Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN DASAR

Disusun Oleh :

ANTIKA POPY ROSALINA

191210003

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2020/2021
1. PENGERTIAN
Suhu adalah suatu keadaan baik panas atau dingin pada suatu substansi. Suhutubuh
adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh danjumlah panas yang
hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh mencerminkan kesimbanganantara produksi dan
pengeluaran panas dari tubuh, yang diukur dalam unit panas yangdisebut derajat.Suhu tubuh
adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakanthermometer yang dapat di
bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu
tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kitatahu sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu
tubuh manusia cenderung berfluktuasisetiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
fluktuasi suhu tubuh. Untukmempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhutubuh.

Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yangdiperankan
oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperaturehipotalamus mendeteksi
suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukanmekanisme umpan balik. Mekanisme
umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telahmelewati batas toleransi tubuh untuk
mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (setpoint). Titik tetap tubuh dipertahankan agar
suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabilasuhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap,
hipotalamus akan merangsang untukmelakuan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan
suhu dengan cara menurunkanproduksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga
suhu kembali pada titik tetap.
Gangguan keseimbangan suhu tubuh ialah suatu mekanisme keadaan panas ataudingin
pada tubuh yang tidak dapat terkontrol sehingga dapat menyebabkan gangguan seperti merasakan
ketidaknyamanan, rasa cemas dan mengganggu aktivitas yang biasa dilakukan

2. KLASIFIKASI
1. Demam
Terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk mempertahankan kecepatan
pengeluaran kelebihan produksi panas yang mengakiatkan peningkatan suhu abnormal. Demam
biasanya tidak berbahaya jika <39o C. Demam terjadi akibat perubahan set point hipotalamus.
Pola demam :
a. Terus menerus : tingginya menetap >24 jam
b. Intermitten : demam memuncak secara berseling dengan suhu normal.
c. Remitten : demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu normal.
d. Relaps : periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal, episode
demam dengan normotermia dapat memanjang lebih dari 24 jam.

2.Kelelahan akibat panas


Terjadi bila diaphoresis yang banyak menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan. Juga disebabkan olehlingkungan yang panas.

3.Hipotermia
peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan
pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas. Setiap penyakit atau trauma pada
hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.

4.Heatstroke
Paparan terlalu lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke, kedaruratan yang
berbahaya panas dengan angka mortalitas yg tinggi. Klien berisiko termasuk yang masih sangat
muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau
alkoholik. Yang juga termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang
menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. Fenotiasin, antikolinergik,
diuretik, amfetamin, dan antagonis reseptor beta- adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan
olahraga atau kerja yang berat (mis. Atlet, pekerja kontruksi dan petani).
Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual,
kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkotinensia. Tanda yang paling dari heatstroke adalah
kulit yang hangat dan kering.Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangn elektrolit
sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu lebih besar dari 40,5 ºC
mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan
suhu tubuh kadang-kadang setinggi 45 ºC, takikardia dan hipotensi.
5. hipotermia
pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan hipotermia. Hipotermia diklasifikasikan melalui
pengukuran suhu inti. Hal tersebut dapat terjadi kebetulan atau tidak sengaja selama prosedur
bedah untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan kebutuhan tubuh terhada oksigen.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama beberapa jam.
Ketika suhu tubuh turun menjadi 35 ºC, klien menglami gemetar yang tidak terkontrol, hilang
ingatan, depresi, dan tidak mampu menila. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4 ºC, frekuensi
jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun. kulit menjadi sianotik.

3. ETIOLOGI
Gangguan keseimbangan suhu tubuh dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen.
Zat pirogen ini dapat berupa protein,pecahan protein dan zat lain. Terutama toksin polisakarida
yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Faktor penyebabnya :
a). Dehidrasi.
b). Penyakit atau trauma.
c). Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat.
d). Pakaian yang tidak tepat.
e). Kecepatan metabolisme meningkat.
g).Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang).
h).Aktivitas yang berlebihan.
f). Pengobatan/anesthesia.

4. FAKTOR RESIKO
a. Perubahan laju metabolism
b. Dehidrasi
c. Terpajan suhu lingkungan yang dingin, sejuk, hangat atau panas
d. Usia yang eksterm
e. Berat badan yang eksterm
f. Kesakitan atau trauma yang mempengaruhi pusat pengatur suhu
g. Imaturitas system regulasi suhu bayi
h. Ketidakmampuan untuk berkeringat
i. Inaktiivitas
j. Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
k. BB bayi rendah
l. Pengobatan yang menyebabkan vasokonstriksi atau vasodilatasi
m. Sedasi
n. Aktivitas berlebihan

5. PATHOFISIOLOGI
Suhu diatur oleh sistem syaraf dan endoktrin sebagai pusat integrasi suhu yang
mempengaruhi respon tubuh terhadap hal yang akan dirasakan :
A. Sistem syaraf
1) Pemanasan dan pendinginan kulit menstimulasi ujung syaraf yang sensitifterhadap suhu
dengan menghasilkan respon yang tepat, menggigil untukkedinginan, berkeringat untuk
kepanasan.
2) Hipotalamus pada otak berespon terhadap suhu dari darah yang mengalirmelewati
kapiler-kapilernya. Hipotalamus mengadung 2 pusat pengaturansuhu. Hipotalamus
bagian anterior berespon terhadap peningkatan suhudengan menyebabkan vasoladitasi
dan karena nya panas menguap.Hipotalamus bagian posterior berespon terhadap
penurunan suhu denganmenyebabkan vasokontriksi dan mengaktivasi pembentukan
panas lebihlanjut. Melalui hubungan dengan otak tersebut, hipotalamus
menerimastimulus dari talamus dan dapat melewati sistem syaraf otonom memodifikasiaktivitas
humoner, sekresi keringat aktivitas kelenjar dan otot-otot.
B. Sistem Endokrin
1) Medula adrenal : dingin meningkatkan sekresi adrenalin yang menstimulasimetabolisme dan
karenanya dapat meningkatkan pembentukan panas.
2) Kelenjar tyroid : dingin meningkatkan sekresi tiroksin, dengan meningkatkanmetabolisme dan
pembentukan panas

6. MANIFESTASI KLINIS
1. Frekuensi denyut nadi meningkat (10 point untuk peningkatan 1 derajatkenaikan suhu tubuh)
2. Frekuensi pernafasan meningkat
3. Suhu tubuh meningkat ( thermometer klinis)
4. Membran mukosa kering
5. Kulit memerah
6. Demam; piloreksi
7. Turgor kulit menurun
8. Konsentrasi urin; pekat & jumlah urin menurun

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya resikoinfeksi
2. Pemeriksaan urine
3. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasienthypoid
4. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
5. Uji tourniquet

8. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis yang diberikan :
1) Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofenRasional : membantu dalam
penurunan panas
2) Cek suhu tubuh pasien secara berkala untuk mengetahui efek yang bekerja dalam tubuh
pasien
3) Pemberian cairan elektrolit melalui intra vena untuk membantu percepat penurunan ataupun
menaikan suhu tubuh

9. KOMPLIKASI
1. Hipertiroid
2. Stroke
3. Dehidrasi
4. Hipotiroidisme
5. Cedera batang otak
6. Prematuritas
7. Proses infeksi

10. ASUHAN KEPERAWATAN


a. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.Riwayat keperawatan dan data Subjektif :
a. Mengidentifikasi klien yang memiliki peningkatan suhu diatas batas normal.
b. Mengkaji tanda dan gejala perubahan suhu dan faktor yang secara normal mempengaruhi
suhu tubuh.
2.Pemeriksaan fisik dan data Objektif :
a. Hitung tanda-tanda vital ketika panas terus-menerus dan sesuai perintah (2/4jam).
b. Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin, kering, kemerahan, hangat,turgor
menurun).
c. Tanda-tanda dehidrasi
d. Perubahan tingkah laku: bingung disorientasi, gelisah disertai dengan sakit kepala,nyeri
otot, nousea, photopobia, lemah, letih, dll.

b. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
b. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
c. Hipotermia berhubungan dengan penuaan
d. Terjadinya komplikasi dan tidak teratasinya penyakit

c. INTERVENSI KEPERAWATAN
Observasi :
- Identifikasi penyebab terjadinya masalah misalnya:
dehidrasi, terpapar lingkungan panas.
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar elektrolit
- Monitor haluaran urine
- Monitor komplikasi akibat hipertermia
Teraupetik:
- Sediakan lingkungan yang nyaman sesuai dengan kebutuhan pasien
- Pakaikan pakaian kepada klien sesui dengan kebutuhan (dingin,hangat)
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
- Hindari pemberikan antipiretik atau aspirin
- Berikan okigen bila perlu
Edukasi:
- Anjurkan klien untuk baring
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena,jika perlu

d. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapatdicapai dan
memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, yaitu :

1) Mampu menunjukkan penurunan suhu tubuh ke batas normal (36,5-37,4oC)


2) Akral pasien tidak teraba hangat/ panas
3) Pasien tampak tidak lemas
4) Mukosa bibir lembab

Anda mungkin juga menyukai