Anda di halaman 1dari 15

RESUME MAKALAH

KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN DAN KEPERAWATAN

Dosen : Ns. Vivi Sovianti, S.Kep., M.Kep

”Sebagai salah satu persyaratan untuk lulus dalam mata kuliah Metodologi Penelitian”

Nama : Anita Agustina

NPM : 144012459

Tingkat : III Keperawatan Kelas Karyawan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia nya ,saya
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Dan
Keperawatan
yang di amanatkan kepada saya. Makalah ini telah saya susun sedemikian rupa dengan
menggunakan berbagai macam informasi dari semua pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam pembentukan makalah ini.

saya menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini baik dari segi bahasa maupun
susunan kalimat.oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima kritik dan saran
khususnya yang dapat membangun makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan kepada kita khususnya mengenai Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan
Dan Keperawatan

Bogor, 24 Oktober 2021

Anita Agustina
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………………….

Daftar Isi ………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................................

1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................

3 1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................

2.1 Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan (termasuk islam) dan keperawan


......................................................

2.2 Metode penyelesaian masalah secara ilmiah ……………............................

2.3 Peran penelitian dalam upaya mengembangkan profesi keperawatan…………

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................

5.1 Kesimpulan ....................................................................................................

5.2 Saran .............................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Sebagai mata kuliah, metodelogi penelitian sangat penting untuk menjadi rujukan para
mahasiswa dalam melakukan penelitian di semester akhir, yaitu pembuatan karya tulis ilmiah.
metodelogi penelitian menjadi pijakan bagi calon sarjana untuk mengembangkan penelitian
mereka, sehingga jadilah mata kuliah ini teramat menentukan model skripsi sebagai tugas akhir
Diploma D3

Salah satu yang perlu didalami oleh mahasiswa adalah bahasan mengenai macam-macam metode
penelitian yang menjadi focus bahasan pada makalah kami. Itulah sebabnya kami berusaha
membuat makalah ini semaksimal yang kami bisa.

Semoga makalah ini bisa memberi penjelasan kepada kita semua terkait macam-macam metode
penelitian sebagaimana yang diharapkan.

B.           Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu pengetahuan (termasuk islam) dan keperawatan?


2. Bagaimana metode penyelesaian masalah secara ilmiah?
3. Bagaimana peran penelitian dalam upaya mengembangkan profesi keperawatan?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu pengetahuan (termasuk islam) dan


keperawatan
2. Untuk mengetahui metode penyelesaian masalah secara ilmiah
3. Untuk mengetahui peran penelitian dalam upaya mengembangkan profesi
keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan (termasuk islam) dan keperawatan

Sejarah perkembangan keperawatan di dunia, ditandai dengan lahirnya tokoh keperawatan yang
sangat mashur yang dikenal sampai sekarang ini yang membawa perubahan dalam konsep
berpikir yang berpengaruh besar terhadap praktik keperawatan.
Hal ini seperti perubahan dalam ruang lingkup tatanan layanan keperawatan, standar praktik
keperawatan sampai munculnya undang-undang praktik keperawatan. Perkembangan
keperawatan di benua Asia, khususnya di Timur Tengah di negara Arab perkembangan
keperawatan mulai maju dan berkembang sekitar Abad 7 seiring dengan lahir dan agama Islam
di tengah-tengah bangsa Arab. Perkembangan dan penyebaran agama Islam di ikuti dengan
perkembangan ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, kimia, kesehatan dan obat-obatan. Bahkan
dalam kitab agama islam yaitu Al-Quran tertulis pentingnya menjaga kebersihan diri, makanan
dan lingkungan sekitar tempat tinggal. Pada masa ini muncul tokoh islam dalam keperawatan
yang dikenal dengan nama Rufaidah.
Perkembangan perawatan dan pengobatan di negara Cina atau Tiongkok, bangsa Tiongkok telah
mengenal penyakit kelamin diantaranya gonorhoea dan syphilis. Beberapa orang yang terkenal
dalam ketabiban seperti: Seng Lung dikenal sebagai “Bapak Pengobatan”, yang ahli penyakit
dalamdan telah menggunakan obat-obat dari tumbuhtumbuhan dan mineral (garam-garaman).
Semboyannya yang terkenal adalah lihat, dengar, tanya, dan rasa. Chang Chung Ching telah
mengerjakan lavement dengan menggunakan bambu.
Perkembangan keperawatan di benua Eropa, beberapa tokoh keperawatan yang mempunyai
peran besar dalam perubahan sejarah perkembangan keperawatan, salah satunya muncul
tokoh “Florence Nightingale” dalam keperawatan rupanya berpengaruh besar pada
perkembangan keperawatan di Eropa khususnya di negara Inggris. Berkat kerja keras,
perjuangan, perhatian dan dedikasinya yang luar biasa di bidang keperawatan dan keinginan
untuk memajukan keperawatan khususnya terhadap para korban perang, pada perang salip yang
terjadi di semenanjung Krimea, beliau dianugerahi gelar dengan sebutan “ Lady with the
Lamp” oleh para tentara korban perang. Pada akhirnya di negara Inggris terjadi kemajuan yang
pesat dalam bidang keperawatan, diantaranya adalah pembangunan sekolah-sekolah perawat dan
pendirian perhimpunan perawat nasional Inggris (British Nurse Association) oleh Erenwick pada
tahun 1887. Perhimpunan ini bertujuan untuk mempersatukan perawat-perawat yang ada di
seluruh Inggris. Kemudian, pada 1 Juli 1899, Erenwick juga mendirikan sebuah lembaga yang
disebut International Council of Nurses (ICN).
Setelah era tersebut, dunia keperawatan terus berkembang pesat. Kondisi ini mendorong
munculnya tokoh-tokoh penting dalam keperawatan.

1. Florence Nightingale (1820 -1910 )


Florence Nightingale dilahirkan dalam keluarga yang kaya dan cerdas, ia merasa terpanggil
untuk membantu sesama manusia dan meningkatkan kesejahteraannya. Ia memutuskan untuk
menjadi seorang perawat walaupun mendapat pertentangan dari kelurga karena dianggap
melanggar aturan dan kebiasaan sebagai keluarga bangsawan Inggris. Berkat kegigihan dan
kontribusinya dalam bidang perawatan terutama pada saat-saat terjadi perang salib di
Semenanjung Krimea, membuatnya dianugrahi gelar “Lady with the lamp”.
2. Lilian Wald (1867 – 1940)
Lilian dan dan Mary Brewster merupakan orang pertama yang memberikan layanan keperawatan
yang terlatih bagi kaum miskin di daerah kumuh New York, mereka berdua memberikan layanan
keperawatan, layanan sosial, dan mengadakan kegiatan pendidikan dan budaya, serta mendirikan
sekolah keperawatan sebagai tambahan keperawatan kunjungan rumah.
3. Margaret Higgins Sanger (1870 – 1966)
Lebih dikenal dengan sebutan Sanger merupakan seorang perawat kesehatan masyarakat di New
York, memberikan manfaat yang layanan kesehatan wanita. Ia dianggap sebagai pendiri
Keluarga Berencana dikarenakan pengalamannya dalam menghadapi sejumlah besar kehamilan
yang tidak diinginkan terutama pada masyarakat pekerja miskin dan sangat menolong dalam
mengatasi masalahnya.
4. Hildegard E. Peplau (1952)
Hildegard E. Peplau menekankan bahwa hubungan antara-manusia merupakan dasar bagi
perawat untuk mengkaji proses hubungan dengan pasien.
5. Ida Jean Orlando (1961)
Ida Jean Orlando menekankan bahwa keperawatan bertujuan untuk merespons perilaku pasien
dalam memenuhi kebutuhannya dengan segera.
6. Virginia Handerson (1966)
Tokoh ini menekankan bahwa perawat hanya membantu pasien dalam melakukan hal yang tidak
dapat ia lakukan sendiri agar kemandirian pasien meningkat.
7. Sister Calista Roy (1970)
Sister Calista Roy menekankan bahwa peran perawat adalah untuk memberi kemudahan bagi
pasien guna mengembangkan kemampuan penyesuaian diri pasien.
8.  Martha E. Roger (1970)
Martha E. Roger menekankan bahwa manusia mempunyai sifat alamiah yang tidak dapat
dipisahkan dari lingkungan.

Perkembangan sejarah keperawatan di Indonesia

Perkembangan sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah


kemerdekaan bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu ketika bangsa Indonesia masih berada dalam
penjajahan bangsa asing serta bangsa Inggris, Belanda dan Jepang. Oleh karena itu sejarah
perkembangan keperawatan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan kebangsaan
Indonesia, secara umum sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia dapat dikelompokan
menjadi dua periode yaitu:
Pertama, masa sebelum kemerdekaan, pada masa itu negara Indonesia masih di jajah oleh
bangsa Inggris, Belanda dan Jepang. Pada penjajahan oleh Belanda khususnya pada zaman VOC
(1602- 1799) penjajahan Belanda I, didirikan rumah sakit (Binnen Hospital) yang terletak di
Jakarta pada tahun 1799. Tenaga perawatnya diambil dari penduduk pribumi yang berperan
sebagai penjaga orang sakit. Perawat tersebut pertama kali bekerja di rumah sakit yang
ditugaskan untuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda, sehingga akhirnya pada masa
Belanda terbentuklah dinas kesehatan tentara dan dinas kesehatan rakyat. Mengingat tujuan
pendirian rumah sakit hanya untuk kepentingan Belanda, maka tidak diikuti perkembangan
dalam keperawatan.
Pada masa penjajahan Inggris, pada masa ini upaya perbaikan di bidang kesehatan dan
keperawatan mulai berkembang cukup baik yang dipelopori oleh Rafless, mereka
memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto kesehatan adalah milik manusia dan ada saat itu
pula telah diadakan berbagai usaha dalam memelihara kesehatan diantaranya usaha pengadaan
pencacaran secara umum, membenahi cara perawatan pasien dangan gangguan jiwa dan
memperhatikan kesehatan pada para tawanan.
Pada masa penjajahan Belanda II (1816 – 1942), beberapa rumah sakit dibangun khususnya di
Jakarta yaitu pada tahun 1819, didirikan rumah sakit Stadsverband, kemudian pada tahun 1919
rumah sakit tersebut pindah ke Salemba dan sekarang dikenal dengan nama RSCM (Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo), kemudian diikuti rumah sakit milik swasta. Pada masa ini sebagian
besar tenaga keperawatan dilakukan oleh penduduk pribumi sedangkan tenaga pengobatan dalam
hal ini tenaga dokter masih didatangkan dari negara Belanda.
Pada tahun 1942-1945 terjadi kekalahan tentara sekutu dan kedatangan tentara Jepang. Sejarah
perkembangan kesehatan dan keperawatan tidak mengalami perkembangan justru keperawatan
mengalami kemunduran yang sangat dratis.
Kedua, masa setelah kemerdekaan, pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang
didirikan serta balai pengobatan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pada
tahun 1952 didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 telah dibuka pendidikan
keperawatan setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama kalinya dibuka pendidikan
keperawatan setingkat dengan sarjana yang dilaksanakan di Universitas Indonesia dengan nama
Program Studi Ilmu Keperawatan dan akhirnya dengan berkembangnya Ilmu Keperawatan,
maka menjadi sebuah Fakultas Ilmu keperawatan dan beberapa tahun kemudian diikuti
berdirinya pendidikan keperawatan setingkat S1 di berbagai universitas di Indonesia seperti di
Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan lain-lain.
Beberapa sekolah tinggi kesehatan khususnya keperawatan juga telah mengalami perkembangan
yang sangat pesat baik yang diselenggarakan oleh pemerintahan (perguruan tinggi negeri)
maupun yang diselengarakan oleh swasta telah menyebar ke seluruh pelosok nusantara. Dengan
berdirinya pendidikan keperawatan setingkat diploma, sarjana sampai setingkat doktoral profesi
keperawatan berkembang menjadi sebuah profesi yang mandiri tidak lagi tergantung dengan
profesi lain. Sejak tahun itu profesi keperawatan telah mendapatkan pengakuan dari profesi lain.

B. Metode penyelesaian masalah secara ilmiah


Pengertian Metode Ilmiah

Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis,
teratur dan terkontrol. Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi enam tahap, yaitu:

1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.


2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada
pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan
data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk
menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif,
tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja
dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
6. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan
perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka
hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.

Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap penelitian
dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :

1. Rasa ingin tahu


2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
4. Tekun (tidak putus asa)
5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)

Penelitian Ilmiah
Salah satu hal yang penting dalam dunia ilmu adalah penelitian (research). Research berasal dari
kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari, sehingga research atau penelitian
dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu
pengetahuan. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan
sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :

1. Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai
pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.

2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta
empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal,
yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk
menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu
cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat
umum.

3. Empirik. Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta
aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang
kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :

a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan


atau perbandingan satu sama lain)
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada
hubungan sebab akibat)

4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti
lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi
yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah
penting bagi seorang peneliti.
Karakteristik Metode Ilmiah

Di dalam skema di atas tampak sejumlah kriteria pokok yang perlu diperhatikan, kemudian
dijelaskan lebih lanjut masing-masing maknanya.

1. Berdasarkan Fakta
2. Pertimbangan Obyektif
3. Asas Analitik
4. Sifat Kuantitatif
5. Logika Deduktif-Hipotetik
6. Logika Induktif-Generalisasi

Peran penelitian dalam upaya mengembangkan profesi keperawatan


Peran perawat ini sangat penting yang harus dimiliki oleh semua perawat pasien. Sebagai peneliti
perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan pasien, yang dapat dikembangkan untuk
perkembangan teknologi keperawatan. Peran perawat sebagai peneliti dapat dilakukan dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pasien (Hidayat, 2012). Menurut Puspita (2014)
peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif sebagai upaya
memberikan kenyamanan dan kepuasan pada pasien, meliputi:
1) Caring, merupakan suatu sikap rasa peduli, hormat, menghargai orang lain, artinya memberi
perhatian dan mempelajari kesukaankesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir dan
bertindak.
2) Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan
pasiennya.
3) Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan
rasa nyaman pasien.
4) Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional baik dari pasien maupun perawat
lain sebagai suatu hal yang biasa disaat senang ataupun duka.
5) Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi
simpatis yang memiliki makna.
6) Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya.
7) Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan
kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya. 8) Learning artinya perawat selalu
belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya. 9) Respecting artinya memperlihatkan
rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan pasien kepada
yang tidak berhak mengetahuinya.
10) Listening artinya mau mendengar keluhan pasiennya.
11) Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang,
frustasi dan rasa puas pasien.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Perkembangan keperawatan di benua Asia, khususnya di Timur Tengah di negara Arab


perkembangan keperawatan mulai maju dan berkembang sekitar Abad 7 seiring dengan lahir dan
agama Islam di tengah-tengah bangsa Arab. Perkembangan dan penyebaran agama Islam di ikuti
dengan perkembangan ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, kimia, kesehatan dan obat-obatan.
Bahkan dalam kitab agama islam yaitu Al-Quran tertulis pentingnya menjaga kebersihan diri,
makanan dan lingkungan sekitar tempat tinggal. Pada masa ini muncul tokoh islam dalam
keperawatan yang dikenal dengan nama Rufaidah.

Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis,
teratur dan terkontrol. Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi enam tahap, yaitu:

1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.


2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada
pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan
data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk
menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif,
tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja
dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
6. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan
perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka
hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
2 Saran

Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dengan Gagal Ginjal Kronik dengan
Hemodialisa diperlukan adanya suatu perubahan dan perbaikan diantaranya :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi acuan dan menjadi bahan pembanding
pada peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian pada pasien Gagal Ginjal Kronik dengan
Hemodialisa.

2. Bagi perawat ruangan

Sebaiknya ditingkatkan pada pasien mengenai motivasi dan dorongan dalam menjalani
perawatan diruang inap .

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Dalam pengembangan ilmu keperawatan diharapkan dapat menambah keluasan ilmu


keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Gagal Ginjal Kronik
dengan Hemodialis
DAFTAR PUSTAKA

HIDAYAT, A. AZIZ, A. 2004. PENGANTAR KONSEP DASAR KEPERAWATAN.


JAKARTA: EGC.

JULIA B. GEORGE, RN, PHD (EDITOR) 1995, NURSING THEORIES, THE BASE FOR
PROFESIONAL NURSING PRACTICE. 4 TH. APPLETON AND LANGE NORWALK,
CONNECTICUT

MARINNER-TOMEY, A. (1994). NURSING THEORIST AND THEIR WORK. (3TH ED.)


PHILADELPHIA: MOSBY

PEARSON & VAUGHAN, ( 1999 ). NURSING MODELS FOR PRACTICE. LONDON:


HEINEMANN NURSING

WIDYANA, ARDITA PANDU. HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT


DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R.
GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016. Diss. UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO, 2016.

WIDYANA, A. P. (2016). HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN


TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG
TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO).

WIDYANA, ARDITA PANDU. HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT


DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R.
GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016. 2016. PhD Thesis.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO.

Anda mungkin juga menyukai