Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL

PADA PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG

OLEH :
I Komang Krisna
209012412

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
1. Jurnal 1 (Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Skor Kecemasan Pada Pasien
Gagal Jantung Di Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Garut)
a. Populasi
Desain penelitian menggunakan quasi experimental dengan rancangan one
group pretest and postest. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
consecutive sampling sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 30 pasien.
b. Intervensi
Intervensi dilakukan pada pagi hari selama 15 menit dengan interval 24 jam
selama 3 hari. Pengukuran dilakukan 5 menit pasca intervensi. Intervensi pijat
punggung menggunakan instrumen panduan pijat punggung yang terdiri dari
metode (a) hand changing (b) teknik mengggesek dan memutar dengan ibu
jari (c) Teknik efleurasi merupakan tipe pijatan yang dengan cara menggosok
pijatan yang lambat dan luwes (d) Tehnik Petrisasi atau menarik secara
lembut dan (e) Teknik tekanan menyikat. Pengukuran skor kecemasan
menggunakan Hamillton Anxiety Rating Scale (HARS). Instrumen HARS
mengukur parameter kecemasan fisiologis maupun psikologis, memiliki nilai
validitas yang tinggi dan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi pula sehingga
sangat tepat untuk dijadikan instrument dalam pengukuran kecemasan.
c. Comparation
Dalam penelitian ini tidak ada jurnal pembanding
d. Outccome
Hasil: Menunjukan sebagian besar responden mengalami kecemasan tingkat
sedang dengan skor yang bervariasi. Terdapat penurunan yang bermakna
antara skor kecemasan pasien Gagal jantung sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi pijat punggung dengan nilai p=0,001 (p<0,05). Pijat punggung
dapat menurunkan skor kecemasan pada pasien gagal jantung di ruang rawat
inap Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Garut.
e. Time
2018.
Pembahasan

Gagal jantung adalah penyakit kronis yang menurunkan produktivitas


penderitanya. Penyakit ini merupakan penyakit kronis terbanyak di kabupaten
Garut (data Pemerintah Kabupaten Garut tahun 2015).
Permasalahan psikologis yang ditemukan pada pasien gagal jantung adalah
kecemasan dimana dapat menstimulasi aktivasi respon simpatis tubuh
sehingga meningkatkan beban kerja jantung yang akhirnya menurunkan
kualitas hidup pasien. Dengan demikian diperlukan intervensi manajemen
kecemasan demi meningkatkan kualitas hidup pasien.
Teknik relaksasi merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan
untuk mengatasi masalah terutama akibat respon saraf simpatis. Berdasarkan
Nursing Intervention classification (NIC) domain Physiological; Basic, ada
berbagai macam upaya relaksasi, dintaranya adalah teknik napas dalam,
relaksasi otot progresif, pijat dan lain sebagainya. Dengan dilakukannya teknik
relaksasi, diharapkan dapat menstimulasi saraf parasimpatis yang akan
meredakan ketegangan otot, vasodilatasi dan yang paling utama adalah dapat
mengatasi kecemasan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa teknik
relaksasi dapat menekan respon simpatis dan menstimulasi respon
parasimpatis.
Pijat punggung adalah metode relaksasi yang berpotensi mengatasi
kecemasan. Pijat punggung merupakan teknik relaksasi yang mudah
dilakukan, sederhana, murah dan minim resiko jika dilakukan pada pasien
gagal jantung. Pijat punggung mampu memberikan rasa relaks, menurunkan
tekanan darah dengan mempengaruhi aspek neurohormonal dan menurunkan
beban kerja jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
pengaruh pijat punggung terhadap skor kecemasan pada pasien dengan gagal
jantung di ruang rawat inap Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten Garut.

2. Jurnal 2 (Efek Terapi Relaksasi Nafas Dalam Dan Hipnosis 5 Jari Terhadap
Penurunan Ansietas Pasien Heart Failure)
a. Populasi
Penelitian ini menggunakan metode randomized controlled trial (RCT)
dengan desain paralel.Penentuan kelompok intervensi amupun kontrol
menggunakan randomisasi alokasi, sehingga diperoleh 25 responden untuk
kelompok intervensi dan 25 responden untuk kelompok kontrol.
b. Intervensi
Pada penelitian ini peneliti membagi sabjek menjadi dua kelompok yaitu
intervensi dan kontrol. Pada kelompok intervensi dilakukan terapi relaksasi
nafas dalam dan hipnosis 5 jari sekaligus, sedangkan pada kelompok kontrol
diberikan pendidikan kesehatan mengenai ansietas dengan menggunakan
media booklet. Pre test dilakukan pada kelompok intervensi maupun
kelompok kontrol sebelum dilakukan intervensi. Setelah dilakukan intervensi
selama 3 hari kemudian dilakukan post test.Tingkat ansietas dinilai dengan
menggunakan alat ukur DASS 21. Uji statistik menggunakan uji t-dependent.
c. Comparation
Dalam penelitian ini tidak ada jurnal pembanding
d. Outcome
Hasil penelitian ini mengidentifikasi 2 perbedaan yaitu antara pemberian
terapi dengan tidak diberikan terapi dan perbedaan ansietas pada saat sebelum
dan setelah di lakukan terapi . Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedan
pada dua kelompok bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata
tingkat ansietas sebelum dan setelah pada kedua kelompok, baik pada
kelompok relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari (p value 0.00) maupun
pada kelompok pendidikan kesehatan dengan menggunakan booklet (p value
0.00).Kemudian terdapat perbedaan rata – rata tingkat ansietas setelah
dilakukan intervensi relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari yang signifikan
dibandingkan dengan rata - ratatingkat ansietas setelah pendidikan kesehatan
dengan menggunakan booklet (p
value 0.039).Analisis data menggunakan paired t-test menunjukkan p
e. Time
Waktu penelitian tahun 2018.
Pembahasan
Kejadian gagal jantung dari tahun ketahun terus meningkat secara drastis
danmenyebabkan masalah kesehatan utama di dunia. Berbagai keluhan yang
dirasakan pasien gagal jantung baik secara fisik maupun psikologis.Heart
Failure (HF) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang
menyebabkan masalah kesehatan utama di dunia.
Selain masalah fisik pasien HF juga merasakan dampak psikologis dari
penyakit yang dideritanya. Pasien HF sering merasa khawatir dengan kondisi
penyakitnya, kesulitan finansial, mempertahankan pekerjaan hingga ketakutan
akan kematian(Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever,2010).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Feola et al., 2013)ditemukan
sebanyak 23,4 % pasien HF mengalami ansietas. Ansietas pada pasien HF
juga disebabkan oleh ketakutan pasien terhadap tanda dan gejala penyakit,
penyakit penyerta HF dan tingkatan penyakit jantung yang diderita oleh
pasien.
Salah satu cara untuk mengatasi kecemasan adalah tehnik relaksasi
nafas dalam dan hipnosis 5 jari. Penggunaan hipnosis 5 jari adalah suatu cara
untuk membawa gelombang pikiran klien menuju trance (gelombang
alpha/theta) yang bertujuan untuk pemograman diri, menghilangkan
kecemasan dengan melibatkan saraf parasimpatis dan akan menurunkan
peningkatan kerja jantung, pernafasan, tekanan darah, kelenjar keringat dll
(Barbara, 2010)
3. Jurnal 3 (Pengaruh Murottal Al-Qur’an Terhadap Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Jantung)
a. Population
Jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan rancangan penelitian
preeksperimental design dengan pendekatan one shot case study teknik
sampling menggunakan purposive sampling, jumlah sampel 15 orang.
b. Intervensi
Penelitian ini dilaksanakan diruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin pada
tanggal 05 Maret 2018 – 27 April 2018, dengan durasi 15 – 20 menit setiap
perlakuan yang dilakukan 3 hari berturut-turut pada setiap responden.
c. Comparation
Dalam penelitian ini tidak ada jurnal pembanding
d. Outcome
Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan p value = 0,001 (<0,05), artinya ada
pengaruh murottal al-qur’an terhadap tingkat kecemasan pada pasien jantung
di ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin.
e. Time
Penelitian ini dilaksanakan di ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin pada
tanggal 05 Maret 2018 – 27 April 2018.
Pembahasan
Penyakit tidak menular menjadi salah satu perhatian utama dibidang
kesehatan. Saat ini diberbagai negara bahkan diberbagai organisasi kesehatan
internasional menjadikan penyakit tidak menular sebagai target utama yang
harus diselesaikan. Hal ini dikarenakan, lebih dari 36 juta orang meninggal
disetiap tahunnya karena penyakit tidak menular dan lebih dari 9 juta
diantaranya terjadi pada usia dibawah 60 tahun. Salah satu penyebabnya
adalah penyakit kardiovaskuler (InfoDATIN, 2014). Pada pasien dengan
gangguan kardiovaskular, perilaku koping yang kurang baik akan dapat
memperparah kondisi pasien seperti pasien akan gelisah yang berlebihan
sampai berteriak-teriak, sesak nafas, tekanan darah meningkat, denyut nadi
cepat sehingga penyakitnya tidak kunjung sembuh serta diakibatkan karena
tidak kooperatif dalam mengikuti segala atau serangkaian pengobatan dan
membuat masa rawat menjadi panjang dan berimbas pada biaya perawatan
semakin peningkat. Selain itu pasien mengalami gangguan dalam istirahat,
terkadang terjadi halusinasi (Inayah & Winarsih, 2008).
Kecemasan pada pasien dengan penyakit tahunan seperti penyakit
kardiovaskulardapat dibantu salah satunya dengan tindakan non farmakologis.
Dari berbagai hasil penelitian mengungkapkan beberapa jenis tindakan non
farmakologis yang dapat digunakan untuk mengurangi tingkat kecemasan
pada pasien yang dirawat di rumah sakit, misalnya terapi menggunakan audio.
Penelitian Savitri, dkk (2016), mengungkapkan bahwa penggunaan terapi
music (music klasik, new age, dan chilled pop) sangat efektif dalam
menurunkan kecemasan pasien preoperasi. Begitu pula hasil penelitian Donsu
dan Amini (2017), dimana terapi music sama efektifnya dengan teknik
relaksasi dalam menurunkan kecemasan pasien operasi SC (Sectio Caesaria).
Dari kedua hasil penelitian ini hanya mampu menggambarkan keefektifan
suatu terapi dalam menurunkan kecemasan.
Prognosis dan tanda gejala yang dirasakan oleh pasien dengan penyakit
kardiovaskular tidak hanya menimbulkan kecemasan tetapi juga dapat
berdampak pada nilai spiritual pasien tersebut. Ketakutan dan penolakan
terhadap penyakit cenderung dirasakan pasien akan tetapi jarang untuk
diperhatikan. Maka dari itu dalam penelitian Perdana dan Andika (2008)
mengungkapkan keinginan meraka untuk melihat keefektifan suatu terapi yang
mampu menurunkan tingkat kecemasan dan juga mampu meningkatkan ke
arah spiritual pasien yaitu dengan terapi Murottal Al- Qur’an. Dihasil
penelitiannya menunjukan terapi Murottal Al- Qur’an sangat efektif dalam
menurunkan kecemasan pasien karena stimulan Al-Qur’an rata-rata
didominasi oleh gelombang delta, dimana gelombang delta ini
mengindikasikan bahwa kondisi otak sebenarnya berada dalam keadaan yang
sangat rileks. Stimulan terapi Al-Qur’an ini sering memunculkan gelombang
delta di daerah frontal dan central baik sebelah kanan dan kiri otak. Adapun
fungsi dari daerah frontal yaitu sebagai pusat intelektual umum dan pengontrol
emosi, sedangkan fungsi dari daerah central yaitu sebagai pusat kontrol
gerakangerakan yang dilakukan. Sehingga stimulan Al-Qur’an dapat
memberikan ketenangan, ketentraman dan kenyamanan (Lestari, 2015).
Dengan keadaan tersebut menurut Mac Gregor (2001) gelombang otak akan
berada pada frekuensi 7-14 Hz, dimana keadaan ini merupakan keadaan
energy otak yang optimal dan dapat menyingkirkan stress dan menurunkan
kecemasan (Zahrofi, 2013).

Anda mungkin juga menyukai