirkan, apakah bayi lahir

sehat, dan tugas apa yang dilakukan setelah kelahiran.

b. Cenderung Malas

Penyebabnya karena pengaruh perubahan hormon dari

kehamilannya. Perubahan hormonal akan mempengaruhi gerakan

tubuh ibu, seperti gerakannya yang semakin lamban dan cepat

merasa letih. Keadaan tersebut yang membuat ibu hamil cenderung

menjadi malas.

c. Sensitif

Penyebabnya adalah karena faktor hormon. Reaksi wanita

menjadi peka, mudah tersinggung, dan mudah marah. Apapun

perilaku ibu hamil dianggap kurang menyenangkan. Oleh karena

itu, keadaan ini sudah sepantasnya dimengerti suami dan jangan

membalas kemarahan ibu hamil karena akan menambah perasaan

tertekan. Perasaan tertekan berdampak buruk dalam perkembangan

fisik dan psikis bayi.


14

d. Mudah Cemburu

Penyebabnya adalah perubahan hormonal dan perasaan tidak

percaya atas perubahan penampilan fisiknya. Ibu mulai meragukan

kepercayaan terhadap suaminya, seperti ketakutan ditinggal suami

atau suami pergi dengan wanita lain. Oleh sabab itu, suami harus

lebih memahami kondisi istri dengan melakukan komunikasi yang

lebih terbuka dengan istri.

e. Meminta Perhatian Lebih

Perilaku ibu ingin meminta perhatian lebih sering menganggu.

Biasanya wanita hamil akan menjadi manja dan ingin selalu

diperhatikan. Perhatian yang diberikan suami walaupun sedikit

dapat memicu tumbuhnya rasa aman dan pertumbuhan janin lebih

baik

f. Perasaan Ambivalen

Perasaan ambivalen sering muncul saat masa kehamilan

trimester pertama. Hal ini berhubungan dengan kecemasan

terhadap perubahan selama masa kehamilan, rasa tanggung jawab,

takut menjadi orang tua, sikap penerimaan keluarga, masyarakat,

dan masalah keuangan. Perasaan ambivalen akan berakhir dengan

sikap ibu hamil dalam penerimaan terhadap kehamilan.


14

g. Perasaan Ketidaknyamanan

Perasaan ketidaknyamanan sering terjadi pada trimester

pertama seperti nausea, kelelahan, perubahan nafsu makan dan

kepekaan emosional, semuanya dapat mencerminkan konflik dan

depresi.

h. Depresi

Depresi merupakan kemurungan atau perasaan tidak semangat

yang ditandai dengan perasaan tidak menyenangkan, menurunnya

kegiatan, dan pesimis menghadapi masa depan. Penyebabnya ialah

akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan otak,

hubungan dengan suami atau anggota keluarga, kegagalan, dan

komplikasi hamil.

i. Stres

Pemikiran yang negatif dan perasaan takut menjadi akar

penyebab reaksi stres. Ibu mengalami stres selama hamil

mempengaruhi perkembangan fisiologis dan psikologis bayi.

Sebaliknya, ibu hamil yang berfikir positif membantu

pembentukan janin, penyembuhan interna, dan memberikan nutrisi

kesehatan pada bayi. Stres berlebihan yang tidak berkesudahan

dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat badan dibawah rata-

rata, hiperaktif, dan mudah marah.


14

j. Ansietas (Kecemasan)

Ansietas merupakan istilah dari kecemasan, khawatir, gelisah,

tidaktentram yang disertai dengan gejala fisik. Ansietas adalah

respons emosional terhadap penilaian individu yang subjektif.

Faktor penyebab terjadinya ansietas berhubungan dengan kondisi:

kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan, pengalaman

keguguran kembali, rasa aman dan nyaman selama kehamilan,

penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua, sikap

memberi dan menerima kehamilan, keuangan keluarga, support

keluarga dan tenaga medis. Selain itu, gejala cemas ibu hamil

dilihat dari mudah tersinggung, sulit bergaul dan berkomunikasi,

stres, sulit tidur, palpitasi atau denyut jantung yang kencang,

sering buang air kecil, sakit perut, tangan berkeringat dan

gemetar, kaki dan tangan kesemutan, kejang otot, sering pusing,

dan pingsan.

k. Insomnia

Sulit tidur merupakan gangguan tidur yang diakibatkan gelisah

atau perasaan tidak senang, kurang tidur, atau sama sekali tidak

bisa tidur. Sulit tidur sering terjadi pada ibu-ibu hamil pertama kali

atau kekhawatiran menjelang kelahiran. Gejala-gejala insomnia

dari ibu hamil dapat dilihat dari sulit tidur, tidak bisa memejamkan

mata, dan selalu terbangun dini hari. Penyebab adalah stress,


14

perubahan pola hidup, penyakit, kecemasan, depresi, dan

lingkungan rumah yang ramai. Dampak buruk dari insomnia yaitu

perasaan mudah lelah, tidak bergairah, mudah emosi, stres.

D. Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Primigravida

dalam Menghadapi Persalinan

Hasil penelitian Nur Fita Romalasari dan Kumsih Astuti menyatakan

bahwa dukungan suami secara emosional, penghargaan, instrumental dan

informatif membantu ibu hamil merasa lebih siap menghadapi proses

persalinan karena hal tersebut dapat menciptakan rasa aman dan percaya pada

ibu yang akan melakukan persalinan (Fita Romalasari and Astuti, 2020).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariani Fatmawati dkk

menyatakan bahwa dukungan suami sangat dibutuhkan bagi ibu hamil

primigravida karena sebagian besar ibu hamil mengalami gangguan kondisi

perubahan bentuk tubuh dan banyaknya keluhan yang dialami, sehingga

dukungan suami sangat diperlukan oleh ibu hamil primigravida (Fatmawati,

Alifah, and Gartika, 2020). Siti Aisyah dan Syarifatul Aini menyatakan hal

yang sama dalam penelitiannya bahwa dukungan suami akan mempengaruhi

ibu bersalin primigravida dan sebagian besar ibu bersalin tidak mengalami

kecemasan karena adanya dukungan suami (Aisyah, 2021). Hasil penelitian

Agustin dkk menyatakan hal yang sama bahwa ibu hamil primigravida yang

memperoleh dukungan keluarga lebih banyak memiliki tingkat kecemasan

yang ringan (Agustin et al, 2021). Megawati Sinambela dan Reisy Tane
14

dalam penelitian menyatakan bahwa ibu bersalin yang mendapatkan

dukungan keluarga mengalami tingkat kecemasan ringan (Sinambela, 2020).

Dukungan keluarga sangat diperulkan oleh ibu hamil primigravida seperti

dalam hasil penelitian Esther Sangkoy dkk yang menyatakan bahwa tingkat

kecemasan pada ibu hamil primigravida paling banyak adalah kecemasan

ringan karena mendapatkan dukungan keluarga yang baik (Sangkoy, Ake, and

Jetty, 2020). Ellyce Tabita dkk menyatakan hal yang sama bahwadukungan

suami atau keluarga ibu hamil merasa aman, nyaman dan tenang (Tabita et al,

2021). Irma Isnaini dkk menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

tingkat kecemasan menghadapi persalinan yaitu usia, paritas, pendidikan dan

dukungan sosial atau dukungan dari keluarga atau suami. Sehingga dapat

dikatakan bahwa dukungan keluarga atau suami sangat diperlukan oleh ibu

yang akan menghadapi persalinan (Isnaini, Hayati, and Bashori, 2020).

Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Intrinsik Ekstrinsik
 Usia Pasien  Kondisi Medis
 Pengalaman Pasien  Tingkat Pendidikan
 Konsep diri dan peran  Akses Informasi
 Proses Adaptasi
 Tingkat Sosial Ekonomi
 Jenis Tindakan Anestesi
 Komunikasi Terapeutik

Dukungan suami

Kecemasan Primigravida
Gambar 2.1 Kerangka Teori Tingkat Kecemasan
Sumber :(Ayuni 2020) dan (Stuart, G. W. 2019)
14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Dukungan sosial keluarga atau suami adalah suatu proses hubungan

antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dalam hal ini dukungan

keluarga atau suami akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka

dalam kehidupan. Dukungan suami merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat kecemasan. Dukungan suami merupakan salah satu

dukungan sosial atau lingkungan. Dukungan suami adalah dukungan

komunikasi verbal atau non verbal, saran atau bantuan yang nyata atau

tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap ibu hamil dalam

lingkungan sekitarnya (Friedman, 2010)

Sedangkan kecemasan merupakan respon seseorang terhadap situasi

yang mengancam dan disertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru

yang ditemukan didalam identitas seseorang. Keadaan cemas didapatkan

dari perasaan subjektif sehingga setiap orang akan mengalami kecemasan

dalam kondisi tertentu, kecemasan terjadi ketika tidak dapat mengatasi

suatu masalah atau terdapat rasa ketidaknyaman. Kecemasan yang ibu


14

alami di trimester III atau menjelang persalinan ini sangat berpengaruh

bagi kesiapan, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iya

Farida dkk menyatakan bahwa semakin tinggi dukungan suami maka akan

semakin tinggi tingkat kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan (Farida,

dkk 2019).

Intrinsik
 Usia Pasien
 Pengalaman Pasien
 Konsep diri dan peran

Ekstrinsik
 Kondisi Medis
 Tingkat Pendidikan Kecemasan
 Akses Informasi
 Proses Adaptasi
 Tingkat Sosial Ekonomi
 Jenis Tindakan Anestesi
 Komunikasi Terapeutik
Dukungan Suami

Keterangan : Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

: Diteliti

: Tidak diteliti

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik korelasi,

dengan pendekatan cross sectional adalah sebuah pendekatan dimana

pengambilan sampel diwaktu yang sama. Pada penelitian ini akan meneliti

mengenai Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu


14

Hamil Trimester III di Klinik Pratam Sikembar, pengambilan sampel

dengan menggunakan total sampling sampel dalam penelitian ini adalah

ibu hamil primigravida trimester III yang melakukanpemeriksaan di

Klinik Pratama Sikembar bulan Juni-Juli 2022. Sebagai estimasi terdapat

25 ibu hamil primigravida trimester III yang berkunjung ke Klinik Pratama

Sikembar.

3. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (independent) pada penelitian ini adalah dukungan

suami.

b. Variabel terikat (dependent) pada penelitian ini adalah tingkat

kecemasan primigravida trimester III.

4. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Konseptual Opersional
Variabel Independen
Dukungan Dukungan Bentuk  Wawancara Kuesione 0 : Tidak Ordinal
Suami suami adalah dukungan r mendukung
suatu proses suami terhadap Skore (<82)
hubungan responden 1:
antara secara Mendukung
keluarga emosional, skore
dengan informasi, (>82)
lingkungan penghargaan
sosial. dan
(Ayuni 2020) instrumental
Variabel Dependen
Kecemasan kecemasan Respon ibu  Wawancara Kuesioner 0 : Berat Ordina
adalah hamil ketika (75-80) l
emosi yang mengalami 1 : Sedang
ditandai perubahan baru (60-74)
dengan yang belum 2 : Ringan
perasaan pernah dialami (45-59)
yang tegang, sebelumnya 3 : Tidak
pikiran Cemas
khawatir dan (20-44)
perubahan
14

fisik(Americ
an
Psychologic
al
Association
n.d.).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Semua ibu hamil primigravida trimester III yang berkunjung di Klinik

Pratama Sikembar pada bulan Juni - Juli 2022.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah primigravida trimester IIII jumlah sampel yang

akan diambil untuk penelitian sebanyak 25 ibu hamil trimester III ,jumlah

tersebut dilihat dari kunjungan selama bulan Juni-Juli 2022.

3. Kriteria Inklusi

Mempunyai Suami

4. Kriteris Eksklusi

a. Memiliki penyakit atau dalam pengobatan penyakit psikologis

b. Memiliki penyakit penyerta di kehamilan

c.

C. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan data primer yang

didapatkan langsung dengan memberikan kuesioner tingkat kecemasan

dan dukungan suami kepada responden yang melakukan pemeriksaan di

Klinik Pratama Sikembar. Sebelum memberikan kuesioner, responden


14

akan diberikan lembar informend consent sebagai tanda bahwa responden

menyetujui untuk mengikuti penelitian dan telah mengerti mengapa

penelitian ini dilakukan. Selama pengisian kuesioner, peneliti

mendampingi responden dan menjelaskan apabila ada pernyataan yang

tidak di mengerti, kuesioner langsung dikumpulkan segera setelah

pengesian selesai.

2. Instrumen Penelitian

a. Dukungan Suami

Variabel dukungan suami diperoleh dengan menggunakan instrumen

berupa kuesioner, berisi pernyataan dukungan suami yang

dikategorikan dalam 4 dukungan yaitu sebagai berikut:

1. Informatif

2. Perhatian Emosional

3. Bantuan Instrumental

4. Bantuan Penilaian

Jumlah pernyataan dalam kuesioner sebanyak 26 soal yang terdiri dari

positif sebanyak 13 soal dan negatif sebanyak 13 soal. Kuesioner

dinilai menggunakan skala likert yang dikategorikan menjadi 4

penilaian yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2 Teknik Penilaian instrumen Dukungan Suami

Jawaban Responden
Tidak Pernah Kadang- Sebagian Hampir Setiap
Kadang Waktu Waktu
Positif 1 2 3 4
Negatif 4 3 2 1
14

Selanjutnya skor yang dicapai dari semua item pertanyaan di

jumlahkan, tahap selanjutnya akan dilakukan uji normalitas data hasil

pengisian kuesioner. Jika data yang diperoleh normal maka

pengkategorian di dasarkan pada mean, tetapi jika data tidak normal

maka pengkategorian di dasarkan pada median. Pengkategorian setelah

uji normalitas sebagai berikut:

a) Mendukung : JIka skore < 82

b) Tiidak Mendukung : Jika Skore > 82

b. Kecemasan

Instrumen untuk kecemasan yang digunakan berupa kuesioner,

peneliti menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale

(SAS/SRAS). Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah

penilaian kecemasan pada pasien dewasa yang dirancang oleh William

WK Zung, dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam DSM-

II (Diagnostic and Stastical Manual of Mental Disorders).

Zung Self-Rating Anxiety Scale memiliki 20 pernyataan yang

terdiri dari 15 pernyataan unfavourable (negatif) dan 5 pernyataan

favourable (positif). Setiap pernyataan memiliki penilaian yang

berbeda sebagai berikut (William W.K. Zung, 1971)

Tabel 3.3 Teknik Penilaian instrumen Zung Self-Rating Anxiety Scale

Jawaban Responden
Tidak Pernah Kadang- Sebagian Hampir Setiap
Kadang Waktu Waktu
1 2 3 4
Favourable
4 3 2 4
unfavourable
14

Selanjutnya skor yang dicapai dari semua item pertanyaan di jumlahkan,

kemudian skor yang didapat dikategorikan menjadi 4 kriteria kecemasan

yaitu:

a) Normal : skor 20 - 44

b) Kecemasan ringan : skor 45 – 59

c) Kecemasan sedang : skor 60 – 74

d) Kecemasan berat : skor 75 – 80

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

a. Uji validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui tingkat

keandalan dan kesahihan alat ukur yang di gunakan. Instrument

dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang

menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur

dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor

total variabel menggunakan rumus teknik Pearson Product Moment

Correlation Coeffcient (r). Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung>rtable.

(Riyanto, 2018)

Keterangan :
14

R : koefisien korelasi setiap item dengan skor total


N : Jumlah Responden
X : Skor Pertanyaan
Y : Skor Total
Xy : Skor Pertanyaan Dialihkan Skor Total

Untuk mengetahui apakah suatu item pertanyaan valid, maka angka

korelasi harus dibandingkandengan angka kritik table. Uji validitas

akan dilaksanakan pada 30 responden di Klinik Ar-Rohmah.

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini

berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap

konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,

2016). Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden

terhadap pertanyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. (Riyanto, 2018)

c. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Nilai Cronbach’s Alpha 0.906 yang artinya kuesioner tersebut

memiliki reliabilitas tinggi dan kuesioner dapat digunakan dalam

penelitian.

Pertanyaan kuesioner dikatakan valid apabila nilai Corrected

Item Total Correlation 0,36 atau lebih dari 0.36. Dari hasil uji spss

diatas nilai yang mencapai 0.36 atau lebih dari 0.36 seebanyak 26
14

pernyataan dan yang nilainya kurang dari 0.36 sebanyak 4

pernyataan yaitu pada pernyataan nomor 1,3,12,14. Untuk

pernyataan yang tidak valid nomor 1 termasuk kedalam dukungan

penilaian dan pernyataan ini dapat diwakili oleh pernyataan nomor

28 atau nomor 24 pada saat ini, untuk pernyataan nomor 3

termasuk kedalam dukungan informatif pernyataan ini dapat

diwakili oleh pernyataan nomor 26, untuk pernyataan nomor 12

dapat diwakili oleh pernyataan nomor pernyataan nomor 1 pada

perrnyataan yang sudah diperbaiki dan untuk pernyataan nomor 14

dapat diwakilkan oleh pernyataan nomor 22 pada pernyataan yang

sudah diperbaiki.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian berguna untuk memudahkan peneliti untuk

menyelesaikan suatu penelitian. Adapun prosedur penelitiannya adalah

sebagai berikut:

1. Menentukan topik penelitian yaitu Hubungan Dukungan Suami Dengan

Tingkat Kecemasan Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi

Persalinan Di Klinik Pratama Sikembar

2. Merumuskan masalah

3. Memilih lahan penelitian

4. Memilih tempat yang akan dilakukan penelitian, sesuai data yang ada dan

masalah yang akan diteliti.

5. Melakukan studi pendahuluan


14

6. Melakukan pengambilan data primer kepada beberapa responden, untuk

memperkuat penelitian

7. Melakukan studi kepustakaan

8. Melakukan studi kepustakaan untuk mencari buku-buku sumber atau

sumber-sumber informasi sesuai dengan materi yang akan diteliti dari

text book, jurnal dan internet.

9. Menyusun proposal penelitian

E. Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengumpulan Data

1) Menyunting Data (Editing)

Melakukan pemeriksaan kelengkapan data seperti identitas diri dan ja

waban yang diisi responden.

2) Pengkodean (Coding)

Memberikan nomor pada setiap pernyataan dan jawaban yang ada di

kuisoner yang diisi responden.

3) Memasukan Data (Entry)

Kode yang diberikan pada kuisoner dimasukan ke dalam table dengan

komputerisasi.

4) Cleaning Data

Melakukan pengecekan data untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan karena akan mempengaruhi output atau hasil dari analisis

data

2. Teknik Analisa Data


14

a. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat adalah suatu prosedur

pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data

distribusi frekuensi dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau

grafik. Hasil analisis untuk masing-masing variabel yang diteliti

dalam bentuk univariat dan setelah itu dilakukan penafsiran dengan

asumsi-asumsi pribadi sehingga membentuk penemuan ilmiah

(Scientific Finding) dengan menggunakan rumus berikut dibawah ini:

P = a/bx100%

Keterangan :

P : Persentase responden

a : Jumlah responden yang termasuk kriteria

b : Jumlah keseluruhan reponden (Notoatmodjo, 2010).

Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis univariat terhadap

dukungan suami.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengungkapkan hubungan dua

variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat yang diduga

saling berhubungan atau berkolerasi. Analisis bivariat dilakukan

terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu


14

variabel bebas (dukungan suami) dengan variabel terikat (tingkat

kecemasan primiravida trimester III). Mengingat bahwa variabel

independen dan variabel dependen dalam penelitian ini merupakan

variabel kategorik maka untuk membuktikan adanya hubungan dan

menguji hipotesa antara dua variabel tersebut digunakan uji Chi-

square. Rumus umum Chi-Kuadrat yang digunakan adalah sebagai

berikut (Riyanto, 2017):

f 0 −¿ f
χ 2 =∑ e
¿
fe

Dimana :

x2 = nilai chi-kuadrat yang dicari

f0 = frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi

sesuai dengan keadaan)

fh = frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori

Dengan tingkat kemaknaan yang diinginkan 95% atau nilai alfa 0,05,

maka hasil uji statistik mengacu α=0,05, yaitu:

1) Jika nilai p yang diperoleh < dari 0,05 maka secara statistik H0

ditolak, artinya ada hubungan/pengaruh yang signifikan

2) Jika nilai p yang diperoleh > 0,05, maka ada hubungan secara

statistik H0 diterima, artinya tidak ada hubungan/pengaruh.

F. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini yang berhubungan langsung dengan subjek maka harus

memenuhi prinsip-prinsip dari etika penelitian yaitu:

1) Respect for person (menghormati harkat dan martabat)


14

Peneliti mengajak secara sukarela calon responden untuk mengikuti

penelitian ini kemudia dijelaskan informasi mengenai penelitian yang

akan dilakukan meliputi tujuan, mengapa calon responden terpilih, tata

cara/prosedur, manfaat, kerahasiaan data, ketidaknyamanan dalam segi

waktu. Seluruh calon responden dalam penelitian ini datanya dan

identitas akan dijaga dan dirahasiakan serta tidak akan disebutkan

namanya. Calon responden diberi kebebasan untuk memilih dengan

menolak atau menerima tawaran ikut serta dalam penelitian tanpa ada

paksaan. Calon responden yang bersedia akan menyatakan persetujuan

secara tertulis dengan menandatangani lembar persetujuan (informend

consent).

2) Beneficence (bermanfaat)

Manfaat yang didapatkan jika responden ikut berpartisipasi dalam

penelitian ini adalah responden akan mengetahui hubungan tingkat

kecemasan ibu hamil trimester III dengan dukungan suami.

3) Non-maleficience (tidak merugikan)

Tidak ada risiko yang mungkin terjadi dalam penelitian ini karena

peneliti tidak melakukan intervensi apapun, namun terdapat sedikit

ketidaknyamanan karena waktu responden tersita untuk mengisi

kuesioner.

4) Justice (keadilan)

Semua responden dalam penelitian ini mendapatkan perlakuan

yang sama. Pada kelompok ibu haamil trimester III penilaian dari
14

penelitian ini adalah tingkat kecemasan dan dukungan suami pada ibu

hamil trimester III.

G. Lokasi dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Klinik Pratama Sikembar Pada Bulan Juni-

Juli 2022
14

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian yang telah

dilakukan pada 25 ibu hamil primigravida trimester III. Hasil penelitian

dipresentasikan dalam bentuk tabel distrubusi frekuensi dan tabel silang.

Hasil penelitian meliputi gambaran kecemasan ibu hamil, gambaran

dukungan suami dan Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat

Kecemasan Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan

l. Analisis Univariat.

a. Gambaran Dukungan Suami

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami


Dukungan Suami N %
Mendukung 18 72
Tidak Mendukung 7 28
Total 25 100

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi dukungan suami terhadap ibu

hamil primigravida trimester 3 dapat diketahui bahwa dari 25 responden

lebih dari setengahnya (72%) atau 18 responden mendapat dukungan suami.

b. Gambaran Kecemasan Primigravida Trimester III

Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Kecemasan Primigravida Trimester III


14

Kecemasan N %
Tidak Cemas 3 12
Ringan 15 60
Sedang 0 0
Berat 7 28
Total 25 100
Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi kecemasan ibu hamil

primigravida trimester 3 dapat diketahui bahwa dari 25 responden lebih dari

setengahnya (60%) atau 15 responden mengalami kecemasan ringan.

c. Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Primigravida

Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan

Tabel 4.3 Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan


Primigravida Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan di
Klinik Pratama Sikembar
Dukungan Suami Kecemasan
Tidak Ringan Sedang Berat Jumlah
P Value
Cemas
n % N % n % n % n %
Mendukung 3 16,7 15 83,3 0 0 0 0 18 100 0,000
Tidak Mendukung 0 0 0 0 0 0 7 28 7 100

Berdasarkan tabel 4.3 ibu hamil yang mendapatkan dukungan suami


memiliki tingkat kecemasan ringan (83,3%) dan yang tidak mendapatkan
dukungan suami tingkat kecemasan berat (100%). Berdasarkan uji Chi
Square didapatkan p value 0,000 (<0,005) artinya ada hubungan antara
dukungan suami dengan kecemasan.
B. Pembahasan

1. Gambaran dukungan suami

Pada tabel 4.1 mengenai dukungan suami menunjukan hasil bahwa

bahwa Sebagian besar suami memberikan dukungan kepada ibu selama

hamil sebesar 72% dan sisanya (28%) suami tidak memberikan dukungan

pada ibu hamil.


14

Dukungan suami adalah suatu proses hubungan antara keluarga

dengan lingkungan sosial, dalam hal ini dukungan keluarga atau suami

akan meningkatkan. Dukungan suami merupakan salah satu bentuk

dukungan sosial atau dukungan lingkungan yang berada disekitar ibu

hamil. Suami merupakan salah satu dukungan sosial yang paling dekat

dengan ibu hamil, bahkan di Indonesia dukungan sangat penting terutama

dalam perannya dikeluarga, karena suami merupakan salah satu faktor

yang memegang peranan penting dalam keluarga. Bentuk dukungan suami

merupakan salah satu perhatian yang diberikan secara fisik maupun non

fisik yang diberikan kepada ibu hamil, bahkan dapat menjadi motivasi bagi

ibu hamil (Eko, 2008).

Dukungan suami dalam penelitian ini menunjukan bahwa sebagain

besar suami memberikan dukungan pada ibu hamil, hal ini menunjukan

bahwa ibu hamil mendapatkan dukungan dari suaminya dalam

menjalankan fungsinya selama kehamilannya, dukungan suami yang

diberikan akan menibulkan nilai positif pada ibu dalam menjalankan

fungsi reproduksinya dan diharapkan ibu dan bayinya sehat.

Pada penelitian ini dukungan suami mencakup dukungan emosional,

dukungan instrument, dukungan informasi dan dukungan penilaian, secara

umum dukungan yang dinilai mencakup dukungan dalam bentuk fisik

maupun non fisik, dan hal ini sanat penting didapatkan oleh ibu hamil.

Selama kehamilannya ibu akan mengalami perubahan fisik maupun non


14

fisik sehingga ibu sangat membutuhkan dukungan dari lingkungan

sekitarnya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan aspek pertanyaan

dukungan suami tentang informatif jawbannya paling rendah yaitu 18%

dan aspek emosional jawabannya paling tinggi yaitu 41%.

Ibu yang mendapatkan dukungan suami sangat mendukung

terhadap ibu dalam menjalankan kehamilannya sehingga ibu diharapkan

dapat menjalankan fungsi reproduksinya karena mendapatkan dukungan

fisik maupun non fisik yang diberikan oleh suami. Ibu hamil selama

kehamilannya akan mengalami perubahan fisik dan psikologis, yang dapat

menimbulkan ketidaknyamanan bahkan ketidaknormalan, sehingga

dukungan suami yang diberikan akan memberikan kemampuan ibu hamil

dalam mengadaptasi proses yang terjadi, baik fisik maupun psikologis.

Pada penelitian ini juga didaptkan bahwa 28%, suami tidak

memberikan dukungan pada ibu hamil. Ibu hamil yang tidak mendapatkan

dukungan cenderung beresiko tidak dapat menjalankan fungsinya selama

kehamilan, baik secara fisik maupun psikologis. Dukungan suami yang

tidak diberikan pada ibu hamil turut berperan dalam menentukan

Kesehatan ibu. Dukungan suami yang diberikan dipengaruhi oleh faktor

internal dan fakteor ekternal, kedua faktor tersebut saling berhubungan

(Rahayu, 2009).

2. Gambaran tingkat kecemasa ibu hamil primigravida trimester III


14

Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.2 lebih dari setengahnya

responden memiliki kategori tingkat kecemasan ringan (60%), tidak cemas

(12%), dan tingkat berat 28%.

Penilaian tingkat kecemasan yang digunakan dikategorikan dengan

kecemasan ringan, sedang dan berat. Pada penelitian ini hanya Sebagian

kecil responde yaitu 12% ibu tidak mengalami kecemasan. Tidak cemas

adalah suatu keadaan seseorang yang sama sekali tidak mengalami

kecemasan karena ia merasa bahwa orang disekitarnya membantu dalam

kehamilannya terutama dukungan dari suami (Stuart, G. W, 2016).

Sedangka Sebagian besar yaitu 62% mengalami tingkat kecemasan ringan.

Tingkat kecemasan ringan dan sedang dikategorikan sebagai tingkat

kecemasan dalam batas normal. Kecemasan yang dialami seseorang

dengan gejala diantaranya perhatian meningkat,waspada, sadar terhadap

stimulus internal dan eksternal (Stuart,G.W, 2016).

Adapun perubahan fisiologis yang mengalami kecemasn

diantaranya ditandai dengan gelisah, sulit tidur, hipersensitif terahadap

suara dan tanda vital. Pada penelitian ini terdapat 28% ibu mengalami

tingkat kecemasan berat. Kecemasan berat adalah kecemasan yang dialami

seseorang cenderung memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik,

dan termasuk tingkat kecemasan yang tidak normal. Sehingga perlu

banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada hal yang lain. Gejala

yang dialami adalah lebih berfokus pada hal yang detail, fokus terbatas,

tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat belajar secara efektif. Setiap


14

individu yang mengalami tersebut akan mengalami sakit kepala, pusing,

mual, gemetar, insomnia hingga diare. Seseorang yang mengalami

kecemasan berat lebih memfokuskan perhatian. pada dirinya (Stuart, G.

W, 2016).

Terdapat teori perilaku kecemasan yaitu respon yang dipelajari

terhadap stimulus lingkungan spesifik, hal ini terjadi pada ibu hamil

karena pengalaman kehamilan merupakan hal yang sangat sangat

dinantikan bahkan dapat menimbulkan kehawatiran. Keadaan ini dapat

diubah melalui pengalaman baru, pengalaman baru adalah kehamilan dan

ini akan mengubah perilaku ibu hamil maupun suaminya (Sadock, 2015).

Kecemasan ditandai oleh adanya kecenderungan yang kuat untuk lari dan

adanya desakan. Penilaian kecemasan dalam kehamilan dapat dilakukan

pada usia kehamilan yang semakin tua (Siallagan dan Lestari, 2018).

Apabila ada ibu yang mengalami tingkat kecemasan berat maka

bidan harus memberikan asuhan yang spesifik untuk mencegah ibu

depresi. Ibu yang mengalami kecemasan tingkat berat akan mempengaruhi

kesehatannya. Secara teori trimester III merupakan salah satu trimester

yang berisiko mengalami kecemasan karena ibu pada saat ini mulai

menanti kelahiran bayinya serta merasa khawatir saat melahirkan akan

mengalami komplikasi.

Pada ibu yang mengalami kecemasn berat oleh peneliti diberikan

pengawasan dan penjelasan tentang perubahan yang terjadi serta diajarkan


14

cara melakukan relaksasi terhadap kecemasan diantaranya dengan

memberikan teknik relaksasi.

3. Hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan primigravida

trimester III dalam menghadapi persalian pada tabel 4.3 primigravida yang

mendapatkan dukungan suami sebanyak 72% dengan tingkat kecemasan

ringan sebanyak 83,3% dan tidak cemas 16,7% . Uji Chi square

menunjukan

hasil terdapat hubungan natraa dukungan suami dengan tingkat

kecemasan ibu primigravida Pvalue 0.000 (<0,005).

Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan suami ibu akan

berpengaruh terhadap tingkat kecemasan. Dukungan suami yang diberikan

merupakan dukungan fisik maupun psikologis, sehingga ibu yang

diberikan dukungan suami cenderung merasa tenag dalam menjalankan

proses kehamilannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Diani yaitu terdapat hubungan antara dukungan suami

dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Hasil

ini juga sejalan dengan penelitian Nur Fita Romalasari dan Kumsih Astuti

menyatakan bahwa dukungan suami secara emosional, penghargaan,

instrumental dan informatif membantu ibu hamil merasa lebih siap

menghadapi proses persalinan karena hal tersebut dapat menciptakan rasa

aman dan percaya pada ibu yang akan melakukan persalinan

(FitaRomalasari and Astuti, 2020).


14

Dukungan suami sangat dibutuhkan bagi ibu hamil primigravida

karena sebagian besar ibu hamil mengalami gangguan kondisi. Selain itu

bagi primigravida kehamilan ini merupakan pengalaman baru bagi wanita

hamil. Penelitian Siti Aisyah dan Syarifatul Aini menyatakan bahwa

dukungan suami akan mempengaruhi ibu bersalin primigravida dan

sebagian besar ibu bersalin tidak mengalami kecemasan karena adanya

dukungan suami (Aisyah, 2021). Hasil penelitian Agustin dkk menyatakan

hal yang sama bahwa ibu hamil primigravida yang memperoleh dukungan

keluarga lebih banyak memiliki tingkat kecemasan yang ringan (Agustin

et al, 2021). Megawati Sinambela dan Reisy Tane dalam penelitian

menyatakan bahwa ibu bersalin yang mendapatkan dukungan keluarga

mengalami tingkat kecemasan ringan (Sinambela, 2020).

Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh ibu hamil primigravida

seperti dalam hasil penelitian Esther Sangkoy dkk yang menyatakan

bahwa tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida paling banyak

adalah kecemasan ringan karena mendapatkan dukungan keluarga yang

baik (Sangkoy, Ake, and Jetty, 2020). Hasil distribusi penelitian terdapat

28% ibu hamil yang tidak mengalami dukungan dan memiliki tingkat

kecemasan berat, sejalan dengan penelitian Shinta,dkk yang menyatakan

bahwa terdapat sebuah hubungan yang signifikan antara dukungan suami

dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan,

sebanyak 13 orang ibu hamil yang tidak mendapatkan dukungan suami

dan mengalami tingkat kecemasan berat (Shinta, Rukmaini and Umayah,


14

2022). Ellyce Tabita dkk menyatakan hal yang sama bahwa dukungan

suami atau keluarga pada ibu hamil merasa aman, nyaman dan tenang

(Tabita et al, 2021). Irma Isnaini dkk menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi tingkat kecemasan menghadapi persalinan yaitu usia,

paritas, pendidikan dan dukungan sosial atau dukungan dari keluarga atau

suami. Sehingga dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga atau suami

sangat diperlukan oleh ibu yang akan menghadapi persalinan (Isnaini,

Hayati, and Bashori, 2020).

Dukungan suami sangat diperlukan oleh ibu hamil, karena

dukungan suami akanmemberikan motivasi bagi ibu serta dapat

memberikan ketenangan sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan

pada ibu hamil. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa tingkat

kecemasan berat hampir seluruhnya tidak mendapatkan dukungan suami.

Hasil Analisa saat dilakukan wawancara bahwa hal ini karena suami

bekerja dan terbatas dalam memberikan dukungan suami, dan Sebagian

suami menganggap bahwa kehamilan adalah proses yang biasa dan

beranggapan bahwa ibu dapat menjalaninya dengan baik tanpa ada

dukungan dari suami karena hal ini sebagai tugas perempuan.

Berdasarkan hasil penerlitian ini, diharapkan bahwa bidan dalam

memberikan asuhan kepada ibu untuk melibatkan suami dalam menjalani

proses kehamilannya serta memberikan penjelasan kepada suami tentang

bentuk dukungan yang harus diberikan, sehingga suami dapat berperan

serta dalam menjaga kehamilannya.


14

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagian responden mendapatkan dukungan suami (72%) di trimester

III.

2. Lebih dari setengah responden (83,3%) memiliki tingkat kecemasan

ringan di trimester III.

3. Hasil penelitian mengenai hubungan dukungan suami dengan tingkat

kecemasan primigravida trimester III mendapatkan p value <0,05

sehingga terdapat hubungan antara dukungan suami dengan tingkat

kecemasan primigravida trimester III di Klinik Pratama Sikembar.

B. Saran

1. Untuk Suami
14

Diharapkan suami dapat lebih memberikan dukungan kepada ibu

hamil trimester III terutama suami untuk dapat mempedulikan istri

saat istri sedang sedih, menerima setiap nasehat istri sebagai nasehat

yang baik, membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah, dan turut

serta menganjurkan istri untuk memeriksakan kesehatan ketika istri

mengeluh dengan kesehatannya

2. Untuk Ibu Hamil Trimester III

Diharapkan ibu hamil trimester III dapat lebih memperhatikan

keadaannya baik segi fisik maupun psikologi serta meminta suami

untuk slalu memberikan dukungan dan ikut serta menjaga kehamilan

maupun dalam persiapan persalinan

3. Untuk Bidan

Diharapkan bidan dapat lebih fokus pada asuhan psikologis ibu

atau mental health problem karena jika psikologis ibu terganggu akan

berdampak langsung pada kondisi ibu dan dampak tidak langsungnya

pada bayi bahkan keluarga ibu.


14

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Sitti Nurul Hikma Saleh, Muzayyana, and Hairil Akbar. 2021.
“Keterkaitan Dukungankeluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Primigravida Dalam Menghadapi Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Motoboi Kecil.” Miracle Journal 1.
Aisyah, syaifatul aini. 2021. “Dukungan Suami Berhubungan Dengan Kecemasan
Ibu Bersalin Primigravida.” Health Journal 1 12.
American Psychological Association. n.d. “Anxiety.” Retrieved
(https://www.apa.org/topics/anxiety).
Astuti,Sri, dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Erlangga.
Ayuni, D. Q. 2020. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Post Operasi
Katarak. Padang: Pustaka Galeri Mandiri.
Farida, Lya, Dini Kurniawati, and Peni Perdani Juliningrum. 2019. “Hubungan
Dukungan Suami Dengan Kesiapan Persalinan Pada Ibu Hamil Usia Remaja
Di Sukowono, Jember.” Pustaka Kesehatan 7(2):127. doi:
10.19184/pk.v7i2.19125.
Fatmawati, Ariani, Asrie Alifah, and Nina Gartika. 2020. “Hubungan Dukungan
Suami Dengan Kondisi Fisik Dan Kondisi Psikososial Ibu Primigravida.”
Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ri Pangkalpinang 8(2):73. doi:
10.32922/jkp.v8i2.181.
14

Fita Romalasari, Nur, and Kumsih Astuti. 2020. “Hubungan Antara Dukungan
Suami Dan Partisipasi Mengikuti Kelas Ibu Hamil Dengan Kecemasan
Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Tiga Di
Puskesmas Nglipar Ii.” G-Couns: Jurnal Bimbingan Dan Konseling
4(2):304–18. doi: 10.31316/g.couns.v4i2.817.
Isnaini, Irma, Elli Nur Hayati, and Khoiruddin Bashori. 2020. “Identifikasi Faktor
Risiko, Dampak Dan Intervensi Kecemasan Menghadapi Persalinan Pada Ibu
Hamil Trimester Ketiga.” Analitika 12(2):112–22. doi:
10.31289/analitika.v12i2.3382.
Jasmen Manurung, Seri Asnawati Munthe, Henny Arwina Bangun, Nurcahaya
Putri. 2020. “Jurnal Teknologi , Kesehatan Dan Ilmu Jurnal Teknologi ,
Kesehatan Dan Ilmu.” Jurnal TEKESNOS 2(2).

Kementerian Kesehatan. 2020. Data Kesehatan Indonesia.


Murdiyah, Dewi Nopiska Lilis, and Endah Lovita. 2021. "Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kecemasan Pada Ibu Bersalin". Jambura Journal of
Health Selences and Reseacrh.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Puspita, E. 2014. AsuhanKebidanan Persalinan (Intranatal Care). Jakarta: TIM.
Rinata, Evi, and Gita Ayu Andayani. 2018. “Karakteristik Ibu (Usia, Paritas,
Pendidikan) Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Ibu Hamil
Trimester III.” Medisains 16(1):14. doi: 10.30595/medisains.v16i1.2063.
Sadock, B.J., Sadock, V., A. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. 2nd ed. Jakarta:
EGC.
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. 2015. Kaplan Sadock's Synopsis of Psychiatry :
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. Edisi 11. Wolters Kluwer Health.
New York-USA
Sangkoy, Esther, Julianus Ake, and Mongdong Jetty. 2020. “Dukungan Keluarga
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Menjelang
Persalinan.” E-Jurnal Sariputra 7(2):12–16.
Siallagen, D., & Lestari, D. (2018). Tingkat Kecrmasan Menghadapi Persalinan
Berdasarkan Status Kesehatan, Graviditas dan Usia di Wilayah Kerja
Puskesmas Jombang. Indonesia Journal of Midwifery (IJM), 104-110
Sinambela, Megawati. 2020. “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Proses Persalinan.” Kebidanan Kestra
2(2).
Siregar, Nilda Yulita, Cici Fitrayanti Kias, Nurfatimah Nurfatimah, Fransisca
14

Noya, Lisda Widianti Longgupa, Christina Entoh, and Kadar Ramadhan.


2021. “Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi
Persalinan.” Jurnal Bidan Cerdas 3(1):18–24. doi: 10.33860/jbc.v3i1.131.
Sri Wahyuni. 2019. “Pengaruh Peran Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Dalam Menghadapi Persalinan Normal Di Bidan Praktik Mandiri
Nurul Hadi.Ar Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen Tahun 2019.”
Stuart, G. W., dan Sundeen. 2016. “Principle and Practice of Psychiatric
Nursing.”
Suhermi, Suhermi, and Syamsinar Amirasti. 2020. “Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kecemasan Ibu Primigravida Menjelang Persalinan.” Window of
Nursing Journal 01(01):7–14. doi: 10.33096/won.v1i1.23.
Riyanto Agus, 2017. Pengolahan Dan Analisa Data Kesehatan. Yogyakarta: 2017
Tabita, Ellyce, Elsa Anggita, Gilang Kurniawan, Maria V. Ayu Florensa, and
Dora Irena Purimahua. 2021. “Dukungan Suami Terhadap Ibu Hamil Di
Kelurahan Banyumudal Jawa Tengah.” Nursing Current: Jurnal
Keperawatan 8(2):205–16.
William W.K. Zung. 1971. A Rating Instrument for Anxiety Disorders.
Psychosoma.
Novelia, Shinta, Rukmaini, and Umayah.2022."Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
dan Dukungan Suami dengan Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi
Persalinan". Journal For Quality in Women's Health
Zakariah, M. F. 2015. “Validation of the Malay Version of the Amsterdam
Preoperative Anxiety and Information Scale / APAIS.” Department of
Anaesthesiology and Intensive Care, Faculty of Medicine University of
Malay 70.
14

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian


14
14
14
14
14

Lampiran 2. PSP untuk orang dewasa (Uji Validitas)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (PSP)

UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari dan

memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam

penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab dengan

memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikutsertaannya,

maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini, yang berjudul :

“Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Primigravida Trimester

III Dalam Menghadapi Awal Persalinan Di Klinik Pratama Sikembar”

Saya dengan sukarela memilih ikut serta dalam penelitian ini tanpa

tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan

formulir persetujuan yang telah saya tanda tangani untuk arsipnya.

Saya setuju:

Ya/Tidak*)

Tgl: Tanda Tangan (bila tidak bisa dapat


digunakan cap jempol )

Nama Peserta :
Usia
Alamat:
Nama Peneliti :
Nama Saksi
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran 3.Kisi-Kisi Instrumen Dukungan Suami
No Aspek Pertanyaan No Jenis
Pertanyaa Pertanyaan
n

1 Informatif Suami mencari informasi segala hal 3 +


terkait persalinan?
Suami ikut mendampingi ibu
konsultasi ke petugas kesehatan 4 +
untuk memperoleh informasi tentang
proses persalinan?

Suami tidak mengingatkan saya 26 -


untuk selalu beristirahat dengan
cukup?

Suami saya suka ikut bertanya 30 +


kepada dokter kandungan ketika
saya kontrol kehamilan?
18 -
Suami mencarikan buku dan majalah
yang memuat informasi mengenai
kehamilan?
19
Meskipun tidak bisa memberi
informasi yang tepat, suami +
menanggapi pertanyaan-pertanyaan
saya tentang kehamilan dengan baik?
Suami tidak mendampingi ketika 14 -
melakukan pemeriksaan untuk
mengetahui hasilnya?
2 Emosional Suami memberikan dukungan saat 6 +
menjelang persalinan?
Suami berperan untuk mengurangi
kecemasan ibu dalam menghadapi 7 +
proses persalinan?
Suami tidak berdiskusi untuk
menentukan proses persalinan yang
akan dipilih? 9 -

Saya merasa suami saya kurang


memberikan perhatian terhadap 16 -
kehamilan saya?

Suami memberikan perhatian lebih 17


kepada saya daripada saat saya tidak +
hamil?

Suami berkata bahwa saya tetap 20 +


menarik dan lebih cantik sekalipun
sedang hamil?

21 -
Suami tidak mau ikut menanggung
kesulitan dan masalah yang dihadapi
saya saat mengandung?
-
Suami tidak mau ikut menanggung 24
kesulitan dan masalah yang dihadapi
saya saat mengandung?
25
Meskipun sedang di rumah, suami _
saya tidak menanggapi pembicaraan
saya tentang kehamilan?

Suami menyediakan dana untuk 29


makanan-makanan yang saya +
inginkan selama saya hamil
3 Instrumental Suami tidak aktif membantu ibu -
menyiapkan segala hal yang harus 2
dibawa kerumah sakit atau klinik?
Suami tidak mengikuti kelas 5 -
kehamilan seperti senam hamil?
Suami menyiapkan dana untuk
membeli perlengkapan bayi ? 8 +
Suami tidak menyiapkan dana untuk
kebutuhan proses persalinan ? +
Suami tidak merencanakan 10
transportasi dan menyediakan darah
jika diperlukan? 12 -

Suami memfasilitasi segala


keperluan ibu untuk kehamilan? 15 +

4 Penilaian Suami tidak mau mengantar ibu -


untuk melakukan pemeriksaan 1
kehamilan menjelang persalinan?
Suami memberi peran atau dukungan
lebih kepada ibu pada saat menjelang
persalinan? 11 +
Suami tidak bersikap tenang disaat
istri panik atau khawatir menjelang
persalinan? 13 -

Suami saya tidak


mempertimbangkan keinginan- 22 -
keinginan saya dalam hal proses
persalinan?

Suami menolak untuk memberi


23
tambahan biaya guna membeli -
perlengkapan bayi?
27
-
Suami menganggap saya tidak dapat
mempersiapkan keperluan calon 28
bayi? +

Suami saya menemani saya ketika


latihan senam hamil?
Lampiran 4 Kuesioner Uji Validitas
Hubungan Dukungan Suami dengan
Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III
Dalam Menghadapi Awal Persalinan
Di Klinik Pratama Sikembar
Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah pernyataan dengan teliti sehingga dapat dimengerti.

2. Harap mengisi semua pertanyaan yang ada di kuesioner ini, pastikan tidak

ada yang terlewatkan. Setiap nomor hanya diisi dengan satu jawaban.

3. Silahkan isi data atau pernyataan di bawah ini

4. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika ada kesulitan dalam

menjawab isi kuesioner.

Identitas :

1. Nomor Responden (Diisi Peneliti) :

2. Nama (Inisial) :

3. Umur :

4. Pekerjaan :

5. Pendidikan :

6. Usia Kehamilan :
INSTRUMEN DUKUNGAN SUAMI

Petunjuk Pengisian

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda () pada jawaban yang

sesuai dengan yang anda rasakan.

No Pernyataan Tidak Kadang- Sebagian Hampir


Pernah kadang Waktu Setiap saat
1 Suami tidak mau mengantar

ibu untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan

menjelang persalinan

2 Suami tidak aktif membantu

ibu menyiapkan segala hal

yang harus dibawa kerumah

sakit atau klinik

3 Suami mencari informasi

segala hal terkait persalinan

4 Suami ikut mendampingi ibu

konsultasi ke petugas

kesehatan untuk memperoleh

informasi tentang proses

persalinan
5 Suami tidak mengikuti kelas

kehamilan seperti senam hamil

6 Suami memberikan dukungan

saat menjelang persalinan

7 Suami berperan untuk

mengurangi kecemasan ibu

dalam menghadapi proses

persalnan

8 Suami menyiapkan dana untuk

membeli perlengkapan bayi

9 Suami tidak berdiskusi untuk

menentukan proses persalinan

yang akan dipilih

10 Suami tidak menyiapkan

dana untuk kebutuhan

proses persalinan

11 Suami memberi peran atau

dukungan lebih kepada ibu

pada saat menjelang

persalinan

12 Suami tidak bersikap tenang

disaat istri panik atau


khawatir menjelang

persalinan

13 Suami tidak merencanakan

transportasi dan

menyediakan darah jika

diperlukan

14 Suami tidak mendampingi

ketika melakukan

pemeriksaan untuk

mengetahui hasilnya

15 Suami memfasilitasi segala

keperluan ibu untuk

kehamilan

16 Saya merasa suami saya

kurang memberikan

perhatian terhadap

kehamilan saya

17 Suami memberikan

perhatian lebih kepada saya

daripada saat saya tidak

hamil.

18 Suami mencarikan buku dan

majalah yang memuat


informasi mengenai

kehamilan.

19 Meskipun tidak bisa

memberi informasi yang

tepat, suami menanggapi

pertanyaan-pertanyaan saya

tentang kehamilan dengan

baik

20 Suami berkata bahwa saya

tetap menarik dan lebih

cantik sekalipun sedang

hamil.

21 Suami tidak mau ikut

menanggung kesulitan dan

masalah yang dihadapi saya

saat mengandung

22 Suami saya tidak

mempertimbangkan

keinginan-keinginan saya

dalam hal proses persalinan.

23 Suami menolak untuk

memberi tambahan biaya

guna membeli perlengkapan


bayi

24 Suami tidak mau ikut

menanggung kesulitan dan

masalah yang dihadapi saya

saat mengandung

25 Meskipun sedang di rumah,

suami saya tidak

menanggapi pembicaraan

saya tentang kehamilan.

26 Suami tidak mengingatkan

saya untuk selalu

beristirahat dengan cukup.

27 Suami menganggap saya

tidak dapat mempersiapkan

keperluan calon bayi

28 Suami saya menemani saya

ketika latihan senam hamil.

29 Suami menyediakan dana

untuk makanan-makanan

yang saya inginkan selama

saya hamil

30 Suami saya suka ikut

bertanya kepada dokter


kandungan ketika saya

kontrol kehamilan.

Lampiran 5 Master Tabel Uji Validitas


Lampiran 6 Output Uji Validitas
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.906 30

Item-Total Statistics

Scale
Scale Mean Variance if Corrected Cronbach's
if Item Item Item-Total Alpha if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
D1 92.63 156.102 .210 .908
D2 92.53 151.913 .474 .903
D3 93.10 152.990 .330 .906
D4 92.60 150.662 .519 .903
D5 92.70 152.424 .365 .905
D6 92.83 148.557 .597 .901
D7 93.00 146.414 .653 .900
D8 92.70 151.941 .411 .904
D9 92.77 152.668 .365 .905
D10 92.83 147.937 .596 .901
D11 92.60 151.076 .533 .903
D12 92.47 155.361 .275 .906
D13 92.83 151.937 .375 .905
D14 92.67 154.230 .291 .906
D15 92.80 148.786 .541 .902
D16 92.60 151.834 .529 .903
D17 92.83 149.661 .539 .902
D18 92.50 152.810 .391 .905
D19 92.63 151.551 .476 .903
D20 92.63 150.171 .518 .903
D21 92.90 148.024 .532 .902
D22 92.87 148.809 .509 .903
D23 92.90 148.369 .516 .903
D24 92.67 148.782 .566 .902
D25 92.83 147.661 .610 .901
D26 92.67 150.299 .554 .902
D27 92.87 149.223 .514 .903
D28 92.67 151.954 .430 .904
D29 92.77 151.495 .401 .905
D30 92.67 151.264 .538 .903

Lampiran 7 PSP Orang Dewasa (Penelitian)


SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (PSP)

UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari dan

memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam

penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab dengan

memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikutsertaannya,

maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini, yang berjudul :

“Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Primigravida Trimester

III Dalam Menghadapi Awal Persalinan Di Klinik Pratama Sikembar”

Saya dengan sukarela memilih ikut serta dalam penelitian ini tanpa

tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan

formulir persetujuan yang telah saya tanda tangani untuk arsipnya.

Saya setuju:

Ya/Tidak*)

Tgl: Tanda Tangan (bila tidak bisa dapat


digunakan cap jempol )

Nama Peserta :
Usia
Alamat:
Nama Peneliti :
Nama Saksi
*) Coret yang tidak perlu

Lampiran 8 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian


Kisi-Kisi Instrumen Dukungan Suami
No Aspek Pertanyaan No Jenis
Pertanyaan Pertanyaan

1 Informatif Suami ikut mendampingi ibu


konsultasi ke petugas kesehatan
untuk memperolehinformasi tentang
2 +
proses persalinan?

Suami tidak mengingatkan saya


untuk selalu beristirahat dengan 22 -
cukup?

Suami saya suka ikut bertanya


kepada dokter kandungan ketika saya 26
+
kontrol kehamilan?

Suami mencarikan buku dan majalah 14


-
yang memuat informasi mengenai
kehamilan?

Meskipun tidak bisa memberi 15


informasi yang tepat, suami
menanggapi pertanyaan-pertanyaan +
saya tentang kehamilan dengan baik?
2 Emosional Suami memberikan dukungan saat 4 +
menjelang persalinan?
Suami berperan untuk mengurangi
kecemasan ibu dalam menghadapi 5 +
proses persalinan?
Suami tidak berdiskusi untuk
menentukan proses persalinan yang
akan dipilih? 7 -

Saya merasa suami saya kurang


memberikan perhatian terhadap 12 -
kehamilan saya?

Suami memberikan perhatian lebih 13


kepada saya daripada saat saya tidak +
hamil?

Suami berkata bahwa saya tetap 16 +


menarik dan lebih cantik sekalipun
sedang hamil?
Suami tidak mau ikut menanggung 17 -
kesulitan dan masalah yang dihadapi
saya saat mengandung?

Suami tidak mau ikut menanggung -


20
kesulitan dan masalah yang dihadapi
saya saat mengandung?

Meskipun sedang di rumah, suami


21 _
saya tidak menanggapi pembicaraan
saya tentang kehamilan?

Suami menyediakan dana untuk 25 +


makanan-makanan yang saya
inginkan selama saya hamil
3 Instrumental Suami tidak aktif membantu ibu -
menyiapkan segala hal yang harus 1
dibawa kerumah sakit atau klinik?
Suami tidak mengikuti kelas 3 -
kehamilan seperti senam hamil?
Suami menyiapkan dana untuk
membeli perlengkapan bayi ? 6 +
Suami tidak menyiapkan dana untuk
kebutuhan proses persalinan ?
Suami memfasilitasi segala 8 +
keperluan ibu untuk kehamilan?
11 +
Suami tidak merencanakan
transportasi dan menyediakan 10
darah jika diperlukan? -

4 Penilaian Suami memberi peran atau dukungan


lebih kepada ibu pada saat menjelang 9 +
persalinan?

Suami saya tidak


mempertimbangkan keinginan- 18 -
keinginan saya dalam hal proses
persalinan?

Suami menolak untuk memberi


-
19
tambahan biaya guna membeli
perlengkapan bayi?

23 -
Suami menganggap saya tidak dapat
mempersiapkan keperluan calon
bayi? +
24
Suami saya menemani saya ketika
latihan senam hamil?
Kisi-Kisi Instrumen Kecemasan
No Aspek Indikator No Jenis Pertanyaan
Pertanyaan
1 Tidak Cemas Saya merasa tenang dan dapat 9 +
duduk diam dengan mudah
Saya dapat bernafas dengan 13 +
mudah
Saya mudah tertidur dan dapat +
istirahat dengan baik
19
2 Kecemasan Saya merasa lebih gugup dan 1 -
Ringan cemas dari biasanya
Saya merasa jari-jari tangan 14 -
dan kaki mati rasa dan
kesemutan 16 -
Saya sering buang kecil
Tangan saya biasanya kering 17 +
dan hangat
Wajah saya terasa panas dan
merah merona 18 -
Saya mimpi buruk
20 -
3 Kecemasan Saya merasa bahwa semuanya 5 +
Sedang baik-baik saja dan tidak ada
hal buruk akan terjadi
Saya merasakan jantung saya -
berdebar-debar
10
4 Kecemasan Berat Saya terganggu oleh nyeri 7 -
kepala, leher, dan nyeri
punggung
Saya merasa pusing tujuh 11 -
keliling
Saya terganggu oleh nyeri
lambung atau gangguan
pencernaan 15 -
Lengan dan kaki saya gemetar
6 -
5 Kecemasan Saya merasa takut tanpa alasan 2 -
Sangat Berat sama sekali
Saya mudah marah atau 3 -
merasa panik
Saya merasa seperti jatuh
terpisah dan akan hancur
4 -
berkeping-keping
Saya merasa lemah dan mudah
lelah
Saya telah pingsan dan merasa 8 -
seperti itu
12 -
Lampiran 9 Kuesioner Penelitian
Hubungan Dukungan Suami dengan
Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III
Dalam Menghadapi Awal Persalinan
Di Klinik Pratama Sikembar
Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah pernyataan dengan teliti sehingga dapat dimengerti.

2. Harap mengisi semua pertanyaan yang ada di kuesioner ini, pastikan tidak

ada yang terlewatkan. Setiap nomor hanya diisi dengan satu jawaban.

3. Silahkan isi data atau pernyataan di bawah ini

4. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika ada kesulitan dalam

menjawab isi kuesioner.

Identitas :

1. Nomor Responden (Diisi Peneliti) :

2. Nama (Inisial) :

3. Umur :

4. Pekerjaan :

5. Pendidikan :

6. Usia Kehamilan :
INSTRUMEN DUKUNGAN SUAMI

Petunjuk Pengisian

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda () pada jawaban yang

sesuai dengan yang anda rasakan.

No Pernyataan Tidak Kadang- Sebagian Hampir


Pernah kadang Waktu Setiap saat
1 Suami tidak aktif membantu

ibu menyiapkan segala hal

yang harus dibawa kerumah

sakit atau klinik

2 Suami ikut mendampingi

ibu konsultasi ke petugas

kesehatan untuk

memperoleh informasi

tentang proses persalinan

3 Suami tidak mengikuti kelas

kehamilan seperti senam

hamil

4 Suami memberikan

dukungan saat menjelang

persalinan

5 Suami berperan untuk


mengurangi kecemasan ibu

dalam menghadapi proses

persalnan

6 Suami menyiapkan dana

untuk membeli

perlengkapan bayi

7 Suami tidak berdiskusi

untuk menentukan proses

persalinan yang akan dipilih

8 Suami tidak menyiapkan

dana untuk kebutuhan

proses persalinan

9 Suami memberi peran atau

dukungan lebih kepada ibu

pada saat menjelang

persalinan

10 Suami tidak merencanakan

transportasi dan

menyediakan darah jika

diperlukan

11 Suami memfasilitasi segala

keperluan ibu untuk


kehamilan

12 Saya merasa suami saya

kurang memberikan

perhatian terhadap

kehamilan saya

13 Suami memberikan

perhatian lebih kepada saya

daripada saat saya tidak

hamil.

14 Suami mencarikan buku dan

majalah yang memuat

informasi mengenai

kehamilan.

15 Meskipun tidak bisa

memberi informasi yang

tepat, suami menanggapi

pertanyaan-pertanyaan saya

tentang kehamilan dengan

baik

16 Suami berkata bahwa saya

tetap menarik dan lebih

cantik sekalipun sedang

hamil.
17 Suami tidak mau ikut

menanggung kesulitan dan

masalah yang dihadapi saya

saat mengandung

18 Suami saya tidak

mempertimbangkan

keinginan-keinginan saya

dalam hal proses persalinan.

19 Suami menolak untuk

memberi tambahan biaya

guna membeli perlengkapan

bayi

20 Suami tidak mau ikut

menanggung kesulitan dan

masalah yang dihadapi saya

saat mengandung

21 Meskipun sedang di rumah,

suami saya tidak

menanggapi pembicaraan

saya tentang kehamilan.

22 Suami tidak mengingatkan

saya untuk selalu

beristirahat dengan cukup.


23 Suami menganggap saya

tidak dapat mempersiapkan

keperluan calon bayi

24 Suami saya menemani saya

ketika latihan senam hamil.

25 Suami menyediakan dana

untuk makanan-makanan

yang saya inginkan selama

saya hamil

26 Suami saya suka ikut

bertanya kepada dokter

kandungan ketika saya

kontrol kehamilan.
INSTRUMEN TINGKAT KECEMASAN

Petunjuk Pengisian

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda () pada jawaban yang

sesuai dengan yang anda rasakan.

No Pernyataan Tidak Kadang- Sebagian Hampir


Pernah kadang Waktu Setiap saat
1 Saya merasa lebih gugup

dan cemas dari biasanya

2 Saya merasa takut tanpa

alasan sama sekali

3 Saya mudah marah atau

merasa panik

4 Saya merasa seperti jatuh

terpisah dan akan hancur

berkeping-keping

5 Saya merasa bahwa

semuanya baik-baik saja

dan tidak ada hal buruk

akan terjadi
6 Lengan dan kaki saya

gemetar

7 Saya terganggu oleh nyeri

kepala, leher, dan nyeri

punggung

8 Saya merasa lemah dan

mudah lelah

9 Saya merasa tenang dan

dapat duduk diam dengan

mudah

10 Saya merasakan jantung

saya berdebar-debar

11 Saya merasa pusing tujuh

keliling

12 Saya telah pingsan dan

merasa seperti itu

13 Saya dapat bernafas dengan

mudah

14 Saya merasa jari-jari tangan

dan kaki mati rasa dan

kesemutan
15 Saya terganggu oleh nyeri

lambung atau gangguan

pencernaan

16 Saya sering buang kecil

17 Tangan saya biasanya

kering dan hangat

18 Wajah saya terasa panas dan

merah merona

19 Saya mudah tertidur dan

dapat istirahat malam

dengan baik

20 Saya mimpi buruk


Lampiran 10 Master Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 11 Hasil Uji SPSS Penelitian
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
DUKUNGAN *
KECEMASAN 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

DUKUNGAN * KECEMASAN Crosstabulation

KECEMASAN Total
BERAT RINGAN T.CEMAS BERAT
DUKUNGAN TIDAK MENDUKUNG Count 7 0 0 7
% within
100.0% .0% .0% 100.0%
DUKUNGAN
MENDUKUNG Count 0 15 3 18
% within
.0% 83.3% 16.7% 100.0%
DUKUNGAN
Total Count 7 15 3 25
% within
28.0% 60.0% 12.0% 100.0%
DUKUNGAN
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 25.000(a) 2 .000
Likelihood Ratio 29.648 2 .000
Linear-by-Linear
21.706 1 .000
Association
N of Valid Cases
25
a 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .84.

KECEMASAN * USIA Crosstabulation

USIA Total
19 20 21 22 23 26 29 19
KECEMASAN BERAT Count 0 3 3 1 0 0 0 7
% within 14.3
.0% 42.9% 42.9% .0% .0% .0% 100.0%
KECEMASAN %
RINGAN Count 1 2 1 6 1 3 1 15
% within 6.7 40.0 6.7 20.0 6.7
13.3% 6.7% 100.0%
KECEMASAN % % % % %
T.CEMA Count
0 2 0 0 0 1 0 3
S
% within 33.3
.0% 66.7% .0% .0% .0% .0% 100.0%
KECEMASAN %
Total Count 1 7 4 7 1 4 1 25
% within 4.0 28.0 4.0 16.0 4.0
28.0% 16.0% 100.0%
KECEMASAN % % % % %

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 13.673(a) 12 .322
Likelihood Ratio 16.023 12 .190
Linear-by-Linear
2.214 1 .137
Association
N of Valid Cases
25
a 21 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .12.

DUKUNGAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK MENDUKUNG 7 28.0 28.0 28.0
MENDUKUNG 18 72.0 72.0 100.0
Total 25 100.0 100.0

KECEMASAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BERAT 7 28.0 28.0 28.0
RINGAN 15 60.0 60.0 88.0
T.CEMAS 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

Anda mungkin juga menyukai