Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ABSES PAYUDARA

Dosen pembimbing :
Yuningsih,MM

Nama kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Novisa lesda putu sugestin


Novitasari
Nur sayida
Nuristy brilian A.W
Nyona linda
Rina agustinasari
Rizky fatmalawati
Rya purnamasari
Shinta sintya
Sinta tri wulandari

13.074119.089
13.074119.090
13.074119.091
13.074119.092
13.074119.093
13.074119.094
13.074119.095
13.074119.096
13.074119.097
13.074119.098

Akademi kebidanan dr.soebandi jember


2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yangtelah
dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ABSES PAYUDARA

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan serta
menambah wawasan tentang masalah pada ibu nifas dengan infeksi payudara , dimulai dari
pengenalan definisi, gejala, penyebab, factor resiko, dan penatalaksanaannya.Penulisan
makalah ini di dasarkan pada data sekunder dari beberapa informasi baik dari buku maupun
internet yang membahas tentang ibu dengan abses payudara.
Saya berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dan dapat
manambah wawasan kita mengenai lebih dalam tentang nifas dengan abses payudara.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan
saran saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini

Jember ,09-04-2015
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I
1. Latar belakang
2. Tujuan
3. Rumusan masalah
4.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Pada saat ini penyakit peradangan payudara sangat merajala lela pada kalangan wanita

khususnya pada wanita yang masih pertama kali hamil. Penyakit yang menyerang payudara
ternyata tak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang tak kalah berbahayanya yaitu
abses mammae. Abses mammae ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan
menyusui. Radang ini terjadi karena si ibu tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena
menyusui. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua payudara sekaligus. ABSES MAMMAE
merupakan istilah medis untuk peradangan payudara. Gejalanya antara lain payudara memerah,
terasa sakit serta panas dan membengkak. Bila semakin parah, maka suhu tubuh meningkat
hingga lebih dari 38 derajat Celcius dan timbul rasa lelah yang sangat.
Abses ini biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3
bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami abses mammae pada
beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
1.2

RUMUSAN MASALAH

Dalam pembahasan tentang abses payudara, penyusun menentukan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. apa definisi dari abses payudara ?
2.

apa saja penyebab abses payudara ?

3. bagaimana penatalaksanaan dari abses payudara ?


1.3.

TUJUAN PEMBAHASAN
A. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien denan
abses mammae
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian abses mamma
2. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab abses mammae
3. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada
pasien abses mammae
4. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan abses mammae

BAB II
LANDASAN TEORI

A. DEFINISI
Abses payudara adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi
bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian
sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel
darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga
tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang
mengisi rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong. Jaringan pada
akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini merupakan
mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah
didalam, maka infeksi bisa menyabar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit,
tergantung pada lokasi abses.
B.

ETIOLOGI
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit
yang normal (Staphylococcus aureus).
Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui
sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).
Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam
waktu 1-3bulan setelah melahirkan.
Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama
setelah melahirkan.
Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan
menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu.
Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh selsel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami
infeksi.
Suatu Infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara :
Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril.
Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.
Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan
gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :
Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi.
Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.
Terdapat gangguan system kekebalan.

Abses Payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat adanya infeksi payudara.
Infeksi ini paling sering terjadi selama menyusui, akibat masuknya bakteri ke jaringan payudara.
Peradangan atau infeksi payudara atau yang disebut mastitis dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, perembesan sekresi melalui fisura di putting, dan dermatitis yang mengenai putting.
Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan
atau retakan dikulit (biasanya pada putting susu). Abses payudara bisa terjadi disekitar putting,
bisa juga diseluruh payudara.
C. GEJALA
Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ
atau syaraf.Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya :
Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan adanya
nyeri tekan).
Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu
benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit
diatasnya menipis.
Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena.

D. PATOFISIOLOGI
Luka atau lesi pada putting terjadi peradangan masuk (organisme ini biasanya dari
mulut bayi) pengeluaran susu terhambat produksi susu normal penyumbatan
duktus terbentuk abses.
Abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam
seringkali sulit ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Jika tidak sedang menyusui, bisa ditemukan mammografi atau biopsy payudara.
Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel
darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi bses dalam, bisa dilakukan pemeriksaan
roentgen, USG atau CT scan.
Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses pecah dengan sendirinya san
mengeluarkan isinya. Kadang abses menghilang secara perlahan karena tubuh menghancurkan
infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi. Abses tidak pecah dan bisa meninggalkan
benjolan yang keras.

E. PENANGANAN
Adapun penanganan untuk absees diantaranya adalah :
Untuk meringankan neri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan
dikelaurkan isinya dengan insisi. Insisi bisa dilakukan radial dari tengah dekat pinggir areola, ke
pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya sia-sia.
Antibiotic bisa diberikan setelah suatu abses mongering dan hal ini dilakukan untuk mencegah
kekambuhan. Antibiotic juga diberikan jika abses menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya.
Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 20 menit, 4 kali/hari.
Sebaiknya dilakukan pemijatan dan p emompaan air susu pada payudara yang terkena untuk
mencegah pembengkakan payudara.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau
ibuprofen) karena kedua obat tersebut aman diberikan untuk ibu menyusui dan bayinya.

BAB III
K AS U S
Jakarta - Kelahiran buah hati tentulah membawa berjuta-juta kebahagiaan. Tapi hati-hati! Ada
bahaya mengancamsang ibu. Yaitu terjadi abses mammae. Inilah yang dideritaNy.Maria
Phasa hingga ia tidak ingin selalu menyusuibayinya setiap kali ia melihat bayinya.setiap kali ia
menyusui banyinya ia merasa kesakitan pada payudaranya..Perempuan kelahiran 15 januari
1984 inisebenarnya sangat ingin sekali menyusui bayinya,dan dia memeriksakan sakitnya ke RS
setempat,dan dokter mengatakan dia menderita abses mammae,dan dianjurkan untuk segera
diinsisi ..

BAB IV
TINJAUAN KASUS

I.

PENGKAJIAN

Dilakukan pada hari kamis tanggal 20 Desember 2010 di RS Budi, Jakarta jam 10.00 WIB.
I. DATA SUBYEKTIF
Biodata
Nama istri

: Ny. M

Nama suami

: Tn. R

Umur

: 26 th

Umur

: 31 thn

Agama

: Katolik

Agama

: katolik

Pendidikan

: SMA

Suku/Bangsa

: Indonesia

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Kawin

: kawin

Kawin

: kawin

Umur kawin

: 21 thun

Umur kawin

: 26 thun

Lama kawin

: 5 tahun

Lama kawin

: 5 tahun

Alamat

: Jakarta Barat

Alamat

: Jakarta Barat

Pendidikan
Suku/Bangsa
Pekerjaan

: SMA
: Indonesia
: Wiraswasta

v Keluhan Utama
Klien mengatakan payudaranya terasa sakit dan membengkak sehingga tidak bisa
menyusui bayinya.
v Riwayat Menstruasi
a.

Menarche Umur

: 14 Tahun

b. Siklus

: 28 hari

c.

: 7 Hari

Lamanya

d. Banyaknya

Hari ke 1 2 = 3 Kotek penuh per hari

Hari ke 4 7 = 2 kotek penuh per hari

e.

Konsistensi

Hari ke 1 2 = kental ada gumpalan

Hari ke 4 7 = encer dan tidak ada gumpalan

f.

Warna

Hari ke 1 2 = Merah Tua

Hari ke 3 6 = merah segar

g. Bau

enorhoe

: khas, tidak berbau busuk

: Ada biasanya pada hari pertama tidak selalu terjadi, rasa nyeri pada perut yang masih normal
tidak sampai menyebabkan pingsan
i.

Flour Albus

j.

HPHT

k. HPL
l.

: Sebelum dan sesudah menstruasi, tidak bau


: 15-3-2010
: 22-12-2010

UK

: 9 bulan

v Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas

RIWAYAT PERSALINAN, NIFAS SEKARANG

Persalinan
Sum
i ke

Hami
l ke

L
/
P
L

U
K
9
bln

Umur
anak
sekaran
g

Nifas
H
/
M

Tempat
persalina
n

Penolon
g

penyuli
t

BPS

Bidan

Lam
a
nifas

Kelaina
n

KB

Abses

tida

hari

mamae

menyusu
i
tidak

v Riwayat persalinan saat ini


Persalinan berlangsung normal tanpa indikasi ditolong oleh bidan rinda. Bayi lahir
tanggal 13 Desember 2010, jam 13.00 WIB. Jenis kelamin laki-laki. BB 3000 gram PB 48 cm,
AS 6-8, tidak ada kelainan konginental, anus ada.
v Riwayat imunisasi

Imunisasi

: imunisasi TT sebelum menikah 1 kali dan TT kedua setelah kehamilan 2

minggu

Obat-obatan

He

: Fe, Kalk. Vitamin

Kebutuhan nutrisi ibu hamil, seperti :


Dianjurkan minum susu hamil
Banyak makan buah-buahan
Perlunya ANC atau pemeriksaan kehamilan yang rutin, untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin

Kegunaan pemberian imunisasi TT yaitu mencegah terjadinya infeksi tetanus

Personal hygiene

v Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu
1. Apakah pernah menderita penyakit menular?
Tidak ada penyakit menular
seperti Hepatitis, Aids, PMS (penyakit menular seksual), Typoid.
2. Apakah pernah menderita penyakit menurun?
Tidak ada penyakit menurun ( Herediter )
seperti Diabetes Melitus ( DM ), hipertensi
3. Apakah pernah menderita penyakit menahun?
Tidak ada penyakit menahun (kronis)
seperti TBC, Asma.
4. Apakah pernah menderita infeksi virus?
Tidajk pernah menderita infeksi virus lain
Seperti TORCH ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus )
5. Apakah klien pernah mempunyai alergi terhadap makanan/minuman,obat-obatan?
Tidak ada riwayat alergi terhadap obat atau makanan tertentu.

7 hari

6. Apakah pernah mengalami kecelakaan/operasi: IYA/TIDAK?


Tidak pernah kecelakaan atau operasi
Riwayat kesehatan suami atau keluarga
1. Apakah pernah menderita penyakit menurun?
Tidak ada penyakiit herediter atau keturunan.
Contoh : DM (Diabetes mellitus), Hipertensi.
2. Apakah pernah menderita penyakit menular?
Tidak ada penyakit menular
Contoh : Hepatitis, AIDS, Tipoid
3.Apakah pernah menderita infeksi virus?
Tidak ada virus lain Torch ( Toksoplasmosi Rubela Citomegalovirus )
4. Apakah pernah menderita penyakit menahun?
Tidak ada penyakit Menahun
Contoh : Asma, TBC
5.Apakah pernah mengalami kecelakaan/operasi: IYA/TIDAK?
Tidak pernah kecelakaan atau operasi
v Keadaan Psiko-Sosial-Budaya
Psiko
Klien mengatakan ini kehamilan pertama,kehamilan diharapkan tetapi klien merasa sedih karena
tidak bisa menyusui bayinya.
Sosial
Hubungan klien dengan suami, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar baik. Klien tinggal
bersama suami. Dalam mengambil keputuisan saling memberi masukan secara bijaksana
Budaya
Klien ada kebiasaan minum jamu atau pantangan makanan yang berbau amis.
v Pola kegiatan sehari-hari
Pola Nutrisi
a.

Selama hamil

Makan

: 3 x 1 hari dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk pauk,tahu,tempe,daging/ikan dan buah.

Porsi

: 1 piring

Minum

: Air putih
Teh hangat

: 6 gelas / hari
: 1 gelas / hari (pagi hari)

b. Selama nifas
Makan

: 2 x per hari dengan menu nasi, sayur-sayuran, lauk pauk (tahu dan tempe) dan buah.

Porsi

: 1 piring

Minum

: Air putih
Susu

: 7 Gelas / hari
: 2 gelas / hari (untuk ibu hamil)

Pola eliminasi
a.

Selama hamil

BAB

: 1 kali / hari rutin

BAK

: 5 Kali / hari
b. Selama nifas

BAB

: 1 Kali / hari

BAK

: 9 Kali / hari
Pola aktivitas
a.

Selama hamil
Klien melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri

Nyapu
Ngepel
Mencuci piring
Mencuci baju
b. Selama nifas
Klien melakukan kegiatan hanya memasak
Pola istirahat
a.

Selama hamil

Siang

: Tidur siang 2 jam,mulai 11.30-13.30 WIB

Malam

: Tidur malam 8 jam,mulai 21.00-05.00 WIB


b. Selama nifas

Siang

: Tidur siang 3 jam,mulai 11.00 - 14.00 WIB

Malam

: Tidur malam 10 jam , mulai 20.00 06.00 WIB


Pola Personal Hygene
a.

Selama Hamil
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali sehari, cuci rambut 1 kali / 2 hari, ganti pakaian dalam 2
kali sehari, ganti celana 2 x /hari.

b. Selama nifas
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 1 kali sehari, cuci rambut 1 kali /2 hari, ganti pakaian dalam 2 kali
sehari, ganti celana 3 x/hari.
Pola Seksualitas
a.

Selama hamil
Karena merasa tidak nyaman, takut terjadi keguguran, akan hal-hal yang dapat membahayakan
kandungannya seperti kecacatan.

b. Selama nifas
Belum pernah melakukan hubungan seksual.

pala

Muka

v Ketergantungan
Selama hamil
Klien tidak pernah ketergantungan dengan obat-obatan tertentu, tidak minum jamu-jamuan
II. DATA OBYEKTIF
Kedaan umum

: lemas

Kesadaran

: Composmentis/sadar

Postur tubuh

: normal

Cara berjalan

: tegak

Tinggi Badan

: 157 cm

Berat badan sekarang

: 49 Kg

Lila

: 24 cm

v TTV (Tanda Tanda Vital)


Suhu

: 38 C

Nadi

: 70-80 x per menit normalnya

Tekanan darah

: 110 / 70 mmHg

Respirasi

: 20 x per menit

v Pemeriksaan Fisik
: Tekstur rambut, warna hitam dan tidak bercabang, tidak ada kutu, ada ketombe, tidak ada lesi,
tidak ada benjolan.
: Tidak Pucat, tidak oedema, tidak ada chloasma gravidarum.

ta

: Simetris, conjungtiva merah muda, palpebra tidak oedema, sclera putih keabu-abuan.

ung

: Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung.

lut dan gigi : Bibir simetris, gigi tampak kotor, tidak ada ingus, tidak ada caries, gusi tidak ada ginggivitas, tidak

elinga

er

udara

ada stomatitis.
: Simetris, Tidak ada OMP, bersih, tidak ada serumen.
: Tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena
juguraris, tidak ada pembesaran kelenjar lymfe.
: Tidak Simetris terjadi pembengkakan, payudara berwarna merah, terdapat pus.

ksila

: terdapat benjolan.

domen

: tidak ada bekas luka SC

netalia

: Genetalia bersih, lochea berwarna merah

nus

: Bersih, tidak ada luka dan tidak ada hemoroid.

trimitas atas : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada penyakit kulit, kuku bersih

trimitas bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada penyakit kulit, kuku bersih

er

v Palpasi
: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis.

ayudara

: payudara membengkak,terjadi nyeri tekan

bdoment

: TFU : 2-3 jari dibawah pusat

v Auskultasi

ada

: Bunyi jantung normal, pernapasan teratur, jelas

erut

: tidak dilakukan
Kesimpulan :
Ny . M, K/U lemah, P1001, Post partum hari ke 7 denganabses mamae

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


DATA DASAR
DS : Klien mengatakan bahwa setelah bayi
lahir tidak bisa menyusui bayinya dikarenakan
payudaranya sakit dan membengkak.
DO :
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
v TTV (Tanda Tanda Vital)
Suhu
: 38 C
Nadi
: 70-80 x per menit
Tekanan darah : 110 / 70 mmHg
Respirasi
: 20 x per menit
TFU: 2-3 jari dibawah pusat
tidak simetris,terjadi pembengkakan payudara
sebelah,terdapat pus,terdapat nyeri tekan.

DIAGNOSA / MASALAH
Diagnosa
P 1001, Postpartum hari ke 7denganabses
mamae.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Kebutuhan ASI bayi terpenuhi.
Bengkak dan sakit pada mamae ibu berkurang

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN


PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI
Berkolaborasi dengan dokter anak dan dokter SpOG

VI. VII INTERVENSI, IMLPEMENTASI, EVALUASI


Dx/Mx/Keb.

Tujuan / kriteria keberhasilan

INTERVENSI

Dx:
P 1001,
Postpartum hari
ke 7dengan abse
s mamae

Tujuan :

1. BHSP

Setelah dilakukan asuhan

Rasional :

Kriteria :pembengkakan dan


sakit pada payudara dapat
teratasi.

Terjalin hubungan terapeutik


antara petugas dengan klien

TTV :
TD : 110/70-120/80 mmHg
N : 60-100 x /menit
S: 38C
RR: 16-20 x /menit

2Jelaskan keadaan ibu sekarang


Rasional :
Dengan mengetahui keadaanya
saat ini kx akan mengurangi
kecemasan ibu dan
ibu tau penyebab penyakitnya
3

Yakinkan suami atau kelurga


untuk selalu memperhatikan
ibu
Rasional:
Dengan memberikan perhatian
lebih pada ibu maka kejiwaan
ibu akan lebih tenang

Kompres air hangat payudara


selama 15-20 menit, 4x sehari
Rasional:
Untuk mengurangi nyeri

Berikan obat pereda nyeri


Rasional:
6. Untuk mengurangi nyeri
Berikan paracetamol 500 mg
tiap 4 jam sekli
Rasional :
Untuk menurunkan suhu tubuh
7.
Lakukan insisi payudara pada px.
Rasional :
Untuk mengeluarkan
pus,mengurangi nyeri, dan
8 mempercepat penyembuhan
Kolaborasi dengan tim gizi dalam
pemberian diit
Rasional :
Untuk memenuhi kebutuhan
9 nutrisi
Kolaborasi dengan tim medis
Rasional :
Untuk menentukan terapi
berikutnya

IMPLEMENTASI
Tanggal : 20-12-2010 / Pkl. 10.00 WIB

Dx/Mx/Keb.
Dx:
P1001 post
partum hari
ke7 dengan Abses
mamae

Implementasi
1. Melakukan komunikasi terapiutik kepada ibu dengan
bahasa yang
Sopan agar ibu mau mengatakan semua keluhan yang ibu
rasakan
2.

Menjelaskan keadaan ibu sekarang bahwa keadaanya


harus segara diobati dan memerlukan perawatan

3.

Meyakinkan suami atau keluarga untuk selalu


memperhatikan keluarga.

4
5..

Mengompres payudara selama 15 20 menit, 4x sehari

6.
7.

Memberikan parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali

8.

Melakukan kolaborasi dengan tim gizi

9.

Memberikan obat anti nyeri pada px


Melakukan tindakan insisi pada payudara px
Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi berikutnya

VII EVALUASI
Tanggal : 21-12-2010 / Pkl. 15.00 WIB

Diagnosa/Mslh/Kebt.
Dx:
P1001, post partum
hari ke 7 denganabses
mamae

Dx :
P1001, post partum
hari ke 8 denganabses
mamae.

Evaluasi
S
: Klien mengatakan payudaranya sakit dan
membengkan
O
: k/u : cukup
ibu bisa diajak komunikasi dengan baik
A
: P1001, post partum hari ke 7dengan abses
mammae
P
: - Beri dukungan emosi ibu
- Yakinkan suami dan keluarga untuk selalu
memperhatikan ibu
- Kolaborasi dengan tim medisdalam pemberian
terapi

O
A
P

Evaluasi
Tgl 22-12-2010, jam 08.00 WIB
: Klien mengatakan payudaranya masih sakit dan
bengkak
: k/u cukup
ibu bisa diajak komunikasi dengan baik
: P1001, post partum hari ke 10dengan abses
mammae
: Beri dukungan pada ibu
Yakinkan pada suami dan keluarga untuk selalu
memperhatikan ibu
Kolaborasi dengan tim medisdalam pemberian
terapi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika
bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan
hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih
yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut
dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang mengisi
rongga tersebut. Biasanya abses disebabkan melalui beberapa cara :
Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril.
Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.
Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan
gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
Sedangkan Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya :
Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan adanya
nyeri tekan).
Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu
benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit
diatasnya menipis.
Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena.
Adapun penanganan untuk absees diantaranya adalah :
Untuk meringankan neri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan
dikelaurkan isinya dengan insisi.
Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya sia-sia.
Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 20 menit, 4 kali/hari.
Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
B. Saran dan Kritik
Penulis dalam penyusunan makalah ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kesempurnaan makalah ini, untuk itu saran
dan kritik yang membangun dari pembaca selalu penulis harapkan demi penyusunan makalahmakalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anemous www.google.com abses payudara
2. Diakses pada Tanggal 28 Desember 2008
Pukul 16.00 WIB
3. Soedigmarto, M.Prof.1979. Perawatan Ibu.Surabaya
4. Pardoko R.H.dr.MPH. 1978. Perawatan Anak di Pusat Kesehatan. Surabaya
5. Taber Ben-Zion, MD. 1994. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai