Anda di halaman 1dari 4

NAMA : TIARA PUSPITA

NIM : 2014401094

D3 KEPERAWATAN TJK ( TINGKAT 2 REGULER 2)

DOSEN : Ns.RIRIN SRI HANDAYANI.,M.Kep.Sp.KMB

Seorang paseien wanita usia 21 tahun dirujuk dari puskesmas ke RS tipe C dengan keluhan
demam sudah 4 hari, lemas, demam naik turun, mual, lidah terasa pahit, dan diare. Pasien
mengatakan ia tidak nafsu makan dan malas minum karena merasa pahit, urine sedikit dan
berwarna pekat. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan data lidah kotor dan selaput tebal berwarna
putih kekuningan, mukosa mulut kemerahan, kulit teraba hangat, bibir kering, bising usus
14x/menit, nyeri tekan abdomen, turgor kulit tidak elastis, BB turun 1,5 kg (dari 53 menjadi
51,5), BB normal 50 kg, suhu 39,5 derajat celcius, TD 110/80 mmHg, respirasi 20x/menit, nadi
86 x/menit.

1. Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik kasus diatas, menurut pendapat anda
mengarah pada patofisiologi penyakit apakah yang diderita pasien tersebut ?
JAWAB : demam typoid (tipes)

2. Berdasarkan jawaban anda apa pertanyaan no 1, pemeriksaan penunjang apakah yang


dibutuhkan untuk memperkuat dugaan anda tersebut ? specimen/sampel apakah yang
diperiksa ? dan bagaimanakah hasilnya ?
JAWAB :
 pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk memperkuat dugaan tersebut adalah
yang pertama dilakukan pemeriksaan darah tepi yaitu mengambil sampel darah untuk
diuji ke laboratorium. Dari pemeriksaan gambaran darah tepi, pada pasien demam tifoid
dapat ditemukan gambaran leukopenia (sekitar 25% kasus), limfositosis relatif,
monositosis dan trombositopenia ringan.
Kemudian yang kedua yaitu melakukan pemeriksaan Tes Serologis Widal, Pemeriksaan
widal adalah pemeriksaan serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen O (permukaan)
dan H (flagellar) salmonella. Titer antibodi yang menjadi rujukan tidak sama untuk setiap daerah
endemik, umumnya titer O 1:320 dapat menjadi penunjang kuat diagnosis demam tifoid.
Penegakan diagnosis demam tifoid dapat dilakukan bila terjadi peningkatan titer hingga empat
kali lipat dengan jeda pengambilan spesimen sekitar 5-7 hari.[1,9]
Pemeriksaan widal saat ini dianggap tidak definitif sebagai alat diagnostik demam tifoid
karena angka negatif palsu dan positif palsu yang tinggi.[1,9]
Kultur Darah
Kultur darah merupakan standar utama yang direkomendasikan oleh World Health
Organization (WHO) dalam mendiagnosis demam tifoid. Sampel darah sebaiknya diambil
pada fase bakteremia sekunder. Efikasi kultur akan meningkat dengan semakin banyaknya
sampel yang diambil.[1,14]
Namun perlu menjadi perhatian sekitar 30% hingga 50% dari hasil kultur negatif adalah
negatif palsu. Faktor-faktor yang berperan antara lain adalah teknik pemeriksaan dan
waktu pemeriksaan. Selain itu kelemahan dari pemeriksaan kultur adalah waktu
pemeriksaan yang membutuhkan waktu yang lama (sekitar 24-48 jam) sehingga tidak
dapat dilakukan penegakkan diagnosis demam tifoid dihari yang sama.[1,9,14]
Kultur Feses
Kultur feses tidak terlalu efektif pada fase bakterimia demam tifoid. Kultur feses lebih
bermanfaaat pada diagnosis demam tifoid pada minggu kedua dan ketiga, selain itu kultur
feses positif pada pasien demam tifoid hanya ditemukan pada 37% kasus yang telah
menerima terapi antibiotik. Derajat sensitivitas kultur feses bergantung pada jumlah
sampel feses dan durasi penyakit saat sampel diambil. Namun, kultur feses sangat
bermanfaat dalam mendeteksi karier kronik Salmonella typhi.[1,9]

Kultur Sumsum tulang


Sensitivitas pemeriksaan kultur sumsum tulang dalam mendiagnosis demam tifoid sangat
tinggi yaitu sekitar 90% dan bahkan kultur sumsum tulang positif ditemukan pada lebih
dari 50% kasus demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotik. Namun pemeriksaan
ini memiliki kelemahan yaitu sangat mahal dan bersifat invasif sehingga pemeriksaan ini
tidak rutin dilakukan untuk menegakkan diagnosa demam tifoid.[1]

Polymerase Chain Reaction (PCR)


Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) tidak dianjurkan sebagai metode
pemeriksaan demam tifoid karena sensitivitasnya yang rendah dan pemeriksaan ini juga
memiliki biaya yang mahal.[1]

Rapid Diagnostic Test (RDT)


Pemeriksaan rapid diagnostic test seperti pemeriksaan TUBEX, Typhidot, Typhidot‐M,
Test‐it Typhoid dan jenis pemeriksaan RDT lainnya dibuat agar mudah dipakai, lebih
murah dan memberikan hasil diagnostik lebih cepat untuk menegakkan diagnosa dan
pembuatan keputusan dalam skenario sehari-hari tanpa perlu hasil kultur. TUBEX
memiliki rata-rata sensitivitas 78% dan spesifisitas 87%. Alat RDT lain seperti Typhidot,
Typhidot‐M, dan TyphiRapid‐Tr02, memiliki rata-rata sensitivitas 84% dan spesifisitas
79%.[14]

Pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan biopsi histologi dari lesi kulit “rose spots” pada pasien demam tifoid dapat
memberikan hasil positif hingga 63% walaupun sebelumnya pasien telah menerima terapi
antibiotik. Pemeriksaan lain yang juga dapat dilakukan adalah pemeriksaan kultur urin
yang umumnya akan ditemukan positif pada minggu ke 2-3 sakit.[1,9]
Pemeriksaan elektrokardium, ultrasonografi, enzim hati, analisis urine dan rontgen dapat
dilakukan sebagai pemeriksaan tambahan dan membantu penegakan diagnosa pada
kondisi demam tifoid dengan komplikasi.[1]

 sampel yang digunakan untuk mengkaji demam typoid antara lain


- darah
- feses
- sumsum tulang
- urine

 hasil dari pemeriksaan diatas bahhwa pasien mengalami demam typoid, berdasarkan
keluhan yang dialami pasien antara lain lemas, demam naik turun, mual, lidah terasa
pahit, dan diare. dan juga diperkuat dengan hasil pemeriksaan fisik yaitu lidah kotor dan
selaput tebal berwarna putih kekuningan, mukosa mulut kemerahan, kulit teraba
hangat, bibir kering, bising usus 14x/menit, nyeri tekan abdomen, turgor kulit tidak
elastis, BB turun 1,5 kg (dari 53 menjadi 51,5), BB normal 50 kg, suhu 39,5 derajat
celcius, TD 110/80 mmHg, respirasi 20x/menit, nadi 86 x/menit.

3. Berdasarkan data diatas, simpulkan 3 masalah keperawatan (gunakan SDKI)


 Defisit nutrisi
Ds :
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun

Do :
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
- Bising usus hiperaktif
- Diare
- Sariawan

 Nyeri akut
Ds :
- Mengeluh nyeri abdomen

Do :

- Tampak meringis
- Nafsu makan berubah

 Diare
Ds :
- Nyeri abdomen

Do :
- Frekuensi peristaltik meningkat
- Bising usus hiperaktif

Anda mungkin juga menyukai