Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NUTRISI

Penyusun:

Nama: Dini dwi septiyani

NPM: 144012413

POLITEKNIK KARYA HUSADA

JAKARTA

2020
A. Konsep Pemenuhan Kebutuhan
1. Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat
lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit. ( Wartonah, 2010 ).
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk
segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari
dalam tubuh sendiri, seperti glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati ataupun
protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh
seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia. Menurut NANDA (2012-2014)
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Etiologi
Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena
faktor biologi, psikologi atau ekonomi.
Faktor predisposisi
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya nafsu makan
yang disebabkan oleh:
a) Rasa nyeri
b) Anxietas
c) Depresi
d) Perubahan situasi/ lingkungan
e) Perbedaan makanan
f) Gangguan pemasukkan makanan
g) Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat
3. Patofisologi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi setiap
individu. Berikut ini adalah proses individu yang mengalami kekurangan nutrisi.

Pola makan tidak teratur, obat-obatan, nikotin dan alkohol, stres

Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung (gesekan dinding lambung)

Produksi HCL meningkat

Asam lambung

reflek muntah

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi

4. Jenis - Jenis Gangguan Nutrisi


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner,
Kanker, Anoreksia Nervosa.
a). Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
• Berat badan 10-20% dibawah normal
• Tinggi badan dibawah ideal
• Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
• Adanya penurunan albumin serum
• Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
• Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker.
• Disfagia karena adanya kelainan persarafan
• Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
• Nafsu makan menurun
b) Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan.
Tanda klinis :
• Berat badan lebih dari 10% berat ideal
• Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
• Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
• Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
• Perubahan pola makan
• Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

c) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,
adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane
mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
d) Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
c) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
d). Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
e) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
5. Fisiologi Nutrisi
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi
organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi
enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme
mengacu pada semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi
anabolic (membangun) atau katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk
bekerja, manusia membutuhkan energy untuk terus menerus berhubungan dengan
lingkungannya.
1. Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energy yang dihasilkan selama oksidasi
makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energy
yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau
kkal adalah jumlah panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar
1 °c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000 kalori.
2. Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-
support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR
dan aktivitas fisik.
3. Basal metabolisme rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah energy yang digunakan tubuh pada saat
istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, perbafasan,
peristaltic usus, kegiatan kelenjar- kelenjar tubuh. Makanan di dalam tubuh
mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan
penyimpanan hingga eliminasi.
a. Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara mekanik
dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak
berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini.
Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan
dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada
pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung, menyebabkan
spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk lambung. Di dalam
lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi
pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil
lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut.
Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di dalam
perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan
lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus.
Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah
intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil,
mencampur sekresi dengan kimus.
b. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah ini
terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area
permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport
aktif, dan pinositosis.
c. Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan
melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari
metabolisme, nutrient diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua
tipe dasar metabolism adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan
produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient.
Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih
sederhana.
d. Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan dalam
jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang
disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di
hati dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika
keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan,
maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan
harus disimpan terutama lemak.

6. Kebutuhan Nutrisi
Berikut ini adalah nilai kecukupan energy dan kecukupan protein seseorang
perhari rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering melakukan aktivitas
berat seperti olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah, pekerja
lapangan, dan lain sebagainya perlu ditambahkan asupan energi
dan protein yang cukup.
1. Neonatus
- KecukupanEnergi : 550 kkal
- Kecukupan Protein : 10 gram
2. Bayi
- Kecukupan Energi : 650 kkal
- Kecukupan Protein : 16 gram
3. Toddler
- Kecukupan Energi : 650 kkal
- Kecukupan Protein : 16 gram
4. Prasekolah
- Kecukupan Energi : 1800 kkal
- Kecukupan Protein : 45 gram
5. Usia anak sekolah
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan Energi : 2050 kkal
- Kecukupan Protein : 50 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
- Kecukupan Energi : 2050 kkal
- Kecukupan Protein : 50 gram
6. Remaja
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan Energi : 2600 kkal
- Kecukupan Protein : 65 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
- Kecukupan Energi : 2200 kkal
- Kecukupan Protein : 55 gram
7. Dewasa
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan Energi : 2550 kkal
- Kecukupan Protein : 60 gram
Jenis Kelamin Perempuan /Wanita :
- Kecukupan Energi : 1900 kkal
- Kecukupan Protein : 50 gram
8. Lansia
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
- Kecukupan Energi : 2250 kkal
- Kecukupan Protein : 60 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
- Kecukupan Energi : 1750 kkal
- Kecukupan Protein : 50 grammempengaruhi
7. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
2. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal
ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki- laki lebih besar di bandingkan dengan
wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/ kgBB/jam.
4. Tinggi dan berat bada
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin
luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga
kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
6. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
7. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan Motivasi individu untuk makan
makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan
pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi
banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan
kekuatan).
8. Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol dari pada
makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal.
Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi
esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.

8. Macam – macam nutrisi


Nutrient atau kandungan zat yang terdapat dalam makanan yang sangat
ibutuhkan oleh tubuh terdiri dari 6 kategori, yaitu : karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air.

Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi utama dan merupakan
ahan bakar untuk otak,otot rangka selama latihan,eritrosit dan leukosit,dan
medula renal. Sumber karbohidrat : beras, tepung-tepungan, gula, buah dan
lain-lain.
Protein
berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel tubuh, juga
bisa menghasilkan kalori, sintesa hormon, katalisator enzim (dari proses
absorpsi, metabolisme dan katabolisme) dan anti bodi. Sumber protein : daging
sapi, ayam, ikan, telur, susu, tahu, tempe dan kacang-kacangan.
Lemak
Fungsi lemak adalah untuk menyediakan kebutuhan kalori, menjaga
temperatur tubuh dan organ tubuh dengan lapisan lemak dan juga menjaga
fungsi normal dari kulit. Sumber lemak : mentega, margarin, minyak kelapa,
cream, lemak hewan dan kacang-kacangan.
Vitamin
 Vitamin A
Penting untuk pertumbuhan tulang, rambut, dan kulit serta kesehatan mata.
Vitamin A juga berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
infeksi. Sumber vitamin A : hati, daging, mentega, keju, susu, kuning telur,
buah dan sayuran berwarna.
 Vitamin D
Membantu tubuh untuk menyerap kalsium dan fosfor, membentuk dan
menjaga kesehatan tulang dan gigi. Sumber Vitamin D : susu dan hasilnya,
kuning telur, hati ikan tuna, salem
 Vitamin E
Penting untuk proses metabolisme, menjaga kesehatan kulit dan otot. Sebagai
antioksidan dalam menjaga sel dan jaringan tubuh dari kerusakan. Sumber
Vitamin E : kuning telur, kacang kedelai, sayuran hijau, margarin, roti, kentang
dan gandum.
 Vitamin K
Penting untuk penggumpalan darah. Sumber vitamin K : sayuran hijau.
 Vitamin C
- Penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi, gusi, kulit, otot dan tulang
- Mempercepat penyembuhan luka
- Meningkatkan daya tahan tubuh dari infeksi
- Membantu penyerapan zat besi Sumber Vitamin C : sayuran segar dan buah-
buahan segar
 Vitamin B Compleks
- Mengambil peranan penting pada metabolisme karbohidrat
- Meningkakan selera makan
- Menjaga fungsi normal dari pencernaan, jantung dan sistem saraf
- Sumber Vitamin B Compleks : beras, daging, susu, kacang-kacangan, telur
dan kedelai.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
A. Pengkajian
1. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi dapat
dikaji :
a. Pengukuran antropometik (antropometik measuremant)
b. Data biomedis (biomedical data)
c. Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)
d. Diet (dietary)
Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :
Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap status kesehatan.
Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan keperawatan
terkait nutrisi.
Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan kemungkinan untuk
memodifikasi asuhan tersebut (Potter & Perry,1992).
Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang berisiko menyebabkan obesitas,
diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi.
Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Barkauskas, 1994).
1) Pengukuran antropometik
a. Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita
dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan
dalam posisi berbaring.
b. Berat badan
- Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.
-Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
- Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang.
-Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah
makan.
c. Tebal lipatan kulit
-Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil
pengukuran.
-Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
-Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan.
-Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon.
- Kestika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
- Alat yang digunakan adalah kaliper
d. Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini
adalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan atas.

2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yang
berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to
toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.

2. Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien :


diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi tiga
 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
 Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
 Resiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.

3. Rencana Asuhan Keperawatan

NO Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Rasional

1 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi 1. Dapat


nutrisi : kurang dari tindakan keperawatan 1. Tanyakan tentang Meningkatkan
kebutuhan tubuh selama …x 24 jam pilihan makanan nafsu
b.d kurang masukan pasien dapat yang sesuai Makan klien
makanan per oral. mengetahui status 2. Tanyakan apakah 2.Dapat
nutrisi dengan kriteria Pasien mempunyai mengidentifikasi
hasil : riwayat alergi gangguan pola
Status nutrisi makanan makan pada klien
1. Intake nutrisi 3. Berikan informasi 3. Menigkatkan
2. Asupan makanan yang tepat tentang pengetahuan
dan minuman kebutuhan nutrisi pasien agar lebih
3. Berat badan dan bagaimana kooperatif
memenuhinya 4. Mengetahui
4. Kerjasama Jumlah kalori,
Dengan ahli gizi Tipe makanan yang
diperlukan
dalam memenuhi

Therapi nutrisi
1. Tentukan 1.Agar jumlah
Kebutuhan yang nutrisi yang
pemberian diberikan tepat
Makanan

2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Nutrition


nutrisi : lebih dari tindakan keperawatan Management
kebutuhan tubuh selama …x 24 jam •Kaji adanya alergi  Untuk
pasien dapat makanan mengetahui
mengetahui status •Kolaborasi dengan apakan ada
nutrisi dengan kriteria ahli gizi untuk alergi makanan
hasil : menentukan jumlah  Untuk
Status nutrisi: kalori dan nutrisi mengetahui
1. Adanya peningkatan yang dibutuhkan jumlah kalori
berat badan sesuai pasien. yang akan
dengan tujuan •Anjurkan pasien dberikan
2. Beratbadan ideal untuk meningkatkan  Untuk
sesuai dengan tinggi intake Fe menambah zat
badan •Anjurkan pasien besi tubuh
Mampumengidentifik untuk meningkatkan  Menjaga
asi kebutuhan nutrisi protein dan vitamin pertumbuhan
Tidk ada tanda tanda C  Menambah
malnutrisi •Berikan substansi energy
Menunjukkan gula  Untuk
peningkatan fungsi •Yakinkan diet yang mencegah
pengecapan dari dimakan konstipasi
menelan mengandung tinggi  Makanan yang
Tidak terjadi serat untuk tepa untuk
penurunan berat badan mencegah konstipasi pasien
yang berarti •Berikan makanan
yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
•Ajarkan pasien  Agar pasien
bagaimana membuat mampu
catatan makanan menghitung
harian. makann yang
•Monitor jumlah masuk
nutrisi dan  Agar intake
kandungan kalori kalori cukup
•Berikan informasi  Agar pasien
tentang kebutuhan tahu kebutuhan
nutrisi nutrisinya
•Kaji kemampuan  Mengetahui
pasien untuk apakah pasien
mendapatkan nutrisi mampu
yang dibutuhkan memenuhi
kebutuhannya
4. Evaluasi
Subjektif:
- Pasien mengatakan sudah tidak merasa mual.
- Pasien mengatakan dapat terpuaskan dengan konsumsi makanannya
- Pasien mengatakan memiliki nafsu makan yang baik
- Pasien mengatakan tidak mengalami gejala kekurang/kelebihan nutrisi.
Objektif
- berat badan pasien normal.
- pasien menikmati makannya
- Pasien tidak telihat kurus/terlalu gemuk

A: Resiko ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan


P: mengajarkan pasien mengenai diet dan pola hidup serta mengajarkan tanda dan
gejala dari gangguan nutrisi sebagai bentuk pencegahan
DAFTAR PUSTAKA

1. Tarwoto & Wartonah. (2010). KebutuhanDasar Manusia Dan Proses


Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika
2. Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC),
United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
3. Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC),
Edition 5, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press,
2004.
4. Nanda International (2012). Diagnosis Keperawatan: definisi &
Klasifikasi. 2012-2014. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
5. Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan,
Edisi 7 Buku 3. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai