Anda di halaman 1dari 22

METODOLOGI KEPERAWATAN

TAHAP-TAHAP PROSES KEPERAWATAN

KELOMPOK 6:

NI GUSTI AYU YOGI ANTARI

LUH MADE TEJA WAHYUNI

MUTIA ISMI SEPTINA

IDA AYU MADE NAMAYANTI

IDA BAGUS GEDE WIJAYA PRANAPUTRA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

“Om Swasyastu”

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Shang Hyang Widhi
Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Tahap-Tahap Proses Keperawatan” ini
tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini kami selaku penyusun tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
kami, memberi masukan-masukan yang bersifat membangun, serta membimbing
kami dalam mengerjakan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata “sempurna”, maka dari
itu kami mohon kritik dan saran dari dosen bidang studi “Etika Keperawatan” atau
dari pembaca lainnya, demi menyempurnakan isi makalah ini dan menjadi
referensi untuk pembelajaran selanjutnya. “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan serta kekeliruan dalam penyusunan
makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

“Om Santih,Santih,Santih Om”

Denpasar, 10 Agustus 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3Tujuan Penulisan
1.4Manfaat Penulisan..................................................................................... 2
1.5Metode...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1Proses Keperawatan.................................................................................. 3
2.2Pengkajian................................................................................................. 3
2.2.1Pengumpulan Data..................................................................... 5
2.2.2Tipe Data.................................................................................... 5
2.2.3Karakteristik Data...................................................................... 5
2.2.4Sumber Data............................................................................... 6
2.2.5Metode Pengumpulan data......................................................... 7
2.3Diagnosa Keperawatan............................................................................. 10
2.3.1Komponen Diagnosis Keperawatan........................................... 11
2.4Perencanaan ............................................................................................. 13
2.5Implementasi............................................................................................. 15
2.6Evaluasi..................................................................................................... 16

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan............................................................................................... 19
3.2Saran......................................................................................................... 19
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan sebagai pelayanan asuhan professional bersifat 4dministra,
menggunakan pendekatan 4dminist, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif klien, mengacu pada
standar professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan
sebagai tuntutan utama (Nursalam, 2002). Pelayanan komprehensif
merupakan pelayanan klien secara total dan pelayanan kesehatan holistic
berkembang bagi konsep 4dmini. Kesehatan holistic melibatkan individu
secara total, keseluruhan status kehidupannya dan kualitas hidupnya dalam
berespon terhadap perubahan yang terjadi pada diri dan lingkungannya
(Kozier & Erb, 1995).
Proses keperawatan menyediakan struktur bagian praktis dengan
penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat
untuk mengekspresikan kebutuhan perawatan (human caring). Keperawatan
digunakan secara terus-menerus ketika merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan dengan mempertimbangkan pasien sebagai 4dmini
central dalam merencanakan asuhan dengan mengobservasi respons pasien
terhadap setiap tindakan sebagai penatalaksanaan dalam suatu asuhan
keperawatan.
Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan
praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah
keperawatan.Dengan menggunakan metode ini, perawat dapat
mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien
sehingga kualitas praktik keperawatan dapat ditingkatkan.

Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam


asuhan keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta
merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik ,serta
pemecahan masalah baik actual maupun potensial dalam mempertahankan
kesehatan. 
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Apa pengertian dari proses keperawatan?


2. Bagaimana tahap pengkajian dari proses keperawatan ?
3. Bagaimana tahap diagnose dari proses keperawatan ?
4. Bagaimana tahap perencanaan proses keperawatan ?
5. Bagaimana tahap implementasi  proses keperawatan?
6. Bagaiman tahap evaluasi proses keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini diantaranya:


1. Menjelaskan pengertian proses keperawatan
2. Menjelaskan tahap pengkajian dari proses keperawatan
3. Menjelaskan tahap diagnose dari proses keperawatan
4. Menjelaskan tahap perencanaan proses keperawatan
5. Menjelaskan tahap implementasi proses keperawatan
6. Menjelaskan tahap evaluasi proses keperawatan

1.4 Manfaat Penulisan


Mahasiswa menjadi lebih memahami mata kuliah Metodologi Keperawatan
yang berjudul Tahap-Tahap Keperawatan mahasiswa menjadi lebih aktif
dalam melakukan diskusi dalam kelompok.

1.5 Metode
Kami mengumpulkan data dengan cara menggunakan metode studi pustaka
dan melalui media internet. Pengumpulan data dan informasi dilakukan
dengan mencari dari sumber referensi dan buku yang berhubungan dengan
proses keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan yang difokuskan pada reaksi dan respons
untuk individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan
kesehatan yang dialami, baik actual maupun potensial. Dalam buku NANDA-1
NIC dan NOC menyebutkan proses keperawatan merupakan suatu cara berfikir
dan bertindak yang spesial (khusus) dalam melakukan asuhan keperawatan.
Dalam proses keperawatan, terdapat beberapa tindakan yang saling berkaitan
antara satu dengan yang lain yaitu assessment (pengkajian), diagnosis (penentuan
6dminist), perencanaa hasil (planning outcome), perencanaan intervensi (planning
intervention), pelaksanaan (implementation) dan evaluasi (evaluation) (Wilkinson,
2007).

2.2 Pengkajian (Assessment)


Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan kperawatan yang
dihadapi pasien baik fisik, mental, social maupun spiritual dapat ditentukan.
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada (Pengantar Konsep Dasar Keperawatan). Pengkajian
keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan
komunikasi data tentang klien (Fundamental Keperawatan). Jadi pengkajian
keperawatan adalah dasar pemikiran dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien.
a. Tujuan Pengkajian
Tujuan dari tahap pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan
juga membuat data dasar klien, mengidentifikasi dan mengenali masalah-masalah
yang dihadapi klien. Menurut Americon Nurses Association (ANA) ada beberapa
hal yang perlu iperhatikan dalam melakukan pengkajian keperawatan (Delaune
dkk, 2002), yaitu sebagai berikut:
1. Pengkajian harus relevan dengan kebutuhan klien
2. Dikumpulkan dari berbagai macam sumber
3. Dikumpulkan dari berbagai macam teknik
4. Disusun secara sistematik
5. Didokumentasikan dalam format yang baik dan benar
b. Jenis Pengkajian
1. Pengkajian menyeluruh (comprehensive assessment)
a) Proses pengkajian ini biasanya dilakukan diawal pasien mendaftarkan diri
ke pusat kesehatan
b) Pemeriksaan meliputi semua sistem tubuh untuk mengetahui kelainan
yang terjadi pada tubuh
c) Pemeriksaan ini akan menjadi dasar jika suatu saat pasien kembali untuk
diperiksa
2. Pengkajian terfokus (focused assessment)
a) Pengkajian ini lebih terfokus pada bagian yang mengalami kelainan
b) Pengkajian hanya dilakukan pada arca atau sistem jaringan yang
dikeluhkan oleh pasien
c) Misalnya : pengkajian pada pasien yang akan melahirkan
3. Pengkajian lanjutan
a) Pengkajian ini dilakukan pada saat perawat mengobservasi status
perkembangan pasien
b) Pengkajian ini bisa dilakukan di rung saat kondisi pasien mulai membaik
saat melakukan tindakan
c) Kegunaannya adalah untuk melengkapi data yang belum didapatkan dan
menilai perkembangan kondisi pasien
c. Manfaat Pengkajian
a) Untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien yang unik dan respons pasien
terhadap masalah-masalah dinyatakan sebagai diagnosis keperawatan yang
mempengaruhi tindakan rencana keperawatan yang diperlukan
b) Untuk menggabungkan dan mengorganisirinformasi yang dikumpulkan
dari beberapa sumber menjadi satu sumber umum, sehingga pola-pola
kesehatan pasien dapat dianalisa dan asalah-masalah dapat diidentifikasi
c) Untuk meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindakk
sebagai point referensi dan untuk mengukur perubahan-perubahan pada
kondisi pasien.

Tiga kegiatan dalan Tahap Pengkajian

2.2.1. Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan data dimulai sejak
klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), serta pengkajian ulang untuk
menambah atau melengkapi data (re-assessment).
 Tujuan Pengumpulan Data
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-
langkah berikutnya
2.2.2. Tipe Data
1. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa
ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status
kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan,
frustasi, mual, perasaan malu.
2. Data Objektif
Data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengakuan,
pemeriksaan dan pengamatan. Misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta
warna kulit
2.2.3. Karakteristik Data
1. Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah
klien yang aktual. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat
harus mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan
menanyakan hal-hal sebagai berikut : Apakah tidak mau makan karena tidak
ada nafsu makan atau disengaja ? Apakah karena adanya perubahan pada
makanan atau hal-hal yang patologis ? bagaimana respon respon pasien
kenapa tidak mau makan.
2. Akurat dan Nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat
dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat,
diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua
data yang mungkin meragukan.
3. Relevan
Pencatatan data yang komprehensip biasanya menyebabkan banyak sekali
data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu dan mengidentifikasi.
Kondisi seperti ini bisa diantisipasi dengan membuat data komprehensif tapi
singkat dan jelas. Dengan mencatat data yang relevan sesuai dengan masalah
klien, yang merupakan datafokus terhadap masalah klien dan sesuai dengan
situasi khusus.
2.2.4. Sumber Data
1. Sumber data primer
Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menjadi
informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.
2. Sumber data sekunder
Orang terdekat adalah sumber data (primer) informasi dapat diperoleh
melalui orang tua, suami atau istri, anak, teman klien. Jika klien mengalami
gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau keadaan yang menurun,
misalnya klien atau anak-anak, atau klien dalam masalah tidak sadar.
3. Catatan medis
Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi
yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan.
4. Riwayat penyakit
Pemriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit
yang diperoleh dari diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah
hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dengan untuk menentukan
rencana tindakan medis.
5. Konsultasi
Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnose.
6. Hasil pemeriksaan 10dministra
Hasil pemeriksaan 10dministra dapat digunakan membantu mengevaluasi
keberhasilan dari tindakankeperawatan.
7. Perawat lain
Hal ini untuk kelnjutan tindakan yang telah diberikan.
8. Kepustakaan
Untuk mendapatkan data dasar klien komprehensip, perawat juga dapat
membaca 10dministra yang berhubungan dengan masalah klien.
2.2.5. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat 10dmin-jawab yang
berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasanya juga disebut
dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untuk menanyakan hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu
komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta menjalin hubungan antara
perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu
klien memperoleh informasi dan berpartisifasi dalam identifikasi masalah dan
tujuan keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan investigasi
lebih lanjut selamat tahap pengkajian. Adapun 4 tahapan wawancara:
a. Persiapan
Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus
melakukan persiapan dengan membaca status klien. Pengaturan posisi
duduk dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun
sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
b. Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan
memperkenalkan diri, nama, status, tujuan wawancara, waktu yang
dipergunakan dan fatkor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan.
c. Isi/tahap kerja
Perawat memfokuskan arah pembicaraan pada masalah khusus yang
ingin diketahui.hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Fokus wawancara adalah klien
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian
3) Menanyakan keluahan yang paling dirasakan oleh klien
4) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
5) Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
6) Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaannya
7) Sentuhan terapusik, bila diperlukandan memungunkan.

d. Terminasi
Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien
harus mengetahui kapan wawancara pada awal perkenalan dan mengambil
kesimpulan bersama
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan waawancara dengan
klien adalah:
a. Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
b. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluh-
keluhannaya/pendapat secara bebas
c. Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan
nyaman bagi klien
d. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
e. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
f. Memperhatikan pesan yang disampaikan
g. Mengurangi hambatan-hambatan
h. Posisi duduk yang sesuai (berhadapan; jarak tepat/sesuai, cara duduk)
i. Menghindari adanya interupsi
j. Mendengarkan dengan penuh perasaan
k. Memberikan kesempatan istirahat kepada klien.
2. Pengamatan atau Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi
dilakukan dengan menggunakan pengliahatan dan alat indra lainnya, melalui
rabaan, melalui kepekaan alat panca indra. Kegiatan Observasi meliputi 2.5-
HPT:
a. Sight (penglihatan)
b. Smell (penciuman)
c. Hearing (pendengaran)
d. Feeling (perasaan)
e. Taste (pengecapan)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah:
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara
terimci kepada klien, karena terkadang hal sial ini dapat meningkatkan
kecemasan klien atau mengaburkan data
b. Menyangkut aspek fisik, mental, social, dan spiritual klien
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan
dimengerti oleh perawat yang lain.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya adalah:
a. Inspeksi (melihat)
Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakuka dengan cara melihat
bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilya seperti, mata
kucing (isteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis).
b. Palpasi (di raba)
Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan
terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya
adanya tumor, oedema,krepitasi (patah/retak tulang)
c. Auskultasi (di dengar)
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yng dilakukan melalui
pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan
stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah bunyi jantung, suara nafas,
dan bising usus
d. Perkusi (di ketuk)
Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk
bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti seflek
hammer untuk mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga
dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik
klien. Misalnya kembung, batas-batas jantung, batas teparparu
(mengetahui pengembangan paru).
2.3 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons
manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secar akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secraa pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah (carpenito, 2000). Diagnose keperawatan
adalah penilaian klinik tentang respons individu keluarga, atau komunitas
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dengan potensia.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan
untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat menurut North
American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (1990, dalam Allen, 1998).
Gordon (1976) mendefinisikan bahasa diagnosa keperawatan “masalah
kesehatan actual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya dia mampu mempunyai kewenangan untuk memberikan tindakan
keperawatan”.
Diagnosis keperawatan merupakan merupakan suatu penelitian klinis
mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu (Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia)
1. Tujuan Diagnosis Keperawatan
Tujuan diagnosis keperawatan untuk mengidentifikasi menurut Wahid dan
Suprapto (2012) sebagai berikut:
a. Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau
penyakit
b. Faktor yang menunjang atau mnyebabkan suatu masalah
c. Kemampuan klien untuk mncegah atau menyelesaikan masalah
d. Mengkomunikasikan masalah klien pada lim kesehatan
e. Mendemonstrasikan tanggung jawab dalam identifikasi masalah klien
f. Mengidentifikasi masalah utama untuk perkembangan intervensi
keperawatan
2. Jenis Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu menurut Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia.
a. Diagnosis Negatif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sakit atau
berisiko mengalami sakit hingga penegakan diagnosis ini akan
mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang bersifat
penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri dari tiga
bagian:
a) Diagnosis Aktual yaitu menggambarkan respons klien terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien
mengalami masalah kesehatan.
b) Diagnosis Resiko yaitu menggambarkan respons klien terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupannay yang dapat menyebabkan
klien berisiko mengalami masalah kesehatan.
b. Diagnosis Positif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat
mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal diagnosis ini bisa disebut
diagnosis promosi, promosi kesehatan yang menggambarkan adanya
keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke
tingkat yang lebih baik atau optimal
2.3.1. Komponen Diagnosis Keperawatan
Komponen diagnose keperawatan menurut Dermawan (2012) sebagai
berikut
1. Problem
Problem adalah gambaran keadaan pasien dimana tindakan
keperawatan dapat diberikan maslaah atau problem adalah kesenjangan
atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
Tujuan dari problem ini adalah menjelaskan status kesehatan pasien
secara jelas dan sesingkat mungkin
2. Etiologi
Etiologi atu faktor penyebab adalah faktor klinik dan personal yang
dapat merubah statut kesehatan atau mempengaruhi perkembangan
masalah. Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi meliputi unsur
PSMM :
1) Patofisiologi penyakit
2) Situasional
3) Meditasi
4) Maturasional
5) Sign and symptom
Sign and symption (tanda dan gejala) adalah ciri, tanda atau gejala
yang merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan
diagnosa Keperawatan
Komponen diagnosa keperawatan menurut Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia
1. Masalah (problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang
menggambarkan inti dari respons klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya, terdiri dari:
1) Descriptor merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana
suatu focus diagnosis terjadi
2) Fokus Diagnostik
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostic terdiri atas penyebab, tanda/gejala, dan faktor
risiko
1) Penyebab (etiologi) merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan status kesehatan etiologi dapat
mencakup empat kategori yaitu:
a) Fisiologis
b) Biologis/psikologis
c) Efek terapi/tindakan
d) Maturasional
2) Tanda (sign) dan Gejala (subjektif)
Tanda (objektif) dan Gejala (subjektif)
3. Faktor Risiko
Merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan
klien mengalami masalah kesehatan.
2.4 Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah
yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,
bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua
tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).
Perencanaan adalah kategori dri perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut, (Potter&Perry, 2005).
1. Tujuan perencanaan keperawatan
Tujuan rencana tindakan dibagi menjadi dua menurut Dermawan (2012)
yaitu :
1) Tujuan administratif
a) Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada pasien atau
kelompok
b) Untuk membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi
kesehatan lainnya
c) Untuk menyiapkan suatu kriteria guna pengulangan dan
revolusi keperawatan
d) Untuk menyeiakan kriteria klasifikasi pasien
2) Tujuan klinik
a) Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan
b) Mengkomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajikan,
diobservasi, dan dilaksanakan
c) Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu,
keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan
tindakan.

2. Jenis-jenis dan komponen perencanaan keperawatan

1) Intervensi Terapeutik

Tindakan terapeutik adalah asuhan keperawatan yang langsung sesuai


keadaan klien. Rencana keperawatan yang lebih dari satu harus
dikerjakan sungguh-sungguh sesuai proiritas masalah dalam diagnose
keperawatan

2) Intervensi pemantapan (observasi)

Proses ini membutuhkan ketajaman observasi perawat, termasuk


keterampilan mengevaluasi yang tepat. Program yang lebih efektif sangat
menentukan kesehatan klien.

Perawat harus lebih melihat perkembangan yang baik dan buruk dari
klien seperti:

a) Mengobservasi tanda-tanda vital

b) Diagnosa Keperawatan

c) Tindakan Keperawatan (Terapeutik)

d) Therapi Medis

e) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 


Intervensi yang memerlukan suatu dokumentasi khusus, ada dua
dokumentasi yang memerlukan pendokumentasian yaitu:

a) Prosedur invasive

Tindakan invasive merupakan bagian yang penting dari


proses keperawatan, karena memerlukan pengetahuan IPTEK
yang tinggi

b) Intervensi mendidik klien

Perawat berperan penting dalam mengenal kebutuhan belajar


klien dalam rencana mendidi klien dan memelihara laporan
kegiatannya.

Perencanaan tindakan keperawatan meliputi:

a) Diagnosa Keperawatan haru merupakan proiritas utama untuk


merawat klien. Hal tersebut harus menyangkut langsung kea rah
situasi yang mengancam kehidupan klien

b) Kriteria hasil dapat diukur dengan tujuan yang diharapkan


yang mencerminkan masalah klien

c) Rencana tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan adalah memperoleh tanggung jawab mandiri


khususnya oleh perawat yang dikerjakan bersama dengan perintah medis
berdasarkan masalah klien dan bantuan yang diterima klien adalah hasil
yanh diharapkan.

2.5 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang baik yang menggambarkan criteria hasil yang dharapkan
(Gordon, 1994) dalam Potter and Perry 1997)
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien,
factor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunitas (Kozier et al., 1995)

1. Jenis-jenis Implementasi

Menurut Craven dan Hirnle (2000)secara garis besar terdapat tiga katagori
dari implementasi keperawatan antara lain:

2. Cognitive implementations : meliputi pengajaran/pendidikan,

Menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan sehari-hari \,


membuat strategi untu klien dengan disfungsi komunikasi

1. Interpersonal implementations : meliputi kegiatan-kegiatan, meningkatkan


pelayanan menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal
personal, pengungkapan peasaan

2. Technical implementations : meliputi pemberian perawatan kebersihan


kulit, melakukan aktivitas yang abnormal, melakukan tindakan
keperawatan mandiri , kolaborasi dan rujukan, dan lain-lain

Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan antara lain:

1. Independent implementasi

adalah implementations yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk


membantu klien dalam mengatasi masalahnnya sesuai dengan kebutuhan
misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL)

2. Interdependen /Collaborative implementations

adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama tim keperawatan atau


dengan tim kesehatan lainnya seperti dokter

3. Dependent implementations

adalah tindakan keperawatan atas dasar rujuan dari profesi lain, seperti ahli
gizi, physiotherapies, psikoog dan sebagainya, misalnya dalam hal pemberian.
Nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan
fisik (mobilitasi fisik0 sesuai dengan anjuran dari bagian fsioterapi

2.6 Evaluasi
Menurut Wikinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai proses
yang disengaja dan sistematik dimaa penilaian dibuat mengenai kualitas, nilai atau
kelayakan dari sesuai dengan membandingkan pada kliteria yang diidentifikasi
atau standar sebelumnnya
Evaluasi adalah suatu proses yang teratus dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau criteria yang telah
ditetapkan kemudian dibuat sesuatu kesimpulan dan penyusunan peran pada setiap
tahap dari pelaksanaan program (Azwar, 1996)
1. Tujuan Evaluasi
Untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan
Tujuan umum
1) Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
2) Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
Tujuan Khusus
1) Mengakhiri rencana tindaka keperawatan
2) Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
3) Meneruskan rencana tindakan eperawatan
2. Jenis-jenis Evaliasi
1) Evaluasi Formatif (proses)
adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan
asuhan keperawatan
2) Evaluasi Sumatif (hasil)
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan
sesuai waktu pada tujuan
3. Proses Evaluasi
Proses evaluasi terdiri dari 2 tahap yaitu mengukur pencapaian tujuan dan
penentuan keputusan pada tahap evaluasi guna membandngkan data yang
terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan
1) Mengkur Pencapaian Tujun
Perawat menggunaka keterampilan pengkajian untuk mendapatkan data
yang kana digunakan dalam evaluasi. Beberapa komponen yang meliputi:
1) Kognitif
2) Affektif (status emosional)
3) Psikomotor
4) Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
Setelah data terkumpul status keadaan klien maka perawat
membandingkan data dengan outcome. Hasil yang diharapkan dari Evaluasi
Onabedian (1980) mendefinisikan hasil evaluasi sebagai perubahan yang
baik atau buruk pada status kesehatan klien sebagai hasil pelayanan sebelumnya
atau yang sedang berjalan
Adapun Kriteria hasil yang diharapkan:
1) Tujuan tercapai
2) Tujuan tercapai sebagian
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa pelaksanaan tapahan


proses keperawatan secara umum bertujuan untuk mnghasilkan asuhan
keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat
teratasi. Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan
oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan
dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan
yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan
yang telah diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan pada
setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan.

3.2 SARAN
Dari penulisan makalah di atas dapat kami sampaikan saran yaitu agar
mahasiswa lebih memahami dan membuka wawasannya mengenai Tahap-Tahap
Proses Keperawatan sehingga mampu mengaplikasikan di dalam pembelajaran
Metodologi Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai