Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
 Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam
masa 24 jam setelah anak lahir.
(Rustam, 1998 : 298)
 Perdarahan post partum adalah perdarahan 500 cc atau lebih setelah kala
III selesai (setelah plasenta lahir). Perdarahan darah yang keluar sukar
untuk dilakukan secara tepat.
(Sarwono, 2000 : 188)
 Perdarahan post partum adalah perdarahan yang melebihi 500 cc dalam 24
jam pertama setelah anak lahir.
(Sulaiman, 1984 : 231)

B. Etiologi
1. Atonia uteri
Pada atonia uteri tidak mengadakan kontraksi dengan baik, dan ini
merupakan sebab dari perdarahan post partum. Uterus yang sangat
teregang (hidramnion, kehamilan ganda atau kehamilan dengan janin
besar), partus lama dan pemberian markosis merupakan predispsosisi
untuk terjadinya atonia uteri.
2. Laserasi jalan lahir
Perlukaan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan
yang banyak bila tidak direparasi dengan segera..
3. Hematoma
Hematoma yang biasanya tidak pada daerah-daerah yang mengalami
laserasi/pada daerah jahitan perineum.
4. Lain-lain
a. Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus,
sehingga masih ada pembuluh darah yang terbuka.

1
2

b. Ruptura uteri : robekan dinding rahim akibat dilampauinya daya


regang miometrium.
c. Inversio uteri : uterus berputar balik, sehingga uteri terdapat dalam
vagina dengan selaput lendirnya sebelah luar.
(Sarwono, 2000 : 188-189)
5. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya hipofibrinogenemia yang sering
dijumpai pada :
a. Perdarahan pervaginam yang banyak.
b. Solusio placenta : terlepasnya placenta dari tempat implantasinya yang
normal pada uterus, sebelum janin dilahirkan.
c. Kematian janin yang lama dalam kandungan.
d. Preeklamsi dan eklamsi.
e. Infeksi, hepatitis dan septiksyok.
(Rustam, 1998 : 3000)

C. Gejala-gejala
Gejala-gejala yang muncul :
 Perdarahan pervaginam.
 Konsistensi rahim lunak.
 Fundus uteri naik (kalau pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan
darah/selaput janin).
 Tanda –tanda shock.
Perbedaan perdarahan atonis dengan perdarahan karena robekan cervik
adalah :
Perdarahan karena atonia Karena robekan kuat
- Kontraksi uterus lemah - Kontraksi uterus kuat
Darah berwarna merah tua - Darah berwarna merah
karena berasal dari vena muda karena berasal dari uteri
Biasanya timbul setelah
persalinan operatif

(Sulaiman, 1984 : 232)


3

D. Jenis
Perdarahan post partum menurut waktu terjadinya dilasi atas 2 bagian :
1) Perdarahan post partum primer (early post partum hemorrhage) yang
terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
2) Perdarahan post partum sekunder (late post partum hemorrhage) yang
terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 post partum.
(Rustam, 1998 : 298)

E. Penanganan
Jika perdarahan post partum karena sisa plasenta, ternyata placenta tidak
lengkap maka dilakukan eksplorasi dari cavum uteri, potongan-potongan
placenta yang ketinggalan tanpa diketahui, biasanya menimbulkan perdarahan
post partum sekunder/labat kalau perdarahan banyak hendaknya sisa placenta
ini segera dikeluarkan walaupun ada demam.
(Sulaiman, 1984 : 234)

F. Pengkajian
1. Data subyektif
a. Biodata
Umur : umur yang terlalu muda atau tua
Paritas sering dijumpai pada multipara dan grande multipara
(Rustam, 1998 : 300)
b. Keluhan utama
Perdarahan post partum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat
dan menakutkan sehingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh dalam
keadaan syok atau dapat pula berupa perdarahan yang menetes
perlahan-lahan tetapi terus menerus yang juga berbahaya karena tidak
menyangka akhirnya sub syok/syok.
(Rustam, 1998 : 301)
4

c. Riwayat kesehatan
Ibu mempunyai penyakit kelainan pembekuan darah atau
hipofibrinogenemia.
(Rustam, 1998 : 300)
d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Partus lama atau partus terlantar, obstetri operatif dan barkosa,
kelainan uterus seperti mioma, uterus cauvelair pasca solusio placenta,
preeklamsia, eklamsia, perdarahan, kematian janin yang lama dalam
kandungan (IUFD), infeksi post partum.
(Rustam, 1998 : 300)
e. Riwayat KB
Pemakaian alat kotrasepsi baik hormonal maupun non hormonal tidak
mempengaruhi perdarahan post partum.
2. Data obyektif
a. Keadaan umum tergantung jumlah perdarahan (baik, gelisah, shock,
cukup).
b. Gejala kardinal
Tensi : Hipotensi jika terjadi shock.
Suhu : Lemah menurun dibawah normal (kurang dari 36,5oC
karena nasokontriksi pada pembuluh darah perifer. Pada
hipotensi hangat suhu meningkat sampai 40oC disertai
menggigil.
Respirasi : Meningkat dalam keadaan presyok.
(Rustam, 1998 : 237)
c. Pemeriksaan fisik
Jika perdarahan banyak maka berikut :
Muka : Pucat, berkeringat, anemis.
(Rustam, 1998 : 237)
mata : Konjungtiva merah pucat.
Mulut : Bibir kering dan kebiruan, mukosa kering dalam
keadaan hypovolemi.
5

Dada : Tampak kesulitan bernafas, jika tidak presyok


pernafasan cepat dan pendek.
(Sarwono, 1999 : 680)
Abdomen : Pengeluaran pervaginam berupa darah segar/dengan
bekuan.
Ekstremitas : Ekstremitas teraba dingin pada keadaan fisik.
( Saifudin, 2002 :161)
d. Pemeriksaan kebidanan
1) Palpasi
Bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus serta konsistensi
uterus lembek/tidak.
2) Inspekulo
Untuk melihat apakah ada robekan pada servik, vagina dan varices
yang pecah/stosel/sisa placenta.
3) Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari :
 Sisa placenta dan ketuban
 Robekan rahim
 Placenta suksenturiata
4) Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan darah
 Hb normal lebih dari 10 mg %
 Clot obsercvation test (Cot)
( Rustam, 1998 : 301)

G. Diagnosa
P...,....jika post partum, k/u ...., jenis persalinan........., laktasi lancar/ tidak
involusi baik/tidak, TFU........, kontraksi ........, perineum ruptur/tidak
perdarahan dengan masalah :
- Anemis
- Cemas karena perdarahan yang terus menerus
6

H. Perencanaan
Diagnosa kondisi
Tujuan : Kondisi ibu menjadi baik
Kriteria : - Gejala kardinal dalam batas normal :
T : 100/70-130/90 mmHg
S : 36,5oC-37,5oC
N : 70-100x/menit
Rr : 167-20x/menit
- Hb dalam batas normal (10-14 mg %)
- Ibu tidak pucat dan kelihatan anemis
- Perdarahan normal tanpa stolsel
- Fundus teraba bulat dan keras
Intevensi :
1. Berikan penjelasan tentang kondisi ibu.
R/ Dengan penjelasan tentang kondisinya ibu mengerti dan kooperatis
dalam tindakan.
2. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi.
R/ Membantu mempelancar involusio.
3. Mengobservasi k/u, TTV, involusi, lochea, lacktasi, dan konsistensi rahim.
R/ Deteksi dini adanya kelainan sehingga dapat segera dilakukan
tindakan.
4. Mulai infus 1 atau 2 IV dari cairan isotonik/elektrolit dengan kateter 18G
atau melalui jalur vena sentral :
R/ Perlu untuk mempercepat/multiple dari cairan/produk darah untuk
meningkatkan volume sirkulasi dan mencegah pembekuan serta
mencegah dehidrasi.
5. Perhatikan gejala malaise, menggigil, anoreksi, nyeri tekan uterus, dan
atau nyeri pelvis.
R/ Gejala ini menandakan keterlibatan, sistematik, kemungkinan
menimbulkan bakterem, syok dan kematian bila tidak teratasi.
(Doenges, 2001 : 493)
7

Masalah 1
Anemia
1. Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20-30o dan tubh horizontal.
R/ Perdarahan dapat menurunkan atau menghentikan reduksi aktifitas.
Pengubahan posisi yang tepat meningkatkan aliran baik vena,
menjamin persediaan darah keotak dan organ vital lainnya lebih besar.
2. Mengukur haemoglobin ibu
R/ Membantu dalam menentukan jumlah kehilangan darah, setiap ml
darah membawa 0,5 mg Hb
3. Pantau frekuensi infus secara manual/elektrolit (lebih baik). Catat
masukan/keluaran dan ukuran berat jenis urine.
R/ Masukkan harus kurang lebih sama dengan keluaran dengan kadar
cairan stabil. Berat jenis berubah kebalikan dengan keluaran.
4. Kaji kadar Hb/Ht. Berikan suplemen zat besi sesuai indikasi.
R/ Anemia sering menyertai infeksi, memperlambat dan merusak sistem
imun.
(Doenges, 2001 : 496)
Masala II
Cemas karena perdarahan terus menerus
Intervensi :
1. Berikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologis.
R/ Meningkatkan relaksasi, menurunkan ansietas dan kebutuhan
metabolik.
2. Sampaikan sikap tenang dan mendukung.
R/ Dapat membantu klien mempertahankan kontrol emosi dalam
berespon terhadap perubahan status fisiologis. Membantu dalam
menurunkan tranmisi ansietas antar pribadi
3. Berikan informasi tentang modalitas dan efektifitas intervensi
R/ Informasi akurat dapat menurunkan ansietas dan ketakutan yang
diakibatkan oleh ketidaktahuan.
8

4. Bantu klien mengidentifikasi perasaan ansietas, berikan kesempatan pada


klien untuk mengungkapkan perasaan.
R/ Pengungkapan memberikan kesempatan untuk memperjelas informasi,
memperbaiki kesalahan konsep dan meningkatkan perspektif,
memudahkan proses pemecahan masalah.
5. Jelaskan faktor predisposisi/penyebab dan tindakan khusus terhadap
haemoragie.
R/ Berikan informasi untuk membantu klien/pasangan memahami dan
mengatasi situasi.
(Doenges, 2001 : 490)
9

BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal pengkajian 29 April 2006 03.00 WIB
Tempat Rumah Bersalin Delima Ngawi
1. Data Subyektif
a. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. “S” Tn “K”
Umur : 26 tahun 36 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Tani Tani
Umur kawin : 5 tahun 5 tahun
Status marital : Kawin/1x Kawin/1x
Alamat : Ds. Patalan RT 04/RW01 Kendal, Ngawi
Tanggal masuk : 9 April 2006 pukul 03.00 WIB
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan pusing, pandangan kabur, tubuh terasa ringan dan
lemas.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Ibu tidak pernah menderiata penyakit menular/menahun seperti
batuk lama yang tidak kunjung sembuh, sakit kuning, sesak nafas,
jantung berdebar, kencing manis, tekanan darah tinggi dan asma.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menular/menahun seperti
batuk lama yang tak kunjung sembuh. Sakit kuning, sesak nafas,
jantung berdebar, kencing manis, tekanan darah tinggi dan asma.

9
10

3) Riwayat kesehatan keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular/menahun seperti batuk lama yang tidak kunjung sembuh,
sakit kuning, sesak nafas, jantung berdebar, kencing manis, tekanan
darah tinggi dan asma serta tidak ada yang menderita penyakit
riwayat perdarahan yang tidak bisa berhenti maupun riwayat
kembar.
d. Riwayat kebidanan
1) Haid
Haid pertama usia 13 tahun, siklus 28-35 hari lamanya 6-7 hari,
jumlah biasa pada hari pertama, mulai hari kedua sampai empat
ganti softex2-3 kali sehari, setelah hari ke 4 2 softex, warna segar
konsistensi cair, tidak ada gumpalan, bau amis, tidak disertai nyeri
haid maupun fluoralbus.
2) Riwayat kehamilan yang lalu
Hamil anak pertama tidak mengalami gangguan, ibu tidak mual
muntah, selama hamil ibu periksa kebidan teratur dan mendapatkan
TT 2x, tablet Fe, Calk dan vitamin C. Selain itu ibu mendapatkan
penyuluhan mengenai gizi ibu hamil, perawatan payudara dan
senam hamil, ibu mengatakan telah berusaha untuk mengikuti
anjuran bidan agar kelak bayi dapat lahir dengan sehat.
3) Riwayat persalinan yang lalu
Tanggal 23 Mei 1999 pukul 16.00 WIB ibu datang ke bidan Estu
dengan keluhan kenceng-kenceng serta mengeluarkan lendir
campur darah. Ibu melahirkan bayi perempuan spontan, dengan BB
3000 gram dan PB 50 cm. Placenta lahir lengkap, perdarahan
normal, tanpa gangguan dan penyulit.
4) Riwayat nifas yang lalu
Selama nifas perdarahan normal, tidak ada infeksi, luka jalan lahir
bersih dan kering. Ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai
3 bulan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian makanan
pendamping ASI seperti bubur ASI dilanjutkan sampai usia 2
tahun.
11

5) Riwayat kehamilan sekarang


Ibu hamil 9 bulan periksa ke bidan Estu 7x dan mendapat TT 2x
pada usia kehamilan 3 bulan dan 4 bulan ibu mendapat tablet Fe,
Calk dan vitamin C dan iodium 1 tablet ibu mendapat penyuluhan
tentang nutrisi, personal hygiene, perawatan payudara. Ibu
mengatakan telah berusaha mengikuti anjuran bidan dengan
harapan ana keduanya dapat lahir
6) Riwayat persalinan sekarang
Tanggal 8 April 2006 pukul 16.00 WIB. Ibu merasakan kenceng-
kenceng dan mengeluarkan lendir bercampur darah kemudian
dilakukan observasi dan pemeriksaan lanjutkan sampai dengan
persalinan. Pukul 00.00 tanggal 8 April 2006 pembukaan lengkap
dan 20 menit kemudian bayi hidup, spontan, perempuan, dengan
BB 3200 gram dan PB 50 cm AS 8-9, kelainan taa, placenta lahir
spontan lengkap 5 menit kemudian
7) Riwayat nifas sekarang
Selama 2 jam post partum perdarahan normal, TTV normal, ku ibu
baik, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong, Cu baik,
pada tanggal 9 April 2006 pukul 03.00 WIB ibu mengatakan
pusing, perdarahan kabur, tubuh terasa ringan dan lemas.
8) Riwayat KB
Setelah anak pertama lahir ibu menggunakan KB IUD mulai tahun
1999-2003. selama menggunakan KB ibu tidak memiliki keluhan
maupun penyulit. Setelah anak kedua lahir ibu tidak menginginkan
anak lagi, sehingga ibu menghendaki memilik KB yang efektif
untuk menunda kehamilan dalam jangka waktu yang lama. Ibu
masih ragu-ragu dalam memilih KB yang diinginkan tersebut dan
mengatakan ingin berunding dahulu dengan suami
12

e. Pola kebiasaan sehari-hari


1) Nutrisi
Selama hamil : Ibu makan 3x sehari, porsi 1 piring habis, dengan
sayur (bayam, kangkung, kacang pancang, sawi),
lauk pauk (tahu, tempe, ikan, daging, ayam,
telur), minum air putih + 6-7 gelas sehari.
Selama nifas : Setelah bersalin tanggal 9 April 2006 pukul 00.20
WIB. Ibu makan terakhir pukul 19.00 WIB, porsi
1 piring tidak habis dengan nsi, sayur bayam lauk
tempe dan ayam, ditambah 1 gelas teh.
2) Eliminasi
Selama hamil : BAB 1x sehari, konsistensi lunak, tidak ada
keluhan. BAK 5-6x sehari warna kuning jernih
tidak ada keluhan.
Selama nifas : BAB terakhir tanggal 8 April 2006 pukul 09.00
WIB dan BAK terakhir jam 21.00 WIB
bercampur lendir dan darah. Selama nifas ibu
belum BAB dan BAK.
3) Istirahat tidur
Selama hamil : Ibu tidur selama + 9 jam dalam sehari jam 21.00-
04.00 WIB. Ibu tidur siang 1 jam 14.00-15.00
tidak ada keluhan.
Selama nifas : Ibu tidak dapat istirahat karena badan terasa
lemas, ringan, serta kepala pusing dan pandangan
kabur.
4) Aktifitas
Selama hamil : Ibu melakukan aktifitas sebagai ibu rumah tangga
seperti mencuci, menyapu, mengepel, memasak
dan mengurus suami dan anak.
13

Selama nifas : Ibu tidak melakukan aktifitas apapun hanya tidur


ditempat tidur karena nyeri jalan lahir pasca
persalinan.
5) Pola seksual
Selama hamil : Ibu berhubungan seksual dengan pasangan 1
minggu sekali. Ibu mengurangi frekuensi
hubungan seksual agar kehamilannya sehat.
Selama nifas : Ibu tidak berhubungan seksual selama nifas
karena nyeri luka jalan lahir pasca persalinan.
6) Personal hygiene
Selama hamil : Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi tiap mandi dan
sebelum tidur, ganti celana dalam tiap mandi dan
jika terasa kotor, ganti baju 1x sehari/jika kotor,
cebok tiap selesai Bak dan BAB.
Selama nifas : Setelah nifas, ibu belum mandi hanyua disibin,
ganti celana dalam dengan 3 softex, ganti BH
pakaian. Ibu belum gosok gigi
7) Psikososial dan spiritual
Ibu mengatakan sangat lega anak keduanya dapat lahir dengan
selamat. Hubungan keluarga harmonis. Sejak merasakan pusing,
lemas, badan terasa ringan dan pandangan kabur ibu cemas, takut
terjadi kelainan nifas yang menimpanya sambil memejamkan mata
ibu berdo’a agar semuanya berjalan dengan lancar.
8) Latar belakang masalah
Ibu tidak menganut kebudayaan yang merugikan kesehatan seperti
pantang makanan, pijat perut setelah melahirkan dan minum jamu.
2. Data obyektif
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : composmentis
14

c. Tanda-tanda vital
T : 130/80 mmHg
N : 94x/menit
S : 374oC
Rr : 26x/menit
d. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Kepala : Rambut bersih, penyebaran merata, tidak mudah
dicabut.
Muka : Pucat, sembab, ekspresi lemas dan menyeringai
kesakitan.
Mata : Simetris, sklera putih, conjungtiva palpebra pucat,
tidak ada oedema palpebra, tidak ada sekret, fungsi
penglihatan kabur.
Hidung : Simetris, selaput lendir bersih fungsi pembauan
baik.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen dan fungsi pendengaran
baik.
Mulut : Bibir merah pucat, pecah-pecah, kering, mukosa
lembab, lidah bersih, tidak ada caries, gusi tidak
bengkak, tidak ada stomatitis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun
kelenjar lymfe, tidak ada pembendungan vena
jugularis.
Dada : Simetris, gerakan nafas cepat, tidak ada
ronchi/wheezing, irama jantung cepat, payudara
simetris, tidak ada benjolan abnormal,
hyperpigmentasi areola mammae, putting susu
menonjol bersih, colustrum sudah keluar.
Abdoment : Tidak ada striae, tidak ada pembesaran vena
dibawah kulit.
15

Genetalia : Kotor karena perdarahan, tidak ada oedema/varices


vulva, tidak ada pembengkakan kelenjar skene,
maupun bartholini, tidak ada condiloma matalata
maupun acuminata tampak perdarahan banyak + 2
bengkok, warna merah segar, kental, dengan stolsel,
luka heating terkena darah dari jalan lahir.
Ekstremitas : Tidak ada oedema dan varices pada tungkai
ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah kulit
teraba dingin dan sedikit pucat.
2) Palpasi
- TFU 2 jari bawah pusat
- Konsistensi uterus lunak
- Cu lemah
- Kandung kemih kosong
3) Terapi
- Infus D5 %
- Infus RL
- Ergomitrin
- Fe per oral
3. Analisa data
Tanggal 9 April 2006 jam 03.00 WIB
No. Diagnosa/masalah Data dasar
1 P20002, 3 jam post partum DS : Ibu mengatakan lega atas
dengan perdarahan dari kelahiran putri keduanya.
jalan lahir, k/u lemah, DO : - Ibu mengatakan pada tanggal 8
TFU 2 jari bawah pusat, April 2006 00.02 WIB.
Cu lemah, laktasi lancar, - K/U lemah, TFU 2 jari bawah
keluar darah dengan pusat Cu lemah, colostrum
stosel, resiko tinggi, sudah keluar, konsistensi darah
prognosa baik. kenatal dan bergumpal (stolsel),
bau anyir.
- Bayi lahir spontan BB 3600
gram PB 50 cm, kelainan taa.
Placenta lahir lengkap 5 menit
kemudian
16

No. Diagnosa/masalah Data dasar


- Tanda-tanda vital
T :130/80 mmHg
N : 94x/menit
S : 376oC
Rr : 28x/menit
2. Anemia DS : Ibu mengatakan merasakan telah
mengeluakan darah terus
menerus, badan terasa lemas,
pusing dan mata berkunang-
kunang.
DO : Muka pucat, ekspresi lemas,
conjutiva palpebra pucat, fungsi
pengelihatan kabur, bibir pecah-
pecah dan kering. Genetalia
tampak perdarahan + 2 bengkok,
warna merah segar, kental
dengan stolsel, ekstremitas
pucat, kulit terasa dingin.
3. Cemas karena DS : Ibu mengatakan cemas dengan
perdarahan yang terus kondisinya.
menerus. DO : - Muka pucat, ekspresi lemas
- Tanda-tanda vital
T :130/80 mmHg
N : 94x/menit
S : 376oC
Rr : 28x/menit

B. Diagnosa/masalah
P20002, 3 jam post partum dengan perdarahan dari jalan lahir, k/u lemah, TFU 2
jari bawah pusat, Cu lemah, laktasi lancar, keluar darah dengan stosel, resiko
tinggi.
Prognosa baik, dengan masalah :
- Anemia
- Cemas karena perdarahan yang terus menerus

C. Perencanaan
17

Tanggal 9 April 2006 pukul 03.10 WIB


Diagnosa kondisi
P20002, 3 jam post partum dengan perdarahan dari jalan lahir, k/u lemah, TFU 2
jari bawah pusat, Cu lemah, laktasi lancar, keluar darah dengan stosel, resiko
tinggi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan ibu dapat melalui masa nifas dengan
baik tanpa komplikasi
Kriteria : - Tanda-tanda vital
T : 100/700-130/90 mmHg
N : 70-100x/menit
S : 365oC-375oC
Rr : 16-20x/menit
- TFU turun dari hari ke hari sesuai dengan proses involusi
sehinga pada hari ke 10 post partum tidak teraba lagi.
- Perdarahan normal, lochea tidak berbau.
- Ibu dapat melakukan perawatan diri dari bayinya.
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk istirahat agar kondisi tubuh dapat pulih serta
menghilangkan stres.
R/ Menghindarkan ibu terhadap stres dan memenuhi kebutuhan istirahat
setelah seluruh organ tubuh digunakan dalam proses persalinan.
2. Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi.
R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi serta dapat digunakan dalam pemulihan
kondisi tubuh dan proses lactasi.
3. Observasi k/u , TTV, involusi, lactasi, lochea setiap 4 jam.
R/ Untuk mendeteksi dini adanya kelainan sehinga dapat segera dilakukan
tindakan.
4. Ajarkan kepada ibu cara merawat diri dan bayi serta ASI ekslusif.
R/ Untuk mendeteksi dini adanya kelainan sehingga dapat segera
dilakukan tindakan.
5. Observasi perdarahan tiap 15 menit.
18

R/ Deteksi dini adanya perdarahan yang semakin memburuk sehingga


tindakan yang intensif segera dapat dilakukan.
Masalah I
Anemia
Tujuan : Ibu tidak anemia
Kriteria : - Ibu tampak lebih tenang
- Muka tidak pucat
- Konjungtiva palpebra tidak pucat
- Ekstremitas tidak pucat dan hangat
- Tidak terjadi perdarahan
Intervensi :
1. Kaji warna dasar kuku, mukosa mulut, gusi dan lidah, perhatikan suhu
kulit.
R/ Pada kompensasi vasokontriksi dan pirau organ vital, sirkulasi pada
pembuluh darah perifer diturunkan, yang mengakibatkan sianosis dan
suhu kulit dingin.
2. Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan (20-30)o dan tubuh
horizontal.
R/ Perdarahan dapat menurunkan/menghentikan reduksi aktifitas.
Pengubahan posisi yang tepat meningkatkan aliran balik vena,
menjalin persedian darah keotak dan organ vital lainnya lebih besar.
3. Pantau frekuensi infus secara manual/elektrolit (lebih baik), catat
masukan/keluaran, ukuran berat jenis urine.
R/ Masukan harus kurang lebih sama dengan keluaran dengan kadar
cairan stabil, berat jenis berubah, kebalikan dengan keluaran.
4. Bebaskan jalan nafas dengan meninggikan kepala dan bantal.
R/ Memperlancar sirkulasi pernafasan sehingga sirkulasi O2 ke otak
lancar dan membantu memperbaiki kondisi ibu membaik.
5. Terapi infus RL grojog sampai kondisi ibu membaik.
R/ Untuk mengganti kehilangan cairan tubuh ibu.
19

6. Lakukan eksplorasi jalan lahir, jika setelah eksplorasi perdarahan masih


berlangsung segera melakukan penatalaksanaan atonia uteri.
R/ Dengan eksplorasi dan penatalaksanaan atonia uteri dapat
menimbulkan kontraksi sehingga mengurangi perdarahan.
7. Anjurkan untuk minum air hangat/mengkonsumsi makanan sesegera
mungkin.
R/ Penuhi kebutuhan nutrisi dan sebagai usaha dalam rangka
memperbaiki konsdisi ibu.
Masalah II
Anemia
Tujuan : Cemas teratasi
Kriteria : - Ibu tampak lebih tenang
- Muka tidak pucat
- Tanda-tanda vital
T : 100/70-130/90 mmHg
N : 70-100x/menit
S : 365-375oC
Rr : 16-20x/menit
Intervensi :
1. Jelaskan tentang kondisi ibu, prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
R/ Meningkatkan pngetahuan ibu sehingga menurunkan rasa takut dan
ketidaktahuan ibu.
2. Berikan dukungan dan jawab pertanyaan dengan jelas jujur.
R/ Informasi yang jelas membantu menurunkan rasa cemas.
3. Observasi TTV tiap 4 jam/sesuai indikasi.
R/ Stres mengaktifkan peningkatan tekanan darah, nadi pernafasan.
4. Anjurkan teknik relaksasi
R/ Mencegah kelelahan otot dan memperbaiki sirkulasi darah ke uterus.
20

D. Pelaksanaan
Tanggal 9 April 2006 pukul 03.30 WIB
Diagnosa kondisi
P20002, 3 jam post partum dengan perdarahan dari jalan lahir, k/u lemah, TFU 2
jari bawah pusat, Cu lemah, laktasi lancar, keluar darah dengan stosel, resiko
tinggi.
Prognosa baik
Implementasi :
1. Menganjurkan ibu untuk istirahat agar kondisi tubuh dapat pulih serta
menghilangkan stres.
2. Menyediakan makanan yang bergizi dan bervariasi untuk dikonsumsi
sebagai usaha dalam pemenuhan nutrisi dan pemulihan kondisi tubuh.
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini.
4. Mengobservasi K/U dan TTV yaitu :
T : 130/80 mmHg
S : 375oC
N : 94x/menit
Rr : 28x/menit
- Laktasi lancar
- TFU 2 jari bawah pusat
- Perdarahan kental + 2 bengkok dengan stosel
- Muka, bibir dan ekstermitas pusat
- Konjungtiva palpebra pucat.
5. Menjelaskan kepada ibu bahwa perdarahan yang terjadi disebabkan karena
sisa placenta.
6. Mengganti infus D5 % dengan RL tetesan grojog, jika habis ganti RL
dengan cairan yang sama.
7. Menekan abdomen diatas simpisis sambil mengamati darah yang keluar
dan ditampung dalam bengkok.
8. Meninggikan kepala dengan bantal dalam usaha untuk membebaskan jalan
nafas.
21

9. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dan minuman air


hangat.
10. Melakukan Eksplorasi jalan lahir untuk mengeluarkan sisa placenta
sampai bersih.
Tanggal 9 April 2006 pukul 04.00 WIB
Masalah I
Anemia
Implementasi :
1. Mengkaji warna dasar kuku, mukosa mulut gus dan lidah, perhatikan suhu
kulit.
2. Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan (20-30)o dan tubuh
horizontal.
3. Memantau tetesan infus serta mencatat baik masukan maupun keluaran
serta berat jenis urine.
4. Membebaskan jalan nafas dengan meninggikan kepala dengan bantal.
5. Memberikan terapi infus dengan tetesan grojog sampai kondisi ibu
membaik
Tanggal 9 April 2006 pukul 04.15 WIB
Masalah II
Cemas karena perdarahan yang terus menerus.
Implementasi :
1. Menjelaskan bahwa dalam nifas ibu mengalami gangguan yaitu
perdarahan yang disebabkan karena sisa placenta.
2. Memberikan dukungan dan menjawab pertanyaan dengan jelas dan jujur
mengenai kondisinya.
3. Menganjurkan teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang, sambil tubuh
dirilekskan lalu buang nafas lewat mulut.
4. Mengobservasi Tanda-tanda vital :
T : 120/80 mmHg
N : 90x/menit
S : 372oC
Rr : 24x/menit
5. Menghadirkan suami atau keluarga dan menganjurkan kepada mereka
untuk selalu memberikan suport mental kepada ibu.
22

E. Evaluasi
Tanggal 4 April pukul 04.30 WIB
Diagnosa kondisi
P20002, 3 jam post partum dengan perdarahan dari jalan lahir, k/u lemah, TFU 2
jari bawah pusat, Cu lemah, laktasi lancar, keluar darah dengan stosel, resiko
tinggi, prognosa baik .
S : Ibu mengatakan lega setelah dilakukan tindakan dan berharap
kondisinya membaik.
O : - K/U cukup
- Perdarahan kembali normal
- Tanda-tanda vital
T : 110/80 mmHg
S : 369oC
N : 84x/menit
Rr : 22x/menit
- TFU 2 jari bawah pusat, muka agak pucat, konjungtiva palpebra merah
pucat.
- Cu baik, teraba keras dan bundar.
- Perdarahan normal danpa stolsel.
- Ekstremitas hangat dan tidak pucat.
A : Ibu P20002, 3 jam post partum dengan perdarahan, K/U cukup, Cu baik,
TFU 2 jari bawah pusat, lactasi lancar.
P : Lanjutkan pemantauan K/U ibu dan pantau terus perbaikan TTV kondisi
fisik serta perdarahan maupun konsistensi uterus.
(Terlampir)
Masalah II
Cemas karena perdarahan yang terus menerus.
S : Ibu mengatakan lega kondisinya membaik dan tidak khawatir lagi.
O : - Ibu tampak lebih tenang
- Muka tidak pucat
23

- Tanda-tanda vital
T : 110/80 mmHg
S : 369oC
N : 84x/menit
Rr : 20x/menit
A : Cemas berkurang.
P : - Berikan informasi mengenai kondisinya secara berkala. Anjurkan untuk
memberikan ASI ekslusif kepada bayi jika kondisi ibu benar-benar baik.
- Berikan informasi mengenai nutrisi yang baik bagi ibu post partum.
- Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.
- Anjurkan untuk meminum obat secara teratur.
24

Lampiran

LEMBAR OBSERVASI
Tanggal : 9 April 2006
Pukul/ Tensi Nadi Suhu oC Respirasi Cu Perd (cc) Keterangan
WIB mmHg x/menit x/menit
03.15 120/90 88 24 Agak + 20 Konsistensi
kuat uterus agak
keras, dan
bundar muka
pucat,
conjungtiva
palpebra merah
pucat.
03.30 130/80 90 24 Agak + 20 Konsistensi
kuat uterus agak keras
dan bundar.
Muka pucat,
conjungtiva
palpebra merah
pucat.
04.00 120/80 88 22 Kuat + 20 Konsistensi
uterus keras dan
bundar. Muka
pucat,
conjungtiva
palpebra merah
pucat.
04.30 110/80 84 20 Kuat + 15 Konsistensi
uterus keras dan
bundar. Muka
agak pucat,
conjungtiva
palpebra merah
pucat
25

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E.M, 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. EGC, Jakarta.


Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono, 1999. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.
Saifudin, A.B, 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP,
Jakarta.
Sastrawinata, Sulaiman, 1984. Obtetri Patologi. Cleman, Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono, 2000. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.
26

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyusun laporan “Asuhan
Kebidanan pada Ibu P20002, 3 jam Post Partum dengan HPP di Rumah Bersalin
Delima Ngawi.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pengalaman belajar praktek
lapangan.
Dalam penyusunan laporan ini saya banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan saran ditempat praktek dan pembimbing dari Prodi Kebidanan
Magetan, maka dari itu saya sampaikan ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Tumirah, M,Pd, selaku Kaprodi Kebidanan Magetan.
2. Ibu Umi Mawarti, Amd.Keb, Selaku Pembimbing Praktek di Rumah
Bersalin Delima.
3. Ibu Siti Wadajati, S.Pd, selaku pembimbing Prodi Kebidanan Magetan.
4. Rekan-rekan, Klien yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Asuhan Kebidanan ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
saya harapkan. Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya pembaca pada umumnya.

Magetan, April 2006

Penuyusun

iii
27

LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Kebidanan Pada Ibu P20002 3 jam Post Partum dengan Hemoragi
Post Partum di Rumah Bersalin Delima Ngawi.

Disetujui tanggal, April 2006

Mengetahui,
Pembimbing pendidikan Pembimbing praktek

Siti Widajati, S.pd Umi Mawarti, AMd.Keb


NIP. 140 054 893 NIP. 140 082 015

ii
28

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL............................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian....................................................................................... 1
B. Etiologi............................................................................................ 1
C. Gejala-gejala................................................................................... 2
D. Jenis Perdarahan post partum.......................................................... 3
E. Penanganan..................................................................................... 3
F. Pengkajian....................................................................................... 3
G. Diagnosa......................................................................................... 5
H. Perencanaan.................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian....................................................................................... 9
B. Diagnosa......................................................................................... 16
C. Perencanaan.................................................................................... 17
D. Pelaksanaan..................................................................................... 20
E. Evaluasi........................................................................................... 22
LEMBAR OBSERVASI
DAFTAR PUSTAKA

iv

Anda mungkin juga menyukai