BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam
masa 24 jam setelah anak lahir.
(Rustam, 1998 : 298)
Perdarahan post partum adalah perdarahan 500 cc atau lebih setelah kala
III selesai (setelah plasenta lahir). Perdarahan darah yang keluar sukar
untuk dilakukan secara tepat.
(Sarwono, 2000 : 188)
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang melebihi 500 cc dalam 24
jam pertama setelah anak lahir.
(Sulaiman, 1984 : 231)
B. Etiologi
1. Atonia uteri
Pada atonia uteri tidak mengadakan kontraksi dengan baik, dan ini
merupakan sebab dari perdarahan post partum. Uterus yang sangat
teregang (hidramnion, kehamilan ganda atau kehamilan dengan janin
besar), partus lama dan pemberian markosis merupakan predispsosisi
untuk terjadinya atonia uteri.
2. Laserasi jalan lahir
Perlukaan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan
yang banyak bila tidak direparasi dengan segera..
3. Hematoma
Hematoma yang biasanya tidak pada daerah-daerah yang mengalami
laserasi/pada daerah jahitan perineum.
4. Lain-lain
a. Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus,
sehingga masih ada pembuluh darah yang terbuka.
1
2
C. Gejala-gejala
Gejala-gejala yang muncul :
Perdarahan pervaginam.
Konsistensi rahim lunak.
Fundus uteri naik (kalau pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan
darah/selaput janin).
Tanda –tanda shock.
Perbedaan perdarahan atonis dengan perdarahan karena robekan cervik
adalah :
Perdarahan karena atonia Karena robekan kuat
- Kontraksi uterus lemah - Kontraksi uterus kuat
Darah berwarna merah tua - Darah berwarna merah
karena berasal dari vena muda karena berasal dari uteri
Biasanya timbul setelah
persalinan operatif
D. Jenis
Perdarahan post partum menurut waktu terjadinya dilasi atas 2 bagian :
1) Perdarahan post partum primer (early post partum hemorrhage) yang
terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
2) Perdarahan post partum sekunder (late post partum hemorrhage) yang
terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 post partum.
(Rustam, 1998 : 298)
E. Penanganan
Jika perdarahan post partum karena sisa plasenta, ternyata placenta tidak
lengkap maka dilakukan eksplorasi dari cavum uteri, potongan-potongan
placenta yang ketinggalan tanpa diketahui, biasanya menimbulkan perdarahan
post partum sekunder/labat kalau perdarahan banyak hendaknya sisa placenta
ini segera dikeluarkan walaupun ada demam.
(Sulaiman, 1984 : 234)
F. Pengkajian
1. Data subyektif
a. Biodata
Umur : umur yang terlalu muda atau tua
Paritas sering dijumpai pada multipara dan grande multipara
(Rustam, 1998 : 300)
b. Keluhan utama
Perdarahan post partum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat
dan menakutkan sehingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh dalam
keadaan syok atau dapat pula berupa perdarahan yang menetes
perlahan-lahan tetapi terus menerus yang juga berbahaya karena tidak
menyangka akhirnya sub syok/syok.
(Rustam, 1998 : 301)
4
c. Riwayat kesehatan
Ibu mempunyai penyakit kelainan pembekuan darah atau
hipofibrinogenemia.
(Rustam, 1998 : 300)
d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Partus lama atau partus terlantar, obstetri operatif dan barkosa,
kelainan uterus seperti mioma, uterus cauvelair pasca solusio placenta,
preeklamsia, eklamsia, perdarahan, kematian janin yang lama dalam
kandungan (IUFD), infeksi post partum.
(Rustam, 1998 : 300)
e. Riwayat KB
Pemakaian alat kotrasepsi baik hormonal maupun non hormonal tidak
mempengaruhi perdarahan post partum.
2. Data obyektif
a. Keadaan umum tergantung jumlah perdarahan (baik, gelisah, shock,
cukup).
b. Gejala kardinal
Tensi : Hipotensi jika terjadi shock.
Suhu : Lemah menurun dibawah normal (kurang dari 36,5oC
karena nasokontriksi pada pembuluh darah perifer. Pada
hipotensi hangat suhu meningkat sampai 40oC disertai
menggigil.
Respirasi : Meningkat dalam keadaan presyok.
(Rustam, 1998 : 237)
c. Pemeriksaan fisik
Jika perdarahan banyak maka berikut :
Muka : Pucat, berkeringat, anemis.
(Rustam, 1998 : 237)
mata : Konjungtiva merah pucat.
Mulut : Bibir kering dan kebiruan, mukosa kering dalam
keadaan hypovolemi.
5
G. Diagnosa
P...,....jika post partum, k/u ...., jenis persalinan........., laktasi lancar/ tidak
involusi baik/tidak, TFU........, kontraksi ........, perineum ruptur/tidak
perdarahan dengan masalah :
- Anemis
- Cemas karena perdarahan yang terus menerus
6
H. Perencanaan
Diagnosa kondisi
Tujuan : Kondisi ibu menjadi baik
Kriteria : - Gejala kardinal dalam batas normal :
T : 100/70-130/90 mmHg
S : 36,5oC-37,5oC
N : 70-100x/menit
Rr : 167-20x/menit
- Hb dalam batas normal (10-14 mg %)
- Ibu tidak pucat dan kelihatan anemis
- Perdarahan normal tanpa stolsel
- Fundus teraba bulat dan keras
Intevensi :
1. Berikan penjelasan tentang kondisi ibu.
R/ Dengan penjelasan tentang kondisinya ibu mengerti dan kooperatis
dalam tindakan.
2. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi.
R/ Membantu mempelancar involusio.
3. Mengobservasi k/u, TTV, involusi, lochea, lacktasi, dan konsistensi rahim.
R/ Deteksi dini adanya kelainan sehingga dapat segera dilakukan
tindakan.
4. Mulai infus 1 atau 2 IV dari cairan isotonik/elektrolit dengan kateter 18G
atau melalui jalur vena sentral :
R/ Perlu untuk mempercepat/multiple dari cairan/produk darah untuk
meningkatkan volume sirkulasi dan mencegah pembekuan serta
mencegah dehidrasi.
5. Perhatikan gejala malaise, menggigil, anoreksi, nyeri tekan uterus, dan
atau nyeri pelvis.
R/ Gejala ini menandakan keterlibatan, sistematik, kemungkinan
menimbulkan bakterem, syok dan kematian bila tidak teratasi.
(Doenges, 2001 : 493)
7
Masalah 1
Anemia
1. Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20-30o dan tubh horizontal.
R/ Perdarahan dapat menurunkan atau menghentikan reduksi aktifitas.
Pengubahan posisi yang tepat meningkatkan aliran baik vena,
menjamin persediaan darah keotak dan organ vital lainnya lebih besar.
2. Mengukur haemoglobin ibu
R/ Membantu dalam menentukan jumlah kehilangan darah, setiap ml
darah membawa 0,5 mg Hb
3. Pantau frekuensi infus secara manual/elektrolit (lebih baik). Catat
masukan/keluaran dan ukuran berat jenis urine.
R/ Masukkan harus kurang lebih sama dengan keluaran dengan kadar
cairan stabil. Berat jenis berubah kebalikan dengan keluaran.
4. Kaji kadar Hb/Ht. Berikan suplemen zat besi sesuai indikasi.
R/ Anemia sering menyertai infeksi, memperlambat dan merusak sistem
imun.
(Doenges, 2001 : 496)
Masala II
Cemas karena perdarahan terus menerus
Intervensi :
1. Berikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologis.
R/ Meningkatkan relaksasi, menurunkan ansietas dan kebutuhan
metabolik.
2. Sampaikan sikap tenang dan mendukung.
R/ Dapat membantu klien mempertahankan kontrol emosi dalam
berespon terhadap perubahan status fisiologis. Membantu dalam
menurunkan tranmisi ansietas antar pribadi
3. Berikan informasi tentang modalitas dan efektifitas intervensi
R/ Informasi akurat dapat menurunkan ansietas dan ketakutan yang
diakibatkan oleh ketidaktahuan.
8
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian 29 April 2006 03.00 WIB
Tempat Rumah Bersalin Delima Ngawi
1. Data Subyektif
a. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. “S” Tn “K”
Umur : 26 tahun 36 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Tani Tani
Umur kawin : 5 tahun 5 tahun
Status marital : Kawin/1x Kawin/1x
Alamat : Ds. Patalan RT 04/RW01 Kendal, Ngawi
Tanggal masuk : 9 April 2006 pukul 03.00 WIB
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan pusing, pandangan kabur, tubuh terasa ringan dan
lemas.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Ibu tidak pernah menderiata penyakit menular/menahun seperti
batuk lama yang tidak kunjung sembuh, sakit kuning, sesak nafas,
jantung berdebar, kencing manis, tekanan darah tinggi dan asma.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menular/menahun seperti
batuk lama yang tak kunjung sembuh. Sakit kuning, sesak nafas,
jantung berdebar, kencing manis, tekanan darah tinggi dan asma.
9
10
c. Tanda-tanda vital
T : 130/80 mmHg
N : 94x/menit
S : 374oC
Rr : 26x/menit
d. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Kepala : Rambut bersih, penyebaran merata, tidak mudah
dicabut.
Muka : Pucat, sembab, ekspresi lemas dan menyeringai
kesakitan.
Mata : Simetris, sklera putih, conjungtiva palpebra pucat,
tidak ada oedema palpebra, tidak ada sekret, fungsi
penglihatan kabur.
Hidung : Simetris, selaput lendir bersih fungsi pembauan
baik.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen dan fungsi pendengaran
baik.
Mulut : Bibir merah pucat, pecah-pecah, kering, mukosa
lembab, lidah bersih, tidak ada caries, gusi tidak
bengkak, tidak ada stomatitis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun
kelenjar lymfe, tidak ada pembendungan vena
jugularis.
Dada : Simetris, gerakan nafas cepat, tidak ada
ronchi/wheezing, irama jantung cepat, payudara
simetris, tidak ada benjolan abnormal,
hyperpigmentasi areola mammae, putting susu
menonjol bersih, colustrum sudah keluar.
Abdoment : Tidak ada striae, tidak ada pembesaran vena
dibawah kulit.
15
B. Diagnosa/masalah
P20002, 3 jam post partum dengan perdarahan dari jalan lahir, k/u lemah, TFU 2
jari bawah pusat, Cu lemah, laktasi lancar, keluar darah dengan stosel, resiko
tinggi.
Prognosa baik, dengan masalah :
- Anemia
- Cemas karena perdarahan yang terus menerus
C. Perencanaan
17
D. Pelaksanaan
Tanggal 9 April 2006 pukul 03.30 WIB
Diagnosa kondisi
P20002, 3 jam post partum dengan perdarahan dari jalan lahir, k/u lemah, TFU 2
jari bawah pusat, Cu lemah, laktasi lancar, keluar darah dengan stosel, resiko
tinggi.
Prognosa baik
Implementasi :
1. Menganjurkan ibu untuk istirahat agar kondisi tubuh dapat pulih serta
menghilangkan stres.
2. Menyediakan makanan yang bergizi dan bervariasi untuk dikonsumsi
sebagai usaha dalam pemenuhan nutrisi dan pemulihan kondisi tubuh.
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini.
4. Mengobservasi K/U dan TTV yaitu :
T : 130/80 mmHg
S : 375oC
N : 94x/menit
Rr : 28x/menit
- Laktasi lancar
- TFU 2 jari bawah pusat
- Perdarahan kental + 2 bengkok dengan stosel
- Muka, bibir dan ekstermitas pusat
- Konjungtiva palpebra pucat.
5. Menjelaskan kepada ibu bahwa perdarahan yang terjadi disebabkan karena
sisa placenta.
6. Mengganti infus D5 % dengan RL tetesan grojog, jika habis ganti RL
dengan cairan yang sama.
7. Menekan abdomen diatas simpisis sambil mengamati darah yang keluar
dan ditampung dalam bengkok.
8. Meninggikan kepala dengan bantal dalam usaha untuk membebaskan jalan
nafas.
21
E. Evaluasi
Tanggal 4 April pukul 04.30 WIB
Diagnosa kondisi
P20002, 3 jam post partum dengan perdarahan dari jalan lahir, k/u lemah, TFU 2
jari bawah pusat, Cu lemah, laktasi lancar, keluar darah dengan stosel, resiko
tinggi, prognosa baik .
S : Ibu mengatakan lega setelah dilakukan tindakan dan berharap
kondisinya membaik.
O : - K/U cukup
- Perdarahan kembali normal
- Tanda-tanda vital
T : 110/80 mmHg
S : 369oC
N : 84x/menit
Rr : 22x/menit
- TFU 2 jari bawah pusat, muka agak pucat, konjungtiva palpebra merah
pucat.
- Cu baik, teraba keras dan bundar.
- Perdarahan normal danpa stolsel.
- Ekstremitas hangat dan tidak pucat.
A : Ibu P20002, 3 jam post partum dengan perdarahan, K/U cukup, Cu baik,
TFU 2 jari bawah pusat, lactasi lancar.
P : Lanjutkan pemantauan K/U ibu dan pantau terus perbaikan TTV kondisi
fisik serta perdarahan maupun konsistensi uterus.
(Terlampir)
Masalah II
Cemas karena perdarahan yang terus menerus.
S : Ibu mengatakan lega kondisinya membaik dan tidak khawatir lagi.
O : - Ibu tampak lebih tenang
- Muka tidak pucat
23
- Tanda-tanda vital
T : 110/80 mmHg
S : 369oC
N : 84x/menit
Rr : 20x/menit
A : Cemas berkurang.
P : - Berikan informasi mengenai kondisinya secara berkala. Anjurkan untuk
memberikan ASI ekslusif kepada bayi jika kondisi ibu benar-benar baik.
- Berikan informasi mengenai nutrisi yang baik bagi ibu post partum.
- Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.
- Anjurkan untuk meminum obat secara teratur.
24
Lampiran
LEMBAR OBSERVASI
Tanggal : 9 April 2006
Pukul/ Tensi Nadi Suhu oC Respirasi Cu Perd (cc) Keterangan
WIB mmHg x/menit x/menit
03.15 120/90 88 24 Agak + 20 Konsistensi
kuat uterus agak
keras, dan
bundar muka
pucat,
conjungtiva
palpebra merah
pucat.
03.30 130/80 90 24 Agak + 20 Konsistensi
kuat uterus agak keras
dan bundar.
Muka pucat,
conjungtiva
palpebra merah
pucat.
04.00 120/80 88 22 Kuat + 20 Konsistensi
uterus keras dan
bundar. Muka
pucat,
conjungtiva
palpebra merah
pucat.
04.30 110/80 84 20 Kuat + 15 Konsistensi
uterus keras dan
bundar. Muka
agak pucat,
conjungtiva
palpebra merah
pucat
25
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyusun laporan “Asuhan
Kebidanan pada Ibu P20002, 3 jam Post Partum dengan HPP di Rumah Bersalin
Delima Ngawi.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pengalaman belajar praktek
lapangan.
Dalam penyusunan laporan ini saya banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan saran ditempat praktek dan pembimbing dari Prodi Kebidanan
Magetan, maka dari itu saya sampaikan ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Tumirah, M,Pd, selaku Kaprodi Kebidanan Magetan.
2. Ibu Umi Mawarti, Amd.Keb, Selaku Pembimbing Praktek di Rumah
Bersalin Delima.
3. Ibu Siti Wadajati, S.Pd, selaku pembimbing Prodi Kebidanan Magetan.
4. Rekan-rekan, Klien yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Asuhan Kebidanan ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
saya harapkan. Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya pembaca pada umumnya.
Penuyusun
iii
27
LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan Kebidanan Pada Ibu P20002 3 jam Post Partum dengan Hemoragi
Post Partum di Rumah Bersalin Delima Ngawi.
Mengetahui,
Pembimbing pendidikan Pembimbing praktek
ii
28
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL............................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian....................................................................................... 1
B. Etiologi............................................................................................ 1
C. Gejala-gejala................................................................................... 2
D. Jenis Perdarahan post partum.......................................................... 3
E. Penanganan..................................................................................... 3
F. Pengkajian....................................................................................... 3
G. Diagnosa......................................................................................... 5
H. Perencanaan.................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian....................................................................................... 9
B. Diagnosa......................................................................................... 16
C. Perencanaan.................................................................................... 17
D. Pelaksanaan..................................................................................... 20
E. Evaluasi........................................................................................... 22
LEMBAR OBSERVASI
DAFTAR PUSTAKA
iv