Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3


BULAN DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN
DI UPT PUSKESMAS SRESEH

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan

Stase Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :
NURUL IMAMAH
21159010113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Studi Kasus yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Pada Akseptor Kb Suntik 3
Bulan” dengan tujuan untuk memenuhi tugas selama praktek, tak lupa terimakasih
pada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, termasuk
kedua orang tua saya yang telah memberi dukungan moral maupun material
kepada saya.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai


pihak, Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya.

Sampang 9 September 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan
nasional dicapai dengan berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan
kesehatan dan juga dipengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan
penduduk. Sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan
bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur, proses
pertumbuhan penduduk harus dipantau dan dikendalikan salah satunya
dengan pengadaan program Keluarga Berencana (KB).
Program KB nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan
penduduk. Dalam upaya menjunjung keberhasilan Program KB Nasional
yaitu tercapainya kondisi pertumbuhan penduduk seimbang.
Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang berusaha
meningkatkan mutu para pelaksana, pengelola dan peserta KB disemua
lini lapangan di pedesaan baik di kota maupun di desa. Begitu juga dengan
para akseptor KB diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang
alat kontrasepsi yang digunakannya.
Tujuan Gerakan KB Nasional ialah mewujudkan keluarga kecil
bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang
sejahtera melalaui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk
Indonesia. Sasaran gerakan KB Nasional ialah :
1. Pasangan Usia Subur dengan prioritas PUS muda dengan paritas
rendah
2. Generasi muda
3. Pelaksana dan pengelola KB
4. Sasaran wilayah
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu keluarga berencana dengan melakukan pengkajian data subyektif dan
obyektif
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Do dan Ds
2. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa/ masalah potensial yang
timbul
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera
4. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan yang telah
direncanakan
5. Mahasiswa mampu mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah
diberikan pada ibu
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Keluarga Berencana


1. Pengertian
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di
Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya
yang praktis, harganya relatif murah dan aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu
harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat
ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai
persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh
memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal
5 tahun.

2. Pemilihan Kontrasepsi Berdasarkan Tujuan


Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang
dapat diguakan untuk tujuan tersebut. Tanyakan juga apa ibu sudah memikirkan
pilihan metode tertentu
Tabel 2.1 Pilihan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tujuan Pemakaian
Urutan FaseMenunda Kehamilan Fase Menjarangkan (anak Fase Tidak Hamil
Prioritas ≤ 2) Lagi (anak ≥3)
1 Pil AKDR Steril
2 1UD Suntik AKDR
3 Kondom Mini Pil Implant
4 Implant Pil Suntikan
5 Suntikan Implant Kondom
6 Kondom Pil

Sumber: Kemenkes RI (2013)


1. Jenis Kontrasepsi Menurut Kemenkes RI (2012)
Jenis Kontrasepsi Sebagai Berikut:
a. Pil Pil KB
Pil KB adalah hormon yang mengandung estrogen dan progesteron
atau progesteron saja yang diminum setiap hari selama 21hari atau
28 hari. Tingkat keberhasilannya 92-99% (Safrudin & Hamidah,
2009).
b. Suntik.
Suntik adalah hormon progesteron yang disuntikkan ke bokong/ otot
panggul atau lengan setiap 3 bulan atau hormon estrogen yang
disuntikan setiap 1 bulan sekali. Tingkat keberhasilannya lebih dari
99% (Syafrudin & Hamidah, 2009).
c. Implan
Implan terdiri dari 1 atau 6 kapsul yang dimasukkan ke bawah kulit
lengan atas serta secara perlahan melepaskan hormon progesteron
selama 3 atau 5 tahun. Tingkat keberhasilan atau efektivitasnya
9799% (Safrudin & Hamidah, 2009).
d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukan kedalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik (polyethyline), ada
yeng dililiti tembaga (Cu), ada pula yang tidak, ada yang dililiti
tembaga bercampur perak (Ag), selain itu ada pula yang dibatangnya
berisi hormon progesteron (Manuaba, 2009).
e. Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
fertilitas (kesuburan) seseorang perempuan dengan cara mengikat
dan memotong atau memasang cincin pada saluran tuba sehingga
ovum tidak dapat bertemu dengan sel sperma (Siswosuharjo, 2008).
f. Vasektomi Vasektomi adalah operasi sederhana untuk memotong
saluran pembawa sperma dari kantongnya (zakar) ke penis.
Vasektormi adalah prosedur pembedahan kecil dimana deferentia
vasa manusia yang terputus, dan kemudian diikat / ditutup dengan
cara seperti itu untuk mencegah sperma dari memasuki aliran mani
(ejakulasi) (Sari dkk, 2012).
2.2 . JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara
lain:
1. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
2. Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston.
2.3 CARA KERJA
1. Menghalangi ovulasi (masa subur)
2. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
3. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
4. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
5. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah
kehamilan selama jangka waktu tertentu (antara 1 3 bulan). Cairan
tersebut merupakan hormon sistesis progesteron. Pada saat ini terdapat
dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-
provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan
kedua yaitu campuran progestin dan estrogen propionat, misalnya
Cyclo Provera. Hormon ini akan membuat lendir rahim menjadi kental,
sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat ini juga mencegah
keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak
siap menerima hasil pembuahan.
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik terbagi dalam dua bagian,
yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah mencegah
ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan tidak
terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-
releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan
proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan
pil oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi
melalui efek langsung pada kelenjar hipofise. Penggunaan kontrasepsi
suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi
dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering
stroma menjadi oedematous. Dengan pemakaian jangka lama,
endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak
didapatkan atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan
biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi
normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan
sedikit sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme
sekunder ini juga membuat endometium kurang layak untuk implantasi
dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga
mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan
mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan
tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan
mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera,
endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas
kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen
akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.

2.4. KEUNTUNGAN
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik,
dengan angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun). Suntikan KB tidak
mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan
KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi
perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker
bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil,
tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak
diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga
paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak
mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit
jantung dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan
oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik,
tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan
suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan,
hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi
suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat
digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
2.5 KERUGIAN DAN EFEK SAMPING
1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan
yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas,
dan jerawat.
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena
pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat
kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan
mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi.
Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi
lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak
yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah
seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan
air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung
mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini
juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon
progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni)
saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama
akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita.
2.6. INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien
menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah
mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap.
Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin
menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau
klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang
menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu
proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
2.7. KONTRA INDIKASI
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra
indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan
KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver),
kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah
tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing
manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam
persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit
kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi
pantangan penggunaan KB suntik ini
2.8. CARA PEMBERIAN
1. Waktu Pemberian
a. Setelah melahirkan : hari ke 3 5 pasca salin dan setelah ASI
berproduksi
b. Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30
hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi)
c. Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
2. Lokasi Penyuntikan
a. Daerah bokong/pantat
b. Daerah otot lengan atas
2.9 INTERAKSI OBAT
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi
dari medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi
medroxyprogesterone dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas
medroxyprogesterone.

2.10 CARA PENYIMPANAN


Disimpan dalam suhu 20-25C

2.2 Konsep menejemen askeb keluarga berencana


1. Pengkajian
A. Data subyektif
1) Identitas
Nama : untuk mengenal pasien dan memanggil pasien agar tidak
keliru dengan pasien lain
Umur : untuk memastikan resiko bila alat kontrasepsi yang dipilih
tidak sesuai dengan kondisi
Agama : untuk mempermudah bidan dalam melakukan pendekatan
dan memberikan asuhan kebidanan
Pendidikan: untuk mengetahui tingkat intelektual karena
mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan
Pekerjaan: untuk mengetahui tingkat taraf hidup dan sosial ekonomi
pasien agar nasehat yang diberikan nantinya sesuai
Alamat: untuk mengetahui tempat tinggal ibu menjaga bila ada ibu
yang namanya sama dilakukan juga untuk melakukan
kunjungan ulang pada pasien
2) Keluhan utama
Merupakan pernyataanpasien mengenai gangguan atau
penyakit yang diderita atau yang menyebabkan pasien datang keluhan
yang biasa pada ibu dengan alat kontrasepsi suntik 1 bulan yaitu:
a. Anemorhea / terlambat haid
b. Nyeri abnomen yang berat
c. Timbulnya abses atau pendarahan pada tempat injeksi
d. Sakit kepala migraine, sakit kepala berulang yang berat
e. Pendarahan berat yang 2 kali lebih panjang dan masa haid
3) Riwayat penyakit lalu
Penting dikahi adanya riwayat penyakit seperti leokorea,
pendarahan bukan haid, pusing, sesak, dan lain- lain riwayat tersebut
dapat mempengaruhi keadaan ibu selama mengikuti alat kontrasepsi
tersebut
4) Riwayat perkawinan
Hal ini mengetahui apakah ibunya dalam usia muda dan tua
untuk mengetahui status pasien tersebut
5) Riwayat mensturasi
a. Menarchea: untuk mengetahui keadaan alat kandungan normal atau
tidak
b. Siklus / lama haid: untuk mengetahui haid terarur/ tidak
c. Flour albas: mengetahui ada komplikasi pada flour albas ibu/ tidak
bisa dideteksi melalui warna, jumlah dan konsistensi
d. Disminorchea: mengetahui apakah ada gangguan berupa nyeri
dalam sesudah atau selama haid
6) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
a. Suami: untuk mengetahui pasangan hidupnya satu atau lebih
b. Kehamilan: untuk mengetahui hamil yang keberapa dan jumlah
anak sehingga dapat menentukan alat kontrasepsi yang tepat
c. Usia kehamilan:mengetahui bagaimana usia kehamilan ketika anak
dilahitkan, premature, aterm atau lainnya
d. Nifas
e. Laktasi: mengetahui produksi asi dan komplikasi yang terjdai pada
masa nifas
f. Masalah: untuk mengetahui adanya komlikasi selama masa nifas
7) Riwayat KB
a. Jenis kontrasepsi: memudahkan dalam menentukan kapan klien
bisa menggunakan alat kontrepsi 1 bulan
b. Lama: mengetahui jangka waktu dalam menggunakan alat
kontrasepsi tersebut
c. Keluhan: mengetahui gangguan atau efek samping apa saja yang
terjadi pada klien selama menggunakan alat kontrasepsi tersebut
8) Riwayat psikososial pola aktifitas sehari- hari
a. Hubungan ibu dengan keluarga
Mengetahui keadaan ibu dan keluarga dalam menggunakan alat
kontrasepsi
b. Respon keluarga terhadap KB
Mengetahui apakah ibu atau klien mengetahui program ini atas
kemauan sendiri atau karena adanya paksaan dari orang lain
c. Pengambilan keputusan dari keluarga
Mengetahui ibu program ini atas kemauan sendiri atau adanya
paksaan dari orang lain.
9) Pola aktifitas sehari- hari
a. Nutrisi
mengetahui asupan nutrisi ibu selama dan sesudah menggunakan
alat kontrasepsi dapat mempengruhi BB pada ibu
b. Eliminasi
untuk mengetahui sekresi ibu, apakah mengalami gangguan atau
tidak sebelum dan sesudah menggunakan alat kontrasepsi
c. Istirahat
mengetahui berapa lama ibu beristirahat setiap harinya karena hal
itu juga berpengaruh pada kesehatannya
d. Personal hygiene
mengetahui kebersihan alat reproduktif ibu agar tidak terjadi
infeksi yang akan berpengaruh pada kesehatannya
e. Aktifitas
mengetahui apa saja kegiatan sehari- hari ibu juga dapat membantu
dalam pemilihan alat kontrasepsi yang cocok
f. Sexsualitas
mengetahui adanya masalah selama melakukan hubungan
seksualitas yang mungkin dapat memperngaruhi kesehatannya
g. Kebiasaan merokok, obat dan minum jamu
mengetahui apa kebiasaan ibu dalam sehari- hari yang dapat
mempengaruhi apa kebiasaan ibu dalam sehari- hari yang dapat
mempengaruhi alat kontrasepsi.
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik- cukup- lemah
1) Kesadaran ; composmentis : kesadaran penuh
2) Samnilen: setengah sadar
3) Apatis: tidak sadar
4) Koma: sekarat/ tidak sadar penuh
b. Tanda- tanda vital
1) Tekanan darah: normal120/80- 130/90mmhg
2) Nadi: normal 80-100 x/m
3) Suhu: normal 36,5-37,5c
4) Resepsi : normal 18-24x/m
d. Antropomentri
TB : mengetahui apakkah ibu panggul rampil / tidak normal
insum
BB : mengetahui apakah klirn dengan KB sekian kilogram dapat
mengikuti program KB atau tidak dan dapat menentukan
kontrasepsi yang sesui dengan keadaan berat badannya
2. Pemerksaan fisik
a. Mata: simetris, konjungtiva merah muda/ tidak, sklera putih/
tidak
b. Leher: terdapat pembesaran kelenjar limfe, thyroid dan vena
jugularis
c. Mamae: simetris/ tidak, papila dan areola hyperpigmentasi /
tidak
d. Axila: terdapat pembesaran kelenjar limfe/ tidak
e. Abdomen: terdapat pembesaran abdomen/ tidak ada luka operasi
C. Assessment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interprestasikan data subyektif dan obyektif dalam situasi diagnosa atau

masalah dan antisipasi diagnosa atau masalah potensialo lain. Assessment

termasuk langkah 2,3,4 dalam 7 langkah varney.

D. Planing Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan

dan evaluasi berdasarkan assessment, planning terdiri dari langkah 5,6,7

dalam 7 langkah varney


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

Hari/ tangal : 25 Agustus 2022


Jam : 09.00 wib
I. Pengkajian
A. DATA SUBYEKTIF
Data umum
Nama ibu : Ny. H Nama Suami : Tn.M
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : MI Pendidikan : MI
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Sreseh Alamat : Sreseh
1. Alasan Datang : kunjungan ulang KB suntik 3 bulan
2. Riwayat kesehatan reproduksi
a. Riwayat perkawinan
Kawin 1 kali, pernikahan ke 1, umur saat menikah 23 tahun, lamanya
pernikahan 1 tahun
b. Riwayat mensturasi
Menarche usia 13 tahun, siklus kadang tteratur 28 hari, lama 7 hari,
sifat darah encer, flour albus ya, disminorea ya, banyaknya 20-30 cc
c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Persalinan Nifas
N Tgl
UK Ket.
O lahir Kompli BB Lakta Masal
Jenis Penolong JK
kasi lahir si ah

10-8- 9 3200 12
1. Spt B Bidan - Lk + -
2021 bulan gr bulan
d. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Mulai memakai Berhenti / cara ganti
N Jenis
O kontrasepsi Alasa
Tgl Oleh tempat Keluhan Tgl oleh Tempat
n

Kenaikan
KB suntik 3 4-10-
1 Bidan Pkm berat - - -
bulan 2021
badan

e. Riwayat kesehatan
1. Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit yang sedang
diderita,seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, hipertensi dan
kanker
2. Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang berbadan
gemuk, dan tidak ada yang memiliki penyakit jantung, hipertensi,
dan kanker. Namun ada yang menderita penyakit diabetes
mellitus.
f. Pola aktifitas sehari- hari
1. Nutrisi
ibu makan 2-3 kali sehari porsi sedang, dengan nasi sayuran, lauk
pauk, gorengan, minum air putih ± 8 gelas per hari
2. Eliminasi
ibu BAB 1x/ hari konsistensi lunak, bau khas, warna kuning
kecoklatan, BAK 3-4x/ hari warna kuning jernih
3. Istirahat
ibu tidur siang ± 1 jam / hari, tidur malam ± 8 jam / hari
4. Personal Hygiene
Ibu mandi 3x sehari, ganti baju 2x sehari, keramas serta gosok gigi,
mengganti pembalut jika penuh serta setiap BAK.
5. Aktifitas
ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.
6. Psikososial dan spiritual
a. Ibu menggunakan alat kontrasepsi atas kehendak sendiri, suami
mengijinkan

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran : composmentis
b. Keadaan umum : baik
c. TTV : TD: 110/70 mmhg N: 80x/m
S: 36,5c RR: 20x/m
d. Antropometri
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan
a. Berat badan pada awal pemakaian : 48 kg
b. Berat badan saat ini : 57 kg
Peningkatan berat badan : 9 kg dalam 1 tahun
Berat badan ibu normalnya : BBI = ( Tinggi badan - 100 ) – [ 10%
x ( Tinggi badan-100) ] = ( 150-100 )-[10%(150-100)] = 45 Kg
Pemeriksaan fisik
a) Wajah : tidak pucat, tidak odema
b) Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
c) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe serta
vena jugularis
d) Mamae : simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada
nyeri tekan
e) Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada benjolan
abnormal, tidak ada nyeri tekan
f) Ektermitas : atas: tidak odem
bawah : tidak odem, tidak ada varises
C. ANALIS DATA
P10001 Akseptor lama KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami
kenaikan berat badan yaitu sebanyak 8 kg dari berat badan awal
memakai adalah 48 kg dan sekarang menjadi 56 kg
“ibu mengetahui telah mengalami kenaikan berat badan sebanyak 8 kg”
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa berat badan badan ideal ibu adalah 45
kg. Selama menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan ini normalnya
pertambahan berat badan adalah 1-5 kg pada tahun pertama. selanjutnya
adalah 2,3-2,9 kg per tahunnya. “ibu mengerti kenaikan normal berat
badan ibu dan berat badan ideal ibu”
3. Menjelaskan kepada ibu tentang efek kontrasepsi suntik 3 bulan,
diantaranya :
a. Gangguan haid
b.Penambahan berat badan disebabkan nafsu makan meningkat
dikarenakan hormone progesterone merangsang pusat pengendalian
nafsu makan di hipotalamus
c. Terlambatnya kembali kesuburan setelah pemakaian “ibu mengerti
tentang efek samping kontrasepsi suntik 3 bulan
4. Menganjurkan ibu diet tinggi serat dengan penambahan buah yang
mengandung tinggi serat berupa jambu klutuk dan apel merah
perharinya karena Serat mempunyai kemampuan menahan air dan dapat
membentuk cairan kental dalam saluran pencernaan. Sehingga makanan
kaya akan serat, waktu dicerna lebih lama dalam lambung, kemudian
serat akan menarik air dan memberi rasa kenyang lebih lama sehingga
mencegah untuk mengkonsumsi makanan lebih banyak. Makanan
dengan kandungan serat kasar yang tinggi biasanya mengandung kalori
rendah, lemak rendah yang dapat membantu mengurangi bertambahnya
berat badan. dan menganjurkan ibu untuk senam aerobik 3x/minggu
dengan lama senam 30 menit“ibu mengerti dengan apa yang
dijelaskan”
5. Menganjurkan ibu kembali pada tanggal 12-06-2022, ‘’ibu bersedia
6. Memberikan kartu KB
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada langkah ini peneliti melakukan pengkajian untuk mendapatkan data

subjektif dengan cara wawancara pasien. Data subjektif yang didapatkan dari

kasus ini yaitu identitas pasien yang bernama Ny. H umur 24 tahun. telah

memiliki 1 orang anak, pasien telah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan ini

selama 10 Bulan. Pola kebutuhan nutrisi selama menggunakan kontrasepsi ini

meningkat, hal ini dapat dilihat dari frekuensi pola makan 3-4x sehari dengan

porsi makan 1-2 piring. Pasien juga memiliki pola tidur di siang hari 1-2 jam, dan

malam 7-9 jam. Pasien dalam kesehariannya hanya melakukan aktifitas yang

ringan saja seperti memasak, menyapu, menyuci piring, dan cuci baju.

(Harnawatiaj,2009).

Perubahan berat badan akseptor Kontrasepsi suntik 3 bulan dikarenakan

adanya hormon progesteron yang kuat sehingga merangsang hormon nafsu makan

yang ada di hipotalamus. Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari

biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon

progesteron dirubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat

badan ini akibat adanya penumpukan lemak yang berlebih hasil sintesa dari

karbohidrat menjadi lemak (Susanti,2015).


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Alat kontrasepsi 3 bulan merupakan upaya untuk membantu individu
atau pasangan suami istri dalam mengatur kelahiran, baik untuk sementara
agar mencegah bertambahnya anak yang berupa suntikan dengan kandungan
Mesigyna.Depo Medroxy Progesteron Asetat yang diberikan setiap 3 bulan
Efek samping yang sering terjadi pada pengguna KB suntik
hormonal yaitu dapat menambah kenaikan berat badan, mens tidak teratur
dll

B. SARAN
 Mahasiswa harus lebih aktif dalam melakukan identifikasi masalah
yang ditemukan dilapangan khususnya pada penggunaan alat
kontrasepsi.
 Mahasiswa harus mampu mendeteksi efek samping yang terjadi
pada penggunaan alat kontrasepsi tersebut, serta dapat mengatasi
efek samping yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

-Arum D dan Sujiyatini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.

-Jogjakarta: Nuha Medika BKKBN. 2014. Situasi dan Analisis Keluarga

Berencana. Jakarta : KEMENKES

-Haryati, dkk. 2011. Pengaruh Lamanya Pemakaian Alat Kontrasepsi Depo

Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) Terhadap Kenaikan Berat

Badan. Jurnal Bidan Prada. Vol 2, No 2

-Hastuti, Diah Puji. 2015. Asuhan Kebidanan akseptor KB Suntik 3 bulan pada

Ny. Y P2A0 umur 26 tahun dengan Kenaikan berat Badan di RB An-

Nuur Surakarta. Surakarta: STIKES Kusuma Husada

-Mardiyaningsih, dkk. Analisis Perbedaan Berat Badan Sebelum dan Selama

Menggunakan KB Suntik 3 bulan. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan.

http://jurnal.ummgl.ac.id/11/12.pdf diakses tanggal 16 februari 2016

-Pratiwi, dkk. 2014. Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Suntik

DMPA dengan Peningkatan Berat Badan. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol

3, No 3.

-Utomo, dkk. 2012. Latihan Senam Aerobik Untuk Menurunkan Berat Badan,

Lemak, dan Kolesterol. Journal of Sport Sciences and Fitness. Vol 1, No.

1. http://journal.unnes.ac.id/205/235.pdf diakses tanggal 17 februari 2016

Anda mungkin juga menyukai