Anda di halaman 1dari 47

A.

Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia Gangguan Nutrisi


1. Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam
tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu
tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
(Wartonah, 2010 ).
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar
manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan
sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi
dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen, yang
terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan
sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan
oleh manusia. Menurut NANDA (2012-2014) ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolik.

2. Etiologi
Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi
makanan karena faktor biologi, psikologi atau ekonomi.
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya
nafsu makan yang disebabkan oleh:
a. Rasa nyeri
b. Ansietas
c. Depresi
d. Perubahan situasi/ lingkungan
e. Gangguan pemasukkan makanan
f. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat
2. Patofisologi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi
setiap individu. Berikut ini adalah proses individu yang mengalami
kekurangan nutrisi.
Pola makan tidak teratur, obat-obatan, nikotin dan alkohol, stres

Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung (gesekan dinding lambung)

Produksi HCL meningkat

Asam lambung

reflek muntah

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi

3. Jenis - Jenis Gangguan Nutrisi


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan
dan kelebihannutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi,
Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
Tanda klinis :
• Berat badan 10-20% dibawah normal
• Tinggi badan dibawah ideal
• Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
• Adanya penurunan albumin serum
• Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab:
• Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
• Disfagia karena adanya kelainan persarafan
• Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
• Nafsu makan menurun

b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebihan.

Tanda klinis :
• Berat badan lebih dari 10% berat ideal
• Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
• Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita
• Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.

Kemungkinan penyebab :
• Perubahan pola makan
• Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah
melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan
kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai
masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah berat badan rendahdengan asupan makanan
yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane
mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
e. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkanoleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat
ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku
atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan
oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
4. Fisiologi Nutrisi
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk
fungsi organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah,
untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel.
Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses
metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau katabolic (merusak).
Energy adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energy
untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.
a. Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energy yang dihasilkan selama
oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia.
Besarnya energy yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga
disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah panas yang di
butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal = 1 K atau
sama dengan 1000 kalori.
b. Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk
men- support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi
tubuh berbentuksenyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan energi
seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik.
c. Basal metabolisme rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah energy yang digunakan tubuh pada
saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan
jantung, perbafasan,peristaltic usus, kegiatan kelenjar- kelenjar tubuh.
Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari
pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.
a. Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara
mekanik dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara
fisik tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam
mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan
memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan
kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik). Massa makanan yang
berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas
lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan
makanan masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di
sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi pepsin,
enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah
kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung
secara berturut-turut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan
dan makanan menetap di dalam perut kira-kira 3 jam, dengan
rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan lambung pada
spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus.
Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan
empedu, getah intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus
menerus dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.
b. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien.
Sepanjang daerah initerdapat penonjolan seperti jari yang disebut
vili, untuk meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrient
diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan
pinositosis.
c. Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang
ditransportasikan melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh.
Melalui perubahan kimia dari metabolisme, nutrient diubah ke
jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar
metabolism adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks
dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan
substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
d. Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh
disimpan dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi
yang disimpan adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan
adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan
jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot.
Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari
nutrient yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan.
Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan terutama
lemak.

5. Penilaian Status Gizi Dewasa


Usia dewasa merupakan usia produktif yang membutuhkan zat gizi
optimal untuk kehidupan dan aktivitas. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 usia dewasa dikelompokkan
berdasarkan kebutuhan gizinya, yaitu kelompok usia 19-29 tahun, kelompok usia
30-49 tahun, kelompok usia 50-64 tahun. Mengacu pada Permenkes RI Nomor 41
Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, usia dewasa ( lebih dari 18 tahun)
adalah mengukur indeks Massa Tubuh (IMT) dengan membandingkan Berat
Badan dengan Tinggi Badan. Adapun rumus penentuan Indeks Massa Tubuh
(IMT) adalah sebagai berikut.
IMT = Berat Badan / Tinggi Badan (m2 )
Adapun Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia yaitu:
Status Gizi IMT
Sangat Kurus < 17,0
Kurus 17,0 – 18,5
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk >25,0 – 27,0
Obesitas >27,0
6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan gizi.
b. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah
dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun
energy basal relative konstan.
c. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki- laki lebih besar di
bandingkan denganwanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg
BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/ kg BB/jam.
d. Tinggi dan berat bada
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan
tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran
panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih
besar.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian
tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
f. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia
(kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek
samping obat.
g. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan Motivasi individu untuk
makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet
merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik
yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan
daging menyimbulkan kekuatan).
h. Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi
pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol
dari pada makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ
gastrointestinal.Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat
menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan
zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam
intestine.

7. Macam – macam nutrisi


Nutrient atau kandungan zat yang terdapat dalam makanan yang sangat
ibutuhkan oleh tubuh terdiri dari 6 kategori, yaitu : karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral dan air.
a. Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi utama dan
merupakan ahan bakar untuk otak,otot rangka selama latihan,eritrosit dan
leukosit,dan medula renal. Sumber karbohidrat : beras, tepung-tepungan,
gula, buah dan lain-lain.
b. Protein
Berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel
tubuh, juga bisa menghasilkan kalori, sintesa hormon, katalisator enzim
(dari proses absorpsi, metabolisme dan katabolisme) dan anti bodi. Sumber
protein: daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, tahu, tempe dan kacang-
kacangan.
c. Lemak
Fungsi lemak adalah untuk menyediakan kebutuhan kalori, menjaga
temperatur tubuh dan organ tubuh dengan lapisan lemak dan juga menjaga
fungsi normal dari kulit. Sumber lemak : mentega, margarin, minyak
kelapa,cream, lemak hewan dan kacang-kacangan.
d. Vitamin
 Vitamin A
Penting untuk pertumbuhan tulang, rambut, dan kulit serta
kesehatan mata. Vitamin A juga berfungsi untuk meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber vitamin A : hati, daging,
mentega, keju, susu, kuning telur, buah dan sayuran berwarna.
 Vitamin D
Membantu tubuh untuk menyerap kalsium dan fosfor, membentuk
dan menjaga kesehatan tulang dan gigi. Sumber Vitamin D : susu
dan hasilnya, kuning telur, hati ikan tuna, salem .
 Vitamin E
Penting untuk proses metabolisme, menjaga kesehatan kulit dan
otot. Sebagai antioksidan dalam menjaga sel dan jaringan tubuh dari
kerusakan. Sumber Vitamin E : kuning telur, kacang kedelai,
sayuran hijau, margarin, roti, kentang dan gandum.
 Vitamin K
Penting untuk penggumpalan darah. Sumber vitamin K : sayuran
hijau.
 Vitamin C
- Penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi, gusi, kulit, otot dan
tulang
- Mempercepat penyembuhan luka
- Meningkatkan daya tahan tubuh dari infeksi
- Membantu penyerapan zat besi Sumber Vitamin C : sayuran
segar dan buah- buahan segar
 Vitamin B Compleks
- Mengambil peranan penting pada metabolisme karbohidrat
- Meningkakan selera makan
- Menjaga fungsi normal dari pencernaan, jantung dan sistem
saraf
- Sumber Vitamin B Compleks : beras, daging, susu, kacang-
kacangan, telur dan kedelai.

8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis untuk nutrisi antara lain:
a. Nutrisi oral
Nutrisi oral adalah pemberian nutrien kepada tubuh secara alami
lewat mulut. nutrisi oral merupakan tindakan yang umumnya dilakukan
di bawah pengawasan ahli gizi. Namun dengan semakin kompleksnya
suplemen gizi yang ada di samping sejumlah suplemen juga hanya
dapat diperoleh dengan resep dokter seperti suplemen imunonutrisi,
maka nutrisi oral dengan suplemen gizi klinik atau kerjasama yang baik
antar dokter dan ahli gizi.
b. Nutrisi enteral
Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak bisa makan
cukup, tapi memiliki usus yang masih berfungsi. Penurunan kesadaran,
disfagia, obstruksi esofagus, bedahkepala-leher, hilangnya gizi akibat
fistula atau stoma, semua penyakit berat seperti pasca operasi, sesudah
radioterapi atau kemoterapi, luka bakar. Pemberian dapat berupa selang
nasogastrik berukuran kecil biasanya dapat ditoleransi dengan baik.
Apabila terdapat obstruksi esofagus atau makana yang harus diberikna
dalam waktu yang lama. Selang dapat dimasukkan langsung ke
lambung melalui dinding abdomen.
c. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral diindikasikan bila pemberian makanan melalui
usus tidak memungkinkan untuk dilakukan karena penurunan fungsi
usus, pasca operasi ileus, atau hilangnya kandungan usus akibat fistula.
Pemberian nutrisi parenteral dapat merupakan tambahan untuk
pemberian makanan melalui oral atau enteral atau menjadi satu0satunya
sumber gizi-nuyrisi parenteral total.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status
nutrisi dapatdikaji :
1) Pengukuran antropometik (antropometik measuremant)
2) Data biomedis (biomedical data)
3) Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)
4) Diet (dietary)
Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :
1) Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap
status kesehatan.
2) Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan
keperawatan terkait nutrisi.
3) Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan
kemungkinan untuk memodifikasi asuhan tersebut (Potter &
Perry,2010).
4) Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang berisiko
menyebabkan obesitas, diabetes melitus, penyakit jantung,
hipertensi.
5) Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Barkauskas, 2011)

Pengukuran antropometik

1) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan


balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan
pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.
2) Berat badan
- Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali
menimbang.
- Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
- Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap
kali menimbang.
- Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan
sesudah makan.
3) Tebal lipatan kulit
- Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan
pada hasil pengukuran.
- Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
- Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak
dominan.
- Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara
akromion dan olekranon.
- Kestika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
- Alat yang digunakan adalah kaliper
4) Lingkaran tubuh: umumnya area tubuh yang digunakan untuk
pengukuran iniadalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan
atas.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian
kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip
pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.
c. Pemeriksaan biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar
total limfosit,albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin,
hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit
(Barkaukas, 2002).

2. Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien :


Menurut NANDA (2012-2014), diagnosis keperawatan terkait
masalah nutrisi dibagi menjadi lima:
a. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual
dan muntah).
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake asupan gizi.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
d. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi.
e. Nyeri berhungangan dengan stress asam lambung.

3. Intervensi Keperawatan
a. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual
dan muntah).
Tujuan: Mencegah output yang berlebih dan mengoptimalkan intake
cair.
Kriteria Hasil: Mempertahankan volume cairan adekuat dengan
dibuktikan oleh mukosa bibir lembab, turgor kulit baik, pengisian
kapiler berwarna merah muda, input dan output seimbang.
Intervensi :
Intervensi Rasional
Penuhi kebutuhan individual.
Anjurkan klien untuk minum
(Dewasa : 40-60 cc/kg/jam).
1. Berikan cairan tambahan IV 1. Mengganti kehilangan cairan
sesuai indikasi. Awasi tanda- dan memperbaiki
tanda vital, evaluasi turgor keseimbangan cairan dalam
kulit, pengisian kapiler dan fase segera.
membran mukosa.

2. Kolaborasi pemberian 2. Menunjukkan status dehidrasi


cimetidine dan ranitidine atau kemungkinan kebutuhan
untuk peningkatan
penggantian cairan.
3. Intake cairan yang adekuat 3. Cimetidine dan ranitidine
akan mengurangi resiko berfungsi untuk menghambat
dehidrasi pasien. sekresi asam lambung

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


penurunan intake asupan gizi.
Tujuan : Gangguan nutrisi teratasi
Kriteria Hasil :
 Antoprometri: Berat badan, lingkar lengan atas kembali normal.
 Albumin, hemoglobin normal.
 Klinis : terlihat segar.
 Porsi makan habis.
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Reduksi stress dan 1. Stress menyebabkan
farmakoterapiseperti peningkatan produksi asam
cytoprotective agent, lambung, untuk klien dengan
penghambat pompa proton, gastritis penggunaan
anatasida. penghambat pompa proton
membantu untuk mengurangi
asam lambung dengan cara
menutup pompa asam dalam
sel lambung penghasil asam.
Kemudian untuk penggunaan
cytoprotective agent membantu
untuk melindungi jaringan
yang melapisi lambung dan
usus kecil. pada klien dengan
gastritis antasida berfungsi
untuk menetralisir asam
lambung dan dapat mengurangi
rasa sakit.

2. Koloborasi transfusi 2. Dengan tranfusi albumin


albumin. diharapkan kadar albumin
dalam darah kembali normal
sehingga kebutuhan nutrisi
kembali normal.

3. Konsul dengan ahli diet 3. Pemasukan individu dapat


untuk menentukan kalori / dikalkulasikan dengan
kebutuhan nutrisi . berbagai perhitungan yang
berbeda, perlu bantuan dalam
perencanaan diet yang
memenuhi kebutuhan nutrisi.

4. Tambahan vitamin seperti 4. Mencegah terjadinya anemia.


B12.

5. Batasi makanan yang 5. Keragu-raguan untuk makan


menyebabkan peningkatan mungkin diakibatkan oleh
asam lambung berlebih, takut makanan yang
dorong klien untuk menyebabkan terjadinya
menyatakan perasaan gejala.
masalah tentang makan diet.

6. Berikan nutrisi melalui IV 6. Program ini mengistirahatkan


sesuai indikasi. saluran pencernaan sementara,
dan memenuhi nutrisi sangat
penting dan dibutuhkan.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemaha fisik.
Tujuan: Intoleransi aktifitas teratasi.
Kriteria Hasil:
Klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.
Intervensi Rasional
1. Tingkatkan tirah baring atau 1. Tirah baring dapat
duduk dan berikan obat meningkatkan stamina tubuh
sesuai dengan indikasi. pasien sehinggga pasien dapat
beraktivitas kembali.

2. Berikan lingkungan yang 2. Lingkungan yang nyaman dan


tenang dan nyaman. tenang dapat mendukung pola
istirahat pasien.

3. Ajarkan klien metode 3. Klien dapat beraktivitas secara


penghematan energy untuk bertahap sehingga tidak terjadi
aktivitas (lebih baik duduk kelemahan.
daripada berdiri saat
melakukan aktivitas)

d. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya


informasi.
Tujuan : Informasi tepat dan efektif.
Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
perawatan, pencegahan dan pengobatan.
Intervensi Rasional
1. Beri pendidikan kesehatan 1. Pengkajian/evaluasi secara
(penyuluhan) tentang periodik meningkatkan
penyakit, beri kesempatan pengenalan/pencegahan dini
klien atau keluarga untuk terhadap komplikasi seperti
bertanya, beritahu tentang ulkus peptik dan pendarahan
pentingnya obat-obatan pada lambung
untuk kesembuhan klien.

2. Evaluasi tingkat pengetahuan 2. Evaluasi dilakukan untuk


pasien. mengukur keberhasilan
edukasi yang dilakukan pada
klien serta menentukan
rencana berikutnya

3. Memberikan pengetahuan 3. Pengetahuan terhadap klien


dasar dimana klien dapat meningkatkan
membuat pilihan informasi pengenalan/pencegahan dini
tentang kontrol masalah terhadap komplikasi seperti
kesehatan. Keterlibatan ulkus peptik dan pendarahan
orang lain yang telah pada lambung serta
menerima masalah yang meningkatkan terapi dalam
sama dapat meningkatkan proses penyembuhan.
koping , dapat meningkatkan
terapi dan proses
penyembuhan.
4. Evaluasi
Subjektif:
- Pasien mengatakan sudah tidak merasa mual.
- Pasien mengatakan dapat terpuaskan dengan konsumsi makanannya
- Pasien mengatakan memiliki nafsu makan yang baik
- Pasien mengatakan tidak mengalami gejala kekurang/kelebihan nutrisi.
Objektif
- Berat badan pasien normal.
- Pasien menikmati makannya
- Pasien tidak telihat kurus/terlalu gemuk
A: Resiko ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan
P: mengajarkan pasien mengenai diet dan pola hidup serta mengajarkan
tanda dan gejala dari gangguan nutrisi sebagai bentuk pencegahan
DAFTAR PUSTAKA

Barasi, M. E (2011). At a Glance : Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama
Nanda Internasional. Diagnosis Keperawatan (2012): definisi & Klasifikasi.
2012-2014, Jakarta Penerbit Buku Kedikteran EGC.
Potter, Patricia A., Perry, Anne G. (2009): Fundamental Keperawatan,
Edisi 7 Buku 3. Jakarta: Salemba Medika.
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, (2016). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia Edisi 1 : Jakarta: DPP PPNI

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai