Anda di halaman 1dari 24

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN

KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL

DOSEN PEMBIMBING :

ELSA NOFTALINA , S.Keb,.Bd., M.Keb

DISUSUN OLEH :

INDAH RAHMATIKA UTAMI (18.13.1268)

KELAS 2A
POLITEKNIK ‘AISYIYAH PONTIANAK
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar
sehingga saya pada akhirnya bisa menyelesaikan makalah “ Pendokumentasian
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal“.Semoga makalah
”Pendokumentasian Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal” yang
telah kami susun ini turut memperkaya dan bisa menambah pengetahuan dan
pengalaman para pembaca.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna. Kami juga menyadari bahwa makalah “Pendokumentasian Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal “ ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para
pembaca sekalian demi penyusunan makalah yang lebih baik.

Sintang , 25 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Masalah..............................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN
1. Pengkajian Data....................................................................................
2. Rumusan Diagnosa...............................................................................
3. Perencanaan Asuhan.............................................................................
4. Pelaksanaan Asuhan.............................................................................
5. Evaluasi Asuhan...................................................................................
6. Praktik Dokumentasi Kasus Kebidanan Patologi.................................

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini
merupakan momok terbesar bagi seorang bidan dalam melaksanakan
pelayanan kebidanan. MDGs 2015 telah menetapkan target untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup serta Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran
hidup. Sebenarnya kematian ibu dan bayi ini dapat dicegah melalui deteksi
dini terjadinya kasus serta rujukan yang cepat dan tepat untuk setiap kasus
kegawatdaruratan pada maternal dan neonatal.
Cara mencegah terjadinya kegawat daruratan adalah dengan melakukan
perencanaan yang baik, mengikuti panduan yang baik dan melakukan
pemantauan yang terus menerus terhadap ibu/klien. Apabila terjadi
kegawatdaruratan, anggota tim seharusnya mengetahui peran mereka dan
bagaimana team seharusnya berfungsi untuk berespon terhadap
kegawatdaruratan secara paling efektif. Bidan seharusnya tetap tenang,
jangan panik, jangan membiarkan ibu sendirian tanpa penjaga/penunggu.

A. Rumusan Masalah
1. Langkah Pengkajian Data
2. Langkah Rumusan Diagnosa
3. Langkah Perencanaan Asuhan
4. Langkah Pelaksanaan Asuhan
5. Langkah Evaluasi Asuhan
6. Praktik Dokumentasi Kasus Kebidanan Patologi
B. Tujuan
Makalah Ini bertujuan untuk mengetahui Pendokumentasian Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal yang meliputi pengkajian Data,
rumusan diagnosa, perencanaan asuhan, pelaksanaan asuhan, dan evaluasi
asuhan.

BAB 2

PEMBAHASAN

MANAJEMEN KEBIDANAN

KONSEP DAN PRINSIP MANAJEMEN SECARA UMUM

Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done).


Manajemen adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan,
kemudian menyelesaikannya. Manajemen adalah menentukan tujuan dahulu
secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju) dan
mencapainya. Prinsip-prinsip manajemen :

a. Efisiensi

Efisiensi adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanya


menggunakan sarana yang perlu, atau dengan menggunakan sarana
sesedikit mungkin. Efisiensi adalah ukuran mengenai hubungan antara
hasil yang dicapai dan usaha yang telah di keluarkan (misalnya oleh seorang
tenaga kesehatan).

b. Efektivitas

Efektivitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah


tercapai, efektivitas merupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh
manajemen.

c. Rasional dalam mengambil keputusan

Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan dalam


proses manajemen. Keputusan merupakan suatu pilihan dari dua atau lebih
tindakan. Dalam istilah manajemen, pengambilan keputusan merupakan
jawaban atas pertanyaan tentang perkembangan suatu kegiatan.
1. Pengkajian Data
Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini semua informasi yang akurat dan lengkap
dikumpulkan dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dapat dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
sesuai kebutuhan, pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan khusus, dan
pemeriksaan penunjang. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu
dikonsultasikan kepada dokter dalam penatalaksanaan, bidan perlu
melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan
langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga
kelengkapan data sesuai kasus yang dihadapi akan menentukan proses
interpretasi yang benar atau tidak pada tahap selanjutnya. Pendekatan ini
harus bersifat komprehensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil
pemeriksaan yang menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya. Bidan
harus mengkaji ulang data yang sudah dikumpulkan untuk menilai ketepatan,
kelengkapan, dan keakuratan.
2. Rumusan Diangnosa
Interpretasi Data
Pada langkah ini, bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang akurat terhadap data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasi sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis
dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan
seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering
berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh
bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai
diagnosis, sebagai contoh:
 Diagnosis: kemungkinan wanita hamil; masalah: wanita tidak
menginginkan kehamilannya.
 Diagnosis: wanita hamil trimester III; masalah: wanita merasa takut
terhadap proses persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat
ditunda lagi.
Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori nomenklatur standar
diagnosis tetapi akan menciptakan masalah yang mem- butuhkan pengkajian
lebih lanjut dan memerlukan rencana untuk mengurangi rasa takut.
Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori nomenklatur standar
diagnosis tetapi akan menciptakan masalah yang membutuhkan pengkajian
lebih lanjut dan memerlukan rencana untuk mengurangi rasa takut. Diagnosis
kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.

Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau


diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap mencegah
diagnosis/masalah potensial bila terjadi. Dalam langkah ini penting sekali
melakukan asuhan yang aman. Contoh:

Seorang wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan harus


mempertimbangkan kemungkinan penyebab pembesaran uterus yang
berlebihan (mis., polihidramnion, besar dari masa kehamilan, ibu dengan
diabetes kehamilan, atau kehamilan kembar). Kemudian bidan harus
melakukan perencanaan untuk mengantisipasinya dan bersiap terhadap
kemungkinan terjadi perdarahan pascapartum yang disebabkan atonia uteri
karena pembesaran uterus yang berlebihan. Pada persalinan bayi besar
bidan sebaiknya juga mengantisipasi dan bersiap terhadap kemungkinan
terjadinya distosia bahu dan juga perlunya resusitasi. Bidan juga sebaiknya
waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran kemih
yang menyebabkan kemungkinan terjadinya peningkatan partus prematur
atau bayi kecil. Persiapan yang sederhana adalah dengan anamnesis dan
mengkaji riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan
laboratorium, dan segera memberi pengobatan jika terjadi infeksi saluran
kemih.

Pada langkah ini, bidan dituntut mampu mengantisipasi masalah


potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi
juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial
tidak terjadi. Oleh karena itu, langkah ini merupakan langkah yang bersifat
antisipatif rasional/ logis. Bidan harus mengkaji ulang apakah diagnosis atau
masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat.

Menetapkan Konsultasi dan Kolaborasi

Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter


segera melakukan konsultasi atau melakukan penanganan bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi,
penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
pranatal saja, tetapi selama hamil bersama bidan secara terus menerus, pada
waktu wanita tersebut dalam masa persalinan. Data baru mungkin saja
dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi
yang gawat yang bidan harus bertindak segera untuk keselamatan jiwa ibu
dan anak (mis, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir,
distosia bahu, atau nilai Apgar yang rendah). Dari data yang dikumpulkan
dapat ditentukan situasi yang memerlukan tindakan segera sementara kondisi
lain mungkin harus menunggu intervensi dari dokter (misalnya prolaps tali
pusat). Situasi lain bisa saja bukan merupakan kegawatan tetapi memerlukan
konsultasi atau kolaborsi dengan dokter. Demikian juga bila ditemukan tanda-
tanda awal preeklamsia, kelaiņan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes,
atau masalah medis yang serius, bidan perlu melakukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter. Dalam kondisi tertentu, wanita mungkin juga
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain,
seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru
lahir.
Dalam hal ini, bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien
untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat
dilakukan untuk penatalaksanaan klien. Penjelasan di atas menunjukkan
bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas
masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosis/masalah
potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan
kedaruratan atau segera untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan
ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri,
kolaborasi, atau bersifat rujukan. Kaji ulang apakah tindakan segera ini
dibutuhkan

3. Perencanaan Asuhan (Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh)


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh dan
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosis yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi, Pada langkah ini, informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap
masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi/perkiraan yang mungkin terhadap wanita tersebut, apakah
dibutuhkan penyuluhan/konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah berkaitan dengan sosial-ekonomi-kultural atau masalah yang
psikologis. Asuhan terhadap wanita sudah mencakup setiap hal yang
berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan harus
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat
dilaksanakan secara efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana
tersebut. Oleh karena itu, tugas bidan dalam langkah ini adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan klien yang kemudian
membuat kesepakatan sebelum melaksanakannya. Semua keputusan yang
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan valid
berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi
apa yang akan dilakukan klien. Kaji ulang apakah rencana asuhan sudah
meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap klien.

4. Pelaksanaan Asuhan (Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan


Efisien dan Aman)
Pada langkah ini,. perencanaan ini dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lain. Walaupun bidan
tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya (misalnya memastikan langkah pelaksanaan
tepat). Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab
dalam penatalaksanaan asuhan klien sesuai rencana asuhan bersama yang
menyelurüh. Penatalaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana
asuhan telah dilaksanakan.
5. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan,
meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi sesuai diagnosis dan
masalah. Rencana dianggap efektif jika memang benar efektif pelaksanaannya.
Ada kemungkinan sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian belum
efektif. Proses penatalaksanaan asuhan ini me- rupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan sehingga perlu mengulang kembali setiap asuhan yang tidak
efektif serta melakukan penyesuaian rencana. Langkah-langkah proses
penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses
pemikiran yang memengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis,
karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung dalam situasi klinis dan
langkah terakhir bergantung pada klien dan situasi klinis, tidak mungkin proses
penatalaksanaan ini dievaluasi dalam bentuk tulisan saja.

6. Praktik Dokumentasi Kasus Kebidanan Patologi


ASUHAN   KEBIDANAN  PADA  IBU  BERSALIN
Ny. S Umur 22 Tahun G1 P0 A0
Umur Kehamilan  40  Minggu Dengan Ekstraksi Forceps
Di RSUD OGAN ILIR

NO.REGISTER : 1308244
Tempat / Ruang : Ruang bersalin
Tgl.Masuk : 15 Oktober 2014   Pukul :  16.00WIB
Tgl.Pengkajian : 15 Oktober 2014  Pukul :  16.00WIB

I.            PENGKAJIAN
A.    IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. W
Umur : 22 th Umur : 25 th
Suku/Kebangsaan : Jawa /Indonesia Suku/Kebangsaan :Jawa/
Indonesia
Agama :  Islam Agama :  Islam
Pendidikan :  SMP Pendidikan :  SMA
Pekerjaan :  IRT Pekerjaan :  Buruh
Alamat Rumah : Jl.Tasik Alamat Rumah :  Jl. Tasik
Telp :- Telp :  -
B.     ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
1.      Alasan utama: Ibu mengatakan perut mules sejak pagi dan keluar lendir
bercampur darah.
2.      Keluhan Utama : Ibu mengatakan perut ibu kenceng-kenceng teratur sejak pagi
jam 08.30 WIB tanggal 15 Oktober 2014 dan tidak hilang jika istirahat dan
mengeluarkan lendir darah pada jam 14.00 WIB.
3.      Riwayat menstruasi
Menarche     : 14 tahun Banyak            : 3x ganti pembalut/
hari
Siklus           : 28 hari Lama               : 5-7 hari
Disminore     : tidak disminore Teratur /tidak   : teratur
Sifat darah   : cair, tidak ada gumpalan
4.      Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
a.       Riwayat kesehatan ibu sekarang :
Penyakit Jantung :  tidak ada
Penyakit Ginjal :  tidak ada
Asma/TBC paru :  tidak ada
Hepatitis :  tidak ada
D.M :  tidak ada
Hipertensi :  tidak ada
Epilepsi :  tidak ada
Malaria :  tidak ada
Infeksi menular seksual (IMS) : tidak ada
HIV/AIDS :  tidak ada
Lain-lain :  tidak ada
b.      Riwayat kesehatan ibu dahulu :
Penyakit Jantung :  tidak ada
Penyakit Ginjal :  tidak ada
Asma/TBC paru :  tidak ada
Hepatitis :  tidak ada
D.M :  tidak ada
Hipertensi :  tidak ada
Epilepsi :  tidak ada
Malaria :  tidak ada
Infeksi menular seksual (IMS) : tidak ada
HIV/AIDS :  tidak ada
Lain-lain :  tidak ada
c.       Riwayat kesehatan keluarga :
Penyakit Jantung :  tidak ada
Penyakit Ginjal :  tidak ada
Asma/TBC paru :  tidak ada
Hepatitis :  tidak ada
D.M :  tidak ada
Hipertensi :  tidak ada
Epilepsi :  tidak ada
Kehamilan kembar :  tidak ada
Lain-lain :  tidak ada
5.      Riwayat perkawinan
Status perkawinan : syah Nikah : 1 kali
Nikah ke I : umur 21tahun, dengan suami umur : 24tahun
Lamanya : 1tahun
Anak : - orang
Nikah ke :I
6.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu .
Hami Bayi Umur
Usia Tempat Komplikasi Nifas
l KE Jenis Peno anak
Kehamila persalina
Persalinan long JK
n n Ibu bayi PB/BB Masalah Lactasi
aterm Kehamila
n ini

7.      Riwayat kehamilan sekarang


HPHT : 8-1-2014             TP/HPL : 15-10-2014
Umur kehamilan : 40 minggu
ANC : teratur, frekuensi : 8 X di BPM
Keluhan –keluhan pada trimester I : mual, muntah, pusing
Trimester II : tidak ada
Trimester III : tidak ada
8.      Riwayat Immunisasi : TT 1 dilakukan capeng
TT 2 dilakukan pada kehamilan TM I
TT 3 dilakukan pada kehamilan TM II
TT 4 dilakukan pada kehamilan TM III
TT 5 tidak ada
9.      Riwayat Keluarga Berencana (KB)
No Alat/cara Pasang/mulai Lepas/stop
Tgl/Bln/Th oleh Tgl/Bln/Th oleh Alasan
1. Rencana KB
setelah
melahirkan
menggunakan
KB suntik
3bln

10.  Pola Kebutuhan Sehari-hari :

a.       Makanan dan minuman terakhir, pukul 15.00 WIB

Jenis makanan : nasi, sayur, ikan

porsi: 1 piring

b.      Eliminasi

Buang air besar terakhir pukul 08.00 WIB

Buang air kecil terakhir pukul 15.00 WIB

c.       Pola Istirahat

Tidur : siang 2 jam, malam 8 jam

 Istirahat terakhir 7 Jam

11.  Riwayat Psikososial kultural dan spiritual  :

Pengetahuan Ibu tentang tanda-tanda  persalinan: : ibu mengatakan sudah

mengetahui tanda-tanda persalinan, seperti perut terasa kenceng- kenceng teratur,

dan keluar lendir darah dari jalan lahir.

Persiapan persalinan : ibu menyatakan sudah mempersiapkan persalinan, seperti:

baju bayi, baju ibu, perlengkapan bayi dan biaya persalinan.


Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kehamilannya : ibu mengatakan senang

terhadap kehamilannya.

Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan cemas akan persalinan ini.

Pengambil keputusan : Ibu mengatakan pengambilan keputusan adalah suami.

C.    PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF )

1.      Pemeriksaan Umum :

a.       Keadaan Umum     : Baik Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda  Vital

Tekanan Darah            : 110/70 mmHg Nadi    : 80 x/ mnt

Pernafasan                   : 20 x /mnt Suhu tubuh : 36,5 0 C

LILA                           : 25 cm

Tinggi badan : 157 cm Berat badan sebelum hamil: 56 Kg

Berat  Badan sekarang: 62  Kg

b.      Pemeriksaan fisik ( head to toe  )

Kepala:

Inspeksi

         Rambut : bersih,tidak rontok,tidak berketombe

Palpasi

Tekstur : lembut

Benjolan : tidak ada

Nyeri tekan : tidak ada

        Muka

Inspeksi

Warna muka : normal


Oedema : tidak ada

Cloasma gravidarum : tidak ada

         Mata :

Inspeksi

Posisi : simetris

Pergerakan mata : normal

Reflek pupil : normal

Kornea : bening

Konjungvita : merah muda tidak anemis

Sclera : tidak pucat

         Hidung

Inspeksi

Bentuk : simetris

Penciuman : baik

Polip : tidak ada

         Mulut

Inspeksi

Bentuk : simetris

Bibir : tidak ada stomatitis

Gigi : bersih tidak karies

Gusi : tidak berdarah

Tonsil : tidak radang

Lidah : bersih

Pengecapan : baik
         Telinga

Inspeksi

Bentuk : simetris

Peradangan : tidak ada

Pendengaran : baik

         Leher

Inspeksi

Benjolan : tidak ada

Kekakuan : tidak ada

Pergerakan : baik

Palpasi

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada

Pembesaran vena jugularis : tidak teraba

Pembengkakan getah bening : tidak ada

         Dada

Inspeksi

Bentuk dada : simetris

Pergerakan dinding dada : simetris

Pernafasan : teratur

Hiperpigmentasi areola : ada

Papilla mamae : ada

Putting susu : menonjol

Palpasi

Benjolan : tidak ada


Colostrums : belum ada

Auskultasi

Bunyi/irama pernapasan : teratur

         Abdomen

Inspeksi

Bentuk : simetris

Bekas operasi : tidak ada

Pembesaran uterus : sesuai usia kehamilan

Linea alba : ada

Bekas Luka operasi : tidak ada

Striae gravidarum : ada

Linea gravidarum : ada

Palpasi Uterus

Leopold I  : TFU  : 1 jari diatas px, teraba bagian agak bulat, lunak, dan tidak
melenting (bokong).
Leopold II :  Kanan teraba bagian kecil-kecil janin dan ada ruang-ruang kosong,
yang berarti ekskremitas atas dan bawah, Kiri teraba 1 bagian panjang datar,
seperti papan dan ada tahanan (punggung).
Leopold III :  teraba 1 bagian bulat, keras, melenting dan sudah tidak dapat
digoyang. Kepala
Leopold IV :  Divergen (kepala sudah masuk PAP)
TFU : 31 cm
Taksiran Berat Janin : 31cm- 11cm x (155) = 3410 gram
Penurunan bagian terendah (perlimaan)      : 3/5
 Auskultasi:
Denyut jantung janin : teratur
Frekuensi : 140x/ menit
Punctum maximum : sebelah kiri bawah dari pusat ibu
         Ano-Genital (inspeksi)
Perinium : tidak ada luka
Vulva Vagina : tidak ada kemerahan
Tanda Chadwick : ada
Pengeluaran : ada, lender darah      warna  : merah
         Anus : Hemoroid  : tidak ada
Varises dan odema : tidak ada
Posisi tulang belakang : lordosis gravidarum
         Exstremitas atas
Oedema   : tidak ada
Kebersihan: bersih
Warna jari dan kuku        : tidak pucat
Turgor : baik
Kekakuan otot dan sendi :  tidak ada
Kemerahan : tidak ada
         Exstremitas bawah
Oedema : tidak ada
Kebersihan : bersih
Warna jari dan kuku : tidak pucat
Turgor: baik
Kekakuan otot dan sendi :  tidak ada
Kemerahan          : tidak ada
Varises                : tidak ada
Refleks patella    : kanan +         kiri +
2.      Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam
Dilakukan oleh : Bidan pada pukul 16.00 WIB
Atas indikasi    : untuk memastikan ibu dalam kala persalinan.
Dinding Vaginam : tenang
Pembukaan servix : 1 cm
Selaput ketuban      :  utuh (+)
Presentasi fetus       :  kepala
3.      Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan Laboratorium :  Hb   : 11,2 gr %
Pemeriksaan Penunjang lain :  tidak dilakukan
II.       INTERPRESTASI DATA:
A.    DIAGNOSA KEBIDANAN               tanggal 15-10-2014         pukul 16.30 WIB
Ny. S umur 22 tahun GI P0 A0, umur kehamilan 40 minggu, janin Tunggal,
Hidup, Intrauterin, Letak memanjang, Presentasi kepala, punggung kiri bagian
terbawah janin sudah masuk PAP 3/5 bagian. inpartu kala1 fase laten.
III.      IDENTIFIKASI  DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU
KOLABORASI:
Tidak ada
V.        PERENCANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH :
Tanggal 15-10-2014 Jam : 16.30 WIB
1.      Observasi Kemajuan Persalinan,DJJ tiap 30 menit,TTV tiap 4 jam ,VT tiap 4 jam
sekali
2.      Beri nutrisi pada ibu
3.      Berikan dorongan moril pada Ibu
4.      Anjurkan Ibu mengosongkan kandung kemih sesering mungkin
5.      Anjurkan ibu  teknik relaksasi nafas panjang jika ada his
6.      Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini ( jalan-jalan )
7.      Dokumentasi hasil asuhan
VI.            PELAKSANAAN :
Tanggal 15- 10- 2015 pukul : 16.35 WIB
1.      Mengobservasi kemajuan persalinan    DJJ tiap 30 menit,TTV tiap 4 jam, VT tiap
4 jam sekali
No Tanggal/ja Lama his TTV VT DJJ Pengeluar
m 15- 10- an
2014 pervagina
m
1. 16.30 3x/10mnt TD:110/70mmH ᴓ 1cm 140x/mnt Lendir
durasi 20” g Portio darah
N  :80x/mnt lunak
R  :20x/mnt Penuruna
S   :36,5ᵒC n
kepala.3/5
KK :(+)
2. 17.00 3x/10mnt - - 140x/mnt Lendir
durasi 25” darah
3. 17.30 3x/10mnt - - 144x/mnt Lendir
durasi 25” darah

4. 18.00 3x/10mnt 144x/mnt Lendir


durasi 25” darah
5. 18.30 3x/10mnt 144x/mnt Lendir
durasi 25” darah
6. 19.00 3x/10mnt 144x/mnt Lender
durasi 25” darah
7. 19.30 3x/10mnt 145x/mnt Lendir
durasi 25” darah
8. 20.00 3x/10mnt 144x/mnt Lendir
durasi 25” darah
9. 20.30 3x/10mnt TD120/80mmH ᴓ  3 cm 144x/mnt Lendir
durasi 25” g portio darah
N   :80x/mnt lunak,
R   :24x/mnt tebal
S    :36ᵒC penurunan
kepala 3/5
KK (+)

2.      Memberikan Ibu makan dan minum


3.      Menganjurkan ibu berdoa dan memberi dukungan pada ibu  keluarga
4.      Menganjurkan Ibu mengosongkan kandung kemih
5.      Menganjurkan teknik relaksasi  ibu nafas panjang jika ada His
6.      Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini ( jalan-jalan )
7.      Dokumentasi hasil asuhan
VII.            EVALUASI
Tanggal 15-10- 2014   Pukul 16.45 WIB
1.      Kemajuan Persalinan telah di Observasi
2.      Ibu sudah makan dan minum
3.      Ibu sudah berdoa dan ibu dan keluarga sudah agak tenang
4.      Ibu sudah mengosongkan kandung kemih
5.      Ibu sudah  melakukan  teknik  relaksasi ibu nafas panjang jika ada His
6.      Ibu bersedia Jalan-jalan untuk mempersiapkan persalinan
7.      Hasil Asuhan  telah didokumentasikan

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kondisi patologis dalam kehamilan dapat dialami saat usia kehamilan
muda ataupun kehamilan lanjut. Dalam kondisi demikian dapat terjadi dalam
kondisi yang bias diprediksikan ataupun tidak. Namun demikian, masalah
patologis dalam kehamilan tetap harus mendapatkan perhatian serius , hal ini
terkait erat dengan kedaruratan baik untuk ibu ataupun janin yang dikandungnya.
Kedaruratan yang terjadi pada masa kehamilan berkaitan erat dengan perdarahan
yang memiliki implikasi terjadinya syok. Dengan kondisi demikian ini dapat
menimbulkan gangguan untuk kesejahteraan janin dimana pada awal kehamilan
merupakan masa pembentukan organ atau organogenesis dan selanjutnya
merupakan masa perkembangan janin itu sendiri. Sedangkan, kegawatan yang
terjadi dalam masa kehamilan bagi ibu dapat meningkatkan angka kematian baik
dari kehamilan secara langsung ataupun tidak langsung dari kehamilannya.
Dari berbagai hal kegawatan yang terjadi dalam masa kehamilan baik
untuk janin ataupun ibu, kemampuan kinerja petugas kesehatan mempunyai peran
besar dalam melakukan deteksi awal, penatalaksanaan kedaruratann dan
melakukan rujukan merupakan hal yang sangat membutuhkan kompetensi
tersendiri utamanya bagi bidan selaku ujung tombak bagi pemberi layanan
kebidanan. Dengan kompetensi yang dikuasai oleh bidan, maka asuhan
kehamilan dengan kegawat daruratan dapat dilakukan secara cepat, tepat dan
benar.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA
Purwandi,Atik.2008.Konsep KEBIDANAN Sejarah Dan
Profesionalisme.Jakarta:IKAPI

http://midwifemoslem.blogspot.com/2015/11/asuhan-kebidanan-
kegawatdaruratan.html

Anda mungkin juga menyukai