Disusun Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan Pada “Pada Ny. F Usia 29 Tahun G2p1a0 Hamil 38 Minggu Di Klinik Pratama
Riens” mahasiswa atas nama :
Pembimbing Institusi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dan Keluarga
Berencana
a. Definisi Kehamilan
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan juga dibagi menjadi 3
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9
b. Proses Kehamilan
dari :
1) Ovum
Ovum merupakan sel terbesar pada badan manusia. Setiap bulan satu
folikel ovarium yang pecah. Ovum tidak dapat berjalan sendiri. Kadar
2) Sperma
Pada saat coitus kira-kira 3-5 cc semen ditumpahkan kedalam fornik posterior
3) Fertilisasi
mani/sperma dengan sel telur di tuba uterine. Hanya satu sperma yang telah
mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk
tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses tersebut diikuti oleh penyatuan
kedua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetik dari
4) Implantasi
yang telah dibuahi kedalam endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zigot)
akan segera membelah diri membentuk bola padat terdiri atas sel-sel anak
yang lebih kecil yang disebut blostomer. Pada hari ke-3 bola tersebut terdiri
dari 16 sel blastomer dan disebut morula. Pada hari ke-14 didalam bola
kesehatan ibu, keadaan janin itu sendiri dan plasenta sebagai akar yang akan
memberikan nutrisi. Umur janin yang sebenarnya dihitung dari saat fertilisasi
dibedakan menjadi tiga tahap penting yaitu tingkat ovum (telur) umur 0-2
embrio antara umur 3-8 minggu dan sudah terdapat rancangan terbentuk alat
tubuh dan janin sudah terbentuk manusia dan berumur diatas 8 minggu.
a) Pertumbuhan janin
pada lapisan uterus. Saat proses implantasi berakhir pada hari ke-10
beredar.
Perkembangan yang terjadi pada janin;
rudimeter
bentuknya
b) Perkembangan fetus
Apabila perut ibu diraba terlalu keras maka fetus akan bergerak
menjauh.
kelaminnya.
dapat terlihat
ke-16
(5) Rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo (bulu halus)
(3) Gambaran wajah telah nyata, dengan telinga yang terletak pada
(4) Kelopak mata, alis mata dan kuku telah tumbuh dengan
sempurna
(7) Kelenjar minyak telah aktif dan vernix caseosa (zat seperti
(8) Gerakan fetus dapat rasakan oleh ibu setelah kehamilan minggu
ke-18
ke-20
v. Minggu ke-20-24
subkutan
(3) Dari minggu ke-24 dan seterusnya, fetus akan menyepak dalam
luar
(4) Bayi tampak tenang apabila ibu mendengarkan musik yang
(1) Mata terbuka alis dan bulu mata telah berkembang dengan baik
(5) Fetus yang lahir pada akhir masa ini mempunyai angka
(2) Testes fetus pria terdapat didalam skrotum pada minggu ke-36
(3) Ovarium perempuan masih berada disekitar cavitas pelvic
minggu tersebut.
(Romauli, 2011)
Secara klinis tanda-tanda kehamilan dapat dibagi dalam tiga kategori besar
yaitu : tanda tak pasti (probable signs) dan tanda-tanda kepastian hamil dan
kemungkinan.
tanda pasti kehamilan karena amenorhea dapat juga terjadi pada penyakit
dan yang paling sering gangguan emosional terutama pada mereka yang
tidak ingin hamil atau malahan mereka yang ingin sekali hamil (dikenal
Mual dan muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak enak
c) Mastodinia
e) Gangguan kencing
karena desakan uterus yang membesar dan tarikan uterus oleh uterus ke
cranial. Pada akhir triwulan III, gejala biasa timbul karena janin mulai
Konstipasi ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat juga
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena
Perubahan ini antara lain cloasma yakni warna kulit yang kehitaman pada
dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi. Biasanya muncul
i) Perubahan payudara
tetapi hal ini bukan merupakan petunjuk pasti karena kondisi serupa
Sering dijumpai bila berada pada tempat ramai yang sesak dan padat.
l) Lelah (fatigue)
m) Varises
pertama.
tanda ini muncul pada minggu ke 16-20, setelah rongga rahim mengalami
b) Tanda piskacek’s
pembesaran tertentu.
c) Suhu basal
Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2-38,80C
adalah salah satu tanda adanya kehamilan. Gejala ini sering dipakai
adanya buah kehamilan atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan
Tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16 sampai 20
c) Tanda braxton-hiks
membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, maka
1) Sistem Reproduksi
b) Servik Uteri
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari
c) Uterus
Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalm rongga pelvik
hati
Gambar II.1
TFU sesuai masa kehamilan
Pada trimester III korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi karena telah
2) Sistem Payudara
seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak
lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning dan banyak
3) Sistem Endokrin
4) Sistem Perkemihan
Pada kehamilan kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan sering
kencing akan timbul lagi karena kandung kemih akan mulai tertekan kembali.
5) Sistem Munculoskeletal
6) Sistem Kardiovaskuler
5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas
berkisar 14000-16000.
kusam dan kadang juga kan mengenai daerah payudara dan paha, perubahan
ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae
kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang
dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan
chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada aerola dan daerah
berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah
persalinan.
8) Sistem Metabolisme
trimester ketiga.
b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter
menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodelusi darah dan kebutuhan
laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat
tulang janin.
iv. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi
retensi air.
9) Sistem Pernafasan
Pada usia kehamilan 32 minggu keatas karena usus tertekan uterus yang
(Romauli, 2011)
Menurut Romauli tahun 2011, perubahan psikologis pada ibu hamil trimester
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
7) Libido menurun
1) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil.
pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi
yang dikandung
2) Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi
bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal harganya. Gizi
pada watu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil
c) Kalsium : kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari
d) Zat besi : diperlukan asupan zat besi bagi hamil dengan jumlah 30 mg per
e) Asam folat : ibu hamil memerlukan asam folat sebesar 400 mikrogram
per hari
(Prawirohardjo, 2013).
3) Personal hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya 2 kali
genetalia).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah
memenuhi kriteria berikut ini : Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada
ikatan ketat pada daerah perut, Bahan pakaian usahakan yang mudah
5) Eliminasi (BAB/BAK)
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan pencegahan yang
banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong.
Minuman air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat
6) Seksual
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan.
8) Body Mekanik
Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil : duduk, berdiri, berjalan,
9) Istirahat
seiring kemajuan kehamilannya, tidur malam hari selama ±8 jam dan istirahat
Wanita hamil harus berhati – hati melakukan perjalanan yang cenderung lama
saling mengenal antara calon ibu dan bidan atau dokter yang akan
menolongnya.
12) Imunisasi
Tabel II.1
Imunisasi TT
Lama
Interval (selang %
Antigen perlindunga
waktu minimal) Perlindungan
n
TT1 Pada kunjungan - -
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah 3 tahun 80
TT1
TT3 6 bulan setelah 5 tahun 95
TT2
TT4 1 tahun setelah 10 tahun 99
TT3
TT5 1 tahun setalah 25 tahun 99
TT4 /seumur
hidup
(Sumber : Prawirohardjo, 2013).
13) Persiapan laktasi
karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui
bayinya.
(Romauli, 2011)
Tabel II.2
Kunjungan Ibu Hamil dan Asuhan yang diberikan
Kunjungan Waktu Kegiatan
Kunjungan I Minggu 1. Penapisan dan pengobatan
ke 16 anemia
2. Perencanaan persalinan
3. Pengenalan komplikasi akiba
kehamilan dan pengobatannya
Kunjungan II Minggu 1. Pengenalan komplikasi akibat
ke 24-28 kehamilan dan pengobatannya
2. Penapisan preeklamsia, gamelli,
infeksi alat reproduksi dan saluran
Kunjungan Waktu Kegiatan
perkemihan, MAP.
Kunjungan Minggu 1. Pengenalan komplikasi akibat
III ke 32 kehamilan dan pengobatannya
2. Penapisan preeklamsia, gamelli,
infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan, MAP.
Kunjungan Minggu 1. Sama seperti kegiatan
IV 36 kunjungan II dan III
sampai 2. Mengenali adanya kelainan
akhir letak dan presentasi
3. Memantapkan rencana
persalinan
4. Mengenali tanda persalinan
(Sumber : Prawirohardjo, 2013).
1) Pengertian: Kartu skor adalah alat sederhana dengan format (1) daftar faktor
pedesaan, (2) sistem skoring dengan nilai skor untuk tiap FR dan kode warna
2) Pendekatan resiko pada ibu hamil dengan menggunakan Kartu Skor Poedji
ii. Tiap faktor risiko memiliki skor 4 kecuali pada letak sungsang, luka
Pada ibu hamil ketidaknyamanan yang sering terjadi seperti sering buang air
sembelit, kram pada kaki, mengidam, nafas sesak, nyeri ligamentum rotundum,
panas perut, perut kembung, pusing/sakit kepala, mual dan muntah, sakit
diwajah dan jari tangan, Keluar cairan pervaginam, Gerakan janin tidak terasa,
sehat.
trauma minimal
4) Mempersiapkan ibu, agar nifas berjalan normal dan dapat membesikan ASI
eksklusif.
5) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
a. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
kontraksi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot rahim,
5) Induksi partus
d) Misoprostol : Cytotec/gastru
a) Terjadi Lightening
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
bawah. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil
bawah terasa sesak, terjadi kesulitan saat berjalan, dan sering berkemih.
antara ketiga P yaitu, power (kekuatan his), passage (jalan lahir normal),
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks. kontraksi
kontraksi yang lebih sering, sebagai his palsu. Sifat his permulaan (palsu)
adalah rasa nyeri ringan dibagian bawah, datangnya tidak teratur, tidak
ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda, durasinya pendek, dan
pembukaan.
b) Kontraksi uterus
c) Blood show
Cairan lendir bercampur darah yang keluar melalui vagina (Ilmiah, 2015)
d. Pemeriksaan dalam
Vulva vagina apakah ada luka atau massa (benjolan), portio konsistensi lunak,
pembukaan serviks 1-10 cm, penipisan 100 %, ketuban apakah sudah pecah atau
e. Tahap Persalinan
bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan
(Mochtar, 2013).
c) Penurunan Kepala Janin
Gambar II.2
Penurunan Kepala Perlimaan
Periksa Periksa
Keterangan
Luar Dalam
Di perineum
0/5 H IV
Keterangan :
pubis.
ii. 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki PAP.
iii. 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga
panggul.
iv. 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada
janin yang berada diatas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk
vi. 0/5 jika bagian terendah janin sudah tidak dapat diraba dari
(JNPK-KR, 2014)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama,
kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk keruang
panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot dasar panggul yang melalui
ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada
waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum
meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala,
diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi berlangsung selama 1.5
d) Dua kekuatan, yaitu his dan mengejan akan mendorong kepala bayi
3) Kala III (kala pengeluaran uri) setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat
sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi
plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10
menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina, dan akan lahir
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri.
a) Perasat Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/diatas simfisis, tali
pusat ditegangkan. Jika tali pusat masuk kembali, berarti uri belum lepas.
Jika tali pusat diam atau maju, berarti uri sudah lepas.
b) Prasat Klein
Sewaktu ada his, rahim di dorong sedikit. Jika tali pusat tertarik masuk,
berarti uri belum lepas, dan jika tidak bergetar, artinya uri sudah lepas.
c) Prasat Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus. Jika tali pusat bergetar,
berarti uri belum lepas, sedangkan jika tidak bergetar artinya uri sudah
lepas.
a) Schultze
Cara ini yang paling sering terjadi, yang pertama terlepas adalah bagian
biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
b) Duncan
Lepasnya uri mulai dari pinggir. Jadi, bagian pinggir uri lahir lebih
(Mochtar, 2013)
c) Tingkat III : Robekan makin luas sampai mencapai sfingter ani, mukosa
plasenta dan bayi lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap
disebabkan oleh luka pada pelepasan uri dan robekan pada serviks dan
perineum. Jumlah perdarahan rata-rata yang dianggap normal adalah 250 cc,
biasanya 100-300 cc. Apabila perdarahan lebih dari 500 cc, hal tersebut sudah
dianggap abnormal dan harus dicari sebabnya. Yang harus diperhatikan yaitu
ketuban harus lengkap, keadaan umum ibu dan bayi dalam keadaan baik
(Mochtar, 2013).
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dal plasenta
dapat lahir melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut
Coccyges.
Bagian lunak :
ii. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut
midlet.
iii. Pintu bawah panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
outlet.
iv. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet
dan outlet.
b) Sumbu Panggul
c) Bidang Hodge
symphisis
iii. Bidang Hodge III : sejajar hodge I dan II setinggi Spina ischiadika
iv. Bidang Hodge IV: sejajar hodge I, II, III setinggin os koksigis.
Gambar II.3
Bidang Hodge
(Sumber: Mochtar, 2013)
stasion 5.
sampai stasion-5.
e) Ukuran-Ukuran Panggul
arcus pubis membentuk sudut 90o lebih, pada pria kurang dari 80o.
f) Jenis panggul
2) Faktor Power
Adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga
primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan
retraksi otot rahim. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri
dari :
3) Faktor Passenger
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi
frontanel minor).
iii. Postur janin dalam Rahim : (Sikap janin, letak janin, presentasi,
Posisi janin).
b) Plasenta
c) Air ketuban
4) Faktor Psikis
5) Faktor Penolong
(Ilmiah, 2015).
SAR (Segmen Atas Rahim) dibentuk oleh corpus uteri yang pada
Bawah Rahim) dibentuk oleh istmus uteri bersifat pasif dan dilatasi
Gambar II.4
Pembentukan SBR dari isthmus uteri
iii. Serviks
(1) Agar bayi dapat keluar dari rahim maka perlu terjadi pembukaan
dari serviks.
dari serviks.
diameternya.
Gambar II.5
Penipisan dan pembukaan serviks
atas. Dari luar peregangan oleh bagian depan atas. Dari luar
sistole rata-rata 15-20 mmHg dan diastole rata-rata 5-10 mmHg. Namun
persalinan.
mual muntah biasa terjadi sampai ibu mencapai akhir kala I. Bibir dan
(Ilmiah, 2015)
Air ketuban yang telah keluar membuat dinding uterus menjadi lebih
His yang sering dan kuat disebabkan oleh kontraksi otot dinding perut
pentingnya pengosongan kandung kemih agar jalan lahir lebih luas, dan
kepala bayi dapat lewat. Perubahan pada rectum akibat tertekan oleh
dan sedikit mengedan, secara bertahap kepala bayi dapat keluar. Lalu
(Ilmiah, 2015).
plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
Setelah lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau kedalam
a) Sistem Renal
b) Serviks
Bentuk serviks setelah melahirkan agak menganga seperti corong. Bentuk
c) Perineum
sebelumya teregang oleh tekanan bayi bergerak maju dan akan kembali
Vulva dan vagina dalam beberapa hari pertama sesudah proses tetap
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur akan
(Ilmiah, 2015)
3) Pakai clemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu
cuci kedua tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan dengan handuk
tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik).
7) Bersihkan vulva dan perenium, dari depan ke belakang dengan kapas atau
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam selama 10 menit. cuci
kedua tangan.
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi uterus mereda
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 kali per menit).
11) Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup baik,
kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
12) Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran
14) Anjurkan ibu berjalan, jongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu
15) Letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi. Jika
16) Letakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18) Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi perenium
dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, sementara tangan
yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran sambil bernafas cepat dan dangkal.
20) Periksa lilitan tali pusat dan lakukan tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi.
21) Setelah kepala lahir tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
Lahirnya bahu
22) Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparental.
Anjurkan ibu untuk mneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala
ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan untuk menyangga kepala dan bahu.
Gunakan tangan yang berada di atas untuk menelusuri dan memegang lengan
24) Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran tangan yang
berada di atas ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki bayi. pegang kedua
mata kaki bayi (masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua
kaki dengan melingkaran satu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi
25) Lakukan penilaian selintas dan jawablah tiga pernyataan berikut untuk
menilai apakah ada asfiksia bayi: apakah kehamilan cukup bulan, apakah bayi
menangis atau bernafas tanpa kesulitan baik atau bayi bergerak aktif.
26) Keringkan mulai dari muka, kepala, bagian tubuh lainnya, kecuali telapak
kering.
27) Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam uterus
(hamil tunggal).
28) Beritahukan kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin untuk
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10 unit IM
menyuntikkan oksitosin.
30) Setelah 2 menit bayi lahir, jepit tali pusat pada sekitar 5cm dari pusat
Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
31) Potong dan ikat tali pusat dengan sau tangan, angkat tali pusat yang telah
dijepit kemudian gunting tali pusat di antara 2 klem tersebut (sambil lindungi
perut bayi). Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
32) Letakan bayi tengkurap di dada ibu untuk melakukan kontak kulit ibu ke
kulit bayi.
33) Pindahan klem 5-10 cm dari vulva
34) Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di tepi atas
simpisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
35) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan
plasenta tidak lahir setela 30-40 detik hentikan penegangan tali pusat dan
diatas.
36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat e arah distal maka lanjut
37) Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lnjutkan kelahiran plasenta dengan
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus
Menilai perdarahan
39) Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
40) Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perenium dan lakukan penjahitan
pervaginam.
42) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan
rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering , memakai sarung tangan DTT.
Evaluasi
44) Ajarkan ibu atau keluarga massase uterus dan menilai kontraksi
46) Memerisa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
47) Pantau kadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali
per menit).
48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
50) Bersihkaan ibu dari paparan darah dan air ketuban dengan menggunakan air
DTT. Bersihkan cairan ketubah, lendir dan darah dirajang atau sekitar ibu
51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberi ASI. Anjurkan keluarga
53) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balik bagian
54) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan
56) Dalam satu jam pertama, beri salep atau tetes mata profilaksisi infeksi, Vit K1
dengan IM dibawah paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru
lahir, pernafasan bayi (normalnya 40-60 kali per menit) dan temperatur tubuh
57) Setelah satu jam vit K1 di berikan suntikkan imunisasi Hepatitis B di paha.
58) Lepas sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam kedalam larutan
59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
60) Lengkapi partograf, Periksa kembali tanda-tanda vital dan asuhan kala IV
Tujuan dari penapisan awal adalah untuk menentukan ibu boleh bersalin di
BPM atau rujuk ibu, apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut
kurang dari 37 minggu), ketuban pecah disertai dengan mekonium yang kental,
ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam), ketuban pecah pada persalinan kurang
bulan (UK kurang dari 37 minggu), ikterus, anemia berat, tanda/gejala infeksi,
janin, primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih
5/5, presentasi bukan belakang kepala, presentasi ganda, kehamilan gemelli, tali
Ada beberapa tanda bahaya ibu bersalin diantaranya: perdarahan lewat jalan
lahir, tali pusar atau tangan bayi keluar dari jalan lahir, ibu mangalami kejang, ibu
tidak kuat mengejan, air ketuban keruh atau bau, ibu gelisah atau mengalami nyeri
a. Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa yang dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas ini dimulai setelah kelahiran
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
2015).
lahirnya bayi dan plasenta serta mencerminkan keadaan fisiologi ibu, terutama
2015).
3) Remote puerperium, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
Ibu masih mengalami keletihan, Muncul keluhan sembelit, Secara bertahap perut
menjadi datar, Berat badan berkurang secara bertahap, Rasa tidak enak pada
payudara, Rasa sakit dilengan dan leher akibat menggendong bayi, Rontoknya
dimata, lebam, tanda kehitaman disekitar mata dan pipi (Marliandiani dkk, 2015).
3) Baby blues yang berlanjut, 80% dialami wanita setelah bersalin, perasaan
sedih atau uring-uringan timbul dalam jangka waktu dua hari sampai dua
minggu, hal ini masih normal bersifat sementara (Marliandiani dkk, 2015).
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus maka
sama lain, dan ukuran uterus secara bertahap kembali sebelum hamil.
i. Iskemia myometrium
Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi uterus yang terus
iii. Autolysis
sebelum hamil dan lebarnya lima kali lebar sebelum hamil yang
mengurangi perdarahan.
Table II.3
Perubahan normal pada uterus selama postpartum
Involusi Tinggi Berat Diameter
Uterus Fundus Uteri Uterus Uterus
Plasenta Setinggi pusat 1000 12,5 cm
lahir gram
7 hari Pertengahan 500 gram 7,5 cm
(minggu 1) pusat dan
simfisis
14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm
(minggu 2)
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm
(sumber : Marliandiani dkk, 2015)
b) Lochea
terdiri atas eritrosit, serpihan desidua, sel epitel, dan bakteri. Lochea
Macam-macam lochea :
iii. Lochea serosa : cairan berwarna agak kuning berisi leukosit dan
dimasuki oleh 2 pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1
jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari
canalis cervikallis.
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada Postnatal
2) Sistem pencernaan
antara lain :
a) Nafsu makan
Ibu sering kali cepat lapar setelah melahirkan dan siap makan pada 1-2
jam post primordial, dan dapat ditoleransi dengan diet yang ringan.
b) Motilitas
Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu
c) Pengosongan usus
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari
3) Sistem Perkemihan
Ibu postpartum dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak mengganggu
proses involusi uteri dan ibu merasa nyaman. Namun demikian, pasca
retensi urin.
c) Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan
menyebabkan miksi.
4) Sistem muskuloskeletal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam postpsrtum. Ambulasi dini sangat
uteri.
5) Sistem Endokrin
a) Hormon plasenta
oleh plasenta. Yang menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa
nifas.
b) Hormon pituitary
Hormon pituitary terdiri dari hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon
produksi susu.
menyusui
d) Hormon oksitosin
ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum, dan vulva serta
vagina.
a) Suhu badan : Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2OC. Pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 OC dari keadaan
normal. Hal ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan
b) Nadi : Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit. Pasca
c) Tekanan darah : Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-
120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus
bahkan normal. Keadaan ini karena ibu dalam keadaan pemulihan atau
7) Sistem Kardiovaskular
Volume darah normal yang diperlukan plasenta dan pembuluh darah uterin,
8) Sistem Haematologi
bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat
volume darah yang berubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan
dehidrasi. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik
2% atau lebih tinggi dari pada saat memasuki persalinan awal, maka pasien
dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak, kurang lebih sebanyak
500 ml darah.
(Marmi, 2015)
f. Kebutuhan Dasar Masa Nifas
a) Nutrisi
kalori sebanyak ±700 kalori pada 6 bulan pertama kemudian ±500 kalori
bulan selanjutnya.
b) Karbohidrat
c) Lemak
d) Protein
Jumlah protein yang diperlukan ibu pada masa nifas adalah sekitar 10-
dalam makanan adalah Vit B6, tiamin, asam folat, kalsium, seng dan
magnesium.
i. Sumber vitamin : hewani dan nabati
f) Kebutuhan Cairan
Asupan tablet tambah darah dan zat besi diberikan selama 40 hari
reproduksi.
darah yang belum berjalan baik maka ibu harus cukup istirahat, dimana ibu
postpartum. Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan
5) Seksual
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungna seksual kembali setelah
pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi dan
luka bekas section cesarean (SC) biasanya telah sembuh dengan baik.
6) Eliminasi BAK/BAB
a) Miksi/BAK
b) Defekasi/BAB
Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan,
(Marmi, 2015)
1) Fisiologi Laktasi
Laktasi meliputi proses produksi ASI itu sendiri dan proses pengeluaran ASI.
prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu
a) Manfaat ASI untuk bayi : kualitas dan kuantitas nutrisi yang optimal,
kondisi ibu nifas, berat badan cepat kembali normal, metode KB.
a) Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar, berwarna kuning
nitrogen, sel darah putih, dan antibodi yang tinggi dari pada ASI matur.
Rendah lemak dan laktosa. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam.
b) ASI Transisi/peralihan
kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut air lebih tinggi, kadar protein dan
c) ASI Matur
ASI matur keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya. ASI matur akan
terlihat lebih encer dari pada susu sapi. Air susu matur memiliki dua tipe
yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk merupakan ASI yang keluar lebih
dulu saat ibu menyusui. Sifat foremilk lebih encer, tinggi laktosa, dan
penghilang rasa haus pada bayi. Sementara hindmilk keluar beberapa saat
setelah foremilk, sifatnya lebih kental dan kandungan lemak lebih tinggi
tertidur
e) Payudara akan terasa lunak setelah menyusui
bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues, yang disebabkan oleh
perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima
kehadiran bayinya.
Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang
dirasakan. Selain itu, juga karena perubahan fisik dan emosional selama
c) Faktor umur
lain-lain.
Cara mengatasi post partum blues :
2) Depresi postpartum
menderita masalah tidur, dan merasa sedih. Tapi, gejala ini seringkali
disebabkan oleh “baby blues”- kondisi temporer yang dialami 50-80% wanita
setelah melahirkan.
3) Postpartum psikosa
Adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah
pascapartum yang sangat jarang terjadi, hal itu dianggap sebagai gangguan
jiwa paling berat dan dramatis yang terjadi pada periode pascapartum.
a) Penyebab postpartum psikosa disebabkan karena seorang wanita yang
schizoaffektif disorder.
(Marmi, 2015)
Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai
keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
Tujuan :
perdarahan berlanjut
dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu
Tujuan :
tanda penyulit
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
Tujuan :
tanda penyulit
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
Tujuan :
(Marmi, 2015).
Komplikasi pada masa nifas adalah Perdarahan pervaginam, Infeksi masa nifas,
makan dalam waktu lama , Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan dikaki
(trombopebitis), Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan
a. Definisi Neonatus
toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi, 2015).
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dan umur kelahiran 37 minggu sampai
Ciri bayi baru lahir normal yaitu lahir aterm antara berat badan 2.500-4.000
gram ; panjang badan 45-52 cm ; lingkar dada 30-38 cm ; lingkar kepala 33-35
subkutan yang cukup ; rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya
telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, genetalia perempuan labia mayora
sudah menutupi labia minora pada laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik ; refleks sucking dan swallowing (isap,
dan menelan) sudah terbentuk dengan baik ; refleks morro (gerakan memeluk bila
baik, eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostatis. Bila terdapat gangguan adaptasi,
metabolik, dan sistem neurologi bayi baru lahir harus berfungsi secara
1) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6 sampai 8 jam pertama
kehidupan, yang akan di alami oleh seluruh bayi, dengan mengabaikan usia
2) Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah bayi baru lahir) pernafasan
cepat (dapat mencapai ’80 kali per menit) dan pernafasn cuping hidung
jantung dapt mencapai 180 kali per menit selama beberapa menit pertama
kehidupan.
3) Setelah respon awal ini, bayi baru lahir menjadi tenang rileks, dan jtuh
tertidur, tidur pertama ini (dikenal sebagai fase tidur) dalam 2 jam setelah
berlebih terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah muda menjadi
dan batuk.
(Marmi, 2015)
Kemudahan akses ke ibu, air susu ibu, suhu lingkungan yang sesuai,
lingkungan yang aman, pengasuhan oleh orang tua, kebersihan, pengawasan atau
tindak lanjut pada gejala sakit, akses ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila
terdapat kecurigaan atau terjadinya komplikasi, asuhan dan rangsangan kasih
(Prawirohardjo, 2013).
1) Sistem Pernapasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika mengalami
pulnomer terjadi sejak masa embrio, tepatnya pada umur kehamilan 24 hari.
Peredaran darah janin, nutrisi berasal dari plasenta masuk ke dalam tubuh
melalui dukutus venosus arantii. Darah dari vena kava inferior masuk ke
atrium kanan dan bercampur dengan darah dari vena kava inferior. Darah dari
bercampur dengan darah yang berasal dari vena pulmonalis. Darah dari
dan kiri.
d) Pada saat pemotongan tali pusat aliran darah vena umbilikalis menuju
3) Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan neonatus relative lebih panjang dan berat dari pada orang
4) Hepar (Hati)
setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga
sudah disimpan dalam hepar. Hepar masih belum berfungsi pada neonatus
5) Metabolisme
Pada jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidarat dan pada
hari ke dua energi didapatkan dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu
kurang lebih pada hari ke-6 , pemenuhan kebutuhan energi bayi 60%
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan unutuk mengalami stress fisik akibat
perubahan suhu diluar uterus. Dibawah ini mekanisme kehilangan panas pada
a) Konduksi
langsung dengan tubuh bayi. Contoh kehilangan panas tubuh bayi secara
b) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak.
c) Radiasi
radiasi, ialah bayi baru lahir dibiarkan dalam ruangan dengan AC tanpa
diberi pemanas. Bayi baru lahir dibiarkan telanjang, bayi baru lahir di
tembok.
d) Evaporasi
tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga dapat terjadi
ketika saat BBL tidak segera dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan
7) Kelenjar Endokrin
d) Pancreas dibentuk dari foregut pada minggu ke-5 sampai minggu ke-8.
Pada neonatus fungsi ginjal belum sempurna hal ini karena jumlah nefron
matur belum sebanyak orang dewasa, tidak seimbang antara luas permukaan
glomerulus dan volume tobulus proksimal, aliran darah ginjal (renal blood
Derajat keasaman (ph) darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis rendah
secara sempurna.
11) Imunologi
Pada neonatus hanya terdapat IgG (Imunoglobulin Gamma). IgG berasal dari
(Marmi,2012)
Tidak mau menyusu, kejang-kejang, lemah, sesak nafas (Lebih besar atau
sama dengan 60 kali/menit) tarikan dinding dada bagian dalam, bayi merintih atau
menangis terus menerus, tali pusar kemerahan sampai dinding perut berbau dan
bernanah, demam/panas tinggi, mata bayi bernanah, diare/buang air besar cair
lebih dari 3 kali sehari, kulit dan mata bayi kuning, tinja bayi saat buang air besar
Bayi Baru Lahir dengan resiko tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : BBL
dari kehamilan resiko tinggi, BBL dengan BB<2500 gram dana tau >4000 gram,
BBL dengan usia kehamilan <37 minggu dan atau >42 minggu, BBL yang BB
lahir kurang dari BB menurut usia kehamilan (IDER), nilai APGAR <7, BBL
dengan infeksi intrapartum, trauma jalan lahir, atau kelainan kongenital, BBL
dari keluarga problem sosial. Berdasarkan ciri tersebut, neonatus beresiko tinggi
Selain itu terdapat tanda kegawatdaruratan pada bayi baru lahir yaitu antara
lain sesak nafas, frekuensi pernafasan 60x/menit, gerak retraksi di dada, panas
atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat lahir rendah (1500-2500 gram)
dengan kesulitan minum. Sianosis sentral (lidah biru), perut kembung, periode
(Prawirohardjo, 2013).
Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal
Table 11.5
Jadwal Pemberian Imunisasi
Jenis Dosis Lokas Usia Efek samping
i
BCG 0,05 Lenga Dibawah 2 Umumnya tidak ada, namun
mL n bulan, jika sebagian anak timbul
Secara kanan lebih pembengkakan kelenjar getah
intra atas dibutuhkan bening diketiak atau leher bagian
Cutan tes mantoux bawah. Biasanya akan sembuh
terlebih sendiri
dahulu
Hepatitis 0,5 mL Pada Sekurang- Nyeri pada suntikan, demam
B Secara paha kurangnya 12 ringan, pembengkakan,tetapi
intra lewat jam setelah umumnya tidak terjadi.
Muskul antero bayi lahir
er lateral
Polio 0,5 mL Oral Pada usia Hampir tidak ada. Sebagian
Secara 0,2,4,6 bulan, kecil mengalami pusing diare
oral pemebrian ringan, dan sakit otot.
vaksin polio
selalu
dibarengi
dengan
vaksin DPT
DPT 0,5 mL Pada Sebanyak 3 Umumnya muncul demam yang
Secara paha kali pada usia dapat diatasi dengan obat
intra lewat 2,4,6 bulan penurun panas.
Muskul antero
er lateral
Campak 0,5 mL Pada Sebanyak 1 Umumnya tidak ada
Secara lenga kali, pada
sub n usia 9 bulan
cutan bagia
n kiri
(Sumber : Marmi, 2015)
1) Kunjungan Neonatal I (KN I) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir.
Asuhannya adalah :
pusat
f) Dokumentasikan
Asuhannya adalah :
a) Timbang berat badan bayi, bandingkan berat badan saat ini dengan berat
e) Dokumentasikan
Asuhannya adalah :
a) Timbang berat badan bayi, bandingkan berat badan saat ini dengan berat
e) Dokumentasikan
5. Konsep Dasar/Teori Keluarga Berencana (KB)
Keluarga berencana yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(Konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi kedinding
2) Konseling.
3) Pelayanan kontrasepsi.
4) Pelayanan infertilitas.
7) Konsultasi genetik.
8) Tes keganasan.
9) Adopsi
(Setiyaningrum, 2016).
d. Macam Kontrasepsi
1) Metode sederhana
i. Metode kalender
seksual pada masa subur/ ovulasi yang biasanya 12-16 hari sebelum
Metode suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh
suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan
Lendir serviks dapat diamati seorang wanita setiap harinya, pada saat
rendah, dan lendir yang sangat lengket dan bila direntangkan dua jari
i. Metode barier
(1) Kondom
(1) Spermicida
(Setiyaningrum, 2016).
2) Metode modern
a) Oral kontrasepsi
i. Pil kombinasi
noretridon.
b) Suntik
(Setiyaningrum, 2016).
b) Implant
(polydimethylsiloxane).
i. Jenis-jenis implant
panjang 3,4 cm, dan diameter 2,4 cm mm, yang berisi dengan 36
(2) Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
tahun.
(3) Jadena dan indoplant, ini terdiri dari 2 batang yang diisi dengan
(Setiyaningrum, 2016).
pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh
sperma.
1) Terdapat gangguan haid seperti amenore yaitu tidak datang haid pada setiap
bulan selama menjadi akseptor keluarga berencana suntik tida bulan berturut-
2) Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai infeksi atau tidak bila
3) Berat badan yang bertambah 2,3 kilogram pada tahun pertama dan meningkat
5) Bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
(Setiyaningrum, 2016)
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
(Tanggal/ jam Pengkajian : 15-09-2021/ 19.00 WIB)
A. Data Subyektif
1. Biodata/ Identitas
Nama Ibu : Ny.P Nama Suami : Tn.P
Umur : 18 th Umur : 20 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : ±1,5 jt
Alamat : Desa Pagung 03/06, kec. Semen, Kota Kediri
2. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang untuk mengontrol
kehamilannya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yaitu tanggal
15 September 2021
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan yang dirasakan
4. Riwayat Menstruasi
Usia menarche 13 tahun, siklus menstruasi 28 hari (teratur/tidak), lama ±6
hari tiap bulan, banyaknya darah 3 kali ganti softex/hari, konsistensi cair,
dysmenorhoe tidak, fluour albus iya, warna jernih, bau tidak, gatal tidak.
HPHT : 27-01-2020
HPL : 04-10-2021
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
Hamil Muda : tidak ada penyulit
Hamil Tua : tidak ada penyulit
Riwayat imunisasi : TT 5 (TT lengkap)
Gerakan janin pertama : 4 bulan
Tanda bahaya dan penyulit kehamilan: tidak ada
Obat/jamu yang pernah dikonsumsi : tidak ada
Keluhan BAK / BAB : tidak ada
Periksa hamil : TM I (1x) TM II (3x) TM III (2x)
Periksa di : Bidan (5x) Puskesmas (1x)
6. Riwayat kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Riwayat kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas Anak
No Umur Peny Penol Jenis Temp Penyu Peny Seks BB/PB Meny Ket
ulit lit ulit usui
1 H A M I L I N I
I. Pengkajian
(Tanggal/ jam Pengkajian : 02-10-2021/ 13.00 WIB)
A. Data Subyektif
1. Biodata/ Identitas
Nama Ibu : Ny.P Nama Suami : Tn.P
Umur : 18 th Umur : 20 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : ±1,5 jt
Alamat : Desa Pagung 03/06, kec. Semen, Kota Kediri
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng sejak tadi malam jam
23.00 WIB (01-10-2021), dan tgl 02-10-2021 jam 05.00 WIB keluar lendir
bercampur flek darah.
3. Riwayat Menstruasi
Usia menarche 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari (teratur/tidak), lama ±7
hari tiap bulan, banyaknya darah 3 kali ganti softex/hari, konsistensi cair,
dysmenorhoe tidak, fluour albus iya, warna jernih, bau tidak, gatal tidak.
HPHT : 27-01-2020
HPL : 04-10-2021
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
Hamil Muda : tidak ada penyulit
Hamil Tua : tidak ada penyulit
Riwayat imunisasi : TT 5 (TT lengkap)
Gerakan janin pertama : 4 bulan
Tanda bahaya dan penyulit kehamilan: tidak ada
Obat/jamu yang pernah dikonsumsi : tidak ada
Keluhan BAK / BAB : tidak ada
Periksa hamil : TM I (-) TM II (2x) TM III (3x)
Periksa di : Bidan (5x) Puskesmas (1x)
5. Riwayat kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas Anak
No Umur Peny Penol Jenis Temp Penyu Peny Seks BB/PB Meny Ket
ulit lit ulit usui
1 H A M I L I N I
3) Kriteria Hasil
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV, TD : 110/70-130/90 mmHg
N : 60-90 x/menit
S : 36,5-37,5°C
RR : 16-24 x/menit
d. DJJ : 120-160 x/menit
e. HIS : 3 x 10” ≥ 40 detik
f. Kala I (6-8 jam), Kala II (60 menit), Kala III (5-10 menit), Kala IV ( 2
jam PP).
g. Pemeriksaan dalam : Vulva vagina tidak oedem, portio konsistensi
lunak, pembukaan serviks 10 cm, penipisan 100 %, ketuban utuh/sudah
pecah, presentasi belakang kepala, denominator UUK, hodge III/IV.
h. Penurunan kepala : 2/5, 1/5, 0/5
i. Bayi menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot baik
j. Apgar score : 8/9
k. Abdomen :
- Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, teraba bokong
- Leopold II : Teraba punggung kanan/punggung kiri
- Leopold III : Bagian terbawah janin teraba kepala dan sudah/ belum
masuk PAP
- Leopold IV : Divergen
- TFU MC Donald : 30-31 cm
- TBJ : Sudah masuk PAP (30-11) x 155 = 2.945 gram
(31-11) x 155 = 3.100 gram
Belum masuk PAP (30-12) x 155 = 2.790 gram
(31-12) x 155 = 2.945 gram
l. Pemeriksaan darah : Hb ≥ 11-16 gr/dl.
Intervensi :
1) Beritahu ibu penyebab keluhan yang dirasakan oleh ibu saat ini
R/ KIE penyebab dari keluhan yang dirasakan ibu dapat membantu ibu dalam
memahami kondisinya saat ini dan mengurangi kecemasan atau
kekhawatiran ibu
2) Informasikan pada pasien dan keluarga dengan komunikasi terapeutik tentang
keadaan dan kemajuan persalinan.
R/ Komunikasi terapeutik tentang hasil pemeriksaan membuat ibu mengerti
kondisinya saat ini dan keluarga kooperatif dengan tindakan yang akan
dilakukan oleh bidan.
3) Anjurkan ibu untuk istirahat miring kiri atau jalan-jalan jika masih kuat.
R/ Salah satu kebutuhan ibu hamil adalah istirahat cukup dengan miring kiri
yang sangat penting dalam menjaga kesetabilan kondisi ibu dan janin
agar pemenuhan oksigen dari ibu kejanin tercukupi. Dan jalan-jalan jika
masih kuat membantu mempercepat penurunan kepala janin.
4) Beritahu ibu untuk relaksasi pernafasan setiap ada kontraksi dan makan minum
disela-sela kontraksi.
R/ kontraksi dapat timbul sewaktu-waktu untuk itu pengaturan relaksasi
nafas yang baik dan benar membantu kenyamanan ibu, serta makan dan
minum membantu pemulihan energi ibu saat kontraksi.
5) Anjurkan ibu untuk tidak menahan BAB/BAK
R/ Tidak menahan BAB/BAK membantu mempercepat proses penurunan
kepala dan menghindari neyri akibat menahan BAB/BAK
6) Anjurkan ibu untuk berdoa sesuai kepercayaan
R/ Berdoa membantu ibu merasa lebih tenang dalam menghadapi
persalinannya.
VI. Implementasi
Diagnosa : Ny. P Usia 18 Tahun G1p0a0 Uk 39-40 Minggu T/H/I Inpartu Kala I
Fase Aktif.
Implementasi :
1) Memberitahu ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu (perut yang terasa
kenceng-kenceng, dan keluar lendir darah) adalah masa-masa ibu memasuki
waktu persalinan dan ibu perlu menyiapkan keperluan saat persalinan.
2) Menginformasikan pada pasien dan keluarga tentang keadaan dan kemajuan
persalinan. Bahwa ibu sudah mengalami pembukaan 7cm dalam fase persalian,
hal tersebut adalah normal serta keadaan janin baik.
3) Menganjurkan ibu untuk istirahat miring kiri karena terdapat vena cafarior
yang menghubungkan aliran darah yang membantu pemenuhan oksigen dari
ibu kejanin tercukupi. Dan menganjurkan ibu untuk jalan-jalan apabila maih
kuat.
4) Memberitahu ibu untuk relaksasi pernafasan setiap ada kontraksi dengan cara
nafas panjang dari mulut keluarkan lewat hidung untuk membantu memberi
kenyamanan pada ibu serta makan dan minum disela-sela kontraksi membantu
mencukupi kebutuhan energi ibu
5) Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB/BAK saat proses persalinan
membantu mempercepat proses penurunan kepala dan dapat menghindari nyeri
akibat menahan BAB/BAK.
6) Menganjurkan ibu untuk berdoa sesuai kepercayaan membantu ibu merasa
lebih tenang dalam menghadapi persalinannya.
VII. Evaluasi
1) Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan tentang penyebab keluhan
yang dirasakan ibu dan sedikit mengurangi kecemasan yang dirasakannya.
2) Ibu mengatakan telah mengerti dengan penjelasan dari bidan mengenai
keadaannya saat ini
3) Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan bidan dan bersedia jalan-jalan
serta tidur miring kiri.
4) Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan bidan dan berusaha rileksasi
mengatur pola penafasan dengan baik mengambil nafas panjang dan
menghembuskannya lewat mulut.
5) Ibu mengatakan mengerti penjelasan bidan dan berusaha tidak menahan
BAK/BAB.
6) Ibu mengatakan telah berdoa memohon kelancaran dalam persalinannya.
CATATAN PERKEMBANGAN INTRANATALCARE
Kala I
Tanggal/Jam Pengkajian : 02-10-2021/15.00 WIB
a. S (Subyektif)
Ibu mengatakan perutnya semakin sering kenceng-kenceng dan semakin kuat
b. O (Obyektif)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV, TD : 130/80 mmHg Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit Suhu : 36,8 oC
HIS : 4x10’ 35”
DJJ : 148 x/menit, teratur
Abdomen :
- Leopold I : TFU 4 jari dibawah px teraba bulat lunak dan tidak melenting
(bokong).
- Leopold II: Bagian kanan perut ibu teraba keras, lurus, panjang seperti papan
(punggung kanan).
- Leopold III:Bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting (kepala) dan
sudah masuk PAP.
- Leopold IV : Divergen 3/5
- TFU Mc. Donald : 30 cm
- TBJ : (30-11) x 155 = 2.945 gram
- Pemeriksaan dalam (VT) Jam 09.30 WIB Vulva vagina tidak oedem, portio
konsistensi lunak, pembukaan serviks 10 cm, penipisan 100%, ketuban negatif(-),
presentasi kepala, denominator UUK, hodge III+.
c. A (Assesment)
Ny “P” usia 18 tahun G1P0000 UK 39-40 minggu Tunggal/Hidup/Intrauterin inpartu
kala I fase Aktif.
d. P (Penatalaksanaan)
1) Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin baik.
TTV dalam batas normal, DJJ normal, pembukaan lengkap dalam waktu 4 jam.
Ibu sudah diperbolehkan mengejan dengan miring kiri, sesuai bimbingan
mengejan yang benar. Ibu mengejan miring kiri dengan benar.
2) Menganjurkan suami untuk tetap mendampingi ibu dan terus memberi motivasi
ibu agar ibu tenang. Ibu telah didampingi oleh suami selama proses persalian.
3) Memberikan inform consent kepada suami ibu sebagai bukti kuat persetujuan
atas tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Suami ibu telah
menandatangani inform consent.
4) Melakukan persiapan asuhan persalinan normal 60 langkah :
Langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut :
Mengenali tanda gejala kala dua
Kala II
Tanggal/jam Pengkajian : 02-10-2021/19.20 WIB
a. S (Subyektif)
Ibu mengatakan merasa lega dengan kelahiran putranya dan perutnya terasa mulas.
b. O (Obyektif)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Bayi lahir jam : 19.15 WIB JK : Laki-laki
Apgar Score : 8/9, tubuh kemerahan, tonus otot baik, bayi menangis kuat
c. A (Assesment)
Ny “P” usia 18 tahun G1P0000 usia kehamilan 39-40 minggu
Tunggal/Hidup/Intrauterin inpartu kala II
d. P (Penatalaksanaan)
Lakukan asuhan persalinan langkah 25-40
Asuhan bayi baru lahir
25. Lakukan penilaian selintas dan jawablah tiga pernyataan berikut untuk menilai
apakah ada asfiksia bayi: apakah kehamilan cukup bulan, apakah bayi
menangis atau bernafas tanpa kesulitan baik atau bayi bergerak aktif.
26. Keringkan mulai dari muka, kepala, bagian tubuh lainnya, kecuali telapak
tangan tanpa membersihkan verniks ganti handuk basah dengan handuk kering.
27. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam uterus
(hamil tunggal).
Manajemen aktif kala III
28. Beritahukan kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin untuk
membantu uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10 unit IM
di sepertiga paha atas bagian distal lateral lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin.
30. Setelah 2 menit bayi lahir, jepit tali pusat pada sekitar 5cm dari pusat
(umbilikus) bayi (kecuali pada asfiksia neonatus, lakukan sesegera mungkin).
Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
lakukan penjepitan pada 3 cm distal dari klem pertama.
31. Potong dan ikat tali pusat dengan sau tangan, angkat tali pusat yang telah
dijepit kemudian gunting tali pusat di antara 2 klem tersebut (sambil lindungi
perut bayi). Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan lakukakan ikatan
kedua menggunakan simpul kunci. Lepaskan klem dan masukkan dalam lrutan
klorin 0,5%.
32. Letakan bayi tengkurap di dada ibu untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit
bayi.
33. Pindahan klem 5-10 cm dari vulva
34. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di tepi atas
simpisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara hati-hati. Jika
plasenta tidak lahir setela 30-40 detik hentikan penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi kembali prosedur diatas.
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat e arah distal maka lanjut dorongan
ke arah kranial hingga plasenta dapat dilahirkan.
37. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lnjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan.
Rangsang taktil (masase) uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus
dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lekukan masase dengan
gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi dengan baik.
Menilai perdarahan
39. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
pastikan bahwa selaputnya lengkap dan utuh.
40. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perenium dan lakukan penjahitan
bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Kala III
Tanggal/jam Pengkajian : 02-10-2021/ 19.30 WIB
a. S (Subyektif)
Ibu mengatakan lega dengan persalinannya yang berjalan dengan lancar
b. O (Obyektif)
TTV, TD : 130/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit Suhu : 36,8 oC
Plasenta lahir lengkap
Robekan perinium derajat II pada mukosa vagina smpai otot perinium
c. A (Assesment)
Ny “P” usia 18 tahun P1001 kala III fisiologis
d. P (Penatalaksanaan)
Lanjutkan asuhan persalinan langkah 41-60
Asuhan pasca persalinan
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan
rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering , memakai sarung tangan DTT.
Evaluasi
43. Pastikan kandung kemih kosong
44. Ajarkan ibu atau keluarga massase uterus dan menilai kontraksi
45. Evaluasi dan estimasi kehilangan darah
46. Memerisa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
47. Pantau kadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali
per menit).
Kebersihan dan keamanan
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas setelah didekontaminasi.
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
50. Bersihkaan ibu dari paparan darah dan air ketuban dengan menggunakan air
DTT. Bersihkan cairan ketubah, lendir dan darah dirajang atau sekitar ibu
berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dn kering.
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberi ASI. Anjurkan keluarga
memberi minuman dan makanan yang diinginkan.
52. Dekontaminasi tempat bersalin degan larutan klorin 0,5%.
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balik bagian
dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin selama 10 menit.
54. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan
handuk pribadi yang bersih dan kering.
55. Pakai sarug tangan DTT untuk pemeriksaan fisik bayi
56. Dalam satu jam pertama, beri salep atau tetes mata profilaksisi infeksi, Vit K1
dengan IM dibawah paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru
lahir, pernafasan bayi (normalnya 40-60 kali per menit) dan temperatur tubuh
( normal 36,5’C-37’C) setiap 15 menit.
57. Setelah satu jam vit K1 di berikan suntikkan imunisasi Hepatitis B di paha.
58. Lepas sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam kedalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan bersih.
60. Lengkapi partograf, Periksa kembali tanda-tanda vital dan asuhan kala IV
Kala IV
Tanggal/jam Pengkajian : 02-10-2021/21.20 WIB
a. S (Subyektif)
Ibu mengeluh nyeri pada luka jahitan dan perutnya masih terasa mules
b. O (Obyektif)
1) Pemeriksaan umum
Ibu :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV, TD : 130/90 mmHg N : 88 x/menit
RR : 24 x/menit S : 36,5°C
Bayi :
BB : 2800 gram PB : 47 cm LK : 33 cm
N : 120 x/m RR : 40 x/m S: 36,6°C
2) Pemeriksaan khusus
Inspeksi
Vagina : Normal, tidak terdapat varices pada vulva dan vagina, tidak
oedem, tidak ada condyloma akuminata, tidak ada condyloma lata, terdapat
pengeluaran lochea rubra.
Palpasi
Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik teraba keras, kandung
kemih kosong.
c. A (Assesment)
Ny “P” usia 18 tahun P1001 2 jam postpartum fisiologis
d. P (Penatalaksanaan)
1) Melakukan observasi TTV, kontraksi, kandung kemih dan perdarahan selama 2
jam postpartum. Telah dilakukan observasi TTV dengan hasil :
TD : 130/80 mmHg N : 86 x/menit
RR : 22 x/menit S : 36,5°C
Kontraksi ibu baik teraba keras, kandung kemih kosong, pengeluaran lochea
rubra 20 cc dan ibu tidak mengalami perdarahan.
2) Membimbing ibu untuk memantau kontraksi uterus dengan cara meraba perut
ibu apabila teraba keras kontraksi uterus berjalan dengan normal. Ibu mampu
memantau kontraksi sesuai yang diajarkan bidan.
3) Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan cara miring kanan dan kiri,
duduk, berdiri lalu berjalan. Ibu mampu melakukan mobilisasi secara bertahap.
4) Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi perbanyak protein untuk
mempercepat penyatuan jaringan dan tidak tarak. Ibu mampu memahami
penjelasan bidan dan mau mngikuti anjuran yang diberikan.
5) Mengajarkan ibu cara melakukan personal hygiene di rumah dengan baik dan
benar, yaitu membersihkan vagina dengan sabun dan di bilas dengan air
mengalir dan di keringkan menggunakan handuk bersih kering. Ibu mampu
memahami penjelasan yang di berikan.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. P USIA 18 TAHUN P2A0
2 JAM POSTPARTUM FISIOLOGIS
I. Pengkajian
(Tanggal/ jam Pengkajian : 02-10-2021/ 21.30 WIB)
A. Data Subyektif
1. Biodata/ Identitas
Nama Ibu : Ny.P Nama Suami : Tn.P
Umur : 18 th Umur : 20 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : ±1,5 jt
Alamat : Desa Pagung 03/06, kec. Semen, Kota Kediri
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya secara normal pada hari Sabtu,
02 September 2021 jam 19.15 wib. Ibu mengeluh nyeri pada luka jahitan.
3. Riwayat Menstruasi
Usia menarche 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari (teratur/tidak), lama ±7
hari tiap bulan, banyaknya darah 3 kali ganti softex/hari, konsistensi cair,
dysmenorhoe tidak, fluour albus iya, warna jernih, bau tidak, gatal tidak.
HPHT : 27-01-2020
HPL : 04-10-2021
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
Hamil Muda : tidak ada penyulit
Hamil Tua : tidak ada penyulit
Riwayat imunisasi : TT 5 (TT lengkap)
Gerakan janin pertama : 4 bulan
Gerakan janin terakhir :1 menit sebelum lahir
Tanda bahaya dan penyulit kehamilan: tidak ada
Obat/jamu yang pernah dikonsumsi : tidak ada
Keluhan BAK /BAB : tidak ada
Periksa hamil : TM I (-) TM II (2x) TM III (2x)
Periksa di : Bidan (5x) Puskesmas (1x)
5. Riwayat kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Riwayat kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas Anak
No Umur Peny Penol Jenis Temp Peny Peny Seks BB/PB Meny Ket
ulit ulit ulit usui
1 N I F A S I N I
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Cara Berjalan : Normal, punggung lordosis
Keadaan Emosional : Stabil
TTV, TD : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit Suhu : 36,8 oC
Lila : 28 cm
BB Bersalin : 68 kg ( sekarang nifas ) : 64 kg
Tinggi Badan : 155 cm
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala Warna rambut : Hitam
Rontok : Tidak
Benjolan : Tidak ada
Ketombe : Tidak ada
Muka Cloasma Gravidarum : Tidak ada
Mata Kelopak mata : Tidak bengkak -/-
Conjungtiva : Merah muda +/+
Sklera : Putih +/+
Pandangan : Normal +/+
Hidung Bentuk : Simetris
Secret : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Mulut & Gigi Hipersalivasi : Tidak
Gigi : Tidak ada caries
Gusi : Tidak bengkak
Stomatitis : Tidak ada
Bibir : Lembab
Lidah : Bersih
Telinga Bentuk : Simetris +/+
Serumen : Tidak ada -/-
Kebersihan : Bersih +/+
Leher Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
Axilla Pembesaran Kelj. Limfe : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Payudara Bentuk : Simetris +/+
Pembesaran : Normal +/+
Hiperpigmentasi : Iya +/+
Papila mamae : Menonjol +/+
Benjolan / tumor : Tidak ada -/-
Keluaran : Colostrum +/+
Kebersihan : Bersih +/+
Abdomen Pembesaran : Ada
Striae albican : Tidak ada
Stiae livida : Tidak ada
Linea alba : Tidak ada
Linea nigra : Ada
Luka parut : Tidak ada
Pembesaran lien /liver : Tidak ada
Punggung Posisi tulang belakang : Lordosis
Anogenital Vulva dan vagina Warna : Kemerahan
Pengeluaran : Lochea Rubra
Laserasi : Derajat 2 (jahitan)
Ekstremitas atas dan bawah
Oedem : Tidak -/-
Varises : Tidak ada -/-
Simetris : Iya +/+
Palpasi
Leher pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelj.thyroid : Tidak ada
Payudara Benjolan/tumor : Tidak ada -/-
Keluaran : Colostrum +/+
Abdomen TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : Baik teraba keras
kandung kemih : Kosong
Tanda REEDA
- Redness (kemerahan) : tidak ada
- Edema (bengkak) : tidak ada
- Echimosis (kebiruan) : tidak ada
- Discharge (cairan sekresi): tidak ada
- Aproximatly (jahitan tidak menyatu) : menyatu rapi
Ekstermitas Atas oedem : Tidak -/-
Ekstermitas Bawah oedem : Tidak -/-
Varises : Tidak ada -/-
Auskultasi
- Paru : Tidak ada ronchi/ weezing
Perkusi
- Reflek patela : positif (+/+)
II. Interpretasi Data Dasar
(Tanggal/ jam : 02-10-2021/ 21.45 WIB)
1) Diagnosa
Ny “P” usia 18 tahun P1001 2 jam postpartum Fisiologis.
2) Data Subyektif
a) Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama secara normal pada hari
Sabtu, 02 oktober 2021 jam 19.15 wib.
b) Ibu mengeluh nyeri pada luka jahitan.
c) Ibu mengatakan bisa mobilisasi secara bertahap mulai dari miring kanan
kiri, duduk dan berjalan.
3) Data Obyektif
Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit
RR : 18 x/menit S : 36,8 °C
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Kandung kemih : Kosong
Pengeluaran : Lochea Rubra
Kontraksi : Baik teraba keras
Pemeriksaan khusus
Inspeksi
a) Payudara: Hiperpigmentasi aerola +/+, puting susu menonjol +/+, dan
bersih.
b) Abdomen: Pembesaran ada, Striae albicanada, Linea nigraada, tidak ada
Luka parut.
c) Vagina : warna kemerahan, tidak oedem, pengeluaran lochea rubra.
Palpasi
a) Payudara : Colostrum +/+, tidak ada benjolan/tumor-/-
b) Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik teraba keras,
kandung kemih kosong.
c) Anogenital Tanda REEDA
(1) Redness (kemerahan) : tidak ada
(2) Edema (bengkak) : tidak ada
(3) Echimosis (kebiruan) : tidak ada
(4) Discharge ( cairan sekresi): Tidak ada
(5) Aproximatly (jahitan yang tidak menyatu) : menyatu
d) Ekstremitas atas dan bawah : oedem -/-, varises -/-
Auskultasi
- Paru : Tidak ada ronchi/ weezing
Perkusi
- Reflek patella : +/+
III. Diagnosa Potensial
Tidak ada
IV. Kebutuhan Segera
Tidak ada
V. Intervensi (Tanggal/ jam : 02-10-2021/ 21.50 WIB)
1) Diagnosa :
Ny “p” usia 18 tahun P1001 2 jam postpartum Fisiologis.
2) Tujuan :
a. Ibu menjalani masa nifas berjalan baik tanpa masalah
3) Kriteria Hasil
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV, TD : 110/70-130/90 mmHg
N : 60-90 x/menit
S : 36,5-37,5°C
RR : 16-24 x/menit
d) Kandung kemih : Kosong
e) TFU : TFU 2 jari bawah pusat
f) Pengeluaran : Lochea Rubra
g) Kontraksi : Baik teraba keras
Intervensi :
1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan tentang kondisinya saat ini
R/Informasi mengenai hasil pemeriksaan yang disampaikan membuat ibu tidak
cemas atau khawatir dengan kondisi yang dialami saat ini.
2) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup sesuai kebutuhan
R/ Istirahat adalah salah satu kebutuhan ibu di masa nifas untuk memulihkan
tenaganya setelah melewati proses persalinan.
3) Anjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap
R/ Mobilisasi perlu dilakukan pada ibu nifas agar tidak terjadi pembengkakan
akibat tersumbatnya pembuluh darah ibu.
4) Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene terutama Genitalia dan bekas
luka jahitan
R/ Menjaga personal hygiene merupakan salah satu cara untuk mencegah dari
terjadinya infeksi pada ibu nifas.
5) Berikan konseling tentang perawatan payudara yang benar
R/ KIE perawatan payudara sangat penting untuk menjaga payudara tetap
bersih terhindar dari infeksidan membantu produksiASI yang lebih banyak
serta berkualitas
6) Beritahu ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan tidak tarak makanan
supaya produksi ASI lancar
R/Masa nifas sangat membutuhkan makanan yang bergizi untuk mendapatkan
kualitas ASI yang bagus serta dapat mememperbanyak ASI & pemulihan
kondisi ibu selama nifas
VI. Implementasi (Tanggal/ jam : 02-10-2021/ 22.00 WIB)
Diagnosa : Ny “A” usia 26 tahun P20022 jam postpartum Fisiologis.
Implementasi :
1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dapat membuat ibu tenang
karena ibu mengerti dan memahami tentang kondisi nifas yang sedang
dialamainya saat ini dalam keadaan normal.
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV, TD : 110/80 mmHg N : 80 x/m RR : 18 x/m S : 36,6°C
I. Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata/ Identitas
Nama Bayi : By Ny “P”
Umur : 0 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Nama Ibu : Ny “P”
Nama Ayah : Tn “P”
Suku/ Bangsa : Jawa/WNI
Agama : Islam
Alamat : Desa Pagung 03/06, kec. Semen, Kota Kediri
2. Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
jantung, diabetes militus, penyakit ginjal, hepatitis, hipertensi.
3. Sumber informasi : c Keluarga Lain-lain c
4. Keluhan utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya hari sabtu, tanggal 02-10-2021
jam 19.15 WIB lahir dengan sehat menangis kuat dan ibu merasa senang.
5. Riwayat Kesehatan
a) Faktor genetik : tidak ada kelainan/gangguan sindroma genetik (down
sindrom, kelainan kromosom) dalam keluarga
b) Faktor maternal : tidak ada riwayat penyakit seperti hipertensi, DM,
jantung, abortus, preeklamsi/eklamsi
c) Faktor antenatal : ANC rutin di bidan (5x), puskesmas (1x), dan tidak
ada penyulit, dengan usia kehamilan 39-40 minggu
d) Faktor intranatal : tidak ada penyulit
e) Faktor postnatal : tidak ada penyulit
6. Pola nutrisi/eliminasi/istirahat
a) Nutrisi : diberikan ASI ibu dan dibantu sufor 2 jam sekali
b) Eliminasi : BAB ±2 kali konsistensi kental, lengket, warna hijau
kehitaman, BAK 3 kali warna kekuningan
c) Istirahat : saat ini masih suka tidur dan tidak rewel.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV, RR : 52 kali/menit
HR : 140 kali/menit
S : 37°C
Jenis kelamin : laki-laki
Berat badan : 2500 gram
Panjang badan : 45 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan : 10 cm
Lingkar kepala : - Sub Occipito Bregmatika (SOB) : 30 cm
- Mento Occipito (MO) : 32 cm
- Fronto Occipito (FO) : 31 cm
Apgar score saat lahir : 1 menit : 8 5 menit : 9
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
a) Kepala : Tidak terdapat Molase, Tidak terdapat cepal, tidak ada
kelainan konginetal, rambut bersih dan lebat
b) Muka : Wajah tampak simetris, tidak terdapat kelainan pada wajah
c) Mata : Simetris, tidak ada strabismus, tidak terdapat secret pada mata,
tidak ikterus, tidak cyanosis, tidak ada pembesaran kelenjar palpebra
d) Telinga : Simetris, tidak ada secret, tidak ada radang atau perdarahan,
membran tymphani utuh
e) Hidung : Tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung
f) Mulut : Tidak terdapat labio/palatoskisis, tidak terdapat oral trush,
tidak sianosis, tidak terjadi pembesaran kelenjar torsil
g) Leher : Tidak terdapat pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
h) Klafikula : Tidak ada fraktur
i) Dada : Puting susu simetris, Normal chest, bunyi jantung regular,
tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, tidak terdapat retraksi
intercostae
j) Abdomen : Bentuk normal, tidak ada pembesaran hepar, bising usus 4
x/menit, Tali pusat masih basah dan terbungkus kasa steril, tidak
berbau dan tidak terjadi perdarahan.
k) Ekstremitas atas dan bawah : Simetris, tidak ada polidactil dan
syndactil, tidak terdapat fraktur.
l) Genetalia : normal, terdapat lubang ureter, sudah BAK
m) Anus : Berlubang, tidak terjadi perdarahan, mekonium sudah keluar
n) Punggung : Tidak ada spinabifida, tidak ada oedema
o) Kulit : Terdapat vernix caseosa dan ada lanugo
p) Refleks :
(1) Reflek Moro : Baik, positif
(2) Reflek Rooting : Baik, positif
(3) Reflek Sucking : Baik, positif
(4) Reflek Babynski : Baik, positif
(5) Reflek Grappe : Baik, positif
(6) Reflek Swallowing : Baik, positif
(7) Reflek glabella : Baik, positif
(8) Reflek tonik neck : Baik, positif
II. Interpretasi Data Dasar
(Tanggal/ jam Pengkajian : 03-10-2021/ 07.30 WIB)
1. Diagnosa
By. Ny “P” Usia 0 hari BBL cukup bulan sesuai masa kehamilan BBL
fisiologis
2. Data Subyektif
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal 02 Oktober 2021 secara
normal jam 19.15 WIB jenis kelamin laki-laki dan sehat.
3. Data Obyektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV, RR : 52 kali/menit
HR : 140 kali/menit
S : 37°C
Jenis kelamin : laki-laki
Berat badan : 2500 gram
Panjang badan : 45 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan atas: 10 cm
Lingkar kepala : - Sub Occipito Bregmatika (SOB) : 30 cm
- Mento Occipito (MO) : 32 cm
- Fronto Occipito (FO) : 31 cm
Refleks pada BBL : Reflek Moro : Baik, positif
Reflek Rooting : Baik, positif
Reflek Sucking : Baik, positif
Reflek Babynski : Baik, positif
Reflek Grappe : Baik, positif
Reflek Swallowing : Baik, positif
Reflek glabella : Baik, positif
Reflek tonik neck : Baik, positif
Pemeriksaan fisik
Mata : Simetris, tidak ada strabismus, tidak terdapat secret pada mata, tidak
ikterus, tidak cyanosis, tidak ada pembesaran kelenjar palpebra
Mulut : Tidak terdapat labio/palatoskisis, tidak terdapat oral trush, tidak
sianosis, tidak terjadi pembesaran kelenjar torsil
Dada : Puting susu simetris, Normal chest, bunyi jantung regular, tidak ada
ronchi, tidak ada wheezing, tidak terdapat retraksi intercostae
Abdomen : Bentuk normal, tidak ada pembesaran hepar, bising usus 4
x/menit, Tali pusat masih basah dan terbungkus kasa steril, tidak berbau dan
tidak terjadi perdarahan.
Ekstremitas atas dan bawah : Simetris, tidak ada polidactil dan syndactil, tidak
terdapat fraktur, akral hangat dan kemerahan
Genetalia : normal tidak ada kelainan, terdapat lubang ureter, sudah BAK
Anus : Berlubang, tidak terjadi perdarahan, mekonium sudah keluar
III. Diagnosa Potensial
Tidak ada
IV. Kebutuhan Segera
Tidak ada
V. Intervensi
(Tanggal/ jam Pengkajian : 03-10-2021/ 08.00 WIB)
1. Diagnosa
By. Ny “P” Usia 0 hari BBL cukup bulan sesuai masa kehamilan BBL
fisiologis
2. Tujuan
Bayi dalam keadaan sehat dan dapat mengetahui sedini mungkin tanda bahaya
yang terjadi pada bayi baru lahir
3. Kriteria hasil
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
TTV, HR : 120-160 ×/menit
S : 36,5-37,5ºC
RR : 30-60 ×/menit
Berat badan : 2.500-4.000 gram
Panjang badan : 45-52 cm
Lingkar dada : 30-38 cm
Lingkar lengan atas : 9,5 – 11 cm
Lingkar kepala : - SOB (Sub Occipito Bregmatica) : 33 cm
- MO (Mento Occipito) : 35 cm
- FO (Fronto Occipito) : 34cm
Refleks pada BBL : Refleks babinski : ada +
Reflek glabellar : ada +
Reflek moro : ada +
Reflek sucking : ada +
Reflek tonik neck : ada +
Reflek rooting : ada +
Refleks palmar graps : ada +
Intervensi :
1) Jalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga
R/ Langkah awal bagi bidan dalam membina hubungan komunikasi yang
efektif sehingga dalam proses KIE akan tercapai pemahaman yang
optimal.
2) Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayinya saat ini
R/ Informasi hasil pemeriksaan yang disampaikan membuat Ibu mengerti dan
tidak khawatir akan kondisi bayinya.
3) Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya
R/ Perlunya Menjaga kehangatan bayi baru lahir sangat penting dalam
mencegah kehilangan panas tubuh yang dapat menyebabkan terjadinya
hipotermi.
4) Beri ASI bayi sesuai kebutuhan (on demand)
R/ Pentingnya pemberian ASI sesuai kebutuhan bayi membantu dalam
mencukupi kebutuhan nutrisi pada bayi
5) Ajari ibu cara merawat tali pusat dengan benar
R/ perawatan tali pusat yang benar adalah salah satu cara untuk mencegah
terjadinya infeksi tali pusat pada bayi baru lahir.
VI. Implementasi
(Tanggal : 03 Oktober 2021 Jam : 08.30 wib)
Diagnosis
By. Ny “P” Usia 0 hari BBL cukup bulan sesuai masa kehamilan BBL fisiologis
Implementasi
1) Menjalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga Merupakan langkah
awal bagi bidan dalam membina hubungan komunikasi yang efektif sehingga
dalam proses KIE akan tercapai pemahaman meteri KIE yang optimal.
2) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya :
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmetis
c) TTV, HR : 140 ×/menit
S : 37ºC
RR : 52 ×/menit
d) Berat badan : 2500 gram
e) Panjang badan : 45 cm
f) Lingakar dada : 32 cm
g) Lingkar kepala : 30 cm
- Sub Occipito Bregmatika (SOB) : 30 cm
- Mento Occipito (MO) : 32 cm
- Fronto Occipito (FO) : 31 cm
h) Lingkar lengan atas : 11 cm
i) Refleks :
Reflek glabella : ada + Reflek rooting : ada+
Reflek sucking : ada + Refleks palmar graps : ada +
Reflek moro : ada + Refleks babinski : ada +
Reflek tonik neck : ada +
3) Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi karena hipotermi
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian, maka dari itu dapat
dicegah dengan dikenakan tutup kepala, baju yang tebal, kenakan selimut, jika
baju bayi basah segera keringkan dan ganti baju bayi.
4) Memberi ASI pada bayi sesuai kebutuhan (on demand) untuk memenuhi
kebutuhan bayi dan mencegah bayi dehidrasi.
5) Mengajari ibu untuk merawat tali pusat yaitu apabila tali pusat kotor, cuci tali
pusat dengan sabun dan air bersih (hangat), segera keringkan dengan kain kasa
kering dan bungkus dengan kasa yang steril.
VII. Evaluasi
(Tanggal : 03 Oktober 2021 Jam : 09.00 wib)
1) Ibu tampak kooperatif dan mau memberikan umpan balik
2) Ibu mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan bidan mengenai hasil
pemeriksaan bayinya
3) Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan mengenai cara pencegahan
hipotermi pada bayi dan bersedia melakukan nasihat yang telah diberikan bidan
4) Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan dan bersedia memberikan
ASI setiap 2 jam sekali atau (on demand)
5) Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan mengenai cara perawatan
tali pusat yang baik dan bersedia melakukan nasihat yang diberikan oleh bidan.
ASKEB KELUARGA BERENCANA
PADA NY. P USIA 18 TAHUN P1001 AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
I. Pengkajian
(Tanggal/ jam Pengkajian : 25-12-2021/ 09.00 WIB)
A. Data Subyektif
1. Biodata/ Identitas
Nama Ibu : Ny.P Nama Suami : Tn.P
Umur : 18 th Umur : 20 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : ±1,5 jt
Alamat : Desa Pagung 03/06, kec. Semen, Kota Kediri
2. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan baru lahiran 2,5 bulan yang lalu, sedang menyusui dan
belum KB sampai saat ini dan merencanakan ingin menggunakan metode
kontrasepsi KB suntik 3 bulan
3. Riwayat Menstruasi
Usia menarche 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari (teratur/tidak), lama ±7
hari tiap bulan, banyaknya darah 3 kali ganti softex/hari, konsistensi cair,
dysmenorhoe tidak, fluour albus iya, warna jernih, bau tidak, gatal tidak.
Riwayat Menstruasi saat ini : belum menstruasi (Amenore)
4. Riwayat kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Riwayat kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas Anak
No Umur Penyu Penol Jenis Temp Peny Peny Seks BB/PB Meny Ket
lit ong at ulit ulit usui
1 N I F A S I N I iya
5. Riwayat Penyakit Yang pernah diderita/operasi
Nama Penyakit : Tidak ada
Pernah dirawat : - Kapan : - Dimana : -
Pernah dioperasi : - kapan : - Dimana : -
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit
menurun seperti DM (Diabetes Militus), asma, jantung dan hipertensi,
tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti TBC (Tuberculosis),
hepatitis, HIV/AIDS dan tidak memiliki riwayat keturunan kembar.
7. Status Perkawinan : Ya/tidak
Kawin : 1 kali
Kawin usia : 17 tahun
Lama menikah : 1 tahun
8. Riwayat Psiko Sosial Ekonomi
Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami dan istri
9. Riwayat Kontrasepsi : Belum pernah KB
Masalah yang dialami : tidak ada
Rencana kontrasepsi yang akan datang : KB suntik 3 bulan
10. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti tumor kandungan,
PMS, polip serviks dan infertilitas.
11. Pola Kebiasaaan Sehari-hari
i. Pola nutrisi
Makan ± 2-3 x /hari (nasi, sayur, lauk pauk),
Minum ± 7-8 gelas (air putih dan teh)
ii. Pola eliminasi
BAK 4-5x/ hari (warna jernih, bau khas)
BAB 1x/ hari (kuning, konsistensi lembek)
iii. Pola Istirahat
Tidur siang ± 2 jam/hari (11.00-13.00 wib)
Tidur malam ± 8 jam / hari (21.00-05.00 wib)
iv. Pola Seksual
Selama nifas : Belum melakukan
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
TTV, TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,8 oC
BB setelah lahiran : 63 kg ( sekarang ) : 58 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Plano test : Negatif (-)
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala Warna rambut : Hitam
Rontok : Tidak
Benjolan : Tidak ada
Ketombe : Tidak ada
Muka Cloasma Gravidarum : Tidak ada
Mata Kelopak mata : Tidak bengkak -/-
Conjungtiva : Merah muda +/+
Sklera : Putih +/+
Pandangan : Normal +/+
Hidung Bentuk : Simetris
Secret : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Mulut & Gigi Hipersalivasi : Tidak
Gigi : Ada caries
Gusi : Tidak bengkak
Stomatitis : Tidak ada
Bibir : Lembab
Lidah : Bersih
Telinga Bentuk : Simetris +/+
Serumen : Tidak ada -/-
Kebersihan : Bersih +/+
Leher Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
Axilla Pembesaran Kelj. Limfe : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Payudara Bentuk : Simetris +/+
Pembesaran : Normal +/+
Hiperpigmentasi : Iya +/+
Papila mamae : Menonjol +/+
Benjolan / tumor : Tidak ada -/-
Keluaran : ASI +/+
Kebersihan : Bersih +/+
Abdomen Pembesaran : Ada
Striae albican : Tidak ada
Stiae livida : Tidak ada
Linea alba : Tidak ada
Linea nigra : Ada
Luka parut : Tidak ada
Pembesaran lien /liver: Tidak ada
Anogenital Vulva dan vagina : Tidak dikaji
Ekstremitas atas dan bawah
Oedem : Tidak -/-
Varises : Tidak ada -/-
Simetris : Iya +/+
Palpasi
Leher pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelj.thyroid : Tidak ada
Payudara Benjolan/tumor : Tidak ada -/-
Keluaran : ASI +/+
Abdomen Pembesaran : Ada
TFU : Setinggi simpisis
Luka parut : Tidak ada
Vagina oedem : Tidak dikaji
Ekstermitas Atas oedem : Tidak -/-
Ekstermitas Bawah oedem : Tidak -/-
Varises : Tidak ada -/-
Auskultasi
- Paru : Tidak ada ronchi/ weezing
Perkusi
- Reflek patela : positif (+/+)
II. Interpretasi Data Dasar
1) Diagnosis
Ny “P” usia 18 tahun P1001 Akseptor KB suntik 3 bulan
2) Data Subyektif
a) Ibu mengatakan bernama Ny P usia 18 tahun
b) Ibu mengatakan ini nifas anak pertama dan sudah 2,5 bulan
c) Ibu mengatakan ingin Kb suntik 3 bulan
3) Data Obyektif
Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tinggi badan : 155 cm
d) BB (setelah lahiran) : 63 kg Sekarang : 58 kg
e) Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit
RR : 18 x/menit S : 36,8 °C
Plano test : Negatif (-)
Pemeriksaan khusus
Inspeksi
d) Mata : Kelopak mata tidak bengkak -/-, Conjungtiva merah muda +/+,
Sklera putih +/+, Pandangan normal +/+.
e) Payudara : Bentuk simetris +/+, Pembesaran normal +/+, Hiperpigmentasi
iya, Papila mamae menonjol, Benjolan / tumor tidak ada, Keluaran ASI
+/+, Kebersihan bersih.
f) Abdomen : Pembesaran ada, Striae albican tidak ada, Striae livida tidak
ada, Linea alba ada, Linea nigra tidak ada, Luka parut tidak ada,
Pembesaran liver tidak ada.
Palpasi
e) Leher : pembesaran vena jugularis tidak ada, pembesaran kelenjar
thyroid tidak ada.
f) Payudara : Benjolan tidak ada -/-, Keluaran ASI +/+
g) Abdomen : Pembesaran normal, TFU Setinggi simpisis
h) Ekstremitas atas dan bawah : oedem -/-, varises -/-
Auskultasi
- Paru : Tidak ada ronchi/ weezing
Perkusi
- Reflek patella : +/+
III. Diagnosa Potensial
Tidak ada
IV. Kebutuhan Segera
Tidak ada
V. Intervensi (Tanggal/ jam Pengkajian : 25-12-2021/ 09.30 WIB)
1) Diagnosa :
Ny “P” usia 18 tahun P1001 Akseptor KB suntik 3 bulan
2) Tujuan :
Agar ibu lebih mengenal kontrasepsi KB suntik yang dipilih dan cocok tidak
ada keluhan selama pemakaian KB.
3) Kriteria Hasil
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV, TD : 110/70-130/90 mmHg
N : 60-90 x/menit
S : 36,5-37,5°C
RR : 16-24 x/menit
d) Plano test : Negatif (-)
e) Kenaikan BB : (±2-5,5 kg , 2 priode <1 tahun) dan batas penurunan BB
(±4-8 kg <1 tahun)
f) Tidak ada keluhan diluar efek samping KB (amenore, kenaikan BB)
Intervensi :
1) Beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaan dan keadaan ibu
R/ Informasi tentang hasil pemeriksaan membuat ibu tidak cemas atau
khawatir dengan kondisinya saat ini.
2) Berikan informasi ibu tentang macam metode KB.
R/ Jenis atau macam kontrasepsi yang dijelaskan bidan kepada ibu dapat
memudahkan ibu dalam menentukan metode KB yang sesuai dengan
kondisi dan keinginannya.
3) Berikan KIE tentang ketidaknyamanan pada TM III yang mungkin muncul
Jelaskan manfaat KB dan Efek samping KB yang dipilih
R/ Pentingnya KIE membantu ibu memahami manfaat dan efek samping KB
yang dipilih sehingga ibu mampu menentukan metode kontrasepsi yang
tepat dan sesuai.
4) Beritahu ibu tanda bahaya KB
R/ KIE tentang tanda bahaya KB membantu ibu dalam mendeteksi sedini
mungkin komplikasi kontrasepsi, sehingga jika terjadi salah satu tanda
bahaya, ibu dan keluarga dapat mengambil keputusan dan bertindak
dengan cepat.
VI. Implementasi (Tanggal/ jam Pengkajian : 25-12-2021/ 09.45 WIB)
Diagnosa : Ny “P” usia 18 tahun P1001 Akseptor KB suntik 3 bulan
Implementasi :
1) Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaannya bahwa ia dalam keadaan
normal, yaitu:
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmetis
c) TTV, TD : 110/70 mmHg N : 80 ×/menit
S : 36,8 ºC RR : 18 ×/menit
d) Tinggi badan : 155 cm
e) BB : 58 kg
f) Plano test : Negatif (-)
2) Memberitahu ibu tentang macam-macam metode KB seperti Metode
Amenorea Laktasi, keluarga berencana alamiah, senggama terputus, metode
barrier (kondom), kontrasepsi hormone (pil, injeksi, implant), alat
kontrasepsi dalam Rahim (IUD),kontrasepsi mantap (MOW,MOP).
3) Menjelaskan manfaat KB dan efek samping KB yang dipilih ibu bahwa KB
sangat penting untuk mengatur jarak kehamilan dan efek samping pemakaian
KB dapat terjadi amenore, spotting, pusing, mual, penambahan BB.
4) Memberitahu ibu tanda bahaya KB yaitu seperti perdarahan diluar menstruasi,
nyeri perut bawah, penambahan BB yang drastis, keputihan yang berbau dan
gatal.
VII. Evaluasi (Tanggal/ jam Pengkajian : 25-12-2021/ 09.50 WIB)
1) Ibu mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan bidan mengenai hasil
pemeriksaannya.
2) Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan mengenai macam
kontrasepsi dan tampak kooperatif.
3) Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan tentang manfaat dan efek
samping KB yang dipilih.
4) Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan mengenai tanda bahaya KB.