Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN

JURNAL READING ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN


PERAWATAN LUKA PERINEUM
TAHUN AKADEMIK 2020

Disusun oleh:

PariqaAnnisa
1610104109

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN


JURNAL READING ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
PERAWATAN LUKA PERINEUM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Disusun oleh :
Pariqa Annisa
1610104109

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Laporan Praktik Klinik
Kebidanan Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan di
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Yogyakarta, April 2020

Mengetahui, Penyusun
Pembimbing Pendidikan

(Fathiyatur Rohmah, M.Kes) (Pariqa Annisa)

Menyetujui,
Ketua Prodi Kebidanan Koordinator PKK
Program Sarjana Terapan

(Fitria Siswi Utami,S.SiT.,MNS) (Belian Anugrah Estri. S.ST., MMR)

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga iman dan islam tetap terjaga. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW dan keluarganyaserta para sahabatnya.
Berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT dan bantuan semua pihak, penulis dapat
menyelesaikan target Laporan praktik klinik kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Nifas Dengan Perawatan Luka Perineum”. Tujuan disusunnya Laporan Praktik Klinik
Kebidanan yaitu sebagai syarat kelulusan praktik klinik kebidanan di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta . Penyusunan Laporan ini tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Atas bantuan, bimbingan, dan arahan, penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
3. Fitria Siswi Utami, S.Si.T., MNS selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
4. Belian Anugrah Estri. S.ST., MMR selaku Koordinator Praktik Klinik Kebidanan.
5. Fathiyatur Rohmah, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan arahan selama penyusunan.
6. Kedua orang tua, kakak, adik, keluarga dan seluruh teman – teman yang selalu memberikan
dukungan berupa doa dan kasih sayang kepada penulis.

Penulis menyadari segala kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan Studi Kasus
ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak. Semoga Allah Yang Maha Esa selalu memberikan limpahan rahmat-Nya kepada
kita semua. Mudah-mudahan Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, profesi,
instansi di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Wassalamu’alaikumWarrahmatullahiWabarakaatuh.
Yogyakarta, 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................................v
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Masalah Kasus......................................................................................................................1
B. Skala.....................................................................................................................................2
C. Kronologi..............................................................................................................................3
D. Solusi....................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................................6
A. Analisis PICOT.....................................................................................................................6
B. Deskripsi Hasil Reading Jurnal..........................................................................................10
C. Teori Berdasarkan Jurnal....................................................................................................12
BAB III.........................................................................................................................................15
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal Hubungan Pemberian Tambahan Putih Telur Terhadap Percepatan


Penyembuhan Luka Perineum Derajat II Pada Ibu Nifas Di BPM Utin Mulia.

Lampiran 2 Jurnal Efektivitas Sirih Merah Dalam Perawatan Luka Perineum Di Bidan
Praktik Mandiri

Lampiran 3 Jurnal Efektivitas Pemberian Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore)


Steen) Dan Povidone Iodine 10% Terhadap Penyembuhan Luka Perineum

Lampiran 4 Jurnal Pengaruh Vulva Hygiene Terhadap Penyembuhan Luka Heacting


Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin
Lampiran 5 Jurnal Pengaruh Pemberian Telur Ayam Broiler Terhadap Penyembuhan Luka
Perineum Pada Ibu Nifas

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masalah Kasus
Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan
untuk selalu memantau karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat
menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas ibu meningkat (Mansyur, 2014).
Masa nifas juga merupakan masa peurperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu atau 42 hari (Prawiroharjo, 2014).

Salah satu permasalahan kematian ibu nifas adalah luka perineum, dimana
luka jahitan perineum jika tidak segera sembuh dan terjaga kebersihannya dapat
berubah menjadi patologis seperti terjadinya hematoma, peradangan atau bahkan
terjadi infeksi (Supiati, Siti Yulaikah, 2015).

Luka perineum merupakan luka perineum karena adanya robekan jalan lahir
baik karena rupture maupun karena episiotomy pada waktu melahirkan janin.
Rupture perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan.
Robekan jalan lahir merupakan luka atau robekan jaringan yang tidak teratur
(Walyani & Purwoastuti, 2015).
Infeksi pada ibu pasca bersalin dapat disebabkan karena adanya robekan jalan
lahir yang tidak dirawat dengan baik. Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua
tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersama dengan atonia
uteri, perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya
disebabkan oleh robekan serviks, vagina dan perineum. Salah satu dari faktor yang
mendukung infeksi alat genetalia di masyarakat banyak ibu nifas tidak memperhatikan
kebersihan di daerah luka perineumnya, karena pada ibu nifas terutama dari kalangan
ekonomi menengah ke bawah memiliki pengetahuan yang kurang dalam personal
hygiene pada luka perineum sehingga mempengaruhi pada lama penyembuhan luka
perineum tersebut, selain itu juga ibu lebih memperhatikan bayinya dari pada personal
hygiene pada alat genetalianya hal tersebut akan menyebabkan infeksi dan abses.
Salah satu penyebab dari infeksi post partum adalah perlukaan pada perineum.
Luka pada perineum akibat ruptur atau laserasi merupakan daerah yang tidak mudah

1
kering. Angka kejadian infeksi karena luka perineum masih tinggi, diperkirakan insiden
trauma perineum luka perineum dialami 70% wanita yang melahirkan pervaginam sedikit
banyak mengalami trauma parienal (Prasetya Lestari , 2016).
Secara fisiologis luka perineum akan mulai membaik dalam jangka waktu 6
sampai 7 hari post partum (Fitri, 2013). Penyebab keterlambatan penyembuhan luka
perineum yaitu pengetahuan ibu, faktor budaya, personal hygine, dan keadaaan
lingkungan yang kurang bersih. Secara umum ada 2 faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka perineum meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi gizi, personal hygiene, kondisi ibu, keturunan, usia, hemoragi, hipovolemi,
faktor lokal edema, defisit nutrisi, defisit oksigen, over aktivitas. Sedangkan faktor
eksternal meliputi lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial, ekonomi, penanganan
petugas, penanganan jaringan dan obat-obatan (Setyowati, 2014).

B. Skala
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa AKI
Angka Kematian Ibu (AKI) pada masa kehamilan, persalinan dan masa nifas seluruh
dunia pada tahun 2015 sebesar 216 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu diartikan
sebagai kematian seorang wanita selama kehamilan, melahirkan atau nifas dalam waktu 6
minggu setelah melahirkan (WHO, 2015).
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab
langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan,
persalinan dan nifas seperti perdarahan 25%, pre-eklamsia/eklamsia 24%, infeksi 11%,
komplikasi masa puerperium 8%, emboli obstetri 3%, persalinan macet 3% dan abortus
5% (SDKI, 2012).
Perlukaan perineum di Indonesia dialami oleh (75%) ibu melahirkan pervaginam.
Pada tahun 2013 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam,
(57%) ibu mendapat jahitan perineum (28%) karena episiotomi dan (29%) karena
robekan spontan.

2
C. Kronologi
Luka merupakan cedera yang mengakibatkan rusaknya jaringan tubuh dan
umumnya terjadi di kulit. Kulit adalah organ tubuh terbesar pada manusia dan berperan
dalam melindungi tubuh dari mikroba (virus, jamur, bakteri). Apabila kulit mengalami
luka, kuman dapat dengan mudah masuk ke dalam kulit dan menimbulkan infeksi. Luka
dapat sembuh dengan sendirinya melalui perawatan secara mandiri di rumah.
Proses penyembuhan luka membutuhkan beberapa tahap, yaitu yang pertama
adalah tahap inflamasi atau peradangan pada tahap ini proses penyembuhan luka dimana
pembuluh darah akan menyempit untuk menghentikan pendarahan. Trombosit (sel yang
berperan dalam pembekuan darah) menggumpal di area luka. Setelah pembekuan selesai,
pembuluh darah akan melebar untuk mengalirkan darah ke area luka. Inilah alasan
mengapa luka akan terasa hangat, membengkak, dan kemerahan. Kemudian sel darah
putih (salah satunya basofil) berada di daerah tersebut untuk mencegah infeksi, dengan
cara ini dapat menghancurkan bakteri dan mikroba lainnya. Sel darah putih juga
memproduksi senyawa kimia yang membantu memperbaiki jaringan yang rusak.
Selanjutnya sel-sel kulit yang baru akan tumbuh dan menutup area terjadinya luka.
Tahap kedua disebut juga dengan tahap fibroblastik yang merupakan tahap
pembentukan jaringan parut setelah luka. Pada tahap penyembuhan luka ini, kolagen
akan tumbuh didalam luka. Kolagen merupakan serat protein yang memberikan kekuatan
pada kulit. Keberadaan kolagen mendorong tepi luka untuk menyusut dan menutup.
Selanjutnya, pembuluh darah kecil (kapiler) terbentuk di luka untuk memberi asupan
darah pada kulit yang baru terbentuk. Pada tahap ini, biasanya akan terbentuk koreng atau
bekas luka.
Pada tahap ketiga yaitu disebut juga tahap pematangan dimana produksi kolagen
akan terus bertambah sehingga jaringgan yang rusak akan sembuh perlahan-lahan. Proses
pematangan dapat terjadi berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Inilah alasan kenapa
semakin lama bekas luka semakin memudar dan sehat.

D. Solusi
Peran Pemerintah dalam masa nifas adalah Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah
suatu gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat bekerja sama dengan pemerintah untuk

3
meningkatkan perbaikan kualitas hidup perempuan (sumber daya manusia) melalui
berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian
ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta kematian bayi (Kemenkes, 2014).
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali
kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi,
melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan
ibu nifas dan bayinya, mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada
masa nifas, dan menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya (Dewi, 2013).
Pada masa nifas diperlukan nutrisi yang bermutu tinggi dengan cukup kalori,
protein, cairan serta vitamin. Faktor nutrisi akan mempengaruhi proses penyembuhan
luka jalan lahir. Faktor gizi terutama protein hewani akan sangat mempengaruhi terhadap
penyembuhan luka perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein
(Purwaningsih, dkk., 2015).
Luka perineum dapat disembuhkan salah satunya dengan asupan nutrisi yang
bagus terutama tinggi protein. Telur merupakan jenis lauk pauk protein hewani yang
murah, mudah ditemukan, ekonomis dan salah satu makanan paling padat nutrisi.
Kandungan nutrisi telur utuh mengandung lebih dari 90% kalsium dan zat besi, satu telur
mengandung 6 gram protein berkualitas dan 9 asam amino esensial. Nutrisi yang baik
akan memfasilitasi penyembuhan dan menghambat atau bahkan menghindari keadaan
malnutrisi. Zat besi dapat menggantikan darah yang hilang, sedangkan protein merupakan
zat yang bertanggung jawab sebagai blok pembangun otot, jaringan tubuh, serta jaringan
tulang, namun tak dapat disimpan oleh tubuh, maka untuk menyembuhkan luka
memerlukan asupan protein setiap hari (Supiati dan Siti Yulaikah, 2015).
Secara fisiologis luka perineum akan mulai membaik dalam jangka waktu 6
sampai 7 hari post partum (Fitri, 2013). Penyebab keterlambatan penyembuhan luka
perineum yaitu pengetahuan ibu, faktor budaya, personal hygine, dan keadaaan
lingkungan yang kurang bersih. Secara umum ada 2 faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka perineum meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi gizi, personal hygiene, kondisi ibu, keturunan, usia, hemoragi, hipovolemi,
faktor lokal edema, defisit nutrisi, defisit oksigen, over aktivitas. Sedangkan faktor

4
eksternal meliputi lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial, ekonomi, penanganan
petugas, penanganan jaringan dan obat-obatan (Setyowati, 2014).

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Analisis PICOT
No Jurnal Judul Populasi Intervensi Comparassi Outcame Time

1. Jurnal 1 Hubungan Pemberian Tambahan Sampel 20 ibu Pada kelompok ibu nifas Responden yang Penelitian ini
Putih Telur Terhadap Percepatan melahirkan spontan eksperimen ibu dengan luka diberikan tambahan dilakukan
Penyembuhan Luka Perineum dengan luka jahitan nifas dengan jahitan konsumsi putih selama 5 hari
Derajat II Pada Ibu Nifas Di perineum derajat II. luka jahitan perineum telur menunjukkan pada bulan Juni
BPM Utin Mulia. dengan pemberian perineum derajat II pada hari kelima tahun 2019.
putih telur derajat II tanpa jumlah responden
sebanyak 10 dengan pemberian yang mengalami
responden. pemberian putih putih telur percepatan
telur sebanyak sebanyak 10 penyembuhan luka
10 responden. responden. perineum derajat II
sebanyak 9
responden (90%)
dan terdapat 1
responden (10%)
yang mengalami
keterlambatan
penyembuhan luka
perineum derajat II
pada hari ke 5.
Sedangkan 10
responden yang
tidak diberikan
tambahan
konsumsi putih
telur menunjukkan

6
pada hari kelima
jumlah responden
yang mengalami
percepatan
penyembuhan luka
perineum derajat II
sebanyak 3
responden (30%)
dan terdapat 7
responden (70%)
yang mengalami
keterlambatan
penyembuhan luka
perineum derajat II
pada hari ke 5.
2. Jurnal 2 Efektivitas Sirih Merah Dalam Sampel pada Kelompok ibu Kelompok Dari hasil Penelitian ini
Perawatan Luka Perineum Di penelitian ini nifas yang ibu nifas penelitian yang dilakukan dari
Bidan Praktik Mandiri adalah 70 ibu nifas diberikan tanpa dilakukan di bulan Mei –
hari pertama yang intervensi diberikan dapatkan rata – rata Agustus 2012
mengalami luka infusum daun infusum daun penyembuhan
perineum. sirih merah sirih merah dengan kelompok
sebanyak 35 sebanyak 35 ibu nifas yang
responden responden diberikan infusum
daun sirih merah
mengalami
penyembuhan luka
perineum lebih
cepat yaitu 3-4
hari.
Sedangkan
kelompok ibu nifas
tanpa diberikan
infusum daun sirih

7
merah mengalami
penyembuhan luka
perineum selama 5-
6 hari

3. Jurnal 3 Efektivitas Pemberian Daun Sampel pada Kelompok yang Kelompok Dari hasil Penelitian ini
Binahong (Anredera Cordifolia penelitian ini diberikan yang penelitian ini dilakukan pada
(Tenore) Steen) Dan Povidone sebanyak 76 intervensi daun diberikan didapatkan hasil bulan oktober
Iodine 10% Terhadap responden ibu post binahong pada intervensi bahwasanya 2019.
Penyembuhan Luka Perineum partum spontan ibu nifas hari ke povidone kelompok yang
hari ke-4 dengan 4 dengan luka pada ibu nifasdiberikan intervesi
luka heacthing perineum hari ke 4 daun binahong
(jahitan perineum) sebanyak 38 dengan luka lebih efektif untuk
responden. perineum penyembuhan luka
sebanyak 38 perineum dari pada
responden. pemberian pada
kelompok yang
diberikan povidone
pada ibu nifas
dengan luka
perineum
4. Jurnal 4 Pengaruh Vulva Hygiene Sampel pada Kelompok yang Kelompok Dari hasil Penelitian
Terhadap Penyembuhan Luka penelitian ini diberikan vulva pembanding penelitian yang dilaksanakan
Heacting Robekan Jalan Lahir sebanyak 30 ibu hygine dengan dibersihkan dilakukan pada
Pada Ibu Bersalin nifas yang air DTT adalah dengan iodine bahwasanya 2019
mengalami robekan sebanyak 15 sebanyak 15 terdapat 13
jalan lahir. responden responden responden yang
penyembuhan luka
heacting perineum
lama, terdapat 11
responden yang
penyembuhan luka

8
normal, dan
terdapat 6
responden dengan
proses
penyembuhan luka
yang cepat.
5. Jurnal 5 Pengaruh Pemberian Telur jumlah sampel kelompok yaitu 15 responden Berdasarkan 15 ibu mulai Juli –
Ayam Broiler Terhadap dalam penelitian ini 15 responden dalam nifas yang terukur Nopember 2018
Penyembuhan Luka Perineum adalah 30 kelompok kelompok dalam kelompok
Pada Ibu Nifas responden. perlakuan kontrol (tanpa perlakuan
(pemberian diberikan (diberikan telur
telur rebus) telur rebus). rebus) 6
diantaranya
sembuh dalam
waktu 6 hari, dan 3
orang lainnya
sembuh dalam
waktu 5 hari.
Sedangkan 15 ibu
nifas dalam
kelompok kontrol
sembuh 7 orang
yang sembuh
dalam waktu 12
hari hanya 2 orang
yang sembuh
dalam 10 hari.

9
B. Deskripsi Hasil Reading Jurnal

Jurnal pertama dengan judul Hubungan Pemberian Tambahan Putih Telur


Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Perineum Derajat Ii Pada Ibu Nifas Di BPM
Utin Mulia, mendapatkan hasil jumlah sampel 20 ibu melahirkan spontan dengan luka
jahitan perineum derajat II (10 responden kelompok intervensi dan 10 responden
kelompok kontrol). 10 responden yang diberikan tambahan konsumsi putih telur
menunjukkan bahwa pada hari kelima jumlah responden yang mengalami percepatan
penyembuhan luka perineum derajat II sebanyak 9 responden (90%) dan terdapat 1
responden (10%) yang mengalami keterlambatan penyembuhan luka perineum derajat
II pada hari ke 5. Sedangkan 10 responden yang tidak diberikan tambahan konsumsi
putih telur menunjukkan bahwa pada hari kelima jumlah responden yang mengalami
percepatan penyembuhan luka perineum derajat II sebanyak 3 responden (30%) dan
terdapat 7 responden (70%) yang mengalami keterlambatan penyembuhan luka
perineum derajat II pada hari ke 5. Hal ini terjadi karena putih telur lebih baik untuk
fokus membantu proses penyembuhan luka karena terdapat kandungan albumin dan
tidak ada kandungan lemak yang terdapat pada putih telur seperti yang ada pada
kuning telur. Albumin merupakan protein humoral yang utama dalam sirkulasi.
Albumin memiliki protein terbanyak dalam plasma darah mencapai kadar 60%.
Manfaatnya untuk membantu pertumbuhan sel baru. Dalam ilmu kedokteran, albumin
ini digunakan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah atau
rusak (Sumarno, 2012).
Jurnal kedua dengan judul Efektivitas Sirih Merah Dalam Perawatan Luka
Perineum Di Bidan Praktik Mandiri, mendapatkan hasil yaitu populasi 70 ibu
melahirkan spontan dengan luka jahitan perineum. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 35 responden dimana ada kelompok yang diberikan infusum daun sirih
merah dan ada kelompok yang tidak diberikan infusum daun sirih merah. Dari hasil
penelitian yang dilakukan di dapatkan rata – rata penyembuhan dengan kelompok ibu
nifas yang diberikan infusum daun sirih merah mengalami penyembuhan luka
perineum lebih cepat yaitu 3-4 hari. Sedangkan kelompok ibu nifas tanpa diberikan
infusum daun sirih merah mengalami penyembuhan luka perineum selama 5-6 hari.
Hal ini terjadi dikarenakan daun sirih merah memiliki banyak kandungan yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan antara lain mengandung arecolinedi seluruh bagian
10
tanaman yang bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan
gerakan peristaltik. Dengan peningkatan peristaltik, berarti dapat memperlancar
peredaran darah sehingga kandungan oksigen juga menjadi lebih baik sehingga sangat
membantu proses penyembuhan luka. Daunnya mengandung eugenol yang mampu
mencegah ejakulasi dini, membasmi jamur Candida albicans, dan bersifat analgesik
sehingga dapat meredakan rasa nyeri pada luka. Sedangkan kandungan karvakrol
bersifat disinfektan dan antijamur sehingga bisa digunakan sebagai antiseptik untuk
menghilangkan bau dan keputihan serta mencegah infeksi.
Jurnal ketiga dengan judul Efektivitas Pemberian Daun Binahong (Anredera
Cordifolia (Tenore) Steen) Dan Povidone Iodine 10% Terhadap Penyembuhan Luka
Perineum, mendapatkan hasil yaitu populasi yang digunakan dalam penilitian
sebanyak 76 responden ibu post partum spontan hari ke-4 dengan luka heacthing
(jahitan perineum), dengan kelompok intervensi pemberian daun binahong dan
kelompok intervensi povidone masing-masing sebanyak 38 responden. Dari hasil
penelitian ini didapatkan hasil bahwasanya kelompok yang diberikan intervesi daun
binahong lebih efektif untuk penyembuhan luka perineum dari pada pemberian pada
kelompok yang diberikan povidone pada ibu nifas dengan luka perineum. Hal ini
dikarenakan daun binahong memiliki berbagai kandungan yaitu saponin, flavonoid,
alkaloid, polifenol, asam askorbat, asam oleanolik yang mempunyai sifat anti bakteri
dimana infeksi merupakan salah satu penghambat penyembuhan luka. Beberapa
bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
Klebsiella spp. Enterococcus spp merupakan kontaminan utama pada luka, selain
sebagai anti bakteri kandungan tersebut juga mempunyai sifat seperti antiinflamasi,
analgetik, dan antoksidan.
Jurnal keempat dengan judul Pengaruh Vulva Hygiene Terhadap
Penyembuhan Luka Heacting Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin, mendapatkan
hasil Sampel pada penelitian ini sebanyak 30 ibu post partum yang mengalami
robekan jalan lahir pada penelitian ini peniliti membandingkan 15 responden
diberikan vulva hygine dengan air DTT dan 15 responden diberikan iodine. Hasil
yang didapat pada penelitian ini terdapat 13 responden yang penyembuhan luka
heacting perineum lama, terdapat 11 responden yang penyembuhan luka normal, dan
terdapat 6 responden dengan proses penyembuhan luka yang cepat. Penggunaan air
DTT pada saat melakukan vulva hygiene memberikan pengaruh yang lebih baik
11
dalam penyembuhan luka heacting perineum, dimana luka heacting perineum
ditemukan lebih cepat sembuh selama perawatan luka menggunakan air DTT
dibandingakan iodine.
Jurnal kelima dengan judul Pengaruh Pemberian Telur Ayam Broiler Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas, mendapatkan hasil sampel terdiri 15
ibu kelompok intervensi (mendapat pemberian telur broiler) dan 15 ibu kelompok
kontrol. lama penyembuhan luka perineum dengan konsomsi telur rebus dan tanpa
konsumsi telur rebus pada ibu nifas di Kecamatan Ingin Jaya. Berdasarkan 15 ibu
nifas yang terukur dalam kelompok perlakuan (diberikan telur rebus) 6 diantaranya
sembuh dalam waktu 6 hari, dan 3 orang lainnya sembuh dalam waktu 5 hari.
Sedangkan 15 ibu nifas dalam kelompok kontrol sembuh 7 orang yang sembuh dalam
waktu 12 hari hanya 2 orang yang sembuh dalam 10 hari. Hal ini terjadi karena
Protein dari telur ini dibutuhkan sebagai zat pembangun yang membentuk jaringan
otot tubuh dan mempercepat pulihnya kembali luka jahitan pada perineum ataupun
pada jalan lahir.

C. Teori Berdasarkan Jurnal


Berdasarkan jurnal yang pertama dengan judul Hubungan Pemberian
Tambahan Putih Telur Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Perineum Derajat
II Pada Ibu Nifas Di BPM Utin Mulia. Menurut jurnal ini alasan menggunakan
putih telur untuk penyembuhan luka perineum ibu nifas adalah karena pada putih
telur terdapat kandungan albumin, dimana zat ini merupakan protein humoral yang
utama dalam sirkulasi. Albumin memiliki protein terbanyak dalam plasma darah
mencapai kadar 60%. Manfaatnya untuk membantu pertumbuhan sel baru. Dalam
ilmu kedokteran, albumin ini digunakan untuk mempercepat pemulihan jaringan
sel tubuh yang terbelah atau rusak (Sumarno, 2012).
Berdasarkan jurnal kedua dengan judul Efektivitas Sirih Merah Dalam
Perawatan Luka Perineum Di Bidan Praktik Mandiri. Menurut jurnal ini alasan
menggunakan sirih merah untuk perawatan luka perineum pada ibu nifas adalah
karena daun sirih merah memiliki banyak kandungan yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan antara lain mengandung arecolinedi seluruh bagian tanaman yang
bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan
peristaltik. Dengan peningkatan peristaltik, berarti dapat memperlancar peredaran
12
darah sehingga kandungan oksigen juga menjadi lebih baik sehingga sangat
membantu proses penyembuhan luka. Daunnya juga mengandung eugenol yang
mampu mencegah ejakulasi dini, membasmi jamur Candida albicans, dan bersifat
analgesik sehingga dapat meredakan rasa nyeri pada luka. Sedangkan kandungan
karvakrol bersifat disinfektan dan antijamur sehingga bisa digunakan sebagai
antiseptik untuk menghilangkan bau dan keputihan serta mencegah infeksi.
Berdasarkan jurnal ketiga dengan judul Efektivitas Pemberian Daun Binahong
(Anredera Cordifolia (Tenore) Steen) Dan Povidone Iodine 10% Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum. Menurut jurnal ini alasan menggunakan daun
binahong sebagai penyembuhan luka perineum pada ibu nifas adalah karena daun
binahong memiliki berbagai kandungan yaitu saponin, flavonoid, alkaloid,
polifenol, asam askorbat, asam oleanolik yang mempunyai sifat anti bakteri
dimana infeksi merupakan salah satu penghambat penyembuhan luka. Beberapa
bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
Klebsiella spp. Enterococcus spp merupakan kontaminan utama pada luka, selain
sebagai anti bakteri kandungan tersebut juga mempunyai sifat seperti
antiinflamasi, analgetik, dan antoksidan.
Berdasarkan jurnal keempat dengan judul Pengaruh Vulva Hygiene Terhadap
Penyembuhan Luka Heacting Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin. Menurut
jurnal ini melakukan vulva hygine dengan air DTT karena vulva hygiene adalah
membersihkan daerah vulva pada ibu yang telah melahirkan sampai 42 hari pasca
salin. Manfaat vulva hygiene yaitu untuk menjaga vagina dan daerah sekitarnya
tetap bersih dan nyaman, mencegah munculnya keputihan, bau tak sedap dan
gatal-gatal serta menjaga pH vagina tetap normal (3,5-4,5).
Berdasarkan jurnal kelima dengan judul Pengaruh Pemberian Telur Ayam
Broiler Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas. Menurut jurnal ini
alasan menggunakan telur ayam broiler terhadap penyembuhan luka perineum
adalah karena telur ayam terutama telur ayam broiler memiliki protein dimana
protein ini akan mempengaruhi proses penyembuhan luka perineum karena
penggantian jaringan yang rusak akan sangat membutuhkan protein untuk proses
regenerasi sel baru. Protein bertanggung jawab sebagai zat untuk blok
pembangunan otot, jaringan tubuh, tetapi tidak dapat disimpan oleh tubuh, maka
untuk tahap penyembuhan luka dibutuhkan asupan protein setiap hari. Selain itu
13
telur ayam mengandung zat kolin, dimana zat ini mempunyai efek memperbaiki
sel tubuh yang rusak sehingga jaringan baru dan sehat akan lebih mudah terbentuk
menggantikan jaringan yang sudah haus.

14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pemberian putih telur pada ibu nifas dengan luka jahitan perineum dapat
mempercepat penyembuhan luka perineum pada hari ke 5
2. Pemberian rebusan daun sirih merah pada ibu nifas dengan luka perineum dapat
mempercepat penyembuhan luka perineum pada hari ke 2-3
3. Pemberian daun binahong pada ibu nifas dengan luka perineum dapat
mempercepat penyembuhan luka perineum pada hari ke 6
4. Melakukan vulva hygine dengan menggunakan air DTT pada ibu nifas dengan
luka perineum dapat mempercepat penyembuhan luka perineum pada hari ke 5
5. Pemberian telur ayam broiler pada ibu nifas dengan luka perineum dapat
mempercepat penyembuhan luka perineum pada hari ke 5-6

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran sebagai rekomendasi
sebagai berikut :
1. Bagi Institusi khususnya Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dapat menjadikan
jurnal menjadi bahan atau materi pembelajaran baik kalangan mahasiswa
pendidikan sarjana maupun profesi agar dapat memberikan perawatan luka
perineum pada ibu nifas.
2. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
menggunakan metode-metode lain yang berhubungan dengan luka perineum pada
ibu nifas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aisya, M. W., & Dali, R. A. (2018). Efektifitas Konsumsi Putih Telur Rebus Terhadap
Proses Penyembuhan Luka Perineum Di Wilayah Puskesmas Pulubala Kabupaten
Gorontalo. Jakiyah, 3(1), 1–10.

Azizah, F. M., & Alifah, M. (2018). Pengaruh Pemberian Putih Telur Terhadap Lama
Penyembuhan Luka Perineum. Jurnal Keperawatan, 11(2), 14–21.

Damarini, S. (2013). Efektivitas Sirih Merah dalam Perawatan Luka Perineum di Bidan
Praktik Mandiri The Effectiveness of Red Betel in Healing Perineal Wound in
Independent. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, vol. 8(03), 39–44.

Dewi, Y., Aulia, R., & Gustop, A. (2019). Efektivitas pemberian daun binahong
( anredera cordifolia (tenore) steen ) dan povidone iodine 10% terhadap
penyembuhan luka perineum. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 15(2), 157–
162.

Dewi, R. (2019). Pengaruh pemberian telur ayam broiler terhadap penyembuhan luka
perineum pada ibu nifas. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 4(2), 149.
https://doi.org/10.30867/action.v4i2.161

Fitri. 2013. Implementasi penyembuhan luka perineum. Jurnal Kebidanan, 4(2).


Kementerian Kesehatan RI. (2015). Kesehatan dalam Kerangka Sustainable
Development Goals (SDGs). Jakarta: Sekretariat Pembangunan Kesehatan
Pasca-2015 Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pusat data dan Informasi: Situasi Kesehatan
Ibu. Jakarta Selatan
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: PustakaPelajar
Nugroho, T., Nurrezki, Desi. W. Dan W (2014). Buku Ajara Asuhan Kebidanan
Nifas (ASKEB 3). Yogyakarta: Nuha Medika
Prastowo, A. (2014). Keefektifan ekstra putih telur terhadap peningkatan albumin
dan penurunan IL-1B pada pasien tuberkulosis dengan hipoalbuminemia.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 10 (3).
Prawiroharjo, S. 2014 Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Rifani. 2017. Penerapan Konsumsi Telur Ayam Rebus Untuk Percepatan Penyembuhan
Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di BPM Heni Winarti Desa Jatijajar, Kebumen. KTI.
Rindiani. 2015. Khasiat Putih Telur untuk Penyembuhan Luka. Yogyakarta:
Nuhamedika

Santy, E., & Putri, T. E. (2020). Percepatan Penyembuhan Luka Perineum Derajat Ii Pada
Ibu Nifas Di Bpm Utin Mulia Tahun 2019 Volume 6 Nomor 1 Januari 2020 , hlm
22 - 26 P - ISSN 2460 - 1853
16
Sari, P. I. A. (2019). Pengaruh Kemampuan Vulva Hygiene terhadap Waktu
Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Postpartum Primipara (The Effect of Vulva
Hygiene Ability on The Healing Time of Perineal Wound in Primiparous
Postpartum Mothers). OKSITOSIN : Jurnal Ilmiah Kebidanan, 6(1), 16–27.
https://doi.org/10.35316/oksitosin.v6i1.340

Setyowati. 2014. Perbedaan Efektifitas Pemberian Putih Telur Dan Ikan Gabus Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum Ibu Nifas, Akademi Kebidanan Griya Husada. Jl.
Dukuh Pakis Baru II no. 110 Surabaya
Supiati, S. Y. 2015. Pengaruh Konsumsi Putih Telur Rebus Terhadap Percepatan
Penyembuhan Luka Perineum Dan Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Nifas
Volume 4, No 2.

Trianingsih, I., Yenie, H., & S.P, S. F. (2019). Pengaruh Telur Rebus Terhadap
Percepatan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas 1-7 Hari. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik, 14(2), 215. https://doi.org/10.26630/jkep.v14i2.1310

Walyani & Purwoastuti. 2015 Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. Yogyakarta :
PUSTAKA BARU PRESS

Walyani ES, Purwoastuti E. (2017). Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui.
Yogyakarta : PUSTAKA BARU PRESS
World Health Organization (WHO). (2012). Asuhan Nifas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai