Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN


DI RS IDAMAN BANJARBARU

DOSEN PEMBIMBING :
M HUSNI S.Kep.,Ns.,M.Kes

OLEH
NAMA : Lingga Purbaya Shandy
NIM : 1140970120018
Kelas : 1 A Kenari
SEMESTER : II

AKPER KESDAM VI/TANJUNGPURA BANJARMASIN


PRODI DIII KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Lingga Purbaya Shandy

NIM : 1140970120018

Judul : Laporan Pendahuluan pada Pasien Gangguan Pemenuhan


Kebutuhan Rasa aman Nyaman di RS Idaman Banjarbaru

Banjarmasin, Juni 2021

Mahasiswa

Lingga Purbaya Shandy

NIM 1140970120018

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

M Husni S.Kep.,Ns.,M.Kes Anwar Hidayat S.Kep.,Ns


NIDN 1125039101 NIP 1984122009031005
A. KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
1. Pengertian Kebutuhan dasar
Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dalam merespons terhadap sesuatu rangsangan
yang berbahaya.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan,
bersifat sangat subjektif.Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda
dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya.(Tetty, 2015).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan (International
Association fol the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan dengan durasi kurang dari 3 bulan
(Nanda I 2018).
Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai suatu kerusakan
(International Association fol the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat, terjadi konstan atau
berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
berlangsung lebih dari tiga (>3) bulan (Nanda I 2018).

2. Anatomi Fisiologi
Reseptor nyeri (nosireceptor) adalah organ tubuh yang berfungsi
untuk menerima rangsang nyeri.Organ tubuh yang berperan adalah
ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terdapat pada
stimulus kuat yang secara potensial merusak.
a. Mekanik (mekano sensitif) : Kerusakan ujung saraf bebas akibat
trauma karena benturan atau gerakan.
b. Thermis (thermo sensitif) : Rangsangan panas atau dingin yang
berlebihan.
c. Kimia (khemo sensitif) : Rangsangan zat kimia berupa bradikinin,
serotinin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim
proteolitik.
Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri
a. Serabut delta A (menusuk dan tajam) : Pada kulit dan otot
bermielin halus, garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6-30 m/detik.
b. Serabut delta C (panas & terbakar) : Dalam otot, tidak bermielin,
garis tengah 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik.

3. Klasifikasi Nyeri
1. Menurut lokasinya:
a. Perifer pain : Daerah perifer (kulit & mukosa)
b. Deep pain : Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot,
sendi/tendon, pembuluh darah)
c. Viseral / splanik pain : Organ viseral (renal colik,
cholesistisis/radang kandung empedu, apendisitis, ulkus
gaster)
d. Reffered pain : Penyakit organ / struktur tubuh (vertebrata,
viseral, otot), ditransmisikan di bagian tubuh lain.
e. Psykogenik pain : Tanpa penyebab organik, tapi karena
trauma psikologis.
f. Phantom pain : Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah
tidak ada. Contohnya yaitu nyeri pada kaki yang sudah
diamputasi.
g. Intractable pain : Nyeri yang resisten (melawan)
2. Menurut serangannya
a. Nyeri akut : mendadak, berlangsung < 3 bulan, intensitas
berat, area dapat diidentifikasi, karakteristik ketegangan otot
meningkat, dan cemas.
b. Nyeri kronis : Berlangsung > 3 bulan, intensitas ringan hingga
berat, sumber nyeri tidak diketahui dan sulit dihilangkan,
sensasi difus (menyebar).
3. Menurut sifatnya
a. Insidentil : Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya
yaitu trauma ringan.
b. Stedy : Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu
abses.
c. Paroximal : Intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu hilang
dan timbul lagi.

4. Etiologi
a. Lingkungan
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Kelelahan
e. Budaya
f. Ansietas
g. Gaya koping
h. Pengalaman sebelumnya
i. Dukungan keluarga dan sosial

5. Manifestasi Klinis
a. Nyeri Akut
 Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
 Menunjukan kerusakan
 Gangguan tidur
 Muka dengan ekspresi nyeri
 Tingkah laku ekspresif (Gelisah, merintih, mengeluh)
 Posisi untuk mengurangi nyeri
 Penurunan Tanda-tanda vital
b. Nyeri Kronis
 Perubahan berat badan
 Melaporkan secara verbal dan non verbal
 Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus
pada diri sendiri
 Kelelahan
 Perubahan pola tidur
 Takut cedera
 Interaksi dengan orang lain menurun

6. Patofisiologi
1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana
jaringan tubuh yg cedera melepaskan zat kimia inflamatori
(excitatory neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sebagai
vasodilator yg kuat  edema, kemerahan dan nyeri dan
menstimulasi pelepasan prostaglandins.
2. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi
energi elektrik, proses transmisi (transmission) yakni ketika
energi listik mengenai nociceptor dihantarkan melalui serabutsaraf
A dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di
dorsal horn dari spinal cord ke otak melalui spinothalamic
tractsthalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggitermasuk reticular
formation, limbic system, dan somatosensory cortex.
3. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses
informasi dr pengalaman, pengetahuan, budaya, serta
mempersepsikan nyeri individu mulaimenyadari nyeri.
4. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh
melepaskan neuromodulator, seperti opioids (endorphins and
enkephalins), serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric
acid  menghalangi /menghambat transmisi nyeri & membantu
menimbulkan keadaan analgesik, & berefek menghilangkan nyeri.
7. Pathway

Faktor Presipitasi

(Agen cedera, agen cedera biologis, agen cedera kimiawi, agen


pencedera, eksblusi fetal)

Reseptor Nyeri

Persepsi Nyeri

Nyeri
Menekan saraf Mobilitas fisik terganggu
 
Nyeri di Persepsikan Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan
 faktor presipitasi
Nyeri Akut


RAS Teraktivasi


REM Menurun


8. Komplikasi
a. Edema pulmonal
b. Kejang
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
f. Gangguan pola istirahat dan tidur

9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
 Monitor tanda-tanda vital
 Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
 Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
 Kompres hangat
b. Penatalaksanaan Medis
 Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara
total.Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada
dalam keadaan sadar.
 Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja
di ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan
tingkat mediator inflamasi yang dihasilkan luka.

10. Pemeriksaan Penunjang


 Pemeriksaan dengan skala nyeri
 Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
di abdomen
 Rontgen untuk mengetahui tukang dalam yang abnormal
 Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan
fisik lainnya
 CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang peah diotak
 EKG
 MRI
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
a. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan
nyaman.Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan
psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap
kehidupan atau kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang
ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya
penyakit dan cedera yang akan mempenngaruhi rasa aman
dan nyaman pasien.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas
operasi/bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan
dan iritasi secar langsung pada reseptor sehingga
mengganggu rasa nyaman pasien.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa aman
dan nyaman, karena dengan adanya riwayat penyakit maka
klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulka
rasa tidak nyaman seperti nyeri.
b. Perilaku non verbal:Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita
amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir
bawah, dll.
c. Kualitas: Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas
dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia
ketahui.
d. Faktor presipitasi : Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan
nyeri antara lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-
tiba.
e. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak
tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-10.
f. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan
nyeri mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval
tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul.
g. Karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan
ringannya nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul,
atau tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri
T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
Pengkajian Skala Nyeri
 Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak
terganggu)
 Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)
 Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakuka aktivitas
secara mandiri)
h. Pemeriksaan Fisik
Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir dibawah
Verbal
1) Menangis
2) Beteriak
Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernafasan
Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa
yang tidak nyaman.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis( mis.
Inflamasi ), fisik( mis. Trauma ), kimia( mis. bahan kimia iritan )..
b. Nyeri Kronis berhubungan kondisi muskuloskeletal kronis,
kerusakan sistem saraf, gangguan imunitas, gangguan fungsi
metabolik, tekanan emosional, kondisi pasca trauma
c. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit,
gangguan stimulus lingkungan, ketidakadekuatan sumber daya
(finansial, sosial dan pengetahuan), kurangnya pengendalian
situasional atau lingkungan
d. Neusea berhubugan dengan distensi lambung, iritasi lambung,
efek agen farmakologis, efek toksin, faktor psikologis ( mis,
kecemasan dan stres), peregangan kapsul limpa, gangguan
pankreas.

3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri Akut
 Manajemen nyeri secara komprehensif
 Edukasi efek samping obat
 Edukasi manajemen nyeri
 Edukasi proses penyakit
 Pemberian obat oral
 Pengaturan posisi
 Pemberian obat intravena
 Perawatan kenyamanan
 Kolaborasi dengan dokter pemberian Analgesik
b. Nyeri Kronis
 Manajemen nyeri secara komprehensif
 Edukasi aktivitas dan istirahat
 Edukasi manajemen nyeri
 Edukasi efek samping obat
 Edukasi kesehatan
 Pemberian terapi relaksasi
 Perawatan kenyamanan
 Melatih teknik pernapasan
 Pemberian obat intravena
 Pemberian obat oral
 Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik

c. Gangguan rasa nyaman


 Kaji nyeri secara komprehensif
 Membantu pengaturan posisi
 Ajarkan teknik relaksasi
 Edukasi aktivitas dan istirahat
 Edukasi keluarga : manajemen nyeri
 Edukasi kesehatan
 Latihan rentang gerak
 Kolaborasi dokter pemberian obat

d. Neusea
 Manajemen mual dan muntah
 Manajemen stres
 Memberi dukungan hipnosis diri
 Edukasi efek samping obat
 Edukasi teknik nafas
 Edukasi manajemen nyeri
 Kolaborasi dengan dokter pemberian obat oral dan intravena
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses
keperawatan terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan
yang sudah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan.
a. Nyeri akut
Observasi tingkat nyeri, status kenyamanan, rasa nyeri, tingkat
cedera dan juga pola tidur klien.
b. Nyeri Kronis
Observasi gejala, tingkat nyeri klien, status kenyamanan, pola
tidur, tingkat ansietas dan juga tingkat depresi
c. Observasi status kenyaman pasien, pola tidur, tingkat nyeri dan
juga ansietas klien.
d. Nausesa
Observasi tingkat nausea, fungsi gastointestinal, keseimbangan
cairan dan elektrolit, kontrol mual dan muntah, nafsu makan,
status kenyamanan dan nutrisi klien.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI Edisi 1 Cetakan III (Revisi), SIKI Edisi 1 Cetakan II, SLKI Edisi 1
Cetakan II, DPP PPNI, 2016, Jakarta

NANDA Internasional Inc. 2015.Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi


2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.

Kemenkes. (2016) Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan Nyaman

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016) Asuhan Keperawatan Praktis, Jakarta :


Medication

Tetty, S. 2015.Knsep dan Penatalaksanaan Nyeri.Jakarta : EGC

Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri .Yogyakarta


: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai