Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS ASKEB KOMPREHENSIF

BAYI, BALITA, APRAS

ASUHAN KEBIDANANTUMBUH KEMBANG PADA AN. KJ DENGAN


HASIL KPSP MERAGUKAN DI LABOTAORIUM
TAHUN 2020

DOSEN PEMBIMBING
Yuli Suryanti,M.Keb

DISUSUN OLEH:
YENI MARLINA
PO 712422000025

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBIJURUSAN


KEBIDANAN PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

  Ahamdulillah,pujidansyukurkehadirat Allah SWT atasberkatdan karunia-Nya


sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Asuhan Kebidanan
Komprehensif Tumbuh Kembang Pada An. KJ Dengan Hasil KPSP Meragukan Di
Ruang Tumbuh Kembang RSUD Raden Mattaher JambiTahun 2020.
Penulisan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas praktik klinik
kebidanan stase bayi, balita, aprasyang merupakan salah satu mata kuliah atau
kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan profesi kebidanan. Dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Hj. Suryani, S.Pd, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Jambi
3. Yuli Suryanti, M.Keb selaku Pembimbing Institusi yang telah banyak
memberikan petunjuk dan pembelajaran, bimbingan serta motivasi dalam
pembuatan laporanini
4. Mayarniselaku Pembimbing Lahan di lahan praktik (CI) di ruang tumbuh
kembang di puskesmas pakuan Baru Jambi..
5. Rekan-rekan sejawat dan seperjuangan yang telah memberikan saran dan
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih belum sempurnamaka
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan
laporan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Jambi, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i
Lembar pengesahan.................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................4
D. Manfaat..................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang Anak Balita..............................................6
B. Deteksi Dini Tumbuh Kembang............................................................................15
C. Teori EBM (Evidence Based Midwifery)..............................................................20
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang................................................................23
B. Catatan Perkembangan.........................................................................................35
BAB IV Pembahasan
A. Pengumpulan Data Dasar.....................................................................................38
B. Interpretasi Data Dasar.........................................................................................39
C. Diagnosa/Masalah Potensial................................................................................39
D. Identifikasi Tindakan Segera/Kolaborasi.............................................................40
E. Perencanaan..........................................................................................................40
F. Pelaksanaan..........................................................................................................41
G. Evaluasi................................................................................................................42
H. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan................................................................42
BAB V Penutup
1. Kesimpulan............................................................................................................43
2. Saran.......................................................................................................................44
Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena
pada masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan dasar yang akan
mempengaruhi danmenentukan perkembangan anak selanjutnya. Kualitas anak
masa kini merupakan penentukualitas sumber daya manusia di masa yang akan
datang (Kemenkes RI, 2016).
Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat
penting dikenal dengan periode kanak-kanak awal (toddler) atau yang
dikenaldengan istilah masa keemasan (The golden age), yakni periode usia 12
sampai36 bulan. Periode ini merupakan masa saat anak melakukan
eksplorasilingkungan yang insentif karena anak berusaha mencari tahu
bagaimana semuaterjadi dan bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku
tempertantrum, negativism, dan keras kepala. Masa ini merupakan periode
dimana pencapaianperkembangan dan pertumbuhan intelektual harus dicapai
dikarenakan tingkatplastisitas otak masih sangat tinggi sehingga akan lebih
terbuka untuk prosespembelajaran dan bimbingan (Wong, 2009).
Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat
merupakanlandasan perkembangan berikutnya, sehingga setiap kelainan atau
penyimpangansekecil apapun apabila tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani
dengan baik, akanmengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari
(Soetjiningsih,2013).
Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran dan
perabaan) yang datang dari lingkungan luar bayi. Stimulasi merupakan hal
yangpenting dalam tumbuh kembang bayi. Bayi yang mendapat stimulasi yang
terarahdan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan bayi yang
kurangatau tidak mendapat stimulasi (Hidayat A. A., 2009).
Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan
kegembiraan (Soetjiningsih, 2013). Lingkungan merupakan salah satu faktor

1
pendorong perkembangan bayi.Lingkungan yang merangsang mendorong
perkembangan fisik dan mental yangbaik, sedangkan lingkungan yang tidak
merangsang menyebabkan perkembanganbayi di bawah kemampuannya.
Pemberian stimulasi pada bayi akan lebih efektifapabila memperhatikan
kebutuhan – kebutuhan bayi sesuai dengan tahapperkembangannya (Hurlock,
2009).
Deteksi dini pertumbuhan sangat perlu dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui normalitas pertumbuhan dan mendeteksi penyimpangan
pertumbuhansecara dini (Sulistyawati, 2014). Jaringan otak anak yang banyak
mendapatstimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun. Jika anak
tidakpernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan menurun. Hal ini
dapatmengurangi kualitas sumber daya manusia di masa yang akan
datang(Soetjiningsih, 2013).
Laporan The State Of The World's Children 2019 Secara global,
setidaknya 1 dari 2 anak di bawah 5 tahun menderita dari kelaparan tersembunyi
karena kekurangan divitamin dan nutrisi penting lainnya.Pada 2018, hampir 200
juta anak balitamenderita stunting atau wasting setidaknya340 juta menderita
kelaparan tersembunyi.Pola makan yang buruk menyebabkan malnutrisi pada
anak usia dini yaitu 44 persen anak-anak berusia 6 sampai 23 bulantidak diberi
makan buah atau sayuran dan 59 persen tidak diberi makan telur, susu, ikan atau
daging.Berdasarkan data jumlah balita sekitar 23,7% atau 10% dari jumlah
penduduk Indonesia. Dari jumlah balita tersebut diperkirakan sekitar 4,5 – 6,7
juta mengalami masalah tumbuh kembang (Kemenkes RI, 2016).
Stimulasi deteksi dan intervensi tumbuh kembang sangat penting
dilakukan. Stimulasi diartikan sebagai kegiatan merangsang kemampuan dasar
anak yangdilakukan oleh lingkungan (ibu, bapak dan anggota keluarga lainnya)
untukmengoptimalkan tumbuh kembangnya (Soetjiningsih, 2013). Stimulasi
yangkurang dapat menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang anak (Baker,
2010).Penelitian lain membuktikan bahwa stimulasi sangat menentukan
perkembanganfungsi kognitif pada masa kanak – kanak (Baros, 2009).

2
Kegiatan SDIDTK balita yang menyeluruh dan terkoordinasi akan
meningkatkan kualitas tumbuh kembang balita dan kesiapan memasuki
jenjangpendidikan formal. Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang
balitatidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi balita tetapi juga
mental,emosional, sosial dan kemandirian balita berkembang secara optimal
(Kemenkes RI, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Heryudarini Harahap (2018) dengan
tujuan penelitian adalah mengetahui proporsi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan dan mempelajari asosiasi asupan makanan danpengasuhan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dinilai melalui Z-skortinggi
badan (TB) menurut umur standar WHO. Hasil penelitian proporsi NH-ND, S-
ND, NH-SD dan S-SD berturut-turut adalah 53,6%, 17,9%, 19,4%, dan 9,1%.S-
ND berhubungan dengan kurang asupan protein (OR=2,2;95%CI:1,1-4,6), umur
1–1,9 tahun (OR=6,9:95%CI:2,2-22,1). NH-SD berhubungan dengan umur 1,0–
1,9 tahun (OR=0,3; 95%CI:0,1-0,6). S-SDberhubungan dengan kurang asupan
protein (OR=3,1; 95%CI:1,2-8,2), SES rendah dan anak digendong > 2jam
(OR=6,9; 95%CI:2,5-19,0). Kesimpulannya bahwa asupan protein, sosial
ekonomi status dan pengasuhan anak merupakan faktor risiko untuk terjadinya
pertumbuhan dan hambatan perkembangan pada anak.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana asuhan kebidanan tumbuh kembang balita An. KJ di Ruang Tumbuh
KembangPuskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Propinsi Jambi Tahun 2020.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
laporan ini adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang Balita An.
KJ dengan hasil KPSP meragukan?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang Balita An. K
dengan hasil KPSP meragukan.

3
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan identifikasi dan analisis data dasar pada An. KJ di
Ruang Tumbuh KembangPuskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun
2020.
b. Mampu mengintepretasi data dasar pada An. KJ di Ruang Tumbuh
KembangPuskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2020.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada. An. KJ di
Ruang Tumbuh KembangPuskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun
2020
d. Mampu melaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera pada An. KJ
di Ruang Tumbuh KembangPuskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun
2020.
e. Mampu menentukan rencana tindakan Asuhan Kebidanan pada An. KJ di
Ruang Tumbuh KembangPuskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun
2020.
f. Mampu melaksanakan Tindakan Asuhan Kebidanan pada An. KJ di
Ruang Tumbuh KembangPuskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun
2020.
g. Mampu melaksanakan Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan pada An.
KJ di Ruang Tumbuh KembangPuskesmas Pakuan Baru Kota Jambi
Tahun 2020.
h. Mampu melaksanakan pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada An.
KJ di Ruang Tumbuh KembangPuskesmas Pakuan Baru Kota Jambi
Tahun 2020.
D. Manfaat
1. Bagi Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi
Dapat di jadikan sebagai bahan masukan dan gambaran informasi bagi
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambisehingga dapat meningkatkan
manajemen asuhan kebidanan tumbuh kembang anakn
2. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan
Hasil Laporan diharapkan dapat menambah wawasan khususnya
mahasiswa kebidanan dalam menerapkan asuhan kebidanan tumbuh kembang

4
anak balita dan menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jambi sehingga menjadikan sumber ilmu bagi pembaca.
3. Bagi penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan serta dapat mengaplikasikan apa
yang telah di dapat selama perkuliahan dalam asuhan kebidanan tumbuh
kembang anak balita.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan Tumbuh Kembang Anak Balita


1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhanadalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagian atau keseluruhan, sehinggadapat diukur dengan satuan panjang dan
berat (Kemenkes RI, 2012).Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleksdalam kemampuan gerak kasar dan gerak
halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI,
2012).
Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran,
perubahan proposi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru
(Marmi, 2015). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
sebagai hasil dariproses pematangan, disini menyangkut adanya proses
diferensiensi dari sel-seltubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ
yang berkembangsedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasukjuga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksidengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2013).
2. Teori Perkembangan
Beberapa teori perkembangan pada masa balita adalah sebagai berikut.
Tabel.2.1
Teori Perkembangan Pada Masa Balita

Macam Teori Masa Bayi Masa Prasekolah Masa


Awal Prasekolah Akhir
Psikososial Percaya vs tidak Otonomi vs Inisiatif vs rasa
(E.Erikson) percaya ragu-ragu/malu bersalah
Psikoseksual (Sigmund Fase oral Fase anal Fase phalik
Freud)
Perkembangan kognitif Sensori motor Pra operasional Pra operasional
( J. Piaget)

6
Sumber: Hurlock E.
3. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, mempunyai
beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan (Kemenkes RI, 2016). Ciri -ciri
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan dan pertumbuhan berjalan secara bersamaan. Setiap
pertumbuhandisertai dengan perkembangan.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan
perkembanganselanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
ia melewatitahapan sebelumnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbedaPada setiap anak mempunyai kecepatan yang berbeda–beda baik
dalam pertumbuhandan perkembangannya.
d. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak yang sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya
sertakepandaiannya. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat maka
perkembanganpundemikian terjadi peningkatan baik memori, daya nalar
dan lain-lain.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh, terjadi menurut dua hukum yang tetap
yaitusebagai berikut:
1) Perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala, kemudian menuju
ke arahkaudal / anggota tubuh (pola sefalokaudal),
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu didaerah proksimal (gerak kasar)
laluberkembang kebagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerakhalus (pola proksimodistal).
f. Perkembangan memeiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan.Misalnya, anak mampu membuat lingkaran dulu sebelum
mampu membuat kotak

7
4. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan
Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa
anak. Menurut pedoman SDIDTK Depkes (2012) tahapan tersebut sebagai
berikut.
a. Masa pranatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan)
Masa pranatalterbagi menjadi 3 yaitu:
1) Masa zigot / mudigah: sejak konsepsi sampai umur kehamilan 2
minggu
2) Masa embrio : umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
3) Masa janin / fetus : umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir
kehamilan. Padamasa janin ada 2 periode :
a) masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9minggu sampai
trimester ke 2 kehamilan,
b) masa fetus lanjut yaitu trimesterakhir kehamilan.
b. Masa bayi / infancy (umur 0-12 bulan)
Masa bayi terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Masa neonatal usia 0--28 hari, terbagi menjadi: Neonatal dini
(perinatal) : 0-7hari dan Neonatal lanjut: 8-28 hari
2) Masa post (pasca) neonatal umur 29 hari sampai 12 bulan.
c. Masa balita dan prasekolah usia 1 -- 6 tahun
Masa balita dan prasekolah terbagi menjadi:
1) Masa balita: mulai 12-60 bulan tahun dan
2) Masa Pra sekolah: mulai 60-72 bulan tahun
Ciri-ciri tumbuh dan kembang secara normal pada masapranatal, neonatal,
bayi, Toddler dan pra sekolah (Kemenkes RI, 2016) yaitu:
a. Masa pranatal
Periode terpenting pada masa prenatal adalah trimester I kehamilan. Pada
periode inipertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh
lingkungan janin. Kehidupanbayi pada masa pranatal dikelompokkan dua
periode, yaitu

8
1) Masa embrio
Masa embrio dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan delapan
minggu. Padamasa ini, ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi
suatu organisme yangberdeferensiasi dengan cepat untuk membentuk
berbagai sistem organ tubuh.
2) Masa fetus
Masa fetus yaitu sejak kehamilan 9 minggu sampai kelahiran. Masa
fetus initerbagi dua yaitu masa fetus dini (usia 9 minggu sampai
trimester dua), dimanaterjadi percepatan pertumbuhan dan
pembentukan manusia sempurna dan alattubuh mulai berfungsi.
Berikutnya adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yangditandai
dengan pertumbuhan tetap berlangsung cepat disertai perkembangan
fungsi-fungsi.Pada 9 bulan masa kehamilan, kebutuhan bayi
bergantung sepenuhnya pada ibu. Oleh karena itu kesehatan ibu
sangat penting dijaga danperlu dihindari faktor-faktor risiko terjadinya
kelainan bawaan / gangguanpenyakit pada janin yang dapat
berdampak pada pertumbuhan danperkembangannya.
b. Masa Neonatal
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi
perubahansirkulasi darah serta oragan-organ tubuh mulai berfungsi. Saat
lahir berat badannormal dari ibu yang sehat berkisar 3000 gr - 3500 gr,
tinggi badan sekitar 50 cm, beratotak sekitar 350 gram. Pada sepuluh hari
pertama biasanya terdapat penurunan beratbadan sepuluh persen dari
berat badan lahir, kemudian berangsur-angsur mengalamikenaikan.
Pada masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat
fisiologis akanmuncul. Diantaranyarefleks moro yaitu reflek merangkul,
yang akan menghilang padausia 3--5 bulan; refleks menghisap (sucking
refleks); refleks menoleh (rooting refleks);refleks mempertahankan posisi
leher/kepala (tonick neck refleks); refleks memegang(palmar graps
refleks) yang akan menghilang pada usia 6--8 tahun. Refleks-
reflekstersebut terjadi secara simetris, dan seiring bertambahnya usia,

9
refleks-refleks itu akanmenghilang. Padamasa neonatal ini, fungsi
pendengaran dan penglihatan juga sudahmulai berkembang.
c. Masa bayi ( 1-12 bulan)
Pada masa bayi, pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara
cepat. Umur 5 bulan berat badan anak 2x berat badan lahir dan umur 1
tahun sudah 3x berat badansaat lahir. Sedangkan untuk panjang badannya
pada 1 tahun sudah satu setengah kalipanjang badan saat lahir.
Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulanpertama,
pertumbuhan lingkar kepala sudah 50%. Oleh karena itu perlu pemberian
giziyang baik yaitu dengan memperhatikan prinsip menu gizi seimbang.
Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi bola
mata untuk mengikuti suatu objek, membedakan seseorang dengan benda,
senyum naluri, danbersuara. Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang
yang cukup mendukungperkembangan yang optimal pada masa ini. Pada
posisi telungkup, anak berusahamengangkat kepala. Jika tidur telentang,
anak lebih menyukai sikap memiringkankepala ke samping.
Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan
menoleh ke kirikanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak
mampu membalikkan badan dari posisi telentang ke telungkup, dan
sebaliknya berusaha meraih benda-benda disekitarnya untuk dimasukkan
ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yangmenyenangkan,
misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan cerewet/menangis
padasuasana tidak menyenangkan.
Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada posisi
telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia
sembilan bulan anakbergerak merayap atau merangkak dan mampu duduk
sendiri tanpa bantuan. Biladibantu berdiri, anak berusaha untuk
melangkah sambil berpegangan. Koordinasi jaritelunjuk dan ibu jari lebih
sempurna sehingga anak dapat mengambil benda denganmenjepitnya.
Kehadiran orang asing akan membuat cemas (stranger anxiety)
demikianjuga perpisahan dengan ibunya.

10
Pada usia 9 bulansampai dengan 1 tahun, anak mampu
melambaikan tangan, bermain bola, memukul-mukul mainan, dan
memberikan benda yang dipegang biladiminta.Anak suka sekali bermain
ci-luk-ba.Pada masa bayi terjadi perkembangan interaksi dengan
lingkungan yang menjadidasar persiapan untuk menjadi anak yang lebih
mandiri. Kegagalan memperolehperkembangan interaksi yang positif
dapat menyebabkan terjadinya kelainanemosional dan masalah sosialisasi
pada masa mendatang. Oleh karena itu, diperlukanhubungan yang mesra
antara ibu (orang tua) dan anak.
d. Masa Toddler (1--3 tahun)
Pada masa ini pertumbuhan fisik anak relatif lebih pelan daripada
masa bayi tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Anak
sering mengalami penurunannafsu makan sehingga tampak langsing dan
berotot, dan anak mulai belajar jalan. Padamulanya, anak berdiri tegak
dan kaku, kemudian berjalan dengan berpegangan.Sekitar usia enambelas
bulan, anak mulai belajar berlari dan menaiki tangga, tetap masih
kelihatan kaku. Oleh karena itu, anak perlu diawasi karena dalam
beraktivitas,anak tidak memperhatikan bahaya.
Perhatian anak terhadap lingkungan menjadi lebih besar dibanding
masa sebelumnya yang lebih banyak berinteraksi dengan keluarganya.
Anak lebih banyakmenyelidiki benda di sekitarnya dan meniru apa yang
diperbuat orang. Mungkin iaakan mengaduk-aduk tempat sampah, laci,
lemari pakaian, membongkar mainan,dan lain-lain. Benda-benda yang
membahayakan hendaknya disimpan di tempat yanglebih aman.Anak
juga dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya, menyusun dua katadan
mengulang kata-kata baru.
Pada masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat
keakuan yang kuat sehingga segala sesuatu yang disukainya dianggap
miliknya. Bila anak menginginkanmainan kepunyaan temannya, sering ia
akan merebutnya karena dianggap miliknya.Teman dianggap sebagai
benda mati yang dapat dipukul, dicubit atau ditarikrambutnya apabila
menjengkelkan hatinya. Anak kadang-kadang juga berperilakumenolak

11
apa saja yang akan dilakukan terhadap dirinya (self defense),
misalnyamenolak mengenakan baju yang sudah disediakan orang tuanya
dan akan memilihsendiri pakaian yang disukainya.
e. Masa Prasekolah
Pada usia 5 tahun, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Anak
kelihatan lebih langsing. Pertumbuhan fisik juga relatif pelan. Anak
mampu naik turun tangga tanpabantuan, demikian juga berdiri dengan
satu kaki secara bergantian atau melompatsudah mampu dilakukan. Anak
mulai berkembang superegonya (suara hati) yaitumerasa bersalah bila ada
tindakannya yang keliru.Pada masa ini anak berkembang rasa ingin tahu
(courius) dan daya imaginasinya,sehingga anak banyak bertanya tentang
segala hal disekelilingnya yang tidakdiketahuinya. Apabila orang tua
mematikan inisiatif anak, akan membuat anak merasabersalah. Anak
belum mampu membedakan hal yang abstrak dan konkret sehinggaorang
tua sering menganggap anak berdusta, padahal anak tidak bermaksud
demikian.
Anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan
laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku orang tua
sehingga mempunyaikecenderungan untuk meniru tingkah laku orang
dewasa disekitarnya.Pada akhir tahap ini, anak mulai mengenal cita-cita,
belajar menggambar, menulis,dan mengenal angka serta bentuk/warna
benda. Orang tua perlu mulaimempersiapkan anak untuk masuk sekolah.
Bimbingan, pengawasan, pengaturan yangbijaksana, perawatan kesehatan
dan kasih sayang dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya sangat
diperlukan oleh anak.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhandan perkembangan


a. Faktor dalam (Internal)
1) Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhirprosespertumbuhan dan perkembangan anak

12
2) Perbedaan ras, etnik atau bangsa
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesia
ataubangsa lainnya, sehingga postur tubuh tiap bangsa berlainan
3) Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakanpendek
4) Umur
Masa pranatal, masa bayi dan masa remaja merupakan tahap
yangmengalami pertumbuhan cepat dibanding masa lainnya.
5) Jenis kelamin
Wanita akan mengalami masa prapubertas lebih dahulu dibanding
laki-laki
6) Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya Down’s
sindroma
7) Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu saat
janinberumur 4 bulan yang mana saat tersebut terjadi pertumbuhan
cepat.Hormon yang berpengaruh terutama hormon pertumbuhan
somatotropinyang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu
kelenjar tiroid jugamenghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisma, maturasitulang, gigi dan otak
b. Faktor lingkungan (eksternal)
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh, dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitupranatal, natal, dan pasca natal.
1) Faktor pra natal (selama kehamilan)
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain:
a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan
janin,terutama trimester akhirkehamilan.
b) Mekanis.

13
Posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkankelainan kongenital misalnya club foot.
c) Toksin, zat kimia.
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada
bayiantara lain obat antikanker, rokok, alkohol beserta logam
beratlainnya.
d) Kelainan endokrin.
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan
janin,adalah somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta,
peptide peptida lainnya dengan aktivitas mirip insulin. Apabila
salah satu dariHormon tersebut mengalami defisiensi maka dapat
menyebabkanterjadinya gangguan pada pertumbuhan susunan
saraf pusatsehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan dan
lain-lain.
e) Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu
dapatmenyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali,
atau cacatbawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-
laki dapatmenyebabkan cacat bawaan pada anaknya.
f) Infeksi
Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi
intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah
TORCH,sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan
penyakitpada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza dan
lain-lain
g) Kelainan imunologi
h) Psikologis ibu
2) Faktor Natal / Persalinan
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat
menyebabkantrauma kepala pada bayi sehingga berisiko terjadinya
kerusakan jaringan otak.
3) Faktor Pasca natal

14
Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh terhadap
tumbuhkembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan
kongenital, lingkungan fisikdan kimia, psikologis, endokrin, sosio
ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasidan obat-obatan

B. Deteksi Dini Tumbuh Kembang


1. Pengertian
Deteksi dinipertumbuhan dan perkembangan anak adalah kegiatan atau
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dananak pra sekolah (Kemenkes R.I, 2012).
2. Jenis Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
Ada 3 jenis deteksi dini yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan
ditingkat puskesmas dan jaringannya (Kemenkes RI, 2016) yaitu :
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk
mengetahui/menemukan statusgizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali.
Jenis instrument yang digunakan:
1) Berat Badan menurut Tinggi Badan Anak (BB/TB)
2) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui
gangguanperkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat,
gangguan daya dengar.Jenis instrumen yang digunakan:
1) Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP)
2) Tes Daya Lihat (TDL)
3) Tes Daya Dengar Anak (TDD)
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui
adanyamasalah mental emosional, autism, gangguan pemusatan perhatian,
danhiperaktivitas. Instrumen yang digunakan:
1) Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
2) Checklist for Autism in Toddlers (CHAT)
3) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

15
3. Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining
Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya penyimpangan
tumbuhkembang pada balita dan anak prasekolah oleh tenaga kesehatan
adalah sebagai berikut
Tabel.2.2
Jadwal kegiatan dan Jenis Deteksi Tumbuh Kembang

Umur Jenis Deteksi Tumbuh Kembang yang harus dilakukan


Anak Deteksi Dini Deteksi Dini Penyimpangan Deteksi Dini Penyimpangan
Penyimpangan Perkembangan Mental Emosional
Pertumbuhan
BB/TB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT* GPPH*
0 bulan √ √
3 bulan √ √ √ √
6 bulan √ √ √ √
9 bulan √ √ √ √
12 bulan √ √ √ √
15 bulan √ √
18 bulan √ √ √ √ √
21 bulan √ √ √
24 bulan √ √ √ √ √
30 bulan √ √ √ √
36 bulan √ √ √ √ √ √ √ √
42 bulan √ √ √ √ √ √
48 bulan √ √ √ √ √ √ √
54 bulan √ √ √ √ √ √
60 bulan √ √ √ √ √ √ √
66 bulan √ √ √ √ √ √
72 bulan √ √ √ √ √ √ √
Sumber: Kemenkes R.I, 2012
Keterangan:
BB/TB : Berat Badan/Tinggi Badan
LK : Lingkar Kepala
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
KMME : Kuesioner Mental Emosional
CHAT : Checklist for Autism in Toddler
GPPH : Gangguan pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

16
4. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
a. Pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan
Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak
apakah tergolong normal, kurus, kurus sekali, atau gemuk. Parameter
BB/TB ini untuk mengetahui apakahproporsi anak tergolong normal.
Berat badan dan tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang
paling sering digunakan untuk pertumbuhan anak. Antropometri
adalahukuran fisik seorang anak yang diukur dengan menggunakan alat
ukur tertentu sepertitimbangan dan pita pengukur (meteran)
5. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
a. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP merupakan skrining pendahuluan untuk menilai perkembangan
anak usia 0-72bulan. Daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada
orang tua. KPSP adalah suatu daftarpertanyaan singkat yang ditujukan
kepada orang tua. Skrining/pemeriksaan dapat dilakukanoleh tenaga
kesehatan, guru TK/PAUD terlatih.
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan adalah formulir KPSP sesuai
umur dan alat untuk pemeriksaan yang berupa pensil, kertas, bola sebesar
bola tenis, kerincingan, kubusberukuran 2,5 cm sebanyak 8 buah, kismis,
kacang tanah dan potongan biscuit. Usiaditetapkan menurut tahun dan
bulan. Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Daftar pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh nomor yang dibagi menjadi
dua, yaitupertanyaan yang harus dijawab oleh orangtua/pengasuh dan
perintah yang harus dilakukansesuai dengan pertanyaan KPSP.
Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab “ya” atau “tidak”oleh orangtua.
Cara menggunakan KPSP:
1) Pada waktu pemeriksaan /skrining, anak harus dibawa
2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun
anak lahir.
3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.

17
4) Daftar pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh nomor yang dibagi
menjadi dua, yaitupertanyaan yang harus dijawab oleh
orangtua/pengasuh dan perintah yang harusdilakukan sesuai dengan
pertanyaan KPSP.
5) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
Oleh karena itu pastikan orang tua/pengasuh mengerti apa yang
ditanyakan kepadanya.
6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap
pertanyaanhanya ada 1 jawaban Ya atau Tidak. Catat jawaban
tersebut pada formulir.
7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah orangtua/pengasuh
menjawab pertanyaansebelumnya.
8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Interprestasi hasil pemeriksan KPSP adalah sebagai berikut:
1) Bila jawaban “ya” berjumlah 9-10 berarti perkembangan anak normal
sesuai dengantahapan perkembangan
2) Bila jawaban ‘ya” kurang dari 9, maka perlu diteliti tentang:
a) Cara menghitung usia dan kelompok pertanyaannya apakah sudah
sesuai
b) Kesesuaian jawaban orangtua dengan maksud pertanyaanApabila
ada kesalahan , maka pemeriksan harus diulang
3) Bila setelah diteliti jawaban “ya” berjumlah 7- 8, berarti
perkembangan anakmeragukan dan perlu pemeriksan ulang 2 minggu
kemudian dengan pertanyaan yangsama. Jika jawaban tetap sama
maka kemungkinan ada penyimpangan.
4) Bila jawaban berjumlah “ya” berjumlah 6 atau kurang, kemungkinan
adapenyimpangan dan anak perlu dirujuk ke rumah sakit untuk
memerlukanpemeriksaan lebih lanjut.

18
b. Test Daya Lihat (TDL)
Tes ini untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada
anak berusia 3-6 tahun yang dilakukan setiap enam bulan. Tujuan tes ini
untuk mendeteksi adanyakelainan daya lihat pada anak usia prasekolah
secara dini, sehingga jika ada penyimpangandapat segera ditangani.
Cara melakukan tes daya lihat:
1) Pilih ruangan dengan penyinaran yang baik, bersih, tenang
2) Gantungkan ’kartu E’ yang setinggi mata anak posisi duduk.
3) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari kartu “E” untuk duduk
anak.
4) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa
5) Pemeriksa memberikan kartu “E” kepada anak. Latih anak dalam
mengarahkan kartu‘E’ menghadap ke atas, bawah, kiri dan kanan
sesuai yang ditunjuk pada poster “E”olehpemeriksa.
6) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatu
mulai baris pertamahuruf “E “berukuran paling besar sampai baris
keempat atau baris ”E” terkecil yangmasih dapat dilihat.
7) Puji anak jika bisa mencocokan posisi kartu “E” yang dipegangnya
dengan huruf padakartu “E” pada poster.
8) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang
sama.
Interpretasi hasil pemeriksaan daya lihat:
Secara normal anak dapat melihat huruf E pada baris ketiga. Apabila pada
baris ketiga, anak tidak dapat melihat maka perlu dirujuk untuk
mendapatkan pemeriksaan lebihlanjut.Selain tes daya lihat, anak juga
perlu diperiksakan kesehatan matanya. Perluditanyakan dan diperiksa
adakah hal sebagai berikut :
1) Keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur atau pusing
2) perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat,
sering mengkedipkedipkan mata
3) Kelainan mata seperti bercak bitot, juling, mata merah dan keluar air
Intervensi

19
Apabila ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata anak, minta anak
datang lagi untuk pemeriksaan ulang dan jika hasil pemeriksaan anak
tidak dapat melihat sampai barisyang sama maka anak tersebut perlu
dirujuk ke rumah sakit dengan menuliskan mata yangmengalami
gangguan ( kanan, kiri atau keduanya)
c. Test Daya Dengar (TDD)
TDD dapat dilakukan setiap 3 bulan pada bayi usia < 12 bulan dan setiap
6 bulan pada anak oleh tenaga kesehatan, guru TK/PAUD terlatih.
Peralatan yang diperlukan adalahinstrumen untuk TDD sesuai usia anak,
gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia danmainan(boneka,
kubus, sendok, cangkir dan bola).Tes Daya Dengar ini berupa pertanyaan-
pertanyaan yang disesuaikan dengankelompok usia anak. Jawaban ‘ya’
jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat melakukanperintah dan
jawaban ‘tidak’ jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah.
Jikaanak dibawah 12 bulan, pertanyaan ditujukan untuk kemampuan 1
bulan terakhir. Setiappertanyaan perlu dijawab ‘ya.’ Apabila ada satu atau
lebih jawaban ‘tidak’, berartipendengaran anak tidak normal, sehingga
perlu pemeriksaan lebih lanjut.

C. Teori EBM (Evidence Based Midwifery)


Berikut ini adalah beberapa jurnal penelitian yang berhubungan dengan
tumbuh kembang anak.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yudi Arimba Wani (2017) yang berjudul
Survei Status Gizi Dan Perkembangan Anak Balita Menggunakan Kuesioner
Praskrining Perkembangan (KPSP). Tujuan untuk mengetahui tingkat tumbuh
kembang anak, agar dapat melakukan tindakan perbaikan yang tepat bila
ditemukan penyimpangan. Penelitian ini merupakan survei analitik. Jumlah
sampel adalah 79 anak, berusia 1-5 tahun dan mendapat kesediaan orang tua
untuk menjadi subjek penelitian. Pengukuran anthropometri berat badan dan
tinggi badan serta observasi perkembangan dengan KPSP dilakukan pada
setiap subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12%
anak kurus/sangat kurus, 26% anak gizi kurang/gizi buruk, 38% anak

20
pendek/sangat pendek, dan 10% anak mengalami penyimpangan
perkembangan serta 33% memiliki perkembangan meragukan. Disimpulkan
bahwa pada penelitian ini, proporsi anak kurang gizi tergolong tinggi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Istri Utami (2020) yang berjudul Gangguan
Tumbuh Kembang Balita Usia 12-59 Bulan di Posyandu Mekar I Jomegatan
Kasihan Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan gangguan tumbuh kembang balita usia 12-59 bulan di
Posyandu Mekar I Jomegatan Kasihan Bantul. Metode penelitian berjenis
kuantitatif dengan desain deskriptif analitik dengan pendekatan waktu cross
sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai balita usia 12-59 bulan di Posyandu Mekar I
Jomegatan Kasihan Bantul Yogyakarta, jumlah populasi 118 balita dan
jumlah sampel 30 responden. Analisis data menggunakan Spearman Rank.
Hasil data penelitian didapatkan hasil pengetahuan ibu dengan pertumbuhan
pvalue = 0,015, pengetahuan ibu dengan perkembangan p-value= 0,000,
status gizi p-value = 0,022, pola stimulasi p-value = 0,018. Kesimpulan
penelitian bahwa ada hubungan antara faktor pengetahuan ibu dengan status
gizi (BB/U) di Posyandu Mekar I Jomegatan dengan hasil (p-value 0,015),
dan ada hubungan antara faktor pengetahuan ibu dengan perkembangan di
Posyandu Mekar I Jomegatan dengan hasil (p-value 0,000). Ada hubungan
antara faktor pengetahuan ibu dengan tumbuh kembang balita di Posyandu
Mekar I Jomegatan. Ada hubungan antara faktor status gizi (BB/U) dengan
perkembangan di Posyandu Mekar I Jomegatan dengan hasil (p-value 0,022).
Ada hubungan antara faktor pola stimulasi dengan perkembangan di
Posyandu Mekar I Jomegatan dengan hasil (p-value 0,018).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Piper JD et al (2017) dengan judulWater,
sanitation and hygiene (WASH) interventions: effects on child development in
low- and middle-income countries (Protocol). Penelitian Ini adalah protokol
untuk Cochrane Review (Intervention). Tujuannya adalah sebagai berikut
Tujuan utamanya untuk menilai pengaruh intervensi untuk meningkatkan
sanitasi, kebersihan, kualitas dan pasokan air di tingkat rendah dannegara

21
berpenghasilan menengah tentang perkembangan anak.Tujuan sekundernya
untuk menganalisis efek terukur dari intervensi air, sanitasi dan kebersihan
(WASH) pada pendaftaran sekolah atau prasekolah dankehadiran;memeriksa
kelayakan intervensi WASH terkait dengan ketepatan pelaksanaan dan
kepatuhan peserta;mengevaluasi efek intervensi WASH pada hasil perantara
kontaminasi lingkungan, penyakit saluran cernadan pengurangan beban
pengumpulan air dan biaya air; danmengidentifikasi setiap dampak
merugikan yang mungkin ditimbulkan oleh intervensi WASH bagi
peserta.Kesimpulan keseluruhan adalah ituIntervensi WASH memberikan
manfaat pertumbuhan yang kecil, tetapi informasi tambahan dari studi yang
sedang berlangsung harus disediakanbukti lebih lanjut.

22
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG TERHADAP ANAK C


DENGAN KPSP MERAGUKAN DI RUANG TUMBUH KEMBANG
PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBI TAHUN 2020

AnamnesaOleh : Jumairah
Hari/Tanggal : Senin, 23Desember 2020, pukul 10.10 WIB

A. PENGKAJIAN
1 SUBYEKTIF(S)
a. Indentitas Anak dan Orangtua

NamaBayi : An. KJ
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 16 juli 2017
Anak ke :I

Nama ibu : Ny. B Nama Ayah : Tn. J

Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun

Agama : Islam Agama : Islam


Suku : Jawa Suku : Jawa

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : RT. Alamat : RT.


15Tambak Sari 15Tambak
Jambi SariJambi

23
b. RiwayatKehamilan
Selama hamil kondisi ibu baik, pada bulan pertama kehamilan ibu
mengalami mual muntah tapi mulai menghilang seiring bertambahnya
usia kehamilan. Ibu mendapat vitamin, tambah darah dan kalk secara
teratur dari Bidan. Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke Bidan.

c. RiwayatPersalinan

Kehamilan

persalinan
Penyulit
Persalinan

kelamin
Tempat

Jumlah
No Tgl/Tahun Penolong kehamilan PB BB Keadaan

Jenis
Usia
Kelahiran dan sekarang
persalinan
1 15-3-2017 BPM aterm 1 Bidan Ti P 48 3300 Sehat
da
k
ad
a

d. Riwayat Penyakit yang Lalu dan SaatIni


Ibu mengatakan anaknya dalam kondisi sehat, tidak dalam kondisi sakit
apapun.
e. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Saatini
Ibu mengatakan pertumbuhan dan perkembangan anak nya hingga saat
ini normal seperti pada anak umumnya
f. RiwayatImunisasi
Ibu mengatakan bahwa imunisasi anaknya lengkap.
g. Pola KebutuhanDasar
1) Nutrisi : Ibu mengatakan anaknya makan 3x seharidan
suka memakan makanan ringan
2) Eliminasi : BAB 1 x/hari, BAK ± 4x/hari

3) Personalhygiene : Ibu mengatakan anaknya mandi 2x/hari


(pagidansore)
4) Istirahat : Ibu mengatakan anak tidur malam ± 9jam/hari
5) Aktifitas : Anak sukabermain

2 OBYEKTIF
a. PemeriksaanFisik

24
Kesadaran : Composmentis
KeadaanUmum : Baik
Bentukbadan :Normal
Bicara :Normal
Kebersihan :Baik
b. PengkajianFisik
1) Suhu : 36,60C.
2) Nadi : 96 x/menit
3) Pernafasan : 26 x/menit
4) Beratbadan : 11, 4kg
5) Panjangbadan : 90cm
6) Lingkarkepala : 47cm
7) Lingkarlengan atas : 16 cm
c. Inspeksi
1) Kepala : Bentuk normal, rambut hitam,bersih
2) Muka : Simetris, tidak pucat, tidakkuning.

3) Mata :Simetris, sklera tidak kuning,

konjungtiva merahmuda

4) Hidung : Bersih, tidak adasekret

5) GigidanMulut : Bersih, gigi tidak adakaries, lidahbersih

6) Leher : Tidak terlihat adanya pembesaran

pada kelenjar limfe, kelenjar tiroid,

maupun venajugularis.

7) Dada : Simetris, putting susu ada, terdapat

bintik putik pada areola, tidak tampak

retraksi dada

8) Abdomen : Bentuk normal, tidak tampak

pembesaran hepar

9) Genetalia : Tidak dilakukanpemeriksaan

25
10) Ekstremitas

Atas : Simetris, gerak aktif, tidak ada

polidaktil dansindaktil

Bawah :simetris, gerakan aktif, tidak ada

polidaktil dansindaktil

d. Palpasi
1) Kepala : Tidak teraba benjolanabnormal
2) Leher : Tidak teraba pembekakan kelenjar
tyroid, kelenjar limfe maupun
venajugularis.
3) Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba
benjolanabnormal.

4) Ekstremitas
Atas : Tidakoedem
Bawah : Tidakoedem
e. Auskultasi
1) Dada : Tidak terdengar ronchi danwheezing.
2) Jantung : Denyut jantungnormal
3) Abdomen : Bising usus(+)
f. Perkusi
Abdomen : Tidakkembung
g. Perhitungan Umuranak
TanggalTest : 14 Desember 2020
TanggalLahir : 16Juli 2017

Perhitungan umursebagaiberikut : 2020– 12 – 14


2017– 7 – 16 _
3- 4- 29
Jadi An “KJ” berumur 3 Tahun 4 bulan 29 hari

26
h. Pemeriksaan Perkembangan (KPSP, TDD,TDL)

1) Pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)


menurut umuranak
Aspek yang di Ya Tidak
No Pemeriksaan KPSP usia 36 bulan
Nilai
1. Beri dia pensil, apakah anak dapat Gerak halus √
mencoret-coret kertas tanpa
bantuan/petunjuk?
2. Dapatkah anak meletakan 4 buah kubus satu Gerak halus
persatu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan 
kubus itu?
Kubus yang di gunakan ukuran 2,5-5 cm
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat Bicara dan
berbicara seperti “minta minum”, “mau tidur”? bahasa √
“Terimakasih” dan “dadah” tidak ikut dinilai.

4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar- Bicara dan


gambar ini tanpa bantuan bahasa √

5. Dapatkah anak melempar bola lurus Gerak √


kearah perut atau dada anda dari jarak kasar
1,5 meter?
6 Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan Bicara dan
memberi isyarat dengan bahasa √
petunjuk atau mata pada saat
memberikan perinta berikut ini: “Letakan
kertas ini dilantai”
“Letakan kertas ini di kursi”
“Berikan kertas ini kepada ibu”
Dapatkah anak melaksanakan perintah tadi?
7 Buat garis lurus kebawah sepanjang Gerak
sekurang-kurangnya 2,5 cm halus √
Suruh anak menggambar garis lain di
samping garis ini.
Jawab YA bila ia menggambar garis seperti ini:

Jawab TIDAK bila ia menggambar garis seperti ini:

27
8 Letakan selembar kertas sekuran buku ini di lantai. Gerak kasar
Apakah anak dapat melompati bagian lebar kertas √
dengan mengangkat kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului dengan lari?
9 dapatkah anak mengenakan sepatunya Sosial dan √
sendiri? kemandirian
10 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga Gerak √
sejauh sedikitya 3 meter? kasar

Dengan menggunakan form KPSP 36 bulan didapatkan hasil jawaban “Ya” = 7


maka perkembangan An. KJ adalah “Meragukan”.
2) Pemeriksaan Tes daya dengar (TDD) menurut umuranak.

Usia anak 3 tahun Ya Tidak

1. Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir


anda, tanyakan pada anak: “pegang matamu”, “pegang
kakimu”. Apakah anak memegang mata dan kakinya dengan benar?

2. Pilih gambar dari majalah/ bubu bergambar, tutup mulut anda dengan
buku /kertas, tanpa melihat gerakan bibir anda, tanyakan pada anak:
”tunjukan gambar kucing(atau anjing, kuda,mobil, orang rumah,
bunga, dan sebaginya)?” dapatkah
anak menunjukan gambar yang di maksud dengan benar?
3. Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan bibir √
anda, perintah anak untuk mengerjakan sesuatu seperti: " berikan
bonekaitu kepada saya”, ”taruh kubus-kubus ini di atas
meja/kursi, dan sebagainya”. Apakah anak dapat mengerjakan
perintah tersebut dengan benar?
Didapatkan hasil dengan jawaban “Tidak” = 0, maka pada An. KJ tidak
mengalami gangguan pendengaran.
3) Pemeriksaan Tes DayaLihat

Didapatkan hasil anak dapat mencocokan sampai baris ke tiga poster E,

28
maka pada An. KJ tidak mengalami gangguan dayalihat.

29
i. Pemeriksaan KMME (Kuisioner Masalah MentalEmosional)

No. Pertanyaan Ya Tidak


1. Apakah anak anda sering kali terlihat marah tanpa sebab
yang jelas? √
(seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau
bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang sudahbiasa
dihadapinya)
2. Apakah anak anda tampak menghindardari teman-teman
atau anggota keluarganya?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa √
sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal
yang biasa sangat dinikmati)
3. Apakah anak anda terlihat berprilaku merusak dan
menentang terhadap lingkungan disekitarnya?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali √
melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau
menyiksa binatang atau anak-anak lainnya)
dan tampak tidak peduli dengan nasihat-nasihat yang sudah
diberikan kepadanya?
4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan
ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat √
dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain
seusianya?
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena
adanya konsentrasi yang buruk atau mudah teralih √
perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam
aktivitas sehari-hari atau prestasibelajarnya?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan
sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan √
membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola
tidur?
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, √
sering terbangun sewaktu tidur malam oleh karena mimpi
buruk, mengigau)
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebih atau tidak √
mau makan sama sekali)
9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakitkepala,
sakit perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya? √
10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya? √
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran
perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atautidak √
mau berpisah dengan orang tua/pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-
ulang tanpa alasan yang jelas ? √
Didapatkan hasil jawaban ”Ya” = 0 maka pada An. N tidak mengalami
masalah mental emosional.

30
j. Pemeriksaan CHAT (Checklist for Autisme in Toddlers) pada
umur 18-36bulan
Keterangan:
1) Resiko tinggi menderita autis : bila jawaban “Tidak” pada
pertanyaan A5, A7, B2, B3, danB4.
2) Resiko rendah menderita autis`; bila jawaban “Tidak” pada
pertanyaan A7 danB4.
3) Kemungkinan gangguan perkembangan lainnya: bila jawaban
“Tidak” jumlah 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9;
B1;B5.
4) Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2,3.

A Alo Annamnesis Ya Tidak


1. Apakah anak senang diayun-ayun atau di guncang- √
guncang naik turun (bounched) di paha anda?
2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain? √
3. Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti memanjat √
tangga?
4. apakah anak suka bermain ”ciluk ba”, ”petak umpet”? √
5, Apakah anak suka bermain seolah-olah membuat √
secangkir teh mengginakan mainanberbentuk cangkir
dan teko, atau permainan lain?
6. Apakah anak pernah menujuk atau meminta sesuatu √
dengan menunjukan jari?
7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk √
menunjukan ke sesuatu agar anda melihat kesana?
8. apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil √
(moobil atau kubus)?
9. Apakah anak dapat memberikan suatu benda untuk √
menunjukan sesuatu ?
B Pengamatan Ya Tidak
1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata) √
dengan pemeriksa?
2. Usahakan menarik perhatian anak anda, kemudian √
pemeriksa menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksaan
sambil mengatakan :”lihat itu ada bola(atau mainan
lain)”!
Perhatikan mata anak, apakah ia melihat ke benda yang di
tunjuk, bukan melihat tangan peeriksa?

31
3. Usahakan menarik perhatian anak, berikanmainan gelas/ √
caggkir dan teko. Katakan pada anak: ”buatkan secangkir
susu buat mama”!
4. Tanyakan pada anak: ”tunjukan mana gelas”! (gelas dapat √
di ganti dengan nama benda lain yang di kenal anak dan
ada di sekitar kita). Apakah anak menunjukan benda
tersebut dengan jarinya? Atau sambil menatap wajah anda
ketika menunjukan suatu benda?
5. Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/ balok √
menjadi suatu menara?
Didapatkan hasil jawaban ”TIDAK” = 0 maka pada An.C tidak mengalami
gangguan autisme.
k. Pemeriksaan GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas)
Keterangan :
Nilai 0 : Jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
Nilai 1 : Jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
Nilai 2 : Jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
Nilai 3 : Jika keadaan tersebut selalu ditemukan pada anak Jika
nilai total 13 atau lebihanak kemungkinan dengan GPPH.
Kegiatan yang diamati 0 1 2 3
1. Tidak kenallelah √
2. Mudah menjadi gembira, implusive √
3. Mengganggu anak-anak lain √
4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, √
rentang perhatian pendek
5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepalasecara √
terus menerus
6. Kurang perhatian, mudah teralihkan √
7. Permintaanya harus segera terpenuhi, mudah menjadiFrustasi √

8. Sering dan mudah menangis √


9. Suasana hati mudah berubah dengan cepat dan drastis √
10. Ledakan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak √
Terduga
Jumlah 0 2 0 0
Nilai total: 2
Didapatkan hasil dengan nilai total = 2 maka pada An.C tidak mengalami
GPPH.

32
B. ANALISA DATA(A)
Diagnosa : An. KJ usia 40 bulan 29 hari dengan KPSP meragukan
Masalah : Keterlambatan perkembangan morotik kasar serta bicara dan
bahasa
Kebutuhan : Stimulasi perkembangan motorik kasar serta bicara dan bahasa

C. DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Potensial terjadi penyimpangan terhadap perkembangan anak


D. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Tidak ada

E. PERENCANAAN
1 Jelaskan hasil pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan mental
emosional anak pada orang tua
2 Jelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan DDTK
(Deteksi Dini Tumbung Kembang Anak) dengan menggunakan metode
KPSP (kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
3 Bimbing dan motivasi ibu untuk rutin melakukan stimulasi tumbuh kembang
anakpadaaspek bicara dan bahasa serta gerak motorik kasar
4 Jelaskan pada ibu tentang makanan yang bergizi dan seimbang untuk balita

5 Anjurkan pada ibu untuk melakukanPenimbangan anakminimal 8 kali


setahun dan dilakukan SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi DiniTumbuh
Kembang) minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul vitamin A setiap bulan
Februari dan Agustus.

6 Jelaskan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri (personal hygiene) dan
kebersihan lingkungan

7 Jelaskan pada ibu bahwa anak perlu bermain, melakukan aktifitas fisik dan
tidur.

8 Anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang setelah 2 minggu dilakukan
stimulasi perkembangan anak

33
F. PENATALAKSANAAN (P)
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan anak Hasil
pemeriksaan BB : 11,4 Kg, PB : 90 cm, LK: 47 cm, Lila : 16 cm.
pertumbuhan anak baik. Hasil pemeriksaan perkembangan mental emosional
CHAT dan GPPH anak normal. Pemeriksaan tumbuh kembang pada balita
menggunakan form KPSP umur 36 bulan. Hasil perkembangan anak dengan
hasil meragukan pada KPSP dengan “skor 7”, yaitu anak belum dapat
“melempar sebuah bola dan mengayuh sebuah sepeda” serta belum dapat
melaksanakan perintah “letakan kertas di kursi dan lantai dan berikan kertas
ini kepadaibu”
2. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan DDTK
(Deteksi Dini Tumbung Kembang Anak) dengan menggunakan metode
KPSP (kuesioner Pra SkriningPerkembangan)Deteksi dini tumbung kembang
anak dengan KPSP merupakan metode skrining terhadap kelainan
perkembangan tumbuh kembang anak.
3. Bimbing dan memotivasi ibu untuk membantu menstimulasi anaknya
dirumah setiap hari seperti aspek bicara dan bahasa, serta gerakkasar.
Stimulasi yang diberikan seperti :
a. Memberikan perintah sederhana seperti, “tolong bawakan buku ibu,
letakan botol susu mu di meja, dan sebagainya” anjurkan ibu untuk
menunjukan kepada anak cara mengerjakan perintah tersebut dan
gunakan kata-kata yang sederhana serta mudah di pahami oleh anak
b. Mengajak anak bermain serta belajar cara melempar sebuah bola dengan
benar, anjurkan ibu memberikan contoh cara melempar bola dengan
benar
c. Mengajak anak bermain serta belajar mengayuh sepeda roda tiga dan
anjurkan ibu untuk mengajarkan anak cara mengayuh sepeda dan bantu
anak dalam menaiki sepeda serta bantu anak dengan cara mendorong
sepeda daribelakang
4. Menjelaskan pada ibu tentang makanan yang bergizi dan seimbang untuk
balita. Masa tumbuh kembang anakmembutuhkan zat gizi lengkap seperti
34
protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral jika tidak terpenuhi akan
menghambat proses tumbuh kembang padatahap selanjutnya.
5. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan Penimbangan anak minimal 8 kali
setahun dan dilakukan SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang) minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul vitamin A setiap bulan
Februari dan Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk
mendeteksisecara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan
tumbuh kembang,mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak.
6. Menjelaskan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri (personal hygiene) dan
kebersihan lingkungan. Kebersihan perorangan yang kurang
akanmemudahkan terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran perncernaan
seperti: diare,cacingan dll, sedangkan kebersihan lingkungan erat
hubungannya dengan penyakit saluranpernafasan, percernaan serta penyakit
akibat nyamuk
7. Menjelaskan pada ibu bahwa anak perlu bermain, melakukan aktifitas fisik
dan tidur.Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolism, karbohidrat, lemak dan protein. Merangsang pertumbuhan otot
dan tulang dan merangsang perkembangan anak.
8. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang setelah 2 minggu
dilakukan stimulasi perkembangan anak untuk dilakukan evaluasi.

G. EVALUASI
1. Pertumbuhan anak dalam kondisi baik
2. Perkembangan mental emosional anak baik
3. Ibu mengerti cara menstimulasianaknya dirumah setiap hari seperti aspek
bicara dan bahasa, serta gerak kasar dan dapat mengulang kembali cara
stimulasi anak secara mandiri.
4. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan
setiap anjuran yang diberikan
5. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang setelah 2 minggu setelah rutin
melakukan stimulasi.

35
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG TERHADAP ANAK C
DENGAN KPSP MERAGUKAN DI RUANG TUMBUH KEMBANG
PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBI TAHUN 2020

AnamnesaOleh : Jumairah
Hari/Tanggal : Senin, 23Desember 2020, pukul 10.10 WIB

1. SUBYEKTIF(S)
a. Ibu mengatakan anaknya usia 40bulan29hari
b. Ibu mengatakan anaknyasehat
c. Ibu mengatakan sudah melakukan stimulasi yang sudah diajarkan
sebelumnya

2. OBJEKTIF(O)

KeadaanUmum : baik
Kesadaran :composmentis
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,50C.
Nadi : 94 x/menit
Pernafasan : 25 x/menit
Berat badan : 11, 6 kg
Panjang badan : 90 cm
Lingkar kepala : 47 cm
Lingkar lengan atas : 16 cm
Hasil pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) usia 36 bulan
didapatkan hasil Jawaban YA = 8 dan TIDAK = 2 maka perkembangan Anak C
adalah “Meragukan” Anak C mengalami keterlambatan pada aspek gerak kasar
yaitu “ Anak belum dapat melempar bola lurus kearah perut atau dada anda dari
jarak 1,5 meter dan anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitya 3meter”

36
3. ASSASEMENT (A)

Diagnosa : An. KJ usia 40 bulan 29 hari dengan KPSP meragukan

Masalah : Keterlambatan perkembangan morotik kasar

Kebutuhan : Stimulasi perkembangan motorikkasar

4. PENATALAKSANAAN(P)

a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga. Pertumbuhan


anaknya dalam kondisi baik. Namun hasil evaluasi ulangan KPSP usia 36
Hasil evaluasi stimulasi perkembangan, anak belum dapat “melempar bola
sejauh 1,5 meter dan mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3
meter”Hasil pemeriksaan anak masih mengalami keterlambatan tumbuh
kembang pada KPSP nomor 5, dan 10.
Hasil: ibu dan keluarga memahami hasil pemeriksaan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
b. Pujidan motivasi ibu dan keluarga atas kemauan dalam menstimulasi
anaknya. Memuji keluarga atas kemauan keluarga dalam menstimulasi
anaknya.
Hasil: ibu mampu menerima hasil pemeriksananakya.
c. Memberitahu kepada ibu bahwa stimulasi akan terusdi lanjutkan yaitu,pada
aspek gerak kasar yaitu anak belum bisa melempar bola sejauh 1,5 meter dan
mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter”.
Hasil: Ibu sudah mengetahui stimulasi yang akan di lakukan selanjutnya
d. Menganjurkan ibu untuk terus memberikan makanan dengan menu gizi
seimbang seperti sayuran, tahu, tempe, ikan/daging, telur, buah pisang,
pepaya, susu serta air mineral. Ajarkan juga kepadaanak untuk mengenal
berbagai jenis sayuran Seperti : sayur bayam, sayur sop, sayur kangkung.
Anjurkan ibu untuk menjaga pola makan anak dan berikan snak ringan agar
anak tidak cepat bosan.
Hasil: Ibu bersedia mengenalkan berbagai sayur kepada anaknya dan akan
memberikan makan dengan menu seimbangserta menjaga pola makan
anaknya
37
e. Memberitahu ibu untuk kunjungan pada tanggal 2 minggu lagi untuk evaluasi
stimulasi yang telah di berikan selama 2 minggu ini, apakah anak sudah
dapat melempar bola dan mengayuh sepeda roda tiga ataubelum.
Hasil: Ibu bersedia dilakukan 2 minggu lagi.

38
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori
danhasil tinjauan kasus pelaksanaan asuhan kebidanan tumbuh kembang pada anak
KJ. di ruang Tumbuh Kembang Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi tanggal 14
Desember 2020 dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari 7
langkah Varney (2007).
A. Pengumpulan Data Dasar
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang
akan menentukanproses interpretasi yang
benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalampendekatan ini
harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil
pemeriksaansehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya dan
valid. Kaji ulang datayang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan
akurat (Varney, 2007)
Studi kasus asuhan kebidanan tumbuh kembang pada An. KJdilakukan
berdasarkan subjektif dari hasil wawancara penulis kepada ibu dan data objektif
pada anak. Hasil pemeriksaan fisik Keadaan Umum : baik Kesadaran :
composmentis Antropometri (BB : 11,4 KgPB : 90 cmLK : 47 cmLila : 16 cm).
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)Didapatkan hasil meragukan pada KPSP 36 bulandengan
jumlah skor 7. Tes Daya Dengar (TDD)Jumlah jawaban “Tidak” = 0 Tidak
mengalamigangguan dalam pendengaran. Tes Daya Lihat (TDL)Jumlah jawaban
“Tidak” = 0 Tidak mengalamigangguan dalam penglihatan.
Ada tiga jenis deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan (Kemenkes RI, 2016) , yaitu deteksi dini pertumbuhan untuk
mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali. Jenis
instrument yang digunakan Berat Badan menurut Tinggi Badan Anak (BB/TB),
Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA). Deteksi dini penyimpangan
perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguanperkembangan anak
39
(keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar Jenis instrumen
yang digunakan yaitu Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP), Tes Daya
Lihat (TDL), Tes Daya Dengar Anak (TDD). Deteksi dini penyimpangan mental
emosional, yaitu untuk mengetahui adanyamasalah mental emosional, autism,
gangguan pemusatan perhatian, danhiperaktivitas. Instrumen yang digunakan
yaitu Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME), Checklist for Autism in
Toddlers (CHAT) dan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH). Berdasarkan hal tersebut diatas tidak ada perbedaan antara teori dan
praktik.
B. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
telah dikumpulkandiinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan
masalah yang spesifik.Rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan
karena masalah tidak dapatdidefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap
membutuhkan penanganan (Varney, 2007).
Hasil pengkajian pada An. KJdidapatkan data subjektif dan objektif yang
diperoleh dapat diinterpretasikansebagaiusia 36 bulan 3 hari dengan KPSP
meragukan dengan masalah keterlambatan perkembangan morotik kasar serta
bicara dan bahasa. Data dasar yang mendukung Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis Antropometri (BB : 11,4 KgPB : 90 cmLK : 47
cmLila : 16 cm). Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP)Didapatkan hasil meragukan pada KPSP 36
bulandengan jumlah skor 7. Tes Daya Dengar (TDD)Jumlah jawaban “Tidak” =
0 Tidak mengalamigangguan dalam pendengaran. Tes Daya Lihat (TDL)Jumlah
jawaban “Tidak” = 0 Tidak mengalamigangguan dalam penglihatan. Sesuai
dengan HASIL penilaian KPSP, bila setelah diteliti jawaban “ya” berjumlah 7- 8,
berarti perkembangan anak meragukan (Kemenkes RI, 2016).

C. Diagnosa/Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lainnya berdasarkan
masalah yang sudah ada adalah suatu bentuk antisipasi/pencegahan yang dirasa

40
perlu, serta suatu bentuk kewaspadaan dan persiapan dalam menghadapi
masalah/penyulit sehingga dapat memberikan asuhan yang aman dan sesuai
standar (Varney, 2007).
Berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi dalam
asuhan kebidanan pada An. KJpotensial terjadinya penyimpangan terhadap
perkembangan anak. Bila setelah diteliti jawaban “ya” berjumlah 7- 8, berarti
perkembangan anak meragukan dan perlu pemeriksan ulang 2 minggu kemudian
dengan pertanyaan yangsama. Jika jawaban tetap sama maka kemungkinan ada
penyimpangan (Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan hal tersebut tidak ada
perbedaan antara teori dan praktik.

D. Identifikasi Tindakan Segera/Kolaborasi


Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa atau masalah
potensial dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin
muncul sehubungan dengan keadaan yang dialami ibu.(Varney 2007).
Tindakan segera atau kolaborasi dilakukan berdasarkan indikasi yang
memerlukan penanganan yang cepat dan tepat sehingga memerlukan
kolaborasidengan tenaga kesehatan yang ahli dibidangnya. Berdasarkan kasus
ini, tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera.

E. Perencanaan
Dibuat berdasarkan diagnosa yang muncul serta membantu klien
mengatasi masalah dan kebutuhannya. Membuat rencana asuhan yang
komprehensif ditentukan oleh langkah sebelumnya yaitu dari masalah dan
diagnosa yang sedang terjadi serta mencakup bimbingan atau konseling yang
berkaitan dengan masalah/kondisi pasien saat itu untuk mengantisipasi hal-hal
yang tidak diharapkan dan perubahan perilaku klien sesuai harapan (Varney,
2007).
Rencana asuhan kebidanan tumbuh kembang pada An. KJadalah
pemeriksaan fisik, pemeriksaan perkembangan anak melalui KPSP, TDD dan
TDL, sampaikan hasil pemeriksaan, bimbing dan motivasi ibu dalam
stimulasiaspek bicara dan bahasa, serta gerak kasar, berikan edukasi tentang

41
pentingnya gizi seimbang, personal hygiene dan kebersihan lingkungan,
anjurkan ibu untuk menimbang anaknya minimal 8 kali setahun dan SDIDTK
minimal 2 kali setahun, jelaskan pada ibu bahwa anak perlu bermain, aktifitas
fisik dan tidur, anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi.
Bila hasil KPSP menunjukan hasil meragukan makan tindakan yang harus
dilakukan (Kemenkes RI, 2015) yaitu beri petunjuk pada ibu agar melakukan
stimulasiperkembangan pada anak lebih sering lagi.Ajarkan ibu cara melakukan
intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpanganatau
mengejar ketertinggalannya.Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkanpenyimpangan
perkembangannya.Lakukan penelitian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai umuranak.Jika hasil KPSP ulang jawaban
“Ya” tetap 7 atau maka kemungkinan ada penyimpangan (P). berdasarkan hal
diatas tidak ada perbedaan asuhan yang diberikan dengan teori.

F. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah sebuah proses menyelesaikan masalah klinis,
membuat suatu keputusan dan memberi perawatan. Pada tahap ini, pelaksanaan
adalah melaksanakan perencanaan asuhan yang menyeluruh. Perencanaan ini
dapat dilakukan oleh bidan, bidan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya,
atau oleh klien itu sendiri. Walaupun ada beberapa pelaksanaan yang tidak
dilakukan oleh bidan itu sendiri namun bidan tetap berkewajiban untuk
mengarahkan pelaksanaannya dan memastikan langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana (Varney, 2006).
Tindakan yang dilakukan dalam asuhan kebidanan tumbuh kembang pada
An. KJ dilaksanakan sesuai yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan asuhan
tidak terdapat hambatan dan pelaksanaan asuhan sesuai dengan kebutuhan dan
masalah yang dialami anak.

42
G. Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telahterpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
diagnosa dan masalah.Rencana asuhan apakah sudah efektif dalam
pelaksanaannya (Varney, 2007). Ada kemungkinan bahwasebagian rencana
tersebut efektif sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwaproses
manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan
makaperlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui
manajemenkebidanan serta melakukan penyesuaian terhadap rencana asuhan
tersebut
Evaluasi dalam asuhan kebidanan tumbuh kembang An. KJ sebagai
berikut, pertumbuhan anak dalam keadaan baik, perkembangan mental emosional
anak baik, ibu mengerti cara menstimulasi anaknya dirumah setiap hari seperti
aspek bicara dan bahasa, serta gerak kasar dan dapat mengulang kembali cara
stimulasi anak secara mandiri. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
dan bersedia melakukan setiap anjuran yang diberikan, Ibu bersedia untuk
kunjungan ulang setelah 2 minggu setelah rutin melakukan stimulasi.
Menurut Kemenkes RI (2016) Bila setelah diteliti jawaban “ya”
berjumlah 7- 8, berarti perkembangan anak meragukan dan perlu pemeriksan
ulang 2 minggu kemudian dengan pertanyaan yang sama. Jika jawaban tetap
sama maka kemungkinan ada penyimpangan. Berdasarkan hal ini tidak ada
perbedaan antara teori dan praktik.

H. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


Setelah dilakukan pendokumentasian dengan 7 langkah manajemen
Varney pada asuhan kebidanan tumbuh kembang, dilanjutkan dengan
pendokumentasian dengan catatan perkembangan SOAP. Langkah ini dilakukan
sesuai dengan teori sehingga pendokumentasian pada kasus An. KJ dilakukan
secara menyeluruh dan sistematis.Oleh Karena itu, tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan penerapan kasus di lahan praktik.

43
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan tumbuh kembang pada An. KJ
di Ruang Tumbuh KembangPuskesmas Pakuan Baru Kota Jambi tanggal14
Desember 2020 menggunakan manajemen menurutVarney, maka penulis dapat
membuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dasar
Pengumpulan data dasar atau pengkajian dilakukan dengan Anamnesa untuk
memperoleh data Subjektif dan dengan Pemeriksaan untuk memperoleh
data Objektif.Pada kasus An. KJ didapat hasil KPSP meragukan. Tahap
pengumpulan data sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dan penerapan kasus di lahan praktik.
2. Intepretasi Data
Intepretasi data dilakukan dengan menganalisa data dasar yang diperoleh
sehingga bisa menegakkan diagnosa dan masalah sesuai dengan keadaan
anak. Pada kasus An. KJ, ditegakkan diagnosa yaitu An. KJ usia 36 bulan 3
hari dengan KPSPmeragukan.
3. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada kasus An. KJditegakkan diagnosa atau masalah potensial yaitu
potensial terjadi penyimpangan perkembangan.
4. Identifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan
Segera/Kolaborasi
Pada kasus An. KJtidak ada kebutuhan yang memerlukan penangan
segera/kolaborasi.
5. Merencanakan Asuhan yang Komprehensif/Menyeluruh
Rencana asuhan dibuat sesuai degan kebutuhan pasien dan teori asuhan
kebidanan tumbuh kembang.
6. Melaksanakan Perencanaan/Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Pada kasus An. KJsemua perencanaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
44
diagnosa, masalah dan kebutuhan sehingga tidak terjadi kesenjangan antara
teori dan penerapan kasus di lahan praktik.
7. Evaluasi
Pada evaluasi kasus An. KJ didapat bahwa sebagai berikut, pertumbuhan
anak dalam keadaan baik, perkembangan mental emosional anak baik, ibu
mengerti cara menstimulasi anaknya dirumah setiap hari seperti aspek
bicara dan bahasa, serta gerak kasar dan dapat mengulang kembali cara
stimulasi anak secara mandiri. Ibu mengerti tentang penjelasan yang
diberikan dan bersedia melakukan setiap anjuran yang diberikan, Ibu
bersedia untuk kunjungan ulang setelah 2 minggu setelah rutin melakukan
stimulasi.
8. Pendokumentasian Kegitan/Asuhan
Pendokumentasian Asuhan dilakukan dengan manjemen 7 langkah Varney
dan dengan catatan perkembangan SOAP sehingga pendokumentasian
dilakukan secara lengkap dan menyeluruh. Oleh Karena itu, tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan penerapan kasus di lahan praktik

B. Saran
1. Bagi Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi
Diharapkan Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambidapat meningkatkan
manajemen asuhan tumbuh kembang meragukan.
2. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan
Diharapkan dapat menambah wawasan khususnya mahasiswa
kebidanan dan mahir dalam pelaksanaan asuhan kebidanan tumbuh kembang.
3. Bagi penulis
Diharapkan dapat mengaplikasikan apa yang telah di dapat selama
perkuliahan dalam asuhan kebidanan tumbuh kembang.

45
DAFTAR PUSTAKA

Heryudarini Harahap, 2018.


Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Anak Usia 0,5-1,9 Tahun
Terkait Dengan Asupan Makanan Dan Pengasuhan Yang Kurang.Journal of
The Indonesian Nutrition Association. Volume 41 nomor 1: 49-58.
Hidayat A.A.A (2005)
Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Salemba Medika, editor. Jakarta.

Hurlock (2009)
Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Istri Utami, 2020.


Faktor-Faktor Gangguan Tumbuh Kembang Balita Usia 12-59 Bulan di Posyandu
Mekar I Jomegatan Kasihan Bantul. Jurnal Assiyah Yogyakarta. Hal 192-202.

Kemenkes RI (2012)
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh K embang
Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta

____________(2015)
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.

___________(2016)
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Jakarta.

Marmi K, R (2015)
Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.

Piper JD et al, 2017


Water, Sanitation And Hygiene (WASH) Interventions: Effects On Child
Development In Low- And Middle-Income Countries (Protocol). Cochrane
Database of Systematic Reviews 1-40

Soetjiningsih, IG. Gde Ranuh (2013)


Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. EGC. Jakarta.

Sulistyawati, A. 2014.
Deteksi Tumbuh Kembang Anak.SalembaMedika. Jakarta Selatan.

Varney, H. et al. (2007)


Midwifery. UK: Lippincot.

46
Wong, et al. (2009).
Buku ajar keperawatan pediatrik. (alih bahasa: AndryHartono, dkk). EGC.
Jakarta.

Yudi Arimba Wani,2018


Survei Status Gizi Dan Perkembangan Anak Balita Menggunakan Kuesioner
Praskrining Perkembangan (KPSP). Majalah Kesehatan FKUB .Volume 4
Nomor 1.

https://www.unicef.org/reports/state-of-worlds-children-2019 diakses tanggal 1 Januari 2021

47

Anda mungkin juga menyukai