Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air ketuban adalah cairan yang dihasilkan janin dan selaput yang
mengelilinginnya. Volume air ketuban akan terus bertambah dan mencapai puncaknya
pada minggu ke 34 kehamilan. Jumlah akan relative bertahan 37-40 minggu. Normalnya
jumlah air ketuban adalah 1-1,5 liter. Seirung dengan bertambanya usia kehamilan,
jumlah cairan ini terus meningkat. Normalnya, pada usia kehamilan 10-20 minggu,
jumlah air ketuban sekitar 50 – 250 nl. Ketika memasuki minggu ke 30-40, jumlanya
mencapai 500 – 1500 ml. ditinjau dari fungsinya, cairan ini sangat penting untuk
melindungi perumbuhan dan perkembangan janin terhadap trauma dari luar,
menstabilkan perubahan suhu , pertukaran cairan, sarana yang memungkinkan janin
bergerak bebas, sampai mengatur tekanan dalam rahim. Tak hanya itu air ketuban juga
berfungsi melindungi janin dari infeksi.
Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ini
terdiri dari 98% air dan sisanya garam onorganik serta bahan organic. Cairan ini
dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing
janin, serta cairan otak pada anensefalus.
Pada ibu hamil, jumlah cairan ketuban ini beragam pada keadaan normal
banyaknya air ketuban dapat mencapai 1000 cc kemudian menurun lagi setelah minggu
ke 38 sehingga khirnya hanya tinggal beberapa ratus cc saja. Kelainan air ketuban bias
berbentuk melebihi atau kurang dari volume yang normal. Diperkirakan janin menelan
lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1% dari seluruh volume dalam setiap jam.
Kelainana air ketuban adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih
banyak dari normal, misalnya lebih dari 2 liter
Pada makalah ini kita kan membahas kelainan air ketuban sepert: KPSW,
Polihidramnion, dan Olighidramnion.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan KPSW, Polihidramnion, dan Olighidramion?
2. Apa saja penyebab terjadinya KPSW, Polihidramnion, dan Olighidramnion?
3. Apa saja tanda dan gejala KPSW, Polihidramnion, dan Olighidramnion?
4. Bagaimana penatalaksanaan KPSW, Polihodramnion, dan Olighidramnion?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan KPSW, Polihidramnion, dan
Olighidramion.
2. Utuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya KPSW, Polihidramnion, dan
Olighidramion.
3. Utuk mengetahui apa saja tanda dan gejala KPSW, Polihidramnion, dan
Olighidramion.
4. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan KPSW, Polihidramnion, dan
Olighidramion.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KPSW
1. Pengertian
Ketuba Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) atau Ketuban Pecah Dini (KPD) atau
Ketuban Pecah Prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir atau vagina
sebelum proses persalinan.
Ketuban pecah premature yaitu pecahnya membrane khorioamniotik sebelum
onset persalinan atau disebut juga Premature Rupture Of Membrane = Prelabour
Rupture Of Membrane = PROM
PROM adalah pecahnya ketuban sebelum in partu, yaitu bila pembukaan pada
primi kurang dari 3 cm dan pada multi para kurang dari 5 cm. bila periode laten terlalu
panjag dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat menigkatkan
angka kematian ibu dan anak.
Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam
sebelum terjadinya inpartu. Dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. PPROM (Preterm Premature Rupture Of Membranes) ketuban pecah pada saat usia
kehamilan < 37 minggu.
2. TPROM (Term Premature Ruptur Of Membranes) ketuban pecah pada usia
kehamilan > 37 minggu.

2. Penyebab
Penyebab dari ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) tidak atau masih belum
diketahui secara jelas maka diketahui secara jelas maka upaya preventif tidak dapat
dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi.
Faktor yang berhubungan dengan meningkatnya insiden ketuban pecah dini antara
lain:
a. Serviks yang inkopetensia kanalisa servikalis yang selalu terbuka oleh karena
kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan atau curettage)
b. Tekanan intra uteri yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
(overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion dan kehamilan ganda
c. Kelainan letak sungsang, sehingga tidak ada begian terendah yang menutupi
pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghadapi tekanan terhadap membrane
bagian bawah
d. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun dari vagina
atau infeksi cairan ketuban bias menyebabkan KPD.
e. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam dapat
menyebabkan terjadinya KPD karena infeksi.
f. Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
g. Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin C).
h. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum
masuk ke PAP, CPD

3. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala KPSW antara lain:
a. Keluar cairan ketuban dari vagina tanpa disertai rasa mules, cairan dapat
keluar sedikit atau banyak.
b. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi
c. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti amoniak
d. Pemeriksaan abdomen uterus lunak tidak nyeri tekan
e. Pemeriksaan mikroskopik terlihat lanugo dan vernik kaseosa.

4. Penatalaksanaan
Anjurkan mengenai penatalaksanaan optimum dari kehamilan dengan
komplikasiketuban pacah dini tergantung pada umur kehamilan janin, tanda infeksi
intra uterin dan populasi pasien. Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua
pasien dengan ketuban pecah dini kerumah sakit dan melahirkan bayi yag berumur
lebih dari 36 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk memperkecil resiko
intra uterin. Adapun penatalaksanaan KPSW berdasarkan umur kehamilan antara lain:
a. Kehamilan < 37 minggu
1. Bila tidak ada infeksi :
- Rawat RS
- Istirahat baring
- Pemberian antibiotic
- Pematangan paru (kortikosteroid)
- Penilaian tanda-tanda infeksi
2. Bila ada infeksi
- Antibiotik
- Kortikosteroid
- Terminasi kehamilan
b. Kehamilan > 37 minggu
1. Bila tidak ada infeksi
- Lahirkan bayi
- Antibiotik
2. Bila ada infeksi
- Antibiotik
- Lahirkan bayi
- Post partum : antibiotic diteruskan 24-48 jam setelah bebas panas

B. Polihidromnion
1. Pengertian
Polihidromnion adalah suatu kejadian dimana jumlah air ketuba jauh lebih
banyak dari normal biasanya lebih dari 2 liter. Dalam beberapa literature ada yang
menbagi polihidromnion menjadi dua tergantung dari berapa lama perjalanan
penyakitnya, yaitu:
a. Polihidramnion akut
Terjadinya pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu
beberapa hari saja.
b. Polihidramnion kronis
Pertambahan air ketuban yang terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa
minggu atau bulan dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut.
2. Penyebab
Sampai sekarang penyebab hidramnion masih belum bisa dipastikan secara
benar, salah satu yang dicurigai adalah adanya proses infeksi. Dua pertiga kasus
polihidromniontidak diketahui sebabnya seperti yang disebutkan sebelumnya,
produksi paling dominan air ketuban adalah hasil dari proses urinasi atau produksi air
kencing janin. Sudah dijelaskan bahwa janin meminum air ketuban dalam jumlah
yang seimbangdengan air kencing yang di produksi. Bila keseimbangan ini beruba,
yaitu produksi air kencing berlebihan atau bayi tidak mampu meminum air ketuban,
dapat terjadi polihidromnion.
Pada cacat bawaan sehingga air ketuban tak bisa tertelan, misalnya karena
sumbatan atau penyempitan saluran pencernaan bagian atas, volume air ketuban akan
meningkat secara drastic. Demikian pula bila kemampuan menelan janin mengalami
gangguan, misalnya janin lemah karena hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang
menyangkut system syaraf pusat hingga fungsi gerakan menelah mengalami
kelumpuhan. Ketidaksesuaian golongan darah ibu dan janin juga bisa mengakibatkan
terjadinya polihidramnion.

3. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala polihidramnion antara lain:
a. Perut terasa lebih besar dari pada biasa
b. Sesak nafas, nyeri ulu hati dan sianosis
c. Nyeri perut karena tegangnya uterus
d. Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat, retak-retak dan
kadang ambilicus mendatar
e. Edema pada tungkai vulva dan abdomen
f. Perut tegang dan nyeri tekan
g. Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamila sesungguhya
h. Bagian-bagian janin sukar dikenali
i. DJJ sukar dikenali
4. Penatalaksanaan
Dilakukan pemeriksaan ultrasonografi secara teliti antara lain untuk melihat
penyebab dari keadaan tersebut dilakukan pemeriksaan OGTT untuk menyingkirkan
kemungkinan diabetes gestasional.
Bila etiologi tidak jelas, pemberian indomethacin dapat member manfaat bagi
50% kasus. Pemeriksaan USG janin dilihat secara seksama untuk melihat adanya
kelainan ginjal janin.
Meskipun sangat jarang, kehamilan monokorionik sindroma twin tranfusin,
terjadi polihidramnion pada kantung resipien dan harus dilakukan amniosentesis
berulang untuk mempertahankan kehamilan.

C. Oligohidramnion
1. Pengertian
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal
yaitu kurang dari 500 cc. VAK (Volume Air Ketuban)meningkat secara stabil saat
kehamilan, volumenya sekitar 30 cc pada 10 minggu dan mencapai puncaknya 1 liter
pada 34-36 minggu yang selanjutnya berkurang. Rata-rata sekitar 800 cc pada akhir
trimester pertam asampai pada minggu ke-40 berkurang lagi menjadi 350 ml pada
kehamilan 42 minggu, dan 250 ml pada kehamilan 43 minggu. Tingkat penurunan
sekitar 150 ml/minggu pada kehamilan 38-43 minggu.

2. Penyebab
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Beberapa
keadaan berhubungan dengan olighidramnion hampir selalu berhubungan dengan
obstruksi saluran traktus urinarius janin atau renal agenesis.
Tetapi ada juga yang mengatakan kejadian olighidramnion ada kaitanya degan
renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin kaena amnion kurang baik
perumbuhannya dan etiologi sekundernya lainnya misalkan pada ketuban pecah dini.

3. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala olighidromnion antara lain:
a. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan
b. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan janin
c. Sering berakhir dengan partus prematurus
d. Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bukan ke 5 dan terdengar lebih jelas
e. Persalinan lebih lama dari biasanya
f. Sewaktu his akan sakit sekali
g. Bila ketuban pecah air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada keluar

4. Penatalaksanaan
Penanganan olighidramnion bergantung pada situasi klinik dan dilakukan
pada fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis janin yang tidak
baik. Kompresi tali pusat selama proses persalian biasa terjadi pada oligohidramnion,
oleh karena itu persalinan dengan section caesarea merupakan pilihan terbaik pada
kasus oligohidramnion.
Selain itu, pertimbangan untuk melakukan SC karena:
a. Indeks kantung amion (ICA) 5 cm atau kurang
b. Deselerasi frekuensi detak jantung janin
c. Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan post term.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Air ketuban adalah cairan yang dihasilkan janin dan selaput yang
mengelilinginya. Volume air ketuban akan terus bertambah dan mencapai puncaknya
pada minggu ke 34 kehamilan.
Adapun kelainana air ketuban adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban
jauh lebih banyak dari normal, misalnya lebih dari 2 liter. Adapun beberapa kelaian pada
air ketuban yaitu KPSW, Polihidromnion, dan Olighidromnion.
Ketuba Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) atau Ketuban Pecah Dini (KPD) atau
Ketuban Pecah Prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir atau vagina
sebelum proses persalinan.
Polihidromnion adalah suatu kejadian dumana jumlah air ketuba jauh lebih
banyak dari normal biasanya lebih dari 2 liter.
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal
yaitu kurang dari 500 cc. VAK (Volume Air Ketuban)meningkat secara stabil saat
kehamilan, volumenya sekitar 30 ccpada 10 minggu dan mencapai puncaknya 1 liter
pada 34-36 minggu yang selanjutnya berkurang

B. Saran
Bagi ibu hamil hendaknya makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta
tingkatkan konsumsi cairan disertai istirahat yang banyak.
Dan juga diharapkan para petugas kesehatan terutama bidan menjadi seorang
yang professional dimana tanggap dalam menghadapi masalah yang patologis. Sebagai
bidan harus mengetahui tanda dan gejala awal dari masalah-masalah (kondisi patologis),
termasuk infeksi-infeksi yang dapat terjadi pada kehamilan dan persalinan
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham,Et.al.2010.E.Book Williams Obstetrics, edisi 23.The Mc Graw Hill
Companies, USA.
Fraser, Cooper (Alih Bahasa : Rahayu,et.al.) 2009 Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14.
EGC, Jakarta
Keenenth J.Lenovo Dkk : Obstetri William Helen Varney dkk : Buku saku kebidanan
STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN DENGAN OLIGOHIDRAMNION
DI RUANG VK BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN
PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Senin / 25 Januari 2010
Pukul : 11.00 WITA
No. RMK : 86.61.12

DATA SUBJEKTIF
A. Biodata Klien

Isteri Suami
1. Nama Ny. MH Tn. HZ
2. Umur 28 tahun 57 tahun
3. Suku/bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
4. Agama Islam Islam
5. Pendidikan SMA SD
6. Pekerjaan Ibu rumah tangga Wiraswasta
7. Alamat Jln. Perona 2 Gg. H. Hasan
8. Status Perkawinan : Kawin (kedua)
a. Usia saat kawin : I. 19 tahun
II. 26 tahun
b. Lama perkawinan : I. 7 tahun (2001-2007)
II. 2 tahun (2008-sekarang)
c. Isteri ke berapa dari suami sekarang : kedua

B. Keluhan Utama
Ibu mengeluh mules-mules sejak pukul 08.30 WITA (25-01-2010) dan merasa sakit
detiap kali janinnya bergerak. Ibu mengeluh ada keluar plek-plek sejak ± 7 hari yang
lalu, ada keluar lendir darah sejak ± 3 hari terakhir. Ibu ada periksa ke dr Sp.OG (23-
01-2010) dan dari hasil pemeriksaan USG ibu dikatakan bahwa air ketubannya sedikit.
Oleh dr Sp.OG ibu disarankan untuk melahirkan di rumah sakit untuk dirangsang
persalinan. Kemudian tanggal 24-01-2010 ibu masik IGD kebidanan RSUD Ulin
Banjarmasin.
Riwayat Obstetri dan Ginekologi
1. Riwayat Obstetri
a. Haid
1) Menarche : 14 tahun
2) Siklusnya : 28 hari
3) Lamanya : 7 hari
4) Dismenorhoe : tidak
5) Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut sehari
6) Teratur/tidak : teratur
7) HPHT : 23-04-2009
8) Taksiran Persalinan : 30-01-2010
9) Usia kehamilan : 39 minggu

2. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak pernah mengalami keputihan yang berlebihan dan perdarahan di luar
waktu haid.

C. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


G2P1A0
Kehamilan Persalinan Nifas
Umur Anak
No Tahun (perdarahan)
Kehamilan Penyulit Tempat Cara Penolong
JK BB Ket
Tidak Spt. 2.500
1. 2002 Aterm Rumah Bidan L Hidup Normal
ada BK gram
2. 2010 ini

D. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah menderita penyakit asma, diabetes mellitus, jantung dan
hipertensi.
2. Riwayat kesehatan Keluarga
Dari keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC,
hepatitis) dan penyakit menurun (asma, diabetes mellitus dan jantung) serta tidak
ada riwayat mempunyai anak kembar.
E. Riwayat KB
Ibu tidak pernah menggunakan KB sejak menikah kedua.

F. Keadaan kehamilan sekarang


1. Trimester I
Ibu ANC 2 kali di puskesmas, ibu mengeluh mual dan kurang nafsu makan. Ibu
dianjurkan untuk kurangi makan makanan berlemak dan berbau menyengat karna
dapat meningkatkan rasa mual. Ibu juga dianjurkan banyak minum air hangat dan
makan makanan yang bergizi dengan porsi kecil tapi sering.
Pengobatan yang didapat : BComp 3x1 tab/hari
Calk 3x1 tab/hari
B1 3x1 tab/hari

2. Trimester II
Ibu ANC 3 puskesmas, ibu tidak ada keluhan. Ibu dianjurkan untuk istirahat cukup
dan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta memeriksakan kehamilannya
secara rutin.
Pengobatan yang didapat : imunisasi TT1
SF 1x1 tab/hari
Vit C 3x1 tab/hari
Calk 3x1 tab/hari

3. Trimester III
Ibu ANC 1 kali di puskesmas dan 1 kali di dr Sp.OG. Ibu mengeluh pegal pada
bagian pinggang dan paha. Di puskemas ibu dianjurkan untuk mengurangi
aktivitas berlebihan serta tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi, sayur
dan ikan. Di dr Sp.OG ibu disarankan untuk melahirkan di rumah sakit karna air
ketuban sedikit.
Pengobatan yang didapat : imunisasi TT2
SF 1x1 tab/hari
Vit C 3x1 tab/hari
G. Data Biologis
1. Nutrisi
Ibu tidak diperbolehkan makan dan minum karna ada rencana untuk operasi sesar
jika tidak ada kemajuan persalinan.

2. Personal Hygiene
Ibu membersihkan diri dan mengganti pakaian dengan dibantu.

3. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 1 kali
Warna : kuning jernih
Bau : amoniak
Masalah : Ibu BAK dibantu dengan menggunakan kateter
b. BAB
Ibu tidak ada BAB.

4. Aktifitas
Ibu hanya bisa berbaring miring kiri-miring kanan karena sakit pada perut.

5. Istirahat dan Tidur


Ibu kurang tidur dan istirahat karna merasa gelisah.

H. Data Psikososial
1. Data Psikologis
Ibu merasa senang akan kehamilannya, namun agak cemas karna dikatakan air
ketubannya sedikit.
2. Data Sosial
Suami dan keluarga sangat mendukung dan ikut bahagia dengan kehamilan ibu.
Suami dan keluarga turut mendukung ibu di rumah sakit.

I. Spiritual
Ibu memperbanyak zikir dan berdoa agar proses persalinannya lancar

DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tinggi badan : 158 cm
4. Berat badan : 62 kg
5. LILA : 27 cm
6. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/90 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Pernafasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36 oC
B. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi
a. Kepala
1) Rambut : Rambut ibu tampak bersih, tidak rontok dan tidak ada
ketombe.
2) Muka : Tidak tampak adanya cloasma gravidarum, tidak
tampak oedem dan tidak tampak pucat.
3) Mata : Konjungtiva tidak tampak anemis dan sclera tidak
tampak ikterik
4) Telinga : Telinga ibu tampak simetris dan bersih
5) Mulut : Bibir tidak tampak pucat, tidak tampak adanya
sariawan, lidah tampak bersih, gigi tampak bersih,
tidak tampak ada caries dan lubang pada gigi dan gusi
tidak berdarah
b. Leher : Tidak tampak pembengkakan kelenjar tyroid
c. Dada : Tampak hiperpigmentasi pada areola mammae, kedua
puting susu ibu tampak menonjol
d. Abdomen : Perut tampak kurang membuncit, tidak ada bekas luka
operasi.

2. Palpasi
a. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid
b. Payudara : Tidak teraba benjolan pada payudara, colostrum sudah
keluar
c. Abdomen
1) Leopold I : Bagian fundus teraba bagian janin besar, lunak dan
tidak melenting. TFU 3 jari di bawah prx (31 cm),
taksiran berat janin 3100 gram, taksiran umur
kehamilan 38 minggu.
2) Leopold II : Bagian sisi kiri perut ibu teraba keras dan memanjang
(punggung kiri). Pada bagian sisi kanan ibu teraba
bagian-bagian kecil janin.
3) Leopold III : Bagian bawah uterus teraba bulat, keras dan tidak
melenting (presentasi kepala).
4) Leopold IV : Kepala janin sudah masuk PAP U (4/5).
5) His : 2x/10’/20-25”

3. Auskultasi
DJJ terdengar jelas pada bagian bawah perut ibu sebelah kiri, teratur (11-12-12)
dengan frekuensi 140x/menit.

4. Perkusi
Refleks patella : kanan dan kiri (+/+), tidak ada kelainan.
Refleks ginjal : kanan dan kiri (-/-), tidak ada kelainan.

5. Pemeriksaan Dalam
Pukul 11.30 WITA : portio tebal lunak, pembukaan 2 cm, ketuban positif (+),
presentasi kepala, kepala do Hodge I.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil Pemeriksaan USG (23-01-2010)
6. Janin tunggal, presentasi kepala, hamil aterm
a. BPD 9,1 cm
b. AC 31 cm
c. TBJ 2900 gram
d. Plasenta grade II
e. Oligohidramnion

2. Hasil Pemeriksaan Lab (24-01-2010)


Hasil Nilai rujukan Satuan
a. Hematologi
Hemoglobin 11.6 12.0-16.0 g/dl
Leukosit 8.3 4.000-10.500 g/ul
Eritrosit 4.35 3.90-5.50 Juta/vl
Hematokrit 34 35.45 Vol%
Trombosit 255.0 150.000-450.000 /vl
RDW-CV 15.8 11.5-14.7 %
MCV, MCH, MCHC
MCV 78.1 80.0-97.0 Fl
MCH 26.5 27.0-32.0 Pg
MCHC 33.9 32.0-38.0 %
Hitung Jenis
Neutrofil % 65.9 50.0-70.0 %
Limfosit % 27.9 25.0-40.0 %
MID % 6.2 4.0-11.0 %
Neutrofil # 5.5 2.50-7.00 Ribu/ul
Limfosit # 2.3 1.25-4.00 Ribu/ul
MID # 0.5
b. Hati
Albumin 3.7 3.9-4.4 g/dl
Total protein 10.8 6.3-8.3 g/dl

SGOT 17 16-40 u/l

SGPT 12 8-45 u/l


a. Ginjal
Ureum 17 10-45 mg/dl
Creatinin 0.7 0.4-1.4 mg/dl
ANALISA
G2P1A0, hamil 38 minggu, inpartu kala I fase laten, janin tunggal hidup intra uterin,
punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP (U) 4/5 dengan
oligohidramnion.

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu:
a. Keadaan ibu baik, ibu memasuki usia kehamilan 38 minggu, ibu sudah memasuki
masa persalinan dengan pembukaan 2 cm, ibu mengalami oligohidramnion (air
ketuban sedikit) sehingga harus dilakukan persalinan segera.
b. Keadaan janin baik, denyut jantung (+) 140 kali/menit, dan letak janin normal.
2. Memberikan informed consent pada keluarga untuk persetujuan tindakan yang
dilakukan.
3. Memberikan asuhan sayang ibu:
1. Memberikan dukungan moril kepada ibu agar ibu tidak cemas karna persalinan
normal masih sangat mungkin terjadi.
2. Mempersilakan suami/orangtua ibu untuk turut memberikan dukungan dengan
menemani ibu di samping tempat tidur.
3. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi berbaring senyaman mungkin.
4. Melakukan observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, dan kemajuan persalinan.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter:
a. Memasang infus RL dengan aturan 20 tetes/menit.
b. Cek darah lengkap.
c. Melakukan pemantauan dengan NST.
d. Melakukan pro induksi  pematangan serviks dengan pemberian misoprostol 50
mg/vagina/6jam.
e. Injeksi cefotaxime 3x1 gr (IV)
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal Catatan Perkembangan


Senin, S/ Ibu mengeluh perutnya sakit saat janinnya bergerak, ibu merasa gelisah
25 Januari dan ingin mengedan.
2010
O A. Pemeriksaan Umum
13.00 WITA
/ 1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 84 kali/menit
c. Pernapasan : 24 kali/menit
d. Suhu : 37,3 0C

B. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi Genitalia : Vulva tidak oedema.
2. His : 3x/10’/25-30”
3. Auskultasi : DJJ 136 x/menit, teratur (10-12-12)
4. Pemeriksaan Dalam : Portio tebal lunak, pembukaan 4
(13.30 WITA) cm, ketuban (+), presentasi kepala,
kepala di hodge II

A G2P1A0, hamil 38 minggu, inpartu kala I fase aktif, janin tunggal hidup
/ intra uterin, punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP
(U) 3/5 dengan oligohidramnion.

P/ A. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu


dan janin baik, ibu sudah pembukaan 4 cm.
B. Memberikan asuhan sayang ibu:
1. Mempersilakan ibu mengambil posisi nyaman.
2. Mempersilakan suami mendampingi ibu.
3. Membantu ibu agar merasa nyaman dengan memijat punggung
ibu.
C. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his maupun saat sakit
karna gerakan bayinya dan meminta ibu untuk tidak mengedan karna
pembukaan masih 4 cm.
D. Mengajarkan ibu teknik pernafasan selama ada his yaitu dengan
menarik nafas panjang, menahan sebentar dan melepaskan dengan
meniup lewat mulut.
E. Melakukan pemantauan DJJ, his, dan frekuensi nadi ibu tiap 30
menit (partograf terlampir).
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal Catatan Perkembangan


Senin, S/ Ibu mengeluh sakit dari perut sampai pinggang, semakin lama semakin
25 Januari sering, terutama saat janinnya bergerak. Ibu mengatakan ada keluar air-
2010 air.
15.30 WITA
O/ A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : baik (ibu sedikit lelah)
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 82 kali/menit
c. Pernapasan : 28 kali/menit
d. Suhu : 37,1 0C

B. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi Genitalia : Tampak keluar air ketuban berwarna
hijau keruh.
2. His : 4x/10’/30-35”
3. Auskultasi : DJJ 148 x/menit, teratur (12-12-13)
4. Pemeriksaan Dalam : Portio tebal lunak, pembukaan 7 cm,
(15.30 WITA) ketuban (-), presentasi kepala, kepala
di hodge II

A/ G2P1A0, hamil 38 minggu, inpartu kala I fase aktif, janin tunggal hidup
intra uterin, punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP
(U) 3/5 dengan oligohidramnion.

P/ A. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu


dan janin baik, ibu sudah pembukaan 7 cm.
B. Memberikan asuhan sayang ibu:
1. Memberikan ibu makan dan minum teh manis karna ibu sudah
diperbolehkan makan dan minum.
2. Mempersilakan ibu mengambil posisi nyaman.
3. Mempersilakan suami mendampingi ibu.
4. Membantu ibu agar merasa nyaman dengan memijat punggung
ibu.
C. Mengajarkan ibu teknik pernafasan selama ada his yaitu dengan
menarik nafas panjang, menahan sebentar dan melepaskan dengan
meniup lewat mulut.
D. Melakukan pemantauan DJJ, his, dan frekuensi nadi ibu tiap 30
menit (partograf terlampir).
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal Catatan Perkembangan


Senin, S/ Ibu mengeluh sakit dari perut sampai pinggang, semakin lama semakin
25 Januari sering. Ibu merasa ingin mengedan dan ingin BAB.
2010
O/ A. Pemeriksaan Umum
16.00 WITA
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 82 kali/menit
c. Pernapasan : 28 kali/menit
d. Suhu : 37,1 0C

B. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi genitalia : a. Vulva membuka
b. Perineum menonjol
c. Anus membuka
2. His : 5x/10’/40-50”
3. Auskultasi : DJJ 144 x/menit, teratur (11-12-13)
4. Pemeriksaan Dalam : Portio tidak teraba, pembukaan 10
(15.30 WITA) cm, ketuban (-), presentasi kepala,
kepala di hodge IV

A/ Inpartu kala II

P/ A. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu


dan janin baik, ibu sudah pembukaan 10 cm, dan sudah memasuki
proses pengeluaran janin.
B. Memberi dukungan dan semangat kepada ibu.
C. Melakukan persiapan diri, pasien, dan alat.
1. memakai celemek
2. mencuci tangan
3. memakai sarung tangan steril
4. Meletakkan kain di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
5. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik dan meletakkan
pada partus set dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
steril.
6. Meletakkan duk steril yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
7. mendekatkan alat pertolongan persalinan.
D. Memimpin ibu untuk mengedan saat ada his dengan cara:
1. Menutup mulut, menahan suara agar tidak terlalu kelelahan.
2. Meletakkan kedua tangan di paha bagian bawah
3. Menekuk leher sambil melihat ke arah perut
4. Mengedan seperti sedang BAB dengan panjang selama perut
masih sakit.
E. Melindungi perineum dengan tangan kanan yang berada di bawah
duk steril 1/3 bagian saat kepala janin terlihat berdiameter 5-6 cm di
depan vulva.
F. Meletakkan tangan kiri di atas simfisis pubis sementara jari-jari
tangan menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang
terlalu cepat. Kemudian lahir berturut-turut UUK, UUB, dahi, mata,
hidung, mulut, dan dagu bayi.
G. Mengusap mata, mulut dan hidung bayi untuk membebaskan jalan
nafas dengan menggunakan kasa steril.
H. Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi.
I. Menempatkan tangan secara biparietal pada kepala bayi, tarik secara
hati-hati ke arah bawah sanpai bahu anterior lahir dan tarik ke arah
atas sampai bahu posterior lahir.
J. Menyangga leher, bahu dan lengan bayi untuk menopang lahirnya
siku dan tangan saat melewati perineum dengan menggunakan
tangan kanan.
K. Menyusuri bahu, lengan, siku, punggung, bokong dan kaki
menggunakan tangan kiri. Menyisipkan jari telunjuk tangan kiri di
antara kedua kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan
ketiga jari lainnya.

Bayi lahir spontan belakang kepala pada pukul 16.30 WITA, segera
menangis, jenis kelamin perempuan, berat badan 3.000 gram, panjang
badan 51 cm, anus (+), apgar skor 7’8’9, OB/OS/OK = 40 cm/33 cm/31
cm, lingkar dada 34 cm.

L. Mengeringkan tubuh bayi dari lendir, darah dan air ketuban,


membungkus kepala dan badan bayi untuk mencegah hilangnya
panas.
M. Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem ± 3 cm dari pusat
bayi.
N. Melakukan pengurutan ke arah ibu kemudian menjepit dengan klem
yang kedua ± 2 cm dari klem yang pertama.
O. Memotong tali pusat di antara 2 klem dengan perlindungan tangan
kiri.
P. Mengganti klem tali pusat bayi dengan klem plastik khusus.
Q. Mengganti kain yang basah yang dipakai bayi dengan kain yang
bersih dan kering.
R. Melakukan inisiasi dini pada bayi dengan meletakkannya di atas
perut ibu.

Manajemen aktif kala III


A. Memastikan bahwa kehamilan tunggal.
B. memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik.
C. Menyuntikkan oksitosin 10 unit intramuscular pada 1/3 bagian paha
kanan atas ibu sebelah luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
D. Memeriksa tanda-tanda pelepasan plasenta (dengan metode Kustner)
yaitu uterus berbentuk bulat, tali pusat memanjang, dan keluar darah
sekonyong-konyong, mendadak dan singkat. Ternyata plasenta
sudah lepas.
E. Memimpin pelepasan plasenta dengan melakukan peregangan tali
pusat terkendali saat uterus berkontraksi dengan cara :
1. Memindahkan klem tali pusat sekitar 5 cm dari vulva
2. Meregangkan tali pusat ke arah bawah dengan menggunakan
tangan kanan.
3. Meletakkan tangan kiri diatas simfisis pubis untuk menekan
uterus ke arah lumbal dan kepala ibu (dorso-kranial), lakukan
secara hati-hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri.
4. Meregangkan tali pusat sejajar, kemudian ke bawah dan ke atas
sesuai sumbu jalan lahir.
5. Menyambut plasenta dengan menggunakan kedua tangan saat
plasenta tampak di depan introitus vagina sambil memutar
plasenta searah jarum jam secara perlahan dan hati-hati sehingga
selaput ketuban terpilin.
F. Memeriksa kelengkapan plasenta.
Pukul 16.35 WITA plasenta lahir lengkap dengan selaput dan kotiledon
tidak ada yang lepas, insersi tali pusat lateralis, tali pusat segar.
G. Melakukan massase uterus selama 15 detik secara sirkuler (gerakan
melingkar) segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir dengan
lembut hingga uterus berkontraksi baik.

Melakukan pengawasan kala IV


A. Membersihkan vulva dan memeriksa luka jalan lahir.
B. Memberikan kebersihan dan kenyamanan:
1. Membersihkan bokong dan paha ibu dari darah dengan air bersih
menggunakan washlap.
2. Memasangkan gurita dan pembalut, lalu menyelimuti ibu dengan
selimut yang bersih dan kering.
3. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin dengan telentang sambil
meluruskan kakinya untuk mengurangi pegal dan
mempersilahkan ibu untuk istirahat.
C. Memberikan ibu makan dan minum untuk pemulihan energi.
D. Membersihkan tempat tidur dan alat partus.
E. Melakukan dekontaminasi alat-alat yang digunakan saat menolong
persalinan.
F. Mengobservasi keadaan ibu selama 2 jam post partum (partograf
terlampir)
G. Memberikan pendidikan kesehatan:
1. Memberitahu ibu bahwa rasa mules pada perut adalah normal
pada ibu dalam masa nifas karena rahim yang berkontraksi
dalam proses involusi.
2. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara memassase fundus
untuk mencegah perdarahan jika perut terasa tidak ada kontraksi
(fundus tidak keras).
3. Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk memberi ASI ekslusif
dan menyusukan bayinya secara on demand sesering mungkin.
4. Memberitahukan kepada ibu untuk mobilisasi bertahap, yaitu
dengan miring kiri atau miring kanan, duduk di atas tempat tidur
dengan kaki berjuntai ke bawah, kemudian berjalan-jalan
5. mengajarkan kepada ibu cara menjaga personal hygiene,
mengganti pembalut apabila terasa penuh dan setiap habis
BAK/BAB dan mengajrkan cara menjaga kebersihan vulva yaitu
dengan cebok dari depan ke belakang, bukan sebaliknya.
6. Mempersilakan ibu untuk tidur dan beristirahat yang cukup.
7. Menjelaskan kepada ibu apabila istirahat kurang akan
menyebabkan produksi ASI kurang, proses involusi berjalan
lambat, sehingga menyebabkan perdarahan.
H. Melakukan kolaborasi medik :
1. cefotaxime 3x1 tab/hari
2. as. Mefenamat 3x1 tab/hari
3. B.comp C 1x1 tab/hari
I. Ibu diantar ke ruang nifas (cempaka) pada pukul 19.00 WITA

Keterangan Bayi:

Nama : By. Ny. MH


Hari/tanggal lahir : Senin/25 Januari 2010
Jam lahir : 16.30 WITA
Cara lahir : spontan belakang kepala
Berat badan : 3000 gram
Panjang badan : 51 cm
APGAR score : 7’8’9
OB : 40 cm
OS : 33 cm
OK : 31 cm
Lingkar dada : 34 cm

Anda mungkin juga menyukai