Anda di halaman 1dari 17

PEMANTAUAN PELAYANAN KEBIDANAN

Disusun Oleh :

NAMA : NAILA LUZQIYAH


NPM : 195401426156
KELAS : C7

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2019
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pandeglang, 27 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman judul .................................................................................................................. i

Kata pengantar ................................................................................................................. ii

Daftar isi .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

            A.    Latar belakang ............................................................................................. 1

            B.     Rumusan masalah ........................................................................................ 1

            C.     Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

            A.    Manejemen Pelayanan Kebidanan ............................................................... 3

            B.     Perencanaan dalam Manejemen Pelayanan Kebidanan ............................... 6

            C.     Pemantauan Pelayanan Kebidanan .............................................................. 7

            D.    PWS KIA ..................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

            A.    Kesimpulan ................................................................................................. 13

            B.     Saran ........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting dalam
menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi asuhan
kebidanan. Dalam memberi asuhan bidan sebagai individu yang memegang tanggung
jawab terhadap tugas kliennya,bio-psiko sosial . Ditengah masyarakat, bidan juga
berperan dalam memberi pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat
terhadap pola hidup dan gaya hidup yag tidak sehat.Jadi tidak hanya memberi asuhan
pada individu tapi juga terhadap keluerga dan masyarakat. Oleh karena itu, bidan harus
mempunyai pendekatan manajemen agar dapat mengorganisasikan semua unsur unsur
yang terlibatdalam pelayanannya dengan baik dalam rangka menuunkan angka kematian
ibu dan anak.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang terfokus pada klien. (Varney, 1997).
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut
membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan
tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan
semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.
Mengingat pentingnya seorang bidan menguasai manejemen kebidanan maka,
dalam makalah ini akan kami bahas tentang dasar-dasarnya antra lain tentang : langkah-
langkah dalam manejemen pelayanan kebidanan, perencanaan dalam pelayanan
kebidanan dan pemantauan pelayanan kebidanan (kohort Ibu, bayi, balita dan PWS KIA).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pelayanan kebidanan ?
2. Bagaimana perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan ?
3. Bagaimana cara pemantauan pelayanan kebidanan serta apa yang dimaksud dengan
kohort ibu dan kohort bayi?
4. Apa yang dimaksud dengan PWS KIA ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen pelayanan kebidanan.
2. Untuk mengetahui perencanaan manajemen pelayanan kebidanan.
3. Untuk mengeahui cara pemantauan pelayanan kebidanan dan mengertahui pengertian
kohort ibu dan kohort bayi.
4. Mengetahui pengertian PWS KIA.

                                      
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Pelayanan Kebidanan


Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian
pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan
menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak ,kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan
sebagai provider. Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan/manajemen
kebidanan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada
pasien.
1. Defenisi Operasional:
a. Ada Standar Manajemen Asuhan Kebidanan (SMAK) sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan kebidanan.
b. Ada format manajemen kebidanan yang terdapat pada catatan medik.
c. Ada pengkajian asuhan kebidanan bagi setiap klien. 
d. Ada diagnosa kebidanan.
e.  Ada rencana asuhan kebidanan .
f. Ada dokumen tertulis tentang tindakan kebidnan.
g. Ada catatan perkembangn klien dalam asuhan kebidanan.
h. Ada evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan.
i.  Ada dokumentasi utuk kegiatan manajemen kebidanan.
2. Langkah-langkah dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan :
Manajemen pelayanan kebidanan tentu saja mengambil sistem manajemen pada
umumnya. Dalam pelayanannya juga melaksanakan aktifitas manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, kordinasi dan pengawasan (supervisi dan
evaluasi).
a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar 
Pada langkah ini dilakukan pengumpulan informasi yang akurat dan lengkap dari
saemua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data
dilakukan dengan cara:
 Anamnesa  yang terdiri dari : Biodata, Riwayat Menstruasi, Riwayat
Kesehatan, Riwayat Kehamilan, Persalinan & Nifas, Biopsikospiritual
serta  Pengetahuan Klien.
 Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda
vital
 Pemeriksaan Khusus dengan cara Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi
 Pemeriksaan penunjang misalnya pemeriksaan laboratorium

Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam
manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi. Pada langkah pertama ini
dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap.. Pada
keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama akan overlap dengan langkah 5 dan
6 (atau menjadi bagian dari langkah-langkah tersebut) karena data yang diperlukan
diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang
lain. Kadang-kadang bidan perlu memulai manajemen dari langkah 4 untuk
mendapatkan data dasar awal yang perlu disampaikan kepada dokter.

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar/ masalah actual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah


berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan
masalah yang spesifik. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh
bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan. Standar Nomenklatur Diagnosa Kebidanan :

 Diakui dan telah disyahkan oleh profesi.


 Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
 Memiliki cirri khas kebidanan.
 Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
 Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak
dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penenganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering
menyertai diagnosa.

c. Langkah III : Mengidentifkasi Diagnosa atau Masalah Potensial


Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,
sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah
potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan
yang aman.

d. Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan


Penanganan Segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan
dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut
bersama bidan,terus-menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam
persalinan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa
data  mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak
segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak   (misalnya perdarahan
kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu, atau nilai APGAR yang
rendah).

e. Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosa atau masalah yang telah dididentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana
asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita  tersebut seperti apa yang diperkirakan akan
terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu
merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi,
kultural atau  masalah psikologis.

f. Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang  telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak
melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya. (misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar
terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
manejemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya
rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manejemen yang efesien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
g. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaiman telah di identifikasi didalam
masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksanaannya, ada kemungkinan bahwa sebagai rencana tersebut
telah efektif sedang sebagian belum efektif.

B. Perencanaan Dalam Manajemen Pelayanan kebidanan.


Perencanaan dalan manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari
administrasi kesehatan,yang mana terdiri atas 3 unsur pokok yaitu:
1. Input
Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan
.Unsur masukan yang terpenting adalah tenaga,dana dan sarana . Secara umum di
sebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas.tidak sesuai standar yang
ditetapkan,serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan,maka sulitlah
diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
2. Proses 
Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan pelayanan
kesehatan.Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua macam,yakni tindakan medis
dan tindakan non medis .secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak
sesuai dengan standar yang di tetapkan ,maka sulitlah di harapkan bermutunya
pelayanan kesehatan.
3. Output
Yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance) pelayanan kesehatan
Penampilan daat di bedakan atas dua macam .Pertama, penampilan aspek medis
pelayanan kesehatan .Kedua,penampilan aspek non medis pelayanan
kesehatan.Secara umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai
dengan standar yang telah di tetapkan maka berarti pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.

C. Pemantauan pelayanan kebidanan dalam Kohort


 Kohort
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas,
neonatal, bayi dan balita yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan ibu dan bayi yang terdeteksi dirumah tangga yang teridentifikasi dari
data bidan. Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan
bersalin, serta keadaan dan resiko yang dimiliki ibu yang diorganisir
sedemekianrupa yang pengkoleksiannya melibatkan kader dan dukun bayi
diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih difokuskan
pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi.
Cara pengisian kohort ibu berdasarkan nomor urut kolom :
Kolom 1: diisi nomor urut
Kolom 2: diisi nomor indek dari Family Folder SP2TP
Kolom 3: diisi nama ibu hamil
Kolom 4: diisi suami ibu hamil
Kolom 5: diisi alamat ibu hamil
Kolom 6, 7, 8: diisi umur ibu hamil yang sebenarnya dengan angka, misalnya
umur 23 tahun diisikan pada kolom 7
Kolom 9, 10, 11: diisi umur kehamilan ibu pada kunjungan pertama dengan
angka, misalnya 20 minggu diisikan pada kolom 10
Kolom 12, : diisi jumlah kehamilan yg pernah dialami oleh ibu yg bersangkutan,
misalnya kehamilan ke 4, diisikan angka 4 
Kolom 13 15: diisi tanggal ditemukan ibu dengan BB kurang dari 45 Kg pada
trimester III 
Kolom 16: diisi tanda (√) bila TB ibu < 145 cm 
Kolom 17: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan Hb < 8 gr% 
Kolom 18: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan tekanan darah 160/95
mmHg
Kolom 19, 20: diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan risiko tinggi, NK = non
kesehatan, K = kesehatan
Kolom 21, 22: diisi tanda (√) bila jarak kehamilan <2tahun atau >2 tahun
Kolom 23, 24, 25: diisi tanggal ibu hamil mendapat imunisasi TT 1, TT 2 atau TT
ulang
Kolom 26-49: diisi tanggal pada bulan yang sesuai dengan kunjungan ibu hamil
dan kode:
O Untuk K 1
# Untuk K 4
* Untuk persalinan
+ Untuk kematian ibu
Kolom 50,51,52: diisi tanda (√) sesuai penolong persalinan; TK = tenaga
kesehatan, DT = dukun terlatih, DTT = dukun tidak terlatih
Kolom 53,54: diisi tanggal kelahiran, LM = lahir mati, LH = lahir hidup
Kolom 55; diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama masa nifas (diharapkan 2
kali kunjungan)
Kolom 56: diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama periode pasca nifas
sampai 2 tahun (diharapkan 4 kali kunjungan setiap tahun)
Kolom 57: diisi hal lain yang dianggap penting untuk ibu hamil yang
bersangkutan
Cara pengisian kohort bayi :
1: diisi no urut
2: diisi nomer indeks dari Family Folder SP2TP
3-6: cukup jelas
7: diisi sesuai jenis kelamin, L = laki, P = Perempuan
8: diisi angka dalam gram BB bayi yang baru lahir (BBL)
9, 10, 11: diisi tanggal kunjungan tenaga kesehatan yang memeriksa bayi tsb,
dan ditulis AE1 (ASI Eksklusif bulan pertama)
12 – 23: diisi tanggal dan kode BB bayi yang ditimbang; N = naik, T = turun, R =
bawah garis titik-titik (BGT), # = bawah garis merah (BGM)
24 – 28: diisi tanggal bayi mendapat imunisasi
29: diisi tanggal bayi ditemukan meninggal
30 – 32: diisi tanda (√) sesuai dengan penyebab kematian bayi tersebut
33: diisi diagnose penyakit penyebab kematian bayi selain, tetanus, ISPA dan
diare
34: diisi hal lain yang dianggap penting untuk bayi yang bersangkutan
D. PWS KIA   
Defenisi dan kegiatan PWS sama dengan defenisi surveilens, menurut WHO
survelens adalah suatu kegiatan sistematis dan berkesinambungan mulai dari kegiatan
mengumpulkan, menganalisis dan menginterprestasikan data yang untuk selanjutnya
dijadikan landasan yang esensial dalam membuat rencana, implementasi dan evaluasi
suatu kebijakan kesehatan masyarak. Oleh karena itu pelaksanaan survelens oleh
kesehatan ibu dan anak adalah dengan melaksanakan PWS KIA yang diharapkan
cakupan pelayanan dapat ditingkatkan dengan menjangkau seluruh sasaran disuatu
wilayah kerja.
Setiap bulan data di kohort di rekap kedalam suatu laporan yang disebut dengan
PWS KIA atau Pemantauan wilayah setempat yaitu alat manajemen program KIA untuk
memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas kecamatan) secara terus
menerus agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang
cakupan pelayanan KIA nya masih rendah. Adapun program KIA yang dimaksud
meliputi :
 Pelayanan ibu hamil.
  Pelayanan ibu bersalin.
 Pelayanan ibu nifas.
 Ibu dengan komplikasi kebidanan.
 Keluarga berencana.
 Bayi baru lahir.
 BBL dengan komplikasi.
  Bayi dan balita.

Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi
kepada sektor terkait, khususnya Pamong setempat yang berperan dalam pendataan dan
penggerakan sasaran agar mendapatkan pelayanan KIA dan membantu memecahkan
masalah nonteknis, sehingga semua masalah ibu hamil dapat tertangani secara memadai,
yang pada akhimya AKI dan AKB akan turun sesuai harapan. Pendataan Sasaran adalah
pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang
merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang
paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya
masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat.

Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin, neonatal, bayi
dan balita dapat diIakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil yang ada di suatu
komunitas tanpa terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi, kemudian bidan
desa memasukan seluruh data ibu hamil ke dalam kohort yang telah disediakan di
Pusesmas, sehingga data yang ada di desa pun dimiliki puskesmas.
Dengan puskesmas juga memiliki data dasar, bidan desa dan Puskesmas dalam hal
ini bidan Puskesmas dfan timnya dapat memonitoring dan mengikuti setiap individu yang
ada di daerah tersebut. Dengan Puskesmas memiliki seluru data ibu hamil dan bidan desa
memberikan pemeriksaan seluruh ibu hamil tanpa melihat apakah ibu hamil tersebut
mempunyai faktor resiko atau tidak sehingga dapat menyelamatkan ibu dan bayi yang
dikandung.

Dalam memantau program kesehatan ibu dewasa ini digunakan indikator cakupan
yaitu cakupan layanan Antenatal (KI untuk akses dan K4 untuk kelengkapan layanan
antenatal), cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan cakupan kunjungan
neonatus/nifas. Untuk itu sejak awal 1990 –an telah digunakan alat pantau berupa
Pemantauan Wilaya Setempat – Kesehatan Ibu Dan Anak (PWS KIA), yang mengikuti
program jejak imunisasi. Dengan adannya PWS KIA data cakupan layanan program
kesehatan ibu dapat diperoleh setiap tahunnya dari semua provensi.

Walau demikian disadari bahwa indikator cakupan tersebut belum cukup memberi
gambaran untuk menilai kemajuan menurunkan AKI. Mengingat bahwa mengukur
AKI sebagai indikator dampak secara berkala dalam waktu kurang dari 5-10 tahum tidak
realistis, maka pakar dunia mengajukan pemakaian indicator outcome. Indikator tersebut :

 Cakupan penanganan kasus obstetri.


 Case fatality rate kasus obstetri yang di tangani .
 Jumlah kematian absolut.
 Penyebaran fasilitas pelayanan obstetri yang mampu PONEK dan PONED.
 Presentase bedah sesar terhadap seluruh persalinan di suatu wilayah.

1. KEGIATAN PWS KIA


Kegiatan PWS KIA terdiri dari :
a. Pengumpulan data.
b. Pengolahan data.
c. Analisis dan interprestasi data.
d. Penyebarluasan informasi ke penyelenggaraan program dan pihak atau instansi terkait.
e. Tindak lanjut.

2. TUJUAN PWS KIA  


a.Tujuan umum : Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus menerus
disetiap wilayah kerja.     
b. Tujuan khusus :
 Memantau pelayanan KIA secara individu melalui kohor.
 Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indicator KIA secara teratur
(bulanan) dan terus menerus.
 Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA.
 Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indicator KIA terhadap target yang
ditetapkan.
 Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan ditangani secara
intensifberdasarkan besarnya kesenjangan.
 Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan
yang potensial untuk digunakan.
  Meningkatkan peran lintas sector setempat dalam penggerakan sasaran dan
mobilisasi sumber daya.
 Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan KIA.

 
BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

            Dalam pelayanan kebidanan ,manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian


pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan
menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak ,kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai
provider.

            Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Perencanan dalam pelayanan
kebidanan memperhatikan 3 unsur ,yaitu: input,poses dan outcome. Pendataan suatu masyarakat
yang baik jika dilakukan oleh komponen yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat
bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari
masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh
masyarakat. Untuk membantu dalam melakukan pendataan digunaka alat pantau berupa
Pemantauan Wilayah Setempat –Kesehatan Ibu Anak (PWS KIA).

B.      Saran

            Kami berharap agar para mahsiswa kebidanan memahami tentang manajemen pelayanan
kebidanan. Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu
pengetahuan kepada pembaca. Harapan penulis kepada pembaca semua agar bersedia
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun. Tenaga kesehatan khususnya seorang
bidan, alangkah baiknya untuk menerapkan register kohort di setiap pelayanan kebidanannya.
Agar resiko – resiko yang dapat terjadi pada ibu dapat dideteksi lebih dini.
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin. 2014.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka

Simatupang,Erna. 2015.Manajemen Pelayanan Kebidanan.Jakarta:EGC

Soepardan ,Suryani. 2014.Konsep Kebidanan. Jakarta:EGC

Lusinurindahsari. 2011. Organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan.


http://lusinurindahsari.blogspot.com/p/cara-pengisian-kohort-ibubayi-dan-pws.html. Di akses padda
tanggal 27 November 2019 pukul 13.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai